Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

ISSN : 1693-9883

Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. III, No.2, Agustus 2006, 78 - 86

STUDI KEMAMPUAN PATI BIJI DURIAN


SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DALAM
TABLET KETOPROFEN SECARA
GRANULASI BASAH
Mahdi Jufri, Rosmala Dewi Akhmad Ridwan Firli
Departemen Farmasi FMIPA-Universitas Indonesia, Depok

ABSTRACT
Many type of starch from various plants can be exploited as an alternative for
additional materials in tablet formulation. One of the source that have been devel-
oped as a pharmaceutical excipient is durian seed starch, which relatively easy to
find in tropic area such as Indonesia. The objective of this research was to observe the
ability of durio seed starch as binder in wet granulation of ketoprofen tablet formu-
lation. Durio seed starch obtained by extraction and drying methode. Starch as a
paste used in wet granulation as a binder. Tablet made by wet granulation with
ketoprofen (25%) as a drug model; calcium phosphate dihidrate as a diluent; Avicel
PH 102 as a disintegrant; magnesium stearat (1%) and talc (2%) as a lubricant.
Placebo formula with various durio seed starch concentration (5%, 6%, 8%, 10%)
in tablet compared to other binder that is cassava starch. Placebo tablet formula with
better hardness and friability used in ketoprofen tablet formula and compared to
cassava starch as a binder with the same concentration. Formula with durio seed
starch as binder have smaller hardness and more friable than cassava starch as a
binder. Thereby tablet with durio seed starch as binder have faster disintegration
time than tablet with cassava starch as a binder. The dissolution test for both ketoprofen
formula did not meet the pharmacopeial requirements.
Key words : durio, starch, ketoprofen

PENDAHULUAN kan sebagai bahan eksipien dalam


sediaan farmasi yaitu pati biji durian.
A. LATAR BELAKANG Biji durian relatiff mudah di dapat
Banyak penelitian melaporkan karena tanaman durian dibudidaya-
bahwa jenis pati dari berbagai kan di daerah tropis seperti Indone-
tanaman dapat dimanfaatkan sebagai sia. Pencarian bahan-bahan baru yang
substitusi bahan-bahan pembantu dapat digunakan sebagai bahan
yang telah dikenal dalam formulasi pengikat untuk granulasi basah telah
tablet (Wade & Weelr PJ, 1994). Salah dimulai antara lain penggunaan pati
satu bahan yang dapat dikembang- biji durian dalam formulasi tablet.
Corresponding author : E-mail : jufri@farmasi.ui.ac.id.

78
Pada penelitian ini pati biji durian bonat P (Merck), Kalium dihidrogen
yang digunakan diharapkan memiliki fosfat P (Merck).
kemampuan sebagai bahan pengikat
dalam pembuatan tablet granulasi B. ALAT
basah. Akan diselidiki konsentrasi Pengayak, oven, spektrofoto-
optimum dari pati biji durian yang meter UV-Visibel (Shimadzu UV-
memenuhi persyaratan sebagai bahan 1601), pHmeter (Jenway 3010), mesin
pengika tablet. Selain itu ingin pencetak tablet single punch (Erweka
diketahui sampai sejauh mana penga- GDT), hardness tester (Erweka TBH
ruh penggunaan pati biji durian pada 28), friabilator (Erweka TAR), disin-
berbagai tahap pembuatan tablet, tegrator tester (Erweka 273), alat uji
serta pengaruhnya terhadap karak- disolusi tipe-1 (electrolab), white-
teristik tablet. nessmeter (Kett), dan alat-alat gelas.
Pada penelitian ini ketoprofen
digunakan sebagai model. Obat ini
termasuk anti inflamasi dengan efek C. CARA KERJA
analgesik,antipiretik. Ketoprofen
terbukti efektif secara oral dan diindi- 1. Pembuatan Pati biji durian
kasikan untuk mengatasi arthritis Pati biji durian dibuat dengan
rheumatoid dan osteoarthritis. menggunakan metode ekstraksi, dan
pengeringan. Pati diperoleh dengan
B. TUJUAN PENELITIAN mengekstraksi pati yang terdapat
Penelitian ini bertujuan untuk pada bagian kotiledon dari biji. Biji
mengetahui sejauh mana kemampuan dengan panjang 5 cm lebar 3 cm
pati biji durian, yang digunakan berumur 4 bulan diperoleh dari pasar
sebagai bahan pengikat (binder) Palmerah. Biji dibersihkan dari
dalam formulasi tablet ketoprofen bagian selubung luar dan kulit arinya.
secara granulasi basah dan diharap- Selanjutnya biji dipotong kecil-kecil
kan dapat menghasilkan tablet yang berdiameter 2 cm, dan dihancurkan
memenuhi persyaratan farmakope. menggunakan blender dengan ban-
tuan air. Bahan selanjutnya diperas
menggunakan kain flanel melalui
BAHAN DAN CARA KERJA saringan ke dalam wadah hingga
ampas tidak mengeluarkan air
A. BAHAN perasan lagi. Suspensi yang dihasil-
Pati biji durian, Ketoprofen kan kemudian didekantasi. Pati yang
(Chemo S.A, Swiss), Avicel PH 102 dihasilkan kemudian dikeringkan
(PT Eka Cita Dian Persada), Magne- dengan cara dijemur pada sinar
sium Stearat, Talk, Pati singkong, matahari hingga kering, lalu di
Natrium hidroksida P (Merck), Asam serbukkan dan diayak dengan ayak-
sulfat LP (Merck), Amonium kar- an 125 mesh.

Vol. III, No.2, Agustus 2006 79


2. Karakterisasi Pati biji durian b. Evaluasi tablet Ketoprofen
Pati yang telah selesai diisolasi, Evaluasi masing-masing formula
lalu di uji karakterisasi antara lain tablet ketoprofen seperti massa tab-
penetapan susut pengeringan, pene- let, keseragaman ukuran, kekerasan,
tapan sisa pemijaran, penetapan pH keregasan, keseragaman kandungan
derajat putih, kadar amilosa, indeks dan uji waktu hancur serta disolusi
kompresibilitas, bentuk dan ukuran mengikuti metoda yang dipersyarat-
partikel. kan farmakoe Indonesia edisi IV.

3. Pembuatan Tablet
a. Pembuatan tabet plasebo HASIL DAN PEMBAHASAN
Berbagai formula tablet plasebo
dibuat dengan metoda granulasi A. HASIL
basah dengan pati durian sebagai
bahan pengikat. Hasilnya dilakukan 1. Pati Biji Durian
evaluasi sesuai persyaratan uji fisik Pati yang diperoleh dari biji
pada farmakope Indonesia edisi IV. durian dengan rendemen sebesar
Formula tablet plasebo dengan pa- 18,46% berupa serbuk berwarna pu-
rameter yang terbaik (A dan B) tih kecoklatan dengan nilai derajat
dipilih untuk pembuatan tablet putih sebesar 71,23%. Susut penge-
ketoprofen (lihat tabel 1). ringan dan sisa pijarnya masing-
masing sebesar 12,05% dan 4,41%.
Tabel 1. Formula tablet Ketoprofen Suspensi pati biji durian mempunyai
Bahan Jumlah (mg)
pH 4,96. Kadar amilosa dari pati biji
durian yang diperoleh sebesar
A B
26,607%. Sedangkan densitas bulk
Ketoprofen 50 50 dan densitas mampatnya masing-
Dikalsium fosfat 118 118 masing 0,3704 g/cm3 dan 0,513 g/cm3
Avicel PH 102 10 10 dengan indeks kompresibilitas se-
besar 27,78% (Tabel 1). Mikrograf
Pati singkong - 16
elektron dari partikel pati biji durian
Pati biji durian 16 - yang diamati dengan menggunakan
Mg Stearat 2 2 Scanning electron Microscopy terlihat
Talk 4 4
seperti Gambar 1.

Keterangan : 2. Formulasi Tablet Ketoprofen


Setiap formula dibuat 200 tablet dengan Formula tablet ketoprofen di-
bobot masing-masing 200 mg/tablet. pilih dari formula tablet plasebo yang
Formulasi tablet Ketoprofen dibuat mengandung pati biji durian sebagai
setelah memperoleh konsentrasi pati biji
durian yang dapat digunakan sebagai bahan pengikat dengan parameter
bahan pengikat. evaluasi yang memenuhi syarat. For-

80 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


mula tablet keto-
profen dengan pati
biji durian sebagai
bahan pengikat di-
bandingkan de-
ngan formula yang
menggunakan pati
singkong sebagai
pengikat dengan
konsentrasi yang
sama sehingga da-
pat dilihat kemam-
puan pati biji du-
rian sebagai bahan
pengikat. Hasil Gambar 1. Micrograph elektron pati biji durian
evaluasi masing- dengan perbesaran 2000 kali.
masing formula
tablet ketoprofen seperti laju alir gasan, keseragaman kandungan dan
massa tablet, kompresibilitas, kese- uji waktu hancur dapat dilihat pada
ragaman ukuran, kekerasan, kere- Tabel 2.

Tabel 2. Data evaluasi tablet ketoprofen formula A dan B


Formula Formula
Parameter A B
Laju alir massa (g/dtk) 5,128 5,00
Densitas bulk (g/cm3) 0,4762 0,50
3
Densitas mampat (g/cm ) 0,5882 0,5882
Indeks kompresibilitas (%) 19,047 15,0
*Bobot rata-rata (mg) 200,85 + 1,76 198,0 + 2,50
*Diameter (mm) 8,04 8,05
*Tebal rata-rata (mm) 3,19+ 0,29 3,18+ 0,21
Kekerasan rata-rata (kP) 2,176 4,034
Kadar ketoprofen (%) 100,11 + 0,99 101,9 + 1,39
Keregasan (%) 0,6753 0,2274
^Waktu hancur (menit) 0,11 15,925
*n = 20

Vol. III, No.2, Agustus 2006 81


Gambar 2. Grafik jumlah ketoprofen terdisolusi pada tablet formula A dan B
dalam medium dapar fosfat pH 7,2.

Grafik jumlah ketoprofen terdi- berperan dalam pembentukan gel


solusi dalam medium dapar fosfat sedangkan amilopektin membentuk
pH 7,2 terhadap waktu dapat dilihat sifat viskoelastis. Semakin besar
pada Gambar 2. kadar amilosa, maka semakin kecil
kemampuan mengembangnya pati
dan kekuatan gel semakin rendah.
PEMBAHASAN Peningkatan kadar amilosa mengu-
rangi daya ikat pati dan menurunkan
1. Karakterisasi Pati biji durian kekuatan gel. Pati biji durian memiiki
Sisa pijar pati biji durian yang kadar amilosa sekitar 26,607%. (Zobel
diperoleh sebesar 4,41%. Besarnya HF, 1992).
sisa pijar dari pati biji durian menun- Pati biji durian hasil isolasi
jukkan tingginya kandungan mineral berwarna putih kecoklatan dengan
dalam pati tersebut. Kation-kation derajat putih 71,23%. Nilai derajat
dalam pati bisa berasal dari pati itu putih pati dipengaruhi oleh warna
sendiri dan dari proses pembuatan dari bahan yang akan diisolasi, dalam
pati dengan menggunakan air tanah hal ini adalah kotiledon dari biji du-
yang banyak mengandung mineral rian yang berwarna putih keku-
(Swinkels JJM 1985). ningan. Selain itu kualitas air yang
Amilosa dapat mempengaruhi digunakan pada proses isolasi pati
proses pengembangan pati dan juga menentukan derajat putih pati.
tingkat kekentalan pati. Amilosa Kebersihan dan kualitas air yang baik

82 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


selama proses isolasi akan meng- masingmasing formula hampir sama
hasilkan pati yang lebih putih dan yaitu berwarna putih.
kualitas yang lebih baik.
Dari mikrograf elektron pati biji 2) Keseragaman ukuran
durian terlihat bentuk partikel pati Diameter tablet formula A dan
biji durian serupa dengan bentuk pati B relatif konstan karena digunakan-
pada umumnya yaitu bentuk granul nya punch yang sama, begitu juga
bulat dengan bagian ujung yang dengan ketebalan tablet. Kedua for-
membulat seperti topi baja. mula menunjukkan keseragaman
Indeks kompresibilitas merupa- ukuran tablet yang hampir sama. Hal
kan parameter kemampuan serbuk ini menunjukkan bahwa pada formu-
untuk dapat dimampatkan. Indeks lasi tablet ketoprofen, kedua bahan
kompresibilitas ditentukan dari dua pengikat memiliki kesamaan daya
variabel yaitu densitas bulk dan ikat terhadap massa tablet ketopro-
densitas mampat. Indeks kompre- fen, sehingga dihasilkan tablet de-
sibilitas pati biji durian sebesar yang ngan ukuran relatif sama (Tabel 2).
diperoleh sebesar 27,78%. Ketebalan tablet pada kedua for-
Pati biji durian memiliki densitas mula yang berkisar antara 3,18 3,19
bulk 0,3704 g/cm 3. Hal tersebut mm dapat diterima dan memenuhi
menunjukkan bahwa pati biji durian syarat Farmakope Indonesia edisi IV
memiliki ukuran partikel yang relatif yaitu diameter tablet tidak lebih dari
kecil. Partikel dengan ukuran lebih 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali
kecil akan membentuk massa dengan tebal tablet.
kerapatan lebih besar, akibat pengu-
rangan rongga-rongga antar partikel. 3) Keseragaman bobot
Selain itu bentuk partikel juga mem- Tablet formula A dan B memiliki
pengaruhi densitas bulk dimana keseragaman bobot yang baik
partikel partikel dengan bentuk irre- dilihat dari koefisien variasi yang
gular cenderung memiliki porositas dihasilkan. Tablet tersebut memenuhi
besar diakibatkan rongga-rongga persyaratan keseragaman bobot pada
antar partikel yang terisi oleh udara farmakope Indonesia edisi III yaitu
sehingga densitas bulk lebih kecil. tidak lebih dari 2 tablet yang masing-
(Gordon RE et all 1989). masing bobotnya menyimpang dari
bobot rata-ratanya lebih besar dari
7,5% dan tidak satu tabletpun yang
a. Evaluasi tablet ketoprofen bobotnya menyimpang dari bobot
rata-ratanya lebih dari 15%. Kese-
1) Uji visual ragaman bobot pada formulasi harus
Tablet formula A dan B memiliki disesuaikan untuk mempertahankan
permukaan yang halus dan tepi yang kuantitas dari unit dosis zat aktif
licin. Penampakan warna tablet pada (Anonim, Depkes RI, 1979).

Vol. III, No.2, Agustus 2006 83


4) Kekerasan tertera pada etiket. Kedua formula
Pada konsentrasi pati yang sama, tablet yang dibuat memenuhi per-
formula D memiliki kekerasan lebih syaratan tersebut dengan nilai ko-
rendah dibandingkan dengan for- efisien variasi yang sesuai dengan
mula F. Bila dikaitkan dengan den- persyaratan.
sitas bulk, massa tablet dengan
densitas bulk yang rendah meng- 7) Waktu hancur
hasilkan tablet dengan kekerasan Formula A dan B memiliki waktu
yang rendah. Hal ini terlihat pada hancur yang sangat berbeda (Tabel
nilai densitas bulk dari formula A 3). Perbedaan ini terutama disebab-
lebih rendah dari pada formula B kan karena perbedaan nilai kekerasan
sehingga nilai kekerasan tablet A dari masing-masing tablet. Tablet A
lebih rendah dari pada tablet B. dengan kekerasan yang lebih kecil
mempunyai waktu hancur yang lebih
5) Keregasan cepat dari pada formula B yang
Dari hasil uji keregasan terlihat memiliki nilai kekerasan lebih besar.
bahwa formula A lebih regas dari for- Tablet yang keras mempunyai
mula B, namun masih memenuhi bentuk yang lebih kompak dengan
persyaratan keregasan tablet. porositas yang kecil sehingga meng-
Perbedaan nilai kekerasan ber- hambat penetrasi air ke dalam tablet
pengaruh terhadap keregasan tablet dan akhirnya memperlama waktu
yang dihasilkan. Tablet dengan keke- hancur tablet.
rasan yang kecil cenderung lebih
regas dan pecah menjadi serpihan- 8) Uji disolusi
serpihan. Faktor lain yang mem- Uji disolusi merupakan para-
pengaruhi keregasan tablet adalah meter yang menunjukkan kecepatan
kelembaban, dimana granul dengan pelarutan obat dari tablet. Laju
kadar air yang rendah memiliki daya disolusi terkait dengan efikasi dari
kohesif yang kecil, sehingga meng- produk tablet serta terhadap per-
hasilkan tablet dengan keregasan bedaan bioavailibilitas antar formula.
yang lebih tinggi dibandingkan Pada dasarnya laju disolusi diukur
dengan yang memiliki kadar air 2- dari jumlah zat aktif yang terlarut
4% (Banker GS & Anderson NR, pada waktu tertentu ke dalam me-
1986)) dium cair yang diketahui volumenya
pada suatu waktu tertentu pada suhu
6) Penetapan kadar yang relatif konstan. Pada penelitian
Farmakope Indonesia edisi IV ini digunakan medium cair dapar
mencantumkan bahwa kapsul keto- fosfat pH 7,2 yang mewakili cairan
profen mengandung ketoprofen saluran cerna seperti yang tertera
tidak kurang dari 92,5% dan tidak pada Farmakope Indonesia edisi IV.
lebih dari 107,5% dari jumlah yang Kemudian dilakukan uji disolusi tab-

84 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN


let ketoprofen pada alat disolusi tipe KESIMPULAN DAN SARAN
keranjang dengan kecepatan 150 rpm
dalam variasi waktu pada menit ke A. KESIMPULAN
5; 10; 15; 30; 45; dan 60 setelah tablet Dari penelitian ini dapat disim-
dimasukkan ke dalam alat uji. Lalu pulkan bahwa pati biji durian dapat
kadarnya diperiksa dengan alat digunakan sebagai bahan pengikat
spektrofotometer UV-visibel pada tablet ketoprofen granulasi basah.
panjang gelombang 260,6 nm. Setelah Tablet yang menggunakan pati biji
itu ditentukan jumlah pelepasan durian sebagai bahan pengikat
ketoprofen dengan menggunakan memiliki waktu hancur yang lebih
perhitungan . Dari jumlah ketoprofen cepat dari pada tablet yang
yang dilepaskan tiap interval waktu menggunakan pati singkong sebagai
dapat dibuat grafik ketoprofen ter- bahan pengikat. Kedua formula tab-
disolusi dari kedua formula (Gb. 2) let ketoprofen tidak memenuhi syarat
Menurut Farmakope Indonesia uji disolusi pada Farmakope Indone-
(Anonim, Farmakope Indonesia,1995) sia edisi IV.
jumlah ibuprofen yang dilepaskan
dalam waktu 30 menit tidak kurang B. SARAN
dari 70% (Q) dari jumlah yang tertera Pada pengembangan selanjutnya
pada etiket. Ketentuan ini dijadikan sebaiknya dilakukan penelitian lebih
syarat penentuan disolusi ketoprofen lanjut untuk mengetahui kemampuan
karena ketoprofen dan ibuprofen pati biji durian sebagai bahan peng-
merupakan obat AINS dari golongan hancur dalam granulasi kering atau
yang sama yaitu turunan asam pro- tablet kempa langsung.
pionat. Kedua formula ketoprofen
tersebut jauh dibawah persyaratan,
hanya sekitar 30% pada menit ke 60. DAFTAR ACUAN
Hal ini disebabkan karena pengisi Anonim, Direktorat Jenderal POM
yang digunakan yaitu dikalsium Departemen Kesehatan RI. Far-
fosfat yang merupakan pengisi yang makope Indonesia Edisi III. Jakarta:
tidak larut air dan bersifat sedikit Departemen Kesehatan RI, 1979:
hidrofob. Sifat ini dapat membatasi 6-8.
kelarutan dari partikel obat yang Anonim, Direktorat Jenderal POM
mengakibatkan mengurangi disolusi- Departemen Kesehatan RI. Far-
nya. Penggunaan pati dalam formu- makope Indonesia Edisi III. Jakarta:
lasi juga menyebabkan terbentuknya 1995, Departemen Kesehatan RI.
lapisan gel tipis yang dapat meng- Anonim, US Pharmacopoeia & Na-
hambat pelepasan obat. tional Formulary. The Official
Compendia of Standards USP 24 -
NF 19. Vol 2. Philadelphia, USA:

Vol. III, No.2, Agustus 2006 85


The US Pharmacopoeial Conven- Pharmaceutical dosage forms: Tab-
tion, Inc., 2000: 1639-1640. lets. Vol 2. 2 nd Ed. New York:
Banker, G.S dan Anderson, N.R. Tab- Marcel Dekker, Inc., 1989. Hal:
lets. Dalam: Lachman, L., Lie- 317 - 338.
berman, H.A dan Kanig, J.L Marshal, K. Compression and Con-
(eds). The Theory and Practise of solidation of Powdered Solids.
Industrial Pharmacy. Vol 2. 3rd ed. Dalam: Lachman, L., Lieberman,
Philadelphia, USA: Lea & H.A dan Kanig, J.L (eds). The
Febiger, 1986: 293-329, 702. Theory and Practise of Industrial
Becker, D., Rigassi, T., and Bauer- Pharmacy. Vol 1 3rd ed. Philadel-
Brandl, A. Effectiveness of Bind- phia, USA: Lea & Febiger, 1986:
ers in wet Granulation: A Com- 56 - 98.
parison using Model Formula- Marshall, K. & Rudnic, E. M. Tablet
tions of Different Tabletability. dosage forms. Dalam: Banker, G.
Drug Development and Indus- S. & Rhodes, C. T. (eds.). Mod-
trial Pharmacy. 1997; No. 23(8): ern pharmaceutics. New York &
791-808. Basel: Marcel Dekker, Inc., 1990:
Brown, J Michael. Durio-A Biblio- 372.
graphic Review. 1997. Diambil Swinkels, J.J.M. Source of Starch, Its
pada tanggal 14 Januari 2005, pkl Chemistry and Physics. Dalam:
13:00. http://www.ipgri.cgiar. Van Beynum, G.M.A dan Roels,
org/regions/apo/publications/ J.A (eds). Starch Conversion Tech-
durio/durio.pdf. nology. New York & Basel:
Fred J, Bandelin. Compressed Tab- Marcel Dekker, 1985: 15 - 46.
lets by Wet Granulation. Dalam: 1995: 717 - 718.
Lachman, L., Lieberman, H.A Wade, A dan Weller, P.J (eds). Hand-
dan Schwartz, J.B (eds). Pharma- book of pharmaceutical excipient. 2nd
ceutical Dosage Forms: Tablets. Vol ed. Washington: American Phar-
1 2 nd ed. New York & Basel: maceutical Association, 1994.
Marcel Dekker Inc., 1989:131-190. Hal: 151 - 153.
Gordon, R E., Rosanske, T W., Fon- Zobel, H.F. Starch: Source, Produc-
ner, D E., Anderson, N R dan tion dan Properties. Dalam:
Banker, G S. Granulation tech- Schenck , F.W dan Hebeel, R.E.
nology and tablet characteriza- Starch Hydrolysis Product. New
tion. Dalam: Lieberman, H A., York: VCH Publisher ,Inc., 1992:
Lachman, L dan Schwartz, J B. 23 - 29.

86 MAJALAH ILMU KEFARMASIAN

You might also like