Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

BU LETIN DWI MINGGUAN GERAK AN RESTORASI S OSIAL

GRASS ROOT

E DIS I 1 / VO L . 1 - AGT
19 A GUST US 2 013

Suara Lantang Masyarakat Akar Rumput

Salam
Redaksi

D A F T A R IS I:

Suara Utama:
Renungan HUT RI Ke-68:

Pancasila, Dimanakah kini?

Assalamualaikum wr wb.
Salam sejahtera kami ucapkan kepada pembaca, semoga selalu berada dalam
lindungan Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa.
Dalam semarak HUT RI Ke
-68 ini, kami menyuguhkan
edisi perdana buletin yang
akan terbit dua kali dalam
sebulan yang kami beri
nama GRASS ROOT. Tak
lupa kami mengucapkan
Dirgahayu NKRI Ke-68.
Harapan kami, media ini
dapat menjadi ruang publik
dan media komunikasi
antara masyarakat dengan
pemerintah terutama dalam
rangka interaksi terkait
dengan kebijakan publik.
Hal ini sangat penting bagi
terbentuknya sebuah civil
society yang pada akhirnya
ditujukan untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Dengan bangga GRASS
mempersembahkan tulisan
ini. Semoga, manfaat bagi
kita semua.
Seloroh:
Apa Perbedaan Dasar
Negara dengan Dasar,
Negara!!!???

PANCASILA
1. Ketuhanan Yang Maha
Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil
dan Beradab.
3. Persatuan Indonesia
4. K e r a k y a t a n Y a n g
Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/
Perwakilan.
5. Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia.
Apa yang ada di fikiran kita
ketika mendengar istilah
Pancasila? Mungkin antara
satu dengan lain orang akan
berbeda sudut pandang
dalam memulai jawabannya. Ada yang mulai
dengan menjawab bahwa
Pancasila adalah Burung
Garuda. Ada yang menjawab, Pancasila adalah
lima dasar atau lima sila.
Ada pula yang menjawab
bahwa Pancasila adalah
karya besar Bung Karno
dan bangsa Indonesia. Dan
banyak lagi pendapat lainnya sebagai jawaban spontan ketika ditanya tentang
istilah Pancasila. Namun
demikian, kita semua
sepakat bahwa Pancasila
adalah Dasar Negara Republik Indonesia yang termaktub pada Pembukaan

Burung Garuda: Lambang Negara Kita

Undang-Undang Dasar 1945


sebagaimana disahkan pada
Sidang PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945.
S e ja r ah l en gkap di ru muskannya Pancasila hingga
ditetapkannya tidak akan dibahas disini. Tulisan ini akan
lebih memfokuskan pembahasan mengenai kondisi terkini Pancasila, kebanggan
rakyat Indonesia terhadapnya,
dan pelaksanaannya dalam
kehidupan berbangsa dan
bernegara. Mengapa ini
penting dibahas?
Ya, ini sangat penting sebagai
modal mengisi kemerdekaan
karena Pancasila sebagai
Dasar Negara,
Falsafah
Hidup Bangsa, bahkan sebagai
sumber dari segala sumber
hukum di Negara Kesatuan
Republik
Indonesia

Salam Redaksi

Suara Utama:
Renungan HUT RI Ke68: Pancasila, Dimanakah Kini?

Tajuk Rencana:
Budaya Hukum Berlalu
Lintas Masih Rendah

Suara Lantang
Air dan Sukabumi

Opini:
Mewujudkan Pelayanan
Publik Berkualitas

Policy:
Kurikulum 2013, Solusi
atau Masalah?

Cerita bersambung:
Ditikam Bayangan Diri

SUARA LANTANG:
A I R D AN S U K A BU MI
Kabupaten Sukabumi adalah
daerah dengan kualitas air terbaik
di Indonesia. Kualitas air yang
dihasilkan jauh lebih baik dengan
daerah penghasil air lainnya. Kabupaten Klaten, salah satu daerah
penghasil air lainnya, terdapat
Desa Air (Desa Ponggok) yang
penghasilan desanya Rp 100jt/bln
hanya dari air saja. Lalu bagaimana dengan Kab. Sukabumi?
Sejak puluhan tahun lalu, puluhan
perusahaan air
beramai-ramai
menyedot mata air Sukabumi. Namun apakah air berjuta kubik itu
menyejahterakan masyarakat Sukabumi? Nihil!

Tajuk Rencana:

Budaya Hukum Dalam Berlalu Lintas Masih Rendah


Sudah tak bisa dibantah
lagi bahwa peningkatan
jumlah pengguna kendaraan pribadi khususnya
sepeda motor meningkat
tajam dalam dua dekade
terakhir. Hal ini didorong
oleh sangat mudahnya

memperoleh sepeda motor


dengan cara kredit.
Masyarakat menilai bahwa
sepeda motor sangat praktis
sebagai alat transportasi,
hampir di segala medan.
Bahkan, dengan cara pandang seperti inilah

masyarakat seringkali menggunakan sepeda motor kurang


sesuai peruntukkannya, baik dari segi kapasitas muatan maupun dalam cara penggunaannya. Singkatnya, animo masyarakat dalam menggunakan sepeda motor tidak diimbangi dengan
pengetahuan dan kesadaran berkendara yang baik. Apalagi
jika berbicara mengenai ketaatan terhadap aturan lalu lintas.
Aturan dan rambu lalu lintas seringkali dilanggar, padahal hal
itu sangat penting bagi keselamatan. (bersambung ke hal3)

E DIS I 1 / VO L . 1 - AGT

P AGE 2

Opini:

Mewujudkan Pelayanan Publik Berkualitas


Oleh: Asep Cahyana, S.IP.

Pelayanan publik (public services)


merupakan upaya negara untuk
memenuhi kebutuhan dasar dan hak-hak
sipil warga negaranya. Pelayanan publik
dapat berupa barang, jasa, dan pelayanan
administrasi yang yang disediakan oleh
instansi pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik.
Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945
dengan tegas mengamanatkan
kepada negara agar memenuhi kebutuhan
dasar s etiap wa r ga nya unt uk
mewujudkan kesejahteraannya. UUD
1945 menyatakan dengan tegas bahwa
salah satu tujuan didirikan Negara
Republik Indonesia adalah untuk
memajukan kesejahteraan umum.
Dengan demikian, pelayanan publik
sebagai upaya memajukan kesejahteraan
umum merupakan kewajiban utama yang
harus dilaksanakan oleh Pemerintah
sebagai representasi dari negara.
Pemerintah yang dimaksud dapat
merupakan pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah (provinsi, kabupaten,
kota).
Namun demikian, harus diakui
bahwa penyelenggaraan pelayanan
publik di negeri ini belum bisa dikatakan
berkualitas. Sistem pemerintahan yang
belum efektif dan efisien serta kualitas
sumber daya manusia aparatur yang
belum memadai. Hal ini dapat terlihat
dari banyaknya keluhan dan pengaduan
dari masyarakat baik secara langsung
maupun melalui media massa, seperti:
1. Prosedur yang berbelit-belit;
2. Tidak ada kepastian jangka waktu
penyelesaian dan biaya yang harus
dikeluarkan;
3. Persyaratan yang tidak transparan;
4. Sikap petugas yang kurang responsif;
d.l.l.
Hal ini tentu saja menimbulkan citra
yang kurang baik terhadap pemerintah.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya
perbaikan kualitas penyelenggaraan
pelayanan
publik
secara
berkesinambungan demi mewujudkan
pelayanan publik yang prima
(berkualitas).
Dalam upaya perbaikan ini, beberapa
Pemerintah Daerah telah melakukan
inovasi yang dikenal dengan Best
Practices. Kriteria Best Practices
menurut PBB (dalam Komarudin, 2007)
antara lain:
1. Dampak (impact), yaitu dampak
positif yang dapat dilihat (tangible)
dalam meningkatkan kondisi
kehidupan masyarakat.
2. K e m i t r a a n
(partnership),
yaitu kemitraan antara aktor-aktor
(stakeholder) yang terlibat.

3. Keberlanjutan (sustainability), yaitu


membawa perubahan (institusi,
legislasi, sosial, ekonomi;. efisiensi,
efektivitas, transparansi, dan
akuntabilitas). Dalam arti lainnya
bahwa upaya yang dilakukan terus
menerus melalui serangkaian
perbaikan dan peningkatan.
4. Kepemimpinan (leadership) dan
pemberda yaan mas yarakat
(community empowerment), yaitu
transfer (transferability) dan
replikasi, artinya inovasi yang
dilakukan tepat bagi kebutuhan lokal
(masyarakat setempat).
5. Kesetaraan gender dan pengecualian
sosial (gender equality and social
inclusion), yaitu
kesetaraan dan
keadilan gender. Hal ini termasuk
pula memberikan kekhususan bagi
masyarakat yang memerlukan
perhatian khusus (cacat, dll).
6. Inovasi (innovation), innovation
within local context and
transferability, yaitu bagaimana
pihak lain memperoleh manfaat dan
inisiatif, alih pengetahuan dan
keahlian.
Dengan menggunakan prinsip best
practice ini beberapa Pemerintah Daerah
telah berhasil menata pelayanan publiknya, khususnya pada jenis-jenis pelayanan tertentu. Sebagai contoh adalah Kabupaten Sidorajo yang mengedepankan
pelayanan di bidang perizinan. Sedangkan Kota Tarakan berhasil menciptakan
iklim investasi yang nyaman bagi investor. Bahkan kota ini mempunyai PLN
sendiri yang menjamin pasokan listrik di
kotanya.
Dalam mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas (prima), berikut ini
beberapa indikator yang dapat digunakan:
1. Kesederhanaan
Kesederhanaan diwujudkan dengan,
antara lain:
Jumlah meja yang harus dilalui
oleh penerima layanan untuk
mendapatkan satu produk layanan;
Spesifikasi pelayanan yang
diberikan;
Ketertiban kearsipan sehingga
pengguna tidak beberapa kali
membuat persyaratan;
Kapasitas loket layanan disesuaikan dengan jumlah pengguna
layanan.
2. Kepastian
Kepastian yang dimaksud mencakup:

Prosedur pelayanan (SOP);


Syarat-syarat yang harus dipenuhi
pengguna;

Pejabat yang melayani termasuk


kejelasan identitasnya (id Card,
seragam, dll).
Biaya dan waktu pemenuhan.
3. Keamanan
Keamanan yang dimaksud adalah:
Keamanan selama proses pelayanan;
Keamanan dalam penggunaan
produk/jasa sebagai hasil pelayanan;
Kenyamanan dan ketertiban selama pelayanan.
4. Keterbukaan
Beberapa hal yang harus disampaikan
secara terbuka antara lain:
Prosedur;
Keberadaan media informasi;
Penyuluhan kepada pengguna.
5. Efisien
Persyaratan tidak diminta berlebihan
dan berulang serta menghindari pengulangan prosedur.
6. Ekonomis
Pelayanan yang diberikan bisa didapat dengan biaya semurah mungkin
namun dengan kualitas sebaik mungkin.
7. Keadilan
Keadilan yang dimaksud antara lain
mempertimbangkan:
Cakupan wilayah, jangan sampai
ada masyarakat yang tidak dapat
terjangkau pelayanan publik dikarenakan tempat tinggal yang
jauh dari pusat pelayanan;
Tidak membedakan suku, ras,
agama, golongan serta gender.
Namun demikian memberikan
perhatian khusus bagai warga
masyarakat yang berkeperluan
khusus seperti penderita cacat, dll.
8. Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu merupakan salah
satu hal lainnya yang cukup penting.
Terlebih di masa yang serba instan
seperti saat ini, masyarakat
mengharapkan pelayanan yang secepat mungkin. Dukungan teknologi
informasi harus dimaksimalkan untuk memenuhi hal ini.
Demikian beberapa hal yang perlu
dipenuhi dalam rangka mewujudkan
pelayanan publik berkualitas di Indonesia. Semoga bermanfaat!
Penulis adalah Sekretaris Jenderal GRASS. Saat
ini penulis bekerja sebagai konsultan Reformasi
Birokrasi di Kementerian Pertahanan RIdan
sebagai calon Asisten Ombudsman RI.

GR AS S R O O T

P AGE 3

Renungan: Pancasila.(sambungan hal 1)


Kondisi Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sekarang ini
memang tidak dapat dikatakan ada
dalam kondisi yang baik. Anak bangsa
seolah mulai tidak menghafalnya atau
minimal tak dapat memaknainya.
Bahkan, ada pula segolongan dari
masyarakat yang mengingkarinya dan
tidak lagi mengakuinya.
Hal ini tidak terlepas dari catatan sejarah bahwa Pancasila beberapa kali
dijadikan alat oleh penguasa. Katakan
saja, Bung Karno dengan Demokrasi
Terpimpin-nya dan Pak Harto dengan
Demokrasi Pancasila-nya. Inilah yang
menjadikan banyak orang trauma
politik terhadap Pancasila sehingga
sampai ada masyarakat yang menilai
Pancasila seharusnya diganti dengan
ideologi lain.
Pandangan sempit semacam ini seharusnya tidak muncul dalam pemikiran

bangsa yang besar seperti Indonesia.


Sejarah telah membuktikan bahwa
lahirnya Pancasila bukanlah sesuatu
yang dipaksakan oleh penguasa Negara. Ia lahir dari akar budaya bangsa
Indonesia yang telah teruji sejak
zaman nenek moyang bangsa Indonesia. Hal inilah yang kemudian digali
oleh para founding fathers bangsa kita
ini.
Lantas mengapa Pancasila tidak juga
membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia? Bukankah sebagai dasar Negara
dan falsasah hidup bangsa yang sangat
cocok dengan bangsa Indonesia, Pancasila seharusnya dapat membawa
bangsa ini menjadi bangsa yang hebat
di dunia apalagi dengan dukungan
sumber daya alam yang melimpah?
Jawabannya ada pada sumber daya
manusia Indonesia itu sendiri. Apakah
sebagai bangsa Indonesia yang menge-

tahui dan mengakui Pancasila sebagai


falsafah hidup bangsa ini kita sudah
mengamalkannya? Ataukah hanya
menghafalnya dan mengulangnya
setiap kali upacara dan acara kenegaraan (ceremonial) dilaksanakan? Atau
justru tidak hafal dan tidak peduli lagi
dengan keberadaannya? Atau justeru
ada yang menggunakan nama
Pancasila sebagai embel-embel demi
kepentingan pribadi atau golongannya,
padahal aktivitasnya sama sekali tidak
Pancasilais.
Sebagai sebuah ideologi, Pancasila
sendiri tidak salah. Ideologi hanya
akan membawa kemaslahatan manakala dijalankan dan memberi ruh pada
setiap aktivitas penganutnya. Sebagai
bangsa Indonesia, di bulan Kemerdekaan Indonesia ini, mari kita samasama renungkan, dimanakah kita simpan Pancasila? Di dada kita, di tangan
kita atau hanya di mulut kita? (red)

Budaya Hukum(sambungan halaman 1)


Hal inilah yang menyebabkan angka
motor yang terjadi sepanjang tahun.
kecelakaan sepeda motor selalu tinggi
Untuk mengatasi
setiap tahunnya. Data
dampak yang lebih
kecelakaan lalu lintas
buruk, serangkaian
selama tahun 2012
u p a y a
yang dilansir Divisi
Ada 111.015 kali
mendisiplinkan
Humas Mabes Polri
pengguna sepeda
kecelakaan sepeda motor
atas rekap Korps Lalu
motor harus segera
Lintas Kepolisian Reyang terjadi sepanjang
dilakukan. Salah
publik
Indonesia
satunya
adalah
(Korlantas Polri) mentahun 2012
melalui peningkayebutkan, ada 111.015
tan kesadaran hukali kecelakaan sepeda

kum pengendara sepeda motor dalam


berlalu lintas di jalan raya. Instansi
terkait khususnya Kepolisian berkewajiban melaksanakan hal ini. Namun
demikian, apa yang diharapkan itu
tidak akan pernah terwujud tanpa
adanya partisipasi dan kesadaran hukum dari masyarakat. Oleh karena itu,
agar budaya hukum berlalu lintas dapat terwujud hendaknya pengendara
pun bersikap aktif dalam meningkatkan kesadaran hukumnya. (red)

Policy:

Kurikulum 2013, Solusi atau Masalah?


Sejumlah persoalan memicu perdebatan terhadap diberlakukannya kurikulum baru dalam Sistem Pendidikan
Dasar dan Menengah di Indonesia saat
ini. Kurikulum baru ini dinamakan
Kurikulum 2013.
Layaknya kebijakan lainnya, kebijakan kurikulum baru ini berkaitan
dengan masalah yang kompleks dan
menimbulkan dampak yang kompleks
pula. Tentu saja impact yang diharapkan adalah positif, bukan sebaliknya.
Karena, kita pahami bersama bahwa
ekses buruk yang diakibatkan sebuah
kebijakan akan lebih besar daripada
sesuatu yang bukan berupa kebijakan.

Pemerintah, melalui Menteri Pendidikan, Muhammad Nuh bersikukuh


bahwa implementasi Kurikulum 2013
adalah suatu yang sangat mendesak.
Kurikulum 2013 bukan sekadar urusan belajar mengajar, tetapi dalam
rangka membangun peradaban Indonesia ke depan, kata Mendikbud di sela
peluncuran Kurikulum 2013 di SMAN
1 Bantul, Senin (15/7/2013). Memang
bisa dimengerti, beberapa perubahan
mata pelajaran termasuk penambahan
mata pelajaran budi pekerti (bagi siswa
sekolah dasar) dan penambahan jam
belajar pada pelajaran yang berkaitan
dengan budi pekerti (bagi siswa seko-

lah menengah). Menurut Mendikbud,


ada dua hal yang mendasar dalam
Kurikulum 2013 yaitu basis kreativitas
yang akan melahirkan inovasi, kemudian moralitas yang akan mengawal
dan memberikan terhadap apa yang
akan dihadapi ke depan.
Namun demikian, dalam implementasinya, Kurikulum ini menemui banyak hambatan. Beberapa diantaranya
adalah kesiapan mindset guru, ketersediaaan buku pelajaran, hingga
nasib guru beberapa mata pelajaran
yang dihapuskan. Bagaimana kelanjutan implementasi kurikulum ini? Mari
kita cermati dan kawal bersama. (red)

Gerakan Restorasi Sosial (GRASS) adalah sebuah organisasi nirlaba yang memfoGRASS ROOT
buletin dwi mingguan gerakan restorasi sosial

kuskan diri memberdayakan masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi,

Informasi, pemesanan dan pemasangan iklan:


1. Sekretariat GRASS: Kampung Rambay Kaler RT/RW
003/002 Desa Sukamanah Cisaat-Kab Sukabumi, Jawa
Barat, Indonesia Kode Pos 43152
2. Jl.Prof. Soepomo Gang Langgar Menteng Dalam, TebetJakarta Selatan 12870

sosial budaya dan lingkungan serta dengan menjalankan peran pengawasan

Contact Person
085759494660
081315187847
E-mail: gerakanrestorasisosial@gmail.com

penelitian sosial kemasyarakatan yang ilmiah. GRASS didirikan di Sukabumi tang-

masyarakat terhadap kebijakan publik dan pelayanan publik dengan didukung

gal 1 Januari 2011 oleh Hari Saputra, dkk. Sejak didirikannya, GRASS telah mewujudkan beberapa program antara lain kegiatan lingkungan, CSR, seminar, pendampingan masyarakat, penelitian-penelitian sosial, dll. Saat ini GRASS telah berbadan

Temukan kami di web:

hukum dengan Akta Notaris Marah Hasyir, SH Nomor 17 Tanggal 12 Juli 2013. Kini

www.grassuntukmasyarakat.
blogspot.com

GRASS mempersembahkan media informasi dengan nama GRASS ROOT. Semoga


GRASS dan GRASS ROOT semakin maju dan memberikan kontribusi terbaik bagi
kemajuan masyarakat. Lanjutkan perjuangan!!!

Cerita Bersambung:
Kami menerima SMS Pengaduan
Mengenai Pelayanan Publik dan
aspirasi pada Pemerintah untuk
dimuat pada edisi-edisi berikutnya.
Ketik:
GRASSROOT<SPASI>Nama Pengirim<SPASI>Alamat<SPASI>Isi
Pesan. Kirim ke 085759494660.
Atau kirim lewat email:
gerakanrestorasisosial@gmail.com

Gerakan Restorasi Sosial


(GRASS)

Ditikam Bayangan Diri (bagian 1)


Oleh : Rai Yuk
Acara baru saja usai. Semua
hadirin telah setengah jam sebelumnya meninggalkan gedung di
mana acara wisuda dilaksanakan.
Hanya aku dan beberapa orang
kawanku yang masih berada di
sana. Kami bercengkrama, menyeruakkan obrolan di antara
pengalaman-pengalaman enarik
dan paling mengesankan selama
kami kuliah. Setelah wisuda ini,
entah kami akan bisa bertemu
kembali dan berbincang-bincang
tentang segala
hal.
Oleh
karenanya kami akan menghabiskan waktu terakhir kebersamaan
kami di kampus ini bersamasama.
Wisuda memang telah usai. Kini
namaku bertambah panjang
dengan embel-embel gelar S.Ip.,
sarjana ilmu politik, di belakang
namaku. Satu gelar yang amat
aku inginkan mengingat citacitaku untuk menjadi seorang
politikus begitu besar. Sekarang
ini dan selalu begitu menurut
perjalanan sejarah bahwa politikus sangat erat kaitannya dengan
kekuasaan dan sikap penguasanya yang banyak korupsi. Tapi
aku tak gentar, justeru aku ingin
mengubah kesan dari politik itu
setelah aku terjun nanti. Aku
tahu itu tak akan mudah. Tapi
aku mempunyai alasan. Baginda

Rasulullah dan para khalifah saja


bisa berpolitik dengan selalu
memegang amanah rakyat. Lalu,
mengapa kita tidak mencontoh
suri tauladan yang terbaik sepanjang masa itu.
Tadi, sewaktu wisuda dilaksanakan, ibuku sampai menangis.
Terharu. Gelar lulusan terbaik
dengan yudisium cum laude
diberikan kepadaku. Hal itu
membuatnya tak bisa menahan
tangis bahagia itu. Tangis bahagia yang selama ini selalu
kalah bersaing oleh tangis-tangis
kesedihannya selama betahuntahun oleh kelakuan ayahku.
Aku pun demikian bahagianya
karena telah dapat menyelesaikan
studiku dengan nilai yang memuaskan. Beberapa petinggi
perguruan tinggi menyalamiku
dengan bangga seraya berpesan
untuk ikut serta membangun
bangsa dan negara ini dengan
ilmu yang telah aku dapatkan
dari lembaga pendidikan ini.
Suatu amanat berat yang harus
aku pikul bersama sarjanasarjana lain, bersama generasi
muda bangsa Indonesia yang
kaya raya dengan sumber daya
alam ini.
Mari habiskan hari ini bersamasama kawan. Belum tentu dalam

waktu dekat ini kita bisa bertemu


lagi. Nanti, kita akan sama-sama
sibuk untuk mengurus negeri,
mengurus rakyatnya. Apalagi
kau, Fa. Kau akan langsung
pulang ke kampung halamanmu
bukan?, Anton memulai pembicaraan sambil membuka sebiji
kacang rebus yang biasa kami
beli dari Pak Amin, tukang
kacang rebus yang selalu mangkal di sana.
Benar, aku akan langsung pulang. Ya, setelah semuanya
beres, jawabku singkat.
Memangnya kau akan apakan
ijazah politikmu itu di kampung,
Fa? Gelarmu itu tak akan berguna bila dibawa ke kampung!
Lebih baik kau tinggallah di sini.
Tidak akan lama lagi pasti banyak parpol yang mengemis
meminta kau jadi kadernya.
Kemampuanmu yang luar biasa
itu sangat diincar oleh berbagai
pihak. Apalagi kita semua tahu
sekarang ini banyak partai kecil
yang ingin cepat melejit dengan
cara merekrut banyak kaderkader muda seperti kita. Katanya
kaum muda itu revolusioner
begitu, sergah Munir seakan
menceramahi.
(bersambung.)

You might also like