Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DURIAN

DI DESA SIGASO KECAMATAN ATINGGOLA


KABUPATEN GORONTALO UTARA

(FARMING INCOME ANALYSIS DURIAN


SIGASO VILLAGE DISTRICT ATINGGOLA
NORTH DISTRICT GORONTALO)

Nurhayati Al-hasni, Supriyo Imran, Ria Indriani

MAJURING IN AGRIBISNIS
AGRICULTURE FACULITY
GORONTALO STATE UNIVERSITY

ABSTRACT

Nurhayati Alhasni, 414 409 023. 2013. Analysis of Durian Farm Income in
Rural Sub Sigaso Atinggola North Gorontalo regency. Under the guidance of
Supriyo Imran and Ria Indriani.
This study aims to determine: 1) The cost structure of the durian farming
planting until harvest in the Village District Sigaso Atinggola North Gorontalo
District, 2) durian farm income in the first harvest, second, third, fourth, and fifth
in the Village District Sigaso Atinggola North Gorontalo regency.
The research was conducted in the Village District Sigaso Atinggola North
Gorontalo Regency from May to June 2013. The method used survey method that
is based on empirical data collection interviews and observations. Sampling
technique is done by using a sample of 24 respondents ie saturated. Data used in
this study are primary data and secondary data. Data were analyzed using analysis
of farming costs, revenue analysis, equipment depreciation costs, and labor costs.
The results showed that the cost structure of the durian farm in the Village
District Sigaso Atinggola North Gorontalo district covers fixed costs to total
average fixed cost Rp 194,995.00 and the total variable cost the average variable
cost of Rp 44783.268. Income earned on durian farm in the village of District
Sigaso Atinggola North Gorontalo regency is the average value of Rp
2,231,733.00.

Keywords: Farming, Production, Revenue, Cost Structure.

1
ABSTRAK

Nurhayati Alhasni, 414 409 023. 2013. Analisis Pendapatan Usahatani Durian
di Desa Sigaso Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara. Dibawah
bimbingan Supriyo Imran dan Ria Indriani.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Struktur biaya usahatani


durian dari tahun tanam sampai dengan tahun panen di Desa Sigaso Kecamatan
Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara, 2) Pendapatan usahatani durian pada tahun
panen pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima di Desa Sigaso Kecamatan
Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sigaso Kecamatan Atinggola
Kabupaten Gorontalo Utara dari bulan Mei sampai Juni 2013. Metode yang
digunakan metode survey yaitu merupakan pengumpulan data empiris
berdasarkan wawancara dan observasi. Teknik penarikan sampel dilakukan
dengan menggunakan sampel jenuh yaitu sejumlah 24 responden. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data
dianalisis dengan menggunakan analisis biaya usahatani, analisis pendapatan,
biaya penyusutan alat, dan biaya tenaga kerja.
Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur biaya usahatani durian di
Desa Sigaso Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara meliputi biaya
tetap dengan total biaya tetap rata-rata senilai Rp 194.995,00 dan biaya variabel
dengan total biaya variabel rata-rata senilai Rp 44.783,268. Pendapatan yang
diperoleh pada usahatani durian di Desa Sigaso Kecamatan Atinggola Kabupaten
Gorontalo Utara yaitu rata-rata senilai Rp 2.231.733,00.

Kata Kunci : Usahatani, Produksi, Pendapatan, Struktur Biaya.

2
PENDAHULUAN

Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang


peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Di Indonesia
pembangunan ekonomi dilakukan melalui berbagai sektor, salah satunya adalah
disektor pertanian. Sektor pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat,
perkebunan rakyat, kehutanan, peternakan dan perikanan, yang terdiri dari
perikanan darat dan perikanan laut (Mubyarto, 1989 : 12).
Sektor pertanian masih dianggap sebagai sektor pertanian yang mampu
menyerap tenaga kerja sangat besar, dan merupakan mata pencaharian dominan
bagi masyarakat Indonesia, bahkan sektor pertanian ini mampu memberikan
sumbangan yang cukup besar dalam menunjang perekonomian bangsa indonesia,
baik dalam komposisi sumbangannya terhadap produk domestik bruto maupun
dalam penyerapan tenaga kerja (Khairuddin, 2000 : 136).
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Dari
sekian banyaknya varietas buah-buahan yang berkembang di Indonesia, tentunya
tidak semua dapat diunggulkan. Durian merupakan salah satu varietas buah yang
telah diuji dan dipastikan serta dilepas dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian
Nomor 476/KPTS/Um/8/1977 sebagai buah varietas unggul di Indonesia.
Produksi buah durian di Indonesia mulai dari tahun 2007 - 2011 masing-masing
dengan jumlah produksi 594.842 ton, 682.323 ton, 797.798 ton, 492.139 ton, dan
883.969 ton (Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura, 2011 : 2).
Sementara total produksi buah durian di Indonesia adalah 682.323 ton Pada tahun
1987-1988 produksi durian di Negara tersebut mencapai 444.500 ton dari 84.700
ha, dan 200.000 ton tahun 1985-1986 (Ashari, 1995 : 297).
Produksi buah durian di Provinsi Gorontalo pada tahun 2010 mencapai
793 ton. Pemerintah Provinsi Gorontalo akan menetapkan wilayah Kecamatan
Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, sebagai pusat buah durian. Atinggola
selama ini menjadi penghasil durian, tapi belum banyak yang mengenal wilayah
ini sebagai penghasil buah. Buah yang dihasilkan di wilayah Atinggola memiliki
kualitas tinggi dan menjadi incaran konsumen di Kota Gorontalo. Kecamatan
Atinggola sebagai pusat buah, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
setempat. Langkah pertama, seluruh masyarakat Atinggola wajib menanam jenis
buah tersebut di pekarangan rumah atau di lahan-lahan yang ada. Jika produksi
durian dari wilayah itu semakin bertambah, maka otomatis pedagang buah tidak
perlu lagi melirik buah lain yang berasal dari luar daerah. Selain menguntungkan
dari segi perdagangan, Kecamatan Atinggola juga bisa dijadikan kawasan wisata
buah yang akan dikunjungi pada saat-saat panen dilakukan. Masyarakat tidak
perlu ragu-ragu untuk menonjolkan potensi alam masing-masing wilayah dan
menjadikannya sebagai sumber pendapatan (Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo,
2012 : 2).
Petani dalam melakukan usahataninya mengharapkan bahwa setiap rupiah
yang dikeluarkan akan menghasilkan pendapatan (keuntungan) yang tinggi. Untuk
itu, petani perlu menghitung untung rugi dengan membuat analisis secara
ekonomi. hasil analisis tersebut petani akan dapat melihat perkiraan besarnya

3
biaya yang akan dikeluarkan dan berapa keuntungan yang akan diperoleh, selain
itu petani harus dapat memilih usahatani yang lebih menguntungkan.
Usahatani durian di Kabupaten Gorontalo Utara khususnya masyarakat di
Desa Sigaso Kecamatan Atinggola dalam skala luas lahan dengan penggunaan
teknologi yang masih sederhana dan kelembaban yang dikehendaki tanaman
tersebut terpenuhi serta memiliki lahan cukup subur. Di Desa Sigaso Kecamatan
Atinggola ini buahnya di tunggu hingga jatuh dari pohonnya. Masyarakat yang
berada di desa Sigaso lebih memilih mengkomsumsi buah durian jatuh dari
pohonnya dari pada di petik sebelum mencapai kematangan. Adapun Produksi
buah durian di Desa Sigaso pada tahun 2009 mencapai 17.500 Buah dengan luas
areal 150 Ha (Kantor Desa Sigaso, 2013 : 2).
Sebagian besar penduduk di Desa Sigaso bermata pencaharian sebagai
petani. Jenis tanaman yang diusahakan oleh petani tersebut yaitu buah durian.
Hasil yang diproduksi biasanya untuk dikomsumsi sendiri sebagai bahan pangan
dan ada pula yang dijual dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
Sejalan dengan maksud latar belakang tersebut di atas, akan dilakukan penelitian
Analisis Pendapatan Usahatani Tanaman Durian di Desa Sigaso Kecamatan
Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara. Tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui struktur biaya usahatani durian dari tahun tanam sampai
dengan tahun panen di Desa Sigaso Kecamatan Atinggola Kabupaten
Gorontalo Utara.
2. Untuk mengetahui pendapatan usahatani durian pada lima tahun panen
pertama di Desa Sigaso Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara.

METODE PENELITIAN

Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Sigaso Kecamatan Atinggola


Kabupaten Gorontalo Utara. Untuk penelitian di lapangan dilaksanakan selama
tiga bulan dari Bulan Mei sampai Juni 2013. Jenis penelitian yang akan digunakan
adalah penelitian survey. Jenis data yang digunakan dalam peneltian ini yaitu data
primer dan data sekunder. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak
24 orang. Sampel jenuh adalah tehnik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relative kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,
dimana semua populasi dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data yaitu
melakukan wawancara secara langsung dengan responden atau para petani durian
yang terpilih sebagai sampel dengan menggunakan daftar pertanyaan dalam
bentuk kuisioner/angket mengenai objek dan masalah yang sedang diteliti, serta
melakukan dokumentasi lapangan.
Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan :
1. Analisis Biaya Usahatani
Untuk menghitung seluruh biaya digunakan rumus :

TC = TFC + TVC

4
Dimana :
TC = Total cost ( Total Biaya / Rupiah)
TFC = Total Fixed Cos ( Total Biaya Tetap / Rupiah)
TVC = Total Variabel Cost ( Total Biaya Variabel /Rupiah)

2. Analisis Pendapatan
Untuk menghitung pendapatan atau keuntungan, yang harus diketahui
terlebih dahulu adalah penerimaan (TR).
a. Penerimaan usahatani (TR) diperoleh dengan menggunakan rumus
:
TR = P x Q
Dimana :
P = Price (Harga jual Produksi)
Q = Quantity (Jumlah Produksi)
b. Pendapatan usahatani diperoleh dengan menggunakan rumus :
= TR - TC
Dimana :
= Keuntungan/Pendapatan bersih
TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
TC = Total Cost (Total Biaya)

3. Biaya Penyusutan Alat

Nilai Baru Nilai Sekarang


Depresiasi = x Jumlah Alat
Lama Pemakaian

4. Biaya Tenaga Kerja

Jumlah Hari x Jumlah Jam x Jumlah Orang x Jenis Tenaga Kerja


HKSP =
7
5. Analisis R/C Ratio
Analisis R/C Ratio digunakan untuk mengetahui kelayakan usahatani.
Untuk mengetahui kelayakan usahatani jagung digunakan rumus :

R/C Ratio = TR/TC

Dimana : R/C Ratio = Keuntungan/Pendapatan bersih


TR = Total Revenue (Penerimaan)
TC = Total Cost (Biaya)
Dengan Kriteria :
Apabila, R/C Ratio > 1, usahatani durian menguntungkan
R/C Ratio = 1, usahatani durian impas
R/C Ratio < 1, usahatani durian merugikan

5
HASIL DAN PEMBAHASAN

Durian adalah salah satu tanaman holtikultura yang sangat di sukai


masyarakat Indonesia karena baunya yang harum dan rasanya enak. Di Desa
Sigaso durian merupakan salah satu usahatani dan potensi produksi pertanian
yang terkenal di daerah tersebut adalah komoditi durian.
Usahatani tanaman durian petani sampel menghendaki tanah yang subur
(tanah yang kaya bahan organik). Partikel penyusun tanah seimbang antara pasir,
liat dan debu, tanah yang cocok untuk tanaman durian adalah jenis tanah
grumusol dan ondosol. Tanah yang memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan
kelam, struktuk tanah lapisan atas berbutir-butir, sedangkan bagian bawah
bergumpal, dan kemampuan mengikat air tinggi. Tanaman durian termasuk
tanaman tahunan dengan perakaran dalam, maka membutuhkan air tanah dengan
keadaan cukup. Ketinggian tempat untuk bertanam durian tidak boleh lebih dari
800 m. Tetapi ada juga tanaman durian yang cocoki ditanam diberbagai
ketinggian. Tanah yang berbukit kurang praktis dari pada lahan yang datar rata.
Lahan yang digunakan untuk tanaman durian adalah lahan petani sampel yang
telah lama berusahatani berdasarkan status kepemilikan lahan, baik itu lahan
sendiri maupun lahan petani lain. Berdasarkan fakta di lapangan bahwa status
lahan dalam usahatani durian petani sampel ini semuanya mempunyai lahan milik
sendiri. Pengenalan dan pemahaman unsur pokok usahatani menjadi sangat
penting, terutama dalam kepemilikian lahan dan pengusaha. Dengan pemilikan
lahan akan memberi peningkatan pendapatan ekonomi bagi keluarga petani.
Dalam usahatani durian petani sampel menggunakan alat-alat seperti parang dan
Cangkul digunakan untuk membersihkan lahan yang akan ditanami bibit durian,
kemudian skop dan linggis digunakan untuk menggali lubang pada saat menanam.
Selain itu luas lahan petani yang paling besar mencapai 1 Ha dan yang paling
kecil 0,2 Ha dengan rata-rata 0,55 Ha, dan produksi sebesar 292,668 buah/tahun.
Di lokasi tersebut durian yang diusahakan waktu panennya bervariasi
dalam setahun berbeda-beda, ada yang waktu panennya jatuh pada awal tahun
(bulan Pebruari) adapula jatuh pada akhir tahun (bulan Oktober) dan waktu panen
satu kali setahun. Produksi buah durian petani sampel pada tahun-tahun awal
panen menghasilkan produksi yang besar (antara 300-610 buah/tahun), akan tetapi
pada tahun berikut produksi durian menurun (antara 20-200 buah/tahun).
Akibatnya karena pohon yang dimilki kini sedikit, dipengaruhi oleh beberapa
hama/penyakit sehingga sebagian pohon telah mati. Ditempat penelitian jumlah
pohon yang dimiliki oleh petani responden dari tahun pertama sampai tahun
ketiga mencapai rata-rata 17 pohon/responden, namun pada tahun keempat dan
tahun kelima menurun yaitu mencapai rata-rata 9 pohon/responden, rata-rata
jumlah pohon dalam lima tahun adalah sebesar 14 pohon/responden. Adapun
harga jual yang diteliti berkisar Rp 2.500 Rp 35.000/buah.
Karakteristik usahatani durian dalam penelitian ini berupa jenis usahatani,
status lahan, luas lahan, pengalaman menanam durian, sifat usahatani dan pola
yang di gunakan oleh petani responden usahatani durian merupakan jenis

6
usahatani dilaksanakan oleh petani sampel, petani yang mengusahakan tanaman
durian berjumlah 24 orang.
Biaya tetap merupakan biaya yang tetap dikeluarkan selama proses
produksi, dimana biaya-biaya ini meliputi Pajak Lahan, Penyusutan Alat, dan
upah tenaga kerja dalam keluarga. Pada Tabel 1 berikut dapat dilihat biaya tetap
yang dikeluarkan selama satu musim tanam durian di Desa Sigaso.
Tabel 1. Biaya Tetap Petani Responden Usahatani Durian di Desa Sigaso
Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara, 2013
Pajak Tenaga Kerja
Penyusutan Total Biaya
No Tahun Lahan Dalam
Alat (Rp) Tetap (Rp)
(Rp/Ha) Keluarga (Rp)
1 Ke-1 89.333,00 12.748,00 136.000,00 238.081,00
2 Ke-2 89.333,00 3.911,00 140.000,00 233.244,00
3 Ke-3 89.333,00 3.911,00 147.000,00 240.244,00
4 Ke-4 89.333,00 3.911,00 152.500,00 245.744,00
5 Ke-5 89.333,00 3.911,00 162.500,00 255.744,00
Jumlah 446.665,00 28.392,00 738.000,00 1.213.057,00
Rata-Rata 89.333,00 5.678.40 147.600,00 242.611.40
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
Tabel 1. menunjukan biaya tetap tertinggi berada pada tahun ke-5 yaitu
sebesar Rp 255.744,00 dan biaya tetap terendah berada pada tahun ke-2 yaitu
sebesar Rp 233.244,00. Dari Tabel diatas dapat dilihat bahwa biaya pajak lahan
dikeluarkan petani setiap tahun yaitu nilai rata-rata Rp 89.333,00, biaya
penyusutan alat yang dikeluarkan yaitu nilai rata-rata Rp 5.678.40, dan biaya
tenaga kerja dalam keluarga yang dikeluarkan yaitu nilai rata-rata Rp 147.600,00,
maka nilai rata-rata total biaya tetap sebesar Rp 242.611.40.
Biaya variabel sangat berpengaruh terhadap hasil produksi. Biaya variable
dapat berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya produksi durian yang diinginkan
petani. Total biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Biaya Variabel Petani Responden Usahatani Durian di Desa Sigaso
Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara, 2013
Biaya Pembuatan Biaya Total Biaya
No Tahun
Pondok (Rp) Transportasi (Rp) Variabel (/Rp)
1 Ke-1 162.041,67 11.041,67 173.083,34
2 Ke-2 - 10.750,00 10.750,00
3 Ke-3 - 13.000,00 13.000,00
4 Ke-4 - 13.125,00 13.125,00
5 Ke-5 - 13.958,00 13.958,00
Jumlah 162.041,67 61.874,67 223.916,34
Rata-rata 32.408,334 12.374,934 44.783,268
Sumber : Analisis Data Primer, 2013

7
Tabel 2. menunjukan biaya variabel tertinggi berada pada tahun pertama
yaitu senilai Rp 173.083,34 dan biaya tetap terendah berada pada tahun ke-2 yaitu
senilai Rp 10.750,00 dengan rata-rata senilai Rp 44.783,268.
Biaya total merupakan biaya keseluruhan yang digunakan selama proses
usahatani durian selama satu musim tanam yaitu meliputi penjumlahan antara
biaya total biaya tetap dan total biaya variabel yang digunakan. Tabel biaya durian
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Total Biaya Usahatani Durian di Desa Sigaso Kecamatan Atinggola
Kabupaten Gorontalo Utara, 2013
Total Biaya
Total Biaya Biaya Total
No Tahun Variabel
Tetap (Rp) (Rp) (1+2)
(Rp)
1 Ke-1 238.081,00 173.083,34 411.164,34
2 Ke-2 233.244,00 10.750,00 243.994,00
3 Ke-3 240.244,00 13.000,00 253.244,00
4 Ke-4 245.744,00 13.125,00 258.869,00
5 Ke-5 255.744,00 13.958,00 269.702,00
Jumlah 1.213.057,00 223.916,34 1.436.973,34
Rata-rata 242.611,40 44.783,27 287.394,67
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
Tabel 3. menunjukan biaya total tertinggi yang dikeluarkan petani terdapat
pada tahun pertama yaitu senilai Rp 411.164,34 dan biaya total terendah yang
dikeluarkan petani terdapat pada tahun ke-2 yaitu senilai Rp 243.994,00 dengan
biaya total yaitu nilai rata-rata Rp 287.394.67.
Hasil akhir dari suatu proses produksi durian adalah produk atau output.
Produk atau produksi dalam bidang pertanian atau lainnya dapat bervariasi yang
antara lain disebabkan karena perbedaan kualitas. Di Desa Sigaso produksi
usahatani durian dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Produksi Buah Durian di Desa Sigaso Kecamatan Atinggola Kabupaten
Gorontalo Utara, 2013
Rata-Rata Produksi
Tahun Panen
(Buah (Kg) / Tahun)
Ke-1 (2007) 350,590
Ke-2 (2008) 471,083
Ke-3 (2009) 393,125
Ke-4 (2010) 156,250
Ke-5 (2011) 92,291
Jumlah 1.463,339
Rata-rata 292,668
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
Berdasarkan Tabel 4. menunjukan besarnya rata-rata produksi yang
tertinggi terdapat pada tahun ke-2 senilai 471,083 dan rata-rata produksi yang
paling rendah terdapat pada tahun ke-5 senilai 92,291, jadi jumlah rata-rata

8
produksi senilai 1.463,339 dengan nilai rata-rata yang dibagi dalam 5 tahun
adalah senilai 292,668. Dapat dilihat bahwa produksi tahun pertama sampai tahun
kedua produksinya meningkat akan tetapi pada tahun ketiga sampai tahun kelima
mengalami penurunan, diakibatkan karena produksi buah durian ditempat
penelitian ini pohonya berkurang karena terserang oleh beberapa hama dan
penyakit dan dipengaruhi oleh terjadinya musim panen pada musim hujan, jadi
produksinya menurun.
Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara produksi buah durian yang
diperoleh selama satu musim tanaman dengan harga jual. Di Desa Sigaso nilai
produksi usahatani durian dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai Produksi Durian Petani Sampel di Desa Sigaso Kecamatan
Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara, 2013
Rata-Rata Penerimaan
Tahun Panen
(Rp/Tahun)
Ke-1 (2007) 1.115.041,67
Ke-2 (2008) 3.251.485,00
Ke-3 (2009) 3.153.125,00
Ke-4 (2010) 3.132.500,00
Ke-5 (2011) 1.946.666,67
Jumlah 12.598.818,34
Rata-rata 2.519.763,67
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
Berdasarkan Tabel 5. menunjukan besarnya rata-rata nilai produksi yang
tertinggi terdapat pada tahun ke-2 senilai Rp 3.251.485,00 dan rata-rata nilai
produksi yang paling rendah terdapat pada tahun ke-4 senilai Rp 1.115.041,67.
Jadi jumlah rata-rata nilai produksi senilai Rp 12.598.818,34 dengan nilai rata-rata
yang dibagi dalam 5 tahun adalah senilai Rp 2.519.763,67. Dapat dilihat
penerimaan bahwa pada tahun pertama sampai tahun kedua meningkat, kemudian
tahun ketiga sampai kelima menurun, diakibatkan karena penerimaan buah durian
ditempat penelitian ini produksinya berkurang karena terserang oleh beberapa
hama dan penyakit dan dipengaruhi oleh terjadinya musim panen pada musim
hujan, jadi penerimaan menurun.
Pendapatan yang didapatkan petani diperoleh dari selisih antara total
pendapatan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan selama proses
produksi buah durian. Tingkat keuntungan dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

9
Tabel 6. Nilai Penerimaan, Biaya dan Pendapatan Rata-rata dari Usahatani Durian
di Desa Sigaso Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara, 2013
Total Penerimaan Total Biaya Pendapatan
No Tahun
(Rp/Panen/Tahun) (Rp) Bersih (1-2) (Rp)
1 Ke-1 (2007) 1.115.041,67 411.164,34 703.877.33
2 Ke-2 (2008) 3.251.485,00 243.994,00 3.007.491,00
3 Ke-3 (2009) 3.153.125,00 253.244,00 2.899.881,00
4 Ke-4 (2010) 3.132.500,00 258.869,00 2.873.631,00
5 Ke-5 (2011) 1.946.666,67 269.702,00 1.676.964,67
Jumlah 12.598.818,34 1.436.973,34 11.161.845,00
Rata-rata 2.519.763,67 287.394,67 2.232.369,00
Sumber : Analisis Data Primer, 2013

Tabel 6. di atas mengambarkan pendapatan yang tertinggi terdapat pada


tahun kedua yaitu senilai Rp 3.007.491,00, pendapatan yang terendah terdapat
pada tahun pertama yaitu senilai Rp 703.877.33. Kemudian untuk total biaya
yang dikeluarkan untuk lima tahun dengan rata-rata senilai Rp 287.394,67 dan
penerimaan yang dikeluarkan untuk lima tahun dengan rata-rata senilai
Rp 2.519.763,67. Jadi selisih pendapatan yang diperoleh petani durian di Desa
Sigaso berjumlah Rp 11.161.845,00 dengan rata-rata senilai Rp 2.232.369,00.
Total penerimaan dan total biaya usahatani durian di Desa Sigaso Kecamatan
Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara yang dianalisis dengan pendapatan
usahatani ternyata hasil dari tahun pertama sampai tahun kedua meningkat, tahun
ketiga sampai tahun kelima menurun.
Pendapatan Usahatani dapat dianalisis dengan menggunakan R/C Ratio,
R/C Ratio ini digunakan untuk mengetahui apakah usahatani durian di Desa
Sigaso dapat memberikan keuntungan atau tidak, adapun analisis keuntungan
adalah sebagai berikut.

Tabel 7. Analisis R/C Ratio Usahatani Durian di Desa Sigaso Kecamatan


Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara, 2013
Total Penerimaan Total Biaya R/C Ratio
No Tahun
(Rp/Panen/Tahun) (Rp) (Rp)
1 Ke-1 (2007) 1.115.041,67 411.164,34 2,711
2 Ke-2 (2008) 3.251.485,00 243.994,00 13,326
3 Ke-3 (2009) 3.153.125,00 253.244,00 12,450
4 Ke-4 (2010) 3.132.500,00 258.869,00 11,100
5 Ke-5 (2011) 1.946.666,67 269.702,00 7,217
Jumlah 12.598.818,34 1.436.973,34 46.804
Rata-Rata 2.519.763,668 287.394,67 9.360
Sumber : Analisis Data Primer, 2013
Berdasarkan perhitungan R/C Ratio diatas dapat disimpulkan bahwa
usahatani durian di Desa Sigaso Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo
Utara berada pada posisi menguntungkan dimana R/C Ratio untuk tahun pertama

10
yaitu Rp 2,711, R/C Ratio tahun kedua yaitu Rp 13,326, R/C Ratio tahun ketiga
yaitu Rp 12,450, R/C Ratio tahun keempat yaitu Rp 11,100, dan R/C Ratio tahun
kelima yaitu Rp 7,217. Untuk R/C Ratio lima tahun panen pertama di Desa Sigaso
memperoleh jumlah nilai sebesar Rp 46.804 dengan rata-rata nilai sebesar Rp
9.360, karena nilai diperoleh lebih besar dari 1, artinya bahwa setiap pengeluaragn
1 rupiah dapat memberikan penerimaan sebesar Rp 9.360 maka usahatani durian
menguntungkan dan layak untuk diusahakan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka kesimpulan dari


penelitian ini adalah : (1). Struktur biaya usahatani durian di Desa Sigaso
Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara meliputi biaya tetap (pajak
lahan, penyusutan alat, dan tenaga kerja dalam keluarga yakni pemeliharaan
usahatani durian dalam lima tahun sebelum panen) dengan total biaya tetap
berjumlah Rp 1.213.057,00 dengan rata-rata senilai Rp 242.611,40 dan biaya
variabel (biaya pembuatan pondok dan biaya transportasi) dengan total biaya
variabel berjumlah Rp 223.916,34 dengan rata-rata senilai Rp 44.783,27. (2).
Tingkat Pendapatan yang diperoleh pada usahatani durian di Desa Sigaso
Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara yaitu berjumlah Rp
11.161.845,00 dengan rata-rata senilai Rp 2.232.369,00.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abas, S. 2012. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-faktor Produksi dan


Keuntungan Pada Usahatani Tomat di Desa Hulawa Kecamatan Telaga
Kabupaten Gorontalo. Skripsi. Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-ilmu
Pertanian Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia (UI-


PRESS).

Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikultura. 2011. Produksi Buah-
buahan di Indonesia dalam angka. Indonesia.

Bahua, Ikbal. 2008. Analisis Usahatani Jagung Pada Lahan Kering di Kecamatan
Limboto Kabupaten Gorontalo. Jurnal Penyuluhan. Maret 2008. Vol 4 No.
1 : 1858-2664. http//:www.ristek.go.id. Di akses 6 Maret 2013.

Beattie dan Taylor. 1994. Ekonomi Produksi. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta, Indonesia.

Budiono. 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi. No.1 (Ekonomi Mikro). BPFE,


Yogyakarta.

Case dan Fair. 2002. Edisi Kelima Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro. PT


Prenhallindo Jakarta. Indonesia.

Chourmain. 1997. Pengantar Ilmu Ekonomi : Konsep-Konsep Dasar Ekonomi.


Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta.

Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo. 2012. Produksi Buah Durian. Gorontalo.

Dwi Wahyu Fuji Lestari, Nella Naomi D dan M. Najib, 2011. Analisis pendapatan
dan titik impas usahatani mentimun (cucumis sativus l.) Di desa
bangunrejo kecamatan tenggarong Seberang kabupaten kutai kartanegara.
Jurnal EPP. Vol. 8 No. 2. 2011: 28 32. Program Studi Agribisnis,
Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. Samarinda.

Guntur. 2005. Analisis Pendapatan Usahatani Semangka Non Biji, Studi Kasus di
Desa Sraten, Kecamatan Cluring, Kabupaten Bayunwangi. Skripsi.
Fakultas Pertanian, Universitas Wisnawardhana Malang.

Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Hernanto. 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Jaya. Jakarta.

12
Khairuddin. 2000. Pembangunan Masyarakat . Liberti Yogyakarta.
Kurnisari, P. 2011. Analisis Efisiensi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Produksi Industri Kecil Kabupaten Kendal. Jurnal Volume 8 No 2.
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, Semarang.

Marhawati. 2010. Analisis Pendapatan Usahatani Jagung Kuning Di Desa


Kalimporo, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto. Skripsi. Fakultas
Ekonomi UNM, Sulawesi Selatan.

Mosher. 1968. Menggerakan dan Membangun Pertanian. Yasaguna, Jakarta.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Pustaka LP3ES,


Indonesia.

Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian, Edisi 3. LP3ES, Jakarta.

Pasaribu, N. 2000. Analisis Usahatani Durian dalam Meningkatkan Pendapatan


Petani. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Prayitno, H dan L. Arsyad. 1997. Petani Desa dan Kemiskinan. BPFE.


Yogyakarta.

Rivan. Moh. (2000). Analisis Pendapatan dan Tingkat Pengembalian Investasi


pada Usahatani Kakao (Studi Kasus di Desa Kasimbar Kecamatan
Ampibabo Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Setiadi. 2006. Budidaya Tanaman Durian. LP3ES, Jakarta.

Silvia. V. 2007. Tingkat keuntungan Usahatani Komoditi Kepa Sawit Rakyat di


Provinsi Aceh. Jurnal. Fakultas Ekonomi. Universitas Syiah Kuala.

Soeharjo dan Patong. 1973. Ilmu Usahatani. Penebar Jaya. Jakarta.

Soekartawi. 1995. Pembangunan Pertanian. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta

Soekartawi. 1994. Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis


Fungsi Cobb Douglas. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.

Soekartawi. 1986. Ilmu usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani


Kecil. Universitas Indonesia. Jakarta.

Soekartawi. 2003. Agribisnis Teori Dan Aplikasi. PT Raja Grafindo Persada,


Jakarta.

13

You might also like