Globatisasi, Meowar. dan Isu-lsu Strategis di Asia Pasifit
Globalisasi, Netwar, dan Isu-Isu Strategis
di Asia Pasifik
Bantarto Bandoro’
Nowadays, globalization gives impact to security, either national
oF international because of developments of science, technology,
‘and human movement. There are five main issues in international
society as consequences of globalization, which are drugs dealer
small arms iraficking. infringement of intellectual property
rights, people smuggling. and money laundering. Furthermore,
there is new terminology, called neowar, which is occurred
Because of the development of information technology and being
sed to breok up the national and internanional security
Basically, a non-traditional security matter is not @ new issue ft
&s just a local issue, which does not get public awareness but
globalization has pushed it (0 come out and sometines lt Is
believed that it has become a new resource of a global threat
Globalisasi bukanlah proses yang bersifat statis melainkan
proses kelanjutan yang dinamis, mencakup integrasi pasar, negara
bangsa, dan ieknologi, hingga tingkat yang tidak ” pernah
ibayangkan sebelumnya oleh manusia schingga memungkinkan
lividu, korporasi, dan negara bangsa saling berinteraksi secara
lebih jauh, lebih cepat, dan lebih murah dibandingkan masa-masa
sebelumnya,
Degree dari Graduate Schoo! of International Relations. International University
of Japan, Nigaia, Jepang serta Summer Course mengenai National Security, Kiel,
Jerman. Penulis selain aki menjadi peneliti, juga aktif menjadi dosen Iuar biasa
ddan tamu di berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan juga instansi permerintah
thin seperti Sesko AU, AL, Sespati POLRI, dan Sesdilu Departemen Luar Nezeri
Rl. la juga pengaiar di Program Pasca Sarjana, Studi Hubungan Intemasional,
FISIP, Universitas Indonesia,
Volume 3 Nomor 2 April 2006 377Jernal Huleun Internasional
Jika globalisasi dilihat sebagai sebuah sistem yang dinarnik.
dimana interaksi antara para aktor semakin intensif dan kompleks,
dan hubungan saling ketergantungan juga semakin kuat maka sulit
dihindari kenyataan bahwa karakteristik yang seperti itu akan
memberi dampak terhadap stabilitas dan kemakmuran di dalam
neg
Globalisasi_ adalah sebuah fenomena yang _sifainya
multidimensional. Teknologi informasi dan jenis-jenis teknologi
jainnya berkembang secara pesat dan merebak dengan nas.
Perdagangan berkembang secara global, arus investasi dan dana
juga bergerak secara cepat. Saling ketergantungan berkembang
hampir dalam setiap kehidupan,
Di satu pihak, perkembangan demikian menciptakan
peluang untuk mencapai kemakmuran ekonomi, memperluas
‘kebebasan berpolitik, dan mencipiakan perdamaian. Di tain pihak,
perkembangan itv juga menghasilkan kekuatan yang dapat
‘menyebabkan fragmeniasi sosial, memunculkan kerawanan. dan
menebarkan benih-benih kekerasan dan konflik. Ancaman dalam
era globalisasi ini bukan lagi bersumber dari kegiatan-kegiatan
militer. Berbagai jenis ancaman kini menjadi global sifatnya. Efck
globalisasi sifainya tidak diskriminatif. Kawasan Asia Pasifik
adalah salah satu dari beberape kawasan di dunia yang tidak dapat
menghindar dari efek globalisasi.
Intensifikasi Hubungan dan Ruang Transnasional Baru
Globalisasi secara abstrak dirumuskan sebagai “keseluruhan
proses dimana masyarakat di dunia bergabung dalam sebuah
masyaraKat “dunia tunggal, yaitu global society”’ dan sebagai
“intensifikasi hubungan sosial berskala dunia yang memungkinkan
keterkaitan masyarakat lokal dengan kejadian-kejadian di bagian-
bagian dunia lainnya atau sebaliknya”? Sementara itu, Aart
' Martin Altbrow dan Elizabeth King (eds), Globalization, Knowledge,
and Society, (London: Sage Publication, 1990).
378 Indonesian Journal of International LawGilohelisasi. Netwar. dan Isucleu Strategis di Asia Pasif:
Scholte,* peneliti globalisasi, mengatakan bahwa kensep globalisasi
menggambarkan lima macam fenomena, yaitu globalisasi sebagai
sebuah internasionalisasi: globalisasi sebagai sebuah fiberalisasi;
globalisasi sebagai universalisasi; globalisasi sebagai westernisasi:
dan deteritorialisasi
Robert Keohane dan Joseph Nye’ menggambarkan
globalisasi_ (mereka menyebutnya dengan istilah globalisme)
sebagai “situasi dunia” yang melibatkan jaringan-jaringan
interdependensi pada jarak yang multikontineatal”. Keohane dan
Nye menggambarkan saling ketergantungan itu dalam lima bidang,
yaitu ekonomi, budaya, masyarakat, lingkungan, dan militer.
Ide dasar penggerak globalisasi adalah kapitalisme pasar
bebas - free market capitalism, dimana semakin kita menjadikan
pasar sebagai aturan main dan membuka ekonomi tethadap
perdagangan bebas dan kompetisi maka ekonomi akan menjadi
semakin efisien dan berkembang,
Dalam globalisasi, pemaknaan teknologi tidak lagi disajikan
dalam bentuk penguasaan nuklir melainkan pada komputerisasi,
digitisasi, satelit komunikasi, teknologi serat optik, dan internet
Tekonogi ini memiliki kontribusi penting pada terciptanya
perspektif baru tentang dunia. Jika pada masa Perong Dingin
perspektif dominannya adalah division maka pada era globalisasi
perspektif dominannya adalah integration. Selanjutnya, wall
(dinding) yang dipandang sebagai simbol dari sistem Perang
Dingin, telah digantikan oleh World Wide Web yang kini telah
menyatukan setiap orang di dunia,
EES
2 Anthony Giddens, The Consequences of Modernity, (Stanford:
Standford University Press, 1990).
* Jan Aart Scholtc. Globalization: A Critical Introduetion, (London:
Macmilan, 2000),
* Robert Keohane dan Joseph S. Nyc, "Globalization: What's New?
‘What's Not (And So What?),” Foreign Policy, 118, 2000,
Volume 3 Nomor 3 April 20016 379ural Haku Internasional
Sistem globalisasi dibangun oleh tiga keseimbangan yang
tidak jarang saling tumpang tindih dan mempengaruhi satu sama
Jainnya, yaitu:
1, Kescimbangan pertama adalah keseimbangan antara Amerika
Serikat sebagai adidaya tunggal dan entitas lain di luar Amerika
Serikat.
2. Keseimbangan kedua adalah antara negara bangsa dan pasar
global yang terbentuk oleh jutaan investor yang dapat
menggerakkan kekayaan mereka setiap saat, tanpa dibatasi oleh
aturan hukum dan batas teritorial. Para pelaku pasar ini
umumnya —‘terkonsentrasi_ di pusat-pusat Keuangan dunia
(supermarkets) dan perilaku mereka dapat mempengaruhi
kehidupan suatu negara bangsa. Ini bisa memicu jatuhnya suatu
pemerintahan.
3. Keseimbangan ketiga adalah antara individu dan aktor negara
bangsa. Karena globalisasi telah menghancurkan banyak
tembok yang membatasi gerak monusia dan menyatukan dunia
melalui jaringan-jaringan (networks) maka globalisasi_ pun
memberikan kekuatan tambahan kepada individu untuk
mempengaruhi pasar maupun negara bangsa.
Bisa dikatakan bahwa aspek kunci dari globalisasi adalah
pembentukan ruang transnasional baru dan tidak ierbatas untuk
berintcraksi, sesuatu yang tidak bisa dikontrol oleh negara. Nerwar,
seperti yang dibahas di bawah, terjadi dalam kondisi demikian.
Globalisasi bukan saja mengintegrasikan unit-unit politik
yang beragam Ke dalam kerangka ekonomi global tetapi juga
melemahkan batasan antara wilayah (spheres) publik dan privat.
Sebagai akibatnya, globalisasi ekonomi akan menghapuskan
Kedaulatan internal sebuah negara dengan mereduksi
kemampuannya untuk mengatur secara efektif. Selain itu,
globalisasi juga akan menginternasionalisasikan kedaulatan internal
dan membuka kelemahan dan kekurangan dari negara yang
bersangkutan,
380 {adonesian Journal of International LawGlobalisasi, Netwar. dan Isu-tsu Strategis di Asia Pasifk
Globalisasi dan Isu Keamanan
Globalisasi, apapun definisinya, memberi dampak terhadap
keamanan nasional maupun intemasional. Yang paling berbahaya
adalah bahvwa berbagai jenis ancaman kini menjadi global sifatnya
dan memberi dampak serius. Ini semua karena merebaknya ilmu
Pengetabuan, kemajuan tcknologi, dan tingginya arus pergerakan
manusia.
proliferasi senjata Konvensional, serangan maya, kekerasan etnik,
Jalu lintas markoba, degradasi lingkungan, merebaknya penyakit
menulas, dan lain sebagainya.
Keuntungan-keuntungan ekonomi akan diperolch melalui
ekspansi perdagangan, investasi asing secara langsung, dan
pergerakan dana lintas batas secara mudsh dan cepat. Akan tetapi,
setiap aspek dati globalisasi ini akan menghasilkan efek ckonami
yang problematik, antara lain pengangguran, kesenjangan ekonomi,
dan kelumpuhan finansial. Jika pemerintah swat negara tidak
mampu mengatasi masalah ini, kesulitan-kesulitan ckonomi ini
akan menyumbang kepada berbagai macam kegiatan kejahaiaa
intemasional, pemotongan anggaran untuk Keschatan, dan anus
Pengungsi dan migrasi dalam skala yang besar. Ini pada gilirannya
‘menjadi wadah bagi munculnya ancaman transnasional.
Ada lima macam perang atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat intemasional sebagai akibat proses globalisasi, yaita
Jala lintas narkoba, Jala lintas senjata fingan dan kaliber kecil,
pelanggaran hak milik intelektual, penyelundupan manusia, dan
Pencueian wang. Perang-perang itu memiliki karakteristik yang
sama, yaitu perang-perang itu tidak terikat pada faktor gcografis,
perang itu merongrong dan menentang konsep kedaulatan, perang
itu merusak keKuatan pasar, dan perang itu juga akan memaksa
birokrasi bethadapan dengan jaringan kriminal. Masalah-masalah
itm dapat diatasi secara efektif hanya melalui kerja sama
internasional.
Volume 3 Nomor 3 Aprit 2006 381urna Hk Internasiont
Perubahan-perubahan politik seringkali_ mengarah pada
deregulasi dalam pasar modal yang sekerang ini memfasilitasi
transfer wang secara lintas batas, sementara kemajuan teknologi
telah membuat jarak dan batasan menjadi kabur schingga membuat
uang dan pergerakannya secara fisik tidak bisa dilihat.
Perubahan-perubahan fundamental yang meningkatkan
intensitas bagi kelima perang tersebut, selama satu dasawarsa
terakhir akan tetap ada. Teknologi akan tetap merebak secara luas
tanpa batas, sementara jaringan-jaringan kriminal akan mampu
mengeksploitasi teknologi itu lebih cepat daripada pemerintah yang
kerap menghadapi anggaran ketat, birokrasi, dan sebagainya.
Perdagangan internasional juga akan semakin berkembang dan hal
ini akan menutupi kegiatan dan ekspansi perdagangan yang
dilakukan secara gelap. Migrasi imemasional juga akan
berkembang, dengan efek yang sama, dan memfasilitasi
pembentukan geng-geng dengan latar belakang etnis. Merebaknya
demokrasi juga akan membantu kartel-kartel penjahat dan dapat
memanipulasi institusi publik yang lemah dengan cara menyuap
petugas polisi atau menawarkan kepada politisi uang tunai untuk
biaya kampanye.
Semuanya itu merupakan isu keamanan (nasional) yang
tidak dapat dihindari olch negara ketika negara itm behadapan
dengan sebuah proses yang mengikis kedaulatan. Kedaulatan
negara tidak hilang tetapi telah berkurang fungsinya untuk
mendeteksi bahkan menangkal pengaruh yang dibawa oleh proses
globalisasi
Globalisasi dan Netwar sebagai Aspek Permamen
Globalisasi telah menghancurkan banyak tembok yang
membatasi ruang gerak manusia dan menyatukan dunia melalui
jasingan-jaringan (networks). Oleh sebab itu, globalisasi
memberikan kekuatan tambahan kepada individu dan kelompok
serta akior non-negara lainnya untuk mempengaruhi pasar maupun
negara.
382 Indonesian Journal of International LawGlobalisasi, Nepwar, dan Isw-lsw Strategis di Asia Pasifik
Dalam era globalisasi ini, upaya mengatasi efek dari
globalisasi di masa depan sclalu menjadi berita besar. Perang di
masa depan tidak lagi melibatkan militer dari sebuah negara kuat
atau melibatkan senjata pemusnah massal atau mesin-mesin perang,
Jainnya seperti tank atau pesawat-pesawat tempur tetapi melibatkan
kombatan-kombatan yang memanfaatkan jaringan yang terbuka
akibat globalisasi, misalnya teroris, kariel obat bius, organisasi
kejahatan, atau jaringan aktifis masyarakat sipil yang berjuang
untuk demokrasi dan hak asasi manusia.
Jaringan yang sudah kuat dan mapan terbukti sulit untuk
diatasi Karena mereka beroperasi secara terpencar dan sulit
dideteksi. Semua fitur organisasi, dokirin, strategi. dan teknologi
berbentuk dan berbasis jaringan, disesuaikan dengan kemajuan-
kemajuan dalam abad informasi ini. Taktik yang mereka gunakan
adalah mulai dari perang ide sampai aksi sabotase dan babkan
banyak taktik yang memanfaatkan jaringan internet.
Informasi revolusi_memunculkan organisasi_ berbentuk
jaringan (network forms of organization). Meningkatnya jaringan
berarti kekuatan akan berpindah dari aktor negara ke aktor-aktor
non-negara karena aktor-aktor non-negara ini mampu
mengorganisir diri mereka melalui jaringan-jaringan multidimensi.
Ini berarti bahwa konflik-konflik akan semakin digerakkan oleh
Jaringan dan siapa pun yang menguasai jaringan akan berada dalam
posisi untuk memperoich keuntungan politis, ekonomi maupun
keamanan.
Merebaknya organisasi berbentuk jaringan dan teknologi ini
membawa resiko dan bahaya bara karena dapat digunakan untuk
memunculkan ancaman terhadap kebebasan dan privacy. Bukan
hanya itu, sistem informasi dan infrastruktur nasional dalam bidang
telekomunikasi dan transportasi akan semakin rawan terhadap aksi
ieroris maya dan hacker komputer. Kesenjangan digital antara
mereka yang memiliki informasi dan tidak memiliki informasi juga
akan semakin lebar dan ini pada gilirannya akan menimbuikan
kesenjangan sosial pada level masyarakat.
Volume 3 Nomor 3 April 2006 383Jurnal Hulu Internasional
Meningkatnya jaringan berarti terbentuknya perang maya
sebagai sebuah cara dan wilayah dimana sebuah konflik militer
dilakukan. Kini kita bisa membangun sebuah konsep yang paralel
mengenai konflik abad informasi ini ietapi tidak melibatkan
kekuatan militer namun melibatkan skala yang rendah dan lebih
menyentuh spektrum yang lebih sosial. Istilah yang tepat untuk
menggambarkan kecenderungan demikian adalah netwar karena
adanya revolusi informasi yang berpihak kepada organisasi, doktrin,
dan strategi yang berbentuk jaringan.
Istilah_retwar merujuk kepada munculnya cara kon‘lik
(mode of conflict) dan kejahatan pada level masyarakat, yang tidak
melibatkan unsur militer, dimana para pelakunya menggunakan
organisasi, doktrin, dan strategi berbentuk atau berbasis jaringan
yang disesuaikan dengan abad informasi. Para pelaku nerwar bisa
terdiri dari organisasi yang terpencar-pencar, kelompok-kelompok
kecil dan individu yang melakukan komunikasi, koordinasi dan
kampanye dengan memanfaatkan internet, bahkan tanpa adanya
komando sentral.
Munculnya istilah netwar ini sebenarnya adalah untuk
memberi peringatan mengenai sebuah prospek bahwa kejahatan dan
konflik yang berbasis jaringan akan menjadi fenomena besar abad
mendatang. Berbagai aktor Kini terlihat telah bergerak ke arah
fenomena tersebut. Para pelaku memodifikasi struktur dan strategi
mereka dengan memanfatkan disain-disain jaringan, misalnya
kelompok teroris transnasional, proliferasi senjaia pemusnah massal
secara yelap, sindikat narkoba, gerakan ethnonasionalis, pemba-
jakan hak cipta dan penyelundupan manusia, dan sebagainya.
Dalam spektrum netwar ini, juga termasuk generasi baru
revolusionis sosial, kelompok radikal, dan aktifis yang secara
meyakinkan mampu membangun ideologi abad informasi, dimana
identitas dan loyalitas bergeser dari level negara ke masyarakat
sipil global yang transnasional. Kebanyakan, meskipun tidak
semuanya, aktor netwar adalah non-negara dan babkan tidak
memiliki kewargancgaraan. Beberapa diantaranya bisa merupakan
agen negara atau bahkan ada yang menggunakan negara sebagai
agen mereka, Selain itu, aktor netwar juga bisa bersifat sub-nasional
384 Indonesian Journal of International LawGlobatisasi, Netwar, dan isu-lsu Strategis di Asia Pasifik
dan transnasional. Mereka-mereka inilah yang memainkan peran
kunci dalam kelima peran seperti disebutkan di atas.
Dewasa ini, meningkatnya netwar merupakan sebuah
Kenyataan bakwa dunia Kini sedang mengalami guncangan
(arbulence), transisi dari era modem (masa Perang Dingin) ke
sebuah cra yang hingga kini sulit diberi nama yang pasti. Netwar,
Karena ketergantungannya pada jaringan, difasilitasi_ oleh
peningkatan secara radikal dalam konektifitas transnasional dan
slobal. Netwar juga distimulir oleh semakin besar dan terbukanya
peluang untuk meningkatkan konektifitas dalam arti yang lain, yaitu
kemampuan “outsider” dan “insider” untuk mendapatkan akses
kepada masing-masing pihak dan bahkan konekiifitas itu juga dapat
membuat pihak “insider” menjadi sangat tertutup dan sulit dideteksi
kegialannya. Ini berarti bahwa netwar bukanlah fenomena
‘transisional tetapi akan menjadi aspek permanen dalam era baru
sekarang ini.
Dampak globalisasi tidak hanya dirasakan pada level global
dan regional tetapi juga nasional. Para pembuat keputusan nasional
dihadapkan pada situasi dimana mereka dipaksa untuk menentukan
pilihan-piliban kebijakan mereka,
Gobalisasi dan Asia Pasifik
Seperti dikatakan di atas, efek globalisasi tidak diskriminatif
sifatnya. Kawasan Asia Pesifik adalah salah satu dari
kawasan di dunia yang tidak dapat menghindar dari efek
globalisasi. Selain masih menyisakan sisa-sisa Perang Dingin,
Khususnya sumber ancaman yang berasal dati bidang militer,
kawasan Asia Pasifik ini juga menyaksikan munculnya isu-isu bara
yang sangat potensial memberi dampak tethadap stabilitas dan
Keamanan kawasan. Isu-isu tersebut termasuk dalam kategori non
tadisional. Masalah keamanan non-tradisional akhimya menjadi isu
yang kerap menjadi agenda penting —pertemman-pertemvan
internasional
Masalah keamanan non-tradisional bukanlah masalah baru.
Semula masalsh itu hanya merupakan isu tokal yang tidak
Volume 3 Nomor 3 Aprit 2006 385Jurnal Futur: Internacional
mendapat pethatian publik namun era globalisasi _mendorong,
masalah-masalah tersebut muncul ke permukaan dan bahkan
masalah itu diyakini telah menjadi sumber ancaman global baru.
Ada beberapa alasan historis yang menjadi dasar munculnya
isu-isu terscbut. Pertama, tatanan politik internasional yang
dianggap tidak adil, yaity sebuah tatanan yang menyaksikan
ekspioitasi negara-negara berkembang oleh negara-negara maju. Ini
kemudian menjadi dasar bagi-munculnya resistensi, kalau bukan
konflik, dari kelompok negara-negara yang menjadi target
eksploitasi. Terorisme diasumsikan muncul Karena faktor demikian.
Tiadanya harmoni dalam tatanan internasional, semakin diperparah
oleh Kecenderungan hegemoni negara-negara besat. Akibatinya,
komunitas negara-negara berkembang yang lemah harus bergulat
untuk memperjuangkan aspirasi mereka bahkan dengan aksi-aksi
kekerasan.
Kedua, ekonomi dunia yang tidak seimbang juga
memunculkan isu ketidakamanan (insecurity). Meskipun negara-
negara memperoleh kesempatan untuk membangun kerja sama
internasional guna memajukan pembangunan ekonomi mercka,
gelombang globalisasi jusiru memperbesar Kesenjangan antara
negara kaya dan negara miskin. Akses negara-negara berkembang
ke sumber-sumber ekonomi menjadi semakin terbatas dan ini bukan
hanya Karena mereka tidak mampu bersaing tetapi juga karena
keterbelakangan mereka dalam mengejar dan memanfaatkan
kemajuan teknologi. Semuanya ini memberi Kontribusi kepada
munculnya masalah Kemiskinan dan keterbelakangan. Kondisi
demikian dapat menjadi sumber lahimya kegiatan-kegiatan
terorisme atau bentuk-bentuk kejahatan transnasional lain, misalnya
penyelundupan manusia dan lalu lintas narkoba.
Ketiga, situasi yang tidak seimbang antara pembangunan
‘menusia dan lingkungan alam telah memunculkan isu-isu keamanan
lingkungan. Pola pembangunan yang tradisional menyebabkan
munculnya ketidakharmonisan antara manusia dan lingkungan dan
ini menghadapkan manusia kepada isu keamanan lingkungan,
misalnya bencana alam atau kelangkaan sumber-sumber air.
386 Indonesian Journal of International LawGlobalisasi. Neowar, dan few-lsu Strategis di Asia Pash
Keempat, kegagalan dalam pembentukan mekanisme kontra
krisis internasional telah mempersulit identifikesi dan penanganan
ancaman Keamanan non-tradisional. Seperti dikatakan di atas,
globalisasi ckonomi yang semakin nyata telah memunculkan saling
ketergantungan yang semakin kuat antar negara. Akan tetapi,
kondisi demikian ini bisa membuat pembangunan ckonomi
mengalami pasang surut terutama jika ckonomi dari negara
bersangkutan tidak mampu menjaga dan mengelola saling
ketergantungan tersebut. Ini pada gilirannya, dapat memberi
Koniribusi kepada munculnya krisis finansial. Dengan kata lain,
tiadanya mekanisme internasional untuk mengatasi krisis finansial
menyebabkan munculnya isu keamanan finansial.
‘Tantangan Keamanan Non Fradisional di Asia Pasifik
Dalam satu dasawarsa terakhir saja, Asia menghadapi
serangkaian tantangan keamanan tradisional, antara lain krisis
finansial 1997-1998, masalah asap di Asia Tenggara, masalah
penyakit SARS” dan flu burung, terorisme internasional, kegiatan
kejahatan transnasional, dan bencana tsunami 2004,
Isu keamanan non-tradisional memiliki implikasi langsung
terhadap keamanan Asia Pasifik secara Keseluruhan dan
kemakmuran dari masing-masing negara di kawasan. Gravitasi dari
persoalan-persoalan itu dapat dilihat dari bagaimana ist-isw tersebut
dibicarakan, yaitu baik di forum akademik maupun para pembuat
Kebijakan. Isu-isu demikian digambarkan dan diperlakukan oleh
para pembuat keputusan sebagai isa yang mengancam kedaulatan
dan integritas teritorial suatu negara dan kemakmuran rakyatnya.
Perianyaannya adalah apakah yang dianggap sama dari
tantangan keamanan non-tradisional itu. Jika diamati lebih dalam,
isu-isu tersebut memiliki karakter domestik dan internasional dan
pada umumnya dirumuskan lebih dalam konteks sosial dan
° Diskusi mengenai implikasi Keamanan dati SARS lihat
Caballero-Anthony, “SARS in Asie: Crisis, Vulnerabilities, and Regional
Responses”, Asian Survey, 45:3, Juni 2005, hal. 475-495,
Volume 3 Nomor 3 Aprit 2006 387Jurnat Huber Internasionol
ekonomi daripada dalam konteks milter. Isu keamanan non-
tradisional bukan hanya mengancam keamanan negara tetapi juga
masyarakat, individu, ekonomi nasional, dan ckosistem. Lebih dari
itu, merebaknya dan dampak dari ancaman isu non-tradisional
tethadap keamanan semakin diperbesar oleh percepatan dari efek
globalisasi. Ini berarti bahwa ada korelasi antara tingkat ancaman
yang ditimbulkan olch isu non-tradisional ini dan percepatan dari
proses globalisasi.
Beberapa isu keamanan non-tradisional yang cukup menyita
perhatian kawasan Asia Pasifik antara lain (1) penyakit menular
(SARS dan avian flu); (2) kejabatan transnasional, misalnya drug
‘rafficking, pencucian uang, perompakan, penyclundupan senjata,
kejahatan maya, pemalsuan kartu kredit; dan (3) kemiskinan.
Episode SARS tahun 2003, yang muncul sebagai salah satu
penyakit yang menakutkan dalam sejarah modem, instruktif
sifatnya Karena penyakit itu menunjukkan bahwa pademi tersebut
lebih daripada sekedar krisis kesehatan. Impak dari SARS tidak
dibatasi hanya kepada kematian penduduk tetapi juga merebak ke
bidang-bidang sosial, ckonomi, politik, dan bahkan keamanan.
Virus ini telah menginfeksi sekitar delapan ribu orang di seluruh
dunia dan membunuh sekitar 300 orang.
Kepanikan masyarakat akibat penyakit ini diperparah oleh
Kenyataan tidak adanya obat penyembuh, Jumlah kematian akibat
SARS lebih rendah daripada jumiah kematian akibat olah raga tinju
atau bencana isunami dan kebanyakan, korban SARS adalah orang-
orang yang relatif sehat. Terlihat bahwa dampak psikologisnya
sangat signifikan. Dalam kata-kata Dr. Cecillia dari Centre for
Behavioral Health, Universitas Hong Kong, “when doctors and
‘nurses cannot take care of themselves (become victims), the whole
community panies”. Dipastikan balrwa penyakit ini menempatkan
kapabilitas medis kawasan Asia Pasifik dalam taruhan.
Dampak SARS juga dilihat dalam perspektif ekonomi
Dampak ekonomi dari SARS terlihat dari terganggunya kegiatan
ekonomi di beberapa negara Asia. Meskipun masa panik tidak lebih
ari Tima bulan sejak ada peringatan mengenai SARS, kerugian
388 Indonesian Journal of International LaneGlobalisasi, Neowar, dan Isw-su Strategis di Asia Pasftk
ekonomi diperkirakan sekitar 50 milyar dollar AS untuk kawasan
Asia sendiri dan sekitar 150 milyar dollar AS untuk seluruh dunia.
Masalah kejahatan transnasional juga menyita perhatian
negara-negara di Asia Pasifik. Beberapa organisasi- kejahatan
transnasional yang sangat berbahaya beroperasi di kawasan Asia
Pasifik. Kejahatan semacam ini jelas merupakan ancaman terhadap
perbatasan nasional, mengerosi aturan-aturan hukum, ekonomi
nasional, dan masyarakat madani. Masalah kejahatan transnasional
memerlukan tanggapan secara transnasional juga tetapi kerja sama
antar negara seringkali diperumit oleh kenyataan bahwa
Penanganan masalah itu menyentuh isu sensitif seperti jurisdiksi
domestik, hukum ekstradisi, dan korupsi.
Lalu lintas narkoba mungkin merupakan isu kejahatan
iransnasional serius yang dihadapi oleh negara-negara di Asia
Pasifik, khususnya Asia Timur. Dampak ekonomi dari isu lalu lintas
narkoba sangat dirasakan oleh negara-negara Asia Pasifik. Lalu
lintas narkoba ini juga menyebabkan meningkatnya kejahatan
dengan kekerasan, merebaknya HIV/Aids, dan potensi sumber daya
manusia yang terbuang.
Dua Kategori Ancaman Keamanan Tradisional di Asia Pasifik
Saat ini, ancaman keamanan non-tradisional yang dihadapi
oleh kawasan Asia Pasifik, termasuk dalam dua kategori. Kategori
pertama adalah masalah keamanan nontradisional yang secara
Jangsung mempengaruhi pembangunan ekonomi Asia Pasifik, yaitu:
1, Masalah keamanan ekonomi dengan krisis ekonomi sebagai inti
persoalannya.
z kee an_sumber daya alam dengan keamanan energi
sebagai inti_persoalan. Sebagian besar negara di Asia Pasifik
akan mengalami kekurangan energi, khususnya Jepang, Cina,
dan India, yang sangat tergantung pada impor energi. Pemasok
energi mereka terkonsentrasi di wilayah-wilayah yang sangat
tidak stabil, misalnya di Timur Tengah dan Asia Tengah
schingga seluruh negara di kawasan akan menghadapi aneaman
Volune 3 Nomor 3 April 2006 389Jurnel Uuksum fnternasional
serius pada suplai energi mereka, khususnya jika keamanan rute
energi dan pipa transnasional tidak dijamin keamanannya.
Masalah keamanan finekungan dengan keamanan sumber air
sebag: persoalan. Meningkatnya populasi dan ckonomi
Asia Pasifik tidak hanya memunculkan tuntutan yang lebih
besar atas sumber-sumber air tetapi juga menimbulkan polusi
besar dan merusak lingkungan termasuk sumber-sumber air.
Pada saat ini, kelangkaan air mengancam banyak negara di
kawasan, bahkan air minum untuk masyarakat tidak bisa
dijamin kebersihannya,
Kategori fediua adalah isu keamanan yang secara langsung
berkaitan dengan lingkungan internal dan eksternal dimana
ekonomi dan masyarakat tumbuh pesat, yaitu:
1. Terorisme. Terorisme muncul sebagai akibat ketimpangan
dalam pembangunan ekonomi dan sosial. la menjadi gejala yang
sulit dideteksi kemunculannya ketika sebuah ekonomi
menunjukkan keberhasilannya tetapi justra_ menimbulkan
ketidakadilan bagi sekelompok masyarakat. Aksi teror akhiraya
menjadi pilihan untuk mengedepankan aspirasi mereka. Dalam
konteks ini, ditemukan wilayah yang luas mulai dari Timur
‘Tengahi sampai ke Asia Tengah, Asia Selatan, dan Asia Timur.
Wilayab-wilayah ini adalah wilayah yang sangat kuat kegiatan
terorismenya schingga dianggap sebagai front terdepan bagi
pergulatan memberantas terorisme. Pada saat yang sama, di
beberapa negara ditemukan unsur-unsur atau kekuatan yang
berbasis ckstrimis agama dan mereka yang ingin memisahkan
diri. Terorisme, unsur yang berbasis agama dan kelompok yang
ingin memisabkan diri ini, saling berkaitan satu dengan lainnya.
Mereka tidak hanya secara langsung membahayakan integritas
teritorial, stabilitas, dan pembangunan nasional tetapi juga
mempengaruhi stabilitas pembangunan kawasan secara
keseluruhan.
2. Kejahatan transnasional dengan lalu lintas narkoba sebagai inti
persoalan. Tiga dari empat wilayah produksi narkoba ada di
kawasan Asia Pasifik, yaitu segitiga emas; sabuk bulan sabit
390 Indonesian Journal of International LawGlobalisasi, Nepwar, dan Isu-lou Strategis di Asia Pasiftk
(crescent) di Afghanistan, Tran, dan Pakistan; dan Lembah
Bekaa di Libanon. Banyak dari Kejahatan narkoba ini kini
membentuk kelompok atau jaringan dan bahkan dipersenjata
bagai ani
kawasan Asia Pasifik tidak
separah di Affika tetapi ada kecenderungan dari penyakit itu
untuk lebih meluas. Orang yang terjangkit penyakit ini di
wilayah-wilayah padat penduduk di Cina, India, dan Indonesia,
Jumlahnya bertambah dari waktu ke waktu. Merebaknya SARS
Juga menjadi perhatian negara-negara Asia Pasifik. Penyebaran
yang sangat Iwas dari penyakit semacam inj tidak hanya
menimbulkan kerugian ekonomi yang besar tetapi juga
‘memunculkan masalah-masalah sosial
Ada yang berpendapat bahwa ancaman keamanan non-
tradisional sebenamya tidak beroperasi secara sendirian namun juga
berhubungan dan berinteraksi dengan ancaman keamanan
tradisional. Kedua macam isu ini bahkan bisa saling berubah dalam
situasi tertentu, dalam arti ancaman keamanan non-iradisional dapat
berubah menjadi ancaman keamanan tradisional, atau sebaliknya,
schingga mengaburkan batasan-batasan yang memisahkan antara
kedua ancaman tersebut,
Pertama, ancaman keamanan non-tradisional secara
Jangsung dapat memunculkan isu keamanan tradisional, misalnya
masalah pengungsi, kerusakan dan polusi lingkungan, merupakan
impak langsung dari perang. Kedua, beberapa isu keamanan
uadisional dapat berkembang menjadi isu keamanan non-
‘tadisional, misalnya labiraya terorisme sangat berhubungan erat
dengan sebuah mentalitas yang menolak hegemoni, dengan konflik
dan gangguan-gangguan yang dipicu oleh isu kedaulatan dan
‘eritorial. Ketiga, beberapa isu keamanan non-tradisional dapat
memunculkan konflik dan sengketa-sengketa yang termasuk dalam
kategori Keamanan tradisional, misalnya upaya teroris untuk
mendapatkan peralatan teknologi canggih, seperti nuklir, senjata
biologis dan kimia, akan mendorong proliferasi senjata pemusnah
massal. Sifat interaktif dari kedua macam isu keamanan tersebut
juga ditemukan di wilayah Asia Pasifik.
Volume 3 Nomor 3 April 2006 391Jurnal Hake Internasional
Respon dan Kerja Sama Regional
Seperti telah dikatakan di atas, ancaman keamanan
transnasional harus ditanggapi secara transnasional dan melibatkan
negara-negara yang bukan hanya menjadi korban dari ancaman
terscbut tetapi juga negara-negara lain yang hirau terhadap efek
negatif dari ancaman keamanan non-tradisional tersebui, Kawasan
Asia Pasifik tidak tinggal diam atas merebaknya ancaman
keamanan tradisional tersebut,
Dalam kasus penyakit menular, beberapa negara anggota
ASEAN dan Cina mengambil respon cukup positif. SARS telah
mendorong koordinasi yang semakin intensif aniar negara-negara di
kawasan. Langkah-langkah regional untuk mengatasi efek dari
SARS telah dilakukan melalui pertemuan-pertemuan anlar para
menieri Kesehatan dari ASEAN dan tiga negara Asia Timur
(mekanisme ASEAN+3), Langkah lainnya adalah kerja sama
Kawasan dengan badan keschatan dunia (WHO). ASEAN secara
khusus bahkan telah memikirkan untuk membangun semacam
Kerangka regional untuk menangeapi secara cepat menjangkitnya
penyakit menular ini, Dalam kasus terorisme dan lalu_ lintas
narkoba, ASEAN juga telah mencapai sepakat untuk memerangi
ancaman keamanan tradisional ini melalui kerja sama regional.
Keamanan non-tradisional tersebut. Koordinasi antar negara di
kawasan Asia Pasifik menjadi penting ketika isu keamanan non.
itadisional tersebut telah menyeniuh aspek kedaulatan dan integritas
‘eritorial dari negara-negara yang menjadi bagian dari kerja sama
tersebut,
Dalam kerja sama tersebut, negara-negara Asia Pasifik perlu
sepakat bahwa Keamanan non-tadisional pada hakekatnya adalah
transnasional. Selain itu, keamanan nasional, keamanan regional,
392 Indonesion Journal of International LawGlobolisasi, Netwar, dan Isu-Ieu Strategis di Asia Pasiftk
dan keamanan global saling terkait. Dalam mengatasi isu keamanan
non-tradisional ini, khususnya ketika mereka harus mengedepankan
Kepentingan dan_kewajiban bersama, semua negara di Asia Pasifik
perlu berfikir di luar konsep keamanan tradisional. Hanya dengan
‘merabah cara pandang mereka mengenai konsep keamanan ini,
ancaman keamanan non-tradisional ini dapat diatasi secara lebih
komprehensif.
Rekomendasi
Berikut di bawah ini adalah beberapa langkah yang
mungkin dapat diambil oleh negara-negara di kawasan Asia
Pasifik, yaitu:
1. Membangun hot line antar para penegak hukum negara-negara
di kawasan Asia Pasifik.
2. Membentuk mekanisme regional terstruktur untuk mengatasi
kejahatan transnasional dan membentuk mekanisme pertemuan
darurat untuk menangani insiden yang muncul akibat kejahatan
transnasional.
3. Kerja sama keamanan negara-negara Asia Pasifik harus
memanfaatkan mekanisme bilateral dan multilateral, misalnya
Konsultasi keamanan regional atau pertemuan diplomatik.
4, Membangua sistem pencegahan dan peringatan dini melalui
koordinasi tingkat tinggi.
5. Tukar menukar dan pelatihan personel penegak hukum untuk
meningkatkan kemampuan mereka dalam melakukan aksi-aksi
kontra melawan ancaman keamanan non-tradisional.
6. Bantuan teknik dan finansial negara maju kepada negara-negara
berkembang scbagai refleksi langkah bersama dalam mengatasi
ancaman keamanan non-tradisional.
Selain langkah-langkah tersebut di atas, negara-negara juga
perlu memperhatikan dan menghormati beberapa prinsip sebagai
berikeut:
Folume 3 Nomor 3 agit 2006 393Suraal Habura nternasiona
1. Biagam PRB. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam Piagam
tidak boleh dilanggar.
2. Kedawlatan harus dihormati. Jika ada ancaman keamanan non-
Uadisional dan negara yang bersangkutan belum mengambil
langkah-langkah cfektif maka negara lain perl memberi
bantuan ‘ictapi bukan dengan intervensi atau _membantu
‘menyelesaikan masalah ita dengan cara-cara militer tradisional,
a: indari_sikey bil Keuntungan untuk diti_send
Keamanan non-tradisional akan selamanya bersif
transnasional. Setiap negara tidak bisa membiarkan dirinya terus
mengambil sikap tertutup, apalagi ketika ada negara lain yang
{erancam oleh isu-isu non-tradisional. Sikap se/fish hanya akan
membuka peluang meluasnya ancaman keamanan non.
tradisional i
4. Tidak boleh_men; entene_langkah-langkah if
untuk mengatasi_ancarman keamanan non-tradisional. Artinya,
ancaman keamanan non-tradisional sangat kompleks dan karena
itu diperlukan langkab-tungkah koordinatif’ yang »sifatnya
komprehensif.
394 Indonesian Jounal of International Lave