Professional Documents
Culture Documents
Isnaini Herawati, Wahyuni PDF
Isnaini Herawati, Wahyuni PDF
Isnaini Herawati, Wahyuni PDF
Abstract
Hypertension is predicted as causing of worldwide diseases for 4.5%. Its prevalence is nearly as
large in developing countries and in developed countries. The raising of hypertension case is
predicted for about 80% in 2025 occurred in developing countries. Many kind of treatment for
hypertension, one of them is breathing control exercise. The aim of This study is to examine the
effect of breathing control exercise on blood pressure and heart rate among patients with
essential hypertension. 22 adult patients with range from 40 72 years old involved by this
treatment. They breath with a frequency 6 times/minute every day for 4 weeks. Blood pressure is
measured by digital spygmomanometer (Omron, SEM-1 Japan). There was lowering in systolic
blood pressure 0.91 mmHg, diastolic blood pressure 1.81 mm Hg, Heart Rate 4.08 x/min, and
pulse pressure increased 0.91 mmHg. Comparing the pre and post treatment mean value of heart
rate, revealed statistically significant. If the exercise is continued and become routine every day,
blood pressure can be decreased in stages, so that breathing control can be a non-
pharmacological treatment of patients with hypertension.
79
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen, yang pengobatan lain untuk menghindari efek
didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang samping zat-zat kimia. Grossman et al. (2001),
minum obat sebesar 9,5 persen. Jadi, ada 0,1 menyatakan bahwa latihan pernafasan yang
persen yang minum obat sendiri. Responden dilakukan dengan alunan music selama 10
yang mempunyai tekanan darah normal tetapi menit perhari dapat secara efektif dapat
sedang minum obat hipertensi sebesar 0.7 menurunkan tekanan darah penderita hipertensi.
persen. Jadi prevalensi hipertensi di Indonesia Sedangkan Chacko et al. (2005) melakukan
sebesar 26,5 persen (25,8% + 0,7 %). Pada penelitian pada penderita hipertensi, dan
analisis hipertensi terbatas pada usia 15-17 menyimpulkan bahwa slow breathing dapat
tahun menurut JNC VII 2003 didapatkan menurunkan tekanan darah dan meningkatkan
prevalensi nasional sebesar 5,3 persen (laki-laki sensitivitas barorefleks pada penderita
6,0% dan perempuan 4,7%), perdesaan (5,6%) hipertensi. Banyak terapi alternative yang
lebih tinggi dari perkotaan (5,1%). ditawarkan untuk mengatasi hipertensi, tetapi
Hipertensi dikenal sebagai the silent killer sebagian besar belum terbukti secara empiris
karena umumnya terjadi tanpa gejala. Sebagian dan belum tentu tanpa efek samping yang
orang tidak merasakan gejala apapun, meskipun merugikan kesehatan. Penelitian tentang
tekanan darahnya sudah jauh di atas normal. manfaat pengaturan nafas sudah banyak diteliti
Hal ini dapat berlangsung bertahun-tahun di luar negeri, tetapi dalam penelitian ini
sampai akhirnya terjadi komplikasi dan responden yang diambil adalah orang Indonesia
penderita jatuh ke dalam kondisi darurat dan yang mengalami hipertensi dan pengaturan
terkena penyakit jantung, stroke, atau gangguan nafas yang digunakan adalah pernafasan
ginjal. Komplikasi ini dapat berujung pada diaphragma dengan frekuensi 2 kali sehari
kematian. Salah Satu kondisi yang erat selama 10 menit, Dengan berdasarkan beberapa
kaitannya dengan hipertensi adalah penyakit teori dan penelitian yang pernah dilakukan,
jantung koroner (PJK). Perlahan tapi pasti peneliti merumuskan masalah apakah ada
merangkak naik sebagai penyebab kematian manfaat latihan pengaturan napas terhadap
utama di Indonesia. Survei Kesehatan Rumah penurunan tekanan darah pada penderita
Tangga (SKRT) yang diselenggarakan hipertensi primer
Departemen Kesehatan tahun 1972,
menyatakan bahwa hipertensi masih berada 2. KAJIAN LITERATUR
pada urutan ke-11. Pada SKRT tahun 1986
hipertensi menduduki urutan ke-3. Sejak SKRT a. Hipertensi
tahun 1992, posisinya telah mencapai urutan Hipertensi merupakan salah satu faktor
ke-1. Hanya dalam tempo 20 tahun, dari urutan risiko utama gangguan jantung. Selain
ke-11 melesat ke urutan pertama dan bertahan mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat
sampai sekarang. berakibat terjadinya gagal ginjal maupun
Salah satu terapi hipertensi adalah dengan penyakit serebrovaskular. Penyakit ini
obat-obatan. Salah satu studi menyatakan bertanggung jawab terhadap tingginya biaya
pasien yang menghentikan terapi anti hipertensi pengobatan dikarenakan alasan tingginya angka
maka lima kali lebih besar kemungkinannya kunjungan ke dokter, perawatan di rumah sakit
terkena stroke. Obat-obat yang digunakan untuk dan / atau penggunaan obat jangka panjang.
menurunkan tekanan darah yang dikonsumsi Hipertensi merupakan faktor resiko atau
dalam jangka waktu yang lama dapat penyakit-penyakit kardiovaskular yang
menyebabkan kerusakan organ-organ tubuh merupakan penyebab kematian tertinggi di
manusia. Indonesia. Data penelitian Departemen
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan Kesehatan RI menunjukkan hipertensi dan
dan teknologi, semakin banyak orang yang penyakit kardiovaskular masih cukup tinggi dan
menyadari dampak negative obat-obat yang bahkan cenderung meningkat seiring dengan
dikonsumsi dalam jangka panjang, sehingga gaya hidup yang jauh dari perilaku hidup bersih
semakin banyak pula yang mencari alternative dan sehat, misalnya biaya pengobatan
80
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
81
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
jantung dan ginjal, hipertensi diabetes melitus, simpatik, abnormalitas transport membrane
dan hipertensi sekunder lain yang tidak spesifik. Na/K, asupan garam berlebihan, abnormalitas
system rennin angiotensin aldosteron,
1. Patobiologi Hipertensi abnormalitas senyawa vasodilatasi (NO)
Tekanan darah diperlukan untuk (Sherwood, 2014).
memindahkan darah melalui sistem sirkulasi, Tekanan yang dibutuhkan untuk
yang melibatkan aksi jantung sebagai pompa mengalirkan darah melalui sistem sirkulasi
dan irama arteri.Sistem sirkulasi berfungsi dilakukan oleh aksi memompa dari jantung
sebagai jalan untuk membawa darah dari dank e (cardiac output/CO) dan dukungan dari arteri
se, yang berfungsi sebagai pengantai oksigen (peripheral esistance/PR). Fungsi kerja masing-
dan nutrisi, distribusi cairan dan elektrolit, masing penentu tekanan darah ini dipengaruhi
signaling hormone, serta eliminasi produk oleh interaksi dari berbagai faktor yang
metabolism yang tidak diperlukan tubuh. kompleks. Hipertensi sesungguhnya merupakan
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana abnormalitas dari faktor-faktor tersebut, yang
terjadi abnormalitas dari kedua factor utama ditandai dengan peningkatan curah jantung dan
tersebut. Beberapa mekanisme fisiologis terlibat / atau ketahanan peripheral (Kaplan, 1998).
dalam mempertahankan tekanan darah yang Brook and Julius (2000), menyatakan
normal, dan gangguan pada mekanisme ini bahwa penyebab terbesar terjadinya hipertensi
dapat menyebabkan terjadinya hipertensi adalah adanya ketidakseimbangan system
esensial. Faktor yang telah banyak diteliti ialah autonom. Ketidakseimbangan ini ditandai
: asupan garam, obesitas, resistensi terhadap dengan peningkatan aktivitas saraf simpatis
insulin, sistem renin-angiotensin dan sistem (dengan kemungkinan penurunan aktivitas saraf
saraf simpatis (Lumbantobing, 2008). parasimpatis). Salah satu mekanisme yang
Dalam tubuh kita terdapat dua system yang berhubungan dengan ketidakseimbangan
terlibat dalam mempertahankan tekanan darah system autonom adalah penurunan sensitivitas
normal, yaitu system saraf simpatis dan system barorefleks.
hormonal. Sistem saraf simpatis melepaskan
zat-zat kimia seperti adrenalin dan noradrenalin 2. Pengaruh Latihan Pernafasan Terhadap
yang mengatur pembuluh darah untuk Pengaturan system Kardiovaskuler
vasodilatasi dan vasokonstriksi jika diperlukan Latihan nafas berupa slow breathing
tubuh. Pada system hormonal, rennin yang selama 6 kali/menit menyebabkan perubahan
dihasilkan oleh ginjal akan mengaktifkan enzim interval RR, dan peningkatan interval RR ini
Ang II. Ang II dapat menyebabkan konstriksi mengakibatkan peningkatan efisiensi
vascular dan menstimulasi aldosteron dari barorefleks (Bernardi et al. (2002) dan Lehrer et
korteks adrenal. Aldosteron menyebabkan al. (1999)).Peningkatan efisiensi barorefleks ini
retensi air dan natrium oleh ginjal dan selanjutnya akan dapat menyebabkan
selanjutnya akan meningkatkan tekanan darah. penurunan tekanan darah. Montano et al. (1998)
Secara umum, seorang dikatakan menderita menambahkan bahwa slow breathing dapat
hipertensi apabila tekanan darah menurunkan aktivitas saraf simpatis dengan
sistolik/diastolic lebih dari 140/90 mmHg. cara meningkatkan irama inhibitory central.
Hipertensi dapat digolongkan ke dalam dua Sebagai konsekuaensinya tekanan darah
kategori besar, yaitu hipertensi primer menurun, sedangkan sensitivitas barorefleks
(esensial) dan sekunder. Dikatakan hipertensi meningkat.
primer bila penyebabnya belum pasti, Frekuensi nafas yang lambat dapat
sedangkan hipertensi sekunder bila meningkatkan Vt. Peningkatan Vt mengaktivasi
penyebabnya sudah pasti. Walaupun hipertensi reflex Hering-Breuer yang pada gilirannya
esensial penyebabnya belum pasti tetapi dapat menurunkan sensitivitas kemorefleks dan
berbagai factor terlibat dalam terjadinya meningkatkan barorefleks. Pengaruh lainnya
hipertensi esensial, yaitu : kerentanan factor adalah menurunkan tekanan darah dan aktivitas
genetic, aktivitas berlebihan dari system saraf saraf simpatis (Francis and Ponikowski, 2000).
82
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
Frekuensi napas yang diperlambat memicu obat apapun sampai dengan 3 hari sebelum
terjadinya penurunan secara umum perjalanan penelitian; 4) bersedia menjalani semua
impuls pengaturan system respirasi dan prosedur penelitian.
kardiovaskuler.Sistem respirasi dan Variabel dalam penelitian ini adalah
kardiovaskuler mempunyai mekanisme latihan pengaturan pernafasan dan tekanan
pengaturan yang sama. Perubahan pada satu darah. Latihan pengaturan pernafasan
system akan dapat mempengaruhi fungsi diberikan kepada penderita hipertensi dengan
system yang lain. Sebagai contoh, pada cara melakukan pernafasan diafragma dengan
hipertensi esensial, hiperaktivitas saraf simpatis frekuensi 6 kali/menit setiap sore hari selama
berhubungan dengan peningkatan perjalanan 10 menit dan dilakukan setiap hari selama 4
impuls yang tidak hanya mengakubatkan minggu. Tekanan darah adalah hasil
vasokonstriksi simpatis, tetapi juga aktivasi pengukuran tekanan darah menggunakan alat
kemorefleks. Wang et al. (2010), meneliti tensimeter digital (Omron, SEM-1 Model,
tentang pengaruh slow abdominal breathing Omron Healthcare Co, Jepang). Pengukuran
yang dikombinasikan dengan biofeedback pada dilakukan pada awal penelitian sebagai data
responden yang mengalai prehipertensi. Dari awal, dan setiap minggu yang diukur pada pagi
penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa hari.
terdapat penurunan tekanan darah systole secara
signifikan. Pengaturan napas secara perlahan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
dianggap menjadi komponen penting dalam
latihan relaksasi. Hal ini memperkuat hipotesis Penelitian ini dilaksanakan di wilayah
bahwa latihan nafas yang dilakukan secara Desa Sanggrahan Kecamatan Kartasura. Dari
teratur dapat menjadi salah satu cara penelitian diperoleh 28 orang responden yang
pengobatan hipertensi, karena dapat memenuhi syarat untuk penelitian. Dari 28
menurunkan tekanan darah secara responden, tersisa 22 orang yang dapat
berkelanjutan. menyelesaikan penelitian, 6 orang lainnya harus
drop out karena tidak aktif mengikuti program
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada latihan yang telah ditetapkan. Karakteristik
manfaat pemberian latihan pengaturan subjek penelitian disajikan dalam table 1, 2 dan
pernafasan terhadap penurunan tekanan darah 3
pada penderita hipertensi primer.
Tabel 2
3. METODE PENELITIAN Karakteristik subjek penelitian berdasar umur
83
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
Tabel 3
Karakteristik subjek penelitian berdasar klasifikasi hipertensi
No f %
1. Pre hipertensi 2 9.09
2. Grade I 6 27.27
3. Grade II 14 63.64
Jumlah 22 100
grade I apabila tekanan darah sistolenya 140-
Sebagian besar responden termasuk dalam 159 mmHg/90-99 mmHg. Sedangkan disebut
hipertensi grade II, dimana tekanan darah pre hypertension apabila tekanan darahnya 130-
systole 160 mmHg/ 100 mmHg (63.64%). 139 mmHg/80-90 mmHg.
Seseorang dikatakan mengalami hipertensi
Tabel 4
Tekanan darah systol, diastol, Tekanan Nadi, dan Denyut Nadi
No n Mean p value
Pre Post
1. Sistole 22 168,82 24,29 167,91 24,40 0,72
2. Diastol 22 89,86 15,78 88,05 16,22 0,53
3. Tekanan Nadi 22 78,95 16,27 79,86 17,64 0,88
4. Denyut Nadi 22 77,68 9,19 73,59 10,17 0,03
merupakan salah satu upaya untuk
Dari tabel 4 terlihat bahwa tekanan darah memodifikasi pola hidup dengan aman, tanpa
systole, diastole, dan denyut nadi mengalami efek samping. Dari penelitian ini, penurunan
penurunan setelah 4 minggu melaksanakan tekanan darah yang didapatkan hanya kecil. Hal
pengaturan nafas, sedangkan pulse pressure ini disebabkan karena waktu yang dialokasikan
mengalami kenaikan. Uji statistic menunjukkan untuk penelitian terlalu singkat, yaitu hanya 4
bahwa hanya denyut nadi yang memperlihatkan minggu. Penelitian McElroy, et.al. (2012),
perubahan yang bermakna, dengan p value pengaturan nafas dengan frekuensi 10 x/menit
sebesar 0.03. yang dilakukan 15 menit setiap hari
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurunkan tekanan darah systole sebesar 11
setelah melaksanakan latihan pengaturan nafas mmHg dan tekanan darah diastole sebesar 8
selama 4 minggu, diperoleh penurunan tekanan mmHg setelah 6 minggu latihan. Tang, et.al.
darah systole sebesar 0.91 mmHg, penurunan (2009), Chobanian et al. (2003), dan Whelton
tekanan darah diastole sebesar 1.81 mmHg, et.al (2002) menyatakan bahwa penurunan
peningkatan pulse pressure sebesar 0.91 mmHg, tekanan darah sebesar 5 mmHg dapat
dan penurunan denyut nadi sebesar 4.09 menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung
x/menit. Meskipun terdapat perubahan tekanan dan stroke sebesar 7%, 9%, dan 14%.
darah dan denyut nadi, namun secara statistic Penurunan tekanan darah setelah melakukan
perubahan itu tidak bermakna. Hanya pengaturan nafas berhubungan dengan
perubahan denyut nadi yang menunjukkan peningkatan sensitivitas barorefleks atau
perubahan yang bermakna. penurunan aktivitas saraf simpatis perifer.
Hipertensi merupakan suatu kondisi yang Pengaturan nafas dengan cara mengurangi
meningkatkan risiko terjadinya penyakit frekuensi pernafasan dapat meningkatkan
jantung koroner dan infark myocard. Bagi aktivitas vagal yang berakibat menurunnya
penderita hipertensi, pendekatan yang harus denyut jantung dan tekanan darah. Slow
dilakukan adalah modifikasi gaya hidup, breathing memberikan pengaruh terhadap
misalnya olah raga, berhenti merokok, dan perbaikan reaktivitas simpatis dan parasimpatis.
pengaturan pola makan. Pengaturan nafas Hal ini membuat orang menjadi relaks,
84
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
meningkatkan pembuangan gas yang tidak keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan yang
berguna, meningkatkan stamina dan daya tahan. dapat dikontrol (seperti kegemukan, kurang
Beberapa penelitian yang mengkaji manfaat olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan
pengaturan nafas, menyatakan bahwa slow garam). Penderita hipertensi yang sangat
breathing exercise yang dilaksanakan setiap heterogen membuktikan bahwa penyakit ini
hari dapat menurunkan tekanan darah dan bagaikan mosaik, diderita oleh orang banyak
meningkatkan sensitivitas barorefleks, sehingga yang datang dari berbagai subkelompok
metode ini dapat digunakan sebagai alternative berisiko didalam masyarakat. Hal tersebut juga
terapi hipertensi non farmakologis. berarti bahwa hipertensi dipengaruhi oleh faktor
Selain tekanan darah dan denyut nadi, resiko ganda, baik yang bersifat endogen seperti
parameter yang lain adalah pulse pressure (PP). neurotransmitter, hormon dan genetik, maupun
PP merupakan selisih antara tekanan darah yang bersifat eksogen seperti rokok, nutrisi dan
systole dan systole. PP yang tinggi merupakan stressor (Mansjoer dkk, 2001).
predictor kuat untuk gangguan jantung pada 5. KESIMPULAN
lanjut usia. Secara umum PP lebih besar dari 40
mmHg adalah abnormal, sedangkan yang Dari penelitian ini dapat disimpulkan
kurang dari 40 mmHg menunjukkan lemahnya bahwa setelah diberikan perlakuan pengaturan
fungsi jantung. Pada laki-laki, PP lebih dari 70 nafas 6x/menit selama 10 menit setiap hari
mmHg mempunyai risiko mengalami serangan selama 4 minggu diperoleh hasil : 1) Terdapat
jantung 3 kali lipat. Vaccarino et al. (2000) penurunan tekanan darah systole sebesar 0.91
menyebutkan bahwa peningkatan PP 10 mmHg mmHg, 2) Terdapat penurunan tekanan darah
dihubungkan dengan peningkatan risiko diastole sebesar 1.81 mmHg, 3) Terdapat
terjadinya gagal jantung kongestif sebesar 12%. peningkatan pulse pressure sebesar 0.91 mmHg,
Peningkatan PP juga dikaitkan dengan 4) Terdapat penurunan denyut nadi sebesar 4.09
peningkatan risiko kematian sebesar 6%. Dari x/menit, 5) Uji statistic menunjukkan
hasil penelitian dapat dilihat bahwa rata-rata PP perubahan yang terjadi pada tekanan darah
responden adalah 78.95 mmHg. Pada orang systole, diastole, dan pulse pressure tidak
lanjut usia ini menunjukkan adanya proses bermakna, sedangkan perubahan pada denyut
atherosclerosis, yang disertai kekakuan dinding jantung bermakna.
pembuluh darah.
Pengaturan nafas tidak akan memberikan 6. SARAN
hasil yang baik apabila tidak disertai perubahan Hipertensi dapat berakibat kerusakan
pola hidup yang lain, tertama pola makan. organ-organ tubuh yang lain, sehingga
Sebagian besar responden tidak melakukan diit pengobatan secara dini sangat diperlukan untuk
hipertensi secara ketat, sehingga penurunan mencegah kerusakan lebih lanjut. Obat dapat
tekanan darah belum dapat dilihat secara menurunkan hipertensi secara cepat, tetapi
bermakna. Sigarlaki (2006), menyatakan bahwa sifatnya sementara. Selain itu penggunaan obat
faktor yang berhubungan dengan hipertensi dalam jangka waktu lama dapat merusak organ-
yaitu: umur (28,43 %), jenis kelamin (30,39%), organ tubuh yang lain. Terapi non farmakologis
tingkat penghasilan (51,95%), tingkat yang aman dan murah, dapat dilakukan kapan
pendidikan (35,29%), pekerjaan (44,11%), dan dan dimana saja adalah pengaturan pernafasan.
jumlah anak (42,15%), serta faktor makanan Selain itu, penderita hipertensi juga harus
(29,41%). Sehingga perlunya membekali merubah gaya hidupnya dengan cara berolah
masyarakat dengan pengetahuan mengenai raga rutin, berhenti merokok, makanan
hipertensi, agar hipertensi dapat diatasi sejak seimbang, diit rendah lemak dan rendah garam.
dini dan agar masyarakat dapat menjalankan
pola hidup sehat dan mengurangi asupan garam 7. DAFTAR PUSTAKA
dalam makanan sehari-hari. Adre Mayza. 2009. Hipertensi Faktor Risiko
Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan Utama Penyakit Kardiovaskular. Pers
atas yang tidak dapat terkontrol (seperti Conference The 3rd Scientific Meeting on
85
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
Kaplan M. Norman. 1998. Hypertension in The Sherwood Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia
Population at large In Clinical dari Sel ke Sistem Edisi.8. EGC. Jakarta.
Hypertension: Seventh Edition. Baltimore,
Maryland USA: Williams & Wilkins ; 1- Sigarlaki Herke J.O. 2006. Karakteristik dan
17. Faktor berhubungan dengan hipertensi di
Desa Bocor Kecamatan Bulus Pesantren,
86
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
87