Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 204

PENGARUH METODE THINKING ALOUD PAIR

PROBLEM SOLVING (TAPPS) DAN GENDER


TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
MATEMATIKA SISWA

Disusun Oleh:
VINDARINI NOVIANTI
NIM: 107017000771

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

LEMB.AR PENGESAHAN
Skripsi

berjudul Pengaruh Metode


solving QAPps) dan ceiaer Terhadap_ Thinking Aloud pair problem
Kemampuan Berpikir Kritis
Matematika siswa disusun ot"tt vioa"rini
i\oviaoti N"o*or Induk Mahasiswa
107017000771, diajukan kepada rarlrlas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan uIN

Svarif Hidayatullah Jakarta aan tetarr


ainyatakan
ujian lvlunaqasah
pada tanggal24 Juri 2.0t4 d!
k;ena itu, penulis berhak
lgdapan
memperoleh gelar sarjana s1 (s.pa)
dalam uia'*g"rliaro-itan Matematika.

lG;"d;"9.igr";s;t.

Jakarta, 20 Agustus 2014

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal

Tancla Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/program


Studi)

Dr. Kadir, M.pd


NIP. 196708t21994A2

001

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/progam


Studi)

*1"1,''(

Abdul Muin S.Si. M. pd


NIP. 19751201200604 1 003
Penguji

l*

t'/r - lov

Khairunnis4 S.pd, M.Si


NIP. 19810404 2AOg}t 2 0t3
Penguji

4t

II

Gusni Satriawati, M.pd


NrP. 19780809 20080t 2032

-/:::::
Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

NurlenaRifai. MA. ph.D


NIP. 19591020 198603 2 001

6lu

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

skripsi berjudul Pengaruh Metode Thinking Aroud pair problem


solving (Tapps) Dan Gender Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Matematika siswa disusrm oleh vindarini Novian4 NIM. l07ol7wo77t,
Junrsan Peslidikan lvdatematilca, Fakulas Ilmu Taftirh dan Kegunran,
Universitas Islam Negeri

Sfrif

Hidayatullah Jalsrta. Telah melalui bimbingan


dan dinyatakan sah sebagai IGrya itmiah yang berhak untuk diujircan pada sidang
mrmaqasah sesuai ketenbtan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jal$rta" Juli 2014

Yang mengesahkan,

Pembimbing tr

Firdausi. M. Pd

I{IP. 196708t2199402

t 001

NIP. 19690629 200501 1 003

STJRAT PERNYATAAN KARYA

ILMIAII

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama

: Vindarini Novianti

NIM

: lO70l700O77l

Junrsan

: Pendidikan Matematika

Alamat

: Komplek Graha Permai blok

Tangerang Selatan I 543

Al0 No. 3 Rt.Ol Rw.09 Ciputat

MBI\ryATAKAN DENGAI\T SESTTNGGUHNYA


Bahwa slcripsi yang berjudul Pengaruh Metode Thinking Aroud pair

Problem solving (Tapps) Dan Gender Terhadap Kemampuan Berpikir


Kritis Matematika Siswa adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan
dosen:

l.

2.

NamaPembimbingl

Dr. Kadir, M. Pd

NIP

19670812 t99402

JurusanlPrcgram Studi

Pendidikan Matematika

Nama Pembimbing

tr

| 00t

Firdausi, M. Pd

NIP

19690629 200501

JurusanProgram Studi

Pendidikan Matematika

003

Dengan surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan basil karya
sendiri.

Jakarta, Juli 2014

'sfint;
Vindarini Novianti

ABSTRAK
Vindarini Novianti (107017000771). Pengaruh Metode Thinking Aloud Pair
Problem Solving (TAPPS) dan Gender Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Matematika Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
Juli 2014.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh metode
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) terhadap kemampuan berpikir
kritis matematika siswa. Penelitian dilakukan di SMP Paramarta Ciputat, Tahun
Pelajaran 2013/2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
eksperimen dengan desain factorial. Subyek penelitian ini adalah 68 siswa yang
terdiri dari 33 siswa kelompok eksperimen dan 35 siswa kelompok kontrol yang
diperoleh dengan teknik cluster random sampling. Instrumen pengumpulan data
yang digunakan adalah tes berpikir kritis matematika siswa.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kemampuan berpikir kritis
matenatika siswa yang diajar dengan menggunakan yang diajar dengan metode
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) lebih tinggi dari pada siswa yang
diajar dengan metode diskusi kelompok (Fhitung = 14,778 Ftabel = 3,99).
Kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang diajar dengan metode Thinking
Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) meliputi Focus 72,42%, Reason 60,3%,
Inference 66,06%, Situation 51,15%, Clarity 72,12%, dan Overview 64,24%. Dan
untuk siswa yang diajar dengan metode diskusi kelompok meliputi Focus 68,86%,
Reason 40,57%, Inference 38,28%, Situation 39,71%, Clarity 53,71%, dan
Overview 44,57%. Sedangkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa
kelompok pria meliputi Focus 63,63%, Reason 44,54%, Inference 50,9%,
Situation 43,03%, Clarity 54,54%, dan Overview 50,9%. Dan kemampuan
berpikir kritis matematika siswa kelompok wanita meliputi Focus 77,14%,
Reason 55,43%, Inference 52,57%, Situation 51,14%, Clarity 70,28%, dan
Overview 57,14%. Kesimpulan penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis
matematika siswa yang diajarkan dengan metode Thinking Aloud Pair Problem
Solving (TAPPS) ternyata lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan
metode diskusi kelompok. Sedangkan kemampuan berpikir kritis matematika
siswa kelompok wanita ternyata lebih tinggi daripada siswa kelompok pria.

Kata Kunci: Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS), Gender,


Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa.

ABSTRACT
Vindarini Novianti (107017000771). The Effect of Thinking Aloud Pair
Problem Solving Method in Students Mathematical Critical Thinking Skills.
Skripsi for Department of Mathematics Education, Faculty of Tarbiyah and
Teachers Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta, July
2014.
The purpose of this research is to analyze the effect of Thinking Aloud
Pair Problem Solving method on students mathematical critical thinking skills.
The research was conducted at SMP Paramarta Ciputat, 2013/2014 academic
year. The method of the research used experimental method with factorial design.
Subject for this research are 68 students consist of 33 students of experimental
group and 35 students of control group which selected in cluster random
sampling technique. The collecting data instrument used with test of mathematical
critical thinking.
The results of research reveal that the students mathematical critical
thinking skills who are taught by Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)
method is higher than students taught by group discustion method (Fcount = 14,778
Ftable = 3,99). Mathematical critical thinking skills of students who are taught by
the Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) had ability of Focus
amounting to 72,42%, Reason amounting to 60,3%, Inference amounting to
66,06%, Situation amounting to 39,71%, Clarity amounting to 72,12%, and
Overview amounting to 64,24%. As for the grade control who are taught by group
discustion had ability of Focus amounting to 68,86%, Reason amounting to
40,57%, Inference amounting to 38,28%, Situation amounting to 39,71%, Clarity
amounting to 53,71%, and Overview amounting to 44,57%. While, male students
mathematical critical thinking skills had ability of Focus amounting to 63,63%,
Reason amounting to 44,54%, Inference amounting to 50,9%, Situation
amounting to 43,03%, Clarity amounting to 54,54%, dan Overview amounting to
50,9%. And female students mathematical critical thinking skills had ability of
Focus amounting to 77,14%, Reason amounting to 55,43%, Inference amounting
to 52,57%, Situation amounting to 51,14%, Clarity amounting to 70,28%, dan
Overview amounting to 57,14%. Conclusions of this research is mathematical
critical thinking skills of the student who taught with Thinking Aloud Pair
Problem Solving (TAPPS) method is higher than the student who taught by group
discustion method. While, mathematical critical thinking skills of female students
is higher than male students.

Key words: Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS), gender, mathematical
critical thinking skills.

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang telah memberikan segala
keberkahan, karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat sehat yang
berlimpah di dunia dan di akhirat. Shalawat serta salam senantiasa dicurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarganya, sahabat, dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa tidak sedikit
kesulitan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, doa, perjuangan,
kesungguhan hati, dan dorongan serta masukan-masukan yang positif dari
berbagai pihak untuk menyelesaikan skripsi ini, semua dapat terealisasikan. Oleh
sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Nurlena RifaI, P.hd., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus sebagai
Dosen Pembimbing I yang sangat sabar dan dengan penuh keikhlasan untuk
membimbing, memberikan saran, serta mengarahkan penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Abdul Muin, M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Firdausi, M. Pd., Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan, saran, masukan kepada penulis, sekaligus sebagai
Dosen Pembimbing II yang sangat sabar dan dengan penuh keikhlasan untuk
membimbing, memberikan saran, serta mengarahkan penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu
berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT

iii

6. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
kemudahan dalam pembuatan surat-surat serta sertifikat.
7. Kepala Sekolah SMP Paramarta Ciputat, Bapak yang telah memberikan izin
untuk melakukan penelitian. Ibu Yuni selaku Guru Mata Pelajaran
Matematika di SMP Paramarta yang telah membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian. Serta seluruh karyawan dan guru SMP Paramarta
Ciputat yang telah membantu melaksanakan penelitian.
8. Pimpinan dan Staf perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur
yang dibutuhkan.
9. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2007
kelas A (Emil, Devi F, Gofur, Hafiz, Aji, Dinandar, Wafa, Nina, Ita, Resti Y,
Resti M, Zizah, Fitrah, UU, Ana, Eulis, Tuti, Tia, Damai, Eva, Dita, Dewi,
Icha, Imah, Yuyun, Ucup, Mamet) yang selalu memberikan semangat agar
penulis dapat menyelesaikan skripsi, dan teruntuk Devi Susilawati yang selalu
menemani, membantu, mendukung, serta mendoakan penulis dalam
perjuangan menyelesaikan skripsi dari awal hingga akhir.
10. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2007
kelas B yang selalu memberikan semangat agar penulis dapat menyelesaikan
skripsi.
11. Teman-teman seperjuangan dalam sidang (Purna, Kholifa, Demus, Mumun),
atas semangat, kekuatan dan kecerian hingga akhirnya dapat bersama-sama
menyelesaikan sidang dengan baik.
12. Teman-teman guru serta murid SMK Paramarta yang selalu memberikan
semangat, dukungan, dan doa hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan baik.

iv

Tulisan ini saya dedikasikan kepada yang paling istimewa orang tua
tercinta Ayahanda Apriadi Lukman, Ibunda Enny Sukowati yang tak hentihentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang, memberikan semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini serta memberikan dukungan moril dan materil kepada
penulis. Kakak tercinta Vita Savitri yang selalu mendoakan dan mendorong
penulis untuk tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita. Keluarga besar
The Rosadi tersayang yang tak henti-hentinya memotivasi penulis agar segera
menyelesaikan skripsi. Serta Nagari Swarga Praya yang selalu memberikan
semangat, dukungan, keceriaan, dan menjadi motivasi tersendiri untuk penulis
agar dapat menyelesaikan skripsi.
Ucapan terima kasih juga ditunjukkan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memohon dan
berdoa semoga seluruh bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan, dan
doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah
SWT di dunia dan akhirat. Amin ya Robbalalamin.
Demikianlah, betapa pun penulis telah berusaha dengan segenap
kemampuan yang ada untuk menyusun karya tulis sebaik-baiknya. Namun, di atas
lembaran-lembaran skripsi ini masih dirasakan dan ditemukan berbagai macam
kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja yang
membaca skirpsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka.
Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesarbesarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Jakarta, Juli 2014

Vindarini Novianti

DAFTAR ISI

ABSTRACT .................................................................................................. i
ABSTRAK ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 8
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 8
D. Perumusan Masalah .................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 9
F. Manfaat penelitian ...................................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN


PENGAJUAN HIPOTESIS ..................................................... 11
A. Landasan Teori ......................................................................................... 11
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika ........................................... 11
a. Pengertian Berpikir Kritis Matematika ........................................ 11
b. Indikator Berpikir Kritis Matematika ........................................... 15
2. Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) .................. 21
a. Pengertian metode thinking aloud pair problem solving.............. 21
b. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Thinking Aloud Pair
Problem Solving (TAPPS) ........................................................... 22

vi

c. Keunggulan Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving


(TAPPS) ....................................................................................... 25
d. Teori yang Mendukung Metode Thinking Aloud Pair Problem
Solving (TAPPS) .......................................................................... 27
e. Desain Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)
dalam Proses Pembelajaran .......................................................... 28
3. Pengertian Gender .............................................................................. 31
B. Penelitian Yang Relevan .......................................................................... 33
C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 34
D. Pengajuan Hipotesis ................................................................................. 35

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 36


A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 36
B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................. 36
C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 37
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 37
E. Instrumen Penelitian ................................................................................. 37
1. Validitas Instrumen ............................................................................ 38
2. Reliabilitas Instrumen ........................................................................ 39
3. Uji Daya Pembeda .............................................................................. 39
4. Pengujian Taraf Kesukaran ................................................................ 40
F. Teknik Analisis Data ................................................................................ 41
1. Uji Prasyarat ....................................................................................... 41
a. Uji Normalitas .............................................................................. 41
b. Uji Homogenitas .......................................................................... 42
2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ............................................................. 43
a. Analisis Varians Dua Jalan .......................................................... 43
b. Uji Whitney .................................................................................. 45
G. Hipotesis Statistik ..................................................................................... 46

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................. 47


A. Deskripsi Data .......................................................................................... 47
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematia Siswa Kelas Eksperimen .... 47
2. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas Kontrol ......... 49
3. Tahapan

Kemampuan

Berpikir

Kritis

Matematika

Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol ................................................... 52


4. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelompok Pria ....... 54
5. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelompok Wanita .. 56
6. Tahapan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelompok Pria dan
Kelompok Wanita .............................................................................. 59
B. Hasil Uji Prasyarat Analisis Data Pemahaman Konsep ........................... 61
1. Uji Normalitas .................................................................................... 61
2. Uji Homogenitas ................................................................................ 63
C. Pengujian Hipotesis .................................................................................. 65
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 67
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 74


A. Kesimpulan ............................................................................................... 74
B. Saran ......................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 76


LAMPIRAN .................................................................................................... 79

viii

DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1

Keterampilan Berpikir Kritis ........................................................ 17

Tabel 2.2

Tahapan Pelaksanaan Metode TAPPS ......................................... 29

Tabel 3.1

Factorial Design ........................................................................... 36

Tabel 3.2

Klasifikasi Daya Pembeda ........................................................... 40

Tabel 3.3

Kriteria Taraf Kesukaran .............................................................. 41

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematika


Siswa Kelas Eksperimen .............................................................. 48

Tabel 4.2

Distribusi frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa


Kelas Kontrol ............................................................................... 49

Tabel 4.3

Perbandingan KBKM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...... 51

Tabel 4.4

Perbandingan

Kemampuan

Berpikir

Kritis

Matematika

Berdasarkan Indikator FRISCO Kelas Eksperimen dan Kelas


Kontrol ......................................................................................... 52
Tabel 4.5

Distribusi frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa


Kelompok Pria ............................................................................. 55

Tabel 4.6

Distribusi frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa


Kelompok Wanita ........................................................................ 57

Tabel 4.7

Perbandingan KBKM Kelompok Pria dan Kelompok Wanita .... 58

Tabel 4.8

Perbandingan

Kemampuan

Berpikir

Kritis

Matematika

Berdasarkan Indikator FRISCO Kelompok Pria dan Kelompok


Wanita .......................................................................................... 59
Tabel 4.9

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas


Kontrol ......................................................................................... 62

Tabel 4.10

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Laki-laki dan


Kelompok Perempuan .................................................................. 63

Tabel 4.11

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ............................................. 64

Tabel 4.12

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Pria dan Wanita. 65

Tabel 4.13

ANAVA 2 faktor .......................................................................... 66

ix

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1

Kerangka Berpikir Penelitian ....................................................... 34

Gambar 4.1

Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan


Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelompok Eksperimen .......... 49

Gambar 4.2

Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan


Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelompok Kontrol ................ 50

Gambar 4.3

Grafik

Perbandingan

Skor

Kemampuan Berpikir Kritis

Matematika Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ......... 52


Gambar 4.4

Presentase Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa


Berdasarkan Indikator FRISCO Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ......................................................................................... 44

Gambar 4.5

Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan


Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelompok Pria ...................... 56

Gambar 4.6

Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan


Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelompok Wanita ................. 58

Gambar 4.7

Grafik

Perbandingan

Skor

Kemampuan Berpikir Kritis

Matematika Siswa Kelompok Pria dan Kelompok Wanita .......... 59


Gambar 4.8

Aktifitas Siswa Saat Melakukan Metode TAPPS dalam Peran


Problem Solver dan Listener ........................................................ 68

Gambar 4.9

Aktifitas Siswa Saat Pembelajaran dengan Metode Diskusi


Kelompok ..................................................................................... 68

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

RPP Pertemuan I Kelompok Ekspserimen ................................... 79

Lampiran 2

RPP Pertemuan I Kelompok Kontrol ........................................... 83

Lampiran 3

Lembar Kerja Siswa (LKS) .......................................................... 87

Lampiran 4

Kisi-kisi Instrumen Berpikir Kritis Matematika Siswa Sebelum


Validitas ..................................................................................... 133

Lampiran 5

Instrumen Uji Coba Berpikir Kritis Sebelum Validitas ............. 134

Lampiran 6

Kisi-kisi Instrumen Berpikir Kritis Matematika Siswa Setelah


Validitas ..................................................................................... 137

Lampiran 7

Instrumen Uji Coba Berpikir Kritis Setelah Validitas ............... 138

Lampiran 8

Kunci Jawaban Instrumen Berpikir Kritis Matematika ............. 140

Lampiran 9

Pedoman Penskoran Berpikir Kritis Matematika Siswa ............ 145

Lampiran 10 Hasil Uji Validitas Instrumen ..................................................... 146


Lampiran 11 Langkah-langkah Perhitungan Uji Validitas dengan CVR ........ 147
Lampiran 12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ................................................. 149
Lampiran 13 Langkah-langkah Perhitungan Uji Reliabilitas ......................... 150
Lampiran 14 Hasil Uji Taraf Kesukaran ......................................................... 151
Lampiran 15 Langkah-langkah Perhitungan Uji Taraf Kesukaran ................. 152
Lampiran 16 Hasil Uji Daya Pembeda ............................................................ 153
Lampiran 17 Langkah-langkah Perhitungan Uji Daya Pembeda .................... 154
Lampiran 18 Perhitungan

Membuat

Daftar

Distribusi

Frekuensi

Kelas

Eksperimen ................................................................................. 155


Lampiran 19 Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Laki-laki Kelas
Eksperimen ................................................................................. 158
Lampiran 20 Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Perempuan
Kelas Eksperimen ....................................................................... 161
Lampiran 21 Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Kelompok
Perempuan .................................................................................. 164
Lampiran 22 Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
..................................................................................................... 167
xi

Lampiran 23 Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Laki-laki Kelas


Kontrol ....................................................................................... 170
Lampiran 24 Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Perempuan
Kelas Kontrol ............................................................................. 173
Lampiran 25 Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Kelompok Lakilaki .............................................................................................. 176
Lampiran 26 Perhitungan Uji Homogenitas .................................................... 179
Lampiran 27 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen ......................... 180
Lampiran 28 Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Perempuan ................... 181
Lampiran 29 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol ................................ 182
Lampiran 30 Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Laki-laki ...................... 183
Lampiran 31 Perhitungan Uji Hipotesis Statistik ............................................ 184

xii

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah


Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memegang

peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Perkembangan ilmu pengetahuan


dan teknologi ini tidak dapat terlepas dari kontribusi bidang matematika, karena
matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern. Matematika selalu mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan
teknologi yang semakin canggih. Untuk itu, bila kita ingin hidup di dunia yang
selaras dengan teknologi yang semakin canggih, maka kita harus menguasai
matematika.
Menurut Suherman dkk, fungsi mata pelajaran matematika sebagai: alat,
pola pikir dan ilmu pengetahuan.1 Siswa diberi pengalaman menggunakan
matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan suatu informasi
misalnya melalui persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model
matematika yang merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita atau soal-soal
uraian matematika lainnya. Belajar matematika bagi para siswa, juga merupakan
pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam
penalaran suatu hubungan di antara pengertian-pengertian itu.
Dalam pendidikan formal, matematika adalah salah satu bidang studi
yang diajarkan kepada peserta didik yang berperan penting guna meningkatkan
mutu pendidikan. Mata pelajaran matematika dipelajari semua tingkat pendidikan,
baik di sekolah dasar, menengah, maupun perguruan tinggi. Matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional. Dengan
kata lain, matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang menentukan
kelulusan peserta didik.
Pentingnya belajar matematika dikemukakan oleh Cockroft yang
mengemukakan alasan mengapa matematika penting, yakni diantaranya karena
1

Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung :


Universitas Pendidikan Indonesia, 2001), h.19

selain sering digunakan dalam segala aspek kehidupan dan dapat meningkatkan
kemampuan berfikir logis dan ketelitian, matematika juga dapat memberikan
kepuasan terhadap usaha dalam memecahkan masalah.2 Pentingnya belajar
matematika tidak terlepas dari peranannya dalam berbagai kehidupan, berbagai
informasi dan gagasan yang banyak dikomunikasikan atau disampaikan dengan
bahasa matematik. Dan dengan matematika, kita dapat berlatih berpikir secara
logis, dan dengan matematika ilmu pengetahuan lainnya bisa berkembang dengan
cepat.3
Pada kenyataannya, hasil pembelajaran matematika menunjukkan hal
yang kurang menggembirakan. Hal ini terbukti dengan masih banyaknya siswa
yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Masalah utama dalam
pendidikan di Indonesia adalah rendahnya hasil belajar matematika siswa. Dalam
survey internasional yang meneliti subjek siswa sekolah menengah pertama
dilaporkan dalam Trends in Internasional Mathematics and Sciense Study
(TIMSS) 2007, kemampuan siswa Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan
dengan siswa dari Negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Siswa
Indonesia menempati urutan ke-36 dari 48 negara yang disurvei, sedangkan
Singapura ke-3 dan Malaysia ke-20. Dalam TIMSS 2007 digunakan soal-soal
tidak rutin yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi, tetapi pada
umumnya tidak dapat dijawab oleh siswa di Indonesia.
Rendahnya hasil belajar matematika siswa juga berakibat pada rendahnya
prestasi siswa dalam bidang matematika. Hal ini terbukti pada hasil penelitian
yang dilakukan oleh PISA (Programme for Internasional Student Assassment)
pada tahun 2009, diperoleh hasil bahwa hampir setengah dari siswa Indonesia
(yaitu 43,5%) tidak mampu menyelesaikan soal PISA paling sederhana (the most
basic PISA task). Sekitar sepertiga siswa Indonesia (yaitu 33,1%) hanya bisa
mengerjakan soal jika pertanyaan dari soal kontekstual diberikan secara eksplisit
serta semua data yang dibutuhkan untuk mengerjakan soal diberikan secara tepat.
2

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka


Cipta, 2003), h. 253
3
Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung :
Universitas Pendidikan Indonesia, 2001), h.20.

Hanya 0,1% siswa Indonesia yang mampu mengembangkan dan mengerjakan


pemodelan matematika yang menuntut keterampilan berpikir dan penalaran.4
Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar dan kurangnya prestasi
siswa dibidang matematika adalah kemampuan dasar matematika siswa yang
rendah. Salah satu kemampuan dasar matematika adalah kemampuan bernalar
matematika, menurut Klurik dan Rudnick bahwa penalaran meliputi berpikir dasar
(basic thinking), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative
thinking).5

Secara

garis

besar,

kemampuan

dasar

matematika

dapat

diklasifikasikan dalam lima standar yaitu kemampuan: 1) mengenal, memahami,


dan menerapkan konsep, prosedur, prinsip, dan ide matematika; 2) menyelesaikan
masalah matematik (mathematical problem solving); 3) bernalar matematik
(mathematical reasoning); 4) melakukan koneksi matematika (mathematical
connection); dan 5) komunikasi matematika (mathematical communication).6
Kemampuan dasar pada pelajaran matematika dinilai penting guna
meningkatkan hasil belajar dan prestasi siswa dalam bidang matematika.
Mengenai kemampuan dasar matematika siswa, terdapat pula pada Standar
Kompetensi Kelulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini
dibuktikan dengan adanya Permendiknas Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) yang digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik, salah satu SKL
yang penting ialah siswa memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif dengan bimbingan guru atau pendidik.7 Hal ini memberi
petunjuk bahwa pengembangan kemampuan berpikir tersebut perlu mendapat
perhatian yang lebih serius.

h.1.

Ariyadi Wijaya, Pendidikan Matematika Realistik, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012),

Sofan Amri, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas, (Jakarta: PT.
Prestasi Pustakaraya, 2010) cet.1. h.63.
6
Utari Sumarmo, Berpikir dan Disposisi Matematik, Dapat diakses di
http://math.sps.upi.edu. pada tanggal 18 Agustus 2011, pukul 11.15 WIB.
7
Sri Wardhani, Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk
Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika, (Yogyakarta : PPPPTK Matematika, 2008),
diakses
pada
tanggal
16
Agustus
2011,
h.29-30,
pukul
18.30,
(http://p4tkmatematika.org/fasilitasi/13-SI-SKLSMP-Optimalisasi-Tujuan-Wardani.pdf)

Berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan di masyarakat, karena


manusia selalu dihadapkan pada keadaan/masalah yang memerlukan pemecahan.
Untuk memecahkan suatu permasalahan dibutuhkan data-data agar dapat dibuat
keputusan yang logis, serta diperlukan pula kemampuan berpikir kritis. Selain itu
berpikir kritis memainkan peranan yang penting dalam banyak macam pekerjaan,
khususnya pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan berpikir analitis. Seseorang
yang kemampuan berpikir kritis matematikanya tinggi telah mampu mengenal
masalah, menghubungkan, dan menganalisis. Oleh karena itu, berpikir kritis
dianggap penting sehingga menjadi salah satu tujuan utama pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika dalam Kurikulum Satuan Tingkat
Pendidikan (KTSP) di Sekolah Menengah Pertama, menyebutkan bahwa mulai
dari sekolah dasar perlu membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir
logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memang memiliki posisi yang
menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru adalah
merancang,

mengelola,

dan

mengevaluasi

pembelajaran.

Agar

terjadi

pengkonstruksian pengetahuan secara bermakna, guru haruslah melatih siswa


dalam mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Salah satu jenis
berpikir dalam tingkatan yang lebih tinggi adalah berpikir kritis, hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan Dina Mayadiana dalam bukunya yang berjudul
Kemampuan Berpikir Kritis Matematika.8 Kenyataan ini menunjukkan bahwa
berpikir kritis matematika siswa masih perlu dikembangkan agar lebih baik,
karena dengan berpikir secara kritis siswa mampu menganalisis maupun
memecahkan suatu permasalahan.
Upaya untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa sering luput dari
perhatian guru. Hal ini tampak dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
guru yang lebih banyak memberi informasi, diikuti oleh diskusi dan latihan
dengan frekuensi yang sangat terbatas. Siswa kurang dilatih untuk menganalisis,

Dina Mayadiana S. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, (Jakarta: Cakrawala Maha


Karya, 2009), h.3.

mensintesis, dan mengevaluasi suatu informasi, data, atau argumen sehingga


kemampuan berpikir kritis siswa kurang dapat berkembang dengan baik.9
Pada

proses

pembelajaran,

tidak

banyak

guru

yang berupaya

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk meningkatkan kemampuan


berpikir kritis matematik. Hal ini nampak ketika guru menjelaskan materi yang
telah disiapkan, guru memberikan soal latihan yang bersifat rutin dan prosedural,
siswa hanya mencatat dan cenderung menghafal rumus-rumus atau aturan
matematika. Kondisi ini mencerminkan suatu proses pembelajaran matematika
yang tidak berpusat pada siswa dan tidak memfasilitasi kemampuan berpikir kritis
matematik.10
Siswa harus dilatih agar memiliki kemampuan berpikir matematika. Jika
siswa dilatih untuk berpikir, maka ia perlu dihadapkan pada suatu situasi atau
permasalahan yang menantang untuk diselesaikan. Soal-soal atau permasalahan
matematika yang sifatnya menantang itu akan memberikan kesempatan bagi siswa
untuk memberdayakan segala kemampuan yang dimilikinya.
Setiap siswa memiliki kemampuan berpikir yang berbeda. Perbedaan
kemampuan berpikir juga terjadi pada laki-laki dan perempuan. Dengan penelitian
ini, diharapkan dapat mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis
matematika siswa antara laki-laki dan perempuan.
Agar tujuan tersebut tercapai, diperlukan metode pembelajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematik. Pembelajaran
matematika secara konvensional yang umumnya menitik beratkan pada soal-soal
yang sifatnya algoritmis dan rutin, tidak banyak kontribusinya dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematik.11
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru pada umumnya belum
menerapkan sistem pembelajaran yang melatih siswa untuk berpikir kritis
9

Lambertus, Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran


Mattematika di SD, dalam Forum Kependidikan, vol.28, nomor 2, 2009, diakses tanggal 3
September
2011,
pukul
15.01),
h.138,
(http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/28208136142_0215_9392.pdf)
10
Dina Mayadiana S. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, (Jakarta: Cakrawala Maha
Karya, 2009), h.3.
11
Jozua Subandar, Berpikir Reflektif, dapat diakses di http://math.sps.upi.edu/wpcontent/uploads/2009/11/Berpikir-Reflektif.pdf

terhadap

pembelajaran

matematika.

Seringkali

guru

lebih

aktif

dalam

penyampaian informasi, sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat.


Aktivitas guru jauh lebih besar dibandingkan dengan aktivitas siswa. Proses
pembelajaran tersebut cenderung masih menggunakan komunikasi satu arah dan
proses pembelajaran matematika yang dilakukan oleh siswa hanya menyimak
penjelasan guru dan mengerjakan tugas secara klasikal sehingga kurang melatih
siswa untuk berpikir kritis dalam proses penyelesaian soal-soal matematika.
Akibatnya, siswa menjadi kurang aktif dan pembelajaran merupakan sesuatu yang
membosankan siswa, sehingga dapat menurunkan motivasi belajar dan inisiatif
siswa unuk bertanya dan mengungkapkan ide serta membuat siswa takut untuk
mengkomunikasikan suatu masalah kepada guru. Selain itu siswa menjadi kurang
kritis dalam berpikir dan dalam menghadapi suatu permasalahan. Sehingga tujuan
umum dari pembelajaran matematika tidak dapat tercapai.
Dengan demikian, kemampuan guru dalam memilih metode penyajian
materi merupakan hal penting dalam kegiatan belajar mengajar. Agar
pembelajaran matematika lebih berhasil, maka guru harus bisa mengkondisikan
siswanya agar belajar aktif. Karena pembelajaran yang menyebabkan siswa
belajar aktif akan lebih dapat menumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis
matematika dan pemahaman matematika dibandingkan dengan belajar pasif
(mengingat dan latihan).
Alternatif metode pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuan
berpikir kritis matematika siswa dalam penelitian ini adalah metode Thinking
Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) yang diperkenalkan oleh Claparade.
Selanjutnya metode Thinking Aloud Pair Problem Solving cukup ditulis TAPPS.
Aktivitas metode TAPPS dilakukan dalam kelompok kecil yang heterogen, hal ini
memungkinkan terjadinya interaksi yang positif antar siswa sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah
matematika. Setiap kelompok berpasangan sesuai dengan kependekan TAPPS
yaitu pair (berpasangan). Metode TAPPS merupakan merupakan salah satu
metode pembelajaran yang menantang siswa untuk belajar melalui pemecahan
masalah yang dilakukan secara berpasangan dan saling bertukar peran, dimana

satu siswa memecahkan masalah dan siswa lain mendengarkan pemecahan


masalah tersebut sehingga siswa menjadi pembelajar mandiri yang handal serta
aktif dalam proses pembelajaran.
Slavin mengatakan bahwa: TAPPS permits students to rehearse the
concepts, relate them to existing fremeworks, and produce a deeper
understanding of the material.12 Metode ini melibatkan berpikir tingkat tinggi,
metode ini juga dapat memonitor siswa sehingga siswa dapat mengetahui apa
yang dipahami dan apa yang belum dipahaminya. Proses ini cenderung membuat
proses berpikir siswa lebih sistematik dan membantu mereka menemukan
kesalahan sebelum mereka melangkah lebih jauh kearah yang salah sehingga
membantu mereka untuk menjadi pemikir yang lebih baik.
Metode TAPPS ini telah diterapkan oleh Stice yang menjanjikan adanya
peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa jika dibandingkan dengan
metode pembelajaran konvensional, serta Johnson yang menemukan dampak
positif dari metode TAPPS dalam keterampilan memecahkan masalah di teknik
elektrik pada jurusan penerbangan. Kedua penelitian tersebut menekankan pada
peningkatan prestasi belajar (kemampuan pemecahan masalah) sedangkan
kemampuan berpikir kritis matematika dari respon siswa terhadap metode TAPPS
sepanjang pengetahuan peneliti belum diteliti. Dengan menggunakan metode
TAPPS diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam
pelajaran matematika.
Sebagai tindak lanjut, peneliti berkeinginan untuk pengetahui apakah
penerapan metode TAPPS ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
matematika siswa serta bagaimanakah respon siswa terhadap metode TAPPS.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
Pengaruh Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan
Gender Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa.

12

Slavin,
Thinking
Aloud
Pair
Problem
(http://www.wcer.wisc.edu/archive/c11/c1/doingcl/tapps.html).

Solving

(TAPPS),

2011,

B.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan yang akan

dibahas dalam penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut:


1.

Rendahnya hasil belajar matematika siswa.

2.

Rendahnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran matematika.

3.

Rendahnya kemampuan berpikir kritis matematika siswa.

4.

Metode pembelajaran konvensional pada pelajaran matematika yang biasa


diterapkan

di

kelas

kurang

memberi

peluang

bagi

siswa

untuk

mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tingginya yang salah satunya


adalah kemampuan berpikir kritis.
5.

Perlunya metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan


berpikir kritis matematika siswa.

6.

Metode TAPPS dianggap dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis


matematika siswa.

C.

Pembatasan Masalah
Agar pembatasan masalah yang diteliti tidak terlalu melebar, maka

dilakukan pembatasan masalah yang akan diteliti pada hal-hal sebagai berikut:
1.

Berpikir kritis matematika merupakan suatu proses berpikir tingkat tinggi


yang didasarkan dari informasi-informasi yang diketahui, lalu menelaah
informasi tersebut untuk mengambil suatu kesimpulan yang masuk akal
dalam memecahkan permasalahan matematika. Dalam penelitian ini
kemampuan berpikir kritis matematika difokuskan pada kemampuan
memberikan

penjelasan

sederhana,

membangun

keterampilan

dasar,

menyimpulkan, memberi penjelasan lebih lanjut, dan mengatur strategi dan


taktik.
2.

Metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS):


Metode TAPPS merupakan salah satu metode pembelajaran yang melibatkan
dua orang siswa bekerja sama menyelesaikan suatu masalah. Dimana satu
siswa memecahkan masalah dengan memperdengarkannya (problem solver)
dan yang lain sebagai pendengar (listener).

D.

Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka

perumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut:


1.

Apakah kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang diajar dengan


metode TAPPS lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan metode
diskusi kelompok?

2.

Apakah terdapat pengaruh gender terhadap kemampuan berpikir kritis


matematika?

3.

Apakah terdapat pengaruh interaksi antara metode TAPPS dan gender


terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa?

E.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain:

1.

Mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang diajar


dengan metode TAPPS lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan
metode diskusi kelompok.

2.

Mengetahui apakah terdapat pengaruh gender terhadap kemampuan berpikir


kritis matematika.

3.

Mengetahui apakah terdapat pengaruh interaksi antara metode TAPPS dan


gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa.

F.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:
1.

Manfaat Teoritik
a.

Sebagai salah satu referensi untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis


matematika siswa.

b.

Sebagai pembanding bagi peneliti-peneliti lain yang ingin meneliti


metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS).

10

2.

Manfaat Praktis
a.

Bagi peneliti, dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan peneliti


terhadap metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving
(TAPPS).

b.

Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar


yang lebih bervariasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa dalam pembelajaran matematika.

c.

Bagi guru, menjadi bahan masukan untuk lebih mengetahui alternatifalternatif

metode

pembelajaran

yang

dapat

digunakan

untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa.


d.

Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan


dan wawasan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta
kualitas pembelajaran matematika serta memberi sumbangan informasi
untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

11

BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS

A. Landasan Teori
Berikut akan dibahas terlebih dahulu beberapa kajian literatur terkait
penelitian yakni: kemampuan berpikir kritis matematika siswa, metode
pembelajaran kooperatif, dan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving
(TAPPS). Untuk memahami lebih lanjut mengenai teori-teori tersebut maka akan
dijelaskan pada bahasan berikut ini.
1.

Kemampuan Berpikir Kritis Matematika


a.

Pengertian Berpikir Kritis Matematika


Ruggieromengartikan berpikir sebagai segala aktivitas mental yang

membantu merumuskan atau memecahkan masalah, membuat keputusan, atau


memenuhi keinginan untuk memahami : berpikir adalah sebuah pencarian
jawaban, sebuah pencapaian makna. Chaffee, menjelaskan bahwa berpikir
sebagai sebuah proses aktif, teratur, dan penuh makna yang kita gunakan
untuk memahami dunia. Dia mendefinisikan bahwa berpikir kritis sebagai
berpikir untuk menyelidiki secara sistematis proses berpikir itu sendiri.1
Kata kritis berasal dari bahasa Yunani yaitu kritikos dan kriterion.
Kata kritikos berarti pertimbangan sedangkan kata kriterion mengandung
makna ukuran baku atau standar. Sehingga secara etimologi berpikir
kritis mengandung makna suatu kegiatan mental yang dilakukan seseorang
untuk dapat mempertimbangkan dengan menggunakan ukuran atau standar
tertentu.2

Jika

dipadukan

dengan

kata

berpikir,

maka

kita

dapat

mendefinisikan berpikir kritis sebagai berpikir secara eksplisit dilatari oleh

Elaine B. Johnson, CTL Contextual Teaching &Learning Menjadikan Kegiatan Belajar


Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Penerjemah, Ibnu Setiawan (California: Coruwin Press,
Inc, 2002, reprint, Bandung: MLC, 2008), cet.ke-4.h.187.
2
Lambertus, Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis dalam pembelajaran
Matematika di SD, dalam Forum Kependidikan, vol.28, nomor 2, 2009, diakses pada tanggal 3
September
2011,
pukul
15.01),
h.137
(http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/28208136142_0215_9392.pdf)

11

12

penilaian yang beralasan dan berdasarkan standar yang sesuai dalam rangka
mencari kebenaran, keuntungan, dan nilai sesuatu.
Glaser mendefinisikan berpikir kritis sebagai: 1). Suatu sikap mau
berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berbeda
dalam jangkauan pengalaman seseorang; 2).Pengetahuan tentang metodemetode pemeriksaan dan penalaran yang logis; 3). Suatu keterampilan untuk
menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritis menuntut upaya keras
untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan
bukti

pendukungnya

dan

kesimpulan-kesimpulan

lanjutan

yang

diakibatkannya. Menurut Ennis berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk


akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya
atau dilakukan. Sedangkan menurut Gerhand mendefinisikan berpikir kritis
sebagai proses komplek yang melibatkan penerimaan dan penguasaan data,
analisis data, evaluasi data, mempertimbangkan aspek kualitatif dan
kuantitatif, serta membuat seleksi atau membuat keputusan berdasarkan hasil
evaluasi.
Costa mendefinisikan individu yang berpikir kritis memiliki ciri-ciri
diantaranya adalah pandai mendeteksi permasalahan, mampu membedakan
informasi-informasi, suka mengumpulkan data untuk pembuktian faktual,
mampu membuat hubungan yang berhubungan antara satu masalah dengan
masalah lainnya, mampu mendaftar alternatif pemecahan masalah dengan
masalah lainnya, mampu menarik kesimpulandan generalisasi dari data yang
ada.3
Krulik danRudnick mengemukakan bahwa yang termasuk berpikir
kritis dalam matematika adalah berpikir yang menguji, mempertanyakan,
menghubungkan, mengevaluasi semua aspek yang ada dalam suatu situasi
ataupun suatu masalah. Sebagai contoh, ketika seseorang sedang membaca
suatu situasi ataupun suatu masalah. Sebagai contoh, ketika seseorang sedang
membaca suatu naskah ataupun mendengarkan suatu ungkapan atau
3

Dina Mayadiana S. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, (jakarta: cakrawala maha


karya,2009), h.11.

13

penjelasan ia akan berusaha memahami dan coba menemukan atau


mendeteksi adanya hal-hal yang istimewa dan yang perlu ataupun yang
penting.4
Orang yang berpikir kritis selalu berpikir secara tajam untuk
mendapatkan suatu kebenaran yang dicarinya, tidak mudah percaya terhadap
pendapat orang lain, mampu menyimpulkan dari apa yang diketahuinya, dan
mengetahui cara memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah
dengan mencari sumber-sumber informasi yang relevan untuk masalah yang
dipecahkan.5 Berpikir kritis mengarah kepada penggunaan kemampuan
kognitif atau strategi yang meningkatkan kemampuan dari hasil yang
diinginkan. Berpikir kritis adalah berpikir dengan maksud tertentu, beralasan
dan bertujuan langsung. Hal ini meliputi kemampuan dalam menyelesaikan
masalah, merumuskan kesimpulan, dan memperhitungkan kemungkinan serta
membuat peryataan.
Seorang pemikir kritis menggunakan kemampuan ini secara wajar,
tanpa tergesa-gesa dan selalu dengan kesadaran penuh. Banyak orang yang
tidak terlalu membedakan antara berpikir kritis dan berpikir logis padahal ada
perbedaan besar antara keduanya, yakni bahwa berpikir kritis dilakukan untuk
membuat keputusan sedangkan berpikir logis hanya dibutuhkan untuk
membuat kesimpulan. Pada dasarnya pemikiran kritis menyangkut pula
pemikiran logis yang diteruskan dengan mengambil keputusan.
Berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan di masyarakat, karena
dalam kehidupan di

masyarakat, manusia selalu dihadapkan pada

permasalahan yang memerlukan pemecahan. Untuk memecahkan suatu


permasalahan tentu diperlukan data-data agar dapat dibuat keputusan yang
logis, dan untuk membuat suatu keputusan yang tepat, diperlukan
kemampuan berpikir kritis yang baik.
4

Jozua Sabandar, Berpikir Reflektif dapat diakses di http://math.sps.upi.edu/wpcontent/uploads/2009/11/Berpikir-Reflektif.pdf


5
Lambertus, Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis dalam pembelajaran
Matematika di SD, dalam Forum Kependidikan, vol.28, nomor 2, 2009, diakses pada tanggal 3
September
2011,
pukul
15.01),
h.139
(http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/28208136142_0215_9392.pdf)

14

Berpikir kritis adalah bagian dari sebuah proses penalaran. Karena di


dalam berpikir kritis terdapat sebuah kegiatan menghubungkan dan
mengevaluasi semua aspek dari sebuah situasi atau masalah, mengumpulkan,
mengorganisasikan, dan menganalisis informasi untuk menentukan sebuah
kesimpulan yang valid. Semua kegiatan dalam berpikir kritis memerlukan
sebuah penalaran yang logis untuk menghasilkan sebuah tindakan yang tepat
dan sebuah kesimpulan yang masuk di akal. Hampir setiap orang yang
bergelut dalam bidang berpikir kritis telah menghasilkan daftar keterampilanketerampilan berpikir yang mereka pandang sebagai landasan untuk berpikir
kritis.
Berpikir kritis juga berkaitan erat dengan argumen, karena argumen
sendiri adalah serangkaian pernyataan yang mengandung pernyataan
penarikan kesimpulan. Kesimpulan biasanya ditarik berdasarkan pernyataanpernyataan yang diberikan sebelumnya atau yang disebut premis. Dalam
argumen yang valid sebuah kesimpulan harus ditarik secara logis dari premispremis yang ada. Kemampuan-kemampuan berpikir kritis yang telah
disebutkan di atas merupakan awal yang baik dalam berpikir kritis dan dapat
diterapkan oleh detiap siswa dalam proses pembelajaran matematika di kelas.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang berpikir kritis yang
dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis matematik
adalah proses berpikir untuk memenuhi jawaban dan mencapai pemahaman
untuk memecahkan masalah, membuat keputusan dan menjawab berbagai
persoalan matematika. Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah
dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan
masalah, mengambil keputusan, menghubungkan, menganalisis asumsi, dan
melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis
yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan
dan pendapat.

15

b. Indikator Berpikir Kritis Matematika


Kemampuan berpikir kritis setiap orang berbeda-beda.Oleh karena itu,
diperlukan suatu indikator sehingga kita dapat menilai tingkat berpikir kritis
seseorang.Indikator-indikator dalam berpikir kritis dikemukakan oleh
beberapa ahli. Menurut Watson dan Glaser untuk menilai kemampuan
berpikir kritis dapat dilakukan dengan pengukuran melalui tes yang
mencakup lima buah indikator,6yaitu :
1) Mengenal asumsi
2) Melakukan inferensi
3) Deduksi
4) Interpretasi
5) Mengevaluasi argumen
Rugeirro juga memberikan tiga buah indikator untuk penilaian
kemampuan berpikir kritis, yaitu:7
1) Investigasi yaitu menemukan bukti yang dapat menjawab pertanyaan
tentang masalah yang sedang dibahas.
2) Interpretasi yaitu menemukan bukti atau fakta-fakta yang diperlukan.
3) Mengambil kesimpulan.
Menurut Beyer seperti yang dikutip Desmita, setidaknya terdapat 10
kecakapan berpikir kritis yang dapat digunakan peserta didik dalam
mengajukan argumentasi atau membuat pertimbangan yang absah (valid),
yaitu:
1) Keterampilan membedakan fakta-fakta yang dapat diverifikasi dan
tuntutan nilai-nilai yang sulit diverifikasi (diuji kebenarannya).
2) Membedakan antara informasi, tuntutan atau alasan yang relevan dengan
yang tidak relevan.
3) Menentukan kecermatan factual (kebenaran) dari suatu pernyataan.
4) Menentukan kredibilitas (dapat dipercaya) dari suatu sumber.
6

Sofan Amri dan Lif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2010),h. 65.
7
Vincent Ryan Ruggiero, Beyond Feelings a Guide to Critical Thinking, (New York: The
McGraw-Hill Companies, 2004), p.21.

16

5) Mengidentifikasi tuntutan atau argumen yang mendua.


6) Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakan.
7) Mendeteksi bias (menemukan penyimpangan).
8) Mengidentifikasi kekeliruan-kekeliruan logika.
9) Mengenali ketidakkonsistenan logika dalam suatu alur penalaran.
10) Menentukan kekuatan suatu argumen atau tuntutan.
Menurut Santrock untukberpikir secara kritis, untuk memecahkan
setiap permasalahan atau mempelajari sejumlah pengetahuan baru, siswa
harus mengambil peran aktif di dalam belajar, yakni harus berupaya
mengembangkan sejumlah proses berpikir aktif, diantaranya : 8
1) Mendengarkan secara seksama.
2) Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan-pertanyaan.
3) Mengorganisasi pemikiran-pemikiran mereka.
4) Memperhatikan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan.
5) Melakukan deduksi (penalaran dari umum ke khusus).
6) Membedakan antara kesimpulan-kesimpulan yang valid dan yang tidak
valid secara logika.
7) Belajar bagaimana

mengajukan pertanyaan-pertanyaan klarifikasi,

(seperti Apa intinya?, Apa yang Anda maksud dengan pertanyaan


itu?, dan Mengapa?).
Indikator berpikir kritis menurut Wade (1995),9 yakni meliputi:
1) Kegiatan merumuskan pertanyaan,
2) Membatasi permasalahan,
3) Menguji data-data,
4) Menganalisis berbagai pendapat dan bisa,
5) Menghindari pertimbangan yang sangat emosional,
6) Menghindari penyederhanaanberlebihan,
7) Mempertimbangkan berbagai interpretasi; dan
8) Mentoleransi ambiguitas.
8

Desmita, op. cit., hal.156


Arief Achmad, Memahami Berpikir Kritis, (Bandung, 2007), h.1.

17

Ennis

mengelompokkan

berpikir

kritis

dalam

kelompok

10

keterampilan berpikir, yaitu :

1) Memberi penjelasan sederhana


2) Membangun keterampilan dasar
3) Menyimpulkan
4) Memberikan penjelasan lanjut
5) Mengatur strategi dan taktik
Adapun penjelasannya lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai
berikut :
Tabel 2.1
Keterampilan Berpikir Kritis
Keterampilan Berpikir Kritis
Sub Keterampilan
1. Elementary Clarification
(memberi penjelasan sederhana)

2.

6.

7.

8.

10

1.
2.
3.

Memfokuskan pertanyaan
Menganalisis argumen
Bertanya dan menjawab
pertanyaan yang
menantang
Basic Support
4. Mempertimbangkan
(membangun keterampilan dasar)
kredibilitas (criteria) suatu
sumber
5. Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil
observasi
Inference
6. Membuat deduksi dan
(menyimpulkan)
mempertimbangkan hasil
deduksi
7. Membuat induksi dan
mempertimbangkan hasil
induksi
8. Membuatdan
mempertimbangkan nilai
keputusan.
Advanced Clarification
9. Mengidentifikasi istilah
(membuat penjelasan lebih lanjut)
dan mempertimbangkan
keputusan
10. Mengidentifikasi asumsi
Strategy and Tactics
11. Merumuskan suatu
(strategi dan taktik)
tindakan

Dina Mayadiana S, KemampuanBerpikirKritis Matematika, (Jakarta: Cakrawala Maha


Karya), 2009. hal.13

18

Selain itu, Ennis menyatakan bahwa ada enam elemen dasar dalam
berpikir kritis yang dikenal dengan FRISCO (Focus, Reason, Inference,
Situation, Clarity, Overview) yaitu:11
1) Focus(Fokus)
Hal pertama yang harus dilakukan dalam menghadapi situasi
tertentu adalah mengidentifikasikansituasi atau masalah dengan baik.
Untuk meyakinkan bahwa kita telah mengetahui dan memahami focus
dari situasi tertentu, kita dapat bertanya kepada diri sendiri apa yang
terjadi disini?, ada apa sebenernya disini?. semua ini mengenai
apa?, apa orang-orang mencoba untuk membuktikan?, apa saya
mencoba untuk membuktikan?. Indikator focusyang dimaksudkan
adalah siswa mampu menentukan konsep yang digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan.
2) Reason (Alasan)
Menurut

Ennis

untuk

mendapatkan

suatu

alasan

yang

mendukung, kita harus mencoba mencari gagasan yang baik. Selain itu,
kita juga harus paham dengan alasan yang disampaikan untuk
mendukung kesimpulan dan memutuskan suatu argumen.
Ketika sedang merumuskan argumen, kita harus menyampaikan
alasan. Pada saat kita membuat keputusan, sebaiknya kita mencari alasan
yang mendukung dan melawan (pro dan kontra) atas keputusan kita
tersebut. Terkadang kita sedang menyelidiki sesuatu atau melakukan
eksperimen tertentu, sebenarnya kita sedang mencari bukti, dan bukti
akan menjadi alasan dari kesimpulan kita. Akhirnya ketika kita mereview
suatu argument, kita harus mengidentifikasi dan menilai keabsahan
alasan kita.Indikator reasonyang dimaksudkan adalah siswa mampu
memberikan alasan tentang jawaban yang dikemukakan.
3) Inference (menarik kesimpulan)
Dalam penarikan kesimpulan, kita harus menilai apakah alasan
dapat diterima dan kita juga harus menilai apakah alasan itu cukup untuk
11

Amri, op.cit., h.64-65

19

membuat kesimpulan jika alasan dapat diterima, oleh karena itu kita
harusmenilai kesimpulan.
Menarik

kesimpulan

meliputi

kegiatan

mendeduksi

atau

mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi atau mempertimbangkan


hasil

induksi,

dan

membuat

serta

menentukan

nilai

pertimbangan.Indikator inference yang dimaksudkan adalah siswa


mampu membuat kesimpulan dari informasi yang tersedia dengan cara
membuat langkah-langkah dalam penyelesaian.
4) Situation ( Situasi)
Menurut Ennis situasi itu meliputi orang yang terlibat dan juga
tujuan, sejarah, kesetiaan, pengetahuan, emosi, prasangka, keanggotaan,
kelompok, dan kepentingan mereka, termasuk juga lingkungan fisik dan
lingkungan sosial (yang meliputi keluarga, pemerintah, institusi, agaman,
pekerjaan, klub dan lingkungan sekitar).Hal tersebut berkaitan tidak
hanya pada arti aktivitas berpikir dan beberapa aturan

yang

mengarahkannya, tetapi juga arti dari apa yang dilakukan atau dinilai dari
orang tersebut.Indikator situation yang dimaksudkan adalah siswa
mampu

menjawab

soal

sesuai

konteks

permasalahan,

dapat

mengungkapkan situasi atau permasalahan dengan menggunakan bahasa


matematika dan mampu menjawab soal-soal matematika aplikasi.
5) Clarity (Kejelasan)
Kejelasan merupakan hal yang penting dalam mengemukakan
suatu gagasan. Jika apa yang dikatakan oleh orang lain kurang jelas,
cobalah kita meminta penjelasan. Yakinkan bahwa kita memahami apa
yang sedang mereka bicarakan. Sedangkan untuk meminta penjelasan
dari seseorang kita bias menggunakan pertanyaan, diantaranya Apa
yang anda maksud?, Dapatkah anda memberi contoh.Indikator clarity
yang dimaksudkan adalah siswa mampu memberikan kejelasan lebih
lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep.

20

6) Overview (Peninjauan)
Elemen keenam dalam berpikir kritis adalah overview. Overview
ini sebaiknya tidak hanya dilakukan diakhir, tetapi terus-menerus selama
memegang kasus. Walaupun sebenarnya sudah membuat penilaian
mengenai kesimpulan pada bagian Inference. Overview ini dilakukan
sebagai bagian dari pengecekan secara keseluruhan.Indikator overview
yang dimaksudkan adalah siswa mampu mengecek apa yang telah
ditemukan, diputuskan, dipertimbangkan, dipelajari dan disimpulkan.
Berdasarkan indikator yang dikemukakan oleh beberapa ahli,
indikator berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah FRISCO,
yaitu:
1) Focus(menentukan

konsep

yang

digunakan

untuk

menyelesaikan

permasalahan)
2) Reason(memberikan alasan tentang jawaban yang dikemukakan)
3) Inference(membuat kesimpulan dari informasi yang tersedia dengan cara
membuat langkah-langkah dalam penyelesaian)
4) Situation(menjawab

soal

sesuai

konteks

permasalahan,

dapat

mengungkapkan situasi atau permasalahan dengan menggunakan bahasa


matematika dan mampu menjawab soal-soal matematika aplikasi)
5) Clarity(memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan
konsep)
6) Overview(mengecek

apa

yang

telah

ditemukan,

diputuskan,

dipertimbangkan, dipelajari dan disimpulkan)

2.

Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)


a.

Pengertian metode thinking aloud pair problem solving


Dalambahasa indonesia think aloud artinya berpikir keras, pair artinya

berpasangan dan problem solving artinya pemecahan atau penyelesaian


masalah. Jadi thinking aloud pair problem solving dapat diartikan sebagai
teknik berpikir keras secara berpasangan dalam penyelesaian masalah, yang
merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi

21

belajar aktif kepada siswa. Jenis pembelajaran ini membuat siswa untuk
mencari tahu sumber-sumber pengetahuan yang relevan. Sehingga metode
TAPPS memberikan tantangan kepada siswa untuk belajar dan berpikir
sendiri.
Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Claparede. Arthur
Whimbey dan Jack Lochhead telah mengembangkan metode ini lebih jauh
dengan maksud untuk mendorong keterampilan memecahkan masalah dengan
cara membicarakan hasil pemikiran dalam menyelesaikan masalah pada
pengajaran matematika dan fisika. Pada metode TAPPS, siswa di kelas dibagi
menjadi beberapa tim, setiap tim terdiri dari dua orang. Satu orang siswa
menjadi problem solver dan satu orang lagi menjadi listener. Setiap anggota
memiliki tugas masing-masing yang akan mengikuti aturan tertentu.12
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode TAPPS
merupakan salah satu metode pembelajaran yang menantang siswa untuk
belajar melalui pemecahan masalah yang dilakukan secara berpasangan dan
saling bertukar peran, dimana satu siswa memecahkan masalah dan siswa lain
mendengarkan pemecahan masalah tersebut sehingga siswa menjadi
pembelajar mandiri yang handal serta aktif dalam proses pembelajaran.
b. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Thinking Aloud Pair Problem
Solving (TAPPS)
Menurut Whimbey dan Lochhead metode ini menggambarkan
pasangan yang bekerja sama sebagai problem solver dan listener untuk
memecahkan suatu permasalahan. Siswa yang berperan sebagai problem
solver memiliki tugas untuk menjelaskan tahap demi tahap dalam
menyelesaikan masalah, sedangkan siswa yang berperan sebagai listener
memiliki tugas untuk memahami setiap langkah yang dilakukan problem
solver, sementara guru dianjurkan untuk mengarahkan siswa sesuai prosedur

12

James.
E.
Stice,
teaching
problem
http://wwwcsi.unian.it/educa/problemsolving/stice_ps.html

solving,

2011,h.4

22

yang telah ditentukan. Proses ini telah terbukti efektif dalam membantu siswa
belajar.13
Strategi dalam memecahkan masalah merupakan suatu rangkaian
langkah pemecahan yang digunakan oleh problem solver untuk mencapai
suatu solusi. Banyak strategi pemecahan masalah yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah, namun strategi pemecahan masalah yang digunakan
dalam penelitian ini untuk menyelesaikan soal-soal matematika selama proses
belajar mengajar adalah strategi pemecahan masalah menurut Polya.
Menurut Polya langkah pemecahan masalah terdiri dari empat tahap.
Keempat tahap tersebut dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut :
1) Memahami masalah
Memahami masalah merupakan langkah yang sangat penting
dalam menyelesaikan suatu masalah, karena dalam penyelesaian suatu
masalah akan sangat bergantung pada pemahaman terhadap masalah itu
sendiri. Polya mengungkapkan bahwa untuk memahami masalah perlu
menjawab pertanyaan sebagai berikut : Data apa yang diberikan? Apa
yang ditanyakan? Bagaimana kondisi ssoal? Apa yang tidak diketahui?
Mungkinkah kondisi dinyatakan dalam bentuk persamaan atau hubungan
lainnya? Apakah kondisi yang diberikan cukup untuk mencari apa yang
ditanyakan? Apakah kondisi yang diberikan cukup atau kondisi itu
berlebihan, atau kondisi itu saling bertentangan? Selain menjawab
pertanyaan, untuk memahami masalah disarankan untuk membuat
gambar (jika memungkinkan), dan menuliskan notasi yang sesuai.
2) Merencanakan suatu penyelesaian
Pada langkah ini ditentukan hubungan antara hal yang diketahui
dengan hal yang ditanyakan. Selanjutnya disusun rencana pemecahan
masalahnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Apakah
pernah ada soal ini sebelumnya? Atau pernahkah ada soal yang sama atau
serupa dalam bentuk lain? Tahukan soal yang mirip dengan soal ini?
13

Arthur Whimbey & Jack Lochhead, problem solving & comprehension sixth edition,
(london: Lawrence Erlbaum Associates, 1999), h.39

23

Teori mana yang dapat dipakai dalam masalah ini? Perhatikan apa yang
ditanyakan! Misalkan ada soal yang serupa dengan soal yang pernah
diselesaikan. Dapatkah pengalaman yang lama digunakan dalam masalah
sekarang? Dapatkah hasil dan metode yang lalu digunakan di sini?
Apakah harus dicari unsur lain agar dapat memanfaatkan soal semula?
Dapatkah mengulang soal tadi? Dapatkah menyatakannya dalam bentuk
lain? Andaikan soal baru belum dapat diselesaikan, coba pikirkan soal
serupa dan selesaikan. Bagaimana bentuk umum soal itu? Bagaimana
bentuk soal yang lebih khusus? Soal yang analog? Dapatkah sebagian
soal diselesaikan? Misalkan sebagian soal dibuang, sejauh mana yang
ditanyakan dapat dicari? Manfaat apa yang dapat diperoleh dari data
yang ada? Perlukah data lain untuk menyelesaikan soal yang dihadapi?
Dapatkah yang ditanyakan atau data atau keduanya diubah sehingga
menjadi saling berkaitan satu dengan yang lainnya? Apakah semua data
dan semua kondisi sudah digunakan? Sudahkah diperhitungkan ide-ide
penting yang ada dalam soal tersebut?
3) Melaksanakan rencana penyelesaian
Melaksanakan penyelesaian yang menekankan pada pelaksanaan
prosedur yang ditempuh meliputi : Melaksanakan rencana penyelesaian.
Memeriksa

setiap

langkah

apakah

sudah

benar?

Bagaimana

membuktikan langkah yang dipilih sudah benar?


4) Memeriksa kembali proses dan hasil secara keseluruhan
Memeriksa kembali proses dan hasil yang meliputi : Bagaimana
memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh? Dapatkah diperiksa
sanggahannya? Dapatkah jawaban itu dicari dengan cara lain? Dapatkah
jawaban itu dibuktikan? dan dapatkah cara atau jawaban tersebut
digunakan untuk soal-soal lain?
Dalam penelitian ini empat tahap penyelesaian menurut Polya
diterapkan pada saat penggunaan metode TAPPS untuk memecahkan
permasalahan. Dalam metode TAPPS, setiap siswa diberikan permasalahan

24

berbeda yang harus dipecahkan. Berikut merupakan perincian tugas problem


solver dan listener yang dikemukakan oleh Stice.
Tugas problem solver:
1) Membacakan soal dengan suara cukup keras agar listener mengetahui
permasalahan yang akan dipecahkan,.
2) Mulai menyelesaikan soal dengan cara sendiri. Problem solver
mengemukakan semua pendapat serta gagasan yang terpikirkan,
mengemukakan

semua

langkah

tersebut

serta

menjelaskan

apa,mengapa,dan bagaimana langkah tersebut diambil agar listener


mengerti penyelesaian yang dilakukan problem solver.
3) Problem solver harus lebih berani dalam mengungkapkan segala hasil
pemikirannya. Anggaplah bahwalistener tidak sedang mengevaluasi .
4) Mencoba untuk terus menyelesaikan masalah sekalipun problem solver
menganggap masalah tersebut sulit.
Tugas listener:
1) Memahami secara detail setiap langkah yang diambil problem solver.
2) Meminta problem solver untuk terus berbicara.
3) Bertanya ketika problem solver mengatakan sesuatu yang kurang jelas.
Jangan biarkan problem solver melanjutkan jika listener tidak mengerti
yang problem solver lakukan, atau listener pikir telah terjadi kesalahan,
dengan meminta problem solver mengecek kembali langkah penyelesaian
yang ditempuhnya.
4) Tidak memecahkan masalah yang dihadapi problem solver. Jika problem
solver terus membuat kesalahan dalam berpikir atau menghitung,
tunjukkan kesalahannya, tetapi jangan dikoreksi.14
Peran guru di kelas sangatlah terbatas, bisanya guru hanya mengamati
diantara pasangan siswa, memonitor aktivitas mereka dan memberikan
perhatian khususs kepada Listener. Selain itu guru dapat berkeliling
memonitor seluruh kelompok dan melatih Listener mengajukan pertanyaan.
14

James.
E.
Stice,
teaching
problem
(http://wwwcsi.unian.it/educa/problemsolving/stice_ps.html)

solving,

2011,

h.4,

25

Hal ini diperlukan karena keberhasilan metode ini akan tercapai bila Listener
berhasil membuat Problem Solver memberikan alas an dan menjelaskan apa
yang mereka lakukan untuk memecahkan masalah. Peran guru dalam hal ini
hanya sebagai fasilitator bukan pentrasnfer pengetahuan dan juga motivator.
Jika terdapat kelompok yang mengalami kesulitan dalam memecahkan
masalah, guru dapat membantu kelompok tersebut diantaranya dengan cara :
menjadi Listener dengan memberikan pertanyaan yang merupakan bantuan
menuju sesuatu yang dibutuhkan oleh siswa, namun tidak mengungkapkan
seluruh jawaban yang dibutuhkan oleh siswa.
Melalui metode TAPPS, siswa belajar untuk bertanggung jawab
dalam kegiatan belajar, tidak sekedar menjadi penerima informasi yang pasif,
namun harus aktif mencari informasi yang diperlukan sesuai dengan kapasitas
yang ia miliki. Dalam metode TAPPS siswa dituntut untuk terampil bertanya
dan mengemukakan pendapat, menemukan informasi yang relevan dari
sumber yang tersembunyi, mencari berbagai cara alternative untuk
mendapatkan solusi, dan menentukan cara yang paling efektif untuk
menyelesaikan masalah.
c.

Keunggulan Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)


Kyungmoon Jeon mengatakan bahwa metode TAPPS lebih efrektif

dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah,


terutama dalam mengingat kembali konsep-konsep yang terkait dalam
menyelesaikan soal matematika.15 Sejalan dengan pendapat di atas, Caruso
dan Tudge mengungkapkan bahwa metode TAPPS adalah metode yang
efektif dan efisien membangun kemampuan menjelaskan analitis siswa
karena metode ini melibatkan pertukaran konsepsi antar siswa, yang
membantu mereka meningkatkan pembelajaran dan pemahaman mereka
dalam memahami konsep dengan pemahaman yang lebih baik.
Demikian juga dengan Slavin yang mengatakan bahwa: TAPPS
permits students to rehearse the concepts, relate them to existing fremeworks,
15

Kyungmoon, Jeon, The Effects of Thinking Aloud Pair Problem Solving on High
School Students Chemistry Problem-Solving Performance and Verbal Interactions, Journal of
Chemical Education research, vol.82, 2005, h.1558.

26

and produce a deeper understanding of the material.16 Metode ini


melibatkan berpikir tingkat tinggi, metode ini juga dapat memonitor siswa
sehingga siswa dapat mengetahui apa yang dipahami dan apa yang belum
dipahaminya. Proses ini cenderung membuat proses berpikir siswa lebih
sistematik dan membantu mereka menemukan kesalahan sebelum mereka
melangkah lebih jauh kearah yang salah sehingga membantu mereka untuk
menjadi pemikir yang lebih baik.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas maka dapat
dikatakan bahwa metode TAPPS memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
1) Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
2) Meningatkan pemahaman konsep.
3) Mengurangi pemikiran impulsif.
4) Meningkatkan keahlian mendengarkan aktif.
5) Meningkatkan keahlian berkomunikasi.
6) Membangun rasa puas ketika memecahkan suatu masalah.
7) Membangun rasa percaya diri dalam memecahkan masalah.
Melalui metode TAPPS siswa belajar untuk bertanggung jawab dalam
kegiatan belajar, tidak sekedar menjadi penerima informasi yang pasif, namun
harus aktif mencari informasi yang diperlukan sesuai dengan kapasitas yang
dimiliki. Dalam metode TAPPS siswa dituntut bergerak aktif untuk terampil
bertanya dan mengemukakan pendapat, menemukan informasi yang relevan
dari sumber yang tersembunyi, mencari berbagai cara alternatif untuk
mendapatkan solusi, dan menentukan cara yang paling efektif untuk
menyelesaikan masalah, sehingga dari hal-hal tersebut dapat terlihat jelas
aktivitas yang dilakukan siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi
ketika proses pembelajaran berlangsung.

16

Slavin,
Thinking
Aloud
Pair
Problem
(http://www.wcer.wisc.edu/archive/c11/c1/doingcl/tapps.html).

Solving

(TAPPS),

2011,

27

d. Teori yang Mendukung Metode Thinking Aloud Pair Problem


Solving (TAPPS)
Metode TAPPS ini mengacu pada dua teori yaitu interaksi social
Piaget dan teori Vygotsky tentang perkembangan sosial.
1) Teori Piaget
Dalam teorinya, Piaget menyebutkan bahwa kolaborasi di antara
siswa sangat diperlukan karena kegiatan ini akan menunjukkan
pandangan yang berbeda dari yang lainnya agar dapat memperbaiki dan
meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu konsep serta lebih
mampu memecahkan masalah-masalah kompleks dibandingkan dengan
siswa yang belajar secara individu.
2) Teori Vygotsky
Metode TAPPS juga berhubungan dengan teori Vygotsky tentang
perkembangan sosial. Seperti halnya Piaget, Vygotsky mengemukakan
bahwa siswa membentu pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan
kegiatan siswa sendiri melalui bahasa.17 Vygotsky menekankan pada
hubungan orang dengan konteks budaya dimana mereka bertindak dan
berinteraksi dalam membagi pengalaman. Menurut teori Vygotsky, guru
dan siswa harus bekerja secara kolaboratif, bukan guru mendiktekan
materi kepada para siswa. Ruang kelas akan menjadi suatu komunitas
pembelajaran jika siswa dan tempat duduknya dibagi-bagi dalam
kelompok kecil.
Melalui kedua teori ini siswa dituntun ataupun difasilitasi untuk
belajar sehingga menemukan kembali (reinvent) atau mengkonstruksi
kembali (reconstruct) pengetahuan, khususnya dalam memecahkan masalah
yang dihadapi. Dengan demikian melalui beberapa penjelasan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa metode TAPPS dengan interaksi dan kolaborasinya,
baik itu yang dilakukan guru kepada siswa, maupun siswa yang satu kepada
siswa yang lainnya dalam hal ini listener dan problem solver mampu
17

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:


Presentasi Pustaka, 2007), h.26.

28

mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa dalam


menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran matematika yang diberikan
oleh guru pada saat proses pembelajaran di sekolah.
e.

Desain Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dalam


Proses Pembelajaran
Dalam menerapkan metode TAPPS di kelas, yang perlu diperhatikan

adalah prosedur pelaksanaan metode tersebut agar terlaksana dengan baik.


Yang patut dikembangkan dan diterapkan kepada siswa adalah bagaimana
siswa bekerja sama satu sama lain agar termotivasi untuk secara
berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak
peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog serta untuk mengembangkan
keterampilan social dan keterampilan berpikir dalam menyelesaikan masalah
pada pembelajaran matematika.
Adapun langkah-langkah atau prosedur pembelajaran matematika
dengan menggunakan metode TAPPS secara garis besar dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 2.2
Tahapan Pelaksanaan Metode TAPPS
Tahapan Kegiatan

Pendahuluan

Kegiatan Inti

Kegiatan Pembelajaran
- Guru dan siswa berdoa bersama.
- Guru mengabsen siswa.
- Guru menyampaikan standar kompetensi dan
kompetensi dasar sebagai tujuan pembelajaran.
- Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi kepada
siswa.
- Menginformasikan kepada siswa behwa metode yang
akan digunakan pada setiap pertemuan yaitu metode
TAPPS dan menyampaikan prosedur pelaksanaannya.
Eksplorasi:
- Guru memberikan lembar kerja kepada masingmasing siswa dan memberikan sedikit penjelasan
mengenai lembar kerja siswa (LKS) tersebut.
- Siswa menggali pengetahuan awal melalui lembar
kerja siswa (LKS) yyang telah diberikan guru.
Elaborasi:
- Guru membagi siswa secara berpasangan menjadi

29

Penutup

kelompok-kelompok kecil.
- Siswa mengerjakan soal-soal yang terdapat di dalam
lembar kerja siswa (LKS)
- Guru mengarahkan setiap pasangan untuk secara
bergantian menjadi problem solver dan listener.
- Siswa yang bertindak sebagai problem solver
mempresentasikan jawabannya dalam lembar kerja
kepada listener, dimulai dari membacakan soal
sampai kepada penyelesaian dan kesimpulannya.
- Siswa yang bertindak sebagai listener bertugas
mendengarkan dan mengikuti serta memahami setiap
langkah yang dilakukan problem solver dalam
memecahkan serta menyelesaikan masalah.
- Siswa yang bertindak sebagai listener berhak
mengajukan pertanyaan dan menginterupsi problem
solver, jika telah terjadi kesalahan pada penjelasan
problem solver namun tidak diperbolehkan
memecahkan masalah/soal problem solver.
- Guru membimbing kelompok siswa dalam melakukan
keterampilan metode TAPPS dan memberikan
bantuan kepada siswa yang kurang terampil dalam
melakukan perannya, terutama untuk peran seorang
listener.
Konfirmasi:
- Siswa melakukan Tanya jawab dengan guru seputar
kesulitan yang siswa hadapi ketika mengerjakan soal.
Dan guru bersama siswa membahas soal-soal tersebut.
- Guru memberikan evaluasi akhir dengan meminta
siswa secara individu mengerjakan sebuah soal yang
diberikan guru, dan mengumpulkan kembali lembar
kerja siswa untuk diberikan penilaian oleh guru.
- Guru bersama siswa membuat rangkuman dan
memberikan kesimpulan mengenai materi yang telah
dipelajari.
- Guru meminta siswa mempelajari materi selanjutnya.
- Guru menginformasikan kepada siswa bahwa untuk
pertemuan-pertemuan
berikutnya
metode
pembelajaran yang akan digunakan adalah metode
TAPPS.
- Guru bersama siswa menutup pelajaran dengan salam.

Pembelajaran dengan menggunakan metode TAPPS selain tertuju


kepada aspek dan keterampilan kognitif untuk memecahkan masalah yang
menghindari jawaban yang sederhana, tetapi juga bertujuan untuk melatih

30

verbalisasi

siswa

dalam

menyampaikan

permasalahan

sekaligus

memecahkannya kepada siswa lain. Pembelajaran akan terasa lebih bermakna


untuk siswa karena mengkolaborasikan aspek berpikir dan interaksi social,
sehingga memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk permasalahan
yang dihadapi.

3.

Pengertian Gender
Istilah gender sudah sering digunakan di berbagai negara secara

internasional, termasuk di Indonesia sejak tahun 1990-an. Meskipun penggunaan


istilah gender sudah cukup banyak, namun bagi masyarakat awam istilah tersebut
masih dirasakan asing. Agar menghasilkan pemahaman yang tepat, pemahaman
istilah gender penting untuk disandingkan dengan istilah seks (jenis kelamin).
Istilah gender dan seks memiliki arti pembedaan perempuan dan lakilaki, namun acuannya berbeda. Istilah seks mengacu kepada perbedaan biologis,
sedangkan istilah gender mengacu pada konstruksi social tentang peran, tugas,
dan kedudukan perempuan dan laki-laki.18
Kata gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin.Secara
umum, pengertian gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan
perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Dalam Women Studies
Ensiklopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural, berupaya
membuat perbedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan
karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam
masyarakat.19
Fakih mengemukakan bahwa gender merupakan suatu sifat yang melekat
pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial
maupun kultural.20 Perubahan ciri dan sifat-sifat yang terjadi dari waktu ke waktu
dan dari tempat ke tempat lainnya disebut konsep gender.Selain itu, istilah gender

18

Rahayu Relawati, Konsep dan Aplikasi Penelitian Gender,(Bandung: CV. Muara Indah,
2011), hal. 3
19
http://www.gudangmateri.com/2011/01/pengertian-gender.html
20
M. Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2006), hal. 71

31

merujuk pada karakteristik dan ciri-ciri sosial yang diasosiasikan pada laki-laki
dan perempuan. Karakteristik dan ciri yang diasosiasikan tidak hanya didasarkan
pada perbedaan biologis, melainkan juga pada interpretasi sosial dan cultural
tentang apa artinya menjadi laki-laki atau perempuan.21
Istilah gender menurut Oakley adalah perbedaan kebiasaan/tingkah laku
antara perempuan dan laki-laki yang dikonstruksikan secara social, hal tersebut
merupakan bagian dari kebudayaan.22 Pembedaan perempuan dan laki-laki
menurut gender didasarkan pada budaya yang berdasar nilai-nilai dan normanorma yang berlaku di masyarakat, sehingga konstruksi gender bias berbeda
antara kelompok masyarakat satu dengan yang lain.
Gender merupakan konsep yang dibentuk oleh masyarakat dalam
kaitannya dengan relasi antara laki-laki dan perempuan. Jadi, gender
dikonstruksikan secara sosial maupun budaya, sehingga bukan dibentuk karena
kodrat seperti halnya laki-laki dan perempuan yang dibedakan karena jenis
kelamin.

21

A. Rahmawati, Persepsi Remaja tentang Konsep Maskulin dan Feminim Dilihat dari
Beberapa Latar Belakangnya. Skripsi pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI
Bandung, 2004 (http://www.sarjanaku.com/2012/06/pengertian-gender-menurut-para-ahli.html,
diakses pada tanggal 28-05-2013, jam 19.55)
22
Rahayu Relawati, op.cit., hal. 4

32

B. Penelitian Yang Relevan


Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh
penerapan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)
terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa, diantaranya adalah:
1.

Hasil penelitian dari Marlani Alfanta, dengan judul Pengaruh Metode


Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Terhadap

Pemahaman

Konsep Trigonometri Siswa Kelas X. Berdasarkan hasil penelitian yang


dilakukan kepada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang tahun
pelajaran 2012/2013 diperoleh kesimpulan bahwa pemahaman konsep
trigonometri siswa yang pembelajarannya menggunakan metode Thinking
Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)lebih tinggi dari pada pemahaman
konsep trigonometri siswa yang pembelajarannya menggunakan metode
konvensional. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil tes pemahaman
konsep trigonometri yang pembelajarannya menggunakan metode Thinking
Aloud pair Problem Solving adalah sebesar 68,69 dan nilai rata-rata hasil tes
pemahaman konsep trigonometri dengan pembelajaran konvensional adalah
sebesar 61,69.
2.

Hasil penelitian dari Rosita Mahmudah, dengan judul Pengaruh Model


Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada
siswa kelas VIII MTs Negeri II Pamulang tahun pelajaran 2012/2013
diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis yang
diajarkan

dengan

model

pembelajaran

Creative

Problem

Solvinglebihbaikdaripadakemampuanberpikir kritis matematis yang diajarkan


dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata
hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis kelas eksperimen 59,00 dan
rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis kelas kontrol 48,00.

33

C. Kerangka Berpikir

Daya nalar siswa


kurang terlatih

Soal terlalu kaku

Kemampuan berpikir kritis matematika


rendah

Solusi:
Penggunaan metode pembelajaran
Thinking Aloud Pair Problem Solving
(TAPPS)

Memecahkan masalah dengan


menggunakan hasil penalaran
masing-masing siswa

Menghubungkan konsepkonsep matematika


sebelumnya

Kemampuan berpikir kritis matematika


tinggi

Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir Penelitian

34

D.

Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan deskripsi teoritik dan kerangka berpikir yang telah

diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:


1. Kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang diajar menggunakan
metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) lebih tinggi
daripada siswa yang diajar menggunakan metode diskusi kelompok.
2. Tingginya kemampuan berpikir kritis matematika siswa dipengaruhi
dengan perbedaan gender.
3. Tingginya kemampuan berpikir kritis matematika siswa dipengaruhi
dengan interaksi antara metode TAPPS dan gender.

35

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMP Paramarta Ciputat yang beralamatkan
di Jl. Taqwa No.70 depan Villa Jombang Baru Ciputat, Tangerang Selatan.
Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
quasi eksperimen (percobaan semu),yaitu metode eksperimen yang tidak
memungkinan peneliti melakukan pengontrolan penuh terhadap faktor lain yang
mempengaruhi variabel dan kondisi eksperimen. Dalam hal ini kelompok sampel
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Penelitian ini menggunakan factorial design dengan tujuan untuk
mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis matematika siswa sebagai
akibat dari perlakuan yang diberikan. Rancangan factorial designdisajikan pada
tabel berikut ini:1
Tabel 3.1
Factorial Design
Gender (B)

Perlakuan Kelas (A)


Eksperimen (A1)

Kontrol (A2)

Laki-laki (B1)

A1B1

A2B1

Perempuan (B2)

A1B2

A2B2

Kadir, Jurnal Penerapan Alat Peraga Pembelajaran Dimensi Tiga Dan Dimensi Dua
Ditinjau Dari Kemampuan Spasial Dan Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Geometri Bangun Ruang Siswa Mts, dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika,
(Jakarta : Jurusan Pendidikan Matematika FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), hal. 37

35

36

C. Populasi dan Sampel


Populasi

dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas

VII

SMPParamarta Ciputat. Dari keseluruhan kelas VII yang terdiri dari 5 kelas
paralel, diambil dua kelas secara acak untuk dijadikan sampel penelitian. Teknik
ini digunakan agar setiap kelas dari seluruh populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Kemudian, dari dua kelas yang terpilih
dilaksanakan undian untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
dapat mewakili populasi tersebut.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh dari hasil penelitian kedua kelompok dengan pemberian tes
kemampuan berpikir kritis yang sama berupa tes essay, yang dilakukan pada akhir
pokok bahasan materi yang telah dipelajari. Tes tersebut diberikan pada kedua
kelompok yang diberi pengajaran berbeda. Kelas eksperimen dengan metode
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan kelas kontrol dengan
pembelajaran diskusi kelompok. Tes tertulis ini bertujuan untuk mengetahui
kemampuan berpikir kritis matematika siswa dalam menjawab soal-soal yang
diberikan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematika digunakan dalam
penelitian ini untuk memperoleh data kuantitatif. Tes ini disusun berdasarkan
rumusan indikator pembelajaran yang dituangkan dalam kisi-kisi tes dan tes ini
diberikan kepada siswa sesudah pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen
maupun kelas kontrol.
Bentuk tes yang digunakan adalah uraian (essay). Tes bentuk uraian dipilih
karena dalam tes bentuk uraian proses berpikir, langkah-langkah pengerjaan,
ketelitian, daya kreatif, pemahaman siswa, serta kemampuan komunikasi
matematis dapat dilihat. Sebelum pelaksanaan eksperimen dilakukan, terlebih
dahulu instrumen tes diujicoba kepada siswa yang telah mendapatkan materi
tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari tes itu sendiri, yaitu

37

untuk melihat validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat
kesukaran butir soal.
1.

Validitas Butir Soal


Suatu instrumen tes disebut valid (absah atau sahih) apabila alat

evaluasi tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Cara


untuk menentukan tingkat (index) validitas adalah dengan menghitung
koefisien kolerasi antara instrumen tes yang akan diketahui validitasnya
dengan alat ukur lain yang telah dilaksanakan dan diasumsikan telah memiliki
validitas yang tinggi (baik), sehingga hasil evaluasi yang digunakan dapat
mencerminkan kemampuan siswa sebenarnya.
Terdapat beberapa cara untuk mencari koefisien validitas. Cara yang
akan dipakai dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Content
Validity Ratio (CVR)yang dikemukakan olehLawshe.Untuk mengukur CVR,
sejumlah ahli (panel) diminta untuk memeriksa setiap butir soal pada
instrumen pengukuran. Penskoran terdiri dari tiga alternatif, yaitu butir
soaltermasuk dalam kategori relevan, kurang relevan atau tidak relevan
dengan domain yang diukur. Penskoran ini dilakukan terhadap semua
soal.Rumus CVR yang digunakanyaitu:2

Keterangan:
CVR = rasio validitas isi, jumlah
Ne = Jumlan panelis yang memberikan penilaian 3 (penting/relevan)
N = Jumlah semua panelis

Skor CVR pada tiap soalberkisar antara 1 hingga -1. Skor yang
tinggi menunjukkan validitas konten yang lebih tinggi untuk butir soal
tersebut. Sebuah soal yang memiliki CVR=0 menunjukkan bahwa separuh
2

Wahyu Widhiarso, Prosedur Pengujian Validitas Isi melalui Indeks Rasio Validitas Isi
(CVR), diakses darihttps://blog.ugm.ac.id/2010/06/16/prosedur-pengujian-validitas-isi-melaluiindeks-rasio-validitas-isi-cvr/, pada tanggal 27 April, pkl. 17:00 WIB

38

ahli (panel) memberikan penilaian soal tersebut sebagai soal yang relevan.
Dengan demikian, setiap nilai positif menunjukkan bahwa lebih dari setengah
dari ahli (panel)mengkategorikansoal cukup baik untuk dilibatkan dalam
instrumen pengukuran. Sedangkan soal yang memiliki CVR sangat rendah
tidak akan dilibatkan dalam pengujian instrumen.
Peneliti membuat 13 butir soal kemampuan berpikir kritis
matematika siswa.Setelah dilakukan analisis dengan perhitungan CVR,
jumlah butir soal yang valid adalah 9. Soal tersebut terdiri dari soal nomor
7.b, 8 dan 12 yang mewakili indikator focus (menentukan konsep yang
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan). Nomor 1 dan 6.a mewakili
indikator reason (memberikan alasan tentang jawaban yang dikemukakan ).
Nomor 5.b dan 6.b mewakili indikator inference (membuat kesimpulan dari
informasi yang tersedia dengan cara membuat langkah-langkah dalam
penyelesaian). Nomor

1, 5.a, 9, 2, dan 13 mewakili indikator situation

(menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat mengungkapkan situasi


atau permasalahan dengan menggunakan bahasa matematika dan mampu
menjawab soal-soal matematika aplikasi). Nomor 7.a dan 12 mewakili
indikator clarity (memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau
keterkaitan konsep). Sedangkan soal nomor 5.b mewakili indikator overview
(mengecek apa yang telah ditemukan, diputuskan, dipertimbangkan,
dipelajari)
2.

Reliabilitas Soal
Reliabilitasadalah keajegan atau ketetapan. Suatu tes dikatakan

mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil
yang tetap. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dilakukan dengan
menggunakan rumus Cronbach Alpha, yaitu:3
[

Ibid., h. 100

](

39

Keterangan :
r11
k
v
t

: reliabilitas instrumen
: jumlah burit soal atau item yang valid
: jumlah varians butir soal
: varians total
Kriteria koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:

0,80<

1,00

Derajat reliabilitas sangat baik

0,60<

0,80

Derajat reliabilitas baik

0,40<

0,60 Derajat reliabilitas cukup

0,20<

0,40

Derajat reliabilitas rendah

0,00<

0,20

Derajat reliabilitas sangat rendah

Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas, nilai

= 0,63 berada

diantara kisaran nilai 0,60 < r11 0,80, maka dari 9 butir soal yang valid,
memiliki derajat reliabilitas baik.
3.

Daya Pembeda Butir Soal


Daya pembeda dari sebuah butir soal menyatakan seberapa jauh

kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang


berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Daya pembeda
tiap butir soal dapat ditentukan dengan rumus berikut:4

Keterangan :
DP

: daya pembeda

BA : banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar


BB

: banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar

JA

: banyaknya siswa kelompok atas

JB

: banyaknya siswa kelompok bawah


Siswa-siswa yang termasuk ke dalam kelompok atas adalah siswa-

siswa yang mendapat skor tinggi, sedangkan siswa-siswa yang termasuk ke


dalam kelompok bawah adalah siswa-siswa yang mendapat skor rendah.

Ibid., h. 160

40

Klasifikasi interpretasi untuk Daya Pembeda yang banyak digunakan dapat


dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Dp

Interpretasi

DP 0,00

Sangat Jelek

0,00 <DP 0,20

Jelek

0,20 <DP 0,40

Cukup

0,40 <DP 0,70

Baik

0,70 <DP 1,00

Sangat Baik

Instrumen tes kemampuan berpikir kritis matematika yang telah


diujikan, dianalisis dengan perhitungan CVR. Hasilnya terdapat 4 soal dengan
daya pembeda jelek, yaitu nomor 2, 3, 4, dan 5. Sedangkan soal dengan daya
pembeda cukup ada 8 soal, yaitu soal nomor 1, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan 13.
Untuk soal nomor 12 memiliki daya beda baik.
4.

Indeks Kesukaran Butir Soal


Uji taraf kesukaran soal dengan menghitung indeks besarannya. Hal

ini bertjujuan untuk mengetahui soal-soal mudah, sedang, dan sukar. Untuk
mengetahui indeks kesukaran dapat menggunakan rumus sebagai bertikut:5

Keterangan :
P : indeks kesukaran
B : jumlah siswa yang menjawab soal tes dengan benar
JS : jumlah total siswa
Hasilperhitungan tingkat kesukaran diinterpretasikan menggunakan
kriteria tingkat kesukaran butir soal seperti berikut:

Ibid., h. 168

41

Tabel 3.3
Kriteria Taraf Kesukaran
Nilai P

Keterangan

0,00 0,30

Soal sulit

0,31 0,70

Soal sedang

0,71 1,00

Soal mudah

Uji taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui soal-soal yang sukar,


sedang dan mudah.Bilangan yang menunjukkan sukar, sedang dan mudahnya
suatu soal disebut indeks kesukaran.
Instrumen tes berpikir kritis matematis siswa yang telah diujikan,
terdapat satu soal dengan kategori mudah, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8,
11, 12, dan 13. Sedangkan soal lainnya, yaitu soal nomor 4, 9, dan 10
merupakan kategori soal yang sedang.

F. Teknik Analisis Data


1.

Uji Persyaratan Analisis


Untuk analisis

data yang dipakai adalah pengujian hipotesis

mengenai perbedaan dua rata-rata populasi. Uji yang digunakan adalah uji-t.
Uji-t digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata kemampuan berpikir
kritis matematika siswa dalam belajar matematika yang signifikan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum dilakukan pengujian
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas
sebagai syarat dapat dilakukan analisis data.
a.

Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
kemampuan berpikir kritis matematika (data posttest) yang diperoleh dari
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berasal dari populasi

42

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan


menggunakan uji Chi-squaredengan langkah-langkah sebagai berikut:6
1) Perumusan Hipotesis
Ho : data berasal dari populasi berdistribusi normal
Ha : data tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
2) Menentukan rata-rata dan standar deviasi
3) Data dikelompokkan ke dalam distribusi frekuensi. Dengan
membuat daftar frekuensi observasi (fo) dan frekuensi ekspektasi
(fe)
4) Menghitung nilai 2 hitung melalui rumus sebagai berikut:

5) Menentukan 2tabel pada derajat bebas (db) = k 3, dimana k


banyaknya kelompok. Dengan taraf kepercayaan 95% atau taraf
signifikasi = 5%
6) Kriteria Pengujian
Jika 2hitung 2tabel, maka Ho ditolak.
Jika 2hitung 2tabel, maka H0 diterima.
7) Kesimpulan
Jika 2hitung 2tabel, berarti data tidak berasal dari populasi
berdistribusi normal.
Jika 2hitung 2tabel, berarti data berasal dari populasi berdistribusi
normal.
b. Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas dengan uji Chi-square, apabila
data dari kedua sampel berdistribusi normal, maka selanjutnya digunakan
uji homogenitas. Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah
kedua kelompok sampel mempunyai varians yang sama (homogen) atau
6

Sudjana, Metode Statistik,(Bandung: Tarsito, 1996), h. 273. Kadir, Statistika Untuk


Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: PT. Rosemata Sampurna, 2010), h. 111

43

tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji-F(Uji Fisher),


langkah-langkah dalam uji Fisher adalah sebagai berikut:7
1) Perumusan hipotesis
Ho : 12 = 22, maka kedua kelompok mempunyai varians yang sama
Ha : 12 22, maka kedua kelompok mempunyai varians yang tidak
sama
2) Menghitung nilai F dengan rumus Fisher:

Keterangan:
F = Uji Fisher
S12 = kelompok yang mempunyai varians besar
S22 = kelompok yang mempunyai varians kecil
3) Menentukan taraf signifikan = 5%
4) Menentukan Ftabelpada derajat bebas db1 = (n1 1) untuk pembilang
dan db2 = (n2 1) untuk penyebut, dimana n adalah banyaknya
anggota kelompok.
5) Kriteria pengujian
Jika Fhitung Ftabel, maka Ho diterima
Jika Fhitung Ftabel, maka Ho ditolak
6) Kesimpulan
Jika Fhitung Ftabel: varians kedua populasi homogen.
Jika Fhitung Ftabel : varians kedua populasi tidak homogen.
2.

Uji Perbedaan Dua Rata-rata

a.

Analisis Varians Dua Jalan


Analisis Varians-2 Jalan (Two Way Analysis of Variance) atau
disingkat (ANOVA) 2 jalan dapat digunakan untuk menguji hipotesis
yang menyatakan perbedaan rata-rata antara kelompok-kelompok sampel
baik yang menggunakan Two Factorial Design atau Treatment by Level
7

Ibid., h. 118

44

Design. Untuk melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan


ANAVA -2 Jalan, digunakan langkah-langkah sebagai berikut.8
1) Menghitung Jumlah Kuadrat (JK) untuk beberapa sumber variansi,
yaitu: Total (T), Antar (A), Antar (B), Interaksi (AB), dan Dalam
(D), dengan formula sebagai berikut.

JK (T) =
JK (A) =

JK (B) =

JK (AB) =
JK (D) =

{
(

}
(

JK (A) JK (B)

)=

2) Menentukan derajat kebebasan (db) masing-masing sumber varians


db(T)

= nt 1,

db(A)

= na 1,

db(B)

= nb 1,

db(AB) = (na 1)(nb 1), dan


db (D)

= nt (na)(nb)

3) Menentukan Rata-rata Jumlah Kuadrat (RJK)


RJK (A)

RJK (B)

RJK (AB) =
RJK (D)

Kadir,Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rose Mata Sampurna,


2010), h. 216.

45

4) Menentukan Fhitung

, F(OB) =

F(OA) =

, dan F(OAB) =

5) Menyusun tabel Anava


Sumber

JK

Db

RJK

Antar A

JK (A)

na 1

RJK (A)

F(OA)

Antar B

JK (B)

nb 1

RJK (B)

F(OB)

Dalam

JK (D)

(na 1)(nb 1)

RJK (D)

F(OAB) =

Total

JK (T)

nt 1

Varians

Fhitung

Ftabel
= 0,05

Kriteria pengujian, jika Fhitung> Ftabel pada taraf signifikan yang


dipilih dengan db pembilang adalah db yang sesuai, maka H0 ditolak.
Jadi terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok-kelompok yang diuji,
sebaliknya untuk Fhitung

Ftabel, maka H0 diterima. Untuk ANOVA 2

jalan, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pengujian


terhadap hipotesis statistic pengaruh interaksi, yaitu F(OAB). Jika F(OAB)
Ftabel atau H0 diterima berarti tidak terdapat pengaruh interaksi, maka
selanjutnya dilakukan uji hipotesis pengaruh utama (main effect), yaitu
uji F(OA) untuk melihat perbedaan rata-rata antar A, dan uji F(OB) untuk
mempelajari perbedaan antar B. Sebaliknya jika F(OAB)> Ftabel atau H0
ditolak, berartiterdapat pengaruh interaksi yang signifikan, maka
konsekuensinya harus diuji pengaruh sederhana (simple effect). Simple
effect adalah perbedaan rata-rata antar A pada pada tiap kelompok Bi (i =
1, 2, 3,) atau perbedaan rata-rata antar B pada tiap kelompok Ai (i = 1,
2, 3,).
b. Uji Mann Whitney
Apabila data yang diteliti tidak memenuhi uji prasyarat analisis
yaitu data tidak berdistribusi normal. Maka analisis data dapat dilakukan

= 0,01

46

dengan menggunakan statistik uji non parametrik yaitu uji MannWhitney dengan langkah-langkah sebagai berikut:9
1) Merumuskan hipotesis statistik
H0 : 1 2
H1 : 1 <2
Keterangan:
1 = rata-rata kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang

diajar menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem


Solving (TAPPS).
2 = rata-rata kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang

diajar menggunakan metode pembelajaran kooperatif.


2) Menetapkan U kritis
3) Menentukan nilai statistic Mann-Whitney (U), dengan langkahlangkah:
a) Mengurutkan data tanpa memperhatikan sampelnya
b) Menjumlahkan urutan masing-masing sampel
c) Menghitung statistik U dengan rumus:

Keterangan:
U

= statistik uji Mann-Whitney

n1

= jumlah siswa kelas eksperimen

n2

= jumlah siswa kelas kontrol

n1 n2

=hasil kali ukuran sampel pada kedua kelompok

R1

=jumlah rangking yang diberikan pada kelompok yang


ukuran sampelnya n1

= statistik Uji z yang berdistribusi normal N(0,1)

Kadir,Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rose Mata Sampurna,


2010), h. 273.

47

4) Membuat kesimpulan
Tolak H0 jika statistik U Ukritis
Terima H0 jika statistik U Ukritis

G.

Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut :

H0 :

H1 :

1> 2

Keterangan :
1

= nilai rata-rata hasil belajar kelas eksperimen

= nilai rata-rata hasil belajar kelas kontrol

48

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Penelitian mengenai kemampuan berpikir kritis matematika siswa ini
dilakukan di SMP Paramarta Ciputat, yaitu kelas VII D sebagai kelas eksperimen
dan kelas VII E sebagai kelas kontrol. Pada penelitian ini kelas eksperimen yang
terdiri dari 33 orang siswa diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS), sedangkan kelas kontrol yang
terdiri dari 35 orang siswa diajarkan dengan pembelajaran diskusi kelompok..
Materi matematika yang diajarkan adalah materi Aritmatika Sosial dengan
delapan kali pertemuan pembelajaran. Untuk mengetahui kemampuan berpikir
kritis matematika kedua kelompok, setelah diberikan perlakuan (treatment) yang
berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, selanjutnya kedua
kelas tersebut diberikan tes akhir (posttest) yang sama berbentuk uraian.
Berikut ini disajikan data hasil penelitian berupa perhitungan tes
kemampuan berpikir kritis matematika siswa setelah pembelajaran dilaksanakan.
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematia Siswa Kelas Eksperimen
Data hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas
eksperimen

dengan

jumlah

siswa

sebanyak

33

orang,

yang

dalam

pembelajarannya menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving


(TAPPS) memiliki nilaiterendah 27 dan nilai tertinggi 93. Untuk lebih jelasnya,
data hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika kelompok eksperimen
disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut:

48

49

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas
Eksperimen
No.

Interval

Frekuensi
(fi)

f(%)

fk

27 - 36

9.1%

37 - 46

9.1%

47 - 56

15.2%

11

57 - 66

12.1%

15

67 - 76

21.2%

22

77 - 86

24.2%

30

87 - 96

9.1%

33

33

100.0%

Jumlah

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa banyak kelas interval adalah 7 kelas


dengan panjang tiap interval kelas adalah 10.Hasil tes kemampuan berpikir kritis
matematis nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 65,15.Dari data tersebut terlihat
bahwa sekitar 54,5% siswa di kelas eksperimen mendapat nilai lebih besar atau
sama dengan rata-rata kelas.
Secara visual penyebaran data kemampuan berpikir kritis kelompok
eksperimen pada pembelajaran matematika dengan metode Thinking Aloud Pair
Problem Solving dapat dilihat pada histogram dan polygon frekuensi pada gambar
4.1

50

Gambar 4.1:
Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir
KritisMatematika Siswa Kelompok Eksperimen
Frekuensi
8
7
6
5
4
3
2
1
26,5

36,5

46,5

56,5

66,5

76,5

86,5 96,5

Nilai

2. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas Kontrol


Data hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas kontrol
dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang memiliki nilai terendah 18 dan nilai
tertinggi 87. Untuk lebih jelasnya, hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika
kelas kontrol disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut:
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas
Kontrol
No.

Interval

Frekuensi
(fi)

f(%)

Fk

18 - 27

17.1%

28 - 37

20.0%

13

38 - 47

11.4%

17

48 - 57

14.3%

22

58 - 67

25.7%

31

68 - 77

8.6%

34

78 - 87

2.9%

35

35

100.0%

Jumlah

51

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa banyak kelas interval adalah 7 kelas


dengan panjang tiap interval kelas adalah 10.Hasil tes kemampuan berpikir kritis
matematika nilai rata-rata kelas kontrol adalah 47,36. Dari data tersebut terlihat
bahwa sekitar 51,4% siswa di kelas kontrol mendapat nilai lebih besar atau sama
dengan rata-rata kelas.
Secara visual penyebaran data kemampuan berpikir kritis kelompok
kontrol pada pembelajaran matematika dengan metode Thinking Aloud Pair
Problem Solving dapat dilihat pada histogram dan polygon frekuensi pada gambar
4.2
Gambar 4.2:
Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir
Kritis Matematika Siswa Kelompok Kontrol
Frekuensi
9
8
7
6
5
4
3
2
1
17,5

27,5

37,5

47,5

57,5

67,5

77,5

87,5

Nilai

Perbandingan kemampuan berpikir kritis matematika siswa antara


kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan metode
Thinking Aloud Pair Problem Solving dengan kelompok kontrol yang dalam
pembelajarannya menggunakan metode diskusi kelompok dapat kita lihat pada
tabel berikut:

52

Tabel 4.3
Perbandingan KBKM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas

Statistik Deskriptif
Eksperimen

Kontrol

Jumlah Siswa

33

35

Maksimum (Xmaks)

93

87

Minimum (Xmin)

27

18

Rata-rata

65,15

47,36

Median (Me)

70

49

Modus (Mo)

78,17

61,50

Varians

330,11

313,95

Simpangan Baku (S)

18,17

17,72

Tabel 4.3 menunjukkan adanya perbedaan perhitungan statistik deskriptif


antara kedua kelas.Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelas kontrol dengan selisih
17,79. Jika dilihat dari simpangan baku, skor kemampuan berpikir kritis
matematis kelas kontrol lebih merata dan menyebar dari kelas eksperimen. Nilai
siswa tertinggi dari dua kelas tersebut terdapat pada kelas eksperimen dengan nilai
93, sedangkan nilai terendah terdapat pada kelas kontrol dengan nilai 18. Artinya
kemampuan berpikir kritis matematis perorangan tertinggi terdapat di kelas
eksperimen sedangkan kemampuan berpikir kritis matematis perorangan terendah
terdapat di kelas kontrol. Secara visual perbandingan penyebaran data di kedua
kelas yaitu kelas yang diterapkan pembelajaran dengan metode Thinking Aloud
Pair Problem Solving (TAPPS) dan kelas yang diterapkan pembelajaran diskusi
kelompok dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

53

Gambar 4.3
Grafik Perbandingan Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
10

Frekuensi

8
6
Kelas Eksperimen
4

Kelas Kontrol

2
0
0

3. Tahapan

20

40 Nilai 60

Kemampuan

80

Berpikir

Kritis

100

Matematika

Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol


Kemampuan berpikir kritis matematika dalam penelitian ini didasarkan
pada enam indikator yaitu focus, reason, inference, situation, clarity, dan
overview (FRISCO).Skor kemampuan berpikir kritis matematika pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol ditinjau dari indikator FRISCO disajikan dalam
tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Berdasarkan
Indikator FRISCOKelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No.

Indikator

Skor
Ideal

Eksperimen
Skor
Siswa

Kontrol

Skor
Siswa

1.

Focus

10

239

23,9

72,42

241

24,1

68,86

2.

Reason

10

199

19,9

60,3

142

19,9

40,57

3.

Inference

109

21,8

66,06

67

13,4

38,28

4.

Situation

10

182

18,2

51,15

139

13,9

39,71

5.

Clarity

119

23,8

72,12

94

18,8

53,71

6.

Overview

106

21,2

64,24

78

15,6

44,57

54

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor kemampuan


berpikir kritis matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ditinjau dari
indikator FRISCO.Setiap indikator FRISCO memiliki skor ideal yang berbedabeda.Hal ini dikarenakan setiap indikator diwakilkan oleh jumlah soal yang
berbeda pula. Untuk indikator focus, yaitu kemampuan siswa menentukan suatu
konsep yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan,diwakilkan oleh 2
soal dengan skor maksimum tiap soal adalah 5 sehingga skor ideal per siswa
untuk indikator focus adalah 10, sedangkan skor ideal seluruh siswa adalah 10 x
33 siswa = 330 untuk kelas eksperimen dan 10 x 35 siswa = 350 untuk kelas
kontrol. Untuk indikator lainnya sama dengan perhitungan indikator focus.
Siswa yang mampu mencapai indikator focus pada kelas eksperimen
sebesar 72,42% dari seluruh siswa sedangkan pada kelas kontrol lebih sedikit
yaitu sebesar 68,86%, artinya siswa pada kelas eksperimen lebih mampu
menentukan suatu konsep yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan.
Untuk indikator reason,yaitu kemampuan siswa memberikan alasan tentang
jawaban yang dikemukakan, presentase skor rata-rata siswa kelas eksperimen
sebesar 60,3%, skor ini lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol sebesar 40,57%.
Presentase skorrata-rata siswa kelas eksperimen untuk indikator inference sebesar
66,06%, sedangkan kelas kontrol sebesar 38,28%. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen untuk indikator inference, yaitu
kemampuan membuat kesimpulan dari informasi yang tersedia dengan cara
membuat langkah-langkah dalam penyelesaian lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol.
Presentase skor rata-rata siswa untuk indikator situation, yaitu kemampuan
menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat mengungkapkan situasi atau
permasalahan dengan menggunakan bahasa matematika dan mampu menjawab
soal-soal matematika aplikasi, kelas eksperimen sebesar 51,15%,sedangkan kelas
kontrol sebesar 39,71%.Untuk indikator clarity, yaitu kemampuan siswa
memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep, kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini terlihat dari
presentase skor rata-rata siswa kelas eksperimen sebesar 72,12%, sedangkan kelas

55

kontrol sebesar 53,71%. Pada indikator overview kelas eksperimen juga mencapai
presentase rata-rata skor yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu
sebesar 64,24% sedangkan presentase skor kelas kontrol sebesar 44,57%. Hal ini
berarti bahwa kelas eksperimen lebih mampu mengecek apa yang telah
ditemukan, diputuskan, dipertimbangkan, dipelajari, dan disimpulkan.
Secara visual presentase skor rata-rata kemampuan berpikir kritis
matematis siswa berdasarkan indikator FRISCO kelas eksperimen dan kelas
kontrol disajikan dalam diagram berikut ini:
Gambar 4.4
Presentase Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa
Berdasarkan Indikator FRISCO Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
80
70
60
50
Eksperimen

40

Kontrol

30
20
10
0
Focus

Reason

Inference Situation

Clarity

Overview

4. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelompok Pria


Data hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelompok pria
dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan jumlah siswa pria sebanyak
33 orang memiliki nilai terendah 22 dan nilai tertinggi 82. Untuk lebih jelasnya,
hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika kelompok pria disajikan dalam
tabel distribusi frekuensi berikut:

56

Tabel 4.5
Distribusi frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa
Kelompok Pria
No.

Interval

Frekuensi
(fi)

f(%)

fk

18 - 27

15.2%

28 - 37

18.2%

11

38 - 47

12.1%

15

48 - 57

9.1%

18

58 - 67

24.2%

26

68 - 77

15.2%

31

78 - 87

6.1%

33

33

100.0%

Jumlah

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa banyak kelas interval adalah 7 kelas


dengan panjang tiap interval kelas adalah 10. Hasil tes kemampuan berpikir kritis
matematika nilai rata-rata kelompok pria adalah 50,38. Dari data tersebut terlihat
bahwa sekitar 54,5% siswa mendapat nilai lebih besar atau sama dengan rata-rata
kelompok pria.
Secara visual penyebaran data kemampuan berpikir kritis matematika
kelompok pria pada pembelajaran matematika dapat dilihat pada histogram dan
polygon frekuensi pada gambar 4.5

57

Gambar 4.5:
Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir
Kritis Matematika Siswa Kelompok Pria
Frekuensi
8
7
6
5
4
3
2
1
17,5

27,5

37,5

47,5

57,5

67,5

77,5

87,5

Nilai

5. Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelompok Wanita


Data hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelompok
wanita dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan jumlah siswa wanita
sebanyak 35 orang memiliki nilai terendah 18 dan nilai tertinggi 93. Untuk lebih
jelasnya, hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika kelompok wanita
disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut:

58

Tabel 4.6
Distribusi frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa
Kelompok Wanita
No.

Interval

Frekuensi
(fi)

f(%)

Fk

18 - 27

5.7%

28 - 37

8.6%

38 - 47

11.4%

48 - 57

17.1%

15

58 - 67

20.0%

22

68 - 77

8.6%

25

78 - 87

25.7%

34

88 - 97

2.9%

35

35

100.0%

Jumlah

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa banyak kelas interval adalah 8 kelas


dengan panjang tiap interval kelas adalah 10. Hasil tes kemampuan berpikir kritis
matematika nilai rata-rata kelompok wanita adalah 61,07. Dari data tersebut
terlihat bahwa sekitar 51,43% siswa mendapat nilai lebih besar atau sama dengan
rata-rata kelompok wanita.
Secara visual penyebaran data kemampuan berpikir kritis matematika
kelompok wanita pada pembelajaran matematika dapat dilihat pada histogram dan
polygon frekuensi pada gambar 4.6

59

Gambar 4.6:
Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir
Kritis Matematika Siswa Kelompok Wanita
Frekuensi
9
8
7
6
5
4
3
2
1
17,5

27,5

37,5

47,5

57,5

67,5

77,5

87,5

97,5

Nilai

Perbandingan kemampuan berpikir kritis matematika siswa antara


kelompok pria dan kelompok wanita dapat kita lihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Perbandingan KBKM Kelompok Pria dan Kelompok Wanita
Kelompok
Statistik Deskriptif
Pria

Wanita

Jumlah Siswa

33

35

Maksimum (Xmaks)

82

93

Minimum (Xmin)

22

18

Rata-rata

50,38

61,07

Median (Me)

53

62

Modus (Mo)

63,75

81,79

Varians

367,23

363,39

Simpangan Baku (S)

19,16

19,06

Secara visual perbandingan penyebaran data di kedua kelompok yaitu


kelompokpria dan kelompok wanita dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

60

Gambar 4.7
Grafik Perbandingan Skor Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa
Kelompok Pria dan Kelompok Wanita
10

Frekuensi

8
6

Kelompok
Pria
Kelas Eksperimen

Kelas
Kontrol
Kelompok
Wanita

2
0
0

20

40 Nilai 60

80

100

6. Tahapan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelompok Pria dan


Kelompok Wanita
Kemampuan berpikir kritis matematika dalam penelitian ini didasarkan
pada enam indikator yaitu focus, reason, inference, situation, clarity, dan
overview (FRISCO). Skor kemampuan berpikir kritis matematika pada kelompok
pria dan kelompok wanita ditinjau dari indikator FRISCO disajikan dalam tabel
berikut ini:
Tabel 4.8
Perbandingan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Berdasarkan
Indikator FRISCO Kelompok Pria dan Kelompok Wanita

No.

Indikator

Skor
Ideal

Pria
Skor
Siswa

Wanita

Skor
Siswa

1.

Focus

10

210

21

63,63

270

27

77,14

2.

Reason

10

147

14,7

44,54

194

19,4

55,43

3.

Inference

84

16,8

50,9

92

18,4

52,57

4.

Situation

10

142

14,2

43,03

179

17,9

51,14

5.

Clarity

90

18

54,54

123

24,6

70,28

6.

Overview

84

16,8

50,9

100

20

57,14

61

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor kemampuan


berpikir kritis matematika siswa kelompok pria dan kelompok wanita ditinjau dari
indikator FRISCO. Setiap indikator FRISCO memiliki skor ideal yang berbedabeda. Hal ini dikarenakan setiap indikator diwakilkan oleh jumlah soal yang
berbeda pula. Untuk indikator focus, yaitu kemampuan siswa menentukan suatu
konsep yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan,diwakilkan oleh 2
soal dengan skor maksimum tiap soal adalah 5 sehingga skor ideal per siswa
untuk indikator focus adalah 10, sedangkan skor ideal seluruh siswa adalah 10 x
33 siswa = 330 untuk kelompok pria dan 10 x 35 siswa = 350 untuk kelompok
wanita. Untuk indikator lainnya sama dengan perhitungan indikator focus.
Siswa yang mampu mencapai indikator focus pada kelompok pria sebesar
63,63% dari seluruh siswa sedangkan pada kelompok wanita lebih sbesar yaitu
sebesar 77,14%, artinya siswa pada kelompok wanita lebih mampu menentukan
suatu konsep yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan. Untuk
indikator reason, yaitu kemampuan siswa memberikan alasan tentang jawaban
yang dikemukakan, presentase skor rata-rata siswa kelompok pria sebesar
44,54%, skor ini lebih rendah dibandingkan kelompok wanita sebesar 55,43%.
Presentase skorrata-rata siswa kelompok pria untuk indikator inference sebesar
50,9%, sedangkan kelas kontrol sebesar 52,57%. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kemampuan siswa kelompok wanita untuk indikator inference, yaitu
kemampuan membuat kesimpulan dari informasi yang tersedia dengan cara
membuat langkah-langkah dalam penyelesaian lebih tinggi dibandingkan
kelompok pria.
Presentase skor rata-rata siswa untuk indikator situation, yaitu kemampuan
menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat mengungkapkan situasi atau
permasalahan dengan menggunakan bahasa matematika dan mampu menjawab
soal-soal matematika aplikasi, kelompok pria sebesar 43,03%,sedangkan kelas
kontrol sebesar 51,14%. Untuk indikator clarity, yaitu kemampuan siswa
memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep,
kelompok wanita lebih tinggi dibandingkan kelompok pria. Hal ini terlihat dari
presentase skor rata-rata siswa kelompok pria sebesar 54,54%, sedangkan

62

kelompok wanita sebesar 70,28%. Pada indikator overview kelompok wanita juga
mencapai presentase rata-rata skor yang lebih tinggi dibandingkan kelompok pria
yaitu sebesar 50,9% sedangkan presentase skor kelompok wanita sebesar 57,14%.
Hal ini berarti bahwa kelompok wanita lebih mampu mengecek apa yang telah
ditemukan, diputuskan, dipertimbangkan, dipelajari, dan disimpulkan.

B. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis


1. Uji Normalitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa
a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah
sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau
tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi-squere, dari hasil
pengujian untuk kelas eksperimen diperoleh 2hitung sebesar 5,56.
Sedangkan dari tabel Harga kritis uji chi-squere diperoleh 2tabel untuk
dk = 3 pada taraf signifikan = 0,05 adalah 9,49. Karena 2hitung kurang
dari 2tabel (5,56 < 9,49), maka dapat disimpulkan bahwa data kelas
eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Kelas Kontrol
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah
sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau
tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi-squere, dari hasil
pengujian untuk kelas kontrol diperoleh 2hitung sebesar 7,95. Dari tabel
Harga kritis uji chi-squere diperoleh 2tabel untuk dk = 3 pada taraf
signifikan = 0,05 adalah 9,49. Karena 2hitung kurang dari 2tabel (7,95<
9,49), maka dapat disimpulkan bahwa data kelas kontrol berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan dari uji normalitas antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

63

Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
2 tabel
2
Kelompok
dk
Kesimpulan
hitung
( = 5%)

Eksperimen

5,56

9,49

Berdistribusi

Kontrol

7,95

9,49

Normal

Karena pada kedua kelompok 2 hitung kurang dari 2 tabel maka


dapat disimpulkan bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi
normal.
c. Uji Normalitas Kelompok Pira dan Kelompok Wanita
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah
sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau
tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji chi-squere, dari hasil
pengujian untuk kelompok pria diperoleh 2hitung sebesar 8,55.
Sedangkan dari tabel Harga kritis uji chi-squere diperoleh 2tabel untuk
dk = 3 pada taraf signifikan = 0,05 adalah 9,49. Karena 2hitung kurang
dari 2tabel (8,55< 9,49), maka dapat disimpulkan bahwa data kelompok
pria berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Sedangkan untuk kelompok wanita, diperoleh 2hitung sebesar
8,88. Dari tabel harga kritis uji chi-squere diperoleh 2tabel untuk dk = 3
pada taraf signifikan = 0,05 adalah 9,49. Karena 2hitung kurang dari
2tabel (8,88< 9,49), maka dapat disimpulkan bahwa data kelompok

wanita juga berasal dari populasi yang berdistribusi normal.


Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan dari uji normalitas
antara kelompok pria dan kelompok wanita dapat dilihat pada tabel
berikut:

64

Tabel 4.10
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Laki-laki dan
Kelompok Perempuan
2 tabel
2
Kelompok
dk
Kesimpulan
hitung
( = 5%)

Laki-laki

8,55

9,49

Berdistribusi

Perempuan

8,88

9,49

Normal

Karena pada kedua kelompok 2 hitung kurang dari 2 tabel maka


dapat disimpulkan bahwa data populasi kedua kelompok berdistribusi
normal.
2. Uji Homogenitas Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa
a. Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Setelah kedua kelas sampel pada penelitian ini dinyatakan
berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya
dilakukan uji homogenitas varians kedua populasi tersebut dengan
menggunakan uji Fisher. Uji homogenitas ini dilakukan untuk
mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians yang
sama(homogen) atau tidak. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu
kedua kelompok dikatakan homogen apabila Fhitung Ftabel diukur pada
taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.
Pada hasil perhitungan distribusi frekuensi diperoleh varians (s2)
terkecil terdapat pada kelas kontrol sebesar 313,95. Sedangkan varians
(s2) terbesar terdapat pada kelas eksperimen sebesar 330,11. Setelah
dilakukan pengujian diperoleh Fhitung sebesar 1,05. Dari tabel uji Fisher
dengan taraf signifikansi = 0,05 didapat Ftabel untuk pembilang = 34
dan penyebut = 32 adalah 1,79. Karena Fhitung lebih kecil atau sama
dengan Ftabel (1,05 1,79), artinya H0 diterima. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa data dari kedua kelas tersebut (kelas eksperiman
dan kelas kontrol) memiliki varians yang homogen atau sama. Hasil
perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:

65

Tabel 4.11
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
Taraf
Varians
Sign Fhitung Ftabel
Keterangan
Kelas
Kelas
()
Eksperimen Kontrol
Kedua Varians
330,11
313,95
0,05
1,05
1,79
data homogen

Dari Tabel 4.11 di atas, diketahui bahwa untuk data posttest


didapat Fhitung = 1,05 sedangkan Ftabel = 1,79. Dari data tersebut didapat
bahwa FhitungFtabel,maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa data kemampuan berpikir kritis matematika dari kedua sampel
mempunyai varians yang sama atau homogen.
b. Uji Homogenitas Kelompok Pria dan Wanita
Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah
kelompok pria dan kelompok wanita mempunyai varians yang
sama(homogen) atau tidak. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu
kedua kelompok dikatakan homogen apabila Fhitung Ftabel diukur pada
taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.
Pada hasil perhitungan distribusi frekuensi diperoleh varians (s2)
terkecil terdapat pada kelompok pria sebesar 367,23. Sedangkan varians
(s2) terbesar terdapat pada kelompok wanita sebesar 363,39. Setelah
dilakukan pengujian diperoleh Fhitung sebesar 1,01. Dari tabel uji Fisher
dengan taraf signifikansi = 0,05 didapat Ftabel untuk pembilang = 34
dan penyebut = 32 adalah 1,79. Karena Fhitung lebih kecil atau sama
dengan Ftabel (1,05 1,79), artinya H0 diterima. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa data dari kedua kelompok tersebut (kelompok pria
dan kelompok wanita) memiliki varians yang homogen atau sama. Hasil
perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:

66

Tabel 4.12
Hasil Perhitungan Uji HomogenitasKelompok Pria dan Wanita
Taraf
Varians
Sign Fhitung Ftabel
Keterangan
Kelompok Kelompok
()
Pria
Wanita
Kedua Varians
367,23
363,39
0,05
1,01
1,79
data homogen

Dari Tabel 4.12 di atas, diketahui bahwa untuk data posttest


didapat Fhitung = 1,01 sedangkan Ftabel = 1,79. Dari data tersebut didapat
bahwa FhitungFtabel,maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa data kemampuan berpikir kritis matematika dari kedua
kelompok mempunyai varians yang sama atau homogen. Hasil uji
normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa data berdistribusi
normal dan memiliki varians yang homogen, sehingga untuk pengujian
hipotesis dapat digunakan uji-ANAVA 2 faktor.

C. Hasil Pengujian Hipotesis


Setelah dilakukan uji persyaratan analisis ternyata populasi berdistribusi
normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian ini
untuk mengetahui apakah rata-ratakemampuan berpikir kritis matematika siswa
kelas eksperimen yang menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem
Solving (TAPPS)lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tes kemampuan
berpikir kritis matematika siswa kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi
kelompok.Untuk pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis :
H0

: 1 2

H1

: 1>2

Keterangan:
H0
: Hipotesis nol
H1
: Hipotesis alternatif
1
: Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas eksperimen
2
: Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas kontrol

67

Sedangkan pengujian untuk mengetahui apakah rata-ratakemampuan


berpikir kritis matematika siswa kelompok wanita lebih tinggi dibandingkan
dengan rata-rata tes kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelompok pria,
pengujian tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis :
H0

: w p

H1

: w>p

Keterangan:
H0
: Hipotesis nol
H1
: Hipotesis alternatif
w
: Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelompok wanita
p
: Rata-rata kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelompok pria
Ringkasan hasil pengujian hipotesis diatas, disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel4.13
ANAVA 2 faktor
Sumber

Ftab

JK

db

RJK

Fo

Antar A

4279.334

4279.334

14,778

3.99

Antar B

1610.581

1610.581

5,562

3.99

Interaksi

850.0536

850.0536

2,936

3.99

Dalam

18532.3

64

289.5672

Total

25272.27

67

Varians

= 0,05

Dari hasil analisis pada tabel diatas, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut.
a.

Perbedaan Antar A
Karena F0 = 14,778 > Ftab = 3,99 maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan
kemampuan berpikir kritis antara siswa yang diajarkan dengan metode
Thingking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan siswa yang diajar
dengan diskusi kelompok. Uji satu arah untuk perbedaan antar A, dihitung
dengan rumus: to(A) =

= 3,84 > t-tab = t(0,05,64) = 1,67 atau H0

68

ditolak, kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang diajar dengan


TAPPS lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan diskusi kelompok.
b.

Perbedaan Antar B
Karena F0 = 5,562 > Ftab = 3,99 maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan
kemampuan berpikir kritis antara siswa wanita dengan siswa pria. Uji satu
arah untuk perbedaan antar B, dihitung dengan rumus: to(B) =

= 2,36

> t-tab = t(0,05,64) = 1,67 atau H0 ditolak, kemampuan berpikir kritis


matematika siswa wanita lebih tinggi dari siswa pria.
c.

Perbedaan Antar Perbedaan (Interaksi AB)


Karena F0 = 2,936<Ftab = 3,99 maka H0 diterima, artinya tidak terdapat
pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan gender terhadap
kemampuan berpikir kritis matematika siswa.

D. Pembahasan Penelitian
Temuan peneliti menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis
matematika siswa yang diajar menggunakan metode Thinking Aloud Pair
Problem Solving (TAPPS) lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan diskusi
kelompok. Hal ini berarti bahwa pembelajaran dengan metode TAPPS dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa.
Temuan peneliti tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
berjudul Pengaruh Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS)
Terhadap Pemahaman Konsep Trigonometri Siswa Kelas X yang diteliti oleh
Marlani Alfanta. Penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa pemahaman konsep
trigonometri siswa yang pembelajarannya menggunakan metode Thinking Aloud
Pair Problem Solving (TAPPS)lebih tinggi dari pada pemahaman konsep
trigonometri siswa yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional.
Berikut adalah suasana kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dengan
menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) :

69

Gambar 4.8 Aktifitas Siswa Saat Melakukan Metode TAPPS dalam Peran
ProblemSolver dan Listener

Gambar 4.8 memperlihatkan siswa sedang melakukan perannya sebagai


problemsolver dan listener. Siswa yang bertugas sebagai problem solver sedang
menjelaskan cara penyelesaian soal kepada pasangannya (listener), dan siswa
yang bertugas sebagai listener menyimak apa yang dijelaskan listener, dan
memberi tahu problem solver bila ada kesalahan yang dilakukan problemsolver
dalam menyelesaikan soal permasalahan tersebut.
Proses

pembelajaran

pada

kelas

kontrol

yang

pembelajarannya

menggunakan metode diskusi kelompok, beberapa siswa terlihat pasif dan hanya
mendengarkan

penjelasan

dari

teman

kelompoknya

saat

menyelesaikan

permasalahan. Hal ini mengakibatkan siswa kesulitan dalam mengolah


kemampuan berpikir kritis matematika.
Gambar 4.9 Aktifitas Siswa Saat Pembelajaran dengan Metode Diskusi
Kelompok

70

1. Indikator Focus
Pada soal nomor 5.b
Seorang pedagang kue memperoleh keuntungan sebesar Rp 27.000,00. Jika
persentase untung yang diperoleh 15%. Tentukan besar:
b. Harga penjualannya?
Soal posttest nomor 5.b ini siswa ditugaskan untuk menentukan
besarnya harga penjualan dari presentase untung yang diperoleh.Secara
keseluruhan, kedua kelas menjawab dengan benar. Hanya berbeda cara
penulisan saja. Presentase skor rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis
siswa untuk indikator fokus kelas eksperimen sebesar 72,42%, sedangkan
kelas kontrol sebesar 68,86%. Untuk indikator focuskemampuan kelompok
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Sedangkan siswa
yang mampu mencapai indikator focus pada kelompok pria sebesar 63,63%
dari seluruh siswa sedangkan pada kelompok wanita lebih sbesar yaitu sebesar
77,14%, artinya siswa pada kelompok wanita lebih mampu menentukan suatu
konsep yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan.
2. Indikator Reason
Pada soal nomor 1
Seorang pedagang buah membeli 1 peti jeruk seharga Rp 800.000,00 dengan
ongkos angkutan Rp 50.000,00. Pedagang tersebut menjual jeruknya Rp
20.000,00/kg. Jika jeruk terjual habis dan dalam 1 peti terdapat 50 kg jeruk,
apakah pedagang tersebut mengalami keuntungan atau kerugian? Hitung dan
jelaskan mengapa pedagang tersebut bisa mengalami keuntungan atau
kerugian!
Cara menjawab siswa :
Kelas Eksperimen

71

Kelas Kontrol

Soal posttest nomor 1 ini siswa ditugaskan untuk memberikan alasan


mengenai jawaban yang diberikan. Jawaban yang diberikan kelas eksperimen
lebih detail. Memberikan alur penulisan yang sistematis, dan memberikan alas
an yang tepat. Sedangkan kelas kontrol pada dasarnya sudah benar, mereka
tahu harus melakukan langkah apa untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Namun, penulisannya kurang sistematis. Presentase skor rata-rata kemampuan
berpikir kritis matematis siswa pada indikator reason kelas kontrol sebesar
40,57%, sedangkan kelas eksperimen sebesar 60,3%. Untuk indikator reason,
kelas eksperimen masih lebih unggul

daripada kelas kontrol. Sedangkan

untuk indikator reason,yaitu kemampuan siswa memberikan alasan tentang


jawaban yang dikemukakan, presentase skor rata-rata siswa kelompok pria
sebesar 44,54%, skor ini lebih rendah dibandingkan kelompok wanita sebesar
55,43%.
3. Indikator Inference
Pada soal nomor 4.b
Pak Yono membeli 40 buah pepaya dengan harga seluruhnya Rp 600.000,00.
Pepaya tersebut kemudian dijual dengan harga Rp 27.000,00 setiap 2 buah.
b. Berapa persentase untung atau ruginya?
Soal posttest nomor 4.b ini siswa ditugaskan untuk melakukan
penarikan kesimpulan dari alasan yang dikemukakan dengan membuat
langkah-langkah penyelesaian. Pada kelas kontrol siswa mampu membuat
langkah-langkah penyelesaian, namun kurang dapat menuliskan kesimpulan
dalam bentuk kata-kata. Sedangkan pada kelas eksperimen beberapa siswa
sudah mampu membuat kesimpulan dari alasan yang dikemukakan dengan

72

cara membuat langkah-langkah dalam penyelesaian meskipun masih ada juga


yang kurang sempurna dalam membuat langkah-langkah penyelesaiannya.
Presentase skor rata-rata kelas kontrol untuk indikator Inference sebesar
38,28%, skor ini lebih tinggi jika dibandingkan kelas eksperimen sebesar
66,06%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan
kemampuan membuat kesimpulan dari alasan yang dikemukakan dengan cara
membuat langkah-langkah dalam penyelesaian kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol. Sedangkan presentase skorrata-rata siswa
kelompok pria untuk indikator inference sebesar 50,9%, sedangkan kelas
kontrol sebesar 52,57%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa
kelompok wanita untuk indikator inference, yaitu kemampuan membuat
kesimpulan dari informasi yang tersedia dengan cara membuat langkahlangkah dalam penyelesaian lebih tinggi dibandingkan kelompok pria.
4. Indikator Situation
Pada soal nomor 2
Nabila menabung pada sebuah Bank, setelah 8 bulan uangnya menjadi Rp
6.720.000,00. Jika ia mendapat bunga 18% pertahun, maka uang yang pertama
ditabung adalah.
Soal nomor 2 ini meminta siswa untuk mencari uang awal tabungan,
dengan menggunakan konsep yang telah ada. Pada kelas kontrol siswa kurang
dapat melihat situasi yang diberikan. Sedangkan pada kelas eksperimen
kebanyakan siswa sudah mampu menjawab soal sesuai konteks permasalahan,
mereka

dapat

mengungkapkan

situasi

atau

permasalahan

dengan

menggunakan bahasa matematika dan mampu menjawab soal-soal matematika


aplikasi.Hal ini juga terlihat dari presentase skor rata-rata siswa kelas
eksperimen yaitu sebesar 51,15% yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol
yaitu sebesar 39,71%. Dapat disimpulkan bahwa kamampuan berpikir kritis
matematis siswa untuk indikator situation kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol. Sedangkan presentase skor rata-rata siswa untuk
indikator situation, yaitu kemampuan menjawab soal sesuai konteks
permasalahan, dapat mengungkapkan situasi atau permasalahan dengan

73

menggunakan bahasa matematika dan mampu menjawab soal-soal matematika


aplikasi, kelompok pria sebesar 43,03%,sedangkan kelas kontrol sebesar
51,14%.
5. Indikator Clarity
Pada soal nomor 8
Berat keseluruhan sebuah barang 40 kg dengan tara 5%. Harga pembelian
barang itu Rp 228.000,00. Bila barang itu dijual dengan keuntungan 25%,
maka harga penjualan tiap kg adalah
Soal posttest nomor 8 ini meminta siswa menentukan keterkaitan antar
konsep.Jawaban kelas kontrol sudah benar, namun penjelasannya kurang
tepat.Sedangkan jawaban kelas eksperimen mengaitkan jawaban dengan
konsep. Presentase skor rata-rata siswa kelas eksperimen sebesar 72,12%, skor
ini lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yang mencapai 53,71%. Hal ini
memperlihatkan bahwa secara keseluruhan kelas eksperimen lebih mampu
memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep.
Sedangkan untuk indikator clarity, yaitu kemampuan siswa memberikan
kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep, kelompok wanita
lebih tinggi dibandingkan kelompok pria. Hal ini terlihat dari presentase skor
rata-rata siswa kelompok pria sebesar 54,54%, sedangkan kelompok wanita
sebesar 70,28%.
6. Indikator Overview
Pada soal nomor 4.a
Pak Yono membeli 40 buah pepaya dengan harga seluruhnya Rp 600.000,00.
Pepaya tersebut kemudian dijual dengan harga Rp 27.000,00 setiap 2 buah.
a. Untung atau rugikah pak Yono?
b. Cara menjawab siswa :
Soal posttest nomor 4.a meminta siswa untuk menyelidiki apakah
penjualan tersebut mengalami keuntungan atau kerugian. Sebagian besar siswa
pada kelas kontrol menjawab sesuai dengan rumus yang ada.Namun,mereka
tidak melakukan pengecekan apakah rumus yang digunakan sudah benar atau
belum, sebagian dari mereka hanya memeriksa kegiatan penjualan tanpa

74

mengecek kembali apakah konsep yang digunakan sudah benar.Berbeda


dengan jawaban kelas eksperimen yang secara keseluruhan siswa mengecek
kembali konsep yang digunakan sehingga dapat terlihat perbedaanya.
Presentasi skor rata-rata kemampuan berpikir kritis untuk indikator overview
kelas eksperimen sebesar 64,24% sedangkan kelas kontrol sebesar 44,57%.
Hal ini memperlihatkan bahwa siswa kelas eksperimen lebih mampu dalam
mengecek apa yang telah ditemukan, diputuskan, dipertimbangkan, dipelajari,
dan disimpulkan. Sedangkan pada indikator overview kelompok wanita juga
mencapai presentase rata-rata skor yang lebih tinggi dibandingkan kelompok
pria yaitu sebesar 50,9% sedangkan presentase skor kelompok wanita sebesar
57,14%. Hal ini berarti bahwa kelompok wanita lebih mampu mengecek apa
yang

telah

ditemukan,

diputuskan,

dipertimbangkan,

dipelajari,

dan

disimpulkan.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa metode pembelajaran Thinking
Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) yang diterapkan dalam proses pembelajaran
dapat berpengaruh positifterhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dilihat bahwa siswa pada kelompok wanita
mendapatkan presentase skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa
kelompok pria. Siswa mampu memenuhi setiap aspek dalam metode pembelajaran
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) meliputi aspek focus, yaitu
kemampuan

siswa

dalam

menentukan

konsep

yang

digunakan

untuk

menyelesaikan permasalahan. Kedua yaitu aspek reason, kemampuan siswa


memberikan alasan tentang jawaban yang dikemukakan. Aspek yang ketiga
adalah inference yaitu membuat kesimpulan dari informasi yang tersedia dengan
cara membuat langkah-langkah dalam penyelesaian. Selanjutnya adalah aspek
situation, yaitu kemampuan siswa menjawab soal sesuai konteks permasalahan,
dapat mengungkapkan situasi atau permasalahan dengan menggunakan bahasa
matematika dan mampu menjawab soal-soal matematika aplikasi. Aspek clarity
dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode TAPPS yaitu
kemampuan siswa dalam memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau

75

keterkaitan konsep. Aspek terakhir dalam metode TAPPS adalah overview, yaitu
kemampuan siswa dalam mengecek apa yang telah ditemukan, diputuskan,
dipertimbangkan, dipelajari, dan disimpulkan.
Berdasarkan penjelasan mengenai analisis hasil jawaban siswa yang telah
dijelaskan sebelumnya, menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan metode
pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) memiliki
kemampuan berpikir kritis matematika yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang
diajar dengan metode diskusi kelompok. Sedangkan siswa pada kelompok wanita
memiliki kemampuan berpikir kritis matematika yang lebih tinggi dibandingkan
siswa kelompok pria.
Penelitian ini berkaitan dengan penelitian sebelumnya yang relevan yaitu
penelitian yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem
Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa karya Rosita
Mahmudah. Perbandingan antara kemampuan berpikir kritis matematika siswa
yang diajar menggunakan metode TAPPS dengan kemampuan berpikir kritis
matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Creative
Problem Solving dapat dilihat berdasarkan indikator FRISCO yang telah diukur
pada kedua penelitian ini. Berdasarkan selisih kenaikan presentase skor siswa
kelas kontrol dan kelas eksperimen pada tiap indikator, untuk indikator yang
pertama yaitu focus hasil selisih antara kedua kelas saat menggunakan metode
TAPPS yaitu 3,56% sedangkan saat menggunakan model pembelajaran Creative
Problem Solving selisihnya sebesar 14,77%. Pada indikator kedua yaitu Reason
hasil selisih antara kedua kelas saat menggunakan metode TAPPS sebesar 19,73%
sedangkan saat menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving hasil
selisihnya sebesar 4,48%. Indikator ketiga yaitu Inference, pada metode TAPPS
terdapat kenaikan presentase sebesar 27,78% sedangkan pada penggunaan model
pembelajaran Creative Problem Solving mengalami penurunan presentase sebesar
3,57%. Untuk indikator keempat yaitu Situation terdapat kenaikan presentase
sebesar 11,44% untuk penggunaan metode TAPPS dan 13,28% untuk model
pembelajaran Creative Problem Solving. Indikator kelima yaitu Clarity, kenaikan
presentase pada metode TAPPS sebesar 18,41% sedangkan pada model

76

pembelajaran Creative Problem Solving sebesar 10,2%. Dan untuk indikator


keenam yaitu Overview terdapat kenaikan sebesar 19,67% pada metode TAPPS
dan 23,17% pada model pembelajaran Creative Problem Solving.
Dari hasil perbandingan kedua metode pembelajaran terhadap kemampuan
berpikir kritis matematika siswa, dapat dilihat bahwa untuk 3 indikator yaitu
Reason, Inference, dan Clarity, penggunaan metode TAPPS lebih meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematika siswa pada kelas eksperimen dibandingkan
dengan model pembelajaran Creative Problem Solving. Sedangkan penggunaan
model pembelajaran Creative Problem Solving lebih meningkatkan kemampuan
berpikir kritis matematika siswa pada kelas eksperimen dibandingkan dengan
metode TAPPS untuk 3 indikator lainnya yaitu Focus, Situation, dan Overview.

E. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya
telah dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Namun demikian, masih
terdapat hal-hal yang sulituntuk dikendalikan sehingga hasil dari penelitian ini
memiliki keterbatasan diantaranya:
1.

Penelitian ini hanya dilakukan pada pokok bahasan Aritmatika Sosial saja,
peneliti belum bisa meneliti pada pokok bahasan lain.

2.

Alokasi waktu yang terbatas sehingga diperlukan persiapan yang lebih baik
lagi agar siswa dapat terkontrol secara maksimal.

3.

Penelitian ini hanya terbatas pada kemampuan berpikir kritis saja sehingga
belum bisa melihat peningkatan hasil pada kemampuan berpikir tingkat tinggi
lainnya.

4.

Penelitian ini hanya dilakukan pada tingkat Sekolah Menengah Pertama


sehingga pada pembahasan mengenai gender belum bisa dibandingkan
dengan tingkat satuan pendidikan yg lebih tinggi.

77

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan mengenai pembelajaran
matematika

dengan

metode

Thinking

Aloud

Pair

Problem

Solving

(TAPPS)terhadap kemampuan berpikir kritismatematika siswa kelas VII di


SMPParamarta Ciputat, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.

Kemampuan berpikir

kritis

matematika siswa

yang diajar dengan

menggunakan metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) lebih


tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan metode diskusi kelompok. Hal
ini dapat dilihat dari nilai rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis
matematika siswa yang menggunakan metode TAPPS adalah sebesar 65,14
sedangkan nilai rata-rata tes kemampuan berpikir kritis matematika siswa
yang menggunakan metode diskusi kelompok adalah 47,36. Kemampuan
berpikir kritis matematika siswa tersebut terlihat dari persentase setiap
indikator berpikir kritis matematik, yaitu padasiswa yang menggunakan
metode TAPPSdiperolehFocus 72,42%, Reason 60,3%, Inference 66,06%,
Situation

51,15%,

Clarity

Sedangkanuntuksiswa

72,12%,

yang

dan

Overview

64,24%.

menggunakan

metode

diskusi

kelompokdiperolehFocus 68,86%, Reason 40,57%, Inference 38,28%,


Situation

39,71%,

Clarity

Dengandemikiansebagian

53,71%,

besarpersentase

dan

Overview

indikator

berpikir

44,57%.
kritis

matematisuntukmetode TAPPSlebihtinggi dibandingkan diskusi kelompok.


2.

Kemampuan berpikir kritis matematika antara siswa pria dan siswa wanita
memiliki perbedaan yg cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
tes kemampuan berpikir kritis matematika, dengan nilai rata-rata siswa pria
adalah 50,38 dan nilai rata-rata siswa wanita adalah 61,07. Kemampuan
berpikir kritis matematika antara siswa pria dan siswa wanita terlihat dari
hasil uji Anava 2 faktor. Karena F0 = 5,562 > Ftab = 3,99 maka H0 ditolak,
artinya terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa wanita

77

78

dengan siswa pria. Uji satu arah untuk perbedaan antar siswa wanita dengan
siswa pria, dihitung dengan rumus: to(B) =

= 2,36 > t-tab = t(0,05,64) =

1,67 atau H0 ditolak, kemampuan berpikir kritis matematika siswa wanita


lebih tinggi dari siswa pria.Berdasarkan presentase tersebut, maka terdapat
pengaruh gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa.
3.

Setelah melakukan perhitungan hipotesis dengan menggunakan tabel


ANAVA 2 Faktor, terdapat hasil bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi
antara metode TAPPS dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis
matematika siswa (F0 = 2,936< Ftab = 3,99). Dengan demikian pengaruh
TAPPS terhadap kemampuan berpikir kritis matematika tidak bergantung
pada gender, dan sebaliknya pengaruh gender terhadap kemampuan berpikir
kritis matematika tidak bergantung pada metode TAPPS.

B. SARAN
Berdasarkan temuan yang penulis temukan dalam penelitian ini, ada
beberapa saran penulis terkait penelitian ini, diantaranya:
1.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa pembelajaran matematika dengan metode


Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematika siswa, sehingga pembelajaran tersebut
dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran matematika yang dapat
diterapkan.

2.

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji seberapa besar


pengaruh masing-masing metode Thinking Aloud Pair Problem Solving
(TAPPS) terhadap kemampuan berpikir matematik lain.

3.

Saran peneliti untuk penelitian selanjutnya agar lebih memaksimalkan latihan


soal, memperhatikan alokasi waktu, dan mempersiapkan semua media dan
peralatan yang akan digunakan sebelum memulai pembelajaran.

4.

Penelitian dengan metode TAPPS yang berikutnya disarankan untuk


mengukur kemampuan berpikir matematik lainnya pada tingkat satuan
pendidikan yang lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta. 2003.
Achmad, Arief. Memahami Berpikir Kritis. Bandung, 2007.
Amri, Sofan. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas, (Jakarta:
PT. Prestasi Pustakaraya. cet.1. 2010.
Amri, Sofan dan Lif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif.
Jakarta: Prestasi Pustaka. 2010.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Ed. Revisi, Cet. VII. 2009.
Fakih, M. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2006.
http://www.gudangmateri.com/2011/01/pengertian-gender.html
Jeon, Kyungmoon. The Effects of Thinking Aloud Pair Problem Solving on High
School Students Chemistry Problem-Solving Performance and Verbal
Interactions. Journal of Chemical Education research. Vol. 82. 2005.
Johnson, Elaine B. CTL Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan
Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Penerjemah, Ibnu
Setiawan California: Coruwin Press, Inc, 2002, reprint, Bandung: MLC.
Cet. IV. 2008.
Kadir, Jurnal Penerapan Alat Peraga Pembelajaran Dimensi Tiga Dan Dimensi
Dua Ditinjau Dari Kemampuan Spasial Dan Pengaruhnya Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Geometri Bangun Ruang Siswa Mts, dalam
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika. Jakarta : Jurusan
Pendidikan Matematika FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2012.
----------. Statistika Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT. Rosemata
Sampurna. 2010.
Lambertus. Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis dalam
pembelajaran Matematika di SD. Forum Kependidikan. Vol.28. No. 2,
2009.
Tersedia
dalam:
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/28208136142_0215_9392.pdf,
diakses pada tanggal 3 September 2011.
Rahmawati, A. Persepsi Remaja tentang Konsep Maskulin dan Feminim Dilihat
dari Beberapa Latar Belakangnya. Skripsi. Bandung: Jurusan Psikologi
Pendidikan
dan
Bimbingan
UPI.
2004.
Tersedia
dalam:
http://www.sarjanaku.com/2012/06/pengertian-gender-menurut-paraahli.html, diakses pada tanggal 28 mei 2013.
Relawati, Rahayu. Konsep dan Aplikasi Penelitian Gender. Bandung: CV. Muara
Indah, 2011.

79

80

Ruggiero, Vincent Ryan. Beyond Feelings a Guide to Critical Thinking. New


York: The McGraw-Hill Companies, 2004.
S, Dina Mayadiana. KemampuanBerpikirKritis Matematika. Jakarta: Cakrawala
Maha Karya. 2009.
Berpikir
Reflektif.
Tersedia
dalam:
Sabandar,
Jozua.
http://math.sps.upi.edu/wp-content/uploads/2009/11/Berpikir-Reflektif.pdf
Slavin, Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). 2011. Tersedia dalam:
http://www.wcer.wisc.edu/archive/c11/c1/doingcl/tapps.html.
Stice, James. E. Teaching Problem Solving. 2011. Tersedia dalam:
http://wwwcsi.unian.it/educa/problemsolving/stice_ps.html
Sudjana. Metode Statistik. Bandung: Tarsito 1996.
Suherman, Erman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.2001
Sumarmo, Utari. Berpikir dan Disposisi Matematik. Tersedia dalam:
http://math.sps.upi.edu. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2011.
Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Presentasi Pustaka, 2007.
Wardhani, Sri. Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTs untuk
Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika. Yogyakarta : PPPPTK
Matematika,
2008.
Tersedia
dalam:
http://p4tkmatematika.org/fasilitasi/13-SI-SKLSMP-Optimalisasi-TujuanWardani.pdf), diakses pada tanggal 16 Agustus 2011.
Whimbey, Arthur dan Jack Lochhead. Problem Solving & Comprehension Sixth
Edition. London: Lawrence Erlbaum Associates. 1999.
Widhiarso, Wahyu. Prosedur Pengujian Validitas Isi melalui Indeks Rasio
Validitas
Isi
(CVR).
Tersedia
dalam:
https://blog.ugm.ac.id/2010/06/16/prosedur-pengujian-validitas-isimelalui-indeks-rasio-validitas-isi-cvr/. diakses pada tanggal 27 April 2014.
Wijaya, Ariyadi. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta : Graha Ilmu.
2012.

81

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah

: SMP Paramarta Ciputat

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/ Semester

: VII/1

Alokasi waktu

: 2 x 40 menit

Pertemuan ke

:1

Standar Kompetensi

: 3. Menggunakan bentuk aljabar, persamaan, dan


pertidaksamaan

linear

satu

variabel

dan

perbandingan dalam pemecahan masalah.


Kompetensi Dasar

: 3.1 Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan


masalah aritmatika sosial yang sederhana.
3.2 Menggunakan perbandingan untuk memecahkan
masalah.

Indikator Kompetensi

: 1. Menghitung nilai keseluruhan, nilai per unit, dan


nilai sebagian.
2. Menjelaskan pengertian dari harga penjualan,
harga pembelian, untung, dan rugi.
3. Menentukan besarnya harga penjualan, harga
pembelian, untung, dan rugi dalam masalah
sehari-hari.

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menghitung nilai keseluruhan, nilai per unit, dan nilai
sebagian.
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian dari harga penjualan, harga
pembelian, untung, dan rugi.
3. Siswa dapat menentukan besarnya harga penjualan, harga pembelian,
untung, dan rugi dalam masalah sehari-hari.

81

82

B. Materi Ajar
Aritmatika Sosial
C. Metode Pembelajaran
Metode : Thinking Aloud Pair Problem Solving
D. Langkah-langkah Kegiatan
No
1

Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan

Alokasi
Waktu
10 menit

Guru mengkondisikan kelas.


Berdoa : membaca surat Al-Fatihah.
Guru mengabsen siswa.
Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Guru memberikan apersepsi dengan memberikan tanya jawab singkat
mengenai materi yang telah lalu.
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan cara menyampaikan
kegunaan mempelajari materi aritmatika sosial.

Kegiatan inti
Eksplorasi
Guru memberikan lembar kerja kepada masing-masing siswa dan
memberikan sedikit penjelasan mengenai LKS tersebut.
Siswa menggali pengetahuan awal melalui lembar kerja siswa.
Guru meminta siswa mengerjakan soal-soal mengenai aritmatika
sosial sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat di dalam lembar
kerja siswa yang telah diberikan guru.
Siswa diminta untuk berpasangan menjadi problem solver dan listener
Guru meminta siswa yang duduk disebelah kanan untuk menjadi
problem solver terlebih dahulu, dan menjawab soal no 1 serta
mempresentasikan jawabannya kepada listener yaitu siswa yang duduk
di sebelah kiri, baik secara lisan maupun tulisan dimulai dengan
membacakan soal dan kesimpulannya sesuai dengan petunjuk lembar
kerja

55 menit

83

Siswa yang bertugas sebagai listener mendengarkan dan memahami


setiap penjelasan dan menanggapi penjelasan dari pasangannya bila
terjadi kesalahan.
Guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal permasalahan
selanjutnya.
Guru mengarahkan setiap pasangan untuk bergantian menjadi
problem solver dan listener
Guru meminta siswa untuk bertukar peran sehingga siswa yang
duduk disebelah kiri bertindak sebagai problem solver dan menjawab
soal no 2 serta menjelaskan jawabannya seperti sebelumnya.
Elaborasi
Guru membimbing siswa dalam melakukan aktivitasnya dan
meberikan bantuan kepada siswa yang kurang terampil dalam
melakukan perannya, terutama untuk peran listener.
Konfirmasi
Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang kurang dipahami
dalam permasalahan yang siswa hadapi ketika mengerjakan lembar
kerja yang diberikan guru dan kesulitan saat siswa berperan sebagai

10 menit

problem solver dan listener.


Siswa membahas jawaban yang benar dari soal-soal yang telah
dikerjakan pada lembar kerja dengan bimbingan dari guru.
Siswa diminta untuk mengerjakan sebuah soal sebagai evaluasi akhir
pada pertemuan tersebut.
Siswa mengumpulkan kembali lembar kerja dan lembar jawaban soal
evaluasi akhir untuk diberikan penilaian oleh guru.
Guru membahas dan memberikan jawaban yang benar dari soal
evaluasi akhir yang telah dikerjakan siswa.
Guru meluruskan kesalahpahaman, memberikan penguatan, dan
kesimpulan.
3

Kegiatan akhir
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap materi yang telah

5 menit

84

dipelajari.
Guru menginformasikan materi selanjutnya.
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah.

E. Sumber Belajar
Sumber :

- Salamah, Umi. 2009. Berlogika dengan Matematika 1 untuk


kelas VII SMP dan MTs. Jakarta : Platinum.
- Mujiyono. 2005. Matematika 1 untuk SMP dan MTs Kelas VII.
Surakarta : Gharadi.

F. Media dan Alat Pembelajaran


-

Papan tulis

Lembar kerja siswa

G. Penilaian Hasil Belajar


-

Teknik instrumen

: tes tertulis

Bentuk instrumen

: essay / uraian

Instrumen

: terlampir

Tangerang Selatan,

November 2013

Guru Mata Pelajaran Matematika

Peneliti

( _______________________ )

Vindarini Novianti

85

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah

: SMP Paramarta Ciputat

Mata Pelajaran

: Matematika

Kelas/ Semester

: VII/1

Alokasi waktu

: 2 x 40 menit

Pertemuan ke

:1

Standar Kompetensi

: 3. Menggunakan bentuk aljabar, persamaan, dan


pertidaksamaan

linear

satu

variabel

dan

perbandingan dalam pemecahan masalah.


Kompetensi Dasar

: 3.1 Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan


masalah aritmatika sosial yang sederhana.
3.2 Menggunakan perbandingan untuk memecahkan
masalah.

Indikator Kompetensi

: 1. Menghitung nilai keseluruhan, nilai per unit, dan


nilai sebagian.
2. Menjelaskan pengertian dari harga penjualan,
harga pembelian, untung, dan rugi.
3. Menentukan besarnya harga penjualan, harga
pembelian, untung, dan rugi dalam masalah
sehari-hari.

A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menghitung nilai keseluruhan, nilai per unit, dan nilai
sebagian.
2. Siswa dapat menjelaskan pengertian dari harga penjualan, harga
pembelian, untung, dan rugi.
3. Siswa dapat menentukan besarnya harga penjualan, harga pembelian,
untung, dan rugi dalam masalah sehari-hari.

85

86

B. Materi Ajar
Aritmatika Sosial
C. Metode Pembelajaran
Metode : Diskusi kelompok
D. Langkah-langkah Kegiatan
No
1

Alokasi

Kegiatan Pembelajaran

Waktu
10 menit

Pendahuluan
Guru mengkondisikan kelas.
Berdoa : membaca surat Al-Fatihah.
Guru mengabsen siswa.
Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Guru memberikan apersepsi dengan memberikan tanya jawab singkat
mengenai materi yang telah lalu.
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan cara menyampaikan
kegunaan mempelajari materi aritmatika sosial.

55 menit

Kegiatan inti
Eksplorasi
Guru membimbing siswa membentuk kelompok kecil untuk melakukan
diskusi.
Guru memberikan penjelasan tentang tugas tiap kelompok dan
memberikan

sedikit

penlejasan

mengenai

materi

yang

akan

didiskusikan.
Siswa menggali pengetahuan awal melalui penjelasan yang telah
disampaikan oleh guru.
Guru membimbing siswa menggunakan contoh kegiatan ekonomi,
siswa dibimbing untuk mengetahui tentang harga pembelian, harga
penjualan, untung, dan rugi.
Guru

meminta

perwakilan

siswa

dari

tiap

kelompok

mempresentasikan dan menuliskan hasil diskusi di papan tulis.


Guru dan siswa membahas hasil presentasi secara bersama-sama.

untuk

87

Elaborasi
Guru membimbing siswa menggunakan contoh kegiatan ekonomi,
siswa dibimbing untuk mengetahui tentang harga pembelian, harga

10 menit

penjualan, untung, dan rugi.


Konfirmasi
Siswa bertanya kepada guru tentang hal-hal yang kurang dipahami
dalam permasalahan yang siswa hadapi ketika melakukan diskusi
kelompok.
Guru melakukan koreksi, tambahan atau penguatan untuk meluruskan
pemahaman siswa.

5 menit

Kegiatan akhir
Guru dan siswa melakukan refleksi terhadap materi yang telah
dipelajari.
Guru memberikan pekerjaan rumah dari buku pegangan siswa.
Guru menginformasikan materi selanjutnya.
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah.

E. Sumber Belajar
Sumber :

- Salamah, Umi. 2009. Berlogika dengan Matematika 1 untuk


kelas VII SMP dan MTs. Jakarta : Platinum.
- Mujiyono. 2005. Matematika 1 untuk SMP dan MTs Kelas VII.
Surakarta : Gharadi.

F. Media dan Alat Pembelajaran


-

Papan tulis

Lembar kerja

G. Penilaian Hasil Belajar


-

Teknik instrumen

: tes tertulis

Bentuk instrumen

: essay / uraian

Contoh instrumen

No. Soal
1

Jawaban

Seorang pedagang membeli 2 peti Dik: 2 peti jeruk = Rp 600.000

Skor
50

88

jeruk

seharga

Rp

600.000,00.

Kemudian jeruk dijual dengan


harga Rp 15.000,00 per kg. Jika 1
peti terdapat 15 kg.
a. Untung atau rugi? Jelaskan!
b. Berapa

keuntungan

atau

kerugian pedagang?

Ayah

membeli

motor

bekas

dengan harga Rp 900.000,00. Jika


ayah ingin untung sebesar Rp
200.000,00. Berapakah ayah akan
menjualnya?

Harga jual = Rp 15.000/kg


I peti = 15 kg
Jawab:
Harga jual 2 peti = 2 x 15 = 30 kg
Maka, 30 x 15.000 = Rp 450.000
Ternyata, pedagang mengalami
kerugian karena harga jual lebih
kecil dari pada harga belinya.
Rugi = harga beli harga jual
= 600.000 450.000
= 150.000
Dik : Harga beli = Rp 900.000
50
Untung = Rp 200.000
Dit: harga jual?
Untung = harga jual harga beli
200.000 = harga jual 900.000
Harga jual = 200.000 + 900.000
= 1.100.000

Tangerang Selatan,

November 2013

Guru Mata Pelajaran Matematika

Peneliti

( _______________________ )

Vindarini Novianti

Lampiran 3

89

Nama :

Lembar Kerja Siswa 1

Kelas:

Harga Pembelian, Penjualan, Untung, Rugi

Partner :
Tanggal :

Pada kegiatan ini, Jika kamu berperan sebagai Problem Solver, maka ikuti
petunjuk pada kolom A, dan jika kamu berperan sebagai Listener, maka
ikuti petunjuk pada Kolom B

Kolom A (Problem Solver)


Kegiatan : Memberikan penjelasan kepada listener seputar penyelesaian soal yang
telah dikerjakan
1. Jawablah setiap pertanyaan pada soal yang kamu kerjakan.
B (Listener)
2. Jelaskanlah kepada listenerKolom
mengenai
penyelesaian soal yang telah kamu kerjakan,
K diawali dari keterangan-keterangan yang diketahui sampai kepada kesimpulan akhir,
berdasarkan jawabanmu pada LKS
3. Tanggapilah setiap interupsi yang diajukan listener.

Kolom B (Listener)
Kegiatan : Memperhatikan dan memberikan tanggapan seputar penyelesaian
soal yang dilakukan problem solver
1. Perhatikanlah

dengan

seksama

penjelasan

problem

solver

mengenai

penyelesaian soal yang telah dilakukannya


2. Biarkan Problem solver menjelaskan jawabannya dan pahamilah setiap
langkah problem solver salam menyelesaikan soal tersebut.
3. Apabila dari penjelasnnya ada yang kamu kurang pahami maka tanyakannlah
kepada problem solver.
4. Jika terdapat kesalahan dari penjelasannya maka tanggapilah (interupsi).
Namun dilarang untuk memberi tahu jawabannya kepada problem solver.
5. Jika terjadi perbedaan pendapatmu dengan listener mengenai jawaban pada
soal tersebut, tulislah tanggapanmu pada tempat yang yang telah disediakan
89

90

Harga Pembelian, Penjualan, Untung, Rugi


Kita sering mendengar kata harga beli, harga jual, untung dan
rugi.
Dimanakah kita biasa mendengarnya?
Tahukah kalian tentang harga beli, harga jual, untung maupun
rugi?
Perhatikanlah kegiatan di bawah ini, agar kalian dapat
mengerti mengenai harga beli, harga jual, untung dan rugi......

Amatilah kegiatan berikut!


Rahma pergi berbelanja ke sebuah toko untuk membeli beberapa
barang yang hendak dijual kembali. Sesampainya disana, ia membeli 1
lusin penggaris dengan harga Rp 18.000,00 dan membeli 2 lusin pinsil
dengan

harga

Rp

28.800,00.

Setelah

selesai

membeli

semua

kebutuhannya, Rahma bergegas pulang. Namun dalam perjalanan pulang,


pinsil yang dibawa Rahma sempat terjatuh dan mengalami kerusakan,
sehingga hanya tersisa 18 buah yang dapat dijual oleh Rahma.

Problem Solver 1

Problem Solver 2

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan 1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan


kegiatan apa saja yang terjadi?

apa saja yang diperlukan oleh Rahma?

Menemukan...........................................................
fakta

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

91

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................
Menemukan
fakta

2. Dalam

Menemukan
masalah

kegiatan

perdagangan, 2. Apakah terdapat perubahan jumlah

sebutkan kemungkinan apa saja yang

barang yang dimiliki Rahma saat ia

akan dialami oleh seorang pedagang?

telah sampai di rumah? Jelaskan!

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

3. Selidiki

apakah

mendapatkan

Rahma

keuntungan

Menemukan
masalah

akan 3. Selidiki
atau

apakah

mendapatkan

Rahma

akan

keuntungan

atau

kerugian apabila ia menjual kembali

kerugian apabila ia menjual kembali

penggaris tersebut dengan harga Rp

pinsil

2.000,00. Lalu jelaskan bagaimana cara

1.500,00. Lalu jelaskan bagaimana cara

mengetahuinya?

mengetahuinya?

tersebut

dengan

harga

Rp

...........................................................

Menemukan
gagasan
..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

Menemukan
gagasan

92

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

Menemukan
...........................................................
jawaban

..........................................................

4. Hitunglah berapa jumlah keuntungan 4. Hitunglah berapa jumlah keuntungan


atau kerugian yang diperoleh Rahma

atau kerugian yang diperoleh Rahma

dari hasi lpenjualan penggaris!

dari hasil penjualan pinsil!

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

5. Periksa

kembali

apakah

Menemukan
jawaban

jawaban 5. Periksa

kembali

apakah

jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan dan tuliskan rumus apakah

kesimpulan dan tuliskan rumus apakah

yang dapat kamu ketahui dari kegiatan

yang dapat kamu ketahui dari kegiatan

tersebut!

tersebut!

Menemukan
penerimaan

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................
Menemukan
penerimaan

93

Listener 1

Listener 2

Tanggapan: ...........................................

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

Latihan!
Kerjakanlah soal di bawah ini secara individu!
1. Didi membeli sebuah kalkulator seharga Rp 95.000,00. Setelah beberapa
hari, Didi berniat menjual kalkulator yang dibelinya. Namun Didi
mengalami kebingungan, berapakah dia harus menjual kalkulator tersebut,
jika dia menginginkan keuntungan sebesar Rp 25.000,00?
2.

Berat beras 65 kg
1 kg = Rp 2.500,00

Berat beras 35 kg
1 kg = Rp 2.100,00

Seorang pedagang membeli kedua jenis beras tersebut, kemudian ia akan


mencampur kedua beras itu dan menjualnya dengan harga Rp 3.300,00 per
kg.
a. Apakah pedagang tersebut mendapatkan keuntungan atau kerugian?
b. Berapa rupiah keuntungan atau kerugian yang di peroleh pedagang?

94

Lembar Kerja Siswa 2

Nama

Kelas

Partner :

Presentase Untung dan Rugi

Tanggal :

Pada kegiatan ini, Jika kamu berperan sebagai Problem Solver, maka ikuti
petunjuk pada kolom A, dan jika kamu berperan sebagai Listener, maka
ikuti petunjuk pada Kolom B

Kolom A (Problem Solver)


Kegiatan : Memberikan penjelasan kepada listener seputar penyelesaian soal yang
telah dikerjakan
1. Jawablah setiap pertanyaan pada soal yang kamu kerjakan.
Kolom
B (Listener)
2. Jelaskanlah kepada listener
mengenai
penyelesaian soal yang telah kamu kerjakan,
K

diawali dari keterangan-keterangan yang diketahui sampai kepada kesimpulan akhir,


berdasarkan jawabanmu pada LKS
3. Tanggapilah setiap interupsi yang diajukan listener.

Kolom B (Listener)
Kegiatan : Memperhatikan dan memberikan tanggapan seputar penyelesaian soal
yang dilakukan problem solver
1. Perhatikanlah

dengan

seksama

penjelasan

problem

solver

mengenai

penyelesaian soal yang telah dilakukannya


2. Biarkan Problem solver menjelaskan jawabannya dan pahamilah setiap langkah
problem solver salam menyelesaikan soal tersebut.
3. Apabila dari penjelasnnya ada yang kamu kurang pahami maka tanyakannlah
kepada problem solver.
4. Jika terdapat kesalahan dari penjelasannya maka tanggapilah (interupsi).
Namun dilarang untuk memberi tahu jawabannya kepada problem solver.
5. Jika terjadi perbedaan pendapatmu dengan listener mengenai jawaban pada
soal tersebut, tulislah tanggapanmu pada tempat yang yang telah disediakan
94

95

Presentase Untung dan Rugi


Dalam kegiatan ekonomi, seorang pedagang sering
menyatakan keuntungan atau kerugiannya menggunakan
persen.
Bagaimanakah cara menyatakannya dalam persen?
Amatilah persoalan dibawah ini,.....

Amatilah kegiatan berikut!


Aziz membeli 1 lusin pulpen dengan harga Rp 22.500,00. Kemudian
pulpen tersebut akan dijual kembali dengan harga Rp 2.500 per batang.
Dengan harga jual tersebut Aziz akan mengalami keuntungan atau
kerugian. Kemudian, jika keuntungan atau kerugian yang dialami Aziz
dibandingkan dengan harga beli, dan dikalikan dengan 100 persen, maka
Aziz akan mendapatkan persentase dari keuntungan atau kerugian yang
ia alami.
Problem Solver 1

Problem Solver 2

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan 1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan


kegiatan apa saja yang terjadi?

apa saja yang dilakukan oleh Aziz?

Menemukan...........................................................
fakta

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................
Menemukan
fakta

96

2. Dalam

Menemukan
masalah

kegiatan

perdagangan, 2. Apakah yang akan Aziz alami ketika ia

sebutkan kemungkinan apa saja yang

menjual kembali pulpen yang ia beli?

akan dialami oleh seorang pedagang?

Jelaskan!

...........................................................

..........................................................
masalah

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

3. Selidiki

apakah

mendapatkan

Aziz

akan 3. Selidiki

keuntungan

atau

kerugian

pulpen

dengan

Lalu

jelaskan

apakah

mendapatkan

kerugian apabila ia menjual kembali


tersebut.

Menemukan

aziz

akan

keuntungan

jika

ia

harga

Rp

bagaimana cara mengetahuinya?

jelaskan

...........................................................

mengetahuinya?

menjual

atau
pulpen

1.500,00.

bagaimana

Lalu
cara

...........................................................

Menemukan
gagasan
..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................
Menemukan
gagasan

..........................................................
..........................................................

97

Menemukan
jawaban

4. Hitunglah
keuntungan

berapa
atau

persentase 4. Hitunglah

kerugian

yang

keuntungan

berapa
atau

persentase

kerugian

yang

diperoleh Aziz dari hasil penjualan

diperoleh Aziz dari hasil penjualan

pulpen!

pulpen!

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................
jawaban

5. Periksa

kembali

apakah

Menemukan

jawaban 5. Periksa

kembali

apakah

jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan dan tuliskan rumus apakah

kesimpulan

yang dapat kamu ketahui dari kegiatan

apakah yang dapat kamu ketahui dari

tersebut!

kegiatan tersebut!

dan

tuliskan

rumus

Menemukan...........................................................
penerimaan

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

Menemukan
penerimaan

Listener 1

Listener 2

Tanggapan: ...........................................

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

98

Latihan!
Kerjakanlah soal di bawah ini secara individu!
1. Ranti membeli sepatu dengan harga Rp100.000,00. Kemudian sepatu
tersebut dijual kepada adiknya dengan harga Rp 85.000,00. Berapa
persenkah kerugiannya?
2. Rosi membeli sepeda bekas dengan harga Rp Rp 250.000,00 dengan
ongkos perbaikan Rp 50.000,00. Jika sepeda tersebut dijual dengan harga
Rp 450.000,00
a. Untung atau rugikah Rosi?
b. Berapa persentase untung atau rugi yang dialami Rosi?

99

Lembar Kerja Siswa 3


Menentukan Harga Penjualan atau
Harga Pembelian dari Persentase
Untung atau Rugi

Nama

Kelas

Partner :
Tanggal :

Pada kegiatan ini, Jika kamu berperan sebagai Problem Solver, maka ikuti
petunjuk pada kolom A, dan jika kamu berperan sebagai Listener, maka
ikuti petunjuk pada Kolom B
Kolom A (Problem Solver)
Kegiatan : Memberikan penjelasan kepada listener seputar penyelesaian soal yang
telah dikerjakan
1. Jawablah setiap pertanyaan pada soal yang kamu kerjakan.

2. Jelaskanlah kepada listener


mengenai
penyelesaian soal yang telah kamu kerjakan,
Kolom
B (Listener)
diawali dari keterangan-keterangan yang diketahui sampai kepada kesimpulan akhir,
berdasarkan jawabanmu pada LKS
3. Tanggapilah setiap interupsi yang diajukan listener.

Kolom B (Listener)
Kegiatan : Memperhatikan dan memberikan tanggapan seputar penyelesaian soal
yang dilakukan problem solver
1. Perhatikanlah

dengan

seksama

penjelasan

problem

solver

mengenai

penyelesaian soal yang telah dilakukannya


2. Biarkan Problem solver menjelaskan jawabannya dan pahamilah setiap langkah
problem solver salam menyelesaikan soal tersebut.
3. Apabila dari penjelasnnya ada yang kamu kurang pahami maka tanyakannlah
kepada problem solver.
4. Jika terdapat kesalahan dari penjelasannya maka tanggapilah (interupsi).
Namun dilarang untuk memberi tahu jawabannya kepada problem solver.
5. Jika terjadi perbedaan pendapatmu dengan listener mengenai jawaban pada
soal tersebut, tulislah tanggapanmu pada tempat yang yang telah disediakan
99

100

Menentukan Harga Penjualan atau Harga Pembelian dari


Persentase Untung atau Rugi
Setelah kita mengetahui cara mendapatkan persentase
keuntungan atau kerugian dari kegiatan ekonomi,.
Kita pun dapat menghitung harga penjualan atau harga
pembelian jika terlebih dahulu diketahui persentase untung
atau rugi suatu barang...
Untuk mengetahui cara pengerjaannya, kerjakanlah
kegiatan di bawah ini!
Amatilah kegiatan berikut!
Titi membeli sepeda seharga Rp 1.250.000,00. Kemudian Ia menjual
kembali dengan menambahkan harga sebesar 20% dari harga sebelumnya.
Sedangkan Dina membeli handphone seharga Rp. 1.000.000,00, namun
setelah 3 bulan dipakai, ia menjualnya lagi dengan mengurangi harga
sebesar 50% dari harga sebelumnya.

Problem Solver 1

Problem Solver 2

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan 1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan


kegiatan apa saja yang terjadi?

apa saja yang dilakukan Titi dan Dina?

Menemukan...........................................................
fakta

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................
Menemukan
fakta

101

2. Dalam

Menemukan
masalah

kegiatan

perdagangan, 2. Apakah yang terjadi ketika Titi dan

sebutkan kemungkinan apa saja yang

Dina

menjual

akan dialami oleh seorang pedagang?

handphonenya?

sepeda

dan

...........................................................

Menemukan
masalah
..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

3. Selidiki

apakah

Titi

mengalami 3. Selidiki

apakah

Dina

mengalami

keuntungan atau kerugian saat ia

keuntungan atau kerugian saat ia

menjual kembali sepeda yg ia beli?

menjual kembali hanphone yang ia

Jelaskan cara mengetahuinya!

beli? Jelaskan cara mengetahuinya!

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................
Menemukan

...........................................................

gagasan
..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

Menemukan
gagasan

102

Menemukan
jawaban

4. Hitunglah berapa harga jual jika 4. Hitunglah berapa harga jual jika
diketahui persentase keuntungan atau

diketahui persentase keuntungan atau

kerugian yang diperoleh Titi dari hasil

kerugian yang diperoleh dina dari

penjualan sebeda!

hasil penjualan handphone!

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................
5. Periksa

kembali

apakah

Menemukan
jawaban
..........................................................

jawaban 5. Periksa

kembali

apakah

jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan

kesimpulan

dan

tuliskan

rumus

dan

tuliskan

rumus

apakah yang dapat kamu ketahui dari

apakah yang dapat kamu ketahui dari

kegiatan tersebut!

kegiatan tersebut!

Menemukan...........................................................
penerimaan

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................
Menemukan
penerimaan

Listener 1

Listener 2

Tanggapan: ...........................................

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

103

Latihan!
Kerjakanlah soal di bawah ini secara individu!
1. Seorang pedagang membeli sebuah akuarium seharga Rp 450.000,00. Jika
pedagang tersebut menghendaki untung 20%, berapa harga akuarium
tersebut harus di jual?
2. Toko kain YooNa menjual menjual kain batik dengan harga Rp 96.000.
ternyata toko tersebut mengalami kerugian sebesar 25%. Berapa harga
pembelian kain batik tersebut?

104

Lembar Kerja Siswa 4

Nama

Kelas

Partner :

Diskon

Tanggal :

Pada kegiatan ini, Jika kamu berperan sebagai Problem Solver, maka ikuti
petunjuk pada kolom A, dan jika kamu berperan sebagai Listener, maka
ikuti petunjuk pada Kolom B

Kolom A (Problem Solver)


Kegiatan : Memberikan penjelasan kepada listener seputar penyelesaian soal yang
telah dikerjakan
1. Jawablah setiap pertanyaan pada soal yang kamu kerjakan.
Kolom
B (Listener)
2. Jelaskanlah kepada listener
mengenai
penyelesaian soal yang telah kamu kerjakan,
K

diawali dari keterangan-keterangan yang diketahui sampai kepada kesimpulan akhir,


berdasarkan jawabanmu pada LKS
3. Tanggapilah setiap interupsi yang diajukan listener.

Kolom B (Listener)
Kegiatan : Memperhatikan dan memberikan tanggapan seputar penyelesaian soal
yang dilakukan problem solver
1. Perhatikanlah

dengan

seksama

penjelasan

problem

solver

mengenai

penyelesaian soal yang telah dilakukannya


2. Biarkan Problem solver menjelaskan jawabannya dan pahamilah setiap langkah
problem solver salam menyelesaikan soal tersebut.
3. Apabila dari penjelasnnya ada yang kamu kurang pahami maka tanyakannlah
kepada problem solver.
4. Jika terdapat kesalahan dari penjelasannya maka tanggapilah (interupsi).
Namun dilarang untuk memberi tahu jawabannya kepada problem solver.
5. Jika terjadi perbedaan pendapatmu dengan listener mengenai jawaban pada
soal tersebut, tulislah tanggapanmu pada tempat yang yang telah disediakan

104

105

Diskon
Amatilah kegiatan berikut!
Perhatikanlah iklan Rear Bike Carrier, pada iklan di samping
terdapat harga awal sebesar Rp 550.000,00 dengan
mendapatkan diskon 25%, sehingga kita hanya dapat
membayarnya dengan harga Rp 412.500,00.

Problem Solver 1

Problem Solver 2

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan 1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan


kegiatan apa saja yang terjadi?
Menemukan
2.
fakta

2.

apakan

pembeli

mengalami

keuntungan atau kerugian?

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

.......................................................... fakta

Menemukan

Dalam kegiatan perdagangan diatas, 2. Apakah terdapat perubahan jumlah


sebutkan kemungkinan apa saja yang

barang

yang

dimiliki

setelah

akan dialami oleh seorang pedagang?

mendapatkan diskon? Jelaskan!

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

Menemukan
masalah

106

Menemukan
masalah

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

3. Selidiki berapa besar keuntungan atau 3. Selidiki berapa besar keuntungan atau
kerugian

Menemukan
gagasan

pedagang

dari

ilustrasi

kerugian penjual dari ilustrasi diatas.

diatas. Lalu jelaskan bagaimana cara

Lalu

jelaskan

bagaimana

cara

mengetahuinya?

mengetahuinya?

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................
Menemukan

...........................................................

gagasan
..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

4. Hitunglah berapa besar keuntungan 4. Hitunglah berapa besar keuntungan


atau kerugian pedagang jika harga

atau kerugian pembeli jika harga awal

awal prodak dijual kembali dengan

prodak dijual kembali dengan diskon

diskon 10%!

15%!

107

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

Menemukan
...........................................................
jawaban

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

5. Periksa

kembali

apakah

Menemukan
jawaban

jawaban 5. Periksa

kembali

apakah

jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan

kesimpulan

dan

tuliskan

rumus

dan

tuliskan

rumus

apakah yang dapat kamu ketahui dari

apakah yang dapat kamu ketahui dari

kegiatan tersebut!

kegiatan tersebut!

Menemukan
penerimaan

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................
Menemukan
penerimaan

Listener 1

Listener 2

Tanggapan: ...........................................

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

108

Latihan!
Kerjakanlah soal di bawah ini secara individu!
1. Sebuah toko baju memberikan diskon 20% untuk semua produknya. Jika
Retno membeli baju dengan harga Rp 75.000,00.
a. Berapa besar diskon yang diterima Retno?
b. Berapa rupiah yang harus di bayar oleh Retno?
2. Sizuka membeli tas dengan harga Rp 51.000,00. Jika harga sebelum
diskon sebesar Rp 60.000,00. Berapakah diskon yang diterima Sizuka?

109

Lembar Kerja Siswa 5

Nama

Kelas

Partner :

Bruto, Netto, Tara

Tanggal :

Pada kegiatan ini, Jika kamu berperan sebagai Problem Solver, maka ikuti
petunjuk pada kolom A, dan jika kamu berperan sebagai Listener, maka
ikuti petunjuk pada Kolom B

Kolom A (Problem Solver)


Kegiatan : Memberikan penjelasan kepada listener seputar penyelesaian soal yang
telah dikerjakan
1. Jawablah setiap pertanyaan pada soal yang kamu kerjakan.
Kolom
B (Listener)
2. Jelaskanlah kepada listener
mengenai
penyelesaian soal yang telah kamu kerjakan,
K

diawali dari keterangan-keterangan yang diketahui sampai kepada kesimpulan akhir,


berdasarkan jawabanmu pada LKS
3. Tanggapilah setiap interupsi yang diajukan listener.

Kolom B (Listener)
Kegiatan : Memperhatikan dan memberikan tanggapan seputar penyelesaian soal
yang dilakukan problem solver
1. Perhatikanlah

dengan

seksama

penjelasan

problem

solver

mengenai

penyelesaian soal yang telah dilakukannya


2. Biarkan Problem solver menjelaskan jawabannya dan pahamilah setiap langkah
problem solver salam menyelesaikan soal tersebut.
3. Apabila dari penjelasnnya ada yang kamu kurang pahami maka tanyakannlah
kepada problem solver.
4. Jika terdapat kesalahan dari penjelasannya maka tanggapilah (interupsi).
Namun dilarang untuk memberi tahu jawabannya kepada problem solver.
5. Jika terjadi perbedaan pendapatmu dengan listener mengenai jawaban pada
soal tersebut, tulislah tanggapanmu pada tempat yang yang telah disediakan
109

110

Bruto, Netto, Tara

Amatilah kegiatan berikut!


Pada gambar nomor 1, tertera netto sebesar 5 kg. netto adalah
berat bersih atau berat dari isi di dalam karung. Pada gambar nomor 2
terlihat gambar karung saja. Misalkan berat karung itu adalah 0,5 kg.
Berat karung adalah tara. Jika menggabungkan netto dan tara, maka
itulah bruto. Bruto adalah berat kotor.

Problem Solver 1

Problem Solver 2

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan 1. Berdasarkan ilustrasi diatas, bagian


kegiatan apa saja yang terjadi?

manakah dari ketiga gambar yang

Menemukan...........................................................
fakta

merupakan gabungan antara netto

...........................................................

dan tara?

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................
Menemukan
fakta

111

2. Jika bruto adalah gabungan dari netto 2. Cara mengetahui tara jika diketahui
dan tara, maka cara mengetahui netto

bruto dan netto adalah..

jika diketahui bruto dan tara adalah?

..........................................................

...........................................................

..........................................................
Menemukan

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

Menemukan
masalah ...........................................................

masalah

3. Selidiki apakah terdapat perbedaan 3. Selidiki apakah terdapat perbedaan


saat menentukan besar bruto, jika

saat menentukan besar tara, jika

hanya diketahui netto saja? Jelaskan!

hanya diketahui bruto? Jelaskan!

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

Menemukan
gagasan

Menemukan
gagasan

112

Menemukan
jawaban

4. Hitunglah berapa jumlah bruto dari 4. Hitunglah berapa jumlah netto jika
ilustrasi diatas!

diketahui bruto sebesar 15 kg dan tara

...........................................................

sebesar 1,5 kg!

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................
..........................................................

Menemukan
jawaban

5. Periksa

kembali

apakah

jawaban 5. Periksa

kembali

apakah

jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan

kesimpulan

dan

tuliskan

rumus

dan

tuliskan

rumus

apakah yang dapat kamu ketahui dari

apakah yang dapat kamu ketahui dari

kegiatan tersebut!

kegiatan tersebut!

Menemukan...........................................................
penerimaan

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................
Menemukan
penerimaan

Listener 1

Listener 2

Tanggapan: ...........................................

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

113

Latihan!
Kerjakanlah soal di bawah ini secara individu!
1. Kerjakanlah!
Bruto

Tara

Netto

250 kg

6%

...........................

40 kg

...................

35 kg

2. Seorang pedagang membeli 5 karung beras dengan bruto masing-masing


72 kg dan dan tara 5%. Berapa rupiah pedagang itu harus membayar jika
harga setiap kg beras Rp. 9.000?

114

Lembar Kerja Siswa 6

Nama

Kelas

Partner :

Bunga Tabungan dan PaJak

Tanggal :

Pada kegiatan ini, Jika kamu berperan sebagai Problem Solver, maka ikuti
petunjuk pada kolom A, dan jika kamu berperan sebagai Listener, maka
ikuti petunjuk pada Kolom B

Kolom A (Problem Solver)


Kegiatan : Memberikan penjelasan kepada listener seputar penyelesaian soal yang
telah dikerjakan
1. Jawablah setiap pertanyaan pada soal yang kamu kerjakan.
Kolom
B (Listener)
2. Jelaskanlah kepada listener
mengenai
penyelesaian soal yang telah kamu kerjakan,
K

diawali dari keterangan-keterangan yang diketahui sampai kepada kesimpulan akhir,


berdasarkan jawabanmu pada LKS
3. Tanggapilah setiap interupsi yang diajukan listener.

Kolom B (Listener)
Kegiatan : Memperhatikan dan memberikan tanggapan seputar penyelesaian soal
yang dilakukan problem solver
1. Perhatikanlah

dengan

seksama

penjelasan

problem

solver

mengenai

penyelesaian soal yang telah dilakukannya


2. Biarkan Problem solver menjelaskan jawabannya dan pahamilah setiap langkah
problem solver salam menyelesaikan soal tersebut.
3. Apabila dari penjelasnnya ada yang kamu kurang pahami maka tanyakannlah
kepada problem solver.
4. Jika terdapat kesalahan dari penjelasannya maka tanggapilah (interupsi).
Namun dilarang untuk memberi tahu jawabannya kepada problem solver.
5. Jika terjadi perbedaan pendapatmu dengan listener mengenai jawaban pada
soal tersebut, tulislah tanggapanmu pada tempat yang yang telah disediakan

114

115

Bunga Tabungan dan PaJak


Jika kita menabung di bank, maka uang kita akan bertambah
karena kita mendapatkan bunga. Bunga tabungan biasanya dalam
bentuk persen dan berlaku untuk jangka waktu 1 tahun.
Untuk memahami cara menentukan bunga tabungan, perhatikanlah
persoalan di bawah ini!
Dila memiliki tabungan awal di Bank bersama sebesar Rp 300.000
dengan bunga 15% pertahun. Dila berencana menabung sebesar Rp
100.000 setiap bulan selama 5 tahun. Namun, setelah 3 tahun Dila
mengambil uang tabungannya sebesar Rp 500.000.

Problem Solver 1

Problem Solver 2

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan 1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan


kegiatan apa saja yang terjadi?
Menemukan
fakta

apa saja yang direncanakan Dila?

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................
Menemukan
fakta

116

2. Jika Dila menabung selama 5 tahun 2. Jika setelah 3 tahun Dila mengambil
sesuai yang direncanakan, apakah Dila

tabungannya sebesar Rp 500.000,00,

mendapatkan

apakah

bunga

tabungan?

Jelaskan!

Menemukan
masalah

Dila

tetap

mendapatkan

bunga tabungan? Jelaskan!

...........................................................

Menemukan
masalah
..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

3. Selidiki apakah terdapat perbedaan 3. Selidiki apakah besar tabungan Dila di


besar persentase bunga, jika Dila

akhir

tahun

ke-5

mengalami

berhenti menabung selama 3 bulan

perubahan jika ia sempat berhenti

dalam kurun watu 5 tahun yang

menabung selama 3 bulan? Mengapa?

direncanakan? Mengapa?

Jelaskan!

...........................................................

..........................................................

...........................................................

Menemukan
..........................................................
gagasan

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

Menemukan
gagasan

117

Menemukan
jawaban

4. Hitunglah berapa jumlah bunga yang 4. Hitunglah berapa jumlah tabungan


Dila dapatkan selama 5 tahun, sesuai

Dila secara keseluruhan selama 5

dengan ilustrasi diatas!

tahun, sesuai dengan ilustrasi diatas!

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

5. Periksa

kembali

apakah

Menemukan
jawaban

jawaban 5. Periksa

kembali

apakah

jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan

kesimpulan

dan

tuliskan

rumus

dan

tuliskan

rumus

apakah yang dapat kamu ketahui dari

apakah yang dapat kamu ketahui dari

kegiatan tersebut!

kegiatan tersebut!

Menemukan...........................................................
penerimaan

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

Menemukan
..........................................................
penerimaan

Listener 1

Listener 2

Tanggapan: ...........................................

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

118

Latihan!
Kerjakanlah soal di bawah ini secara individu!
1. Nobita memiliki uang sebanyak Rp 650.000,00 dan di tabung di Bank
dengan bunga 20% per tahun. Setelah tiga bulan, uang tersebut ingin
diambil untuk membeli sepeda. Berapa uang yang akan diterima Nobita
setelah disimpan di bank selama 3 bulan?
2. Ichi membeli sepatu bola melalui Online dengan harga Rp 250.000,00.
Harga tersebut belum termasuk dengan pajak pengiriman sebesar 5%.
Berapa rupiah Ichi harus membayar sepatu bola tersebut?

119

Lembar Kerja Siswa 7

Nama

Kelas

Partner :
Tanggal :

Perbandingan dan Skala


Pada kegiatan ini, Jika kamu berperan sebagai Problem Solver, maka ikuti
petunjuk pada kolom A, dan jika kamu berperan sebagai Listener, maka
ikuti petunjuk pada Kolom B
Kolom A (Problem Solver)
Kegiatan : Memberikan penjelasan kepada listener seputar penyelesaian soal yang
telah dikerjakan
1. Jawablah setiap pertanyaan pada soal yang kamu kerjakan.
2. Jelaskanlah kepada listener
mengenai
penyelesaian soal yang telah kamu kerjakan,
Kolom
B (Listener)
K

diawali dari keterangan-keterangan yang diketahui sampai kepada kesimpulan akhir,


berdasarkan jawabanmu pada LKS
3. Tanggapilah setiap interupsi yang diajukan listener.

Kolom B (Listener)
Kegiatan : Memperhatikan dan memberikan tanggapan seputar penyelesaian soal
yang dilakukan problem solver
1. Perhatikanlah

dengan

seksama

penjelasan

problem

solver

mengenai

penyelesaian soal yang telah dilakukannya


2. Biarkan Problem solver menjelaskan jawabannya dan pahamilah setiap langkah
problem solver salam menyelesaikan soal tersebut.
3. Apabila dari penjelasnnya ada yang kamu kurang pahami maka tanyakannlah
kepada problem solver.
4. Jika terdapat kesalahan dari penjelasannya maka tanggapilah (interupsi).
Namun dilarang untuk memberi tahu jawabannya kepada problem solver.
5. Jika terjadi perbedaan pendapatmu dengan listener mengenai jawaban pada
soal tersebut, tulislah tanggapanmu pada tempat yang yang telah disediakan
119

120

Perbandingan dan Skala


A. Perbandingan
Dalam kehidupan sehari-hari sering terdapat hal-hal yang
berkaitan dengan perbandingan, misalnya berat badan Nunung lebih

dari berat badan Sule.


B. Skala
Diskusikanlah dengan teman pasanganmu!
Dimanakah kata skala sering digunakan?
Menggambarkan tentang apakah skala tersebut?
Pada

skala

menggunakan

perbandingan.

Perbandingan

terhadap apakah dalam skala?


Berikanlah contoh penulisan skala?
Satuan apa yang biasanya digunakan dalam skala?
Problem Solver 1

Problem Solver 2

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan 1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan


kegiatan apa saja yang terjadi?
Menemukan...........................................................
fakta

apa saja yang dihasilkan dari diskusi


tentang skala?

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................
..........................................................
Menemukan
fakta

121

2. Berat Nunung saat ini adalah 65 kg, 2. Jika kedua kota berjarak 100 meter,

Menemukan
masalah

jika Nunung lebih berat 5 kg dari Sule,

dan

diketahui

pada

peta

yg

berapakah berat Sule yang dapat

digambarkan kedua kota memiliki

diketahui?

jarak 20 cm, maka bagaimanakah

...........................................................

menghitung skala peta?

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

Menemukan
masalah

3. Berapakan perbandingan anatara berat 3. Selidikilah apakah terdapat perbedaan


Nunung dan Berat Sule?

jika jarak kedua kota pada peta

...........................................................

diubah menjadi 45 cm ?

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................
Menemukan

...........................................................

gagasan
..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

Menemukan
gagasan

122

Menemukan
jawaban

4. Hitunglah berapa jumlah berat badan 4. Hitunglah berapa skala peta jika jarak
Nunung dan Sule!

pada peta adalah 45 cm!

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

5. Periksa

kembali

apakah

Menemukan
jawaban

jawaban 5. Periksa

kembali

apakah

jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

tersebut benar? Kemudian berikan

kesimpulan

kesimpulan

dan

tuliskan

rumus

dan

tuliskan

rumus

apakah yang dapat kamu ketahui dari

apakah yang dapat kamu ketahui dari

kegiatan tersebut!

kegiatan tersebut!

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................
Menemukan

Menemukan
penerimaan

penerimaan

Listener 1

Listener 2

Tanggapan: ...........................................

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

123

Latihan!
Kerjakanlah soal di bawah ini secara individu!
1. Sebuah peta dibuat dengan jarak 4 cm mewakili jarak 32 km.
Tentukanlah:
a. Besar skala?
b. Jarak sebenarnya, jika jarak pada peta 12 cm?
c. Jarak pada peta, jika jarak sebenarnya 120 km?
2. Banyak siswa dalam suatu kelas adalah 40 orang, diantaranya 18
siswa laki-laki. Tentukanlah perbandingan untuk
a. Banyak siswa perempuan dengan siswa laki-laki
b. Banyak siswa perempuan dengan siswa seluruhnya

124

Nama

Lembar Kerja Siswa 8

Kelas

Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai

Tanggal :

Partner :

Pada kegiatan ini, Jika kamu berperan sebagai Problem Solver, maka ikuti
petunjuk pada kolom A, dan jika kamu berperan sebagai Listener, maka
ikuti petunjuk pada Kolom B
Kolom A (Problem Solver)
Kegiatan : Memberikan penjelasan kepada listener seputar penyelesaian soal yang
telah dikerjakan
1. Jawablah setiap pertanyaan pada soal yang kamu kerjakan.
2. Jelaskanlah kepada listener
mengenai
penyelesaian soal yang telah kamu kerjakan,
Kolom
B (Listener)
diawali dari keterangan-keterangan yang diketahui sampai kepada kesimpulan akhir,
K
berdasarkan jawabanmu pada LKS
3. Tanggapilah setiap interupsi yang diajukan listener.

Kolom B (Listener)
Kegiatan : Memperhatikan dan memberikan tanggapan seputar penyelesaian soal
yang dilakukan problem solver
1. Perhatikanlah

dengan

seksama

penjelasan

problem

solver

mengenai

penyelesaian soal yang telah dilakukannya


2. Biarkan Problem solver menjelaskan jawabannya dan pahamilah setiap langkah
problem solver salam menyelesaikan soal tersebut.
3. Apabila dari penjelasnnya ada yang kamu kurang pahami maka tanyakannlah
kepada problem solver.
4. Jika terdapat kesalahan dari penjelasannya maka tanggapilah (interupsi).
Namun dilarang untuk memberi tahu jawabannya kepada problem solver.
5. Jika terjadi perbedaan pendapatmu dengan listener mengenai jawaban pada
soal tersebut, tulislah tanggapanmu pada tempat yang yang telah disediakan

124

125

Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai


Desta ingin membeli buku tulis yang harganya Rp 2.500,00 per buah.
Jika ia membutuhkan 4 buku tulis. Tentukanlah:
Berapakah uang yang harus dibayar Desta untuk 4 buku yang
dibelinya?
Berapa banyak buku untuk Rp 20.000,00?
Jika buku tulis yang akan dibeli makin banyak, bagaimana dengan
harga yang harus dibayar?
Berapa perbandingan harga 2 buku tulis dengan harga 5 buku
tulis?
Berapa perbandingan banyaknya buku tulis yang berharga Rp
20.000,00 dengan banyaknya buku tulis yang berharga Rp
35.000,00?

Problem Solver 1

Problem Solver 2

1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan 1. Berdasarkan ilustrasi diatas, sebutkan


kegiatan apa saja yang terjadi?
Menemukan
fakta

apa saja yang diperlukan oleh Desta?

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................
Menemukan
fakta

126

2. Berapakah uang yang harus dibayar 2. Berapa banyak buku yang didapatkan

Menemukan
masalah

Desta untuk 4 buku yang dibelinya?

Desta untuk Rp 20.000,00?

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................
Menemukan

...........................................................

masalah
..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

3. Selidiki jika buku tulis yang akan 3. Selidiki jika buku tulis yang akan
dibeli

makin

banyak,

bagaimana

dibeli

makin

sedikit,

bagaimana

dengan harga yang harus dibayar?

dengan harga yang harus dibayar?

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................
Menemukan

...........................................................

gagasan
..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

Menemukan
gagasan

127

Menemukan
jawaban

4. Hitunglah berapa perbandingan harga 4. Hitunglah

berapa

perbandingan

2 buku tulis dengan harga 5 buku tulis!

banyaknya buku tulis yang berharga

...........................................................

Rp 20.000,00 dengan banyaknya buku

...........................................................

tulis yang berharga Rp 35.000,00!

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

Menemukan

..........................................................
jawaban
5. Periksa

kembali

apakah

jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan 5. Periksa


kesimpulan

dan

tuliskan

rumus

kembali

apakah

jawaban

tersebut benar? Kemudian berikan

apakah yang dapat kamu ketahui dari

kesimpulan

kegiatan tersebut!

apakah yang dapat kamu ketahui dari

Menemukan
penerimaan

dan

tuliskan

rumus

kegiatan tersebut!
...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

...........................................................

..........................................................

Menemukan
penerimaan

Listener 1

Listener 2

Tanggapan: ...........................................

Tanggapan: ...........................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

...............................................................

128

Latihan!
Kerjakanlah soal di bawah ini secara individu!
1. Dua orang siswa dapat membawa 12 buku. Berapa buku jika dibawa oleh
6 orang siswa? Apakah merupakan perbandingan senilai? Jelaskan?
2. Harga 3 penghapus adalah Rp 7.500,00. Berapa harga 1 lusin penghapus?
3. Pisang goreng dijual seharga Rp 700,00. Jika membeli 3 pisang goreng
dibayar Rp 2.000,00. Apakah persoalan tersebut merupakan perbandingan
senilai? Jelaskan?

Lampiran 4

129

Kisi-kisi Instrumen Berpikir Kritis Matematika Siswa Sebelum Validitas


Satuan Pendidikan

: SMP

Kelas/Semester

: VII/1

Standar Kompetensi : Menggunakan

Bentuk

Aljabar,

Persamaan,

dan

Pertidaksamaan Linear Satu Variabel dan Perbandingan


dalam Pemecahan Masalah
Kompetensi Dasar : 1. Menggunakan Konsep Aljabar dalam Pemecahan Masalah
Aritmatika Sosial yang Sederhana
2. Menggunakan Perbandingan untuk Memecahkan Masalah

No.

1
2
3

6
7
8

Indikator
Menentukan besar harga
penjualan, harga pembelian,
keuntungan dan kerugian
Menentukan persentase
untung dan rugi
Menentukan harga pembelian
dari persentase untung atau
rugi
Menentukan harga penjualan
dari presentase untung atau
rugi
Menggunakan konsep diskon,
bruto, netto dan tara dalam
kehidupan sehari-hari
Menggunakan konsep bunga
tabungan dan pajak dalam
kehidupan sehari-hari
Menggunakan konsep
perbandingan
Menyelesaikan masalah
menggunakan perbandingan
senilai

Indikator berpikir kritis


focus

reason

7b

10

6a

inference
5b

situation

Clarity

5b

5a

6b

7a
4

8
12
11

9
2
11

4
13

overview

12

Lampiran 5

130

Instrumen Uji Coba Berpikir Kritis Sebelum Validitas

1. Seorang pedagang buah membeli 1 peti jeruk seharga Rp 800.000,00 dengan


ongkos angkutan Rp 50.000,00. Pedagang tersebut menjual jeruknya Rp
20.000,00/kg. Jika jeruk terjual habis dan dalam 1 peti terdapat 50 kg jeruk,
apakah pedagang tersebut mengalami keuntungan atau kerugian? Hitung dan
jelaskan mengapa pedagang tersebut bisa mengalami keuntungan atau
kerugian!

2. Nabila menabung pada sebuah Bank, setelah 8 bulan uangnya menjadi Rp


6.720.000,00. Jika ia mendapat bunga 18% pertahun, maka uang yang pertama
ditabung adalah....
3. Seorang pedagang menjual sebuah sepeda dengan harga Rp 800.000,00.
Pedagang tersebut menderita kerugian sebesar 20%. Berapa harga pembelian
sepeda tersebut?
4. Pak Amir membeli dua jenis teh dengan harga Rp 15.000,00 dan Rp 9.000,00
tiap kg. Kedua teh tersebut dicampur dengan perbandingan 7 : 5. Campuran
teh tersebut dijual dan memperoleh keuntungan 10%. Berapa harga penjualan
teh campuran tersebut?
5. Seorang pedagang membeli

kwintal padi dari seorang petani dengan harga

Rp 2.500.000,00. Setelah dijadikan beras ternyata pedagang mendapat


keuntungan Rp 350.000,00.
a. Berapakah harga penjualan tiap kg beras?
b. Jika dari hasil penjualan tersebut mengalami kerugian Rp 28.000,00.
Berapakah harga pembeliannya?

131

6. Pak Yono membeli 40 buah pepaya dengan harga seluruhnya Rp 600.000,00.


Pepaya tersebut kemudian dijual dengan harga Rp 27.000,00 setiap 2 buah.
a. Untung atau rugikah pak Yono?
b. Berapa persentase untung atau ruginya?

7. Seorang pedagang kue memperoleh keuntungan sebesar Rp 27.000,00. Jika


persentase untung yang diperoleh 15%. Tentukan besar:
a. Harga pembeliannya?
b. Harga penjualannya?

8. Suatu toko sepatu memberikan diskon 15% untuk semua barang yang dijual.
Jika Ani membeli sepatu dengan harga Rp 125.000,00. Berapakah harga yang
harus dibayar Ani?

9. Harga satu buah tempat pensil dengan diskon 10% diketahui Rp 27.000,00.
Harga sebelum diskon adalah?
10. Salin dan lengkapilah tabel berikut!
No

Harga

Harga

Pembelian

Penjualan

Untung

Rugi
-

Rp 200.000,00

Rp 25.000,00

Rp 120.000,00

Rp 25.000,00

Rp 28.000,00

% Untung

% Rugi
-

18 %

25 %

33,5 %

Rp 2.600,00

13 %

Rp 12.000,00

20 %

132

11. Untuk menambah modal usaha, Pak Amir meminjam uang di BPR dengan
bunga 10% pertahun selama 4 tahun. Jika tiap bulan Pak Amir membayar
angsuran sebesar Rp 875.000,00; berapa besar pinjaman mula-mula Pak
Amir?

12. Berat keseluruhan sebuah barang 40 kg dengan tara 5%. Harga pembelian
barang itu Rp 228.000,00. Bila barang itu dijual dengan keuntungan 25%,
maka harga penjualan tiap kg adalah?

13. Untuk menempuh jarak 36 km, sebuah mobil memerlukan 4 liter bensin.
Berapa biaya yang diperlukan untuk menempuh jarak 252 km jika harga 1 liter
bensin Rp 4.500,00?

Selamat Mengerjakan

Lampiran 6

133

Kisi-kisi Instrumen Berpikir Kritis Matematika Siswa Setelah Validitas


Satuan Pendidikan

: SMP

Kelas/Semester

: VII/1

Standar Kompetensi : Menggunakan

Bentuk

Aljabar,

Persamaan,

dan

Pertidaksamaan Linear Satu Variabel dan Perbandingan


dalam Pemecahan Masalah
Kompetensi Dasar : 1. Menggunakan Konsep Aljabar dalam Pemecahan Masalah
Aritmatika Sosial yang Sederhana
2. Menggunakan Perbandingan untuk Memecahkan Masalah

No.

1
2
3

6
7
8

Indikator
Menentukan besar harga
penjualan, harga pembelian,
keuntungan dan kerugian
Menentukan persentase
untung dan rugi
Menentukan harga pembelian
dari persentase untung atau
rugi
Menentukan harga penjualan
dari presentase untung atau
rugi
Menggunakan konsep diskon,
bruto, netto dan tara dalam
kehidupan sehari-hari
Menggunakan konsep bunga
tabungan dan pajak dalam
kehidupan sehari-hari
Menggunakan konsep
perbandingan
Menyelesaikan masalah
menggunakan perbandingan
senilai

Indikator berpikir kritis


focus

reason

7b

1
6a

inference
5b

situation

Clarity

5b

5a

6b

7a

8
12

9
2

13

overview

12

Lampiran 7

134

Instrumen Uji Coba Berpikir Kritis Setelah Validitas

1. Seorang pedagang buah membeli 1 peti jeruk seharga Rp 800.000,00 dengan


ongkos angkutan Rp 50.000,00. Pedagang tersebut menjual jeruknya Rp
20.000,00/kg. Jika jeruk terjual habis dan dalam 1 peti terdapat 50 kg jeruk,
apakah pedagang tersebut mengalami keuntungan atau kerugian? Hitung dan
jelaskan mengapa pedagang tersebut bisa mengalami keuntungan atau
kerugian!

2. Nabila menabung pada sebuah Bank, setelah 8 bulan uangnya menjadi Rp


6.720.000,00. Jika ia mendapat bunga 18% pertahun, maka uang yang pertama
ditabung adalah....

5. Seorang pedagang membeli

kwintal padi dari seorang petani dengan harga

Rp 2.500.000,00. Setelah dijadikan beras ternyata pedagang mendapat


keuntungan Rp 350.000,00.
a. Berapakah harga penjualan tiap kg beras?
b. Jika dari hasil penjualan tersebut mengalami kerugian Rp 28.000,00.
Berapakah harga pembeliannya?

6. Pak Yono membeli 40 buah pepaya dengan harga seluruhnya Rp 600.000,00.


Pepaya tersebut kemudian dijual dengan harga Rp 27.000,00 setiap 2 buah.
a. Untung atau rugikah pak Yono?
b. Berapa persentase untung atau ruginya?

7. Seorang pedagang kue memperoleh keuntungan sebesar Rp 27.000,00. Jika


persentase untung yang diperoleh 15%. Tentukan besar:
a. Harga pembeliannya?
b. Harga penjualannya?

135

8. Suatu toko sepatu memberikan diskon 15% untuk semua barang yang dijual.
Jika Ani membeli sepatu dengan harga Rp 125.000,00. Berapakah harga yang
harus dibayar Ani?

9. Harga satu buah tempat pensil dengan diskon 10% diketahui Rp 27.000,00.
Harga sebelum diskon adalah?

12. Berat keseluruhan sebuah barang 40 kg dengan tara 5%. Harga pembelian
barang itu Rp 228.000,00. Bila barang itu dijual dengan keuntungan 25%,
maka harga penjualan tiap kg adalah?

13. Untuk menempuh jarak 36 km, sebuah mobil memerlukan 4 liter bensin.
Berapa biaya yang diperlukan untuk menempuh jarak 252 km jika harga 1 liter
bensin Rp 4.500,00?

Selamat Mengerjakan

136

Lampiran 8

Kunci Jawaban instrumen


Berpikir Kritis Matematika

No.
Soal

Skor

Kunci Jawaban

Maks

Diketahui : Harga beli 1 peti jeruk = Rp 800.000,00.


Ongkos angkutan = Rp 50.000,00.
Harga jual jeruk = Rp 20.000,00/kg
1 peti jeruk terdapat 50 kg jeruk
Ditanyakan: Hitung dan jelaskan apakah pedagang mengalami
keuntungan atau kerugian?
Jawab:
Modal = harga beli + ongkos angkutan
= Rp 800.000,00 + Rp 50.000,00
= Rp 850.000,00
Harga jual total = 50 kg x harga jual per kg
= 50 x Rp 20.000,00
= Rp 1.000.000,00
Karena harga penjualan lebih besar daripada harga pembelian, maka
penjual pengalami keuntungan
Diketahui : Uang tabungan Nabila selama 8 bulan Rp 6.720.000,00.

Bunga 18% pertahun


5

Ditanyakan : Uang tabungan Nabila pertama?


Jawab:
Misal: tabuangan awal adalah n
Tabungan 8 bulan = modal + bunga tabungan 8 bulan
(

2
(

)
)

Jadi, uang yang pertama kali Nabila tabung adalah Rp 6.000.000,00

137

Diketahui: Harga beli 1,5 kwintal padi = Rp 2.500.000,00


Keuntungan = Rp 350.000,00
Ditanyakan: a. Harga penjualan tiap kg beras?
a. Berapa harga pembelian, jika dari hasil penjualan
mengalami kerugian Rp 28.000,00.?
Jawab:
a. 1,5 kwintal = 150 kg
Untung = harga jual harga beli
Harga jual = untung + harga beli
= Rp 350.000 + Rp 2.500.000
3

= Rp 2.850.000

Jadi, harga penjualan tiap kg beras adalah Rp 19.000,00.


b. Rugi = harga beli harga jual
Harga beli = rugi + harga jual
= Rp 28.000 + Rp 2.850.000
= Rp 2.822.000
Jadi, harga pembelian sebesar Rp 2.822.000,00.

Diketahui : 40 buah pepaya = Rp 600.000


Harga jual = Rp 27.000 setiap 2 buah
Ditanyakan: a) untung atau rugi yang dialami pak Yono? Berikan
alasan!
b) Persentase keuntungan atau kerugian?
Jawab:
a) Harga beli = Rp 600.000
Harga jual =
Mengalami kerugian, karena harga pembelian lebih besar
daripada harga penjualan.
b) Rugi = harga beli harga jual
= Rp 600.000 Rp 540.000
= Rp 60.000

138

Persentase rugi =
=
= 10 %
Jadi, persentase kerugian yang dialami pak Yono sebesar 10 %
Diketahui: Keuntungan = Rp 27.000,00.
Persentase untung = 15%
Ditanyakan: a. Harga pembelian?
a. Harga penjualan?
Jawab:
a.
5

= Rp 180.000
b. Untung = harga jual harga beli
Harga jual = untung + harga beli
= Rp 27.000 + Rp 180.000
= Rp 107.000,00.
Diketahui : diskon = 15%
Harga sepatu = Rp 125.000
Ditanyakan: harga yang harus dibayar Ani?
Jawab:
Diskon 15% =
6

= 18.750

Harga bersih = harga barang harga diskon


= Rp 125.000 Rp 18.750
= Rp 106.250
Jadi, uang yang harus dikeluarkan Ani untuk membeli sepatu sebesar
Rp 106.250
7

Diketahui: Diskon 10%


Harga setelah diskon = Rp 27.000,00.

139

Ditanyakan: Harga sebelum diskon?


Jawab:
Misal: harga sebelum diskon adalah n
Harga Diskon = harga sebelum diskon diskon
(

Rp 27.000 = n 0,1 n
Rp 27.000 = 0,9 n

Jadi, harga sebelum diskon adalah Rp 30.000,00


Diketahui : berat barang (Bruto) = 40 kg
Tara = 5%
Harga pembelian = Rp 228.000
Keuntungan = 25%
Ditanyakan: harga penjualan tiap kg?
Jawab:
Tara 5% =
Netto = 40 kg 2 kg
8

= 38 kg
Keuntungan 25% =
Harga jual = untung + harga beli
= Rp 57.000 + Rp 228.000
= Rp 285.000
Harga jual tiap kg =
= 7.500
Jadi, harga jual tiap kg sebesar Rp 7500
Diketahui : jarak tempuh 36 km membutuhkan 4 liter bensin
1 liter bensin = Rp 4.500

Ditanyakan: biaya bensin jika jarak tempuh 252 km?


Jawab:

140

Jarak tempuh

bensin

36 km

4 liter

252 km

36 n = 252 x 4
n=

Biaya bensin yang dikeluarkan


= 28 liter x Rp 4.500

= 28 liter
= Rp 126.000

Lampiran 9

141

Pedoman Penskoran
Berpikir Kritis Matematika Siswa
Skor

Penskoran

Tidak menjawab

Menjawab tetapi salah/ menyalin soal

Jawaban tidak disertai proses menghitung

Proses berhitung benar namun jawaban akhir salah

Jawaban akhir benar namun penjelasan salah

Jawaban akhir dan penjelasan benar

Lampiran 10

142

Uji Validitas
No.

No. Soal

panel

Jumlah

10

11

12

13

31

34

33

35

34

28

32

34

27

10

30

CVR

0.6

0.6

-0.2

-0.4

0.4

0.2

0.2

0.4

0.4

-0.8

-0.6

0.4

0.4

Keterangan

valid

valid

invalid

invalid

valid

valid

valid

valid

valid

invalid

invalid

valid

valid

Lampiran 11

143

Langkah-langkah Perhitungan Uji Validitas Tes Uraian (Essay)


dengan Menggunakan CVR
Contoh tabel validitas nomor 1 dan 3:
No. Soal

panel
1

10

11

12

13

Contoh Perhitungan Uji Validitas

Dari soal No.1


Diketahui:

N = 10

Ne = 8 (banyaknya panel yang memiliki nilai 3)


Maka diperoleh:

Maka nilai CVR = 0,6


Karena nilai yang diperoleh positif (0,6) maka soal No.1 dinyatakan valid

144

Dari soal No.3


Diketahui:

N = 10

Ne = 4 (banyaknya panel yang memiliki nilai 3)

Maka diperoleh:

Maka nilai CVR = -0,2


Karena nilai yang diperoleh negatif (-0,2) maka soal No.3 dinyatakan invalid

Lampiran 12

145

Uji Reliabilitas

No.

No. Soal

panel

Jumlah

12

13

25

26

27

26

26

22

24

24

19

10

23

28

27

27

25

26

27

28

27

27

242

SI

0.42

0.67

0.48

0.71

0.52

0.48

0.42

0.48

0.48

SI^2

0.18

0.46

0.23

0.50

0.27

0.23

0.18

0.23

0.23

SI^2

2.511111

ST

2.394438

ST^2

5.733333

r11

0.632267

Lampiran 13

146

Langkah-langkah Perhitungan Uji Reliabilitas

Menentukan nilai varians skor tiap-tiap soal


Misal varians skor total nomor 1

= 0,48
Untuk mencari nomor 2 dan selanjutnya sama dengan nomor 1

Menentukan nilai jumlah varians semua soal. Berdasarkan tabel perhitungan


reliabilitas tes uraian di atas diperoleh (S12) = 2,51

Menentukan nilai varians total St2 = 5,73

Menentukan k = banyaknya soal yang valid

Menentukan nilai r11 = [

][

= 0,63

Berdasarkan kriteria reliabilitas, r11 = 0,63 berada diantara kisaran nilai 0,60 <
r11 0,80, maka tes berbentuk uraian tersebut memiliki reliabilitas baik.

Lampiran 14

147

Uji Taraf Kesukaran

No.

No. Soal

panel
1

10

11

12

13

10

28

27

22

19

27

25

26

27

26

15

22

27

27

JS

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

30

0.93

0.90

0.73

0.63

0.90

0.83

0.87

0.90

0.87

0.50

0.73

0.90

0.90

KRITERIA

mudah

mudah

mudah

sedang

mudah

mudah

mudah

mudah

sedang

sedang

mudah

mudah

mudah

Lampiran 15

148

Langkah-langkah Perhitungan Uji Taraf Kesukaran

Menentukan x = jumlah skor butir soal

Menentukan N = jumlah siswa

Menentukan Sm = skor maksimal soal yang bersangkutan

Misal, untuk soal nomor 1 perhitungan tingkat kesukarannya sebagai berikut:


x = 28, Sm = 3, N = 10

Menentukan Tingkat kesukaran:

Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran P = 0,93 berada pada kisaran nilai


0,71 1,00, maka soal nomor 1 tersebut memiliki tingkat kesukaran mudah

Untuk nomor 2 dan seterusnya, perhitungan tingkat kesukarannya sama


dengan perhitungan tingkat kesukaran soal nomor 1.

Lampiran 16

149

Uji Daya Pembeda


Kelompok
Atas

No. Soal

Jumlah

10

11

12

13

35

34

34

34

33

15

15

12

11

14

27

61

67

47

68

33

15

58

799

1.00

1.00

0.80

0.73

0.93

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

1.00

Kelompok
Bawah

No. Soal

Jumlah

10

11

12

13

31

27

28

27

26

11

12

10

13

10

12

13

10

10

14

139

0.73

0.80

0.67

0.53

0.87

0.67

0.80

0.87

0.67

0.53

0.67

0.53

0.93

DP

0.27

0.20

0.13

0.20

0.07

0.27

0.27

0.27

0.27

0.27

0.27

0.47

0.27

KRITERIA

cukup

jelek

jelek

jelek

jelek

cukup

cukup

cukup

cukup

cukup

cukup

baik

cukup

Lampiran 17

150

Langkah-langkah Perhitungan Uji Daya Pembeda

Menentukan jumlah kelompok atas dan bawah dengan cara:


Jumlah kelompok = 50% x jumlah siswa
= 50% x 10
=5

Nilai siswa diurutkan dari yan terbesar, sehingga 5 siswa dengan nilai tertinggi
menempati kelompok A dan 5 siswa dengan nilai rendah menempati
kelompok B

Menentukan skor k.A = jumlah nilai kelompok atas

Menentukan skor k.B = jumlah nilai kelompok bawah

Sm = jumlah skor maksimum butir soal

nA = jumlah peserta kelompok atas

nB = jumlah peserta kelompok bawah

Misal, untuk soal nomor 1, perhitungan daya bedanya adalah sebagai berikut:
skor k.A = 15, skor k.B = 11, Sm = 3, nA = nB = 5

Menentukan DP = daya pembeda

Berdasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai D = 0,27 berada diantara kisaran


nilai 0,20 0,40, maka soal nomor 1 tersebut memiliki daya pembeda yang
cukup

Untuk soal nomor 2 dan seterusnya, perhitungan daya pembeda sama dengan
perhitungan daya pembeda soal nomor 1.

Lampiran 18

151

Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi


Kelas Eksperimen
1. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi
a. Data Nilai Siswa
27

33

36

38

44

44

47

51

51

51

56

58

60

60

64

67

67

69

69

73

73

76

78

78

78

78

80

82

82

84

87

87

93

b. Menentukan Banyak Kelas


Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 33
= 1 + 5,011096
= 6,011096 7

c. Menentukan Rentang Kelas


Rentang kelas (r) = Data terbesar Data terkecil
= 93 27
= 66

d. Menentukan Panjang Kelas


()
= 9,42 10

e. Tabel distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen

152

Tabel
Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kelas Eksperimen

Tepi

Tepi

Bawah

Atas

27 - 36

26.5

37 - 46

Xi

fi

fk

Xi2

fiXi

fiXi2

36.5

31.5

992.25

94.5

2976.75

36.5

46.5

41.5

1722.25

124.5

5166.75

47 - 56

46.5

56.5

51.5

11

2652.25

257.5

13261.25

57 - 66

56.5

66.5

61.5

15

3782.25

246

15129

67 - 76

66.5

76.5

71.5

22

5112.25

500.5

35785.75

77 - 86

76.5

86.5

81.5

30

6642.25

652

53138

87 - 96

86.5

96.5

91.5

33

8372.25

274.5

25116.75

2149.5

150574.25

Interval

Jumlah

33

2. Mean/Nilai rata-rata (Me)

( )

()

= mean/nilai rata-rata

fi i = jumlah dari hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan
fi

frekuensinya
= banyak siswa

( )

3. Median/nilai tengah (Md)


(

Keterangan:
Md

= median/nilai tengah

= batas bawah dari interval kelas median

= banyak siswa

153

fk

= frekuensi kumulatif

fi

= frekuensi kelas median

= interval kelas
(

4. Modus (Mo)
(

Keterangan:
Mo

= modus/nilai yang banyak muncul

= batas bawah dari interval kelas modus

d1

= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

d2

= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

= interval kelas
(

5. Varians dan Simpangan Baku


(

(
)

(
( )

)
(

(
(

)
)

(
)

Lampiran 19

154

Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi


Laki-laki Kelas Eksperimen
1. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi
a. Data Nilai Siswa
27

33

36

38

44

51

51

58

60

60

67

67

69

69

73

73

78

82

b. Menentukan Banyak Kelas


Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 18
= 1 + 4,142399267
= 5,143 6

c. Menentukan Rentang Kelas


Rentang kelas (r) = Data terbesar Data terkecil
= 82 27
= 55

d. Menentukan Panjang Kelas


()
= 9,167 10

155

e. Tabel distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen

Tabel
Distribusi Frekuensi Nilai Tes Laki-laki Kelas Eksperimen

Tepi

Tepi

Bawah

Atas

27 - 36

26.5

37 - 46

Xi

fi

fk

Xi2

fiXi

fiXi2

36.5

31.5

992.25

94.5

2976.75

36.5

46.5

41.5

1722.25

83

3444.5

47 - 56

46.5

56.5

51.5

2652.25

103

5304.5

57 - 66

56.5

66.5

61.5

10

3782.25

184.5

11346.75

67 - 76

66.5

76.5

71.5

16

5112.25

429

30673.5

77 - 86

76.5

86.5

81.5

18

6642.25

163

13284.5

1057

67030.5

Interval

Jumlah

18

2. Mean/Nilai rata-rata (Me)

( )

()

= mean/nilai rata-rata

fi i = jumlah dari hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan
fi

frekuensinya
= banyak siswa
( )

3. Median/nilai tengah (Md)


(

Keterangan:
Md

= median/nilai tengah

= batas bawah dari interval kelas median

156

= banyak siswa

fk

= frekuensi kumulatif

fi

= frekuensi kelas median

= interval kelas
(

4. Modus (Mo)
(

Keterangan:
Mo

= modus/nilai yang banyak muncul

= batas bawah dari interval kelas modus

d1

= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

d2

= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

= interval kelas
(

5. Varians dan Simpangan Baku


(

(
)

(
( )

)
(

(
(

)
)

(
)

157

Lampiran 20

Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi


Perempuan Kelas Eksperimen
1. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi
a. Data Nilai Siswa
44

47

51

56

64

76

78

78

78

80

82

84

87

87

93

b. Menentukan Banyak Kelas


Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 15
= 1 + 3,8811001155
= 4,8811 5

c. Menentukan Rentang Kelas


Rentang kelas (r) = Data terbesar Data terkecil
= 93 44
= 49

d. Menentukan Panjang Kelas


()
= 9,8 10

158

e. Tabel distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen

Tabel
Distribusi Frekuensi Nilai Tes Perempuan Kelas Eksperimen

Tepi

Tepi

Bawah

Atas

44 - 53

43.5

54 - 63

Xi

fi

fk

Xi2

fiXi

fiXi2

53.5

48.5

2352.25

145.5

7056.75

53.5

63.5

58.5

3422.25

58.5

3422.25

64 - 73

63.5

73.5

68.5

4692.25

68.5

4692.25

74 - 83

73.5

83.5

78.5

11

6162.25

471

36973.5

84 - 93

83.5

93.5

88.5

15

7832.25

354

31329

1097.5

83473.75

Interval

Jumlah

15

2. Mean/Nilai rata-rata (Me)

( )

()

= mean/nilai rata-rata

fi i = jumlah dari hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan
fi

frekuensinya
= banyak siswa

( )

3. Median/nilai tengah (Md)


(

Keterangan:
Md

= median/nilai tengah

= batas bawah dari interval kelas median

= banyak siswa

159

fk

= frekuensi kumulatif

fi

= frekuensi kelas median

= interval kelas
(

4. Modus (Mo)
(

Keterangan:
Mo

= modus/nilai yang banyak muncul

= batas bawah dari interval kelas modus

d1

= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

d2

= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

= interval kelas
(

5. Varians dan Simpangan Baku


(

(
)

(
( )

)
(

(
)

(
)

Lampiran 21

160

Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Perempuan


1. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi
a. Data Nilai Siswa
18

24

29

31

33

44

44

47

47

49

51

51

56

56

56

60

60

62

62

64

64

64

71

76

76

78

78

78

80

82

84

87

87

87

93

b. Menentukan Banyak Kelas


Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 35
= 1 + 5,095425
= 6,095425 7

c. Menentukan Rentang Kelas


Rentang kelas (r) = Data terbesar Data terkecil
= 93 18
= 75

d. Menentukan Panjang Kelas


()
= 10,71 11

e. Tabel distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen

161

Tabel
Distribusi Frekuensi Perempuan

Tepi

Tepi

Bawah

Atas

18 - 28

17.5

29 - 39

Xi

fi

fk

Xi2

fiXi

fiXi2

28.5

23

529

46

1058

28.5

39.5

34

1156

102

3468

40 - 50

39.5

50.5

45

10

2025

225

10125

51 - 61

50.5

61.5

56

17

3136

392

21952

62 -72

61.5

72.5

67

23

4489

402

26934

73 - 83

72.5

83.5

78

30

6084

546

42588

84 - 94

83.5

94.5

89

35

7921

445

39605

2158

145730

Interval

Jumlah

35

2. Mean/Nilai rata-rata (Me)

( )

()

= mean/nilai rata-rata

fi i = jumlah dari hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan
fi

frekuensinya
= banyak siswa
( )

3. Median/nilai tengah (Md)


(

Keterangan:
Md

= median/nilai tengah

= batas bawah dari interval kelas median

= banyak siswa

162

fk

= frekuensi kumulatif

fi

= frekuensi kelas median

= interval kelas
(

4. Modus (Mo)
(

Keterangan:
Mo

= modus/nilai yang banyak muncul

= batas bawah dari interval kelas modus

d1

= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

d2

= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

= interval kelas
(

5. Varians dan Simpangan Baku


(

(
)

(
( )

)
(

(
(

)
)

(
)

Lampiran 22

163

Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi


Kelas Kontrol
1. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi
a. Data Nilai Siswa
18

22

24

24

27

27

29

31

31

33

36

36

36

40

44

47

47

49

51

56

56

56

58

60

60

62

62

64

64

67

67

71

76

76

87

b. Menentukan Banyak Kelas


Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 35
= 1 + 5,095425
= 6,095425 7

c. Menentukan Rentang Kelas


Rentang kelas (r) = Data terbesar Data terkecil
= 87 18
= 69

d. Menentukan Panjang Kelas


()

= 9,86 10

164

e. Tabel distribusi Frekuensi Kelas kontrol

Tabel
Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kelas Kontrol

Tepi

Tepi

Bawah

Atas

18 27

17.5

27.5

22.5

28 37

27.5

37.5

38 47

37.5

48 57

fk

Xi2

fiXi

fiXi2

506.25

135

3037.5

32.5

13

1056.25

227.5

7393.75

47.5

42.5

17

1806.25

170

7225

47.5

57.5

52.5

22

2756.25

262.5

13781.25

58 67

57.5

67.5

62.5

31

3906.25

562.5

35156.25

68 - 77

67.5

77.5

72.5

34

5256.25

217.5

15768.75

78 - 87

77.5

87.5

82.5

35

6806.25

82.5

6806.25

Interval

Jumlah

Xi

fi

35

1657.5

89168.75

2. Mean/Nilai rata-rata (Me)

( )

()

= mean/nilai rata-rata

fi i = jumlah dari hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan
fi

frekuensinya
= banyak siswa

( )

3. Median/nilai tengah (Md)


(

Keterangan:
Md

= median/nilai tengah

= batas bawah dari interval kelas median

= banyak siswa

fk

= frekuensi kumulatif

165

fi

= frekuensi kelas median

= interval kelas
(

4. Modus (Mo)
(

Keterangan:
Mo

= modus/nilai yang banyak muncul

= batas bawah dari interval kelas modus

d1

= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

d2

= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

= interval kelas
(

5. Varians dan Simpangan Baku


(

(
( )

(
)

)
(

(
)

(
)

Lampiran 23

166

Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi


Laki-laki Kelas Kontrol
1. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi
a. Data Nilai Siswa
22

24

27

27

31

36

36

36

40

47

56

58

67

67

76

b. Menentukan Banyak Kelas


Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 15
= 1 + 3, 8811011
= 4,8811011 5

c. Menentukan Rentang Kelas


Rentang kelas (r) = Data terbesar Data terkecil
= 76 22
= 54

d. Menentukan Panjang Kelas


()

= 10,8 11

167

e. Tabel distribusi Frekuensi Kelas kontrol

Tabel
Distribusi Frekuensi Nilai Tes Laki-laki Kelas Kontrol

Interval

Tepi

Tepi

Bawah

Atas

Xi

fi

fk

Xi2

fiXi

fiXi2

22 - 32

21.5

32.5

27

729

135

3645

33 - 43

32.5

43.5

38

1444

152

5776

44 - 54

43.5

54.5

49

10

2401

49

2401

55 - 65

54.5

65.5

60

12

3600

120

7200

66 - 76

65.5

76.5

71

15

5041

213

15123

669

34145

Jumlah

15

2. Mean/Nilai rata-rata (Me)

( )

()

= mean/nilai rata-rata

fi i = jumlah dari hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan
fi

frekuensinya
= banyak siswa
( )

3. Median/nilai tengah (Md)


(

Keterangan:
Md

= median/nilai tengah

= batas bawah dari interval kelas median

= banyak siswa

fk

= frekuensi kumulatif

fi

= frekuensi kelas median

= interval kelas

168

4. Modus (Mo)
(

Keterangan:
Mo

= modus/nilai yang banyak muncul

= batas bawah dari interval kelas modus

d1

= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

d2

= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

= interval kelas
(

5. Varians dan Simpangan Baku


(

(
( )

(
)

)
(

(
)

(
)

Lampiran 24

169

Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi


Perempuan Kelas Kontrol
1. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi
a. Data Nilai Siswa
18

24

29

31

33

44

47

49

51

56

56

60

60

62

62

64

64

71

76

87

b. Menentukan Banyak Kelas


Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 20
= 1 + 4,293398
= 5,293398 6

c. Menentukan Rentang Kelas


Rentang kelas (r) = Data terbesar Data terkecil
= 87 18
= 69

d. Menentukan Panjang Kelas


()

= 11,5 12

170

e. Tabel distribusi Frekuensi Kelas kontrol

Tabel
Distribusi Frekuensi Nilai Tes Perempuan Kelas Kontrol

Tepi

Tepi

Bawah

Atas

18 - 29

17.5

29.5

23.5

30 - 41

29.5

41.5

42 - 53

41.5

54 - 65

fk

Xi2

fiXi

552.25

70.5

1656.75

35.5

1260.25

71

2520.5

53.5

47.5

2256.25

190

9025

53.5

65.5

59.5

17

3540.25

476

28322

66 - 77

65.5

77.5

71.5

18

5112.25

71.5

5112.25

78 - 89

77.5

89.5

83.5

20

6972.25

167

13944.5

1046

60581

Interval

Xi

Jumlah

fi

20

fiXi2

2. Mean/Nilai rata-rata (Me)

( )

()

= mean/nilai rata-rata

fi i = jumlah dari hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan
fi

frekuensinya
= banyak siswa

( )

3. Median/nilai tengah (Md)


(

Keterangan:
Md

= median/nilai tengah

= batas bawah dari interval kelas median

= banyak siswa

fk

= frekuensi kumulatif

fi

= frekuensi kelas median

171

= interval kelas
(

4. Modus (Mo)
(

Keterangan:
Mo

= modus/nilai yang banyak muncul

= batas bawah dari interval kelas modus

d1

= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

d2

= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

= interval kelas
)

5. Varians dan Simpangan Baku


(

(
)

(
( )

)
(

(
)

)
)

172

Lampiran 25

Perhitungan Membuat Daftar Distribusi Frekuensi Laki-laki

1. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi


a. Data Nilai Siswa
22

24

27

27

27

31

33

36

36

36

36

38

40

44

47

51

51

56

58

58

60

60

67

67

67

67

69

69

73

73

76

78

82

b. Menentukan Banyak Kelas


Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 33
= 1 + 5, 011096
= 6,011096 7

c. Menentukan Rentang Kelas


Rentang kelas (r) = Data terbesar Data terkecil
= 82 22
= 60

d. Menentukan Panjang Kelas


()

= 8,57 9

173

e. Tabel distribusi Frekuensi Kelas kontrol

Tabel
Distribusi Frekuensi Laki-laki

Tepi

Tepi

Bawah

Atas

22 - 30

17.5

27.5

22.5

31 - 39

27.5

37.5

40 - 48

37.5

49 - 57

fk

Xi2

fiXi

fiXi2

506.25

112.5

2531.25

32.5

12

1056.25

227.5

7393.75

47.5

42.5

15

1806.25

127.5

5418.75

47.5

57.5

52.5

18

2756.25

157.5

8268.75

58 - 66

57.5

67.5

62.5

22

3906.25

250

15625

67 - 75

67.5

77.5

72.5

30

5256.25

580

42050

76 - 84

77.5

87.5

82.5

33

6806.25

247.5

20418.8

Interval

Jumlah

Xi

fi

33

1702.5

101706

2. Mean/Nilai rata-rata (Me)

( )

()

= mean/nilai rata-rata

fi i = jumlah dari hasil perkalian nilai tengah dari masing-masing interval dengan
fi

frekuensinya
= banyak siswa

( )

3. Median/nilai tengah (Md)


(

Keterangan:
Md

= median/nilai tengah

= batas bawah dari interval kelas median

= banyak siswa

fk

= frekuensi kumulatif

174

fi

= frekuensi kelas median

= interval kelas
(

4. Modus (Mo)
(

Keterangan:
Mo

= modus/nilai yang banyak muncul

= batas bawah dari interval kelas modus

d1

= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya

d2

= selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

= interval kelas
(

5. Varians dan Simpangan Baku


(

(
( )

(
)

)
(

(
)

)
)

Lampiran 26

175

Perhitungan Uji Homogenitas


Statistik
Varians(S2)

Kelas Eksperimen
330.11

Kelas Kontrol
313.95

Ftabel (0.05;34;32)

1.05
1.79

Kesimpulan

Varians Kedua Kelompok Homogen

FHitung

Keterangan :
S12 = Varians terbesar
S22 = Varians terkecil

Lampiran 27

176

Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen


Kelas
Interval

Batas
Kelas

F(z)

26.5

-2.13

0.0167274

27 - 36
-1.58

36.5

-1.03
-0.48
0.07
0.63
1.18

0.0949902

3.134675

0.01

0.1647349 5.4362516

0.04

0.2126204 7.0164716

1.30

0.2042498 6.7402421

0.01

0.1460333 4.8190974

2.10

0.0777038 2.5642259

0.07

0.8801154

87 - 96
96.5

2.04

0.7340822

77 - 86
86.5

0.5298324

67 - 76
76.5

0.0407596 1.3450677

0.3172121

57 - 66
66.5

(Fo-Fe)2/Fe

0.1524772

47 - 56
56.5

Fo

Fe

0.057487

37 - 46
46.5

Luas
Kelas
Interval

1.73

0.9578193
Rata-rata
Simpangan Baku
x^2Hitung
x^2 Tabel (0.05)(3)
x^2 Tabel (0.01)(3)
Data Berasal dari Populasi yang Berdistribusi Normal
Kesimpulan : Terima Ho

Z = Batas kelas Rata-rata / Simpangan Baku


F(z) = NORMSDITST(z)
Luas Kelas Interval = selisih F(z) yang berikutnya dengan F(z) yang
mendahuluinya
Fe = Banyaknya siswa (n) x Luas Kelas Interval

Keterangan :
2
= harga chi-square
fo = frekuensi observasi
fe = frekuensi ekspektasi

65.14
18.17
5.56
9.49
13.28

Lampiran 28

177

Perhitungan Uji Normalitas Perempuan


Kelas
Interval

Batas
Kelas

F(z)

17.5

-2.29

0.0111

18 - 28
28.5

-1.72
-1.15
-0.58
-0.01
0.56
1.13

0.0826

2.89105

0.00

0.15608 5.46295

0.04

0.21504 7.52646

0.04

0.21603 7.56112

0.32

0.15825 5.53876

0.39

0.08452 2.95824

1.41

0.87098

84 - 94
94.5

0.70

0.71273

73 - 83
83.5

0.49669

62 - 72
72.5

0.03187 1.11532

0.28165

51 - 61
61.5

(FoFe)2/Fe

0.12557

40 - 50
50.5

Fo

Fe

0.04297

29 - 39
39.5

Luas
Kelas
Interval

0.9555
Rata-rata
Simpangan Baku
x^2Hitung
x^2 Tabel (0.05)(3)
x^2 Tabel (0.01)(3)
Data Berasal dari Populasi yang Berdistribusi Normal
Kesimpulan : Terima Ho

1.70

61.66
19.31
2.90
9.49
13.28

Z = Batas kelas Rata-rata / Simpangan Baku


F(z) = NORMSDITST(z)
Luas Kelas Interval = selisih F(z) yang berikutnya dengan F(z) yang
mendahuluinya
Fe = Banyaknya siswa (n) x Luas Kelas Interval

Keterangan :

)
2

= harga chi-square
fo = frekuensi observasi
fe = frekuensi ekspektasi

Lampiran 29

178

Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol


Kelas
Interval

Batas
Kelas

F(z)

18.5

-1.63

0.0516916

19 - 28
-1.06

28.5

-0.50
0.06
0.63
1.19
1.76

2.41

0.1649488 5.7732097

0.26

0.2171104 7.5988624

1.70

0.2095689 7.3349131

0.74

0.1483489

5.192212

2.79

0.077004

2.6951399

0.03

0.0293049 1.0256716

0.00

0.9605698

79 - 88
88.5

3.2163967

0.8835658

69 - 78
78.5

0.091897

0.7352168

59 - 68
68.5

(FoFe)2/Fe

0.5256479

49 - 58
58.5

Fo

0.3085375

39 - 48
48.5

Fe

0.1435887

29 - 38
38.5

Luas
Kelas
Interval

0.9898747
Rata-rata
Simpangan Baku
x^2Hitung
x^2 Tabel (0.05)(3)
x^2 Tabel (0.01)(3)
Data Berasal dari Populasi yang Berdistribusi Normal
Kesimpulan : Terima Ho

2.32

47.36
17.72
7.95
9.49
13.28

Z = Batas kelas Rata-rata / Simpangan Baku


F(z) = NORMSDITST(z)
Luas Kelas Interval = selisih F(z) yang berikutnya dengan F(z) yang
mendahuluinya
Fe = Banyaknya siswa (n) x Luas Kelas Interval

Keterangan :
2
= harga chi-square
fo = frekuensi observasi
fe = frekuensi ekspektasi

Lampiran 30

179

Perhitungan Uji Normalitas Kelompok Laki-laki


Kelas
Interval

Batas
Kelas

F(z)

21.5

-1.45

0.07419

22 - 30
30.5

-1.01
-0.58
-0.15
0.28
0.72
1.15

76 - 84
84.5

2.00

0.12519 4.13115

1.99

0.16028 5.28936

0.99

0.17073 5.63423

1.23

0.15131 4.99307

0.20

0.11155 3.68129

5.07

0.06842

0.24

0.76305

67 - 75
75.5

0.61174

58 - 66
66.5

0.08134 2.68432

0.44101

49 - 57
57.5

(FoFe)2/Fe

0.28072

40 - 48
48.5

Fo

Fe

0.15554

31 - 39
39.5

Luas
Kelas
Interval

0.8746
2.258

0.94303
Rata-rata
Simpangan Baku
x^2Hitung
x^2 Tabel (0.05)(3)
x^2 Tabel (0.01)(3)
Data Berasal dari Populasi yang Berdistribusi Normal
Kesimpulan : Tolak Ho

1.58

51.59
20.82
11.72
9.49
13.28

Z = Batas kelas Rata-rata / Simpangan Baku


F(z) = NORMSDITST(z)
Luas Kelas Interval = selisih F(z) yang berikutnya dengan F(z) yang
mendahuluinya
Fe = Banyaknya siswa (n) x Luas Kelas Interval

Keterangan :

)
2

= harga chi-square
fo = frekuensi observasi
fe = frekuensi ekspektasi

Lampiran 31

180

Perhitungan Uji Hipotesis Statistik


UJI HIPOTESIS
1. Data kemampuan berpikir kritis matematika
METODE PEMBELAJARAN (A)
GENDER (B)

TAPPS (A1)

LAKI-LAKI (B1)

DISKUSI KELOMPOK (A2)

27, 33, 36, 38, 44,

22, 24, 27, 27, 31,

51, 51, 58, 60, 60,

36, 36, 36, 40, 47,

67, 67, 69, 69, 73,

56, 58, 67, 67, 76.

73, 78, 82.

PEREMPUAN (B2)

44, 47, 51, 56, 64,

18, 24, 29, 31, 33,

76, 78, 78, 78, 80,

44, 47, 49, 51, 56,

82, 84, 87, 87, 93.

56, 60, 60, 62, 62,


64, 64, 71, 76, 87.

2. Tabel persiapan
Statistik

A1B1

A2B1

A1B2

A2B2

18

15

15

20

68

1036

650

1085

1044

3815

64226

32430

81973

60676

239305

4598.44 4263.33 3491.33

6179.2

18532.3

57.5556 43.3333 72.3333

52.2

56.1029

3. Jumlah Kuadrat (JK) dan derajat bebas (db) :


a. Total :
JK (T) =

db = nt 1 = 68 1 = 67

= 239.305

= 25.272,279

181

214032.72
b. Antar A :

JK (A) =

={
= 4.279,334

db = na 1 = 2 1 = 1
c. Antar B :
JK (B) =

= 1.610,581

db = nb 1 = 2 1 = 1
d. Interaksi :

JK (AB) =

1.610,581 = 850,0636
db = (na 1)(nb 1) = (2 1)(2 1) = 1
e. Dalam Kelompok:
JK (D) =

JK (A) JK (B) =

= 18532,3

db = nT na.nb = 68 2.2 = 68 4 = 64

4.279,334

182

4. Tabel ANAVA 2 Faktor :


Sumber

Ftab

JK

Db

RJK

Fo

Antar A

4279.334

4279.334

14,778

3.99

Antar B

1610.581

1610.581

5,562

3.99

Interaksi

850.0536

850.0536

2,936

3.99

Dalam

18532.3

64

289.5672

Total

25272.27

67

Varians

= 0,05

5. Kesimpulan
a. Perbedaan Antar A
Karena F0 = 14,778 > Ftab = 3,99 maka H0 ditolak, artinya terdapat
perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang diajarkan
dengan metode Thingking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan
siswa yang diajar dengan diskusi kelompok. Uji satu arah untuk
perbedaan antar A, dihitung dengan rumus: to(A) =

= 3,84 >

t-tab = t(0,05,64) = 1,67 atau H0 ditolak, kemampuan berpikir kritis


matematika siswa yang diajar dengan TAPPS lebih tinggi dari siswa
yang diajar dengan diskusi kelompok.

b. Perbedaan Antar B
Karena F0 = 5,562 > Ftab = 3,99 maka H0 ditolak, artinya terdapat
perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa laki-laki dengan
siswa perempuan. Uji satu arah untuk perbedaan antar B, dihitung
dengan rumus: to(B) =

= 2,36 > t-tab = t(0,05,64) = 1,67 atau H0

ditolak, kemampuan berpikir kritis matematika siswa perempuan lebih


tinggi dari siswa laki-laki.

183

c. Perbedaan Antar Perbedaan (Interaksi AB)


Karena F0 = 2,936 < Ftab = 3,99 maka H0 diterima, artinya tidak
terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan gender
terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa.

RANGKUMAN HASIL PENELITIAN


Hasil Uji Hipotesis Dengan Anava Dua Arah
Sumber

Ftab

JK

Db

RJK

Fo

Antar A

4279.334

4279.334

14,778

3.99

Antar B

1610.581

1610.581

5,562

3.99

Interaksi

850.0536

850.0536

2,936

3.99

Dalam

18532.3

64

289.5672

Varians

= 0,05

Simpulan Main effect (A):


Kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang diajar dengan metode
Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) lebih tinggi daripada siswa
yang diajar dengan metode diskusi kelompok.
Simpulan Main effect (B):
Kemampuan berpikir kritis matematika siswa perempuan lebih tinggi
daripada siswa laki-laki.
Simpulan Interaction effect (AB):
Tidak terdapat pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dan gender
terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa.

UJI REFERENSI

Nama
Nim
Judul

Vindarini Novianti

:10701700A771r

Skripsi

Pengaruh Metode Thinking Aloud Pair Problem Solving

(Tapps) Dan Gender Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis


Matematika Siswa

Paraf
Pembimbing

Judul Buku dan Nama Pengarang

No.

il

I
BAB

Erman Suherman dl&, Strategi Pembelaiaran

Matematika

Kontemporer, @andung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2001),


h.19, h.20,
2

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belaiar,

pakarta: Rineka Crpta, 2003), h. 253

Pembimbing

7
,\rrfu 1
n

Ariyadi Wdaya, Pendidikan Matematika Realistik, (Yogyakarta


Graha llmu, 2012),

h.l.

Sofan Amri, Proses Pembelaiaran Inovatif dan Kreatif dalam Kelas,


(Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010) cet.l. h.63

Utari Surrarmo, Berpikir dan Disposisi Matematik, Dapat diakses di


http://math.sps.upi.edu. pada tanggal 18 Agustus 2011, pukul 11.15

WIB
6

Sri Wardhani, Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematikal

SMP/IVITs untuk Optimalisasi Tuiuan Mata Pelajaran Matematika,

(Yogyakarta : PPPPTK Matematika, 2008), diakses pada tanggal 16


Agustus

2011,

h.29-30,

(htto://p4tkmatematika.org/fasilitasi/
Tuiuan-Wardani.pdf)

13

pukul

18.30,

-SI-SKLSMP-Optimalisasi-

on BerPikir Kritis

Matematika,

/\

(Jakarta: Cakrawala Maha Karya, 2009), h.3'

eterampilan Berpikir Kritis dalam

Perrbelajaran Mattematika

di

SD, dalam Forum Kependidikan'

vol.28, nomor 2, 20Ag, diakses tanggal

September 2011' pukul


h.138,

15.01),
4

Subandar, "BerPikir Reflehif',

di

dapat

Reflektif.pdf

l0

Slavin, Thinking Aloud Pair Problem Solving (lA't'Ys), zvlr'


(http://www.wcer.wisc.edu/archivdc I 1/c 1 /doingcVtapps'html)'

BAB

II

Contextual reac\ins

ffi

&

4
'4

r
I

/t

Learning

Menjadikan Kegiatan Belaiar Mengaiar l&engasyikkan dan


Berrnakna, Penerjemah, Ibnu setiawan (california: coruwin Press,
Inc, 2002, reprint, Bandung: MLC, 200 8)' cet'ke4'h.

-(

4I

87'

ilan BerPikir Kritis dalam

pembelajaran Matematika

di sD, dalarn Forum Kependidikan,

vol.28, nornor 2, 2\Tg,diakses pada tanggal 3 September 201 1' pukul


15.01), h.137, h.139

Dina Mayadiana S- Kemampuan Berpikir Knns


(akarta: calcrawala maha karya,2009), h'l1, h'13

Matemanna'

Jozaa Sabandar, Beryikir RefleHiJ dapat (uaKses

V
cr

Reflektif.pdf
5

Sofan Amri dan

Lif Khoiru Ahmadi, Proses Pembelalaran tnovatrl

dan Kreatif, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010),h' 65'

Vincent Ryan Ruggiero, Beyond Feelings

Guide

to Lntrcat

Thinking,(New York The McGraw-Hill Compani es,2004),p'21'


7

Arief Achmad, Memahami Berpikir Kritis, (Bandung, 2007), h'l

1
?

4
a

James.

E.

Stice, teaching problem solving, 2011,

h.4

http:/lwwwcsi .unian.iVeduca/problemsolvin g/sticeJrs.html


9

Arthur Whimbey

&

u/

Jack Lochhead, problem solving &

comprehension sixth edition, (london: Lawrence Erlbaum Associates,

1999), h.39

l0

Kyungmoon, Jeon, The Effects of Thinking Aloud Pair Problem

Solving

on High School Student's Chemistry Froblem-Solving

(/

Performance and Verbal Interactions , Journal of Chemical Education


research, vol.82, 2005, h.1 558.

ll

Slavin, Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS), 2011,


(http://www.wcer.wisc.edu/archive/c

t2

(J

akarta: Presentasi Pustaka, 2007), h.26.

Rahayu Relawati, Konsep

dan Aplikasi Penelitian

Gender,

@andung: CV. Muara Indah, 201 1), lL3,h.4

t4

http:i/www.zudangmateri.conr/20 I I /0 l/pengertian-lender.html

15

M. Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, (Yogyakarta:


Pustaka Pelajar, 2006), hat.

16

/c 1 /doingcVtapps.htrrl).

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi


KonstruHiistik,

l3

A. Rahmawati,

fr

/
/

Feminim Dilihat dari Beberapa Latar Belakangnya. Skripsi pada


Jurusan Psikologi Pe'ndidikan dan Bimbingan

7
(

Persepsi Remaja tentang Konsep Maskulin dan

UPI Bandung, 2004

(hr!tp://www.sarj analar.com/2O I 2/06/pengertian-eender-menurut-

para-ahli.html. diakses pada tanggal 28-05 -2013, jam 1 9.55)

BABIn
I

Kadir, Jurnal Penerapan Alat Peraga Pembelaiaran Dimensi Tiga

Dan Dimensi Dua Ditinjau Dari Kemampuan Spasial

Dan

Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Geometi Bangun

Ruang Siswa Mts, dalarn Prosiding Seminar Nasional Pendidikan


Matematika, (Jakarta : Jurusan Pendidikan Matematika FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), hal. 37
2

Wahyu Widhiarso, Prosedur Pengujian Yaliditas Isi melalui Indeks Rasio

Yalitlitas

.Isi

(CVR),

diakses

dari

https:l/blog.usm.ac.id/2010/06/16/prosedur-pengujian-validitas-isi-melalui-

I27 APrJl,Pkl' 17:00WIB


Iuasi Pendidikan' (Jakarta:
Bumi Aksara,200g),Ed.Revisi, Cet'7,h'100, h' 160' h'168

h' 27 3'
Sudjana, Metode Statistik,@andung: Tarsito, 1 996)'

ilmu

Sosial' (Jakarta: PT'

Rosemata SamPuma, 2010), h. 27 3'

Jakarta, Juli 2014

Mengetahui

Pembingbing

Pembimbing

II

Firdausi. M. Pd
NrP. 196708t2 199402 1 001

NIP. 19690629 200501 1 003

r
'

YAYASAN PENDIDIKAN PARAMARTA


/""T%
PARAMARTA

SMP PARAMARTA

(021) 74634750
Sekretariat : Jt. Raya Jombang Gg. Taqwa No. 70 Depan Villa Jombang Baru, Jombang Ciputat Kota Tangerang Selatan Telp. :

No: 1305/S.Ket/SMP.PmD(tr/2013

Yang bertandatangan di baurah

ini

Nama

: Drs. Kusman

Jabdan

: Kepala Sekolah SMP Paramarta

Alamd

: Jl. Raya

Jomhng; Gg- Taqwa No. 7O Ciputat - Tangsel

Dngru ini menerangfun bahwa, ymg tersebut di baurah ini :

Nama
NIIII

VindariniNovianti

:lO70flA0{JiI7l

Prodi/Jrnusan : Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Kejuruan


Universitas IslamNegen SyarifHidayatullah Jakarta

Adalahbentrtelahmelakukan Riset / Penelitian pada sekolah SMP Pramrtatethittttrg seiak 20


November 2013 sampai dengan 2O Desember 2013. Dan yang bersangkuta telah melaksanakan
tugasnya dengan baik dan pe,ntrh tmgglng jayrab.

De,mftian surd keterangan

ini dibud dnge benff, utrhrk d4d

dipergunakan sebagaimma

mestiq'a-

Selataq 23 Desember 2013


SMP Parmarta

ar.^'{g
Drs. Kusman

You might also like