Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

ANALISIS SUMBER DAYA DALAM PENCATATAN DAN PELAPORAN DATA KOHORT IBU

DI PUSKESMAS KOTA SURABAYA


RESOURCES ANALYSIS ON RECORDING AND REPORTING MATERNAL DATA
IN PUBLIC HEALTH CENTER SURABAYA
Pradina Mudi Artyaningrum, Setya Haksama
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya
Email: pradinafun@yahoo.co.id
__________________________________________________________________________________________
ABSTRACT
Maternal mortality rate associated with K4 scope which described level of protection for pregnant
women in a Public Health Center area. There were 56.5% Public Health Centers in Surabaya failed to achieve
target of K4 scope in 2012. The failure of coverage K4 was caused by complication in recording and reporting
maternal data. Therefore, this study analyzed resource requirements in recording and reporting maternal data in
Public Health Center of Surabaya. This was observational descriptive study. This study used purposive sampling
technique with criteria was midwifes coordinator at Public Health Center which failed to accomplish target of K4
scope in 2012. The result of this study showed there were 22 resources requirements in recording and reporting
maternal data which delivered by midwifes coordinator. This study conclude that priority of resources to
integrated recording and reporting maternal data was specific recording for seasonal resident. Seasonal resident
gave impact to K4 scope because when a woman would had childbirth, they choose to give birth at their
hometown. Besides, career woman in Surabaya got high mobility so they had no time to check their antenatal.
Keywords: K4 scope, Maternal Data, Recording and Reporting.
__________________________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Millenium Development Goals indikator

ibu hamil yang tinggi menyulitkan pemantauan rutin


kehamilan sehingga seringkali cakupan K4 di Kota

kelima mengenai peningkatan kesehatan ibu belum


Surabaya tidak sesuai target yang ditetapkan Dinas
mencapai target. Hal ini ditunjukkan dari Angka
Kesehatan setempat. Dengan demikian maka PWS
Kematian Ibu (AKI) yang masih tinggi dan jauh
KIA perlu dikembangkan dengan memperbaiki mutu
diatas target 2015 yakni 102 kematian ibu per
data, analisis dan penelusuran data (Kementrian
100.000

kelahiran

hidup.

Data

dari

Survey

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada

Kesehatan RI, 2010).


Data Cakupan K4 menurut Puskesmas di

2012 menunjukkan AKI berada pada angka 359

Kota Surabaya dalam kurun waktu 2010-2012

kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (Direktorat

menunjukkan bahwa lebih dari 50% Puskesmas tiap

Bina Kesehatan Ibu, 2011).


Angka kematian ibu berkaitan dengan

tahunnya belum mampu memenuhi target yang


ditetapkan

cakupan

K4

yang

menggambarkan

Kota

Surabaya

(Dinas

Kesehatan

tingkat
Provinsi Jawa Timur, 2012). Penekanan pencapaian

perlindungan ibu hamil di suatu wilayah. Program


target

pada

program

PWS-KIA

mendorong

PWS KIA menjadi sulit dilakukan pada kota besar


manipulasi data. Sehingga perlu dibuat sistem Data
dengan

adanya

penduduk

musiman. Kesulitan
dalam

dalam

mencakup

data

rutin

untuk

monitoring

juga

sebagai

kota

kesehatan ibu dan anak (Zainal, et al., 2013).


Penelitian ini bertujuan menganalisis

metropolitan terbesar kedua setelah Jakarta. Kota

kebutuhan sumber daya dalam pencatatan dan

Surabaya yang menjadi tujuan mencari pekerjaan

pelaporan data kohort ibu di Puskesmas Kota

bagi warga daerah lain membuka masalah baru

Surabaya. Sumber daya, terbagi dalam

dalam pemantauan kesehatan ibu hamil. Mobilitas

machine, material, method, market, money, time,

oleh

Kota

ibu

mengelola

hamil

dirasakan

kesehatan

Surabaya

man,

technology, information

yang dibutuhkan untuk

jika

ada

kejadian

tidak

diinginkan.

Untuk

meningkatkan cakupan K4 di Kota Surabaya. Hasil

mengantisipasi hal ini, biasanya dirumah ibu hamil

penelitian

dipasang stiker berisi identitas ibu hamil, perkiraan

ini

dapat

pengembangan

menjadi

sistem

masukan

manajemen

bagi

data

di

persalinan,

transportasi

untuk

bersalin

sampai

Puskesmas dan Dinas kesehatan Kota Surabaya.

pendonor darah. Kegiatan yang difasilitasi oleh

PUSTAKA
Data Kesehatan Ibu dan Anak
Ibu hamil yang melakukan

bidan desa ini dinamakan Program Perencanaan


pelayanan

antenatal selalu melakukan pencatatan terhadap

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).


Sumber Daya Organisasi
Dalam organisasi atau instansi terdapat

kondisi ibu dan kehamilannya. Pencatatan ini

sistem

merupakan salah satu bentuk monitoring ibu hamil.

menimbulkan konflik jika tidak diatur dengan baik.

Alat yang digunakan untuk mencatat data ibu hamil

Pendekatan

ini melalui buku KIA, kartu ibu hamil dan kohort

serangkaian tahapan tahapan pemecahan masalah

kehamilan (Rochjati, 2004).


Buku KIA mencatat tentang kondisi ibu

yang menghasilkan sebuah solusi yang di pilih dapat

yang

kompleks

sistem

sehingga

memungkinkan

berpotensi

adanya

di terapkan. Pada perusahaan, manajer berperan


hamil, seperti keluhan, tekanan darah, berat badan,
penting dalam pengambilan keputusan yang efektif
umur

kehamilan,

tinggi

fundus,

hari

taksiran
kehamilan

dan efisien.
Setiap organisasi memiliki tujuan yang

dilengkapi

hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan yang telah

pernyataan ibu hamil untuk menyambut persalinan

ditentukan diperlukan alat sebagai syarat suatu

terkait identitas ibu, permintaan penolong persalinan,

usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Alat

transportasi, metode KB yang dipilih dan pendonor

tersebut dikenal sebagai 6M2T1I.


Dalam manajemen, faktor manusia adalah

persalinan,
sebelumnya.

hasil

lab.,

Dalam

dan

riwayat

buku

ini

juga

darah.
Selain buku KIA yang dibawa oleh ibu,

yang paling menentukan. Manusia yang membuat

terdapat kartu ibu hamil yang disimpan bidan. Kartu

tujuan dan manusia pula yang melakukan proses

ini berfungsi seperti rekam medis. Kartu ibu hamil

untuk mencapai tujuan. Tanpa tenaga kerja tidak

berisi identitas ibu dan suami atau keluarga yang

akan ada proses kerja. Hanya saja manajemen itu

bertanggung jawab, riwayat perkawinan, riwayat

sendiri tidak akan timbul apabila setiap orang

kehamilan, persalinan dan KB, riwayat kehamilan

bekerja untuk dirinya sendiri saja tanpa mengadakan

sekarang,

pemeriksaan,

kerjasama dengan yang lain. Manajemen timbul

kesimpulan

atau

hasil

diagnosa,

laboratorium,

pemberian

obat,

karena adanya orang yang bekerjasama untuk

penyuluhan dan rencana persalinan (Kementrian

mencapai tujuan bersama.


Uang merupakan salah satu unsur yang

Kesehatan, 2010).
Kesehatan dan kondisi ibu hamil sangat

tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar

penting untuk diketahui keluarga dan tetangga

dan

sekitar agar dapat memberi bantuan cepat dan tepat

kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar

alat

pengukur

nilai.

Besar-kecilnya

hasil

dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan

kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan

alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan

penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.

karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara

Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan

rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa

orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau

uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji

tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak

tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus

akan

dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari

utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.


Bagi suatu perusahaan, pemasaran produk

memuaskan.

Dengan

demikian,

peranan

suatu organisasi.
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw

yang dihasilkan sudah barang tentu sangat penting

material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk

bagi kelangsungan proses produksi dari perusahaan

mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang

itu sendiri. Proses produksi suatu barang akan

ahli

dapat

berhenti apabila barang-barang yang diproduksi itu

menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah

tidak laku atau tidak diserap oleh konsumen. Adapun

satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat

dalam administrasi Negara, yang menjadi pasar

dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil

adalah

yang dikehendaki.
Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat

sedangkan yang menjadi produknya adalah berupa

dalam

bidangnya

juga

harus

masyarakat

(publik) secara

keseluruhan,

pelayanan dan jasa (service). Apabila rakyat atau


diperlukan. Dalam setiap organisasi, peranan mesinmasyarakat
mesin

sebagai

alat

pembantu

kerja

telah

merasakan

pelayanan

yang

sangat
sebaik-baiknya dari pemerintahnya maka rakyat

diperlukan.

Mesin

dapat

meringankan

dan
akan pula memberikan kerjasama dengan sebaik-

memudahkan

dalam

melaksanakan

pekerjaan.
baiknya atau dengan perkataan lain mendukungnya

Hanya yang perlu diingat bahwa penggunaan mesin


sehingga pemerintahan dapat berjalan dengan
sangat tergantung pada manusia, bukan manusia
stabil.
yang tergantung atau bahkan diperbudak oleh

Waktu menjadi salah satu unsur yang perlu

mesin. Mesin itu sendiri tidak akan ada kalau tidak

diperhatikan dalam manajemen. Waktu produksi

ada

yang

menjadi

sumber

daya

menemukan adalah manusia. Mesin dibuat adalah

masalah

terkait

waktu

untuk mempermudah atau membantu tercapainya

penyebab

tujuan hidup manusia.


Dalam pelaksanaan

terhadap

yang

menemukannya,

sedangkan

kerja

menurunnya
sebuah

yang
dapat

krusial.

Berbagai

menjadi

kepercayaan

perusahaan

atau

faktor

konsumen
organisasi.

diperlukan
Manajemen

waktu

yang

baik

dapat

menjadi

metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang


pekerjaan.

kekuatan organisasi dalam mencapai tujuan.


Teknologi diciptakan untuk mempermudah

Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan

pekerjaan manusia. Dengan adanya teknologi,

cara

dengan

pekerjaan dalam sebuah organisasi dapat lebih

memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan

efektif dan efisien. Biasanya organisasi bersedia

baik

akan

memperlancar

pelaksanaan

kerja

jalannya

suatu

tugas

melakukan riset terhadap teknologi karena jika dapat

adalah panduan wawancara mendalam dan lembar

diterapkan justru akan memberi kemudahan dan

observasional.

keuntungan jangka panjang. Namun perlu diingat

pertanyaan terbuka terkait kebutuhan bidan dalam

bahwa keadaan lapangan tidak selalu siap dalam

melakukan pencatatan dan pelaporan data kohort

menerima sebuah teknologi sehingga analisis situasi

ibu. Selain itu, dalam panduan wawancara juga

perlu dilakukan.
Tentu saja

terdapat
data

kolom

Panduan

untuk

wawancara

menentukan

berisi

prioritas

sangat berhubungan
kebutuhan

sumber

daya

yang

perlu

segera

dengan yang sedang disukai, apa yang sedang


ditindaklanjuti. Data yang diperoleh dari penelitian ini
terjadi di masyarakat, dsb. Manajemen Data sangat
adalah data primer dan dianalisis dengan cara
penting juga dalam menganalis produk yang telah
content analysis.
dan akan dipasarkan. Data yang dapat terdistribusi
dengan baik dapat membantu stakeholder dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
membuat sebuah kebijakan.
Bidan koordinator pada 34 Puskesmas
METODE
Kota Surabaya yang memiliki cakupan K4 tidak
Penelitian

ini

merupakan

penelitian
sesuai target menjadi responden pada penelitian ini.

deskriptif observasional dengan rancang bangun


Peneliti menggunakan panduan wawancara untuk
cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada
menggali

kebutuhan

bidan

koordinator

di

bulan Mei-Juli tahun 2014 di Kota Surabaya.


Puskesmas. Setelah menjawab pertanyaan terkait
Populasi pada penelitian ini adalah tenaga
kebutuhan sumber daya dalam pencatatan dan
kesehatan yang menjalankan program Pemantauan
pelaporan data kohort ibu, bidan koordinator diminta
Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWSmengisi prioritas kebutuhan yang perlu segera
KIA) di Kota Surabaya. Sampel dalam penelitian ini
ditindaklanjuti. Setelah seluruh responden memberi
diperoleh dengan teknik purposive sampling dengan
jawaban dan pendapat, peneliti merekap berbagai
kriteria bidan koordinator di Puskesmas dengan
jawaban responden yang memiliki maksud sama
cakupan K4 dibawah target Dinas Kesehatan Kota
kedalam variabel 6M2T1I. Kemudian prioritas dari 34
Surabaya pada tahun 2012, sehingga jumlah
bidan koordinator juga dibuat nilai rata-rata sehingga
responden adalah 34 bidan koordinator.
prioritas yang muncul pada Tabel 1 merupakan hasil
Pengumpulan data dilakukan dengan cara
prioritas menurut seluruh responden.
wawancara mendalam. Instrumen yang digunakan
Tabel 1
No
Man
1
2
3
4

Daftar kebutuhan sumber daya (6M2T1I) bidan koordinator dari hasil wawancara di Puskesmas
Kota Surabaya Tahun 2014
Kebutuhan Bidan Koordinator
Peningkatan kemampuan komputer dengan diadakan pelatihan
Ada Tenaga IT khusus (Tim pencatatan dan pelaporan)
Ada pendamping bidan koordinator
Jumlah bidan kurang

Prioritas
13
3
8
20

5
Komitmen bidan kelurahan untuk melaporkan
Machine
6
Menambah PC (komputer) agar lebih cepat
7
Menambah printer untuk laporan hardcopy
Material
8
Data ANC dari bidan kelurahan kurang jelas sehingga pemetaan sulit
Method
9
Ada pencatatan khusus untuk penduduk musiman
10
Pencatatan detail tapi tidak perlu berkali-kali
11
Laporan softcopy saja
12
Pencatatan (kohort) tetap ada
Market
13
Sulit integrasi dengan klinik pabrik, dokter praktek swasta
14
Sulit memantau bumil diperumahan elit
15
Sulit memantau bumil yang berpindah-pindah (mobilitas tinggi)
Money
16
Insentif khusus untuk pencatatan dan pelaporan data
Time
17
Rekap bulanan mengganggu pelayanan
18
Tidak mencatat diluar jam kerja
Technology
Menyiapkan infrastruktur (internet dan komputer yang terkoneksi dgn baik) sesuai
19
kebutuhan lapangan
Information
20
Data sasaran dari BPS (Badan Pusat Statistik) tidak berbeda jauh dengan lapangan
21
Data sasaran dari BPS dapat lebih cepat diakses
22
Data dari bidan kelurahan harus jelas
pencatatan
dan
pelaporan
Berdasar Tabel 1 dapat dilihat bahwa bidan
koordinator

mengalami

12
1
10
2
19
7
4
5
22
17
18
6

data

14
15
16
PWS-KIA

menggunakan teknik wawancara mendalam.


Fakta dilapangan menyebutkan rata-rata

kebutuhan terkait sumber daya untuk melakukan

bidan koordinator sudah mengabdi selama lebih dari

pencatatan

10 tahun dan terbiasa menggunakan pencatatan dan

pelaporan

data

dan

9
11

memiliki

dan

masalah

21

kohort

ibu.

Responden juga diminta mengisi prioritas kebutuhan

pelaporan

secara

offline.

untuk ditindaklanjuti. Dari Tabel 1 menunjukkan

responden merasa perlu diadakan pelatihan untuk

prioritas utama yang perlu segera ditindaklanjuti

meningkatkan

adalah membuat pencatatan khusus penduduk

dapat mengikuti perkembangan teknologi IT.

kemampuan

Dengan

komputer

demikian

sehingga

musiman. Hal ini menjadi masalah di seluruh

Pada beberapa Puskesmas didapat bahwa

Puskesmas di Surabaya bahwa data kependudukan

ada kebutuhan penambahan tenaga IT untuk

yang kurang baik akan mempengaruhi cakupan K4.

mencatat dan melaporkan. Tugas pokok bidan


sebagai

penyedia

jasa

layanan

kesehatan

Sumber Daya Manusia menjadi sangat

khususnya ibu dan anak menginginkan fokus

penting dalam Puskesmas karena pelayanan dan

memberi layanan dan mencatat tindakan saja,

operasional sebuah Puskesmas akan menjadi baik

sedangkan

jika SDM kompeten. Pencatatan dan pelaporan data

dikerjakan oleh sebuah tim khusus. Salah satu

KIA juga sangat dipengaruhi faktor SDM, sehingga

alternatifnya adalah pegawai Tata Usaha.

penelitian

ini

menggali

kebutuhan

SDM

pada

tugas

Bidan

pencatatan

koordinator

detail

sebagai

PWS-KIA

pemegang

program PWS-KIA di wilayah kerjanya memiliki

tugas mengkoordinir seluruh kegiatan pemantauan

laporan lainnya. Pada hari-hari pelayanan umumnya,

agar program berjalan dengan baik. Pada beberapa

komputer dianggap cukup, namun saat ada rekap

Puskesmas di daerah pesisir Surabaya masih

bulanan, seringkali harus bergantian. Jika tidak

mengeluhkan kurangnya jumlah bidan. Bidan tidak

dapat diselesaikan pada waktu setelah pelayanan

hanya bertugas memberi pelayanan di Puskesmas

Puskesmas, maka akan mengganggu pelayanan

tetapi juga turun ke lapangan untuk melakukan

keesokan harinya.

sweeping

dan

kunjungan

Posyandu.

Pada

Kewajiban
membuat

mengeluhkan beban kerja yang terlalu tinggi,

mencetak laporan guna diserahkan pada Dinas

sehingga pencatatan dan pelaporan seringkali tidak

Kesehatan. Ketersediaan printer yang rata-rata

berjalan dengan baik.

hanya satu di tiap Puskesmas membuat bidan

Puskesmas

memiliki

bidan

KIA

memerlukan

hardcopy

Puskesmas dengan tenaga bidan dibawah 3 orang

Setiap

Poli

menyerahkan

printer

untuk

koordinator kesulitan mencetak laporan. Printer yang

kelurahan (bikel) yang membantu kerja bidan

digunakan

koordinator (bikor) dalam memantau kesehatan ibu

berlebihan sehingga lebih cepat rusak. Penambahan

hamil dan anak di wilayah kerjanya. Kurangnya

printer diperlukan untuk menunjang pencatatan dan

komitmen

pelaporan data PWS-KIA secara optimal.

bidan

kelurahan

untuk

melaporkan

oleh

semua

poli

sering

digunakan

membuat kerja bidan koordinator lebih banyak.

Selain dari segi machine, pencatatan kohort

Seringkali bikor menggunakan metode jemput bola

ibu memerlukan data masukan yang lengkap agar

terhadap bidan kelurahan. Jika komitmen mencatat

dapat

dan

berpotensi

menunjang pengambilan keputusan. Material hasil

mempersulit pencatatan dan pelaporan data PWS-

pemeriksaan antenatal baik pengukuran maupun

KIA secara utuh.

diagnosis merupakan data penting sebagai masukan

melaporkan

tidak

baik

akan

Pada Tabel 1 poin machine menunjukkan


bahwa pelaporan pihak Puskesmas kepada Dinas

dihasilkan

sebuah

laporan

yang

dapat

di pencatatan PWS-KIA.
Setelah

diadakan

wawancara

dan

Kesehatan Kota Surabaya menggunakan hardcopy

observasi di lapangan, beberapa bidan koordinator

dan softcopy. Kewajiban yang demikian membuat 34

(bikor) menyebutkan bahwa data ANC dari bidan

Puskesmas yang dijadikan sampel menyampaikan

kelurahan (bikel) kurang jelas sehingga pemetaan

kebutuhannya terkait komputer.

sulit. Hal ini terkait komitmen dari bikel yang tidak

Setiap Puskesmas memiliki komputer untuk

baik. Kurang jelas yang dimaksud bisa dari tulisan

menunjang pelayanan, namun jumlahnya seringkali

yang sulit terbaca dan ketidak jelasan alamat dari

kurang karena biasanya komputer hanya terdapat di

ibu hamil. Kebutuhan bikor terkait data ibu hamil di

bagian tata usaha, sedangkan masing-masing poli

wilayah kerjanya juga dipengaruhi adanya penduduk

juga memerlukan komputer untuk pelaporan Sistem

musiman. Ibu hamil yang sering berpindah atau

Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan

tinggal di perumahan yang tidak dapat dijangkau

petugas Puskesmas menyebabkan kualitas data

Kota Surabaya menyulitkan dalam mencatat dan

masukan pada laporan PWS-KIA kurang baik.

melaporkan data KIA. Selain itu mobilitas penduduk

Pada Tabel 1 poin method menunjukkan

yang tinggi sangat mempengaruhi cakupan K4.

proses mencatat dan melaporkan data PWS-KIA

Penduduk yang bertempat tinggal di wilayah lebih

merupakan

yang

dari 6 bulan sudah menjadi sasaran dalam cakupan

mengambil peran besar bagi tercapainya tujuan

KIA, namun ketika akan melahirkan seringkali

program. Metode yang efektif dan efisien dapat

kembali

menjamin penyediaan data yang adekuat. Bidan

kompleks terkait kependudukan berpengaruh besar

koordinator menyampaikan kendala saat mencatat

terhadap hasil laporan PWS-KIA sehingga bidan

dan melaporkan data KIA. Bidan di Puskesmas

koordinator

merasa

adanya pencatatan khusus penduduk musiman.

salah

terbebani

satu

sumber

dengan

daya

proses

mencatat

ke

rumah

orang

diseluruh

tua.

Puskesmas

Permasalahan

memerlukan

berulang-ulang dan menganggap bahwa mencatat

Pada poin market, peneliti mendefinisikan

tindakan yang diberikan kepada pasien sudah

pasar sebagai wilayah kerja pemantauan ibu hamil.

cukup.

Kota Surabaya sebagai kota terbesar kedua di


Proses mencatat dan melaporkan data KIA

Indonesia memiliki 31 kecamatan yang semuanya

yang selama ini berjalan menggunakan hardcopy

ditinggali

penduduk

musiman.

Penduduk

yang

dan softcopy membuat bidan bekerja lebih banyak

bertempat tinggal selama enam bulan atau lebih

untuk melaporkan hal yang sama. Dengan adanya

menjadi sasaran bagi berbagai program Puskesmas.

SIMPUS, bidan menginginkan ada Software khusus

Tingkat sosial, budaya dan gaya hidup masyarakat

untuk KIA sehingga rekap bulanan dapat diambil dari

di Kota Surabaya seringkali menyulitkan petugas

pelayanan di dalam dan diluar Puskesmas secara

untuk masuk ke instansi atau daerah tertentu guna

harian.

mengadakan pemantauan. Integrasi bikor dengan


Meskipun di Puskesmas terdapat fasilitas

pemberi layanan ANC di wilayah kerja puskesmas

komputer dan internet, setelah melakukan tugas

mempengaruhi ketersediaan data untuk pencatatan

lapangan, sweeping misalnya, pencatatan dalam

dan pelaporan PWS-KIA.

buku kohort dirasa tetap perlu. Kohort sudah

Kota Surabaya merupakan daerah industri

menyediakan Data detail khususnya ibu hamil di

yang memiliki karyawan dari berbagai daerah luar

sebuah wilayah. Pengisian kohort dapat dilakukan

Surabaya.

harian setelah pelayanan sehingga dirasa tidak

seringkali sulit ditembus petugas Puskesmas untuk

mengganggu dan mudah dipahami oleh bidan yang

memantau

bertugas.

penyebab rendahnya K4 di area industri karena

Setiap

pabrik

kesehatan

ibu

memiliki

hamil.

klinik

Salah

yang

satu

Seluruh Puskesmas di Surabaya memiliki

karyawan kos di area pabrik dan menjadi sasaran

masalah yang sama, yaitu penduduk musiman.

Puskesmas namun tidak terdeteksi karena tidak

Penduduk musiman yang memiliki banyak alamat di

dapat mengakses datanya di klinik pabrik atau

pelayanan. Namun ketika rekap bulanan, dengan

dokter praktek swasta.

keterbatasan

Selain area industri, perumahan elit juga

jumlah

komputer

maka

dapat

menganggu pelayanan atau tugas lapangan bidan.

semakin banyak di Kota Surabaya. Seringkali

Bagi sebagian bidan pelaporan PWS-KIA

pengembang perumahan tidak memiliki administrasi

tidak mengganggu pelayanan di Puskesmas tapi

yang jelas dengan pihak kelurahan di wilayahnya

dikerjakan

sehingga

masalah

mengganggu privasi bidan diluar jam kerja. Dengan

menyulitkan

demikian bidan meminta penambahan jumlah bidan.

petugas Puskesmas dalam melakukan pemantauan

Bidan yang biasa turun lapangan sebaiknya tidak

kesehatan ibu hamil.

diberi tugas rekap bulanan agar data yang didapat

integrasi

kependudukan

di

yang

buruk

perumahan

elit

Daerah pesisir pantai di Surabaya menjadi

dirumah.

Menurut

bidan,

hal

ini

juga lengkap dan jelas.

area yang padat penduduk musiman dari Madura.

Berkaitan dengan era teknologi Data saat

Mobilitas ibu hamil yang tinggi karena karir atau

ini, teknologi (internet) di Puskesmas untuk mencatat

kebutuhan lain membuat ibu hamil memiliki banyak

dan melaporkan data PWS-KIA menjadi begitu

alamat tempat tinggal. Kos dan rumah kontrakan

penting. Keperluan pelaporan softcopy membuat

yang

menyulitkan

bidan menginginkan Dinas Kesehatan menyiapkan

pemantauan dan pencarian data ibu hamil di sebuah

infrastruktur (internet dan komputer yang terkoneksi

wilayah Puskesmas.

dgn baik) sesuai kebutuhan lapangan. Pengadaan

tidak

permanen

sering

Anggaran untuk insentif tenaga medis yang

infrastruktur ini tentunya

harus diikuti dengan

melakukan pencatatan dan pelaporan data KIA

mekanisme perawatan agar tahan lama dan tepat

sudah termasuk pada tunjangan yang diberikan

guna.

Pemkot. Namun beberapa bidan menganggap perlu

Sementara itu, semua Puskesmas yang

ada insentif untuk melakukan pencatatan dan

menjadi responden mengeluhkan data dari Dinas

pelaporan KIA yang cukup banyak. Jika tidak ada

Kesehatan yang bersumber dari Badan Pusat

insentif maka diperlukan tenaga pencatat selain

Statistik tentang target sasaran yang selalu lambat

bidan karena tugas utama bidan adalah memberi

keluar yaitu pada pertengahan tahun. Hal ini

pelayanan antenatal kepada ibu hamil.

mengakibatkan perubahan hasil pada 4-5 bulan

Pada Tabel 1 poin time, manajemen waktu

sebelumnya. Selain itu data proyeksi berbeda jauh

menjadi penting bagi banyak organisasi. Karyawan

dengan keadaan di lapangan dimana data proyeksi

yang tidak mampu mengatur waktunya dalam

jauh lebih tinggi dari data di kecamatan atau

menjalankan tugas dapat berpengaruh buruk bagi

kelurahan.

karyawan atau tugas yang lain. Mencatat data KIA

berpengaruh terhadap penentuan sasaran.

bagi sebagian bidan dianggap tidak mengganggu


pelayanan ANC karena dapat dikerjakan setelah jam

Penduduk

Salah

satu

musiman

permasalahan

kemungkinan

pada

bidan

kelurahan yaitu tidak menyampaikan data ibu hamil

yang terdeteksi by name by address sehingga


menyulitkan bidan koordinator untuk mengambil
tindakan sweeping. Keadaan sebenarnya seringkali
menyulitkan bidan kelurahan karena penduduk
musiman

memiliki

banyak

alamat

dan

sering

berpindah-pindah.
SIMPULAN
Dari kebutuhan sumber daya yang terbagi
dalam man, machine, material, method, market,
money, time, technology and information bidan di
Puskesmas terpilih menyatakan bahwa kebutuhan
utama untuk menanggulangi permasalahan dalam
pencatatan dan pelaporan data kohort ibu adalah
membuat pencatatan khusus penduduk musiman.
Kebutuhan

utama

tersebut

berdampak

pada

kebutuhan lain seperti penambahan tenaga IT dan


peningkatan

sarana

kebutuhan lapangan.
Hasil
analisis

dan

prasarana

sesuai

menyebutkan

bahwa

kebutuhan yang tidak terlalu penting adalah terkait


uang. Bidan pada seluruh Puskesmas sebagai
responden

menyatakan

bahwa

insentif

khusus

pencatatan dan pelaporan data KIA sudah termasuk


dalam tunjangan dari Pemerintah Kota Surabaya.

Direktorat Bina Kesehatan Ibu, 2011. Analisis


Kematian Ibu Di Indonesia tahun 2010 Berdasar
Data SDKI, Riskesdas dan Laporan rutin KIA,
Bandung: Kementrian Kesehatan RI.
Kementrian Kesehatan RI, 2010. Buku Kesehatan
Ibu dan Anak. Jakarta: Kemenkes RI.
Kementrian Kesehatan RI, 2010. Pedoman
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak.
[Online]
Available
at:
http://www.gizikia.depkes.go.id/.../Pedoman-PWSKIA.pdf [Diakses 1 December 2013].
Kementrian Kesehatan, 2010. Pedoman Pelayanan
Antenatal Terpadu. Jakarta: http://depkes.go.id.
Miles, M. B. & Huberman, A. M., 1984. Qualitative
Data Analysis: A Sourcebook of New Methods. 1st
penyunt. New Delhi: Sage Publication.
Mufdlilah,
2009.
Antenatal
Care
FocusedPemeriksaan Kehamilan Fokus Dilengkapi dengan
Pijat Ibu Hamil. 1 penyunt. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Nugroho, E., 2008. Sistem Informasi ManajemenKonsep, Aplikasi dan Perkembangannya. 1 penyunt.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta Press.
Rochjati, P., 2004. Rujukan Terencana Dalam Sistim
Rujukan Paripurna Terpadu Kabupaten/Kota. 1
penyunt. Surabaya: Airlangga University Press.
Sari, I. N. & Pudjiraharjo, W. J., 2013. Ekuitas Dalam
Pemberian
Pelayanan
Kesehatan.
Jurnal
Administrasi Kesehatan Indonesia, 1(1), pp. 21-28.
Sudjana, 2005. METODA STATISTIKA. 6 penyunt.
Bandung: Tarsito.
Sukmawati, F. A., Purnami, C. T. & Nugroho, R. D.,
2012. Sistem Informasi Geografis Jejaring Rujukan
Ibu Dirujuk Dan Karakteristiknya Di Kota Semarang
Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(2), pp.
163-176.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang Kesehatan Kemenkes RI, 2013.
Renstra
Kemenkes
2015-2019.
[Online]
Available
at:
http://www.litbang.depkes.go.id
[Diakses 20 November 2013].
Davis, N. & Cour, M. L., 2007. Health Information
Technology. 2nd penyunt. Missouri: Saunders
Elsevier.
Demny, W., D. & N., 2013. Analisis Mutu Pelayanan
Antenatal Di Puskesmas Wonrely Kabupaten Maluku
Barat Daya Provinsi Maluku Tahun 2012.
http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/5821
.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2012. Jatim
Dalam Angka Tahun 2012-2013 Triwulan I,
Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Ulfa, M., 2011. Faculty Of Medicine Airlangga


University.
[Online]
Available
at:
http://www.fk.unair.ac.id/scientificpapers/kebidanan/hubungan-antara-faktor-risiko-ibuhamil-yang-dinilai-dengan-kartu-skor-poedji-rochjatikspr-terhadap-kejadian-komplikasi-di-puskesmasjagir-surabaya.html
[Diakses 16 Desember 2013].
Zainal, Y., Sanjaya, G. Y. & Hasanbasri, M., 2013.
Perlunya Sistem Informasi Dalam Mengelola Data
Rutin Untuk Monitoring Kesehatan Ibu dan Anak.
Sesindo 2013, pp. 273-279.

10

You might also like