Jurnal Pendidikan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP

INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA POWER POINT


TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS
XI IPA SMA NEGERI 1 SUNGAI GERINGGING
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh:
Putri Indah Permata Sari1, Rina Widiana2, Annika Maizeli2
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi
2
Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP PGRI Sumatera Barat

Email:Putriindahpermata30@yahoo.com

ABSTRACT

The background of this research is based on low result score in Biology subject of the students at
class XI IPA in SMAN 1 Sungai Geringging. One of the problem is the learning process is still
centered on the teacher by used the method of lectures, so the students are less motivated in the
learning process. In addition, teachers also used the whiteboard equipment to help teachers in
delivering the learning material. Therefore, it makes the students has less interested to participate
in the learning process of biology class, because the students only focused to copy the material on
the blackboard. The purpose of this study was to determine the effect of applying the learning
model of Group Investigation (GI) with Power Point media on learning outcomes biology class XI
IPA at SMAN 1 Geringging in academic 2015/2016. This experimental study was designed with
Randomized Control Group Posttest-Only Design. The population of this study are all class XI
students enrolled in the academic year 2015/2016. The sampling method is purposive sampling.
The experimental class and control class derived from class XI IPA 1 as an experimental class and
class XI IPA 4 as the control class. Instruments used in the cognitive domain by given through
written tests with the multiple choice form of 40 items. Affective and psychomotor by used
observation sheet attitudes (respect the opinion of friends, responsible, and polite communicate
during the learning process) and skills (completeness of the report discussion, conclusions on the
outcome of discussions and neatness, cleanliness and clarity in the writing). The result analysis of
data by used techniques of cognitive domains using t-test is obtained t (3,67)> t table (1.67) and
the hypothesis of this study was accepted. In the affective domain values obtained grade students
perform experiments that B (3.60) and the control class is B (3.56), whereas the values obtained
psychomotor skills of the experimental class that is A- (3.78) and the control class is B + (3.27).
Finally, from this study it can be concluded that the learning model of Group Investigation (GI)
with Media Power Point has the on the learning outcomes of biology class XI IPA at SMAN 1
Sungai Geringging toward Human Reproductive System material in the academic year 2015/2016.

Key words: Learning Model Group Investigation (GI), Power Point Media, the result of study
biology.

PENDAHULUAN karakteristik pembelajaran biologi adalah


menghendaki peran aktif siswa secara utuh
dalam melakukan pengamatan, meramalkan,
Biologi merupakan salah satu mata
menggunakan alat dan bahan belajar,
pelajaran formal yang berperan penting
menerapkan..konsep..dan mengkomunikasi-
dalam menunjang perkembangan ilmu
kan hasil penelitian guna mencapai hasil
pengetahuan dan teknologi. Salah satu
belajar yang optimal. Oleh karena itu, proses

1
pembelajaran..diarahkan untuk..memberda- yang dapat meningkatkan motivasi dan
yakan semua potensi siswa menjadi keaktifan siswa sehingga hasil belajar siswa
kompetensi yang diharapkan. dapat meningkat. Salah satunya guru dapat
Berdasarkan hasil observasi dan menggunakan model pembelajaran Group
wawancara pada bulan September Tahun Investigation (GI).
2015 dengan guru biologi di kelas XI IPA Model pembelajaraan Group
SMA Negeri 1 Sungai Geringging bahwa Investigation (GI) diharapkan dapat
guru mengungkapkan masih menggunakan meningkatkan kualitas pembelajaran siswa,
pembelajaran langsung dengan metode karena dalam pembelajaran ini, siswa
ceramah dan tanya jawab. Bukan berarti dituntut untuk menguasai materi pelajaran
metode ceramah tidak baik, akan tetapi tidak dan keterlibatan siswa secara intelektual dan
semua fakta, konsep dan prinsip dalam emosional. Hal ini terlihat dari kelebihan
biologi dapat disampaikan melalui metode model pembelajaran kooperatif tipe Group
ceramah. Hal tersebut mengakibatkan hasil Investigation (GI) menurut Istarani
belajar siswa rendah tidak mencapai Kriteria (2014:87) adalah dapat memadukan antara
Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah siswa yang berbeda kemampuan, melatih
ditetapkan oleh sekolah. siswa untuk meningkatkan kerjasama untuk
Hal ini dapat terlihat pada nilai mngeluarkan ide-ide baru dan melatih siswa
Ulangan Harian (UH) Biologi siswa pada untuk bertanggung jawab terhadap tugas
materi sistem reproduksi manusia kelas XI yang diberikan.
IPA SMA Negeri 1 Sungai Geringging Selain penggunaan model
semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. pembelajaran yang bervariasi, guru juga
Rata- rata nilai kelas XI IPA 1 70,64, kelas dituntut untuk menggunakan media
XI IPA 2 nilai rata-ratanya 69,26, kelas XI pembelajaran yang bervariasi pula, guna
IPA 3 nilai rata-ratanya 72,31, dan kelas XI menunjang proses pembelajaran yang
IPA 4 nilai rata-ratanya 78,00. Dari nilai efektif. Salah satu media yang sesuai untuk
tersebut dapat disimpulkan bahwa dipadukan dengan model pembelajaran
kemampuan belajar biologi siswa masih Group Investigation (GI) adalah media
rendah dan belum mencapai batas Kriteria Power Point. Fungsi dari media Power Point
Ketuntasan Minimum (KKM) yang dalam pembelajaran ini adalah sebagai
ditetapkan oleh sekolah untuk pelajaran arahan bagi siswa dalam memahami materi
biologi yaitu 78,00. Persentase ketuntasan tentang sistem reproduksi manusia dan
hasil belajar yang diperoleh dari semua kelas penguatan materi bagi guru. Adapun
XI IPA pada materi sistem reproduksi yang kelebihan dari media Power Point menurut
berjumlah 135 siswa dengan 86 siswa yang Arsyad (2013:65) adalah pembelajaran akan
tuntas adalah 66,56 %. menjadi lebih menarik, menyampaikan
Selain itu, guru belum pembelajaran akan lebih efektif dan efisien
menggunakan media yang bervariasi dalam sehingga merangsang siswa untuk
proses pembelajaran. Guru hanya mengetahui lebih jauh materi yang akan
memanfaatkan media konvensional seperti disajikan.
media papan tulis. Hal tersebut membuat Penelitian ini bertujuan untuk
pembelajaran biologi menjadi kurang mengetahui pengaruh penerapan model
menarik karena siswa hanya terfokus untuk pembelajaran Group Investigation (GI)
menyalin tulisan yang ada di papan tulis. disertai media Power Point terhadap hasil
Sementara pada materi sistem reproduksi belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA
manusia dibutuhkan suatu media yang dapat Negeri 1 Sungai Geringging Tahun
memotivasi siswa dalam memahami materi Pelajaran 2015/2016.
sistem reproduksi ini, dimana materi ini
menuntut pemahaman struktur organ METODE PENELITIAN
reproduksi dan proses spermatogenesis dan
oogenesis yang sebaiknya disampaikan
Jenis penelitian yang telah
dengan media yang tepat.
dilakukan adalah penelitian eksperimen.
Salah satu upaya yang dilakukan
Rancangan penelitian yang digunakan
untuk mengatasi masalah di atas adalah guru
adalah Randomized Control-Group Posttest
perlu memilih metode, model dan media
Only Design yaitu Penelitian menggunakan

2
sekelompok subyek penelitian dari suatu coba tes dilakukan validitas tes, indeks
populasi tertentu, kemudian dikelompokkan kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas.
dengan menggunakan purposive sampling. Dari hasil data tersebut didapatkan 40 soal
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan yg terpakai dari 89 soal.
April 2016 di SMA Negeri 1 Sungai Teknik analisis data tes akhir
Geringging Tahun Pelajaran 2015/2016 dilakukan uji normalitas, uji homogenitas
Populasi dalam penelitian ini adalah dan uji hipotesis.
seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Sungai Geringging pada semester II Tahun HASIL PENELITIAN
Pelajaran 2015/ 2016 yang terdiri dari 5
kelas. Sampel yang digunakan dalam
Berdasarkan penelitian yang telah
penelitian ini yaitu kelas eksperimen dan
dilakukan pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
kontrol meliputi tiga ranah yaitu ranah
Instrumen yang digunakan dalam
afektif, kognitif, dan psikomotor, maka
penelitian ini adalah soal yang diberikan
diperoleh data hasil belajar siswa dalam
melalui tes hasil belajar untuk ranah
pembelajaran biologi pada materi sistem
kognitif, lembar penilaian observasi untuk
reproduksi manusia seperti pada Tabel 17.
ranah afektif dan ranah psikomotor. Pada uji

Tabel 17. Rata-rata Hasil Belajar Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol
Afektif Kognitif Psikomotor
No Kelas Nilai Predikat Nilai Nilai Predikat
1 Eksperimen 3,60 B 78,03 3,78 A-
2 Kontrol 3,56 B 70,33 3,27 B+

1. Ranah Afektif rata-rata siswa yang telah diperoleh dapat


Penilaian afektif dilakukan selama dilihat pada Gambar 2.
proses pembelajaran berlangsung. Data nilai

Gambar 2. Rata-rata nilai Afektif Siswa Kedua Kelas Sampel

3
Deskripsi data penilaian ini 2..Ranah Kognitif
ditunjukkan dengan nilai modus dalam kelas Dari hasil penelitian yang telah
eksperimen dan kelas kontrol untuk dilakukan pada kedua kelas sampel
memperoleh kriteria siswa untuk setiap diperoleh data hasil belajar siswa pada ranah
indikator yang dinilai. Indikator yang dinilai kognitif. Data tersebut diperoleh dari tes
yaitu..menghargai..pendapat..teman..bertang akhir yang dilakukan dengan menggunakan
-gung jawab dan santun berkomunikasi pada soal berupa objektif sebanyak 40 butir soal.
saat..proses..pembelajaran..Pada..kelas..eks- Tes akhir diikuti oleh seluruh siswa kelas
perimen didapatkan nilai modus secara eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-rata
keseluruhan yaitu 3,60 dan nilai modus hasil belajar siswa kelas eksperimen dan
pada kelas kontrol adalah 3,56. kelas kontrol Tahun Pelajaran 2015/2016
yang diperoleh, dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18 . Nilai Rata-rata Hasil Belajar dan Persentase Ketuntasan Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
No Parameter Perlakuan Keterangan
Eksperimen Kontrol
1. Nilai Rata rata Hasil Belajar 78,03 70,33 Eksp > Kontrol
2. Persentase ketuntasan 44,39% 15,16% Eksp > Kontrol

Berdasarkan nilai rata-rata hasil materi sistem reproduksi manusia dapat


belajar yang terdapat dalam Tabel 18, dilihat pada Gambar 3 dan persentase
persentase ketuntasan hasil belajar biologi ketuntasan pada Gambar 4.
kelas eksperimen dan kelas kontrol tentang

100
100 90
90
78,03 80
80 70,33 70
70
60
60 44.39 Kelas
50
Nilai rata-rata hasil belajar

Eksperimen
50 Kelas Eksperimen
ketuntasan(%)

40 Kelas Kontrol
40 Kelas Kontrol 30
30 15.16
20
20
10
10 XI IPA 1 XI IPA 4

0
XI IPA 1 XI IPA 4

X
Gambar 4. Persentase Ketuntasan Nilai
Kognitif Kedua Kelas Sampel
Gambar 3. Nilai Rata-rata Kognitif
Kedua Kelas Sampel

Berdasarkan Gambar 3 dan 4, dengan model pembelajaran kooperatif tipe


dapat dilihat bahwa hasil belajar Biologi Group Investigation (GI) disertai media
ranah kognitif pada kelas eksperimen Power Point lebih tinggi dibandingkan kelas

4
kontrol yang menggunakan metode ceramah dapat dinyatakan bahwa hipotesis penelitian
dan tanya jawab. Hal ini tergambar dari nilai diterima.
rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
adalah 78,03 dengan persentase ketuntasan 3. Ranah Psikomotor
yaitu 44,39% dan kelas kontrol adalah 70,33 Penilaian psikomotor dilakukan
dengan persentase ketuntasan 15,16%. pada kedua kelas sampel yaitu pada kelas
hasil analisis uji normalitas pada eksperimen dinilai dari hasil laporan siswa
kelas eksperimen didapatkan L0 0,0116 < setelah melakukan diskusi dan presentasi
Ltabel 0,161 dan pada kelas kontrol L0 0,114 sedangkan pada kelas kontrol yang dinilai
< Ltabel 0,161, hal ini menunjukkan bahwa adalah resume siswa setiap pertemuan yang
data sampel berdistribusi normal. Hasil uji dibuat setelah guru menerangkan materi
homogenitas pada kelas sampel didapatkan pada saat proses pembelajaran. Data hasil
Fhitung 1,42 < Ftabel 1,88 maka varians data penilaian psikomotor pada kelas eksperimen
dari kedua kelas sampel homogen. dan kontrol dapat dilihat pada Gambar 5.
Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas
maka uji hipotesis yang digunakan adalah
uji-t. Dari hasil uji hipotesis ranah kognitif
didapatkan t-hitung 3,67 > t-tabel 1,67, jadi

5
Nilai rata-rata indikator

4 3,46 3,29
3,03 2,94 3,03 2,87
3
Kelas Eksperimen
2
Kelas Kontrol
1
0
Kelengkapan Simpulan hasil Kerapian, kebersihan dan
diskusi/ Resume kejelasan dalam penulisan
laporan

Gambar 5. Nilai Rata-rata Masing-masing Indikator Psikomotor Kelas Sampel

Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa


selama empat kali pertemuan pada kelas
eksperimen didapatkan nilai tertinggi 3,46
pada kelengkapan laporan diskusi, 5
sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai
3,03 pada kriteria yang sama. 3,78
4
Nilai rata-rata Capaian

Pencapaian optimum penilaian 3,27


Kelas
ranah psikomotor pada kedua kelas sampel eksperimen
yaitu kelas eksperimen 3,78 dengan grade 3
Kelas
A- dan kelas kontrol 3,27 (B+). Deskripsi kontrol
nilai kedua sampel dapat dilihat pada 2
Optimum

Gambar 6.
1
IPA 1 IPA 4

Gambar 6. Nilai Rata-rata Capaian Optimum


Psikomotor Kelas Sampel

5
PEMBAHASAN
Menurut Sunarti (2014: 76) selama proses
1. Ranah Afektif pembelajaran siswa memiliki tanggung
Data penelitian ranah afektif pada jawab untuk menyelesaikan tugas yang
kelas eksperimen diperoleh melalui diberikan kepadanya.
pengamatan selama proses pembelajaran Nilai afektif pada kelas kontrol
berlangsung yaitu empat kali pertemuan. dilihat dari nilai rata-rata modus per
Saat proses pembelajaran siswa ikut indikator tidak jauh berbeda. Nilai modus
berperan aktif. Hal ini terlihat dari adanya indikator tertinggi adalah pada aspek santun
tanggung jawab masing-masing siswa berkomunikasi pada saat proses
terhadap tugas kelompok, adanya keinginan pembelajaran memiliki predikat B dengan
siswa untuk mendengarkan dan menghargai nilai 3,7. Pada indikator ini, siswa telah
pendapat teman dalam proses pembelajaran dapat menggunakan bahasa komunikasi
saat kelompok lain mempresentasikan hasil yang baik, sopan dan jelas saat membuat
investigasinya dan menanggapi pendapat resume atau kesimpulan pelajaran pada
dari kelompok lainnya. materi yang disampaikan oleh guru.
Menurut Latisma (2010: 192) hasil Pada indikator bertanggung jawab
afektif akan tampak pada peserta didik masing-masing siswa harus bertanggung
dalam bertingkah laku, seperti perhatiannya jawab dalam membuat resume yang telah
terhadap mata pelajaran, kedisiplinannya diterangkan oleh guru sesuai dengan tujuan
dalam mengikuti proses pembelajaran, pembelajaran. Sedangkan pada indikator
motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih menghargai pendapat teman dalam proses
banyak mengenai materi pelajaran pembelajaran, siswa sudah mampu
penghargaan atau rasa hormatnya terhadap menghargai pendapat teman saat proses
pendidik dan sebagainya. pembelajaran.
Berdasarkan data yang diperoleh
setelah dilakukan analisis modus, nilai 2. Ranah Kognitif
afektif secara keseluruhan pada kelas Berdasarkan hasil penelitian yang
eksperimen dari keempat pertemuan adalah diperoleh, hasil belajar siswa kelas
3,6 berada pada predikat B. Berdasarkan eksperimen lebih tinggi daripada kelas
indikator yang diamati, indikator yang kontrol yaitu kelas eksperimen 78,03 dan
memiliki modus tertinggi adalah indikator kelas kontrol 70,03 (Gambar 3). Tingginya
menghargai pendapat teman dan indikator hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
bertanggung jawab dalam proses karena menggunakan model pembelajaran
pembelajaran yang memilki predikat baik Group Investigation disertai media Power
(B) dengan nilai 3,63 . Point, sehingga siswa dapat terlibat aktif
Tingginya nilai modus pada pada saat proses pembelajaran. Model
indikator menghargai pendapat teman pembelajaran ini mengharuskan siswa dalam
terlihat pada masing-masing siswa yang kelompoknya bekerjasama untuk
serius mendengarkan dan menghargai menginvestigasi, menganalisis dan
pendapat teman dalam proses pembelajaran menafsirkan ide-ide baru dari materi yang
berlangsung seperti saat kelompok lain diberikan oleh guru melalui media power
mempresentasikan hasil investigasinya dan point, sehingga sampai pada kesimpulan
menanggapi pendapat dari kelompok yang yang berupa laporan kelompok.
lainnya. Tingginya nilai modus pada Pada kelas eksperimen hasil belajar
indikator bertanggung jawab dalam proses siswa yang di atas KKM sebanyak 11 orang
pembelajaran karena dalam model dengan persentase ketuntasan 44,39%
pembelajaran kooperatif tipe Group sedangkan hasil belajar siswa yang di bawah
Investigation disertai media Power Point, KKM sebanyak 27 orang. Rendahnya
siswa dalam kelompok yang telah ditentukan persentase ketuntasan siswa disebabkan
oleh guru ikut berperan aktif dalam karena tingkat kemampuan siswa yang
melaksaksanakan investigasi, menuliskan berbeda-beda. Jika dilihat dari uraian diatas
laporan diskusi dan presentasi kelompok maka lebih banyak kelas eksperimen yang
sesuai yang diperintahkan oleh guru. tuntas dibandingkan kelas kontrol, meskipun

6
belum mencapai 60% siswa yang tuntas. siswa untuk mengeluarkan ide dan gagasan
Menurut Djamarah (2010:107) apabila baru melalui penemuan yang ditemukannya.
bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari Hal ini sesuai dengan Lie (2010:34) bahwa
60% dikuasai oleh siswa maka tingkat keberhasilan suatu kelompok juga
keberhasilannya tergolong kurang. bergantung pada kesediaan para anggotanya
Penelitian ini belum menunjukkan untuk saling mendengarkan dan kemampuan
hasil belajar siswa yang optimal dengan nilai mereka untuk mengutarakan pendapat
di bawah KKM. Rendahnya hasil belajar mereka.
siswa dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal Terciptanya suasana pembelajaran
(KKM) disebabkan oleh karena siswa baru yang dapat memusatkan perhatian siswa
mengenal model pembelajaran kooperatif terhadap pembelajaran juga ditentukan oleh
tipe Group Investigation disertai media penggunaan media Power Point yang dapat
Power Point, selain itu dalam pelaksanaan meningkatkan keefektifan dalam proses
pembelajaran ini juga terkendala dengan belajar siswa. Media Power Point ini
lamanya siswa dalam mengerjakan laporan membuat siswa menjadi tertarik dalam
hasil diskusi kelompok karna siswa tidak belajar karena disampaikan secara utuh,
serius dalam mengerjakannya. Selain itu, ringkas dan cepat melalui point-point materi
materi sistem reproduksi merupakan materi dan dapat mempermudah siswa untuk
yang termasuk sulit dikarenakan pada materi memahami materi yang sedang dipelajari.
ini siswa dituntut untuk memahami struktur, Hal ini sejalan dengan Arsyad (2014: 19)
fungsi organ reproduksi dan mekanisme- bahwa pemakaian media pembelajaran
mekanisme pada masing-masing organ dalam proses belajar mengajar dapat
reproduksi tersebut. membangkitkan motivasi dan rangsangan
Pemahaman materi juga kegiatan belajar bahkan membawa
dipengaruhi oleh bahan ajar atau sumber pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
belajar yang mendukung. Sumber belajar siswa. Menurut Lufri (2007: 112) tanpa
yang digunakan dalam pembelajaran di kelas media, penyajian materi pelajaran menjadi
masih terdapat kekurangan dari segi bahasa kurang menarik, bahkan materi menjadi sulit
yang sulit dipahami oleh siswa. Seharusnya dipahami dan membosankan.
menggunakan bahasa yang mudah dipahami Pelaksanaan pembelajaran di kelas
oleh siswa. Supaya mampu membuat siswa kontrol menerapkan metode ceramah dan
mengerti akan materi yang dipelajari. Hal ini tanya jawab. Berdasarkan persentase
sejalan dengan Prastowo ( 2011:17) bahwa ketuntasan pada kelas kontrol adalah 15,16%
bahan ajar merupakan segala bahan (baik (Gambar 4) berada pada tingkatan yang
informasi, alat, maupun teks) yang rendah karena belum mencapai KKM.
disususun secara sistematis, yang Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan
menampilkan sosok utuh dari kompetensi karena adanya kelemahan metode ceramah
yang akan dikuasai peserta didik dan dan tanya jawab ini diantaranya
digunakan dalam proses pembelajaran pembelajaran berlangsung membosankan,
dengan tujuan perencanaan, penelaahan dan karena hanya berlangsung satu arah
implementasi pembelajaran. sehingga kurangnya interaksi antara siswa
Tingginya hasil belajar siswa kelas dengan guru serta siswa dengan siswa.
eksperimen dibandingkan dengan kelas Selain itu bahwa siswa hanya mendengarkan
kontrol pada ranah kognitif karena pada saja materi pembelajaran dari guru,
kelas eksperimen menerapkan model kemudian mencatat poin-poin penting
pembelajaran Group Investigation disertai tentang materi pembelajaran. Selain itu
media Power Point. Menurut Istarani pembelajaran hanya didominasi oleh siswa
(2014:87) Model pembelajaran ini yang aktif berbicara, materi hanya dikuasai
memadukan antara siswa yang berbeda oleh siswa yang pintar, sedangkan siswa lain
kemampuan melalui kelompok yang hanya diam atau pasif dalam menanggapi
heterogen, melatih siswa untuk bertanggung pertanyaan dan pengetahuan yang diperoleh
jawab sebab mereka diberi tugas untuk melalui ceramah lebih cepat terlupakan.Hal
diselesaikan dalam kelompok, melatih siswa ini sesuai dengan Lufri (2007: 33) bahwa
menemukan hal-hal baru dari hasil pembelajaran tidak bisa berjalan dengan
kelompok yang dilakukannya dan melatih

7
baik apabila anak didik tidak membaca menyebabkan rasa ingin tahu siswa terhadap
terlebih dahulu. materi yang dipelajari semakin tinggi
sekaligus mampu menguji rasa tanggung
3..Ranah Psikomotor jawab siswa terhadap tugas yang diberikan.
Psikomotor yang dinilai pada kelas Hal ini sejalan dengan Slavin (2005:220)
eksperimen adalah laporan diskusi dan pada menyatakan kegiatan diskusi kelompok dan
kelas kontrol adalah berupa resume. Laporan saling berbagi pendapat dapat melahirkan
diskusi siswa ini diberikan pada saat proses perluasan dan konflik serta keterampilan
pembelajaran. Pada kelas kontrol resume peserta didik.
diberikan setelah guru menerangkan materi Pada kelas kontrol memiliki nilai
di kelas. Pada kelas kontrol ada bebarapa capaian optimum yang diperoleh yaitu 3,27
siswa yang tidak membuat resume dan ada dengan predikat (B+). Pada indikator
juga resume kurang lengkap serta penulisan kelengkapan resume memperoleh nilai
juga masih kurang rapi dan beersih. capaian optimum 3,03. Pada indikator
Psikomotor siswa kelas eksperimen menyimpulkan resume memperoleh nilai
dalam menginvestigasi materi yang dipilih 2,94 dan hal ini juga membuat rendahnya
dari tiga indikator yaitu Simpulan hasil capaian optimum pada indikator kerapian,
diskusi, kelengkapan laporan dan kerapian, kebersihan, dan kejelasan tulisan yaitu 2,87.
kebersihan dan kejelasan tulisan. Nilai Rendahnya capaian nilai optimum
capaian optimum pada kelas eksperimen psikomotor pada kelas kontrol
adalah 3,78 dengan predikat A- (Gambar 6). dibandingkan dengan kelas eksperimen
Tingginya capaian optimum yang diperoleh disebabkan karena masih banyak siswa
siswa ini disebabkan karena pada umumnya membuat resume tidak sesuai dengan
kesusuaian menginvestigasi, membuat tuntutan tujuan pembelajaran dan
laporan sudah baik dan telah sesuai dengan keterbatasannya waktu membuat resume
tujuan pembelajaran meskipun ada juga siswa ada yang tidak lengkap walaupun
beberapa kelompok yang hasil siswa tersebut sudah melakukan tugas
menyimpulkannya kurang sesuai dengan dengan sungguh-sungguh.
hasil investigasinya. Kendala yang penulis temukan
Indikator kelengkapan laporan selama proses pembelajaran di kelas
diskusi memperoleh nilai capaian optimum eksperimen yaitu kelas XI IPA 1 adalah
adalah 3,46. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya pengelolaan kelas dan sulitnya
semua kelompok sudah membuat laporan mengontrol siswa dalam kerja kelompok
dengan baik dan sesuai dengan tujuan sehingga kelas masih ribut dalam proses
pembelajaran yang ditetapkan. pembelajaran. Pada kelas kontrol yaitu kelas
Menyimpulkan laporan diskusi memperoleh XI IPA 4 kendala yang dihadapi adalah
nilai capaian optimum 3,29, rendahnya masih ada beberapa siswa yang bermalasan
capaian optimum pada indikator untuk mengikuti pelajaran hal ini terlihat
menyimpulkan laporan ini dibandingkan pada saat guru menjelaskan materi, siswa
dengan indikator yang lainnya, disebabkan terlihat acuh tak acuh ketika menjelaskan
oleh kurangnya waktu pada saat membuat materi, membuat resume dan hasil belajar
laporan sehingga siswa sedikit kebingungan siswa masih belum mencapai kriteria
dalam menyimpulkan hasil laporan yang ketuntasan minimum (KKM).
dibuat oleh kelompoknya. Pada indikator
kerapian, kebersihan dan kejelasan dalam KESIMPULAN
penulisan memiliki nilai capaian optimum
3,03, hal ini juga menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian yang
laporan diskusi sudah ditulis dengan rapi, telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bersih dan jelas, sehingga keseluruhan dalam bahwa penerapan model pembelajaran
menginvestigasi topik yang dipilih. Group Investigation (GI) disertai Media
Tingginya nilai psikomotor siswa Power Point dapat meningkatkan hasil
pada kelas eksperimen karena pada kelas belajar biologi siswa pada ranah kognitif,
eksperimen diterapkan model pembelajaran afektif dan psikomotor kelas XI SMA
kooperatif tipe Group Investigation disertai Negeri 1 Sungai Geringging pada materi
penggunaan media Power Point, sehingga

8
Reproduksi Manusia Tahun pelajaran Sunarti. 2014. Penilaian dalam kurikulum
2015/2016. 2013.Yogyakarta: Andi Offset

SARAN

Berdasarkan Kesimpulan di atas


maka penulis menyarankan sebagai berikut:
a. Penerapan model pembelajaran Group
Investigation (GI) disertai media Power
Point dapat dijadikan salah satu alternatif
untuk meningkatkan kompetensi belajar
siswa pada ranah kognitif, afektif dan
psikomotor.
b. Pada Penelitian selanjutnya penulis
menyarankan untuk mengkomnbinasikan
model pembelajaran Group Investigation
yang disertai bahan ajar.
c. Analisis kontribusi afektif dan
psikomotor terhadap ranah kognitif
siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. 2013. Fungsi dan Manfaat


Media Pendidikan. Depok: Raja
Grafindo Persada.

Arsyad, A. 2014. Media Pembelajaran.


Depok: Raja grafindo Persada.

Djamarah, S & Zain. (2010) Strategi Belajar


Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran


Inovatif. Medan: Media Persada.

Latisma. 2010. Evaluasi Pendidikan.


Padang: UNP Press Padang.
Lie, A. 2010. Cooperative Learning
Mempraktikkan Cooperatif
Learning di Ruang Kelas. Jakarta:
Grasindo.

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi.


Padang: UNP Press.

Prastowo, A. 2011. Panduan Kretif membuat


bahan ajar inovatif. Yogykarta:
Diva Press.

Slavin, E. 2005. Cooperative Learning.


Bandung: Nusa Media.

You might also like