Professional Documents
Culture Documents
Artikel Pengaruh Mobilisasi Miring Kanan Miring Kiri 30
Artikel Pengaruh Mobilisasi Miring Kanan Miring Kiri 30
Artikel Pengaruh Mobilisasi Miring Kanan Miring Kiri 30
ABSTRAK
Defisit kemampuan jangka panjang motorik yang paling umum terjadi karena stroke
adalah hemiparesis yang menyebabkan penurunan mobilitas. Pasien imobilisasi yang berbaring
terus menerus ditempat tidur tanpa mampu untuk mengubah posisi beresiko tinggi untuk terkena
dekubitus. Mobilisasi miring kanan miring kiri merupakan salah satu bentuk intervensi
keperawatan yang sangat tidak asing dan ditetapkan dalam rangka pencegahan dekubitus
khususnya pada pasien-pasien dengan gangguan imobilitas. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh mobilisasi miring kanan miring kiri 30 derajat terhadap kejadian dekubitus
pada pasien stroke dengan tirah baring lama di RSUD Raden Mattaher Jambi.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan quasy eksperiment pre post test
with control group. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien stroke dengan tirah baring lama
yang dirawat di Ruang Neurologi RSUD Raden Mattaher Jambi. Teknik pengambilan sampel
dengan cara purposive sampling didapatkan sampel 28 responden, terbagi menjadi 14 kelompok
kontrol dan 14 kelompok intervensi. Analisa data univariat dalam bentuk distribusi dan frekuensi
dan analisa bivariat yang digunakan yaitu uji Chi-square.
Hasil penelitian menunjukan kejadian dekubitus setelah mobilisasi miring kanan miring
kiri pada kelompok kontrol sebanyak 9 orang (64,2%) yang mengalami dekubitus sementara
pada kelompok intervensi hanya terdapat 2 orang (14,3%) yang mengalami dekubitus derajat 1.
Analisa dengan uji Chi-square didapatkan p value 0,007 < 0,05 maka Ho di tolak, artinya ada
pengaruh mobilisasi miring kanan kiri 30 derajat terhadap kejadian dekubitus pada pasien stroke
dengan tirah baring lama di RSUD Raden Mattaher Jambi.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa mobilisasi miring kanan miring 30
derajat sangat efektif dalam mencegah terjadinya dekubitus. Semakin tidak dilakukan mobilisasi
maka kejadian dekubitus semakin tinggi. Saran bagi profesi keperawatan khususnya tim
pelaksana asuhan keperawatan di Ruang Neurologi RSUD Raden Mattaher Jambi untuk
menerapkan tindakan mobilisasi miring kanan miring kiri 30 derajat setiap 2 jam pada pasien
stroke dengan tirah baring lama untuk pencegahan dekubitus.
Long term ability of motor deficits most commonly occurs because of stroke is
hemiparesis leading to decreased mobility. patiens immobilization continously lying in bed
without being able to change the position to be at high risk for developing pressure sores.
Mobilization right oblique tilt left is one form of nursing interventions are very familiar, and are
set in order to prevent pressure sores particurarly patient with impaired immobility. This study
aims to determine the effect of the mobilization of the right oblique tilt left 30 on the incidence
of pressure sores in stroke patients with a long bed rest at Raden Mattaher Jambi Hospitals.
This type of research is quantitative with design quasy experiment pre post test with
control group. Samples in this study were stroke patients with bed rest longer treated in
neurology room at Raden Mattaher Jambi Hospital. Using purposive sampling technique
obtained 28 respondent divided into 14 intervention and 14 control group. Data analysis used by
Chi-square test.
The result showed the incidence of pressure sores after the mobilization of the right
oblique tilt left in the control group by 9 respondent (64,2%) who have pressure sores meanwhile
in the intervention group there were only 2 respondents (14,3%) who experienced first degree
pressure sores. Analysis by Chi-square test is obtained p value 0,019 < 0,05 then Ho is rejected,
it means that there is an influence mobilization right oblique tilt left on the incidence of presurre
sores in stroke patients with a long bed rest.
The results of this study concluded that the mobilization of the right oblique tilt left very
effective in preventing pressure sores. The more mobilization do not implement, the higher
incidence of pressure sores. Suggestion for the nursing profession in the area of neurology Raden
Mattaher Jambi Hospital to apply mobilization measures tilted left oblique right 30 every 2
hours in stroke patients with a long bed rest for the prevention of pressure sores.
160.000 per tahunnya. Sekitar 20% kasus sepertiga lainnya mengalami gangguan
1000 penduduk dan yang terdiagnosis Berdasarkan tabel 1.1 di atas jumlah
tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 penderita stroke yang dirawat di instalasi
per 1000 penduduk. Prevalensi stroke rawat inap RSUD Raden Mattaher Jambi
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dalam tiga tahun terakhir yaitu dari tahun
DI Yogyakarta (10,3), Bangka Belitung pada tahun 2012 sebanyak 360 pasien, pada
dan DKI Jakarta masing-masing 9,7 per tahun 2013 sebanyak 386 pasien dan pada
terdiagnosis tenaga kesehatan dan gejala signifikan yaitu sebanyak 494 pasien.
tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan Menurut laporan rekam medis RSUD Raden
hemoragik lebih banyak yakni 10 orang lebih banyak jumlahnya dari responden
(71,4%) pada kelompok intervensi dan 7 dengan riwayat merokok pada kedua
orang (50%) pada kelompok kontrol dari kelompok, yakni 7 orang (50%) pada
dekubitus, responden yang beresiko tinggi responden berdasarkan indeks massa tubuh
mendominasi pada kedua kelompok, pada (IMT), sebanyak 15 responden (53,6%) dari
28 orang total responden memiliki indeks derajat hanya 2 responden (14,2%) yang
mengalami dekubitus grade 1. Sedangkan
massa tubuh tidak normal ( 18 kg/
pada kelompok kontrol yang tidak dilakukan
2
m . 13 responden (46,4%) memiliki mobilisasi miring kanan miring kiri 30
derajat didapatkan 9 responden (64,2%)
nilai indeks massa tubuh normal (>18 kg/
mengalami dekubitus grade 1.
2
m ).
4.1.2 Analisis Bivariat
Tabel 4.5
dan riwayat tidak merokok mengalami
Hubungan Antara Usia, Riwayat Merokok dan dekubitus. Didapatkan nilai p= 1,000 artinya
IMT Pada Kelompok Intervensi Setelah
Mobilisasi Miring Kanan Miring Kiri di RSUD tidak ada pengaruh yang signifikan antara
Raden Mattaher Jambi (N=14)
riwayat merokok terhadap kejadian
Variabel Dekubitus grade 1 Pvalue
Terjadi Tidak Terjadi dekubitus.
f % f %
Usia
Sama hal nya dengan merokok, nilai
1. 65 tahun 2 14,3 2 14,3 0,016 IMT juga tidak mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap kejadian dekubitus,
2. < 65 tahun 0 0 10 71,4
dimana didapatkan nilai p=1,000. Hal ini
Merokok
1. Merokok 1 7,1 6 42,9 1,000 ditunjukan pada kelompok intervensi yang