Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

IMPLEMENTASI KEGIATAN OPTIMALISASI PEMANFAATAN PEKARANGAN

PADA PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN


(P2KP) DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Oleh : I Gusti Lanang NS1

ABSTRACT

Food is a basic need which is the right of every human being and is one of the
determinants of human resource quality. Food Consumption Acceleration Program (P2KP) one
of the solutions to overcome food availability. To the research on the "Implementation of
Activity Yard Utilization Optimization on P2KP Program in Central Lombok. The purpose of
this study was to determine the level of implementation of activities in the courtyard Utilization
Optimization P2KP program implemented by the Women Farmer Group (KWT) and Knowing
constraints - constraints faced by Women Farmers Group (KWT) and supporting factors in
implementing activities in the District Optimizing Utilization Yard Central Lombok. This
research was carried out in carried out in 5 (five) the District, the District Praya Central Praya
Subdistrict, District Janapria, District Kopang, and Jonggat subdistrict in Central Lombok from
August to December 2013. Research uses descriptive method by way of search-documents
related documents P2KP program by optimizing utilization of the yard and from interviews with
a group of women respondents P2KP program participants in Central Lombok. Data were
analyzed using descriptive analysis with focus on the implementation of the study, SL,
organizing, mentoring, evaluation and reporting, supporting factors, and program constraints.
From the results of this evaluation can be shown that the implementation of the program P2KP
by optimizing utilization of the yard in Central Lombok is well underway. This is demonstrated
by the implementation of each of the variables (components) that has been running well, from
implementation, SL, organizing, mentoring, evaluation and reporting, as well as contributing
factors to the percentage of both categories. Furthermore P2KP implementation still faces some
obstacles; lack of funding, lack of training, climate change, the uneven distribution of seeds,
follow-up programs, narrow land, lack of education, lack of clarity over the program, the lack of
demonstration plots, lack of socialization, lack of member attendance rate, an understanding of
technology adoption, low participation rates, minimal HR , limited water availability, minimal
training, and lack of equipment.

Keyword : evaluation, food, yard optimization

ABSTRAK

Pangan merupakan kebutuhan dasar yang merupakan hak setiap manusia dan merupakan
salah satu faktor penentu kualitas sumberdaya manusia. Program Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan (P2KP) salah satu solusi mengatasi ketersediaan pangan. Untuk itu dilakukan
penelitian tentang Implementasi Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan pada Program
P2KP di Kabupaten Lombok Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
tingkat implementasi kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan pada program P2KP
yang dilaksanakan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) dan Mengetahui kendala kendala
1
Penulis adalah mahasiswa Program Magister Pengelolaan Sumberdaya Lahan Kering Universitas
Mataram.
yang dihadapi oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) dan faktor pendukung dalam
mengimplementasikan kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan di Kabupaten Lombok
Tengah. Penelitian ini dilakukan di dilaksanakan di 5 (lima) Kecamatan, yaitu Kecamatan Praya,
Kecamatan Praya Tengah, Kecamatan Janapria, Kecamatan Kopang, dan Kecamatan Jonggat di
Kabupaten Lombok Tengah dari bulan Agustus sampai Desember 2013. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan cara penelusuran dokumen-dokumen terkait program
P2KP melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan dan dari hasil wawancara dengan responden
kelompok wanita peserta program P2KP di Kabupaten Lombok Tengah. Data dianalisis
menggunakan analisis deskriptif dengan fokus kajian pada pelaksanaan, SL, pengorganisasian,
pendampingan, evaluasi dan pelaporan, faktor pendukung, dan kendala program. Dari hasil
evaluasi ini dapat ditunjukkan bahwa implementasi program P2KP melalui optimalisasi
pemanfaatan pekarangan di Kabupaten Lombok Tengah berlangsung secara baik. Hal ini
ditunjukkan oleh pelaksanaan masing-masing variabel (komponen) yang sudah berjalan baik,
dari pelaksanaan, SL, pengorganisasian, pendampingan, evaluasi dan pelaporan, serta faktor
pendukung dengan persentase kategori baik. Selanjutnya pelaksanaan P2KP masih menghadapi
beberapa kendala; minim pendanaan, kurang pelatihan, perubahan iklim, pembagian bibit tidak
merata, tindak lanjut program, lahan sempit, minim penyuluhan, ketidakjelasan arah program,
ketiadaan demplot, minim sosialisasi, tingkat kehadiran anggota kurang, pemahaman terhadap
adopsi teknologi, tingkat partisipasi rendah, SDM minim, ketersediaan air terbatas, minim
pembinaan, dan minimnya peralatan.

Kata Kunci : evaluasi, pangan, optimalisasi pekarangan.

I. PENDAHULUAN
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang merupakan hak setiap manusia dan merupakan
salah satu faktor penentu kualitas sumberdaya manusia. Salah satu program untuk mengatasi
kerawanan pangan dengan melakukan optimalisasi pekarangan untuk dimanfaatkan menjadi
potensi produksi sumberdaya local berupa pangan beragam.
Novitasari (2011) menegaskan kembali bahwa dalam pelaksanaan program Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP), pemerintah harus dapat mengidentifikasikan
apakah penerima program dalam karakteristik kelompok sasaran baik (umur, pendidikan,
pekerjaan, jumlah tanggungan keluarga, dan pengalaman mengelola P2KP) telah menerima
dengan baik berupa pesan tertentu dari program dimaksud, apakah terdapat efek program
sehingga dapat membantu pemenuhan akan bahan panganya terutama pada saat harga pangan
melonjak tajam dengan prioritas jenis pangan tertentu yang menjadi kebutuhan kelompok
sasaran; disamping itu perlu menganalisis tentang implementasinya apakah telah berjalan baik,
sesuai harapan, termasuk pengawasan pelaksanaan program, sehingga mau tidak mau maka
sudah saatnya memprioritaskan program yang relevan untuk percepatan mengkonsumsi
keanekaragaman pangan dan menjadi salah satu pilar utama dalam ketahanan pangan hingga ke
daerah melalui kebijakan Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP).
Kabupaten Lombok Tengah adalah salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Barat yang
melaksanakan program P2KP melalui kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan.
Pertimbangan dalam penetapan Lombok Tengah sebagai lokasi antara lain: 1). masih terdapat
lahan pekarangan yang belum dimanfaatkan 2). Perhatian masyarakat terhadap pemanfaatan
lahan pekarangan masih sangat terbatas, 3). Keragaman bahan pangan untuk konsumsi
masyarakat masih kurang, 4).Terdapat kelompok Kelompok wanita tani dan kurang
diberdayakan.
Program P2KP yang dilaksanakan di Kabupaten Lombok Tengah diharapkan dapat
memberikan kontribusi ketersediaan keanekaragaman bahan pangan dan ekonomi secara tidak
langsung terhadap kelompok sasaran, melatih kemandirian kelompok wanita tani untuk
memenuhi kebutuhan bahan pangan; seperti kebutuhan pangan dan gizi untuk rumah tangga.
Pada dasarnya salah satu bentuk kegiatan optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan
adalah dihajatkan guna pengembangan ketersediaan bahan pangan rumah tangga. Menurut Astuti
(2012) dalam mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga saat ini mutlak dilaksanakan dan
menjadi unsur terpenting partisipasi aktif ibu-ibu rumah tangga perdesaan, agar mampu bertahan
melalui pelibatan diri berkelompok, dan sangat perlu diketahui bagaimana faktor-faktor dan
upayanya yang telah mereka kerjakan baik dalam hal budidaya, pengelolaannya, pasca panennya
dalam implementasi Program P2KP melalui kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan, dan
berbagai macam strategi dilakukan oleh pemerintah daerah diantaranya adalah memberikan dana
program untuk melaksanakan anjurananjuran yang sudah ditetapkan dalam Implementasi
Program P2KP termasuk pemerintah juga memberikan pelatihan berupa sekolah lapang (SL
P2KP) untuk kelompok Wanita Tani yang mengikuti program P2KP Melalui kegiatan
Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan, sehingga tidak hanya dana yang diberikan tetapi juga
berupa pelatihan untuk menambah pengetahuan dan keahlian kelompok dalam berusaha tani
dengan baik agar pemanfaatan pekarangan dapat dilakukan secara optimal.

II. BAHAN DAN METODE


Penelitian ini menggunakan metode desriptif, dengan cara mendeskripsikan fokus kajian
seperti pelaksanaan, SL, pengorganisasian, pendampingan, evaluasi dan pelaporan, serta faktor
pendukung. Unit analisis dalam penelitian ini adalah kelompok wanita tani pelaksana program
P2KP melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan di Kabupaten Lombok Tengah.
Analisis data hasil evaluasi terhadap program P2KP melalui optimalisasi pemanfaatan
pekarangan di Kabupaten Lombok Tengah menggunakan matrik analisis kesesuaian atau skoring
dengan interval sebagai berikut :
1) Sangat baik/Sangat sesuai nilai 3 = 65 100
2) Cukup baik/Cukup sesuai nilai 2 = 35 64
3) Kurang baik/Kurang sesuai nilai 1 = 0 34
Selanjutnya data yang diperoleh di lapangan diidentifikasi, diolah, dan dianalisis secara
deskriptif kualitatif yaitu dengan cara mendeskripsikan fokus kajian seperti pelaksanaan, SL,
pengorganisasian, pendampingan, evaluasi dan pelaporan, serta faktor pendukung sehingga dapat
menjelaskan kondisi pelaksanaan program P2KP di Kabupaten Lombok Tengah.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Evaluasi Implementasi P2KP
Implementasi program P2KP melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan yang
dilaksanakan oleh kelompok wanita tani di semua Desa/Kelurahan dimaksudkan untuk dapat
mengetahui kemajuan yang telah dicapai serta kendala pencapaian hasilnya sehingga dapat din
untuk perbaikan pelaksanaan selanjutnya. Evaluasi tingkat implementasi program P2KP dibagi
kedalam 7 (tujuh) parameter, yakni; pelaksanaan, sekolah lapang (SL), pendampingan, peran
pendamping dalam pemberdayaan wanita tani, pengorganisasian, evaluasi dan pelaporan, serta
factor pendukung. Berikut ini hasil rekapitulasi skor hasil wawancara terhadap responden wanita
tani.
Tabel 3.1. Tahap Pelaksanaan P2KP di Kabupaten Lombok Tengah

Kategori
No Parameter 1 2 3
N % N % N %
1 Identifikasi CPCL 15 25 0 0 45 75
2 kelengkapan administrasi kelompok 0 0 0 0 60 100
3 pekarangan untuk demplot 1 1,6 2 3,3 57 95
4 pengembangan P2KP di pekarangan
4 6,6 5 8,3 51 85
sendiri
5 penyusunan RKKA 4 6,6 9 15 47 78,3
6 pertemuan rutin 2 3,3 20 33,3 38 63,3
7 pengetahuan tentang dana 4 6,1 1 1,7 55 91,7
8 mekanisme penyaluran dana 4 6,1 2 3,3 54 90
Rerata 6,91 8,11 84,79
Sumber : diolah dari data primer
Pada tahap pelaksanaan program P2KP melalui optimalisasi pemanfaatan lahan
pekarangan di Kabupaten Lombok Tengah sebagian besar rerata responden wanita tani
berpendapat bahwa pelaksanaan berjalan baik (84,79%)
Tabel 3.2. Tahap SL program P2KP di Kabupaten Lombok Tengah

Kategori
No Parameter 1 2 3
N % N % N %
1 Keterlibatan dalam SL dan manfaat 36 60 5 8,3 19 31,7
2 Pola pelaksanaan SL 22 36,7 15 25 23 38,3
3 Keterlibatan materi SL 16 26,7 35 58,3 9 15
Rerata 41,13 30,53 28,33
Sumber : diolah dari data primer.
Tahap SL menghasilkan rerata responden wanita tani sebagian besar menganggap bahwa
pelaksanaan sekolah lapang perlu ditingkatkan dalam hal keterlibatan dalam sekolah lapang, hal
ini ditunjukkan dengan 41,13% masih menganggap tahap pelaksanaan SL masih belum
maksimal.
Tabel 3.3. Tahap Pendampingan Program P2KP di Kabupaten Lombok Tengah

Kategori
No Parameter 1 2 3
N % N % N %
1 Domisi pendamping P2KP 22 36,7 20 33,7 18 30
2 Penetapan pendamping dangan SK 2 3,3 1 1,7 57 95
3 Pendampingan dalam penyusunan
4 6,7 12 20 44 73,3
RKKA
4 Pendampingan dalam optimalisasi
4 6,7 15 25 41 68,3
pemanfaatan pekarangan
5 Pendampingan dengan pola
3 5 16 26,7 41 68,3
pemberdayaan
6 Motivasi kelompok oleh pendamping 1 1,7 25 41,7 34 56,7
7 Penyelesaian masalah oleh
3 5 17 28,3 40 66,7
pendamping
8 Pemberian informasi dan penerapan
1 1,7 12 20 47 78,3
teknologi oleh pendamping
9 Sosialisasi dengan alat peraga 3 5 14 23,2 43 71,1
10 Kehadiran pendamping dalam
4 6,7 38 63,3 18 30
pertemuan rutin
Rerata 7,85 28,36 63,77
Sumber : diolah dari data primer
Pada tahap tugas dan peran pendamping dalam mendukung pelaksanaan program P2KP
di Kabupaten Lombok Tengah, sebagian responden wanita tani (63,77%) menganggap bahwa
pendamping telah menjalankan tugasnya dengan baik.
Tabel 3.4. Tahap Pengorganisasian Program P2KP di Kabupaten Lombok Tengah

Kategori
No Parameter 1 2 3
N % N % N %
1 Keterlibatan aparat desa dalam
3 5 41 68,3 16 28,7
penyusunan rencana kegiatan
2 Keterlibatan aparat desa dalam
4 6,7 37 61,7 19 31,6
pembinaan
3 Keterlibatan aparat kecamatan dalam
10 16,7 44 73,3 6 10
pembinaan
4 Keterlibatan aparat kabupaten dalam
12 20 37 61,7 11 18,3
pembinaan
Rerata 12,1 88,3 8,86
Sumber : diolah dari data primer
Tahap pengorganisasian dalam penelitian ini melihat aspek keterlibatan aparat desa
sampai kabupaten dalam menjalankan tugas koordinasi dan pembinaan, dimana sebagian besar
responden wanita tani (88,3%) menyatakan bahwa keikutsertaan pemerintah desa sampai
kabupaten dalam perencanaan dan pembinaan dirasakan sukup baik.
Tabel 3.5. Tahap Evaluasi dan Pelaporan pada Program P2KP di Kabupaten Lombok Tengah

Kategori
No Parameter 1 2 3
N % N % N %
1 Evaluasi rutin 14 23,3 39 65 7 11,7
2 Pelaporan rutin 13 21,7 37 61,7 10 16,6
Rerata 22,5 63,35 14,15
Sumber : diolah dari data primer
Tahap evaluasi dan pelaporan menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi dan pelaporan
sering cukup sering dilakukan oleh kelompok wanita tani ditandai dengan n rerata cukup baik
sebesar 63,35%.
Tabel 3.6. Tahap Faktor Pendukung Program P2KP di Kabupaten Lombok Tengah

Kategori
No Parameter 1 2 3
N % N % N %
1 Kesesuaian biaya dengan
4 6,7 7 11,7 49 81,7
perencanaan
2 rutinitas pertemuan 0 0 36 60 24 40
3 inspeksi aparat pemerintah 7 11,7 43 71,7 10 16,7
4 partisipasi masyarakat 5 8,3 40 66,7 15 25
5 pengawasan oleh masyarakat 4 6,7 51 85 5 8,3
Rerata 6,68 59,02 34,34
Sumber : diolah dari data primer
Sebagian besar responden wanita tani (59,02%) mengakui bahwa baik factor internal;
kesesuaian biaya dengan perencanaan, rutinitas pertemuan, dan inspeksi aparat pemerintah serta
factor eksternal; partisipasi masyarakat dan pengawasan oleh masyarakat termasuk dalam
kategori cukup baik.
3.2. Analisis Kendala
Pelaksanaan P2KP masih menghadapi beberapa kendala; pendanaan, kurang pelatihan,
perubahan iklim, pembagian bibit, tindak lanjut program, lahan sempit, minim penyuluhan,
ketidakjelasan arah program, keberadaan demplot, minim sosialisasi, tingkat kehadiran anggota,
adopsi teknologi, tingkat partisipasi, sdm minim, ketersediaan air, minim pembinaan, dan
minimnya peralatan. Gambaran data dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.7. Kendala Responden Dalam Pelaksanaan P2KP

No Kendala Jumlah Responden Persentase


(orang) (%)
1 Pendanaan 31 51,6
2 Kurang Pelatihan 1 1,6
3 Perubahan Iklim 16 26,6
4 Pembagian Bibit 14 23,3
5 Tindak Lanjut Program 2 3,3
6 Lahan Sempit 7 11,6
7 Minim Penyuluhan 1 1,6
8 Ketidakjelasan Arah Program 1 1,6
9 Keberadaan Demplot 1 1,6
10 Minim Sosialisasi 2 3,3
11 Tingkat Kehadiran Anggota 4 6,6
12 Adopsi Teknologi 1 1,6
13 Tingkat Partisipasi 8 13,3
14 SDM minim 3 5
15 Ketersediaan Air 1 1,6
16 Minim Pembinaan 4 6,6
17 Minim Peralatan 1 1,6
Sumber : diolah dari data primer
Berdasarkan Tabel 3.7 diatas menunjukkan bahwa faktor minimnya pendanaan
merupakan faktor utama yang menjadi kendala sehingga pelaksanaan program P2KP melalui
optimalisasi pemanfaatan pekarangan berjalan kurang maksimal.
Kekakuan sistem pendanaan program serta sistim pengawasan keuangan yang sangat
kurang fleksibilitasnya dan lebih berfokus pada aspek administrasi dan pencapaian target fisik
semata tanpa melihat proses yang terjadi. Selain itu pula, kelompok masyarakat kurang
mengontrol penggunaan dana-dana pusat dan dana transfer (seperti Inpres). Mungkin tidak cukup
dukungan keuangan bagi pemberdayaan masyarakat dari sumber-sumber daya lokal, baik
disebabkan oleh rendahnya tingkat pemungutan pajak, rendahnya tingkat pengendalian dana
hibah dari pusat atau rendahnya tingkat komitmen pemerintah daerah untuk mengalokasikan
sumberdaya pemerintah setempat bagi usaha pemberdayaan masyarakat. Sumberdaya
masyarakat sendiri dapat digerakkan sampai ke tingkat tertentu tapi nampaknya akan
membuktikan rendahnya kualitas penanganan input dan dukungan. Hal ini bila tidak ditangani
secara serius akan mengakibatkan semua program pemberdayaan akan selalu mengalami
masalah klasik sebagai kendala yakni minimnya anggaran yang di salurkan ke masyarakat.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan pembahasan yang terbatas pada penelitian ini maka implementasi
program P2KP melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan di Kabupaten Lombok Tengah
berlangsung secara baik. Hal ini ditunjukkan oleh pelaksanaan masing-masing variabel
(komponen) yang sudah berjalan baik, dari pelaksanaan, SL, pengorganisasian, pendampingan,
evaluasi dan pelaporan, serta faktor pendukung dengan persentase kategori baik. Selanjutnya
Pelaksanaan P2KP masih menghadapi beberapa kendala; minim pendanaan, kurang pelatihan,
perubahan iklim, pembagian bibit tidak merata, tindak lanjut program, lahan sempit, minim
penyuluhan, ketidakjelasan arah program, ketiadaan demplot, minim sosialisasi, tingkat
kehadiran anggota kurang, kurangnya pemahaman terhadap adopsi teknologi, minim tingkat
partisipasi, SDM minim, ketersediaan air terbatas, minim pembinaan, dan minimnya peralatan.

4.2. Saran
Untuk mencapai keberhasilan yang optimal dalam pelaksanaan program P2KP maka
perlu ditingkatkan kerjasama berbagai pihak stakeholder sebagai langkah pendekatan terhadap
kelompok wanita tani baik secara kelompok maupun secara individu agar mempermudah dalam
memperkenalkan inovasi baru (teknologi baru) dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Wanita Dalam Pemanfaatan


Pekarangan. Bengkulu. Litbang. Deptan. Go. Id/images/dok/sosek-desi-bptpbkl-pdf.
Diunduh tanggal 27 Desember 2013.

Badan Ketahanan Pangan Kementrian RI. Jakarta, 2012.Pedoman Umum Gerakan P2KP
2012.Pusat Penganekaragaman Konsumsi Dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan
Pangan Kementrian Pertanian. Jakarta.

Novitasari, E., 2011. Studi Budidaya Tanaman Pangan di Pekarangan Sebagai Sumber
Ketahanan Pangan Keluarga (Studi Kasus di Desa Ampel Gading Kecamatan Tirtoyudo
Kabupaten Malang). Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.

You might also like