Professional Documents
Culture Documents
Fatwa Ulama NU PD Muktamar-I PD TH 1926 TTG Tahlilan Kematian
Fatwa Ulama NU PD Muktamar-I PD TH 1926 TTG Tahlilan Kematian
Fatwa Ulama NU PD Muktamar-I PD TH 1926 TTG Tahlilan Kematian
hari wafat, hari ketiga, ketujuh dll adalah : MAKRUH, RATAPAN TERLARANG, BIDAH
TERCELA (BIDAH MADZMUMAH), OCEHAN ORANG-ORANG BODOH.
Berikut apa yang tertulis pada keputusan itu :
pentasarufan sebagaian tirkah bertujuan sebagai sedekah bagi si mayit selama satu bulan
berjalan dari kematiannya. Sebab, tradisi demikian, menurut anggapan masyarakat harus
dilaksanakan seperti wajib, bagaimana hukumnya.
Beliau menjawab bahwa semua yang dilakukan sebagaimana yang ditanyakan di atas
termasuk BIDAH YANG TERCELA tetapi tidak sampai haram (alias makruh), kecuali (bisa
haram) jika prosesi penghormatan pada mayit di rumah ahli warisnya itu bertujuan untuk
meratapi atau memuji secara berlebihan (rastsa).
Dalam melakukan prosesi tersebut, ia harus bertujuan untuk menangkal OCEHAN
ORANG-ORANG BODOH (yaitu orang-orang yang punya adat kebiasaan menyediakan
makanan pada hari wafat atau hari ketiga atau hari ketujuh, dst-penj.), agar mereka tidak
menodai kehormatan dirinya, gara-gara ia tidak mau melakukan prosesi penghormatan di
atas. Dengan sikap demikian, rdiharapkan ia mendapatkan pahala setara dengan realisasi
perintah Nabi terhadap seseorang yang batal (karena hadast) shalatnya untuk menutup
hidungnya dengan tangan (seakan-akan hidungnya keluar darah). Ini demi untuk menjaga
kehormatan dirinya, jika ia berbuat di luar kebiasaan masyarakat.
Tirkah tidak boleh diambil / dikurangi seperti kasus di atas. Sebab tirkah yang belum
dibagikan mutlak harus disterilkan jika terdapat ahli waris yang majrur ilahi. Walaupun ahli
warisnya sudah pandai-pandai, tetapi sebagian dari mereka tidak rela (jika tirkah itu
digunakan sebelum dibagi kepada ahli waris).
SELESAI , KEPUTUSAN MASALAH DINIYYAH NO: 18 / 13 RABIUTS TSAANI 1345 H / 21
OKTOBER 1926
REFERENSI :
Lihat : Ahkamul Fuqaha, Solusi Problematika Hukum Islam, Keputusan Muktamar, Munas,
dan Konbes Nahdlatul Ulama (1926-2004 M), halaman 15-17), Pengantar: Rais Am PBNU,
DR.KH.MA Sahal Mahfudh, Penerbit Lajnah Talif wan Nasyr (LTN) NU Jawa Timur dan
Khalista, cet.III, Pebruari 2007.
Masalah Keagamaan Jilid 1 Hasil Muktamar dan Munas Ulama Nahdlatul Ulama
Kesatu/1926 s/d/ Ketigapuluh/2000, KH. A.Aziz Masyhuri, Penerbit PPRMI dan Qultum
Media.
Page 2 of 2