Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

177

Muhammadiyah Journal of Nursing

Sri Mulyani*, Elsye Maria Rosa**, Pengaruh Ekstrak Daun Belimbing Wuluh
Titih Huriah**
(Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Penurunan
*
Prodi D3 Fikes Universitas Sains Alquran Wonosobo
**
Tekanan Darah Tikus Putih Jantan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(Rattus Norvegicus) Hipertensi

ABSTRACT PENDAHULUAN
Background: Hypertension is an important risk Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor
factor for coronary disease. This happens both
in developed or developing country. Starfruit 3 (tiga), setelah stroke dan tuberkulosis. Jumlahnya
(Averrhoa bilimbi L.) has chemical constituents mencapai 6,8 persen dari proporsi penyebab kematian
that are benecial for health. Phytochemical
screening showed that crude drugs starfruit pada semua umur di Indonesia. Prevalensi hipertensi
leaves contain avonoids, saponins, tannins di Indonesia sebesar 30% dengan insiden komplikasi
and steroids/triterpenoids. Tannin has diuretic
eect. Tannin and avonoid also contain penyakit kardiovaskuler lebih banyak pada perempuan
antioxidants that can decrease blood pressure. sebesar 52% dibandingkan pada laki-laki sebesar 48%
Objective: To determine of the eect of starfruit
leaf extract to decrease blood pressure of (Departemen Kesehatan RI, 2010). Jumlah tersebut akan
hypertension white rats (Rattus norvegicus). terus tinggi lagi mengingat hipertensi merupakan faktor
Methods: This study was a pure experimental
research design with pretest-posttest control utama penyebab penyakit jantung dan kardiovaskuler
group. The Number of samples was 21 white (Departemen Kesehatan RI, 2009).
rats, which had previously been induced with
2.5% NaCl and prednisone dose of 1.5 mg/kg Pelayanan kesehatan saat ini berusaha untuk
BW for 15 days. The samples were divided into 3 menerapkan konsep holistik, yaitu suatu pendekatan
groups; group 1 was given captopril treatment
dose of 2.5 mg/kg BW, group 2 was given a dose yang memandang manusia secara keseluruhan, meliputi
of starfruit leaf extract 52.517 mg/100 gram BW; bio-psiko-sosiokultural-spiritual (Azizatunnisa, Nurul
and group 3 was given doses of leaf starfruit
extract 105.034 mg/100 gram BW of the rats. dan Suhartini, 2012). Keperawatan holistik menghormati
Treatment was given for 15 days and then the serta mengobati jiwa, tubuh dan pikiran klien. Model
blood pressure of the white rats was measured.
Results: captopril dose 2.5 mg/kg BW was kesehatan holistik juga mencerminkan terapi medis
eective to decrease the white rats blood alternatif dan komplementer. Perawat menggunakan
pressure (P <0.05). The Starfruit leaf extract
dose 52. 517 mg/100 gram BW was eective intervensi holistik pada pengobatan standar tambahan,
to decrease white rats blood pressure (P <0.05) mengganti intervensi yang tidak efektif atau merusak dan
and starfruit leaf extract dose 105. 034 mg/100
gram BW was eective to decrease white rats mempromosikan atau memelihara kesehatan. Salah satu
blood pressure (p< 0.05). jenis terapi komplementer adalah terapi herbal. Filosofi
Conclusion: captopril dose 2.5 mg/kg BW and
starfruit leaf extract dose 105. 034 mg/100 gram terapi herbal berbeda dengan terapi obat konvensional.
BW mice had similar eectiveness to decrease Tujuan terapi herbal adalah memperbaiki keseimbangan
white rats blood pressure.
dalam individu dengan memfasilitasi kemampuan
Keywords: antioxidant, blood pressure, diuretic, penyembuhan diri individu (Potter, Patricia A, dan
starfruit
Perry, Anne G, 2010)
Anti hipertensi yang berasal dari tumbuhan dapat
bekerja dengan berbagai cara, antara lain dengan cara
178
Muhammadiyah Journal of Nursing

menurunkan volume cairan tubuh (diuresis), urin. Kalium berfungsi sebagai diuretik sehingga
mengurangi tahanan perifer (vasodilator) atau pengeluaran natrium cairan meningkat, jumlah
mempengaruhi kerja jantung itu sendiri (Loew natrium rendah tekanan darah menurun (Fitriani,
D and M. Kaszkin, 2002). Penggunaan obat dan 2009). Diuretik berperan dalam mengurangi
formulasi herbal menjadi pertimbangan untuk besarnya volume isi pembuluh darah,
mengurangi efek toksik dan memiliki efek menghilangkan retensi natrium dan memperkecil
samping yang minimal dibandingkan dengan oedema perifer, paru-paru dan jantung kongesti
obat-obat sintetik (Harlbeistin, R.A, 2005) melalui penambahan jumlah urin (diuresis) yang
Daun belimbing wuluh mengandung mekanisme kerjanya pada ginjal. Mekanisme ini
tanin, sulfur, asam format dan peroksida 7. sangat penting untuk mengatur tekanan darah
Penelitian yang dilakukan oleh Prasetya (2007) dan untuk membuang komponen-komponen
menunjukkan bahwa ekstrak daun belimbing toksik keluar dari tubuh kita. karena itulah, tanin
wuluh mempunyai efek diuresis pada dosis berkhasiat untuk mengobati hipertensi (Sutedjo,
52,517 mg/100 gram BB) dan 105,034 mg/100 2008).
gram BB) pada tikus putih jantan. Penelitian uji Tannin merupakan senyawa aktif metabolit
fitokimia menunjukkan bahwa daun belimbing sekunder yang diketahui mempunyai beberapa
wuluh mengandung senyawa tanin, flavonoid khasiat yaitu sebagai astringen, anti diare,
dan triterpenoid (Mukhlisoh, Wardatul, 2010). anti bakteri dan antioksidan. Antioksidan
Penelitian yang dilakukan oleh Lidyawati S. dan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi
Ruslan K. (2006,) menunjukkan bahwa penapisan kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas,
fitokimia simplisia dari ekstrak metanol daun dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari
belimbing wuluh mengandung flavonoid, pembentukan radikal bebas (Malangi et al, 2013).
saponin, tanin dan steroid/triterpenoid.
Flavonoid memiliki efek anti tumor, BAHAN DAN CARA
immunostimulan, analgesik, anti radang (anti Penelitian ini merupakan penelitian
inflamasi), anti virus, anti bakteri, anti HIV, anti eksperimental murni dengan desain pretest-
diare, anti hepatotoksik, anti hiperglikemik dan posttest control group design yaitu dengan cara
sebagai vasodilator (Adha, 2009). Flavonoid juga memilih kelompok penelitian yang dilakukan
memiliki potensi sebagai antioksidan. Antioksidan secara random baik kelompok kontrol maupun
berguna untuk mencegah penuaan akibat zat- kelompok perlakuan. Populasi dalam penelitian
zat radikal bebas yang menyebabkan kerusakan adalah tikus putih jantan (Rattus Norvegicus).
jantung. Flavonoid berguna untuk menurunkan Sampel dalam penelitian ini berjumlah 21 ekor
tekanan darah dengan zat yang dikeluarkan tikus yang dibagi menjadi 3 kelompok, masing-
yaitu nitric oxide serta menyeimbangkan beberapa masing kelompok terdiri dari 7 ekor tikus.
hormon didalam tubuh (Putri, 2011). Menurut Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah tikus
Jouad, et al (2001), campuran flavonoid dapat putih jantan galur wistar (Rattus Norvegicus), jenis
meningkatkan urinasi dan pengeluaran elektrolit kelamin jantan, umur 3 bulan, berat badan 200-
pada tikus normotensi. Kecepatan filtrasi 210 gram, hipertensi.
glomerulus (GFR) memperlihatkan peningkatan Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
peningkatan yang signifikan setelah pemberian Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran
flavonoid. Universitas Gadjah Mada pada tanggal 20 Mei s.d
Daun belimbing wuluh juga mengandung 24 Juni 2013. Bahan penelitian yang digunakan
kalium yang dapat mempengaruhi pengeluaran adalah ekstrak daun belimbing wuluh, tikus putih
179
Muhammadiyah Journal of Nursing

jantan galur wistar dengan usia 3 bulan dan berat 3) Tikus putih jantan dibagi secara random
badan 200-210 gram sebanyak 21 ekor, prednison, menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 adalah
captopril, NaCl 2,5%, aquades, makanan dan kelompok kontrol dengan pemberian
minum standar untuk tikus. Alat penelitian yang captopril dengan dosis 2,5 mg/kg BB,
digunakan adalah, kandang tikus, timbangan kelompok 2 dan 3 adalah kelompok
electrical scale, sonde, Blood pressure analyzer. perlakuan yang diberikan ekstrak daun
Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu variabel belimbing wuluh dengan dosis 52,517
independen (pemberian ekstrak daun belimbing mg/100 gram BB dan 105,034 mg/100 gram
wuluh dosis 52,517 mg/100 gram BB dan 105,034 BB.
mg/100 gram BB) dan variabel dependen (tekanan 4) Pemberian ekstrak daun belimbing wuluh
darah sistol dan diastol tikus putih jantan). dilakukan satu kali setiap hari secara oral
selama 15 hari. Sebelumnya ekstrak daun
Tahap-tahap dalam penelitian ini adalah: belimbing wuluh diencerkan dengan
1. Pembuatan ekstrak daun belimbing wuluh aquades kemudian disedot menggunakan
Daun belimbing wuluh dikeringkan dengan sonde yang ujungnya terbuat dari karet dan
oven pada suhu 65oC selama 72 jam. Daun dimasukkan melalui mulut tikus hingga
yang telah kering diblender hingga menjadi mencapai lambung, setelah itu ekstrak
tepung, kemudian dilakukan maserasi daun belimbing wuluh disemprotkan.
dengan pelarut ethanol 95%. Kemudian 5) Setelah 15 hari perlakuan, satu hari
diinkubasi selama 72 jam untuk memberikan berikutnya dilakukan pengukuran
kesempatan zat pelarut untuk menarik bahan tekanan darah pada masing-masing
aktif. Dilakukan penyaringan dan kemudian tikus, baik kelompok perlakuan maupun
filtrat diuapkan sampai memperoleh ekstrak kelompok kontrol dengan menggunakan
kental daun belimbing wuluh. Pembuatan alat Blood pressure analyzer.
ekstrak daun belimbing wuluh ini dilakukan Analisa data yang digunakan pada peneltian
di Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas ini adalah analisa univariat untuk mengetahui
Gadjah Mada. rata-rata tekanan darah tikus percobaan sebelum
2. Hewan coba dan setelah perlakuan. Analisa bivariat dengan
1) Hewan coba yang digunakan adalah menggunakan uji paired t test untuk data yang
tikus putih jantan galur wistar usia 3 berdistribusi normal dan wilcoxon test untuk
bulan dengan berat 200-210 gram yang data yang tidak berdistribusi normal. Analisa
diaklimatisasi selama 7 hari untuk multivariate dengan uji MANOVA untuk
penyesuaian terhadap tempat penelitian mengetahui pengaruh dari semua variabel
2) Dilakukan induksi hipertensi buatan independen terhadap variabel dependen.
dengan menggunakan kombinasi
prednison 1,5 mg/kgBB dan NaCl 2,5%
yang diberikan setiap hari secara oral
selama 15 hari untuk memperoleh tekanan
darah diatas normal. Setelah 15 hari
diinduksi, tikus diukur tekanan darahnya
terlebih dahulu dan yang digunakan
adalah tekanan darah diatas 150 mmHg
(7).
180
Muhammadiyah Journal of Nursing

HASIL DAN PEMBAHASAN b. Pemberian perlakuan (captopril 2,5 mg/


1. Hasil kgBB, ekstrak daun belimbing wuluh 52,517
Hasil Uji Paired t Test dan Wilcoxon Test mg/100 gram BB tikus dan ekstrak daun
belimbing wuluh 105,034 mg/100 gram
BB tikus) secara bermakna mempengaruhi
tekanan darah diastole dengan p value 0,001.

Hasil Uji Post Hoe Benferroni (N=21)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa p value


tekanan darah sistol dan diastol baik kelompok
1, kelompok 2 dan kelompok 3 adalah < 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara tekanan
darah systole dan diastole baik dari kelompok
1, kelompok 2 dan kelompok 3 antara sebelum Dari hasil uji Post Hoc menunjukkan bahwa:
dan setelah diberikan perlakuan. a. Nilai sistol post test yang memiliki perbedaan
adalah kelompok captopril 2,5 mg/kgBB dan
Hasil Uji Manova Pengaruh Variabel kelompok ekstrak daun belimbing wuluh
Independen terhadap Variabel Dependen (N=21) 52,517 mg/100 gram BB tikus, kelompok
ekstrak daun belimbing wuluh 52,517 mg/100
gram BB tikus dan kelompok captopril 2,5
mg/kgBB, kelompok ekstrak daun belimbing
wuluh 52,517 mg/100 gram BB tikus dan
kelompok ekstrak daun belimbing wuluh
Dari tabel hasil uji Manova diatas dapat 105,034 mg/100 gram BB tikus serta kelompok
dilihat bahwa nilai p value pada tekanan darah ekstrak daun belimbing wuluh 105,034
pretest (systole dan diastole) > 0,05 dan nilai p value mg/100 gram BB tikus dan kelompok ekstrak
tekanan darah posttest (systole dan diastole) < daun belimbing wuluh 52,517 mg/100 gram
0,05, sehingga dapat disimpulkan jawaban dari BB tikus.
hipotesis adalah sebagai berikut: b. Nilai diastol posttest yang memiliki
a. Pemberian perlakuan (captopril 2,5 mg/ perbedaan adalah kelompok captopril 2,5
kgBB, ekstrak daun belimbing wuluh 52,517 mg/kg BB dan kelompok ekstrak daun
mg/100 gram BB tikus dan ekstrak daun belimbing wuluh 52,517 mg/100 gram BB
belimbing wuluh 105,034 mg/100 gram tikus, kelompok ekstrak daun belimbing
BB tikus) secara bermakna mempengaruhi wuluh 52,517 mg/100 gram BB tikus dan
tekanan systole dengan p value 0,001. kelompok captopril 2,5 mg/kgBB, kelompok
181
Muhammadiyah Journal of Nursing

ekstrak daun belimbing wuluh 52,517 mg/100 analisa bivariat pada tekanan sistol digunakan
gram BB tikus dan kelompok ekstrak daun wilcoxon test karena data tidak berdistribusi
belimbing wuluh 105,034 mg/100 gram BB normal dan diperoleh nilai p 0,018. Rerata
tikus serta kelompok ekstrak daun belimbing tekanan diastole sebelum perlakuan 173,13 dan
wuluh 105,034 mg/100 gram BB tikus dan setelah perlakuan 124, 83. Dengan uji paired t
kelompok ekstrak daun belimbing wuluh test diperoleh p value 0,000. Karena p value
52,517 mg/100 gram BB tikus. < 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa
ada perbedaan yang bermakna antara tekanan
darah baik sistole maupun diastole sebelum
dan setelah diberikan captopril 2,5 mg/kgBB
secara oral selama 2 minggu. Salah satu jenis
terapi farmakologi hipertensi adalah dengan
Inhibitor ACE (angiotensin converting enzyme),
jenis obat ini diduga menghambat system rennin-
angiotensin-aldosteron, sehingga tekanan darah
turun. Inhibitor ACE menghambat enzim untuk
mengubah angiotensin I menjadi angiotensin
II, vasokonstriktor kuat (Tambayong, 2002).
Grafik perbedaan tekanan darah sistole
Hasil penelitian Supadmi (2011) menyatakan
pretest dan posttest
bahwa golongan penghambat enzim pengubah
angiotensin (ACE inhibitor) paling umum
digunakan adalah captopril sebanyak 34 pasien
dan lisinopril 7 pasien.
Captopril merupakan obat antihipertensi
yang bekerja sebagai ACE (Angiotensin Converting
Enzyme) inhibitor yaitu sebagai penghambat
enzim pengkonversi angiotensin dengan cara
mengurangi pembentukan angiotensin II (Rasyad,
et al, 2011). Hal ini juga diungkapkan oleh
Katzung (2001) bahwa captopril dan obat-obat
golongan ini menghambat enzim penghambat
Grafik perbedaan tekanan darah diastole yang menghidrolisa angiotensin I menjadi
pretest dan posttest angiotensin II dan (dengan nama plasmakinase)
menginaktifkan bradikinin, suatu vasodilator
2. Pembahasan yang poten. Captopril tidak memiliki pressor,
a. Captopril terhadap Penurunan Tekanan jadi aktivitas hipotensif captopril kemungkinan
Darah dihasilkan dari kerja penghambat pada system
Hasil pengukuran tekanan darah sistol dan angiotensin rennin dan suatu kerja rangsangan
diastol pada kelompok satu (kelompok kontrol pada sistem kinin kalikrein.
positif dengan pemberian captopril 2,5 mg/kg
BB) menunjukkan penurunan yang bermakna.
Rerata tekanan sistol sebelum perlakuan adalah
183,57 dan setelah perlakuan 131,00. Untuk
182
Muhammadiyah Journal of Nursing

b. Ekstrak Daun Belimbing Wuluh terhadap Flavonoid memiliki efek anti tumor,
Tekanan Darah immunostimulan, analgesik, anti radang (anti
Dari hasil uji statistik kelompok 2 (kelompok inflamasi), anti virus, anti bakteri, anti HIV, anti
eksperimen 1 yaitu pemberian ekstrak daun diare, anti hepatotoksik, anti hiperglikemik
belimbing wuluh dengan dosis 52,517 mg/100 dan sebagai vasodilator (Adha, 2009). Flavonoid
gram BB tikus) diperoleh nilai mean tekanan sistol juga memiliki potensi sebagai antioksidan.
sebelum 181,43 dan setelah perlakuan 143,29. Antioksidan berguna untuk mencegah
Sedangkan nilai mean diastole sebelum 169,57 penuaan akibat zat-zat radikal bebas yang
dan setelah perlakuan 136,00. Hasil uji statistik menyebabkan kerusakan jantung. Flavonoid
kelompok 3 (kelompok eksperimen 2 yaitu berguna untuk menurunkan tekanan darah
dengan pemberian ekstrak daun belimbing dengan zat yang dikeluarkan yaitu nitric
wuluh dosis 105,034 mg/100 gram BB tikus) oxide serta menyeimbangkan beberapa hormon
didapatkan nilai mean sistol sebelum 184,43 didalam tubuh (Putri, 2011). Menurut Jouad
dan setelah perlakuan 135,57, sedangkan mean (2001) campuran flavonoid dapat meningkatkan
diastole sebelum 173,86 dan setelah perlakuan urinasi dan pengeluaran elektrolit pada tikus
123,86. Pre dan Post test pada masing-masing normotensi. Kecepatan filtrasi glomerulus (GFR)
kelompok dianalisa menggunakan paired t test memperlihatkan peningkatan peningkatan yang
dengan hasil nilai p kedua kelompok adalah 0,000. signifikan setelah pemberian flavonoid..
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Daun belimbing wuluh juga mengandung
tekanan darah yang signifikan antara sebelum kalium yang dapat mempengaruhi pengeluaran
dan setelah perlakuan baik kelompok 2 maupun urin. Kalium berfungsi sebagai diuretik sehingga
kelompok 3. pengeluaran natrium cairan meningkat, jumlah
Antihipertensi yang berasal dari tumbuhan natrium rendah tekanan darah menurun
dapat bekerja dengan berbagai cara antara (Fitriani, 2009). Hal ini juga dibuktikan
lain dengan cara menurunkan volume oleh hasil penelitian Prasetya (2007) yang
cairan tubuh (diuresis), mengurangi tahanan mengatakan bahwa ekstrak daun belimbing
perifer (vasodilator) atau mempengaruhi kerja wuluh mempunyai efek diuresis pada dosis
jantung itu sendiri (Loew dan Kaszkin, 2002). 52,517 mg/100 gram BB tikus dan 105, 034
Penggunaan tanaman obat dan formulasi mg/100 gram BB tikus.
herbal menjadi pertimbangan untuk mengurangi Senyawa fitokimia alkaloid tanin memiliki efek
efek toksik dan memiliki efek samping yang dalam bidang kesehatan sebagai antihipertensi
minimal dibandingkan dengan obat-obat sintetik (Diennazola, 2012). Tanin mengurangi
(Harlbeistin, 2005). pengerasan pembuluh darah. Jika pengerasan
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) tidak terjadi, peredaran darah lancar sehingga
merupakan salah satu jenis tanaman asli kerja jantung tidak terlalu berat dan potensi
Indonesia yang biasanya digunakan sebagai obat. stroke bisa hilang (Diennazola, 2012). Tanin juga
Batang dan daun belimbing wuluh mengandung merupakan senyawa aktif metabolit sekunder
tanin, sulfur dan asam format (Hartini, 2005). Hal yang diketahui mempunyai beberapa khasiat
ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang yaitu sebagai astringen, anti diare, anti bakteri
dilakukan oleh Lidyawati, dkk (2006) yang dan antioksidan. Tanin juga dapat berfungsi
menunjukkan bahwa simplisia dari ekstrak sebagai antioksidan biologis. Antioksidan dalam
methanol daun belimbing wuluh mengandung pengertian kimia, merupakan senyawa pemberi
flavonoid, saponin, tanin, steroid/triterpenoid. elektron. Antioksidan bekerja dengan cara
183
Muhammadiyah Journal of Nursing

mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa Publik Sekretariat Jenderal Departemen


yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa Kesehatan Republik Indonesia. Press
oksidan tersebut bisa terhambat. Antioksidan Kemenkes RI, Jakarta
menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi Departemen Kesehatan RI, 2010, Hipertensi
kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, Penyebab Kematian No. 3, Pusat
dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal
pembentukan radikal bebas (Malangi et al, 2013) Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
SIMPULAN Tengah, Semarang.
Dari hasil uji statistik dapat diambil Diennazola, Renda, 2012, Manfaat Si Hitam
kesimpulan bahwa dari ketiga kelompok terjadi Langka. Tabloid Agribisnis Dwi
perbedaan tekanan darah baik sistol maupun Mingguan, http://www.agrinaonline.com/
diastol sebelum dan setelah perlakuan. Dengan show_article.php?rid=12&aid=3530
kata lain ekstrak daun belimbing wuluh dapat Fitriani V, 2009, Obat Tradisional Pengidap
menurunkan tekanan darah tikus putih jantan Hipertensi Makanlah Kucai. Trubus
hipertensi. Dan dari uji MANOVA dan Pos Hoc Majalah Pertanian Indonesia. http://
dapat diambil kesimpulan bahwa kelompok www.trubus-online.co.id. Diakses 20
captopril 2,5 mg/kg BB memiliki efektivitas yang Desember 2013.
sama dengan kelompok ekstrak daun belimbing Harlbeistin RA, 2005, Medicinal Plants:
wuluh dosis 105,034 mg/100 gram BB dalam Historical and Cross Cultural usage
menurunkan tekanan darah tikus putih jantan pattern. Ann Epidemiol.
hipertensi. Hartini N, 2005, Hubungan Kadar Senyawa
Dikarbonil dan Tirosin setelah Pemberian
DAFTAR PUSTAKA Perasan Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa
bilimbi L.) pada Reaksi Glikosilasi In Vitro.
Adha, Citra A, 2009, Pengaruh Pemberian
Jurnal Berkala Kedokteran. Vol. 2.
Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea
Jouad H, Dubois MAL, Lyoussi B, Edduks M, 2001,
Americana Mill.) terhadap Aktivitas
Eects of The Flavonoids Extract from
Diuretik Tikus Putih Jantan Spraguey-
Spregularia Pupurea Pers, On Arterial
Dawley, Fakultas Kedokteran Hewan IPB,
Blood Pressure and Renal Function in
Bogor.
Normal and Hypertensive Rats. Journal
Azizatunnisa, Nurul dan Suhartini, 2012,
of Ethnopharmacology. Vol. 76: 159-163.
Pengetahuan dan Keterampilan Perawat
http://www.sciencedirect.com/science/
dalam Pelayanan Keperawatan Holistik
journal/03788741. Diakses 10 Desember
di Indonesian Holistic Tourist Hospital.
2013.
Jurnal Nursing Studies, Vol. 1. No. 1,
Katzung, Bertram G, 2001, Farmakologi Dasar
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/
dan Klinik. Alih Bahasa: Staf Dosen
jnursing.
Farmakologi Fakultas Kedokteran UNSRI.
Dalimartha, Wijayakusuma, 2006, Ramuan
Editor: Azwar Agoes, EGC, Jakarta.
Tradisional untuk Pengobatan Darah
Lidyawati, S dan Ruslan K., 2006, Karakterisasi
Tinggi, Swadaya, Jakarta.
Simplisia dan Daun Belimbing Wuluh
Departemen Kesehatan RI, 2009, Hipertensi
(Averrhoa Bilimbi, L). Skripsi Farmasi ITB,
Faktor Risiko Utama Penyakit
Bandung.
Kardiovaskuler. Pusat Komunikasi
184
Muhammadiyah Journal of Nursing

Loew D and M. Kaszkin, 2002, Approaching Rasyad, Arinia A, Noviza, Deni, Muslim, 2011,
the problem of bioequivalence of Herbal Mikroenkapsulasi Kaptopril dengan
Medicinal Products. Pytother Res. Penyalut Etil Selulosa Menggunakan
Malangi, Liberty P, Sangi, Meiske S, Paendong, Metode Penguapan Pelarut. Jurnal Ilmiah
Jessie J. E. Penentuan Kandungan Tanin Farmasi. Vol 8. No.2.
dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Biji Sangi, M, M. R. J Runtuwene, H. E. I Simbala dan
Buah Alpukat (Persea Americana Mill.). V. M. A Makang, 2008, Phytochemical
Jurnal MIPA UNSRAT. On line 1 (1). Analysis of Medicine Plant in North
5-10. http://ejournal.unsrat.ac.id/index. Minahasa Region, Fakultas MIPA
php/jmuo. UNSRAT, Manado.
Mukhlisoh, Wardatul, 2010, Pengaruh Ekstrak Sutedjo, A.Y, 2008, Mengenal Obat-Obatan
Tunggal dan Gabungan Daun Belimbing secara mudah dan Aplikasinya dalam
Wuluh (Averrhoa Bilimbi, Linn) terhadap Keperawatan, Amara Books, Yogyakarta
Efektivitas Antibakteri secara In Vitro. Supadmi, Woro, 2011, Evaluasi Penggunaan Obat
Malang: UIN Malang Malik Ibrahim. Antihipertensi pada Pasien Gagal Ginjal
Potter, Patricia A, Perry, Anne G, 2010, Kronik yang Menjalani Hemodialisis.
Fundamental of Nursing. 7th edition. Fakultas Farmasi Universitas Ahmad
Vol. 3, Elsevier, Singapore. Dahlan. Jurnal Ilmiah Kefarmasian. Vol 1
Prasetya, Arie A, 2007, Efek Diuresis Ekstrak No. 1 67-80.
Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi Tambayong, Jan, 2002, Farmakologi untuk
L) pada Tikus Putih Jantan (Rattus Keperawatan, Editor: Monica Ester,
Norvegicus), Digilib FK UNS. Widya Medika, Jakarta.
Putri, Laras, 2011, P4 Molecullar Modelling.
http://www.scribd.com/doc/55/55105548/
p4-molecullar-modelling. Diakses 2 Maret
2013.

You might also like