Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

PENGARUH BREATHING EXERCISE TERHADAP KUALITAS HIDUP

LANJUT USIA DI PANTI WERDHA RIA PEMBANGUNAN

Hermansyah, Ratu Karel Lina, Toto Aminoto


Dosen Jurusan FisioterapiPoltekkes Kemenkes Jakarta III
Email: aminoto95@yahoo.com

ABSTRACT
Breathing Exercise is a method of breathing in a certain way to improve and enhance the
performance of respiratory system, especially lungs. It turns out that if we do well and
regular breathing can stabilize blood pressure and improve respiration.In the elderly often
suffer respiratory problems due to the elderly decreased organ function, especially lung.
This study aims to demonstrate the effect of breathing exercise on quality of life in elderly.
The population in this study is the senior citizens who live in Elderly Nursing Ria Development,
East Jakarta Cibubur.The sampling technique used was purposive sampling. This is a quasi-
experimental study with pre-post test approach design. In this study before the first intervention
examined quality of life.After the intervention was also carried out a similar investigation.
Variable quality of life are examined blood pressure, respiration rate, pulse, Barthel index
and VO2max. Before and after the examination results are then compared. By using
parametric paired t test analysis produced t value of 0.505 and the Sign of 0.618, while the
value t table 1.70. The value of t is greater than t table. It can be concluded that the breathing
exercise does not affect the quality of life of the elderly
Keywords : breathing exercise, quality of life , the elderly

ABSTRAK
Breathing Exercise adalah suatu metode sistem pernafasan untuk meningkatkan kinerja
organ paru-paru. Pernafasan yang baik dan teratur dapat menstabilkan tekanan darah dan
memperbaiki respirasi. Lansia mengalami gangguan pernafasan secara umum proses
degeneratif sehingga penurunan fungsi organ tubuh terutama paru-paru. Penelitian ini
bertujuan untuk membuktikan pengaruh breathing exerciseterhadap kualitas hidup pada
lansia.. Populasi penelitian adalah warga lansia di Panti Werdha Ria Pembangunan,
Cibubur Jakarta Timur dengan teknik purposive sampling. Penelitian bersifat quasi
eksperimen dengan pendekatan pre-post test design. Variabel terkait adalah tekanan darah,
respirasi rate, denyut nadi, indeks Barthel dan Vo2max. Hasil pemeriksaan sebelum dan
sesudah kemudian dibandingkan. Dengan menggunakan analisa parametrik paired t test
dihasilkan nilai t hitung sebesar 0,505 dan Sign sebesar 0,618, sedangkan nilai t tabel
1,70. Nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
breathing exercise tidak berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia.
Kata Kunci : breathing exercise, kualitas hidup, lansia

57
58 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 2, Nomor 2, Maret 2015, hlm : 57 - 64

PENDAHULUAN World Health Organization Quality of Life


Indonesia merupakan salah satu Negara (WHOQOL) mendefinisikan kualitas hidup
berkembang yang mengalami peningkatan sebagai persepsi individu terhadap
penduduk terutama untuk penduduk lanjutusia kehidupannya di masyarakat dalam konteks
atau lansia (Sugiarto,2005). Pengertian lansia budaya dan sistem nilai yang ada yang terkait
menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan tujuan, harapan, standar, dan perhatian.
adalah minimal berusia 60 tahun. Pada Lanjut Kualitas hidup merupakan suatu konsep yang
usia fungsi jaringan mengalami kemunduran sangat luas yang dipengarui kondisi fisik
dan penurunan fungsi normalnya secara individu, psikologis, tingkat kemandirian,
perlahan-lahan sehingga rentaninfeksi serta hubungan individu dengan lingkungan
(Constantinides, 1994). Secara biologis (Reno, 2012). Pada umumnya warga lanjut
penduduk lanjut usia adalah penduduk yang usia menghadapi kelemahan, keterbatasan dan
mengalami proses penuaan secara terus ketidakmampuan, sehingga kualitas hidup
menerus, yang ditandai dengan menurunnya pada lanjut usia menjadi menurun. Karena
daya tahan fisik yaitu semakin rentannya keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat,
terhadap serangan penyakit yang dapat maka keluarga memiliki peran yang sangat
menyebabkan kematian. penting dalam perawatan lanjut usia untuk
meningkatkan kualitas hidup lanjut usia
Proses penuaan menyebabkan beberapa (Dermanto, 2007). Indikator kualitas hidup
perubahan struktural dan fungsional pada lansia diantaranya tekanan darah, denyut nadi,
toraks dan paru-paru. Pada lansia ditemukan pernapasan, Volume O2 maksimal, index
alveoli menjadi kurang elastik dan lebih bartel (Amalia, 2014). Menurut hasil
berserabut serta berisi kapiler-kapiler yang penelitian Widarti (2013) menunjukan bahwa
kurang berfungsi, sehingga kapasitas Breathing Exercise mampu meningkatkan
penggunaan menurun karena kapasitas difusi kualitas hidup lansia terutama terhadap
paru-paru untuk oksigen tidak dapat memenuhi gangguan asma. Latihan pernafasan dapat uga
permintaan tubuh (Hegner, 2003). meningkatkan kualitas hidup lansia (Wardoyo,
Perubahan yang signifikan pada anatomi 2003).Untuk mengatasi keterbatasan aktifitas
adalah perubahan sistemrespiratory. Indikasi lansia perlu dilakukan pelayanan fisioterapi
perubahan diantaranya paru-paru mengecil dengan memperbaiki sistem respirasi
dan kendur, berkurang nyarecoil elastic, diantaranya intervensi Breathing Exercise
pembesaran alveoli, penurunan kapasitas vital, (Septiwi, 2013). Tujuan penelitian untuk
penurunan PaO2 dan residu, pengerasan mengetahui pengaruh Breathing Exercise
bronkus, dan peningkatan resistensi, terhadap kualitas hidup lansia
Klasifikasi kartilagokosta, kekakuan tulang
iga pada kondisi pengembangan, hilangnya METODE
tonus otottoraks dan kelemahan kenaikan Desain yang digunakan dalam penelitian ini
dasar paru (Darmojo, 2004) adalaheksperimen dengan pendekatan pre-
post test design. Penelitian ini dilaksanakan
Jika organ respiratorik berfungsi dengan baik di Panti Werdha Ria Pembangunan, Jakarta
maka tekanan darah, denyut nadi stabil, Timur pada bulan September-November 2014.
respirasi dan VO2 max pun akan baik.Jika Populasi adalah sekumpulan data yang
semuanya baik maka kemampuan lansia dalam mempunyai fenomena sedangkan sampel
melakukan kegiatan sehari-hari pun tidak akan adalah bagian dari populasi yang dipilih
mengalami gangguan. Kegiatan sehari-hari dengan cara tertentu sehingga diangap
ini dinyatakan dengan indek Barthel. Dengan mewakili populasi (Santoso, 2009). Populasi
demikian kualitas hidup lansia akan pada penelitian ini adalah semua warga Panti
meningkat(Suryo, 2010)..
Hermansyah, Pengaruh Breathing Exercise Terhadap Kualitas Hidup Lanjut Usia Di Panti Werdha Ria Pembangunan 59

Werdha Ria Pembangunan. Jumlah populasi hidup. Adapun kualitas hidup yang
70 orang. Teknik sampling yang digunakan diperiksa meliputi :
adalah purposive sampling(Nursalam,2008). 1. Tekanan darah
Dengan metode ini diharapkan kriteria sampel Tekanan darah terdiri dari tekanan darah
yang diperoleh benar-benar sesuai dengan sistolik dan diastolik. Tekanan darah
tujuan yang hendak dicapai. Dalam penelitian Sistolik menunjukkan tekanan darah
ini sampel yang digunakan sebanyak 30 atas pembuluh arteri dari denyut jantung.
responden.Analisis yang digunakan paired Sedangkan Tekanan darah Diastolik
t-test karenadata terdistribusi normal. adalah tekanan bawah saat tubuh sedang
beristirahat tanpa melakukan aktivitas
.HASIL DAN PEMBAHASAN apapun (Sarmiza Shahar, 2012).Tekanan
darah normal berdasarkan usia dan jenis
Sebelum dan sesudah intervensi breathing
kelamin dapat dilihat tabel dibawah ini:
exercise dilakukan pemeriksaan kualitas

Tabel 1.Tekanan darah

Hasil penelitian tekanan darah sebelum dan sesudah


intervensi breathing exercise dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 1. Hasil pemeriksaan tekanan darah Sebelum dan sesudah intervensi

Sebelum dilakukan intervensi breathing Dari hasil tersebut terjadi kenaikan


exercise tekanan darah responden terdiri tekanan darah ke arah normal sebanyak
dari 2 kriteria yaitu tekanan darah rendah 17%. Menurut Damayanti (2013)
dan tekanan darah normal. Dari grafik i n t e r v e n s i b re a t h i n g e x e rc i s e
persentase responden yang tekanan menyebabkan vasodilatasi pada arteri
darahnya normal sebanyak 50% sehingga meningkatkan metabolisme
sedangkan tekanan darah rendah 50%. dan memberikan efek relaksasi pada
Setelah dilakukan intervensi tekanan jaringan dan mampu menetralkan
darahnya normal sebanyak 67% tekanan darah. Hasil penelitian ini
sedangkan tekanan darah rendah 33%. sejalan dengan hasil penelitian oleh
60 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 2, Nomor 2, Maret 2015, hlm : 57 - 64

Ervan (2013). Hasil penelitian terhadap 2. Denyut nadi


lansia penderita hipertensi setelah Menurut Depkes Denyut nadi normal
dilakukan breathing exercise terjadi pada orang dewasa ketika sedang
penurunan tekanan darahnya ke tekanan beristirahat adalah 60 - 80 kali permenit.
normal.

Grafik2. Hasil pemeriksaan denyut nadi Sebelum dan sesudah intervensi

Hasil penelitian menunjukan sebelum demikian denyut nadi teratur. Hal


intervensi kondisi denyutnadinormal penelitian ini sejalan dengan hasil
sebanyak 83% dan tidak normal penelitian Dika (2013) terhadap para
sebanyak 17%. Setelah dilakukan pekerja sortasi di pabrik teh, dimana
intervensi kondisi normal sebanyak 87% setelah dilakukan breathing exercise
dan tidak normal 13%. Dengan terjadi kenaikan denyut nadi ke kondisi
demikian terjadi kenaikan kondisi normal
normal sebanyak 4%. Vasodilatasi
meningkatkan sirkulasi darah. Jika 3. Respirasi
sirkulasi darah lancar maka oksigen Menurut Departemen Kesehatan
meningkat sehingga kebutuhan jaringan respirasi untuk orang Dewasa dikatakan
akan oksigen terpenuhi. Dengan Normal jika 16-20x/mt

Grafik 3. Hasil pemeriksaan respirasi Sebelum dan sesudah intervensi


Hermansyah, Pengaruh Breathing Exercise Terhadap Kualitas Hidup Lanjut Usia Di Panti Werdha Ria Pembangunan 61

Hasil penelitian menunjukan sebelum exercise terjadi kenaikan tingkat


intervensi kondisi normal sebanyak 20% respirasi ke kondisi normal
dan tidak normal sebanyak 80%. Setelah
dilakukan intervensi kondisi normal 4. Indeks Barthel
sebanyak 67% dan tidak normal 33%. Indeks Barthel berfungsi mengukur
Dengan demikian terjadi kenaikan kemandirian fungsional dalam hal
kondisi normal sebanyak 57%. perawatan diri dan mobilitas serta dapat
Breathing exercise melatih otot ekspirasi juga digunakan sebagai kriteria dalam
dan inspirasi untuk memaksimalkan menilai kemampuan fungsi onal bagi
proses pernafasan. Jika kinerja otot- pasien-pasien yang mengalami
otot tersebut maksimal akan gangguan keseimbangan. Tingkat
memberikan dampak normal pada kemandirian diklasifikasikan menjadi
pernafasan. Hasil penelitian ini sejalan 10 indikator. Secara keseluruhan indek
dengan hasil penelitian Dika (2013) barthel menunjukan bahwatidak ada
terhadap para pekerja sortasi di pabrik perubahan sebelum dan sesudah
the, setelah dilakukan breathing intervensi seperti gambar dibawah ini

Grafik 4. Hasil pemeriksaan indeks barthel Sebelum dan sesudah intervensi


Kondisi tidak ada perubahan ini 5. Vo2 max
disebabkan responden sebelum VO2 max adalah volume maksimal O2
dilakukan breathing exercise semuanya yang diproses oleh tubuh manusia pada
dinyatakan mandiri. Dalam hal ini dapat saat melakukan kegiatan yang intensif.
melakukan aktivitas kehidupan sendiri Volume O2 max ini adalah suatu
tanpa bantuan orang lain, sehingga tingkatan kemampuan tubuh yang
sesudah intervensi pun hasilnya akan dinyatakan dalam liter per menit atau
tetap sama. Hasil penelitian ini belum milliliter/menit/kg berat badan. Kondisi
sesuai dengan hasil penelitian Mertha Vo2 max dibagi menjadi 2 klasifikasi
(2013)terhadap penderita stroke yaitu keadaan obstruktif dan restriktif.
iskemik, setelah dilakukan breathing Dari dua keadaan tersebut hampir
exercise terjadi kenaikan tingkat semuanya masuk dalam kategori
kemandirian. Hal ini kemungkinan restriktif. Restriktif adalah kondisi
dipengaruhi oleh frekuensi breathing dimana paru-paru menjadi lebih sulit
exercise. Pada penelitian tersebut dalam mengembang pada saat seseorang
dilakukan intervensi lebih dari 6 bulan, menarik nafas.Keadaan Vo2 max
sedangkan pada penelitian ini hanya sebelum dan sesudah intervensi dapat
dilakukan selama 3 bulan. dilihat pada grafik dibawah ini.
62 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 2, Nomor 2, Maret 2015, hlm : 57 - 64

Grafik5 Hasil pemeriksaan Vo2 max Sebelum dan sesudah intervensi

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada dilakukan breathing exercise terjadi


perubahan kondisi Vo2 max tersebut. kenaikan Vo2 max.
Dengan demikian disimpulkan bahwa Uji Paired Sample t Test dilakukan untuk
kondisi Vo2 max konstan. Pengertian mengetahui perbedaan rata-rata duasampel
konstan disini adalah kondisi setelah berpasangan yang digunakan untuk menguji
breathing exercise nilai Vo2 max tetap ada tidaknya perbedaan mean untuk dua
atau tidak ada perubahan. Hasil ini sampel bebas (independen) yang berpasangan.
sesuai dengan hasil penelitian Nugroho Kualitas hidup lansia dinilai sebelumdan
(2010) terhadap mahasiswa UKM silat sesudahintervensi, yang dapat dilihat pada
di STTNAS Yogyakarta, setelah table 4.

Tabel 4. Kualitas hidup lansia sebelum dan sesudah intervensi Breathing Exercise
Variabel Mean Standard Std error Selisih t p value
Deviasi Mean Mean
Kualitas Hidup Sebelum Intervensi 643,69 52,86 643,69 9,81 0,505 0,618
Breathing Exercise
Sesudah Intervensi 653,50 59,02 653,50
Breathing Exercise

Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi uji statistik menunjukan bahwa intervensi
peningkatan nilai rata-rata kualitas hidup Breathing Exercise belum mampu
lansia sebelum dan sesudah intervensi meningkatkan kualitas hidup lansia.Hal ini
breathing exercise. Hasil penelitian indikator bertentangan dengan hasil penelitian Widarti
kualitas hidup menunjukan bahwa (2013) yang menemukan bahwa Breathing
pemeriksaan tekanan darah mengalami Exercise mampu meningkatkan kualitas hidup
kenaikan menjadi keadaan normal sebesar penderita asma,walaupun intervensi
17%. Pemeriksaan jumlah denyut nadi juga dilaksanakan selama sebulan.Demikianjuga
mampu meningkat menuju normal sebesar penelitian Septiwi (2013) menunjukan bahwa
4%, respirasi rate meningkat sebesar 57%, Breathing Exercise mampu meningkatkan
tingkat kemandirian tidak ada peningkatan level fatique pasien hermodialisis.
bahkan cenderung sama sedangkan Vo2 max Latihan pernafasan membuat tubuh kita
juga menunjukan kestabilan nilai. Namun dari mendapatkan input oksigen yang kuat. dimana
Hermansyah, Pengaruh Breathing Exercise Terhadap Kualitas Hidup Lanjut Usia Di Panti Werdha Ria Pembangunan 63

oksigen memegang peran penting dalam DAFTAR RUJUKAN


sistem respirasi dan sirkulasi tubuh. Saat kita
Amalia, dkk. 2014. Perbedaan Kualitas Hidup
melakukan latihan pernafasan, oksigen
Lansia yang Tinggal di Komunitas
mengalir ke dalam pembuluh darah dan
dengan di Pelayanan Sosial Lanjut Usia.
seluruh jaringan tubuh, membuang racun dan
Tesis tidak diterbitkan. Program
sisa metabolisme yang tidak terpakai,
Pascasarjana Kesehatan Masyarakat
meningkatkan metabolisme dan memproduksi
energi. Dengan demikian latihan pernafasan Universitas Jember
dapat meningkatkan kualitas hidup (Wardoyo, Constantinides, P.1994. Pathobiology. USA:
2003). Pada penelitian ini, hasil yang Appleton & Lange
didapatkan belum sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti Demartoto,A.2007. Pelayanan Sosial Non
sebelumnya. Beberapa kelemahan dalam Panti Bagi Lansia (Suatu Kajian
pelaksanaan penelitian ini antara lain latihan Sosiologis). Surakarta: UNS Press.
Breathing Exercise yang diberikan
Dika, R. 2011. Breathing Exercise Sama
frekuensinyamasihkurang. Disamping itu
kondisi kesehatan para lansia kurang stabil Baiknya Dalam Meningkatkan Kapasitas
sehingga dalam mempraktekan Breathing Vital (Kv) Dan Volume Ekspirasi Paksa
Exercise kurang maksimal. Penyebab yang Detik Pertama (Vep1) Pada Tenaga
lainnya kurang disiplinnya peserta terhadap Sortasi Yang Mengalami Gangguan Paru
latihan,ada beberapa peserta yang tidak dapat Di Pabrik Teh Pt. Candi Loka Jamus
melakukan breathing exercise dalam jumlah Ngawi. Tesis tidak diterbitkan. Program
yang ditetapkan karena adanya hambatan yang Pascasarjana Udayana
tidak direncanakan
Darmojo, R. et. al. 2004. Geriatri. Jakarta:
Penerbit FK UI
SIMPULAN
Hasil penelitian didapatkan tidak ada pengaruh Hegner. B. 2003.Asisten Keperawatan: Suatu
Breathing Exercise dengan kualitas hidup Pendekatan. Proses Keperawatan
lansia(p value=0,618). Hasil penelitian Jakarta: EGC.
menunjukan bahwa tekanan darah mengalami Ervan, K. 2013. Pengaruh latihan Nafas
kenaikan menjadi keadaan normal.Denyut terhadap perubahan tekanan darah pada
nadi meningkat menjadi normal. respirasi
penderita Hipertensi Lansia di
rate meningkat tetapi tingkat kemandirian
Kecamatan Karas kabupaten Magetan.
responden dan nilai Vo2 max cenderung sama.
Tesis tidak diterbitkan. Universitas
Untuk penelitian selanjutnya perlu kiranya
Muhamadiyah surakarta.
koordinasi dengan perawat lebih ditingkatkan
sehingga lansia dapat mengikuti intervensi Mertha. 2013. Pengaruh Terapi Latihan
ini sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. pernafasan terhadap kemandirian
Mengingat responden adalah para lansia maka melakukan aktivitas kehidupan sehari-
perlu dipertimbangkan kondisi kesehatannya hari pada penderita Stroke Iskemik.
dalam melakukan intervensi Breathing Jurnal Skala husada, volume 10. No. 1
Exercise serta frekuensi latihannya lebih April 2013 hal. 60-64.
ditingkatkan sehingga mencapai hasil yang
optimal.
64 Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, Vol. 2, Nomor 2, Maret 2015, hlm : 57 - 64

Nugroho, A.2010. Pengaruh Latihan Septiwi, C. 2013. Pengaruh Breathing exercise


Pernafasan Sistem Merpati Putih terhadap Level Fatique pasien
Terhadap Peningkatan Vo2 Mak. Pesilat. hemodialisis di RSPAD Gatot Subroto
STTNAS. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta. Tesis tidak diterbitkan.
Yogyakarta : STTNAS Universitas Jenderal Sudirman
Purwokerto
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Sugiarto, A. 2005. Penilaian Keseimbangan
keperawatan. Edisi 2. Jakarta :Penerbit dengan Aktifitas Sehari-hari pada lansia.
Salemba Medika. Semarang : UNDIP
Reno, R. 2012.. Hubungan Status Interaksi Wardoyo.2003. Revitalisasi Senam
Sosialdengan Kualitas Hidup Lansia di Penyembuhan Medica. Yogjakarta: SPa
Panti Wreda Dharma Bhakti Surakarta, Medica
(online),(http://etd.eprints.ums.ac.id),
Widarti R. 2013. Pengaruh Diafragmatic
diakses 19 September 2012
B re a t h i n g E x e rc i s e Te r h a d a p
Sarmiza, S. 2012. Health Education in Context peningkatan Kualitas Hidup penderika
: An International perspective on Health Asma. Skripsi tidak diterbitkan. STIKES
Education in Schools and Local Aisyiah Surakarta
Communities. Jakarta :. Sense Publisher

You might also like