Professional Documents
Culture Documents
Proses Pemurnian Streptomisin
Proses Pemurnian Streptomisin
Proses Pemurnian Streptomisin
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/287640601
CITATIONS READS
0 473
1 author:
Riky Lim
Bandung Institute of Technology
1 PUBLICATION 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Riky Lim on 21 December 2015.
The user has requested enhancement of the downloaded file. All in-text references underlined in blue are added to the original document
and are linked to publications on ResearchGate, letting you access and read them immediately.
Proses Pemurnian Streptomisin Dari Produk Fermentasi
Riky*
Abstrak
Streptomyces griceus merupakan salah satu bakteri penghasil antibiotik jenis streptomisin.
Streptomisin merupakan antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram
positif maupun bakteri Gram negatif. Streptomisin memiliki peranan yang penting dalam
dunia medis. Oleh karena itu, upaya untuk memperoleh streptomisin menjadi hal yang vital
untuk dipelajari. Namun hasil fermentasi bakteri Streptomyces griceus tidak hanya
mengandung streptomisin, dapat juga mengandung beragam enzim ekstraseluler dan
inhibitor. Untuk mendapatkan streptomisin dari larutan hasil fermentasi perlu dilakukan
berbagai upaya pemurnian. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan
karbon aktif sebagai adsorben, resin penukar ion, kolom kromatografi, dan ekstraksi
pelarut.. Penggunaan karbon aktif pada suasana asam ataupun basa dapat meningkatkan
perolehan streptomisin sebesar 50 60% dibandingkan penggunaan adsorben pada kondisi
netral. Resin penukar ion dapat digunakan untuk memurnikan streptomisin dalam bentuk
menara yang berisi resin penukar kation. Keunggulan dari penggunaan resin penukar ion
adalah dapat digunakan pada proses berulang kali. Kolom kromatografi juga dapat
digunakan untuk memurnikan streptomisin, namun terdapat kesulitan untuk memprediksi
kapan eluat yang diinginkan keluar dari kolom kromatografi. Pemurnian streptomisin
secara kontinu dapat dilakukan dengan ekstraksi pelarut.
Kata kunci : streptomisin, pemurnian, karbon aktif, resin penukar ion, kromatografi,
ekstraksi
Streptomisin dapat diperoleh dari kaldu adsorpsi streptomisin dapat dilihat pada
hasil fermentasi setelah melalui berbagai Tabel 1.
tahap pemisahan dan pemurnian. Salah
Adsorpsi streptomisin dapat dilakukan
satu cara yang dapat digunakan untuk
dengan mengalirkan kaldu hasil
mendapatkan streptomisin dari kaldu hasil
fermentasi ke dalam static charcoal beds
fermentasi adalah dengan menggunakan
maupun dengan charcoal suspensions.
bantuan karbon aktif. Proses pemurnian
Efisiensi adsoprsi melalui kedua metode
yang digunakan adalah sebagi berikut [13] :
tersebut tidak jauh berbeda. Static
1. Adsorpsi dengan karbon aktif charcoal beds dapat digunakan untuk
dilakukan pada pH 6 8 dengan proses adsorpsi yang berulang tanpa
penambahan 1 2 % (v/v) asam adanya akumulasi padatan yang berarti.
fosfat Satu bed dapat digunakan untuk tujuh kali
2. Readsorpsi eluat dari karbon aktif proses adsorpsi.
pada pH 7
Setelah tersuspensi selama 30 menit,
3. Elusi dengan acidified methanol
dilakukan filtrasi dengan membilas bed
4. Evaporasi pada tekanan rendah
dengan air yang dilanjutkan dengan
5. Presipitasi streptomisin dengan
pembilasan dengan metanol netral. Tujuan
penambahan aseton pada eluat
pembilasan dengan metanol netral adalah
untuk menghilangkan material tak aktif
dan menurunkan kadar air dalam charcoal
Tabel 1. Efek pH Terhadap Efisiensi
bed. Kegagalan dalam menghilangkan air
Adsorpsi Streptomisin [13]
pada charcoal bed akan menghasilkan
endapan streptomisin hidroklorida yang
Streptomisin lengket.
Efisiensi
pH dalam kultur Elusi dipengaruhi oleh suspensi dari
adsorpsi
adsorpsi filtrat setelah karbon aktif yang telah dibilas dalam
(%)
adsoprsi (g/ml) metanol yang mengandung 2% (v/v) HCl
(pH 1,5 2,0) dengan pengadukan selama
4 67 53
30 menit. pH larutan dicek setelah diaduk
5 30 80 selama 15 menit, usahakan agar pH
6 < 11 > 93 mencapai 1,5 (tambahkan asam bila
perlu). Karbon aktif yang telah terpakai
7 < 11 > 93 kemudian dipisahkan dengan filtrasi dan
8 < 11 > 93 charcoal bed dibilas 3 kali dengan 5
volume acid-methanol. pH eluat dibuat
mencapai 6 dengan menambahkan 80%
Jenis karbon aktif yang paling cocok (w/v) soda kaustik. Kalsium fosfat yang
digunakan untuk adsorpsi streptomisin terbentuk kemudian diendapkan.
dari filtrat kultur adalah Farnell 14 [13]. Eluat yang telah difiltrasi dan dinetralkan
Perbandingan jumlah arang dan filtrat kemudian dipekatkan hingga mencapai
kultur yang digunakan adalah 1 % (w/v) . 1/8 volume awal melalui proses evaporasi
Filtrat kultur yang digunakan adalah 148 tekanan rendah pada 30 - 40 oC yang
g/ml. Pada pH kurang dari 6, pigmen dilanjutkan dengan proses filtrasi.
adsorpsi meningkat sementara total Material tak aktif seperti natrium klorida
padatan dan streptomisin yang teradsorpsi dibuang pada saar pemekatan.
berkurang. Pada pH 2, diperoleh filtrat Penambahan aseton sebanyak 5 kali
bebas pigmen tanpa adanya adsorpsi volume konsentrat akan menghasilkan
streptomisin yang signifikan. Efek dari endapan putih berupa streptomisin
pH kultur filtrat terhadap efisiensi
Riky, Proses Pemurnian Streptomisin Dari Produk Fermentasi, 2015, 1-10 4
Proses ini akan menguntungkan jika keberadaan padatan. Jika telah terbentuk
dilaksanakan dengan tiga menara resin padatan, maka eluat akan ditampung tiap
penukar kation. Ketiga menara ini diisi selang waktu tertentu.
dengan resin penukar kation dengan
jumlah yang sama. Larutan hasil Pengambilan eluat dapat dilakukan
fermentasi kemudian dialirkan ke dalam dengan mudah jika terbentuk pita warna
menara. Setelah proses adsorpsi selesai, dalam kolom kromatografi. Jika tidak
menara pertama akan dilepas dari aliran terbentuk pita warna, maka perlu
dan menara kedua akan berfungsi sebagai
dilakukan beberapa run dengan
menara pertama dan menara ketiga akan
berfungsi sebagai menara kedua. mengambil eluat pada selang waktu
Streptomisin kemudian dielusi dari resin tertentu dan menentukan jumlah produk
pada menara pertama dan yang diinginkan pada tiap fraksi eluat.
akanmenghasilkan resin asam bebas. Antibiotik kemudian diisolasi dari eluat
Resin asam bebas ini akan berfungsi dengan menambahkan aseton atau eter
sebagai menara kedua yang selanjutnya sehingga terbentuk endapan antibiotik.
akan dipasang dengan menar ketiga.
Proses ini dapat dilakukan secara Endapan yang terbentuk kemudian
berulang. dipisahkan dari pelarut dan dimurnikan
dengan prosedur konvensional
6. Kolom Kromatografi
7. Ekstraksi Pelarut
Metode yang digunakan untuk pemurnian
Metode pemurnian menggunakan karbon
streptomisin adalah menggunakan prinsip
aktif memiliki beberapa kekurangan,
kolom kromatografi [21]. Proses adsorpsi
diantaranya adalah kesulitan dalam
dilakukan dalam kolom kromatografi.
mengelusi semua streptomisin yang
Adsorben yang dapat digunakan cukup
teradsorp oleh karbon aktif. Pada proses
beragam, dimulai dari karbon aktif, acid-
presipitasi, terdapat streptomisin yang
washed charcoal, alumina, dan acid-
hilang karena terlalu terlarut ataupun
washed alumina [22]. Adsorben kemudian
mengandung terlalu banyak pengotor
disusun dalam kolom kromatografi
untuk dimurnikan kembali.
dengan jumlah sekitar 10 30 gram
adsorben untuk setiap gram garam Streptomisin dapat dipisahkan dari
antibiotik yang akan diproses. Pelarut komponen lain dalam hasil fermentasi
yang hendak digunakan untuk proses elusi dengan mengubah bentuknya menjadi
dimasukkan ke dalam kolom dan garam karboksilat [23]. Hal ini dilakukan
dibiarkan sampai tersisa sekitar 1 2 mm dengan menambahkan natrium, kalium,
lapisan pelarut. maupun amonium ke dalam kaldu hasil
fermentasi. Larutan yang dihasilkan
Garam antibiotik lalu dilarutkan dalam
kemudian diekstraksi dengan pelarut
pelarut yang cocok dan kemudian
organik seperti alkohol beratom karbon 4
dialirkan ke dalam kolom dari bagian atas
6.
kolom. Ketika larutan antibiotik telah
berada dalam adsorben, ke dalam kolom Ekstrak alkohol kemudian dibilas dengan
ditambahkan pelarut baru. Eluat yang air atau larutan logam alkali halida untuk
dihasilkan kemudian ditambahkan dengan menghasilkan garam streptomisin yang
5cc aseton atau eter untuk menguji terlarut dalam alkohol. Garam
Riky, Proses Pemurnian Streptomisin Dari Produk Fermentasi, 2015, 1-10 7
streptomisin dapat dipisahkan dari larutan dengan tingkat kemurnian yang lebih
dengan menambahkan asam sulfat atau tinggi dalam bentuk streptomisin benzoat.
asam klorida.
Proses pemurnian streptomisin dengan
ekstraksi pelarut dapat juga dilakukan
sesuai dengan mengikuti skema pada
Gambar 6. Larutan hasil fermentasi
Streptomyces griceus dimasukkan ke
dalam kolom A bersamaan dengan larutan
natrium stearat pada aliran 2 yang
berpapasan secara counter current. Sisa
feed dibuang melalui aliran 14 dan
menghasilkan larutan yang mengandung
karbon aktif maupun alumina. Namun [4] H. Val and R. Jeff. Determination of
metode ini memiliki kelamahan. Streptomycin and Impurities Using
Kelemahan dari metode ini adalah HPAE-PAD
kesulitan dalam menentukan kapan eluat [5] E.C. Charter, R.K. Clark Jr., S.R.
yang diinginkan keluar dari kolom Dickman, Y.H. Loo, P.S. Skell, W.A.
kromatografi (jika tidak ada perubahan Strong, Isolation and Purification of
yang dapat diamati). Streptomycin. University of Illinois
(1945)
Ekstraksi pelarut dapat digunakan untuk
[6] Jr.H.W. Rhodehamel, W.B. Fortune
memisahkan streptomisin dari pengotor
and Jr.S.L. McCormick. A Solvent
yang ada pada larutan. Keunggulan dari
Extraction for Purifying
proses ekstraksi streptomisin dari pelarut
Streptomycin. 1951
adalah dapat dilaksanakan secara kontinu.
[7] J.J. Li, M. Yang, D.Q. Huo, C.J.
Oleh karena itu, jika proses pemurnian Hou, X.L. Li, G.M. Wang and D.
streptomisin dilakukan secara batch, maka Feng. Molecularly Imprinted
proses pemurnian yang paling Polymers on the Surface of Silic
menguntungkan adalah pemanfaatan resin Microspheres via Sol-Gel Method for
penukar ion terkarboksilasi sebagai the Selective Extraction of
adsorben. Jika ingin dilakukan proses Streptomycin in Aqueous Samples.
pemurnian secara kontinu, maka metode College of Bioengineering,
pemurnian yang paling tepat adalah Chongqing University. Chongqing.
dengan ekstraksi pelarut. 2012
[8] Planet Power. Biochar from Biomass
Gasification (Pyrolysis) Available :
Daftar Pustaka http://www.treepower.org/biochar/m
[1] J. Mamatha, B. Sudipa, M. Mahesh, ain.html , diakses pada & November
Production of Streptomycin From 2015 pukul 21.09 WIB
Streptomyces Griceus Under Solid [9] P.R. Peter, A.S. Isaiah, and H.
State Fermentation, & Its Production Jackson. Recovery of Streptomycin
Enhancement by Mutation and from Fermentation Broths. U.S.
Analysis by HPLC, World Journal of Patent (1951) 2,538,847
Pharmacy and Pharmaceutical [10] C. Zaharia, D. Suteu, D.Bilba. The
Sciences. (2014) 907-922. Recovery of Streptomycin From
[2] R.C. Daniel, M. Kalamsoo. Process Industrial Effluents. Transilvania
for Production of Streptomycin University of Brasov. 2009.
Using Fermentation Solubles. U.S. [11] Aquamart. Cat Ion Exchanged Resin
Patent (1946) 2,504,067. Available :
[3] R.G. Benedict, L.A. Lindenfelser, http://www.aquamart.com.pk/product
F.H. Stodola, and D.H. Traufler. /cat-ion-exchanged-resin/ , diakses
Studies on Streptomyces pada 7 November 2015 pukul 21.23
Griseocarneus and the Production of WIB
Hydroxystreptomycin. Northern [12] J.V.B. Milton, N.W. Arne, H.D.
Regional Research Laboratory, William, H. Roberta and F.C.
Illinois. 1951 George. Extraction and Purification
Riky, Proses Pemurnian Streptomisin Dari Produk Fermentasi, 2015, 1-10 10