Artikel Indonesian Viersion Kehilangan Air FINAL

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 11

KAJIAN TINGKAT KEHILANGAN AIR DENGAN

METODE NRW PADA PDAM TIRTA MEULABOH

Cut Suciatina Silvia1, Masimin2, Azmeri3


1)
Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2,3)
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala
coetsilvia@gmail.com
Abstract: Fresh water is a basic human need, hence, utilization of water needs was not limited.
PDAM Tirta Meulaboh as local government water management company has not been able to
meet the needs of fresh water for the community, where the level of service that is produced is
not running properly and optimally. Therefore, it is necessary to conduct a study related to the
performance of the fresh water distribution service system, which the study aims to see the real
condition of the water distribution network performance and problems of water loss that occurs in
PDAM Tirta Meulaboh. The method that applied in this research is survey and quantitative
methods which is supported by the primary data and secondary data. Based on the analysis results
obtained that the discharge of average usage which is produced is just in 106.92 liters/person/day,
where the shortage of fresh water needs of each customer on average >23 liters/person/day.
Analysis of the rate of water loss in 2013 obtained that water loss reached 35.07% with water
loss 783.967 m3/year or Rp 2.024.202.794/year. Based on the results of the NRW program
analysis with ILI method obtained that ILI value of 38,5 with an average pressure of only 0,03 m.
According to the Target Table Matrix concluded that leakage or loss of water in zone service of
Johan Pahlawan of PDAM Tirta Meulaboh belongs to the class D with ILI >16 and the leakage
rate of >200 liters/connection/day. From these conditions, water loss that can not be cashed of
403.106 m3/year or 51,42% from water loss 783.967 m3/year.

Keywords: Performance of distribution network, Water Loss, Non Revenued Water

Abstrak: Air bersih merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia oleh karena itu pemanfaatan
kebutuhan air pun tidak terbatas. PDAM Tirta Meulaboh sebagai perusahaan daerah pengelola air
bersih belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat, dimana tingkat pelayanan
yang dihasilkan belum berjalan dengan baik dan optimal. Untuk itu perlu dilakukan studi terkait
dengan kinerja sistem pelayanan distribusi air bersih, dimana studi ini dilakukan untuk melihat
kondisi nyata dari kinerja jaringan distribusi air bersih dan permasalahan kehilangan air yang
terjadi pada PDAM Tirta Meulaboh. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
survei dan kuantitatif yang didukung oleh data primer dan data sekunder. Berdasarkan hasil
analisis didapat debit pemakaian rata-rata yang dihasilkan hanya 106,93 liter/orang/hari, dimana
kekurangan kebutuhan air bersih rata-rata setiap pelanggan >23 liter/orang/hari. Analisis dari
tingkat kehilangan air pada tahun 2013, didapat kehilangan air mencapai 35,07% dengan
kehilangan air 783.967,00 m3/tahun. Berdasarkan hasil analisis program NRW dengan metode ILI
didapat nilai ILI sebesar 38,5, dimana menurut Tabel Matriks Target disimpulkan bahwa
kebocoran atau kehilangan air di zona layanan PDAM Tirta Meulaboh Kecamatan Johan
Pahlawan termasuk ke dalam golongan D dengan ILI >16 dengan tingkat kebocoran >200
liter/sambungan/hari. Dari kondisi tersebut maka didapat kehilangan air yang tidak dapat
diuangkan adalah sebesar 403.106 m3/tahun atau sebesar 51,42%.

Kata Kunci : Kinerja jaringan distribusi, Kehilangan Air, Non Revenued Water

ersih merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia dan pemanfaatan


PENDAHULUAN
Tingkat pelayanan jaringan distribusi penghasilan, namun dapat
air bersih yang dihasilkan oleh PDAM dipertanggungjawabkan. Salah satu metode
Tirta Meulaboh terhadap pelanggan di yang digunakan untuk mengetahui
wilayah Kecamatan Johan Pahlawan belum besarnya NRW adalah metode ILI
berjalan dengan baik dan optimal (Infrastructure Leakage Index). Dari hasil
(Syahputra, 2005). Tingkat pelayanan kajian serta analisa dari penelitian ini
kebutuhan air bersih sangat dipengaruhi nantinya diharapkan dapat menjadi
oleh beberapa faktor seperti pertumbuhan kontribusi bagi PDAM Tirta Meulaboh
penduduk, karakteristik masyarakat, pola terhadap peningkatan pelayanannya bagi
penggunaan air serta terjadinya tingkat pelanggan.
kehilangan air yang cukup tinggi.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Kehilangan air merupakan tidak
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
sampainya air yang diproduksi kepada
Republik Indonesia Nomor:
pelanggan dimana batasan dari faktor
416/Menkes/PER/IX/1990, air bersih
kehilangan air yang diperbolehkan adalah air yang memenuhi persyaratan
tidak melebihi angka toleransi sebesar dalam sistem penyediaan air minum,
20% dari kapasitas debit produksi sehingga air bersih yang digunakan untuk
(Fitriadi, 2013). Kehilangan air keperluan sehari-hari harus memenuhi
merupakan permasalahan yang paling syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum
sering dihadapi oleh setiap PDAM. setelah dimasak sebelumnya.
Berdasarkan faktor tersebut di
atas, maka perlu dilakukan studi Persyaratan Kebutuhan Air Bersih
menyangkut dengan kajian tingkat Badan Penelitian dan Pengembangan
kehilangan air. Studi ini dilakukan agar Departemen Pekerjaan Umum (2006) telah
didapatkan kondisi nyata terkait kondisi menetapkan kriteria dari pemakaian air
dari penyediaan air bersih dan bersih untuk setiap Kota/Kabupaten.
permasalahan tentang kehilangan air yang Kriteria dari pemakaian air yang dimaksud
terjadi pada wilayah layanan PDAM Tirta meliputi kebutuhan air domestik dan
Meulaboh. Untuk mengurangi dan kebutuhan air non domestik seperti yang
meminimalkan tingkat kehilangan air diperlihatkan pada tabel 1 di bawah ini.
tersebut digunakan metode pengendalian
NRW (Non Revenued Water).
NRW dapat didefinisikan sebagai
Tabel 1. Kriteria Pemakaian Air Bersih Untuk Setiap Kota/Kabupaten
air yang hilang dan dapat diukur serta
diketahui besarnya, namun tidak dapat
direkeningkan atau tidak dapat menjadi
Persyaratan kontinuitas
Kebutuhan air domestik dihitung Kontinuitas aliran terhadap standar
berdasarkan jumlah penduduk dan laju minimal pengaliran air memang belum
pertumbuhan penduduk yang ada pada memiliki standar yang pasti, tetapi jika
suatu daerah/wilayah yang menjadi daerah ditinjau dari jam-jam aktivitas konsumen
layanan . Sedangkan kebutuhan air non terhadap prioritas pemakaian air, maka
domestik merupakan kebutuhan air bersih dapat diketahui bahwa pelanggan sangat
yang dibutuhkan untuk berbagai fasilitas membutuhkan air paling tidak dengan
sosial dan komersial seperti rumah sakit, harapan air mengalir minimal selama 12
sekolah dan lain-lain. Besarnya pemakaian jam sehari yaitu pada pukul 06:00 sampai
air untuk kebutuhan non domestik 20% dengan pukul 18:00, sedangkan menurut
dari kebutuhan domestik (Fitriadi, 2013). PDAM pengaliran air dikatakan baik
apabila standar minimal 8 jam sehari
Persyaratan kuantitas/debit terpenuhi (Suhardi, 2007)
Kebutuhan akan air bersih
masyarakat sangat dipengaruhi oleh Persyaratan kecepatan aliran dan
pertumbuhan penduduk, karakteristik tekanan air
masyarakat, tingkat ekonomi dan status Dalam pendistribusian air agar
sosial masyarakat yang beragam, serta terjangkau untuk seluruh area layanan dan
perilaku atau pola penggunaan air oleh untuk memaksimalkan tingkat pelayanan,
masyarakat.
maka yang harus diperhatikan adalah sisa
tekanan air. Sisa tekanan air paling rendah
adalah 5 mka (meter kolom air) atau setara
dengan 0,5 atm (1 atm = 10 mka), dan sisa
tekanan air paling tinggi adalah 22 mka
(Agustina, 2007).
Menurut Badan Penelitian dan Fpeak = Faktor jam puncak ( 1,5-2,5);
Pengembangan Depertemen Pekerjaan Qpeak = Kebutuhan air jam puncak
Umum (2006), kecepatan izin dalam pipa (ltr/det).
distribusi berkisar antara 0,3-2,5 m/det.
Ukuran pipa tidak boleh melebihi dimensi Kehilangan air
Q peak
yang diperlukan, dan tekanan dalam sistem
Fpeak Kehilangan air merupakan selisih
Qmax
harus cukup. Air yang dialirkan ke antara banyaknya air yang disediakan
pelanggan dari pipa transmisi dan pipa dengan jumlah air yang dikonsumsi.
distribusi, dirancang agar dapat melayani Kehilangan air terjadi akibat faktor teknis
pelanggan hingga yang terjauh, dengan maupun faktor nonteknis. Djamal, dkk
tekanan air minimum sebesar 1 atm. (2009) dalam Fitriadi (2013), menyatakan
besarnya tingkat kehilangan air adalah
Fluktuasi kebutuhan air bersih persentase perbandingan antara kehilangan
Kebutuhan air rata-rata harian (Qav) air dengan jumlah air yang dipasok ke
merupakan jumlah air per hari yang dalam jaringan perpipaan air.
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan Dalam suatu penyediaan air minum
domestik dan non domestik. Kebutuhan tidak seluruhnya air yang diproduksi oleh
harian maksimum (Qmax) merupakan instalasi sampai kepada pelanggan,
jumlah air terbanyak yang dibutuhkan diakibatkan oleh adanya kebocoran yang
dalam satu hari untuk waktu satu tahun disebut dengan kehilangan air. Untuk
berdasarkan nilai kebutuhan air rata-rata menghitung persentase nilai kehilangan air
harian. Kebutuhan air jam puncak (Qpeak) dari setiap meter pelanggan dilakukan
merupakan jumlah air terbanyak yang dengan cara membandingkan selisih angka
dibutuhkan pada jam-jam tertentu. water meter pelanggan dengan jumlah
Qmax = Fmax x Qav (1) sampel pelanggan.
(2) Neraca air merupakan alat audit
untuk menghitung kehilangan air yang
dimana : berfungsi untuk melakukan kontrol pada
Qmax = Kebutuhan air harian maksimum tiga titik utama yang menjadi indikator
(ltr/det); sehat atau tidaknya sistem pelayanan
Fmax = Faktor harian maksimum 1<Fmax PDAM yaitu input sistem, konsumsi dan
hour<1,5). kehilangan air (Syahputra, 2005). Neraca
Q max
Fmax air dihitung berdasarkan jumlah debit air
Qav
Qpeak = Fpeak x Qmax (3) yang masuk, konsumsi bermeter
(4) berekening, ketidakakuratan meter
pelanggan, kehilangan air dan kehilangan
dimana : fisik (Siregar, 2014).
Untuk mengurangi dan Metode dari sistem distribusi air
meminimalkan tingkat kehilangan air tergantung pada kondisi topografi dari
tersebut digunakan metode pengendalian sumber air dan posisi para konsumen
NRW (Non Revenued Water). NRW dapat berada. Sistem distribusi air memiliki
didefinisikan sebagai air yang hilang dan rangkaian yaitu sumber air baku pipa
dapat diukur serta diketahui besarnya, utama reservoir/layanan penyimpanan
namun tidak dapat direkeningkan atau pipa induk pipa distribusi. Pipa utama
tidak dapat menjadi penghasilan, namun mengalirkan air pada tingkat yang konstan,
dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu sedangkan pipa induk mengalirkan air
metode yang digunakan untuk mengetahui dengan kebutuhan air yang
besarnya NRW adalah metode ILI bervariasi/fluktuatif (Masimin dan Ariff,
(Infrastructure Leakage Index). 2012). Dan sistem pengaliran yang
CAPL (5) digunakan adalah cara gravitasi, pompa
ILI
MAAPL dan gabungan keduanya (Agustina,2007).
dimana:
ILI = Infrastructure Leakage Index; METODE PENELITIAN
CAPL = Current Annual Physical Losses Lokasi, waktu dan jenis penelitian
(sama dengan kehilangan saat ini) Lokasi penelitian ini dibatasi dan
(liter/tahun); dilakukan hanya pada wilayah layanan
MAAPL = Minimum Achhievable Annual Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten
Physical Losses (kehilangan fisik tahunan Aceh Barat unit WTP Lapang dengan luas
yang dapat dicapai secara minimal) wilayah 44,91 km2, dikarenakan zona
(liter/hari). layanan Kecamatan Johan Pahlawan
memiliki jumlah pelanggan yang lebih
MAAPL ((18 xLM ) (0,8 xNC )
(6) besar dibandingkan dengan zona layanan
( 25 xLP )) xP
Meureubo dan Kaway XVI.
dimana:
LM = Panjang pipa induk (m);
NC = Jumlah sambungan rumah
Metode Pengumpulan Data
LP = Panjang pipa dari batas persil ke
meter pelanggan dikalikan dengan jumlah Metode pengumpulan data
SR (m); meliputi sumber data dan jenis data yang
P = Tekanan rata-rata (m digunakan. Sumber dan jenis data yang
digunakan adalah data primer yang
Sistem Distribusi dan Pengaliran Air diperoleh melalui observasi lapangan dan
Bersih data sekunder yang diperoleh dari PDAM
Tirta Meulaboh. Data primer ini dilakukan
terhadap 99 sampel pelanggan yang didapatkan debit pemakaian air rata-rata
ditetapkan berdasarkan persaman Solvin pada 3 zona layanan PDAM Kecamatan
yang ada pada zona layanan PDAM untuk Johan Pahlawan diperlihatkan pada Tabel 2
Kecamatan Johan Pahlawan dengan dan Grafik 2 di bawah ini:
mencatat debit air yang mengalir ke
pelanggan. Data yang didapat meliputi data
debit aliran air ke pelanggan dan data
tekanan air. Pencatatan debit ini dilakukan
sebanyak 5 kali selama seminggu yaitu
pada pukul 06:00, 10:00, 14:00, 18:00 dan
pukul 22.00. dan dilakukan pencatatan data
tekanan.
Data sekunder yang digunakan
adalah data yang diperoleh dari PDAM
Tirta Meulaboh. Data-data sekunder
tersebut dibutuhkan untuk menganalisa
pertumbuhan penduduk terhadap tahun
perencanaan, menganalisa kebutuhan air
sampai tahun perencanaan, menganalisa
tingkat kehilangan air dan menganalisa Dari analisis di atas, dengan rata-
kinerja sistem jaringan distribusi air bersih. rata pemakaian air di 3 zona layanan
tersebut, secara keseluruhan dapat diambil
HASIL DAN PEMBAHASAN kesimpulan bahwa rata-rata pemakaian air
Analisis berdasarkan debit air selama waktu pengamatan untuk
Pengamatan debit aliran air pada Kecamatan Johan Pahlawan sebesar 0,107
99 sampel pelanggan dilakukan selama m3/jiwa atau sebesar 106,92
seminggu dengan melakukan pencatatan liter/orang/hari. Dimana konsumsi
debit air dalam 1 hari sebanyak 5 kali kebutuhan air bersih nyata tersebut kurang
pengamatan, yaitu pada pukul 06:00, dari 130 liter/orang/hari konsumsi unit
10:00, 14:00, 18:00 dan 22:00, untuk sambungan rumah untuk wilayah
melihat kondisi pemakaian air oleh perkotaan.
pelanggan. Data pemakaian air dari sampel
pelanggan disetiap zona layanan untuk Analisis berdasarkan tekanan air

melihat kondisi nyata debit yang Dari hasil pengamatan tekanan

dihasilkan di lapangan dengan menggunakan Pressure Gauge,


Berdasarkan hasil analisa data tekanan yang dihasilkan secara acak pada
debit aliran dari kondisi nyata di lapangan, sampel pelanggan yang ada di zona
layanan Kecamatan Johan Pahlawan tidak menyatakan bahwa selama pengamatan
mencapai 1 atm. Dengan kondisi tersebut, dalam 1 hari untuk 5 kali pengamatan, air
maka analisa terhadap tekanan air dinyatakan bertekanan dan ada air
dilakukan dengan menampung air pada mengalir pada waktu tersebut walaupun
sebuah wadah 1 liter yang mengalir pada tinggi tekanan air rata-rata untuk
pipa pelanggan berdiameter 1/2 inchi Kecamatan Johan Pahlawan hanya sebesar
dengan mencatat waktu air mengalir 0,03 m.
disamping stand meter.
Hasil analisis dari data tekanan air
Analisis berdasarkan kontinuitas aliran
di setiap sampel pelanggan yang ada di
Dari hasil pengamatan kontinuitas
Kecamatan Johan Pahlawan adalah untuk
aliran dilakukan selama 1 bulan pada
melihat kondisi nyata tekanan air yang
intake yang ada di Pasie Mesjid, tidak
terjadi di lapangan baik tekanan
terjadi pemadaman listrik, dan air
maksimum dan tekanan minimum, seperti
dinyatakan mengalir secara terus menerus
yang diperlihatkan pada Tabel 3 dan Grafik
selama 24 jam, dan selama pengamatan air
3 di bawah ini.
dinyatakan bertekanan dan ada air
mengalir pada waktu tersebut. Untuk
analisa fluktuasi kebutuhan air bersih
dilakukan random 1 sampel pelanggan
yang ada disetiap zona layanan PDAM
Kecamatan Johan Pahlawan.

Dari tabel dan grafik di atas dapat


disimpulkan bahwa tekanan air maksimum
tertinggi di zona layanan 1 adalah pada
hari selasa dan kamis dengan tinggi
tekanan 0,032 m, sedangkan tinggi tekanan
air minimum adalah pada hari rabu dan
jumat dengan tinggi tekanan 0,026 m. Ini
Dari tabel di atas terlihat bahwa pemakaian
air harian maksimum terbesar terdapat
pada zona layanan 1, dimana fluktuasi
kebutuhan pemakaian air harian
maksimum sebesar 0,810 m3/jam dengan
nilai kebutuhan air harian rata-rata sebesar
0,682 m3/jam, sehingga nilai faktor harian
maksimum sebesar 1,19. Sedangkan untuk
Analisis berdasarkan fluktuasi besarnya nilai kebutuhan air jam puncak
kebutuhan air bersih berdasarkan hasil analisa pengamatan di
Untuk analisa fluktuasi kebutuhan lapangan, didapat nilai rata-rata kebutuhan
air bersih dilakukan random 1 sampel air jam puncak terbesar pada pukul 09.00-
pelanggan yang ada disetiap zona layanan 10.00 yaitu sebesar 103.714,29 liter/detik
PDAM Kecamatan Johan Pahlawan. Hasil dengan nilai faktor jam puncak sebesar
terhadap analisis fluktuasi kebutuhan air 1,59. Dan pola pemakaian air serta
bersih pada sampel pelanggan yang ada di keseragaman aktivitas penggunanan air
zona layanan PDAM kecamatan Johan disetiap zona layanan sangat
Pahlawan, bahwa untuk kebutuhan air mempengaruhi besarnya nilai faktor
harian maksimum, kebutuhan air pada jam pemakaian air.
puncak dan kebutuhan air rata-rata,
Analisis tingkat kehilangan air
diperlihatkan pada Tabel 4 dan grafik 4 di
Tingkat kehilangan air yang terjadi
bawah.
selama tahun 2013 pada zona layanan
Kecamatan Johan Pahlawan adalah sebesar
35,07%, dimana melebihi dari batas angka
toleransi kehilangan air sebesar 20%. Hasil
perhitungan analisis kehilangan air
berdasarkan data debit yang masuk sampai
kehilangan air dari meter pelanggan yang
dihitung berdasarkan persen kehilangan air
yang ada di meteran pelanggan dan jumlah
debit air yang masuk selama tahun 2013.,
diperlihatkan pada tabel 5 di bawah.
Berdasarkan neraca air didapat nilai
CAPL/kehilangan fisik saat ini sebesar
762.741,325 m3/tahun atau sebesar
Analisis neraca air 762.741.325 liter/tahun. Sedangkan nilai
Neraca air dilihat berdasarkan data- MAAPL/kehilangan fisik yang dapat
data seperti data debit yang masuk selama dicapai secara minimal didapat sebesar
tahun 2013, data konsumsi bermeter 54.324,53 liter/hari atau sebesar
berekening, ketidak akuratan pembacaan 19.828.452,72 liter/tahun (dari persamaan
pada meter pelanggan, kehilangan air yang 6).
terjadi selama tahun 2013 dan kehilangan Dari analisis besarnya nilai ILI yang
fisik. dihasilkan 38,5 (dari persamaan 5) dan
dibandingkan dengan tinggi tekanan rata-
rata hanya 0,03 m, maka berdasarkan Tabel
Matriks Target dibawah ini, dapat
disimpulkan bahwa kehilangan fisik air di
zona layanan PDAM Tirta Meulaboh
Kecamatan Johan Pahlawan termasuk ke
dalam golongan D dengan ILI >16 dan
tingkat kebocoran >200
liter/sambungan/hari.
Dari data di atas terlihat, data debit
yang masuk dengan air yang terjual/debit
konsumsi bermeter rekening selama tahun
2013, didapat kehilangan air yang terjadi
sebesar 783.967 m3/tahun dan kehilangan
fisik air sebesar 762.741,33m3/tahun.

Analisis NRW (Non Revenued Water)


Data di wilayah studi Kecamatan
Johan Pahlawan:

Panjang pipa induk (LM) = 39.000 m KESIMPULAN DAN SARAN

Jumlah sambungan rumah (NC) =5.522 SR Kesimpulan

Tekanan air rata-rata (P) = 0,03 m 1. Hasil analisis terhadap faktor-faktor

Panjang rata-rata pipa dinas (LP) = 8 m x yang mempengaruhi sistem distribusi

5.522 SR = 44.176 m air bersih, didapat bahwa dengan


kontinuitas aliran yang selalu ada m3/tahun atau sebesar 51,42% dari total
selama 24 jam, tekanan yang dihasilkan kehilangan air 783.967 m3/tahun.
cukup kecil sebesar 0,03 m dikarenakan Diharapkan dengan upaya pengendalian
terjadinya kehilangan air yang cukup NRW untuk Kabupaten Aceh Barat
besar, sehingga menyebabkan dapat mengurangi kebocoran dari kelas
pengurangan sisa tekanan pada wilayah D ke kelas A.
distribusi. Debit pemakaian rata-rata Saran
yang dihasilkan hanya 106,92 1. PDAM harus melakukan kajian dan
liter/orang/hari, dimana kurang dari 130 perencanaan ulang terhadap kondisi
liter/orang/hari konsumsi unit jaringan distribusi air bersih saat ini
sambungan rumah untuk wilayah dengan melakukan upaya pengendalian
perkotaan menurut kriteria pemakaian NRW dengan metode Step Test dan
air bersih setiap kota/kabupaten. Sounding untuk mencari titik-titik
2. Hasil analisis terhadap tingkat kebocoran, agar pihak PDAM dapat
kehilangan air, didapat bahwa tingkat dengan segera melakukan perbaikan
kehilangan air yang terjadi selama pada jaringan-jaringan yang mengalami
tahun 2013 pada PDAM Tirta kebocoran secara berkala.
Meulaboh mencapai 35,07%, dengan 2. Adanya tim penurunan NRW atau ATR
total kehilangan air 783.967 m 3/tahun yang turun ke lapangan secara berkala
sehingga dengan keadaan itu untuk mendata jumlah dan lokasi meter
kemampuan suplai air bersih dari air yang rusak yang menyebabkan
PDAM akan semakin menurun, ketidak akuratan meter air pelanggan
pelayanan kebutuhan akan air bersih sebagai upaya pengendalian kehilangan
pun tidak berjalan baik dan optimal, air non teknis.
dan PDAM akan terus merugi dari 3. Untuk penelitian selanjutnya, dapat
tahun ke tahun. dilakukan kajian terhadap kinerja
3. Hasil analisis program NRW dengan PDAM Tirta Meulaboh dari segi
metode ILI, didapat nilai ILI sebesar manajemen dan keuangan
38,5. Menurut Tabel Matriks Target
disimpulkan bahwa kebocoran atau DAFTAR PUSTAKA
kehilangan air di zona layanan PDAM
Tirta Meulaboh Kecamatan Johan Agustina, D.V., 2007, Analisa Kinerja
Pahlawan termasuk ke dalam golongan Sistem Distribusi Air Bersih
D dengan ILI >16 dan tingkat PDAM Kecamatan Banyumanik di
kebocoran >200 liter/sambungan/hari. Perumnas Banyumanik (Studi
Kehilangan air yang tidak dapat Kasus) Perumnas Banyumanik
diuangkan adalah sebesar 403.106 Kel. Srondol Wetan), Tesisi,
Program Pasca Sarjana Magister Tirtanadi Padangsidimpuan Di
Teknik Sipil Universitas Kecamatan Padangsidimpuan
Diponegoro Semarang. Selatan, Fakultas Teknik Sipil
Fitriadi, 2013, Rancangan Strategi Universitas Sumatera Utara,
Peningkatan Kapasitas Produksi Medan.
Pada Sistem Distribusi Produksi Suhardi, 2007, Kajian Spasial Tingkat
Air PDAM Tirta Meulaboh, Pelayanan Air Bersih di
Kabupaten Aceh Barat, Magister Perumahan Limbangan Baru
Teknik Industri Universitas Kabupaten Banjar Negara, Tesis,
Sumatera Utara, Medan. Program Pasca Sarjana Universitas
Maisimin dan Ariff, Z.A., 2012 , An Diponegoro, Semarang.
Overview of Water Supply Syahputra, B., 2005, Pengaruh
Provision for the City of Banda Penambahan Debit Kebutuhan
Aceh, Proceedings of Water Pada Zona Layanan Air Bersih Di
Supply Management System And PDAM Tirta Meulaboh, Fakultas
Social Capital, Volume 3, PP. 205- Teknik Jurusan Teknik Lingkungan
213. Universitas Islam Sultan Agung,
Siregar, N.A., 2014, Evaluasi Kehilangan Semarang.
Air (Water Losses) PDAM

You might also like