Metode Pelaksanaan Perkerasan Jalan

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 259
METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN Oleh: SENTOT HARDWIYONO JxSBN v78-601 “iain FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS MUHAMMADIY AH YOGYAKARTA 2013 METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN Oleh: JURUSAN SIPIL TINIAN DOT A ON rere eee eee PENGANTAR Buku ini ditulis untuk keperluan pengajaran di Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Muhammadiyah Yoxyakarta. Buku ini juga bisa digunakukan untuk para praktisi dan insane yang borkecimpung dalam dunia tcknik, terutama jurusen teknik sipil, khususnya dalam pelaksanaan Perkeracan jalan. Scbagian besar buku ini diuubilkan dati modul pelatihan sertitikasi pelaksana dan pengawas pada pelatihan yang penulis pemah ikuti di HPYI tohun 2008, dan beberapa referensi yang ‘erkait saya tnjukkan di deftar pustaka. Dalam edis] ini masih meropakan permulean yang sodah barang tentu belum mencapai Kesempumaan. Untuk itu pada edis! mendatang InsyaAllah akan disempurnakan baik isis, tata letak dan referensi yang terbaru. Kendungen buku ini terdiri dari delapan bab yang meranghumi sebagian besar cara melaksanakan pekerjaan Lapangan untuk membuat.perkerasan jalan. Bab I membahas Jenis-jenis Perkerasan Jalan, Bab MT membahas Lapis Pondasi Jalan Dengan Agregat. Bab IT membahas Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, Lapis Pondasi Jalan Kelas C Dan Waterbound Macadam. Bab [V Membahas Lapis Pondasi Tanah- Semen ¢ SoilCement). Dab ¥ membulis mengenai Lapis Pondasi Agregat Semen { Cement Treated Base/CTB), Bab VI membahas dan menjelaskan bagaimana Perkerasan Beton Semen dibuat. Bab VII_membahas mengenai Campuran Beraspal Panas yang meliputi pekerjaan Asphalt Mixing Plan dan peralatan-peralaian mesin yang digunakan. Bab VI{I membahas masalah Alat Peradat mulai dari Vibrating, Tamper Baby Roller, Tandem, Paeumatie dan Vibrating Compactor. Tegur sapa dari para pembaca yang meneinui segala kekurangan dalam buku ini, sudilah kiranya memberikan sumbangsit pengetahuannya untuk perbaikan buku ini pada terbitan selanjutnya, Diucapkan terimakasih kepada Universitas Mubammadiyah Yogyakarta kususnya LPM, HPII MODUL METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN DAFTAR IST BAB I JENIS - JENIS PERKERASAN 1.1. STRUKTUR PERKERASAN 12. PERKERASAN LENTUR 1.3. PERKERASAN KAKU 14. PERKERASAN KOMPOSIT BAB IT LAPIS PONDASI JALAN DENGAN AGREGAT 2. KELAS LAPIS PONDASI AGREGAT. 2.2. PERSIAPAN 23. CUACA YANG DIUINKAN UNTUK BEKERIA 2.4. PERBAIKAN TERHADAP LAPIS PONDASI AGREGAT 2.5. BAHAN 2.6. PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN, 2.7. TOLERANSI DIMENSI BAB TEI LAPIS PONDASI JALAN TANPA PENUTUP ASPAL LAP{S PONDASI JALAN KELAS C DAN WATERBOUND MACADAM 3.1. PEMILIHAN LAPIS PONDASI JALAN TANPA PENUTUP ASPAL 32. PERSIAPAN 33. CUACA YANG DIVINKAN UNTUK BEKERJA 2A nnn eae BAB | JENIS - JENIS PERKERASAN Halaman, 12 R 12 13 13 “4 16 22 8 MODUL, METOOE PSTAKSANAAN PERKERASAW JALAN 35, 36. BAB IV LAPIS PONDASI TANAH-SEMEN (SO1L-CEMENT) 4, 42. 43. 4A, 45. 46. 47. 4.8, 49. 410, 42, BAHAN PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN: uUMUM PERSIAPAN CUACA YANG DIJINKAN UNTUK BRKERJA PERBAIKAN PEKERJAAN YANG TIDAK MEMENUHT PERSYARATAN, PENGENDALIAN LALU-LINTAS BAHAN CAMPURAN PERCOBAAN LAPANGAN (Meld Trials) PENGHAMPARAN DAN PENCAMPURAN PENGENDALIAN MUTU, TOLERANSI DIMENSt PERALATAN STABILISASI TANAH 2 26 2 29 2 31 a 2 4 7 41 50 56 36 BAB I JENIS- JEMIS PERKERASAN MODUL METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BAG | JENIS - JENS PERKERASAN BARV LAPIS PONDAST AGREGAT SEMEN 60 (CEMENT TREATED BASE / CTB) 5.1, UMUM 60 52. PERSYARATAN 60 5.3. PELAKSANAAN 53 54, PENGENDALJAN MUTU a 5.5. PBRALATAN n BABVI _PERKERASAN BETON SEMEN (PERKERASAN KAKU/RIGID 7 PAVEMEN1) 6.1. UMUM m 62. PENYIAPAN TANAH DASAR DAN LAPIS PONDASI BAWAH 6 63° ACUAN 7 64. BAHAN ” 6.5. PEMBUATAN BETON 34 66. _PENGENDALIAN MUTU DILAPANGAN 89 6.7. SAMBUNGAN DAN TULANGAN 9 6.8. PENGECORAN DAN PENYELESAIAN AKHIR BETON 102 6.9. PELEPAAN (Floating) 108 6.10. MEMPERBAIKI PERMUKAAN 10 6.11, PENYELESAIAN PERMUKAAN (Finishing) io rt) 6.12, PENGUJIAN KERATAAN PERMUKAAN MODUL HETODE PELAKSANAAN PEPKERASAN JALAN BAB I JENIS-JENIS PERKERASAN 6.14, TOLERANSITEBAL ne 6.15. PEMBUKAAN DAN PEMBATASAN LALU-LINTAS ns 6.16. PERALATAN PEMBUATAN PERKERASAN BETON SEMEN n6 BAB Vd CAMPURAN BERASPAL PANAS, 13 7.1. UMUM 123, 72. PERSIAPAN 123 73. KONDISICUACA YANG DIJINKAN UNTUK BEKERJA 124 74. PERBAIKAN CAMPURAN ASPAL YANG TIDAK MEMENUHI = [24 KETENTUAN 25. BAHAN 124 76. CAMPURAN 136 7.7, KETENTUAN INSTAT ASI PENCAMPUR ASPAL (AMP) “47 78 PEMBUATAN DAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL 163 79. PENGHAMPARAN CAMPURAN, 167 7.10. PENGENDALLAN MUTU DAN PEMERIKSAAN DI LAPANGAN, 174, 711. TEBAL LAPISAN DAN TOLERANS! 180 183 BAB VII ALAT PENGASPALAN DAN PERALATAN CAMPURAN MODUL METOOE PELAKSANAAN PERKERASAN IWAN BAB IJENIS - JENIS PERKERASAN 8.1, PERALATAN PENCAMPUR ASPAL PANAS ( AMP ) 193 8.2, ALAT PENGHAMPAR CAMPURAN ASPAL PANAS (ASPHALT PAVING 248 MACHINE) atau ASPHALT FINISEIER DAFTAR PUSTAKA. 262 1A. METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BAB | JENIS - JENIS PERKERASAN STRUKTUR PERKERASAN Pada umumnya, perKerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas, sebagal berikut : + Lapisan tanah dasar (sub grade) + Lapisan pondas! bawah (subbase course) + Lapisan pondasi alas (base course) + Lepisan perrnukaan / penutup (surface course) E]— | aplsan Parmukasn Lapisan Pondasi Ales Lapisan Pondasl Bawah YARNS //ASNX/// = T0P0h Daan ‘Gambar 1.2.1. Lapisan perkerasan Jalan lentur, Terdapat beberapa jenis / tipe perkerasan terdiri: a. Flexible pavement (perkerasan lentur). b. Rigid pavement (perkerasan kaku). 4.2. 4.241. 1.2.2. AMETODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN PERKERASAN LENTUR Jenis dan fungsi lapisan perkerasan Lapisan perkerasan jalan berfungsi untuk menerima beban leh-intas dan ‘menyeberkannya ke lapisan di bawahnya terus ke lanah dasar, Lapisan Tanah Dasar (Subgrade} Lapisan tanah dasar adalah lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat perletakan apis perkerasan dan mendukung konstruksi perkerasan jalan dialasnya. Menurut Spesifkasi, tanah dasar adalah lapisan paling atas dari timbunan badan jalan sctebal 30 cm, yang mempunyai persyaratan tertentu sesual fungsinya, yaitu yang berkenaen dengan kepadatan dan daya dukungnya (CBR). Lapisan tanah daisar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah asiinya beik, allan tanah urugan yang didatongkan deri tempat lain atau tanali yeny distaplitsas! dan lain lain. Ditinjau dari muka tanah asii, maka lapisan tanah dasor dibedakan atas : + Lapisan tanah dasar, tanah galian, + Lapisan tanah dasar, tanah urugan. + Lepisan tanah dasar, tanah asli Kekuatan dan keawetan konstrukel perkerasen jalan sangat tergantung dari sifat-sitat dan daya dukung tanah dasar. 12.3. 1.2.4. METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN + Perubahan bentuk tetap (deformas! permanen) akibat beban lalu lintas. + Sifat mehgerbang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air. * Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya petbedaan sifat-sifat tanah pada lokasi yang bertekatan atau akibat Kesalahan pelaksanaan misalnya kepadatan yang kurang baik. Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course} Lapis pondast bawah adaiah lapisan perkerasan yang terletak di atas lapisan tanah 2 Agregat halis juga harus memeruhi ketentuan berikut Indeks Plastistas (SN! 03-1966-1 990) Batas Cair (SII 03-1967-1980) rmin.d dan mak.A2 2 mak.36 25 ETODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN, 3.6. PENGHAMPARAN DAN PEADATAN 38.1. Pengiriman banan 8, Agregat Kasar atau agregat halus untuk Weterbound Micadam harus kim ke badan jalan dalarn rmasing-masing frst. », Tebal padat minimum tak boleh Kurang dari due kali ukuran agregat maksimum. Tébal padat ‘eksimam tidak boleh tabin dari 20 cin keovaliitentukon fain atau clselukl Dtekst Pekerjzan, 362 Pelaksanaarl Agrogat Kelas C Pelaksanaan Agregat Kelas C llsksanakan sesuai butr nomer.... 3.6.3 Pemaciatan lapis pondasi Kelas C Pemadatan Agregat Kelas C dilaksanakan sesuai butit norner 3.6.4 Pelaksanaan Waterhound Macadam 4. Kotebalan Lapisan Lapis Fondasi Jalan Tanpa Penulup Aspal jenis Waterbound Macadam harus dilaksanakan lapis demi lapis dan memenuhi kelentuan kalebalan dalaman tepisan seperti yang tercantum dalam ‘Tabe! 3.2.2.3, Total ketebatan kedsiaman Lapis Fondasi yang telah selesai harus eesvai dengan ‘Gambar Rencana, 2, Pensbaran Agregat Kasar Penebaran dapat ditaksanakan dengan peralatan mekonis atau cara manual dengan ‘menggunakan Keranjang untuk menebar agregat. Penebaran harus dllakuican dengan kelebalan ‘merata. 4. Pemadatan Agrogat Kasar Pemadatan awal harus dilakukan dengan mesin gilas roda besi berat >10 ton. Pemadatan harus difaksanaken sampai batuan stabil (tidak terjadinya gerakan butiran pada waktu pemadatan) atau pecabnya batuan dipermukaan dengan minimum setiap titik memperoleh 6 lintasan bolak bali, METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN ‘Selama pelaksanaan pemadatan kerataen petmukaan harus diperiksa dengan mistar perata panjang 3 m. Lokasi dimana permukaan agregat kasar menyimpang dari garis mistar perata lebih dari 1 cm harus segera diperbaiki, dengan care menggemburkannya dan kemudian dilakukan penambahan atau pengurangan agregat kasar, sebglum dipadatkan sampai standar yang disyaratkan. 4. Penebaran dan Pemadatan Agregat Halus ‘Adcegat halts hans ditehar seclemikian hingga selurub rongga permukaan agregat kasar terisi, dengan cara dibasahi dan digilas agar butiran dapat masuk ke dalam rongga lapis agregat kasar. ika dipertukan dapat ditakukan penambahen agregat halus yang diikuti dengan pembasalran dan pengglasan sedemikian setingga harus berlanjut sedemikian hinge seluruh ketebalan dalaman lapis agregat kaar terisi dan tidak boleh ada material lepas dipermukaan (material yang fepes dipermukaan harus dibvang. 3.7 Pengujian + Jumlah data pendukung pengujian yang dibutuhkan untuk persetujuan awal dari mutu bahan akan ditentukan Direksi Pekerlaan namun harus mencakup semua pengujian yang Aisyaratkan, paling sedikit 1 (satu) buah contoh yang mewakill suber bahan dan agregat hhasil pecah mesin yang diusulkan. ‘+ Setelat persetujuan atas mutu bahan untuk Lapis Fondes! Jalan Tanpa Penulup Aspal yang iusulkan, bita menurst pendapat Direksi Pekerjean terdapat perubahan pada mutu bahan atau pada sumber batan atau pada metode produksinya maka seluruh pengujian mutu bahan harus dislangi tagi. © Suatu program pengujian pengendalian muty bahan secara rutin harus dileksanekan untuk memeriksa ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokesi pekerjaan. Pengujian lebih lanjut hharus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan Teknis tetapi untuk setiap 500 meter hamparan METODE PELAKSANAAN PERKERSAN JALAN untuk Agregat Kelas © dari sésuai denijan But 8.2:24).a).(2) untuk perkerasan Waterbound Mosadam. + Tanpa mengurangi kewajiban Penygdia Jesa untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjzan yang tidak memenuhi Ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan, dalam Butir ketentuan oi atas, Penyedia Jasa juga harus bertanggunajawab ates pémetharaan ritin dari semua tapis fondasi jalan tanpa penulup aspal yang sudah selegai dkerjakan dan diterima selama Periode Konirak termasuk Periodé Pemetharaan. Pekerjaan pemelinaraan rutin tersebut harus diaksanakan sesuai Spesinikasi. 3.8 Toleransi Dimensi ‘levasi permukean lapis akbir harus gésvai dengan Gainbat Rencarta Elevasl permukaan akhir dan tebal Lapis Fondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal dart Agregat Kelas C dan Waterbound Macadam tidak boleh kurang dari yang disyaratkan, Penympangan Kotatzan permukean clukur dengan mistar perata panjang (straight edge) 3 (vga) meter yong dilstakien sojajar dan melintang sumbu jalan, diskukan setelah sors behan yang lepas dibersinkan, 8 4a. 42. 424, 422, METODE PELANSANAAN PERKERASAN JALAN BABIV LAPIS PONDAS! TANAH-SEMEN (SOIL-CEMENT) umum Pekerjaan Lapis Pondasi Tanah-Semen adalah lapis pondasi yang terbuat dari tanah ambit dati daerah sekitamya, yang distabflisasi dengan semen di alas tanah yong dasar yang telah disiapkan. Kegiatan yang diperlukan meliputi penghamparan, pembentukan, pernadatan, perswatan dan penyeiesaian akhir. PERSIAPAN Contoh Bahan Contoh dari semus bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan, dersama dengan data Penguilan yang menyataken sifat-sifat dan mutu bahan seperti yang dipersyaratkan harus diserahkan untuk persetuluan sebelum digunakan dalam pelaksanaan pekeriaan. Harus disediakan tempat penyimpanan ci lapangan untuk semua conteh (dan juga enda-benda uj inti), dalam rak yang kedap ait dain dapat dikunci. Pengiriman Semen ke Lapangan Catatan yang menyatakan kvantitas semen yang dikirim ke lapangan dan tempat Penyimpanan Keniraktor di lapangan dari setiap pengiriman harus diserahkan ke Pengawas Lapangan seliap hari bilamana barang sudan sampai dj tempat, bersama dengan sertifikat yang menyatakan tempat pembuatannya dan hasil pengujiannya yang dipersyaratkan Standar Industri Indonesia Sil-13-1977. 2 METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN 4.2.3. Perhitungan Pemakaian Semen 424, 4.25. 4.27. Catatan harian tentang jumlah semen aktual yang dipakai dalam pékerjaan akan disimpan, seperti yang ditentukan dalam Butir 4.6.1, dan harus diserahkan kepada Pehgawas Lapangan setiap harl setelah jam kerja selesal Data Survey ‘Segera Sebehim setiap bagian pekerjaan dimulai, semua levasi yang dipcriuken herus diukur dan disetujui, dan gambar periampang melintang yang dibutuhkan harus diserahkan dan disetujui terlabih dahulu. Pengendalian Pengujian Pengujlan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur standar yang dipersyaratkan Serta hasiinya diserahkan pada hari yang soma, alau pada hari berikutnya, Pengutian dengan DCP (Dynamic Cone Penetrometer) Pengujian DCP harus dicatat di dalam formulir standar yang disediakan. Segera setelah seliap pengujian, catatan,jumiah pukulan harus dilandatangani bersama di lepangan. Grafik hasil plotting data penetrometer harus diserahkan selambat-lambatnya pada akhir Jam kerja hari berikutnya, Catatan Benda Uji Inti (Core) Semua benda uji inti (core) yang diambil harus ciberi label dengan jelas yang menyatakan tempat pengambilan benda yji inti dan harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan bersama-sama dengan catatan tertulis yang menyatakan tinggi rata-rata dan fokasi dari setiap benda ufi iti itu. Semua benda uji inti harus disimpan sebagai rujukan 43. METODE PELAKSANAMIY PERKERASAN JALAN CUACA YANG DIIJINKAN UNTUK BEKERJA ‘Tanah untuk lapis pondasi tanah-semen fidak boleh ditempatkan, dihamper atau dinaluskan selama turun hujan, dan penghalusa’ tidak boleh dilakukan setelah hujan satau bilamana kadar air pada bahan tersebut terlalu ting) (ihat Butir4.9.3.b.) ‘Semen hanya boleh ditempatkan bilamana petmukaan tempat tersebut kering, atau bilamana hujain tidak akan membasahi, Bilamana hyjan turun tibe-liba seat penyebaran semen sedang dilaksanakan, make penyebaran tersebut harus dihentikan seketika dan semen yang teiah lersebar harus cepet-cepat diaduk dengan tanah campurannya, diikuti dengan pemedatan yang cepat untuk mengurangi Kerusakan yang disebabkan oleh air hujan. Pencampuran dan pembentukan akhit mungkin dapat dilanjutkan setelah bujan berhenti, bilamane disetujui. Bitamena kerusakan yang disebabkan oleh hujan ini cukup berat, atau bilamana mutu pekerjasn yang tergenggu inl mesagukan, perbalkan pekorjaan tersehut haris mangikuti ketentuan dalam Autir 4 & PERBAIKAN PEKERJAAN YANG TIDAK MEMENUH! PERSYARATAN Lapis pondasi tanah-semen yang tidak memenuhi toleransi atau mutu yang dipersyaratkan harus diperbaiki, yang dapat berupa: + Perubahan perbandingan campuran untuk pelaksanaan pekerjaan berikuinya. + Penghalusan kemibali lapis pondasi tanah-semen yang sudah dihamper (bilamana memungkinkan) dan mengaduk kempaii dengan tambahan semen. + Pembuangan dan penggantian pada bagian pekerjaan yang tidak diterima, + Penambahan tapisan dengan lapis pondas! tanah-semen pada pekerjaan yang terganggu tersebut, dengan tebal terontu. 45. 46. 4.6.1. METODE PELAKSANAAN PERKEPASAN JALAN Bilamana retak merambat sampai Iuas akibet berkembangnya retak susut selama Periode perdwatan, maka perlu penggilasan tambahan sehingga akan mengurangi dempak potensial retak pada perkerasan dengan cara menyediakan retak-retak kecit yang jaraknya dekat satu sama lainnya. Untuk retak-retek yang berkembang dapat menggunakan suntikan (grouting) semen. PENGENDALIAN LALU-LINTAS + Selambatlambatnya 14 hari setelah penghamparan fopisan teratas lapis pondas! tanah-semen, pelapisan dengan campuran aspal panas harus dilaksanakan, + Dalam keadaan apa pun, tidak boleh ada lalu-lintas yang melintasi lapis Pondasi tanah-semen yang baru saja hujan atau dengan perkataan lain bilamana kadar air pada bahan tersebut tetlalu tinggi untuk mendapatkan penghalusan yang memenuhi ketentuan. BAHAN ‘Semen Portland * Semen yang harus digunakan untuk lapis pondasi tanah-semen adalah sernen portland biasa yang memenuhi ketentuan Standar Industri Indonesia SIl-13-1977 ‘Semen Portiand Type |. + Pengujian mutu dilakukan pada sétiap pengiriman semen yang tiba di lapangan, dan juga setiap saat untuk semen yang sudah disimpan di lapangan dan aken Gigunakan, untuk memastikan apakah semen tersebut rusak atau tidak oleh setiap kemungkinan selama pengiriman atau penyimpanan. = Semua semen yang akan digunakan dalam pekerjaan harus dieimpan di tempat penyimpanan di lapangan sesuai dengan ketentuan, dan harus dideflar untuk setiap penerimaannya. Catatan dalam dafiar ini harus ditandatangani bersama 46.2. Air METODE PELAKSANAAN PEPKERASAN JALAN untuk Percobaan Lapangan Awal (Preliminary Field Trisls) dan juga untuk ekerjaan utama harus dicatat secara terinci, + Pelaksana harus mengadakan pengaturan sendifi datam menyediakan den ‘merhasok air yang telah disetujui untuk pembuatan dan perawatan lapis pondesi tanah-semen dan haus menyerahkan contoh air tersebut untuk persetujuan, bersama-sema dengan sural keierangan yang menyatakan sumbennya, sebelum momulal pekerjean. + Air yang digunaken dalam pexerjaan harus air tawar, dan bebas dari endapan maupun farutan atau bahan suspensi yang mungkin dapat merusak pembuatan lapis pondasi tonah-semen seperti yang sudah ditentukan, dan harus memenuhi ketentuan yang aipersysratkan dalam AASHTO 126, + Pengambilan contoh dan pengujian alr tanjutan dapat diulangi bilamana peda setiap seat, contoh-contoh air tersebut tidak memenuhi ketentuan / persyaratan + Air yang dipergunekan dalam pekerjaan harus airtawar, danbebas dari endpan ‘maupun lanutan atau bahen suspensi yang mngkin dapat merusek iapis pondasi tanah-semen; dan harus memenuhi persyaratan ACSHTO 126. 46.3. Tanah a} Sebelum penghalusan, tanah yang cocok digunakan untuk lapis pondasi tanah- semen harus sesual dengan ukuran partikel yang citentukan di bawah ini dengan cara pengayakan basah > Ukuran paling besar dari partikel batu harus lebih kecil dari 75 mm, + Kurang dari 50 % melewati saringan No, 200. Fy Ad. ATA. MMETODE PELAKSANAANW PERKERASAN JALAN Setelah penghalusan tanah, batas ukuran perlikel harus diperiksa, seperti yang ditentukan datam Butir 4.9.3.6. b) Tenah dengan plastistas yang rendah atau tanab laterit yang mempunyai sifat-sifat kkekuatan yang bait, adalsh tanah yang cenderung dipilih, dari pada fanah yang berkekuatan rendah, plastisitas ting! atau taneh ekspansif (expansive soils). ¢) Tanah harus bebas dati bahan organik yang dapat mengganggu proses hidrasi dari semen portland. Bllamana diyji sesuai prosedur Test 18, BS 1924, nilai pH nya sefelah berselang sats jam harus lebih hesar dari 12,2. Pengujian in) hanya ilakukan bilamana ada hakhal yang tidak umum dan menimbulkan keragu-raguan, dimana pengerasan berjalan tambat (slow hardening) atau kekuatan campuren tenah-semen yang diperoteh rendah. 4) Dapat mefggunakan rentang kadar semen yang dipersyaratkan dalam Bult 4.7. Tanah yang sifat-sifatriya tidak mamenuhi ketentuan yang dipersyaretkan dalam Butir 4.7. belum tentu akan ditolak jika tanah tersehut dapat menunjukkan bahwa sifatsifat lapis pondasi tanah-semen memenuhi ketentuan yang dipersyaraikan dalam Tabel 7.7, e) Semua fokasi sumber behan yang diusulkan harus diperiksa dan diselujui sebelum digunakan, CAMPURAN Komposisi Umum untuk Campuran (Campuran lapis pondasi tanah-semen terdiri dari tanah yeng telah diselujui, semen dan ait. Kauar semen ditentukan berdasarkan data pengujian Jaboratorium dan percobaan lapangar’ awal, tetapi harus' datam rentang 3 % sampai dengan 12 % dari berat tanah sli (yaitu sebelum dicampur dengan semen) dalam keadaan kering oven. 34 METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN 4.7.2. Raricangan Gampuran Laboratorium (Cara UCS) Percobaan campuran di laboralorium harus_ dilakukan untuk menentukan : + Apakah bisa alau tidak membuat lapis pondasi tanah-semen yang memenuhi ketentuan dalam hal kekuatan dan karakteristik perubahan volumé, dapat dibuat dari tanah yang bersangkutan. + Kadar semen yang dibuluhkan untuk mencapai kekuatan carhpuran yeng dipersyaratkan (terget mix strength). + Batas kadar air den Kepadatan yang diperlukan untuk pengendalian pemadatan di lapangan. Prosedur untuk rancangan camnpuran (mix design) mencakup langkah-langkah berikut ini a) Tentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan untuk tanah yang bersangkutan dengan menggunakan paling sedikit 4 macam kadar semen (AASHTO 1134-76) dan gambarkan hasil Jari pengujian ini dalam grafik pada formulir standar. Puncak dari setiap kurva hubungan kadar air vs kepadatan menyatakan kepadaten kering maksimum (maximum ory denshy / MOD) dan kadar air optimum (optimum moisture content / OMC) untuk kadar semen yang digunakan. >) Masukkan angka-angka dari MOD dan OMC untuk setiap macam kadar semen pada grafik dan hubungkan titi-tiik pengujian menjadl kurva yang mewaklii untuk mendapatkan variasi dari MOD dan OMC dengan bermacam-macam kadar semen untuk tanah yang bersangkutan, ©) Dengan menggunakan paling sedikit 4 macam kadar semen, buatiah serangkaian benda uji untuk diuji kuat tekannya (Unconfined Compression Strength / UCS) dimana benda uji ini dipadatkan sampai dengan MOD dan OMC seperti yang e) Tabel 7.1.: METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN benda ji ini dengan mengikuti prosedur yang diberikan di ASTM D1633-63 dan masukkon angka-angka kekuatan yang diperolch pada grafik. Gambarkan kurva yang mewakill melalui tititik pengujian dan pilihleh kadar semen pada campuran yang memberikan kekuatan sasaran seperti yang dipersyaratkan yaitu 24 kg/em?. Masukkan angka deri kadar semen campuran yang dipith itu ke dalam grafik yang sudah digambar pada (b) di atas, dan tentukan angka MOD dan OMC untuk campuran tanah-semen dari kadar semen yang diptih. Gunakan nilai-nilai MOD dan OMC ini untuk menentukan kepadatan yang cocck dan batas kadar air untuk Pengendalian pemadatun di lapangan, dan gambarkan balas-bates tersebut pada grafik, Tentukan karakteristik pengembangan dan penyusutan dari campuran tenah-semen dengan pengujian yang sesuai dengan AASHTO 7135-76 dan bandingkan dengan batas-batas yang diberikan di Tabel 7.1. yatkan untuk Lapis Pondasi Tanah-Semen Batas-batas Sifat Metode Penguitan (setetan perawatan seloma 7 hari) Pengujian Min. | Target) MaKs, (ues), Unconfined Compressive Strength : 20 24 35 kgfem? ASTM D1633-63 (California Bearing Ratio (CBR), % 100" 120" | 200" SNI03-1744-1989 Rata-rata Seala Penetration [Resistance (SPR) melampaui 2/3 25 [Tebal, (pukulanten) 4) 1.0" 13° (1,04) | (0,84) MEFODE PELAKSANAAW PERKERASAN JALAN [SPR yang menentukan batas minimum teval efektif, (pukulan/em) ost (1.34) Pengujian Wetting & Drying {i) % Kehilangan Berat il) % Perubahan Volume AASHTO - 7 1138-76 Catatan: 48, Angkeengka ini dapat disesuaikan untuk dikalibrasikan dengan angka-angka UCS yang dipersyaratkan, mengikuti pengujian kalibrasi untuk seliap jenis tanah baru, PERCOBAAN LAPANGAN (Field Trials) @) Untuk usulan setiap jenis tana baru yang akan cigunakan, rancangan campuran tanah-semen yang ditunjukken dalam prosedur laboratorium yang diureikan dalam Butir 4.7.4, harus dilengkapi dengan pembuatan percobaan behen lapis pondasi tanah-semen sepanjang 200 m. b) Lajur percobeen ini harus diterepkan berdasarkan hasil penguiian laboratorium, ‘Akan fetapi, bilamana percobaan lapangan ini dalam segala hal tidak menunjukkan kinerja yang memuaskan, atau tidak memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan, maka lajur percobaan ini harus disingkirkan seluruhnya dari jalan tersebut dan tanah Angka-angka ui dalem kurung adaleh kemampuen penetrasi ekivalen, dalam cm per pukulan. dasamya harus diperbaiki jagi untuk penyiapan badan jalan. ©) Semua tahap pelaksanaan, masa perawatan dan pengujian dari lajur percobaan harus diawasi dengan cermat, termasuk variast prosedur kerja atau jumtah dan jenis METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAY bermanfaat semaksimal mungkin dari percobaan ini, Pemeriksaan selama “pertobaan harus temmasuk, telapi tidak terbatas pada, penentuan yang berikut ini: })Kecocokan, efisiensi dan cfektivitas umum dati eara dan peralatan yang diusulkdn, ditentukan dalam hal kecepatan dan seluruh kemampuan dan keberhasilan dalam melaksanakan percobaan ini. ii) Derajet penghalusan tanah yang dicepal, ditentukan bersama-sama dengan ara visual maupun dengan cara penratatan jumtah lintaean penghalusen yang Giperlukan untuk mencapai derajat kehalusan yang diminta dalam Butir 4.9.3.0. Kadar alr optimum untuk penghalusan tangh, ditentukan dengan variasi kadar air yang diterapkan pada rues yang berbeda dari lajur persobaan dan membandingkan derajat kehalusan yang diperoleh dengan kadar air yang iperoleh dari pengujian di laboratorium pada benda uji yang diambil selama operas! penghalusan. vy) Homogenitas campuran yang diperoleh dari teknik penyebaran dan encampuran yang digunekan, citentukan dengan cara visual selama operasi penghalusan dan dengan cara membandingkan variasi kekuatan dati satu titik ke ttik lainnya dengan pengujian Scala Penetrometer yang dilakukan 7 hari setelah penghamparan dengan frekwensi seperti yang ditentukan pada Butir 4.105. ¥) _ Efeklivilas penggilasan dan pemadatan, ditentukan dengan pengujian Scala Penetrometer segera selelah setiap kali atau beberapa kali dilintasi oleh alat Pemadal, untuk mendapatkan hubungan antara jurnfah lintasan dan kepadatan yang dicepai, dan dilengkapi dengan pengujian sand cone (konus pasir) untuk memeriksa kepadatan lapangan pada pekerjaan yang sudah selesai dengan METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN vi) "Bulking ratio” antara tanah gembur yang sudah dihaluskan dengan campuran yang sudeh dipadatkan, untuk menentukan tebal bahan gembur yang dipertukan agar diperoleh rancangan tebal padat lapisan campuran. vi) Rancangan ca‘npuran tanah-semen yang memtadai, ditentuken dengan mengadakan pengujian CBR dan atau DCS pada benda uji berumur 7 hari yang diambil dari campuran sebelum digilas dengan frekwensi-yang ditentukan dalam Bulir 4.10.42. dan bilamana dianggep perlu dilengkapi derigan pengujian UCS pada benda uji inti (core) yang diambil dari lajur percobean yeng sudah selesai. vii) Batas-bales praktis kepadatan den kadar air untuk pengendalian pemadatan didapat dari rancangan campuren laboratorium, ditentukan dengan melakuken pengujian kepadatan lapangan dan kadar air lapangan segera setelah campuran selesai dipadatkan can membandingkan hasiinya dengan batas- alas yang diusulkan, ix) Hubungan antara CBR dan UCS untuk percobaan campuran tanah-semen, ditentukan datam langkah (vii) ci ates dengan menyiapkan dan menguji benda ufi tersebut dengan 2 cara pengujian dan membandingkan kekvatan rata-rata yang diperoleh dari setiap cara pengujian pada umur 1, 7 dan 28 hari, %) _Hubungan antara Scala Penetration Resistance (SPR) dan kekuatan (CBR dan atau DCS) untuk percobaan campuran tanah-semen, ditentukan dengan melaksanakan pengujian dengan alat penetrometer segera setelah dipadatkan (langkah v) di atas), 7 hari setelah dipadatkan (langkah iv) di alas) dan 28 hari setelah dipadatkan, dan membandingkan hasil SPR rata-rata yang diperoleh dari setiap rangkaian pengujian den hasil pengujian OCS dan CBR yang xi) lp val) xiv) _METODE PELAKSANAAI PERKERASAN JALAN Cara yang paling tepat untuk reduksi dan pengendalian retak adalah dengan Percobaan penggilasan (prcof roofing), dilakukan dengan mengamati Isjur Percobaah selama masa perawatan, dan bilamana retak sysut berkembang secara berlebihan, dengdn inenggunakan berbagei jenis dan beret mesin gias. Jenis selaput (iiembran) tipis dan cara perawatan pada lapis pondasi tanah- semen yahg paling tepat, dfentukan dengan cara visual pada permukaan lajur percobaan dén kecepaten hidangnya air yang dapal ditentukan dengan pengujian kadar air. Batas Scala Penetration Resistiince (SPR) akan digunakan untuk menentukan "Tebal Efekti" lapis pondasi tanah-semen, yang diperoieh deri catatan Fenetrasi dalam langkah x) di atas untuk Iokasi dimana tebal bahan yang mbit dai serangkaian benda memenuhi ketentuan diketehui secara akurat Uj inti pada fiik lokasi pengujian penetrometer dan dari pengujian kekustan yang ditékukan pada contoh campuran tsnah semen, yang diambil dari titk Jokasi pengujian penetrometer sebelum dipadatkan). Jumiah lapisan yang diperiukan untuk memperoleh lapis pondasi tanah-semen yang memenuhi Ketentian dengan rancangan tebal penuh (lull design dept, tentukan dengan variasi jumiah lapisan diterapkan pada rvas yang berbeds dari lajur percobaan; dimana penggunaan lapisan tunggal yang disarankan, Penggunaan dua lapisan yang lebih tipis stau lebih, juga harus dicoba dan dievatuasi. 4) Persotujuen / penerimaan pekerjaan, berdasarkan data yang dipesoleh dati lajut percobaan dan tidak lebih cepat dari 14 hari setelah lajur percobaan 0 METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN 4.9. PENGHAMPARAN DAN PENCAMPURAN, 4.9.1, Penyiapan Tanah Dasar a) ») co) 8) Pekerjaan penyiapan tanah dasar harls dilakukan sesuai dengan uraian di bawah ini dan ketentuan dalam Butir 4.3.3, terbadap.garis, kelinggian dan dimensi seperti yang ditunjukken dalam Gamber. Arti dari tanah dasar adalah permukaan tanah yang sudah dislapkan untuk pelaksanaan pekefjaan lanjutan yang akan dilaksanakan, Kecuali bilamana elevasi perkerasannya harus dinaikkan (raising of the pavement grade) seperti yang ditunjukkan dafam Gambar, maka permukean tanah daser harus sama tinggi dengan permukaan jatan lama. Permukaan jalan lama harus dibersihkan dari bahan yang tidak dlinginkan dan kemudian digitas {proof-rolling}. Setiap ketidakrataan atau ambles yang terjad! pada permukaan tanah daser selama pemadatan haus diperbaiki_ dengan menggemburkan lokesi lersebut dan menambah, membuang atau mengganti bahan, menyesuaiken kadar cit jika diperukan, dan memadatkannya kembali supaya permukaannya halus dan rata. 20 cm tanah di bawah tanah dasar herus dipadatkan sampai kepadatan seperti yang ditentukan oleh SNI 03-2827-1992, tidak boleh Kurang dari 95 % kepadatan kering maksimum (maximum dry density) yang diperoleh sesuai dengan SNI 03-1742- 1989, Nilai CBR tanah yang disiapkan bilamana diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, paling sedikit harus 6 % setelah direndam selama 4 hari bila dipadatkan sampai 100 % kepadatan kering maksimum seperti yang ditentukan sesuai SNI 03-1742-1989. 492. [METODE PELAKSANAAN’ PERMERASAN JALAN mencakup pembuangan dan penggantian batian yang tidak memenuhl Ketentuan atau melapisinya dengan bahén berbutir dengan proporsitertentu. D Setelah selesai pemadatan dan sebelum memulai operas! berikuinya, permukaan tanah dasar harus memenuhi toleransi permukaen yang ditentukan dalam Butir 43.35. 9) Setiap lokasi tanah dasar yang menjadi lumpur, pecah-pecah atau lepas karena ‘cuaca atau kerusakan laintya, sebelum dimulsinya penghamparan lapis pondast tanahy-semen harus diperbaiki sampai memenuhi persyaratan, h) Sebelum penghamparen lapis pondasi tanch-semen peda setiep ruas, laneh dasar padat yang sudah disiapkan harus dibersinkan dari debu dan behan lainnya yang mengganagu dengan Kompresor angin atau cara lain yang disetujui, den harus dilerbabkan bilamans diperlukan. Pemitihan Cara untuk Pencampuran dan Penghamparan Pencampuran tanah, semea dan-air harus dilakukan dengan cara pencampuran di tempat (mh-in-place) atau instalasi pencampur pusat (central-plent-mix), Operasi dengan instalasi pencampur biasanya dibalasi hanya untuk tanah berplastisitas rendah. Suaty indikator bates atas dari plastisitas tanah yang masih dapat mengaunakan instalasi pencampur puset dapat diperoleh dengan mengalikan indeks Plestisitas tanah dengan persen lolos ayakan No. 40. Bilamana nilalinya kurang dari 500 ‘cara pencampuran dengan instalasi dapat eigunakan. Berbagal macam alat yang dapet diguniakan un(uk pencampuran di tempat dapat dibagi alam 4 kelompok = 8) Motor graders. ) Rotavator "ringan” yang mesinnye kurang dari 100 PK (Tenaga Kuda). n METODE FELAKSANAAN PERKERASAN JALAN c) Rotavator untuk pekerjaan berat yang mesinnya lebih dari 100 PK, sering disebut “Pulvimixers" (alat penghalus lanah).* d) Mesin stabilisasi tanah satu lintasan (single-pass soil stabilization machine), biasanya mesinnya lebih dari 100 PK. Batas atas plastisitas tanah yang dapat dikerjakan dengan berbagal macam mesin berikut ini dicantumkan di datam Tatiel 9.7, ‘abel 9.1.:'Petunjuk untuk Pemilinan Indeks Plastisitas Tebal Perkiraan Petunjuk Jenis Peralatan dikatikan yang mampu dilakukan Persen Lolos Ayakan | dalam satu lapis No.a0 [Mesin Pencampur Terpusat = 500 Tak abalast Penggaru Piringan, Luku Piringen, dsb, < 1000 12sId 18 dan Motor Grader Rotavator Ringan (= 100 PK) 2000 8 20 sid 30 Rotavator untuk pekerjaan beret <3500 tergantung jenis tenah dan (> 100PK) PK mesin yang tersedia Mesin stabilisasi tanah 1 jintasan <2000 S/d 3000 tergantung PK mesin 20 METODE PELAKSANAANY PERKERASAN JALAN 4.9.3. Ponthamparan dan Pencampiiran dengan Cara Miv-in Place 8) Tanah dari lokasi sumber bahgir yang telah disetujui harus dihamper dan disebar sampai rata di atas tanah casar yang sudah disiapkan serta kadar aimya disesuaikan seperiunya untuk mendapatkan penghalusan tanah yang optimum, Bilamana pengeringan diperluksn, kecepatan pengeringan harus dimaksimalkan ‘Gengan terus Menerus Mengger tanah memakai penghalus tanah atau persiatan sejenis, sampal tanah tersebut cukup kering untuk dikerjakan, b) Kader air optimum tanah untuk penghalusan akan berada di bawah kadar air tanah untuk kepadatan kering maksimum, seperti yang ditentukan dalam SNI 03-1742- 1989, dan. akan uirancang berdasarken percobaan lapangan awal seperti yang Giursikan datam Butit 4.8, Pekerjaan penghalusan harus dilaksanakan bilamana kadar air tanah berada dalam rentang 2 % {dori berat tanah kering) dari angka yang telah dirancang, ¢) Sebelum semen ditambahkan, tanah itu harus dihaluekan eedemikian, kecuoll untuk partikel batu atau kerikil, sehingga memenuhi ketentuan di bewah ini bilamana diayak secara kering + Lolos Ayakan 25mm : 100% + Lolos AyakanNo4 => 78% 4) Tanah yang sudah dihaluskan harus disebar dengan ketebalan sedermikian, sehingga setelah dipadatkan mencapai ketebalan lapisan yang dirancang, dalam: betas toleransi yang dipersyaratkan dalam Bulir 4.11.4. Ketebalan yang tepat dari hahan gembur yang akan dihempar harus seperti yang ditentukan dalam peresbaan Japangan (Butir 4.8. di atas). Jumlah lapisan yang diperlukan untuk mendapatkan tebal rancangan penuh lapis pondasi tanah-semen harus berdasarkan homogenitas dan derajat kepadatan yang dapat dicapal. METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAMY e) Setelan penghalusan tansh memenuhi kelentuan, sesual dengan kriteria yang diberikan dalam Butir 4.9.3.6. di atas, semen harus ditebar secara merata di atas tanah, bak dengan tengan maupun dengan mesin penebar pada tekaran yang dihitung sedemikian untuk momperolsh kadar semen seperti yang direncang berdasarkan rancangan campuran taboratorlum dan percobaan lapangan wal. 1. Setelah semen disebar merata, serangkaian lintasan mesin pencampur taus dilaksaneken sampai selurah tanah dan semen tercampur merata, yang ditunjukkan dari meratenya warn adukan. Jumlah lintasan yang diperlikan berdasarkan ercobaan lapangan awel (Butir 4.8. di atas) dan berdasarkan homogenitas ‘campuran yang diperolch dalam pekesjaan yang sedang berlangsung, seperti yang itunjukkan olen pengujian pangendatian dengan Scala Penetrometer. 19) Pekerjaan penempatan tanah, penghelusan tanah den pencarnpuran tanah-sernen harus selslu dilaksanakan dai bawab (bagian yang lebih rendah) menuju ke atas (yaitu ke ara bagian yang lebih tinggi / tanjakan). h) Bilamana semen dan tenah dianggap telah tercampur merata, kadar anya harus ditambshkan seperlunya untuk menyemai batas kadar air yang dilentukan dalam Prosedur renicangan campuran laboratorium seperti yang diuraikan di Butir 4.7.2. @tau berdasarken percobaan lapangan awal atau cara tsinnys. Pada umumnye, batas bawah kader air untuk campuran tanah-semen akan ditentukan sebagai Kadar ‘Air Optimum (OMC) di laboratorium dan batas atesnya ekan 2 % (dari berat campuran tanah-semnen} fablh tinggi dari pada OMC, seperti yang diurakan datam_ Butir 4.7. Air yang ditambahkan pada taneh-semen harus dicampur sampal merata dengan merambabkart beberapa kall Intasan mesin pencampur dan pemadatan horus segera dilaksanakan setelah tintasan ini selesat. 4.94. METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN Pencampuran dan Penghamparan Ménggunakan Central-Plant @) Mesin pencampuir yang telap (tidak berpindab / stcisioner) dapat menggunakan cara takaran berat (weight-batching) atau cata pemasokant menerus (continous feeder} dan dapat dilengkapi dengan pengaduk padal (paclle mixers) tnaupun jenis panci (pan mixers). b) Bitamana ¢ara takaran Derat digunakan, jumlah bahan tanah dan semen yang hatus diukur dengan tepat pertama-tama harus dimasukkan ke dalam instalast pencampur kemudian air ditambahkan secukupnya agar kadar air hasil campuran terletak dalam rentang yang direncang untuk peradatan di lepangan. Perhatian khusus harus diberikan kepada instalasi pencampur jenis takaran beret (batch) dengan pengaduk ede! untuk memastikan bahwa semua semen tersebar merata di foading skip dan dipasok merata ke seluruh bak pencampur, Bak untuk pencempur jenis pedal ‘smaupun jenis panci, semen harus ditekar secara akurat dengan timbangan atau alat penakar yang terpisah, dan kemudien dicampur dengan batian tenah yang akan distabiltasi, Bahan tanah harus dicampur sedemikian ke seturuh cempuran. ¢) Bilamana cata takaran dengan pemasok menerus (continous-feed} digunakan, pedal Pencampur. baffels dan kecepatan pemasukan bahan harus disesuaikan agar bahenbahannya tefcampur merata, Semprofan yang digunakan untuk mendistibusikan air ke dalam pencampur hanis disesuaikan agar dapat memberikan kadar air yang merata di seluruh campuran. 4) Jumlab dan kapasitas kendaraan pengangkut campuran harus disesuaikan dengan hasil campuran yang dihasiikan inste'esi pencampur den kecepatan pelaksanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang periode pelaksanaan yang ditentukan. METODE PELAKSANAAW PERKERASAN JALAN e) Campuran harus dihampar di ates tanah dasar yang sudah dilembabkan dengan tebal lapisan yang seragam dan harus dihampar dengan mesin penghampar (paving machine) atau kgtak penebar (spreader box) yang dioperasikan secara mekanis yang dapet meratakan campuran dengan suatu ketebalan yang merata. Campuran hharus dihampar sedemikian hingga seteleh dipadatkan meneepal tebal lapisan yang dirancang, dalam toleransi yang disyaratakan dalam Butir 4.11.2. 49.5. Pemadatan a) Pemadatan untuk campuran tanah-semen harus dimulai sesegera mungkin setelah pencampuran dan seluruh operasi, termasuk pembentukan dan penyelesaian akhir, harus diselesatkan dalam waktu 60 menit sejak semen yang pertama tercampur tanah. Semua operasi penghamparan, pencampuran, dan pemadstan dari lapis pondasi tanah-semen harus dilaksanakan dalam ruas-ruas yang pendek dan bahan setiap ruas haus dipadatkan dan dibentuk sampai selesai sebelum pencampuren pada ruas berikutnya dapat dimula b) Panjang maksimum setiap rues yang dijinkan berdasarkan kapasitas produksi seperti yang ditunjukkan selama percobaan lapangan awal (Butir 4.8.) atau dart yang sesudahnya. Tetapi pada umumnya tidak boleh lebih panjang dari 200 m. ¢) Pemadatan awal harus dilaksanakan dengan penggilas kaki kambing (sheepfoot roller), penggilas rada karet atau penggilas bercda halus, dimana penggilas ini tidak boleh membebani secara langsung campuran tanah-semen yang sudah dihampar, baik daiam kondisi sudah mengeras maupun sebagian sudah mengeras. 4) Selelah pengyilasan awal, pembentukan dengan motor grader mungkin diperlukan sebelum penggilasan akhir. Pemadatan harus disetesaikan dengan penggilas rota karet atau penggilas beroda halus bersamaan dengan motor grader untuk membentuk lapis pondasi tanah-semen seperti rancangannya. Pada umumnya, METODEs PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN permukaan yang kering sefama operas! pemadatan. Derajat kepadatan yang dicapai di_seluruh lapisan harus lebih besar dari 97 % kepadatan kering maksimum laborateritim. @) Perhatian khusus harus ciberikan untuk memperoldh pemadatan penuh di sekitar sambungan memanjang maupun melintang. Sebelum setiap bahan baru disambung dengan bahan yang telah dipadatkan sebelumnya, ujung bahan dari pekerjaan se@belumnya hanis dipotong vertikal agar dapat dicapai pemadatan penuh pada tebal lapisan yang diperlukan. Bahan pada sambungan melintang antara ujung akhir-ruas pekerjaan yang lampau dengan ujuig awal dari ruas baru harus dipadatkan dengan Penggilasan melintang (melintang jalan) sedemikian hingga selurun tekanan roda fenggilas diarahkan pada sambungan tanpa menyentuh secera langsung pads bahan dari pekerjaan sebelumnya ) Permukaan lapis pondasi tanah-semen yang telah selesal harus ditutup dengan rapat, bebes dari pergerakan yang disebabkan oleh peralatan dan tanpa bekas jejak roda peiadat, lekukan, retak atau bahan yang lepas. Semua bagian yang lepas, segregasi elau yang carat lainnya harus diperbaiki sesuai dengan Butir 4.6.4. 9) Segera selelah pemadatan dan pembentukan iapisan terakhir lapis pondasi tanah- semen, butiran batu (chipping) yang memenuhi ketentuan dilebar secara merata di atas. permukaan lapis pondasi tanah-semen dan dibenamkan pada permukaan dengan penggilasan. Butiren batu harus berukuran nominal 13 mm dengan takaran kira-kira 12 kglm?. Perawatan: a) Segera setelah pemadatan dan pembentukan lapis pondasi tanah-semen dan b) °) 4) 4) METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN dipasang di atag hamparan dan dipertahankan sampai paling sedikit 24 jam, Curing ‘membrane ini dapat berupa salah satu dari yang berikut ink }) Lembaran plastik Kedap air yang telah disetujul, dikaltkan secukupnya supaya ‘tidak terbang tertlup angin dan dengan samnbungen tumpang tindih paling sedikit 30 cm dan dipasang untuk menjaga kehilangan a ji) Bahan karung goni yang harus selalu bash selama masa perawalan; iil) Bahan lainnya yang terbukti efektif den disetujui. Curing membrene harus dipertahankan si tempat selama 7 hari setelah Pencampuran dan penghamparan lapis pondasi tanah-semen, atau berdasarkan percobaan lapangan. Perewatsn harus dilanjutkan sampai penghamparan aspal di indahkan atas lapis pondasi tanah-semen. Pads saat itu curing membrane harus den Lapis Rosap Pengiket disemprotkan, Akan tetapi, dalam waktu 24 jam pertama dari masa perawatan, lapis resap pengikat tidak boleh diterapkan Lelulintas atau peralatan untuk pelaksanaan pokerjaan tidak difinkan meleweti Permukean jalan sampai pelapisen campuran aspai telah dilaksanakan. Selama ‘masa tunggu ini arus laltlintas harus dijaga agar tidak melalui pekerjaan int dengan ‘menyediakan jalan terpisah lau jalan alh (defour) yang memadel Penggilasan lapis pondasi tanah-semen dapat dtakukan pada awal masa perawatan ‘untuk mengusang! ukuran dan jarak retak susut. Perpanjangan penggilasan ini akan sitentukan dari percobaan Japangan aval. Gilamana lapis pondas tanah-semen akan dibuat dalam 2 lapisan atau lebih, setiap lapisan yang sudan dihampsr nerus cirawat paling sedikit 7 hari sebelum lapisan yang berikutnya dapal dihampar. 4.10. 4.40.1. 4.10.2. 4.10.3. METODE PELAKSANAAW PERKERASAN JALAN PENGENDALIAN MUTU Pengendalian Mutu Penyiapan Tanah Dasar @) Frekuénsi pengujian pengendalian pemadatan pada tanah dasar berdasarkan kondisi lokasi kerja. Paling tidak pengujian kepadatan dengan sand cone haus difaksanakan di sepanjang proyek dengan jarak tidak melebihi 200 m, dan paling sedikit 1 pengujian kepadatan kering maksimum laboratorium harus diiaksanakan untuk setiap 10 pengujian kepadatan di lopangan. b) Frekwensi pengambilan contch dan pengujian tanah dasar untuk CBR berdasarkan berbagai macam jenis tanah yang ditemul, Paling sedikit diperlukan 1 pengujian CBR untuk setiap jenis tanah dasar yang terdapat di sepanjang proyek. Pengendalian Mutu Penghalusan Tanah 2} Contoh tanah yang telah dihaliskan harus diambit dan diy df lapangan, untuk menyesuaikan ukuran partikel dengan persyaratan yang diberikan dalam Butir 4.9.3.c. dengan jumlah pengambilan contoh sebayak 5 contoh untuk setiap ruas pekerjaan (dari 200 meter atau kurang). ») Bilamana setiap pengujian tunggal mengolami kegagalan, penghalusan harus dilanjutkan untuk seluruh ruas pekerjaan tersebut. Pengendalian Mutu Kadar Air untuk Operasi Pencampuran di Tempat @) Pengambilan contoh dan pengujian untuk pengendalian kadar air selama penghamparan dan pencampuran harus dilaksanakan dengan jarak yang tidak tebih dari 100 m di sepanjang proyek, dan pada setiap lokasi pengambilan contoh akan termasuk pengambilan dan pengujian contoh berikut ini: i) Sebuah contoh tanah saat baru dihampar di atas jalan (untuk menentukan METODE PELAKSANAAM PERKERASAN JALAN 1) Sebuah contoh setelah pencampuran semen dengan tanah (untuk menentukan jumlah air yang pérlu ditambahkan ager dapat mencapai kadar air yahg dilentukan untuk pemadatan). i) Satu contoh atau febih setelah pencampuran air yang dijambahkan ke dalam campuran tanafi-semen (untuk memeriksa apakah kadar air yang dirancang untuk pemadatan sudah djcapai). b) Pdda umumnya nilei-nilai pengujian kadar air tidak akan diperoleh sampai setiap ruas pekerjaan telah dipadatkan, akan tetapi hasil pengujian pada setiap hari kerja harus diambil untuk menghitung optimasi pada hari kerja berikutnya. 4.10.4. Pengendatian Mutu Pemadatan pada Lapis Pondasi Tanah-Semen a) Segera sebelum pemadatan dimutai, contoh-contoh campuran tanah-semen gembur herus diambil dari lokesi dengan interval satu dengan lainnya tidak lebih dari 500 m dt sepanjang proyek. Lokasi yang dipith untuk pengombilan contoh harus bertepatan dengan penampang melinteng yang dipantau, diperiksa dengan survey elevasi permukaan maupun Scala Dynamic Cone Penetrometer (iihat Butir 4.10.6.) Pengambilan contoh tersebut harus ditaksanakan sesegera mungkin, untuk mengurangi keterlambaten dimutainya penggilasan. Contoh yang diambil harus segera dimasukkan ke dalam kantong plastik yang kedap atau tempat penyimeanan Jainnya dan ditulup rapat untuk dibawa ke laboratorium lapangan dimana contoh- contoh ini akan (tanpa ditunggu lagi, untuk menjaga kehilangan air) digunakan baik untuk pembuatan benda uji untuk pengujian kepadatan kering maksimum maupun pengujian kekuatan (baik UCS maupun CBR). Dua benda uji harus disiapkan untuk menentukan kepadatan kering maksimum (menggunakan pemadatan SNI 03-1742- 1989) dan empat befda uji harus disiapkan untuk pengujian kekuatan METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN b) Segera setelah pemadatan setiap lapisan selesai dilaksanakan, pengujian kepadaten lapangan (SNI 03-2827-1992) harus ditaksanakan, di fokasi dengan interval tidak melebihi 100 m di sepanjang jalan. Setiap lokasi pengujian yang kelima harus sama dengan lokasi pengambilan contoh tanah-semen gembur sebelum penggilasan, Hasil kepadatan dan kadar air pengujian sand-cone harus dibandingkan dengan nitai rata-rata dari kapadatan kering maksimum dan kadar air optimum yang diukur dari 2 benda uj, seperti yang diuratkan dalam butir a) di atas, untuk menentukan persentese pemadatan yang dicapai di lapangan dan menentukan apakeh pengendatian kadar air di lapangan cukup memadai 4.10.5. Pengendalian Mutu Kekuatan dan Homogenitas dari Lapis Pondasi Tanah- Semen a) Setelah pencetakan benda uji, keempat benda uji untuk pengujian kekuatan yang diuraikan dalam Butir 4.10.4, di atas harus dirawat dengan kelembaban yang tinggi di dalam kantong plastik yang ditutup rapal, menggunakan cara yang diuralkan dalam Bulir 4.7.3.b. kecuali 2 benda uji yang pertama harus dirawat di dalam kantong plastik sampai waklu pengujian dan 2 benda uji yang kedua harus diketuarkan dari kantong plastik setelah perawatan selama 3 harl dan direndam di dalam bak air untuk selama 4 hari sebelum pengujian. Keempat benda uji tersebul harus diyji kekuatannya pada umur 7 hari setelah pencetakan benda uji, dan pada hari yang sama juga dilakukan pengujian dengan ‘Scala Penetrometer ci lapangan pada penampang melintang tempat pengambitan contoh tanah-semen. Nilai rate-rata kekuatan dari 2 benda uji yang direndem harus dicatat sebagai kekuatan laboratorium tanah-semen untuk ruas jalan dimana contoh tersebut diambil, dan harus dibandingkan dengan kekualan yang dipersyaratkan {target strength) yang dipersyaratkan dalam Tabel 7.1. Dari nilai kekuatan b) a METODEFELAKSANAAY PERKERASAN Jal AHL Giperkirakan, pertimbangan akan viberikan untuk tingkat pemadaten yang dapat icapai ci lepangan, dan nifainya dibandingken dengan nila minimum yang Alpersyaratkan. Nilei rata-rata Kekuatan dari 2 benda uiji yang tidak girendam harus dibendingkan ferhadep nila rate-rata kekuatan yang diperoleh dari hitungan pukulon pada Pengujian dengair Scala Penetrometer 0! lokasi pengambilan contoh, sehingga hasil Perbandingan inj dspat digunakan untuk pengecekan dan bilamana uibandang perlu, Perl. penyesuaian kalibrasi anfara Scala Pertetralion Resistance (SPR) dan kekuatan (UCS atau CBR). Hesil pengujlan dengan Scala Penetrometer yang dilaksanakan untuk memantau tebal lapisan, seperti yang diuraikan dalam Sur 4.10.8. juge akon digunaken untuk memeriksa seluruh kekuatan rata-rata dan nomogenitas dari tanab-semen yang dikeriekan. Dengan menggunakan kalbrasi, disesuaikan bila cipandang pesha seperti yang dipersyaratkan daiam (b} di atas, nilai sata-rate kekuatan dari 2/4 seluruh tebal lapisen ‘dari lapie pondasi tunah-semen dapat ditentikan dati setiap catalan penetresi, suatu nial rata-rala Kekuatan untuk setinp 200 m (atau Kurang) twas jalan cengan lapis pondasi tansh-semen harus febih beser dari kekuatan yang Sipersyeratkan (target strength) sesuoi Taber 7.1, dan tidak satu pun nilainya yang boleh kuraing dari Kekvatan minimum yang dipersyaratkan dalam Tabel 7.4, Bile terjadl perbedean pendapat tentang Kekuatan aktual di lapangan dar lapis ondast tanah-seren yang sudah selesal dlkeyjakan, dapat allakukan pengambian ‘dan perguiian benda uli inti (core) berbentuk sllinder. Setiap benda uj inti harus petong secanikian hingga tingginya tepal dua Kali garis tengahnyo, dan yung- Wfungnya harus diratakan sempai tegak hires sumbu silinder. Bila diy dengan kuat {ekan unconfined, Kekuatan benda uj int ini hares melebihl bates minimum yang dlberikan dalam Tabei 7.4 38 METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN 4.10.6. Pemantauan Ketebalan Lapis Pondasi Tanah-Semen 8) Ketebalan lapis pondaai tanah-semen yang telah selesai harus dipantau / diperiksa, Bada interval 50 m di sépanjang jalan dengan cara pengukuran elevasi permukaan dan penggjian dengan Scala Penetrometgt. Dua miacami ketebalan yang harus diukur: )) Ketebalan terpasang (placed thickrless), dan fi) Ketebalan efektif (effective thickness). ») Ketebalan tempasang lapis pondasi tanah-semen yang tetah selesai harus-ditentukan dan dipantau sebagai perbedaan tinggi permukaan sebelum dan sesudah Penghamparan lapis pondasi tanah-semen pada titictitk penampang metintang setiap 50 m sepanjang proyek. ©) Ketebelan efektif harus ditentukan dan dipantau sebagei kelebaian bahan tapis Pondasi tanah-semen yang telah selesai dikerjakan dan mempunyai kekuatan yang melampaui batas minimum yang dipersyaratkan dalam Tobe! 7.1, sebagaimana yang diukur dengan Scala Penetrometer pada penampang melintang yang sama dan sebagaimana pengukuran elevasi permukaan. Dalam pengukuran ini, hitungan tumbukan penetrometer harus dikalibrasikan tethadap kekuatan dengan cara yang diuralkan dalam Butir 4.10.5, dan batas bawah ketebatan efektif harus diambil sebagai tik pada kurva hitungan tumbukan setolah dilakukan penghalusan kurva untuk menghilangkan variasi-variasi yang terjadi berdasarkan pengalaman kesalahan pembacaan, dengan batas penetras! (cm per tumbukan) oi bawah Scala Penetration Resistance (SPR) yang dipersyaratkan dalam Tabet 7.1, atau berdasarkan percobzan lapangen. 4) Pada setiap penampang melintang yang akan dipantau ketebalannya, titiktiik yang aban ot 440.7. METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN satu dengan lainnya dan herus ferhasuk salu tik pada sumbu jalan, satu titlk pada tepi luar bahu eras (hard shoulder) untuk kedua sisi jalan, dan titk-titk di antaranya sebagaimana diperiukan. Bilamana {idak ditentukan tin, make jurniah keseluruhan ifik pemantauan tlap penampang melintang harus 5 buah. ‘Bilamana lapis pondasi tanah-semen dilaksanakan setengah lebar jalan, maka diperlokan 2 titik pengulian yang terletak pada kedua sisi sambungan memanjang yang digunakan sebagal pengganti titik pengujian pada sumbu jatan. e) Titik pemantauan yang sama harus digunakan baik untuk pengukuran elevasi permukaan maupun untuk pengujian dengan penetrometer. Pada umumnya Bengujian dengan penetrometer hanya dilaksanakan setelah penghamparan tapisan ‘anah-semen selesei. Akan tetapi, bilamana terakhir (paling atas) dari lapis pond pengujian dengan penetrometer dapat dilaksenakan pada lapisan antara dari lapis pondasi tanah-semen sehelum lapisan tetakhir dilaksanakan, maka titik-titik pemantauan harus digeser 20 cm di sepanjang jalan untuk setiap lapisan baru untuk menghindari kemungkinan masuknya ujung konus ke dalam material lapisan di bawahnya yang sudah terganggu oleh pengujian sebelumnye. Pengendalian Kadar Semen Bilamana lapis pondasi tanah-semen tidak memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan karena rendahnya mutu ini diperkirakan kekurangan -kadar semen, maka dapat dilaksanakan pengujian sesuai dengan AASHTO 144 untuk menentukan kadar semen aktual dengan cara analitis pada contoh campuran tanah-semen yang diambil dari nabarinan vane tidal camnnenn treater 4a1. 4.12, METCDE PELAKSANAAH PERKERASAN JALAN TOLERANSI DIMENS! 4) Pada setiap pengukuran penampang melintang, tebal rata-rata setiap lepisan atau Sejumiah Japisan dari lapis pondasi tanah-semen, yang diykur dengan survey dan atau berida uj inti (corey; titiak boteh 10 % lebih tebal atau lebih tipis dari pada tebal Fencana. 'b) Pada setiap pengukuran penampdng melintang, tebal rata-rata lapis pandasi tanah~ samen yang sudah selesai dengan kekuatan dan homogenitas yang dilerima, yang diukur déngan Scala Penetrometer dan atau pengujlan dari benda uji inti (core), harus sara atau lebih tebal dari pada tebal rancangan seperti yeng ditunjukkan pada Gambar Rencana. ©) Permukaan akhir dari lapisdn teratas lapis pondasi tanah-semen sudah seharusnya mendekati ketinggian rancangan dan tidak boleh kurang dari 1 cm di bawah elevasi rancangan di titik mana pun. 9) Permukaan akhir lapis pondasi tanah-semen tidak boleh menyimpang lebih dari 2 cm dari mistar lurus sepanjang 3 m yang ditetakkan di permukaan jalan sejejar dengan sumbu jalan atau dari mal bersudut yang diletakkan melintang. PERALATAN STABILISAS! TANAH Peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pembuatan Lapis Pondasi Tanah ‘Semen adatah sepertiterlihat dalam Gambar-Gambar berikut, PULVI MIXER, METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN Konstruksi Peralatan ini terdir dar traktor penarik dan pisau atau pengaduk pada rotor yang berputar berlawanan arah dengan arah traktor (linat gambar 7.1 s.d. 7.3). RECYCLER / STABILIZER Gambar 7.1. Peralatan stabilisasi tanah Bentuk pisau atau pengaduknya bisa berbentuk seperti sucu-sudu alat bajak, atau bisa juga berbentuk lengan-lengan dengan pencungkil baja pada ujungnya yang dipasang di : METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN Gambar 7.2. Lengan pencungkil dan rotor Proses Stabilisasi Lapisan tanah yang di atas permukaannya telah ditaburi material stabilisasi sopeiti ‘semen, koral atau lime atau bisa juga aspal cair, akan dibongkar/diaduk oleh sudu-sudu atau pencungkil pada rotor yang berputar berlawanan arah dengan arah traktor penarik HasiInya adalah hamparan lapisan tanah yang sudah bercampur material stabilisasi secara merata dan homogen, Ketebalan lapisan stabilisasi ini tergantung dari kapasitas METODE PELARSA‘AAN PERKERASAN JALAN “admixing ime, spreed sheod of the machine Gambar 7.3. Proses pengadukan ” MMETODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BABV LAPIS PONDAS] AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) 5.1. UMUM @. Lapis Pondasi Agregat Semen (Cement Treated Base / TB) adalah Lapis Pondasi Agregat Kelas A atau Kelas B atau Kelas C yang diberi campuran sernen dan berfungsi sebagai lapis pondasi. Lapisan ini harus diletakkan di atas Lapis Pondasi Bawah Agregat Kelas C. >. Pekerjaan ini mencakup penyediaan material, pencampuran di pian, pengangkutan, penighamparan, pemadatan, pembentukan permukaan (shaping), perawatan {curing}, dan kegiatan insidentil yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Semen, harus sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar Rencana, ¢. Secara umum material agregatnya harus terdiri dari batu pecah harus kuat, keras, mudeh dipadatkan, tahan gaya geser serta bebas dari material lunak, retak dan berongga. d. Bahan Lapis Pondast Agregat Semen dapat dihamparken dengan kadar air sesuai ketentuan, dan herus dibuat pada Peralatan Pencampur Pusat (Central Mixing Plants) atau pada Peralatan Pencampur di tapangan (Site Pionts) atau dicampur dengan truck pencampur transit tetapi tidak boleh dicampur dl perjalanan. 5.2. PERSYARATAN a. Toleransi 1) Toleransi dimensi untuk pekerjaan persiapan Lapis Pondasi Agfegat Semen herus, sesuai dengan ketentuan dalam Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan. 2) Tebal minimum Lapis. Pondasi Agregat Semen yang dihampar tidak kurang dari tebal METODE PELAKSANIAAN PERKERASAN JALAN 3) Tebal rata-rata pada potongan mélinlang dari survai lapengan harus tidak lebih atau Kurang dari 10% dari yang ditentukan. 4) Apabila sebuah mal datar sepanjang 3 meter diletakkan pada permukaan jalan sejajar dan tegak lurus terhadap garis sumbu jalen, variasi permukaan yang ada tidak boleh melarnpaui 8 mm tiap 3 meter . 5) Lapis Pondasi Agregat Semen tidak boleh di hampar melebihi 20 cm, dan tebal minimum tidak kurang dari 10 cm. 6) Elevasi permukaan akhir tidak boleh 10 mm di atas atau di bawah dari elevasi rencana dalam setiap titik, 7), Ukuran lebar jaiur Lapis Pondasi Agregat Semen diukur dari garis sumbu rencana tidak boleh kurang dari yang tertera dalam Gambar Rencana. Persyaratan Bahan 1} Agregat a). Penyimpanan Agregat Agregat harus disimpan sedemikian untuk menjaga mutu yang dipersyaratkan dan siap untuk dipakai. Agregat harus ditumpuk pada dasar yang keras, permukaan yang bersih. Bila dianggap perl harus ditempatkan sedemikian hingga memudahkan pemeriksaan setiap waktu. Tempat penumpukan harus dilinggikan den miring ke arah samping untuk membentuk drainase yang layak terhadap kelembaban yang berlebihan. Agregat harus disimpan dengen cara sedemikian untuk mencegah segregasi dan untuk memelinara gradasi dan kadar air. Kondls! ‘agregat terhadap kadar air, gradasi dan lain-lain harus dijaga supaya tetap/konstan METODE PELAKSANAAN FERKERASAN JALAN b). Persyaratan Agregat Agregat untuk Lapis Pondasi Agregat Semen harus sesuai dengan persyaratan Agregat Klas A atau Klas B atau Klas ©. Semua agregat untuk Lapis Pondasi Agregat Semen haus bebas dari bongkahan tanah lempung, kotoran, unsur ‘organik, atau unsur-unsur lain yang merugikan 2) Semen Pada umumnya cemen yang digunakan untuk Lapis Pondasi Agregat Semen adalah Portland Gement Type |. Semen harus sesuai dengan persyaratan SNI 15-2049-1994, Semen Portland. 3) Air Alr yang digunakan untuk mencampur, dan merawat atau pemakaian-pemakaian yang lainnya harus bebas dari minyak, garam, asam, alkali, gula, tumbuh tumbuhan atau bahan-bahan Jain yang merugikan terhadap hasil akhir dan memenuhi persyaratan air untuk campuran beton. Bila dianggap perlu, air harus Giperiksa dengan cara membandingkan dengan air suling. Perbandingan harus dibuat dengan cara pemeriksaan semen siandar untuk kekekalan waktu pengikatan dan kekuatan adukan, Waktu ikat sama dengan atau lebih besar dari 30 menit, dan berkurangnya kekuatan adukan lebih dari 10% bila dibandingkan dengan air suling, sudah cukup sebagai alasan untuk menolak penggunaan air sejenis, ¢. Persyaratan Campuran 1) Perencanaan Campuran ‘Segera sesudah bahan-bahan disetujui kemudian dibuat Perencanaan campuran METODE PELAKSANAAY PERKERASAN JALAN memberikan perbandingan komposisi dengan beberapa variasi kadar semen dan kadar air. 2) Percobaan Campuran dan Pemeriksdan Kekuatan Dalam percobaan campuran dar pameriksaan kekuatan untuk menetapkarh perbandingan komposisi harus dilakukan, perhatian khusus harus diberikan dalam kegiatan persiapan, perawatan dan penanganan contch-contoh uji. Benda uji harus dibuat dengan silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mri yang dipadatkan dalam 6 lapis, masing-masing lapisan ditumbuk sebanyak 25 tumbukan dengan berat alat penumbuk 4,50 kg dan tinggi jatuh 45 em. Butiran- butiran lebih besar 1%" maksimum 20% yang harus dikonversikan dengan agregat pengganti lolos 1%" tertshan 3/8". Kekuatan minimum harus memenuhi persyaratan dalam Tabel 1. Tabel 1.: Kuat Tekan Lapis Pondasi Agregat Semen Kuat Tekan Silinder diameter 150 mm x tinggi 300 Lapis Pondasi mm Agregat Umur 7 Hari (kgfom*) Semen Tapis Pondasi d. Tahapan Penentuan Kadar Semen Ootimum : Prosedur rancangan campuran (mix design) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 48% AOL dam BOL tarhadan METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN 2) Lakukan Percobaan Pemadatan Berat (Modified) sesuai SNI-03-1743-1989 pada setiap variasi kadar semen. 3} Tentukaf hubungan antara kadar air dan kepadatan dari masing-masing variasi eampuran di ataé dan gambar hasil dari pengujjan dalam Grafik |, Puncak dari setiap garis lengkung grafik dari kadar air dan kepadatan menyatakan Kadar Air Optimum dan Kepadatan Kering Maksimym untuk kadar semen yang digunakan. 4) Gambar nilatrilal dari kader sir optimum dan kepadatan kering maksimum untuk setiap macam kadar semen dalam Grafik I dan hubungkan litikitik pengujian dengan garis Jengkung untuk mendapatken variasi dari kadar air optimum dan ‘kepadatan keting maksimum dengan bermacarmmacam kadar semen. 5) Dengan mengguniaken pafing sedikit empat macam kadar semen, buatlah serangkaian benda uji siinder seperti butir 5).b) di atas untuk diuji Kekuatan tekannya, dimana benda Uji ini dipadatkan pada kadar air optimum sebagaimena ditentukan dalam butir (4) di atas. 6) Setelah perawatan setama 7 hari dengan ditutup burlap bash, lakukan uji tekan sesvai dengan SNI 03-6429-2000, dan gambarkan hubungan antara kekuatan dengan kadar semen seperli yang difunjukkan dalam Grafik ll. Tentukan kadar semen yang memberikan kekuatan sesuai yang ditunjukkan dalam Tabel 1. 7) Masukkan angka dari kadar semen campuran yang dipilih kedalam Grafik il, dan fentukan angka kadar air optimum dan kepadatan kering maksimum untuk campuran Lapis Pondasi Agregat Semen dari kadar semen yang dipilih. 8) Gunakan nilai-nilai kadar air optimum dan kepadatan kering maksimum ini untuk menentukan angka kepadatan maksimum, 9) Kadar air pelaksanaan maksimum sama dengan kadar air optimum ditambah 2%. METOOS PELAKSANAAN PERKEAASAN JALAN 4. Persyaratan Peralatan . 1) Umum Peraiaten processing harus direncanakan, dipasang dan dioperasikan dengan kapasitas sedemikian sehingga dapat mencampur agrégat, semen, alr secara merata sehingga menghasilkan adukan yang homogen. Bilarhana instalasi pericampur diguriakan maka instalasi pencampur tersebut harus dilengkapi dengan alat pengukur berat atau volume yang mampu manakar semen, agregat dan air secara tepat. 2) Pencamauran di Lokusi Pekerjaan Alat_pencampur harus dlilengkapi dengan alat pengukur volume atau berat, agregat, semen dan air. Untuk pekerjaan kecil, penakaran dilakukan dengan dolak. 3) Alat untuk Pemadatan Alat pamadat roda besi dengan penggetar, pemadat roda besi atau pemadat dari roda karet, harus digunakan untuk pemadatan Lapis Pondasl Agregat Semen ‘Alat pemadat roda besi dengan penggetar hanya digunakan pada awal pemadatan. 4) Pengangkutan Untuk pengangkutan bahan campuran ke lokasi pekerjaan harus digunakan dump truck yang dilengkapi dengan penutup terpal. 5) Penahamparan Penghamparan campuran dapat diakukan dengan asphalt paver atau grader. Untuk pekerjaan kecil dapat dilakukan secara manual. 6) Alotalat Bantu METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN Alat-alat bantu lainnya datam pelaksanaan harus disediakan dalam jenis dan Jumiah yang cukup. e Persyaratan Kerja Kesiapan Kerja Hasil pércobsan laboratorium terhadap bahan-harus sesuai dengan persyaratan Spesifikasi. €ontoh-contoh yang telah disetujui harus disimpan sebagai rujukan selama pelaksanaan konetrukei. f. Cuaca Yang Diijinkan untuk Bekerja Lapis Pondasi Agregat Semen tidak boleh dikerjakan apabila diperkirakan akan turun hujan atau ketika kondisi lapangan sedang basah/becek. g. Rencana Kerja dan Pengaturan Lalu lintas, 1) Sebaiknya, 14 hari setelah penghamparan Lapis Pondasi Agregat Semen, penghamparan lapis penutup atas (Asphalt Treated Base Course, Binder Course, Wearing Course) harus sudah dilaksanakan. 2) Lalu-lintas tidak diljinkan Jewal di atas Lapis Pondasi Agregat Semen minimum 4 hari sesudah pemadatan lerakhir. 5.3. PELAKSANAAN a. Percobaan Lapangan (Field Trials) 1) Disain campuran dalam Butir 2c. harus dicoba di lapangan dengan luas 150 m?, dengan tebal sesuai rencana. 2) Komponen-komponen yang harus diperikse antara lain : ketebalan, kerataan, elevasi, tebal rata-rata dari hasit survai, kepadatan, jenis dan jumiah fintasan alat pemadat, kadar air, kadar semen dan homogenitasnya, waktu tempuh pengangkutan dan waktu 3) METODE PELAKSANAAY PERKERASAN JALAN Berdasarkan hasil percobaan lapangan, datam waktu 14 hari akan diputuskan apakah Gapat disefujui untuk meneruskan pekerjaan atau harus membuat beberapa variast percobaan yang lain, b, Pengangkutan 1) Lapis Pondesi Agregat Semen harus diangkut dengan dump truck yang memenuhi syarat, 2) Jumiah dan kapasitas dump truck harus disesuaikan dengan kapasitas produksi alat pencampur (Mixer Plant), waktu tempuh dan kecepatan pemadatan. ¢. Pencampuran y 2) Pencampuran di Instalasi Pencampur: @). Pencampuran bahan Lapis Pondasi Agregat Semen dengan sistem continous mixing plant untuk menjamin kebenaran porsi setiap bahan. b). Instalasi pencampuran harus dilengkapi dengen silo semen, tangkl air (water tank), feeding and metering devices yang akan menyalurkan agregat, semen dan air ke dalam mixer sesuai kuantitas yang dipersyaratkan dan harus menghasilkan campuran yang homogen. ©). Waktu pencampuran Lapis Pondas! Agregat Seren terhitung sejak air ditambahkan ke dalam campuran. Pencampuran di Lapangan (Pulvi mixer / Travel mixer): a). Pelaksanaan dilakukan dengan mengaduk agregat, semen dan alr sesual dengan Propors! masing-masing bahan. METOUE PELAKSANAAM PERKERASAN JALAN 3) Pehcampuren: secara manual dapat dilakukan untuk pekerjaen-pekedaan perbaikan epig pondasi jalan. Gambar 1, Bagan Abr per Gambar 2, Campuran CTB. |. Penghamparan dan Pemadatan 4) Persiapan Lepisan Pondasi Bawah (Sub Base) METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN a), Lapisan Pondasi Bawah Agregat Kelas C (Sub Base ) harus sesual dengan ‘Spesifikasi Seksi 5.1.2.3) termasuk, ketebalan, ukuran, elévasi, seperti terlihat pada Gambar Rencana. b). Pérmukaan Lapis Pondasi Bawah Agregat Kelas C (Sub Base) harus bersih dan rata. 2) Penghamparan Lapis Pondasi Agregat Semen Lapis Pondasi Agregat Semen harus dihampar dan ditempatkan di atas Lapis Pondasi Agregal Kelas C dengan menggunakan alat asphalt finisher untuk mendapatkan \etebalan, kerataan dan kehalusan permukaan yang dipersyaratkan. e, Pernadatan 1) Pemadatan Lapis Pondesi Agregal Semen harus telah mulai dilaksenakan paling lambat 60 menit semenjek pencampuran semen dengan agregal. 2) Campuran yang telah dihampar tidak boleh dibiarkan tanpa dipadatkan lebih dari 30 ment. 3) Kepadatan Lapis Pondasi Agregat Semen setelah pemadatan harus mencapai kepadatan kering 100 % maksimum kepadatan kering sebagai ditentukan pada SNI 03- 6886-2002. 4) Test kepadatan lapangan Lapis Pondasi Agregat Semen dilakukan berdasarkan SNE 03- 2828-1992 dan SNI 19-6413-2000, 5) Kadar air pada waktu pemadatan minimal sama dengan kadar air optimum dan maksimal sama dengan kadar air optimum + 2 %. f [METODE PELAKSAMAAN PERKERSSAN JALAN Gamibar 3, Pengujian Kepadatan GTB. Perawatan (Curing) Segera setelah pemadatan selesai, permukaan harus ditutup selama minimum 7 (tujuh) hari dengan mengaunakan, antara lain : » a 4a “Lembaran plastik atau terpai untuk menfaga penguapan air dalam campuran. Penyamproton dengan Aspat Emulsi CSS-1 dengan batasan pemakaian antara 0,35 - 0,60 titer per meter persegi Metode lain yang bertujuan metindungi Lapis Pondas| Agregat Semen adalah dengan burlap atau karung goni (untuk pekerjaan kecil) yang dibasahi air selama masa perawatan (curing). Perewatan dapal dilakukan kurang dari 7 (tujuh) hari apablla sudan akan ditutup dengan lapisen berikutnya. 1” 54. MGTODE PCLAKSANAAN PERKERASAW JALAN PENGENDALIAN MUTI) Pengujian Contoh Bahan Uji material lengkap hérus dilekukan untuk setiap 1.000 meter Kubik Lapis Pondasi Agregat ‘Semen atau sotiap perubahan material, yang meliputi Uji kompenen dan uji campuran. Disamping kepadatan dan kedar air campuran, kadar semen dalam campuran juga harus diuji sesuai dengan SNI.03-6412-2000. Perbaikan Yang Harus kukan Apabila Terdapat Hasil Pelaksanaan Lapis Pondasi Agregat Semen Yang Tidak Memenuhi Persyaratan. 41) Perbaikan Pekerjaan yang memerlukan perbaikan meliputt: a). Kepadatan yang tidak memenuhi persyaratan sesast setelah pemadatan selesai hatus ditambahkan penggilasan, b). Ketidakrataan permukaan lapisan selelah pemadatan awal hanus dilakukan koreksi ©). Segregasi sebslum pemadatan harus dilakukan pembongkaran dan penggantian Lapis Pondasi Agregat Semen, 2) Kompensasi Yang tercakup dalam pekerjean ini adalah pekerjaan yang tidak dapat ditekukan Perbaikan, meliputi: a). Kelidakrataan permukean, ketebalan yang kurang, Kepadatan yang kurang, kcekurengan kadar semen dan clevas! Lapis Pondasi Agregat Semen yang kurang, harue dikompensesl dengan lapioan di atasnya etau pembongkaran scluruh tebe! Lapis Pondasi Agregat Semen. n |METODE PELAKSANAAN PERKERASAW JALAN b). Elevasi Lapis Pondasi Agregat Semen lebih dari elevasi rencana harus dikompensasi dengan desain viang atau pemotongan permukaan Lapis Pondasi Agregat Semen atau pembongkaran seluruh tebal Lapis Pondasi Agregat Semen. 55. PERALATAN Jenisjenls peralatan utama yang dipergunakan dalan pelaksanaan Lapis Pondasi Agregat ‘Semen dapat dilihat dalam Gambar-gambar berikut ini: tna Gamber 4. Sketsa Double Pugmill Mixer. METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BAB VI PERKERASAN BETON SEMEN (PERKERASAN KAKU / RIGID PAVEMENT) umum Perkerasan jalan beton semen atau perkerasan kaku, terditi deri plat beton semen, dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah, di atas tanah dasar. Dalam konstruksi Perkerasan kaku, piat beton semen sering juga dianggap sebagai lapis poridasi, kalau di atasnya masih ada lapisan aspal. Plat beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan Mmendistribusikan beban lalu lintas ke tanah dasar yang melingkupi daerah yang cukup luas. Dengan demikian, bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton itu sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan Perkerasan diperolen dari tebal lapis pondasi bawah, lapis poncasi dan lapis permukaan; dimana masing-masing lapisan memberikan kontribusinya. Yang sangat menenluken kekuatan struktur perkerasan dalam memikul beban talu lintas adalah kekuatan beton itu sendiri. Sedangkan kekuatan dari tanah dasar hanya berpengaruh kecil terhadap kekuatan daya dukung struktural perkerasan kaku Lapis pondasi bawah, jika digunakan di bawah plat beton, dimaksudkan untuk sebagai tantai kerja, dan untuk drainase datam menghindadi terjadinya "pumping’. Pumping adalah peristiwa keluamya air disertal butiran-butiran tanah dasar melalui ‘sambungan dan retakan atau pada baglan pinggir perkerasan, akibal gerakan lendutan 6.2. 624. METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN terakumulasi di bawah plat beton. Pumping dapat mengakibatkan terjadinya rongga di bawah plat beton sehingga menyebabkan rusal/retaknya plat beton, PENYIAPAN TANAH DASAR DAN LAPIS PONDAS! BAWAH Pembentukan Permukaan Persyaratan tahah dasar untuk perkerasan kaku sama dengan persyaatan tanah dasar untuk perkerasan lentur, baik mengenai daya dukung; kepadatan maupun kerataannya. Lapis pondasi bawah untuk perkerasan kaku dapat berupa lean concrete (beton kurus), atau bahan berbutir yang bisa berupa agiegat atau lapisan pasir (sand bedding). Lapis pondasi bawah tidak dimaksudkan untuk ikut menahan beban lalu tintas, tetasi lebih berfungsi sebagai lantei kerja dan sebagai fasililas drainase agar air dapat bebas bergerak di bawah plat beton tanpa mengerosi butir-butir tanah yang membentuk tanah dasar. Oleh karena itu biasanya lapis pondasi bawah dari bahan berbulis harus memenuhi parsyaratan sebagai fiter material, Persiapan penting yang harus dilakukan sebelum penghamparan plat belon meliputi berbagai hal seperti membentuk, membuat penyesuaian-penyesuaian seperlunya pada pemmukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah, dan bila perlu, menambahkan air dan memadatkan kembali permukaun disesuaikan dengan alinyemen dan potongan melintang seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana. Pembentukan permukaan secara teliti sangat penting bagi pelaksanaan dilinjau dari segi jumiah beton yang dipertukan untuk menyelesaikan pekerjaan, Bila digunakan metode dengan acuan tetap (fixed form) dianjurkan agar lapis pondasi bawah dibuat paiing sedikit 30 om Jebih lebar dari pada leber plat beton yang akan dicor, pada masing-masing sisi memanjang hamperan, yang akan berguna sebagal landasan METODE PELAKSANASN PERKERASAN JALAN, diperinkan, karena biasanya alat penghempar sudah dilengkapi peralatan otomatis untuk mengalur ketinggian penghamperan sesual dengan yang direncanakan (string coftrol). Bagian-bagian permukaan yang menonjol herus dikupas. Bagian-bagian, yang tendah harus dilsi dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan kepadatan. Bila alet pengupas ditehgkapi dengan sistem pengatur ketinggian otomatis, maka alat tersebut dapat Jangeung dioperasikan di alas pemukaan yang akan dibentuk. Perayaratan dan Pemoriksaan Bantuk Akhir Sebetum i agar alts tapisan pondasi baweh ‘uken penghamparan beton, tanai iperiksa kepadatan dan bentuk penampeng melintangaya Permukaan lagisan yang aken dicor beton hers senanliasa bebas 4 ssh n-kotoran I 5.23. Pemesangan Memtuan Kedap Air ‘Membran kedap air harus tesdiri dari lembaran plastik yang kedap air setebal 125 micron yang bergune agar ir semen dari plat beton yang dicor tidak meres: mm tapisan mpingan dipasen tumpeng-tindily tidak kurang dari 10 cm pada arah febar dan 30 cm pada arah mem: Pemasangan lembar kedap air haus diakukan secara hali-hati untuk mencegah sobeknya lembar-lembar tersebut, dan harus ipaku ke permukaan iapis pondasi baweh ‘gat tldak mudah tergulung akibet tupan angia. 6.3 6.3.1, MMETODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN ACUAN Persyaratan Acuan (bekisting / form) yang diguneken harus cpkup kuat untuk menahan beban-beban selama pelaksandian, Kekuatan acuan yang terbuat dari baja lurus, harus diuji, dan harus memenuhi persyaratan bahwa acuan harus tidak melendut lebih besar dari 6.4 mm (14 inch) bila diyji sebagai balok biasa dengan bentang 3 m (10 ft) dan beban yang sama dengan berat mesin penghampar ateu peralatan pelaksanaan lainnya yang mungkin akan bergerak di atasnya. Tebal baja yang biasanya digunakan adalah 6,4 mm (1/4 inch) dan 8 mm (5/16 inch). Bila ecuan harus mendukung alat pengiemnpar beton yang beret, ketebatannya tidak boteh knrang deri 8 mm (6/46 inch}, Gianjurkan agar acuan mempunyai fing! yang sama par dasar acuan sara dengan 0.75 Kall tebat veton dan | dengan tebal pelat beter tap! kurang dei 290 mm (B inch) Acuan hens dipasang sedemikian rupe selingga cukup kokoh, lidst siglentur atau turn akibat tumukan dan getaran alat penghampar dan alat pemadal Lebar fens penguai yang dipasang pada daser acuen henis menenjol keluar * kurang ded 2/3 tinggi acuan. Dalam pemeriksaan kelurusan dan kerataan acuan variasi kerataan bidang atas acuan tidak boleh tebih dari 0.22 cm (1/8 inch) untuk satiap 3 m {10 fl} paniang dan kerataan bidang dalam acuan tidak boleh lebih dari 0,64 em (1/4 inch) untuk seliap 3 1 (10 ft) Panjang Ujung-ujung acuan yang berdampingan harus mempunyai sistem pengunsian untuk Mmenyambung dan mengikat erat acuan-acuan tersebut. Pada lengkungan dengan jari- 6.3.2. METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN Untuk pekerjaan-pekerjaan yang relatif kecil, yang bersifat padat karya, maka acuan dari kayu dapat digunakan, untuk alat perala dapat menggunakan vibrator perata biasa (bes! profil yang dilengkapi mesin penggétar dan ditarik tenaga manusia). Kayy untuk keperivan ini dibuat dari kayu yang cukup kuat dengan bajq siku dipasang di alasnya, dengan angkur pemegang setiap 0,5 meter. Pemasangan Acuan Pemasangan acuen baja maupun kayu pata prinsipny harus mengikuti ketentuan- ketentuan di bawabh ini. Pondasi acuan harus dipadatkan dan dibentuk sesuai dengan alinyemen dan ketinggian Jalan yang bersangkutan schingga acuan yang dipasang dapat disangga secara seragam pada seluruh panjangnya dan lerletak pada elevasl yang benar. Pembuatan gallan untuk meletakken acuan pada kelinggian yang tepat, sebaiknve an, dengan cafa mengupas / mengeruk. Bekas gafian di xi dan kanan pondesi acusa, harue difei dan dipedatkan Kombat, Atinyemen acuan bare traus diperiksa dan bila porte ciperbalid memanjang panghemparan heton Bits terdapat acuan yang rusak atau sesuidah perbalkan pondasi yang tidak stabil, acuan harus disete! Kembatl, Acuen hacus dipasang cukup jauh di depan tempat penghamparan beton sehingga memungkinkan pemeriksaan dan perbaikan acuen tanpe mengganggu kelancaran penghamparan beton. Acuan dipasang pada posisi yang benar, dan tanah dasar atau lapis pondasi bawah ia dan dalam farus dipadatkan dengan baik menggunakan alat METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN 6.3.3, Pembongkaran Acuan ‘Acuan harus tetap dipasang selama paling sedikit 8 jam setelah penghamparan béton. Setelah adyan dibongkar, permukaan beton yang terbuka harus segera dirawat. 64, BAHAN 6.4.1. Semen. a. Semen harus merupakan semen portland jenis |, 1! atau lit sesuai dengan AASHTO M85. Kecuali diperkenankan lain, maka hanya produk dari satu pabrik atau satu jenis merk semen portland fertentu yang harus digunakan di proyek. 6.4.2. Air Air yang digunakan dalam pencampuran, perawatan ateu penggunaan-penggunaan ertentu lainnya harus bersin dan bebas dari bahan-bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, alkali, gula atau bahan-bahan organik. Air harus diuji sesual dengan dan harus memenuhi persyaratan AASHTO T 26. Air yang diketahui dapat diminum dapat dipakai dengan tanpa pengujian. 8.4.3, Persyaratan Gradasi Agregat a, Gradasi agregal kasar dan halus harus memenuhi parsyaratan yang diberikan dalam Tabel 4.3. Bahan-baban yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini dapat 1idak ditolak asalkan Kontraktor dapat menunjukkan balwa persyaratan yang dirinci |METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN ‘Tabel 4.3.: Persyaratan Gradasi Aqrettal Ukuran Ayakan Persentase Berat Yang Lolos ‘Standar Inch Agregat Pifihan Agregat Kasar (mm) fin) Halus 60 2 ~ ~ 160 ~ = ~ a 75 = 35-100 400 - 7 25 1 ~ - 95-100 100 18 % ~ 35-70 - 90-460 700 3 | % ~ = 25-60 = 90-100 70 a8 100 10-30 = 20-58 40-70 475 # 95-700 os 0-10 0-40 oS 2.36 | #8 = = Os os 05 1,18 #16 45-80 - - = = 0,30 #50 10-30" | > = = . O48 | #i00 2-10 = rr 7 b. Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran partikel terbesar tidak lebin besar dari pada 3/4 jarak bersih minimum antara batang tulangan atau antara_, batang tersebut dengan acuan atau antara batasan-batasan ruang lainnya dimana pekerjaan beton harus ditempatkan. 5.4.4, Sifat Agregat @. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih dan keras yang METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN b. Agregat harus bebas dari bahan-bahan organik seperti yang dirinci dalam AASHTO. T21 dan seperti diberikan dalam Tabel 4.4. bila diambil contoh dan diji sesual dengan ketentuan BS CP 114 dan prosedur AASHTO yang relevan. €. Agregat yang berupa bahan-bahan yang berukuran sama yang berasal dari berbagai sumber harus ditimbun dalam timbunan terpisah dan hanya boleh digunakan dalam struktur yang terpisah. Tabel 4.4.: Sifal Agregal Beton, Balas maksimum yang diljinkan Sifat Pengujian AASHTO ‘Agregat halus ‘Agregat kasar Kehilangan akibat abrasi pada 500 putaran dengan T 36 - 40% mesin Les Angeles Kehilangan akibat penentuan kualtas dengan Sodium T 104 10% 12% Sulfat setelah 5 siklus. Persentase gumpalan, T 412 0,50 % 0,25 % tanah fiat dan pertikel METOQDE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN ‘yang dapat pecah dalam agregat. Bahan-bahan yang folos ayakan #200. ™1 3% 1% 6.4.8. Bahan Tambah (Additive) Penggunaan plastisator, bahan-bahan tambah untuk mengurangi air atau Bahan tambah lainaya, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu, Jika digunakan, bahan yang bersangkutan harus memenuhi AASHTO M 154 atau M 194. Bahan tambahan yang bersifat mempercepat dan yang mengandung Calcium Chiorida tidak boleh digunakan. 6.4.6. Membran Kedap Air Lapisan bawah yang kedap air harus terdiri dari lembaran plastk yang kedap setebal 125 mikron. Air tidak boleh tergenang di atas membran, dan membran harus kedap air sepenuhnya waktu beton dicor. Lapisan bawah yang kedap air tidak boleh digurakan di bawah perkerasan jalan beton bertulang yang menerus. 6.4.7. Tulangan Baja a. Tulengan baja untuk jalur kendaraan harus berupa anyaman baja atau batang baja berulir sebagaimana diperlinatkan dalam Gambar Rencana, Baja tulangan harus merupakan batang baja polos alau berulir grade U24 atau batang berulir grade U40 sesual dengan persyaratan Sil 0136-84, kecuali jika 64.8, METODE PELAKSANAAN PGRAERASAN JALAN, ©. Tulangan enyaman kawat baja harus memenuhi persyayatan-persyaratan AASHTO. M58, Tulangan ini harus disediakan dalam benluk lemboran-lembaran datar dan _merupakan jenis yang disetujut J. Batang baja barus memenuhi persyaratan AASHTO M 64. Bagian-bagiannya harus berukuran dan berjarak antara_sebagaimana diperlinatkan dalam Cambar Reneana. . Batang baja untuk Ruji (Dowel) harus berupa batang bulat biasa sesuai dengan AASHTO M 31. Batang dowol nertapis plastik yang memenuhi AASHTO M 254 dapat digunakan, £. Batang pengikat (Tie bar) harus berupa batang bala berulir sesuai dengan AASHTO. Mat Bahan-bahan untuk Sambungan 8, Bahan-bahan pengisi slar muai harus sesual dengan persyaratan-persyaralan AASHTO M 153 atau: M 213. Bahan-bahan tersebut harus dilubangi untuk dilalui dowel-dowel schageimana diperlinatkan dalam Gambar Rencana. Bahan pengisi Untuk seliap sambungan harus disediakan dalam bentuk satu kesatuan wtuh untuk tebal dan lebar penuh yang diperiukan untuk sambungan yang bersangkulan kecuali jika kan tain. DF mana ujung-ujung yang berbatasan diperkenankan, maka ujung-ujung tersebut harus diikat satu sama lainnya dan dipertahankan dengan kokoh dan tepat ditempatnya dengen jepitan kawat (stapling) atau penyambung pengikat yang baik lainnya. b. Bahan penulup sambunaen (joint seatant) harus hanna Fepandite Plastic, sonyawa gabungan bitumen karet Grade $9 yang dituangken dalam keadaan panas, atau ‘bahan serupa yang disetujui. Bahan sambungen harus sebagaimana dianjurkan oleh pabrik pembuat bahen yang bersangkutan, METODE PELAKSANAAN PEPKERASAN JALAN 6.5. PEMBUATAN BETON 6.5.1. Pencampuran dan Penakaran Perbandingan bahan dan berat penakaran harus menggunakan cara yang ditstapkan dalam BS CP 114. Proporsi bahan dan befat penakaran harus sesuai dengan batas-batas yang diberikan dalam Tabel 5.1. 6.5.2, Campuran Percobaan Kontraktar harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang divsulkan dengan membuat dan menguji campuran-campuran percobaan dengan menggunakan Instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan nanti. ‘Campuran percobaan dapat dianggap dapat diterima asel memenuhi semua persyaratan sifat campuran yang ditetapkan dalam Butir 7.5.3. di bawah ini. 6.5.3. Persyaratan Sifat Campuran @. Selwuh belon yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuht kuat tekan dan “slump” yang dibutubkan seperti yang disyaratkan dalam Tube! 5.3, bila pengambilan contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-19 90 (AASHTO 122), Pd M-16-1996-03 (AASHTO 723), SNI 03-2493-1991 (AASHTO 7126), SNI 03-2458-1991 (AASHTO 7141). . Kuat tekan karateristik beton harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan Tabel 5.3. Dengan menggunakan cara pengujian “the third point” kual Jentur karakteristik harus tidak kurang dari 45 kg/cm? 6. Beton tersebut harus merupakan jenis yang memiliki sifat kemudahan pengerjaan METODE PELAKSAMAAM PERKERASAV JALAN dengan tanpa pengaliran yang tak semestnya. Slump optimum sebagaimana dlukur dengan cara pengujian AASHTO T 199 harus tidek kurang dari 20 mm dan tidak lebih besar dan 60 mm. Slump tersebut harus dipertanankan dalam batas loleransi + 20 mm dari slump optimum yang disetujui. Beton yang tidak meménuhi persyaratan- Persyaratan slump tersebut tidak boleh digunakan untuk plat beton perkerasan. . Bilamana pengujian baton berumur 7 hari menghasilkan kuat beton di bawah kekuatan yéng disyaratkan dalam Tabel 5.3,, maka Kontraktor tidak diperkenankan mengecor beton lebih lanjut sampal penyebab dari hasil yang tidak memenuhi Pefsyaratan lersebut dapat diketahui dengan pasti dan sampai telah diambil tindakan-tindakon yang menjamin bahwa produks! belon memenuhi ketentuan yang disyaratken. Kuat tekan beton berumur 28 hari yang tidak memenuhi ketentuan harus diperbaiki sebagaimana disyaratkan. Kekuatan beton dianggap lebih kecil dari yang disyaratkan bilamana hasil pengujian serangkaian benda uji dari suatu bagian pekerjaan lebih keci! dari kuat tekan karakleristik yang diperoleh dari rumus.yang diuratkan dalam Butir 7.6,2.¢. ‘Tabel 8,5.1.: Batasen proporsi takgran campuran Kadar Semen Ukuran Agregat | Rasio Air/ . Minimum Mutu Beton Maksimum, Semen (kg/d dari (mm) (lethadap berat) campuran) E00 0.375 450 a7 045 356 25 0.45 370 K400 19 045 400 METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN 37 045 315 360 25 045 335 19 0,45 365 a7 045 300 300 25 0,45 320 19 04s 350 7 O50 250 Kzoo 2 o,bU 310 419 0,50 340 KE = O57 300 K125 - 060 280 lentuan sifat eampuran Kual Tekan Karakteristik min. (kglom2) Stump (emp Benda Uji Kubus “Benda Uji Sifinder “) Mutu Beton Tidak 1Sx15x 15cm 15cm x 30cm Digetarkan Digetarkan Thai | 28hai | haa [26 hari KE00 300 600 325 300 20-50 500 35 500 260 460 2-80 400 285 400 240 330 20-50 . ~ K380 a) 350 210 290 20-50 | 60-100 | «300 215 300 180 250, 20-50 50-100 KE 780 250 150 70 20-80 | 50-100 K225 150 225 125 190° 20= 50 50-100 KITS 18 T5 Es 18 30-60 | 80-100 125 60 125 70 105 20-80 [0-100 METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN Catatan.: bila menggunakan concrete pump, slump bisa berkisar antera 75 x 25mm Pekerjaan dapat pula dihentikan dan atau = memerintahkan — Kontraktor mengambil indakan pesbaikan untuk meningkatkan mutu campuran atas dasar hasil pengujian kuat tekan beton berumur 3 hari, Dalam keadaan demikian, Kontraktor harus segera ménghentikan pengecoran beton yang dipertanyakan tetapi dapat mer menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan belon berumur 7 hari dipéroleh, sebelum menerapkan tindakan perbaikan, Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat mencakup pembongkaran dan penggantian seluruh beton tidak boleh berdasarkan pada hasil pengujian kuat tekan beten berumur 3 hari saja, perlu analisis teknis, 6.5.4. Kekuatan beton Beton harus mempunyai kekuatan lentur karakteristik sebesar 45 kg/cm? pada umur 28 hari bila diuji sesuai dengan ASSHTO T 97. Bila pengujian dilakukan pada kubus 15 cm, kekualan tekan kerakteristik harus sebesar 350 kgfom? pada umur 28 hari. Kekuatan beton 7 hari harus sebesar 0,7 x kekuatan lentur karakteristik. 6.5.5. Penyosuaian campuran a Penyesuaian sifat kelecakan (workability) Bilamana sulit memperoleh sifat kelecakan beton dengan proporsi yang semula dirancang, maka Kontraktor eken melakukan perubahan pada berat agregat sebagaimana diperlukan, asalkan dalam hal apa pun kadar semen yang semula METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN Pengujian kuat tekan yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi, tid dineikken. Pengadukan kembali heton yang telsh dicampur dengan cata menanibah air atau cara lain tidak diperkenankan. Bahan tambah (adiliv) untuk meningkatkan sifal kelecakan hanya difjinkar bila secara khusus telah disetujui. Penyesuaisn kekuatan Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau disetujui, kadar semen harus ditingkatkan, Pényesueian untuk baban-bahan baru Perubahan sumber bahan atau karakterisik bahan tidak boleh diakukan tanpa mendapat persetujuam terlebih dahulu. 6.5.8. Penakaran agregat Selurah kemponan heten bars ditskar menurut berstnya, Bila digunckan semen kemasan dalam zak, kuanttes penakaran harus sedemiklan sehingga kuentitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau pembulatah dari jumlah zak semen. Agreget harus diukur beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebini kapasites alal pencampur. ‘Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi sampot jenun den dipertahankan dalam konsisi Jembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenub-kering permukaan, dengan menyemprot tumpukan agregal dengan sir socara borkola. Pada seat enakaran, agregat harus telah dibasahi paling sedikit 12 jam sebelumnya untuk menjamin pengaliran yang memadal dari tumpukan agregal. a8 METODE PELAKSANAAN RERKERASAN JALART 65,7. Pencampuran 66. 6.5.4. 6.6.2, a. Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secera mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin campurani yang merata dari seluruh bahan. b. Pencampur harus dilengkap! dengan tangki air yang memadat dan alat ukur yang + we No.8 2,38 ost KO 26.8 DE No.6 | 1,18 oe ‘25.6- 318 | 223-263 | 181-247 iis.3d | 0,600 Rees : eet ii wi | 1er-aor | Wo-ae brass 0,300 153 7, Catatan © 1. Untuk HRS-WC dan HRS-Base, harus dijaga kesenjangannya, dimana paling sedikit 20% dari butiran yang lolos saringan No. 8 harus juga lolos saringan No. 30 (0,600 mm). 2. Untuk AC, digunakan tiik kontrol gradasi agregat, berfungsi sebagai batas-batas rentang utama yang harus ditempati oleh gradasi-gradasi tersebut. Batas-batas gradasi ditentukan pada saringan ukuran nominal maksimum, saringan menengah (2,36 mm) dan saringan terkecil (0,075 mm). Bahan aspal untuk campuran aspal Aspal yang digunakan harus salah satu dari jenis Aspal Keras Pen 40, Aspal Keras Pen 60, Aspal Polimer, Aspal dimodifikasi dengan Asbuton dan Aspal Mulligrade yang memenuhi persyaratan pada Tabel 7.5.6-1, Tabel 7..8-2, Tabel 7.5.6-3 dan Tabel 7.8.6-4, dan campuran yang dihasilkan harus memenuhi ketentuan campunan METOCE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN 14 sesial dengan jenis campuran yang diletapkan dalam Gambar Rencana etau petunjuk Direksi Teknik. Pengambilan confoh aspal harus diaksanakan sesual dengan SNI 03-8399.2000, Pengambilan contch bahan aspal dati setiap truk tangki harus dlaksanakan pada bagian atas, tengah, dan bawah. Contoh pertama yang diambil herus langsung diuft di ‘aborgtorium lapangan untuk memperoleh nilai penétrasi dan {ilk lembek. Aspal di dalam truk tangki tidek boleh dialirkan ke dalam tangki penyimpanan sebelum heasil Penguiian tersebul memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini. Blamana hasil pengujlan lersebut lolos pengujan, tidak beratti aspal dari truk tangki yang bersangkutan diterima secara final kecuali aspal dan contoh yang mewakili telah memenuhi sernua sifat-sifat aspal yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini. Kegagalan dipenuhinya salah ‘ato uj schagai yang disyaritian tetop menjadi tanggung jawab Penyestia Tusa, Campuran beraspal harus diekstraksi dari benda uji sesuai dengan cara SNi 03-3640- 1994, Setelah konsentrasi laruian aspal yang terakstraksl mencapai 200 mi, partikel mineral yang terkandung harus dipisahkan dengan alat sentrifugal. Pemisahan ini dianggap telah terpenuhi bilamana kadar abu dalam aspal yang diperoleh kembali tidak melebihi 1% (dengan pengapian). Aspal harus diperofeh kemball dari larutan ‘sesuai dengan prosedur SNI 03-6894-2002. ‘Tabel 7.5.8-1 Persyaratan Aspal Keras Pen 40 dan Pen 60 Porayaratan No. Jenis Pengujian Metode Pan dd |~ Pon 60 {____ —. 1 |Penetrasi, 25°C; 100 gr; 5 cetik; 0,1 mm | SNIGE-2455-1997 | 40-58 50-78 | 2. [Tia Lembek, SHIT Us-2434-188% | “G1 -63 | 4B 68 3. [Titik Nyala, °C SAT O6-243S-1961 |Win. 200 | Min, 200 4 | Daktiitas 25°C, om }SNT06-2433-1851 | Min 105 hin. 700 5 |Beratjenis RTOS 247-1997 | Win. 1.0 | tin, 7.0 METODE PELAKSAMAAN PERKERASAN JALAN Kelaniian dalam Tachlor Etijlen, % beral [RSNIM-O4-7004 | Min. 89] Min. 69 Penururan Borat (dengan TRO"), % berat | SNiG5-2440-1801 | Maks. 08 | Max 08 Ponolraai seleiah penurunan berat, % as |ENIG62456-1951 | Min. 68 | Min. 54 of a] x Daletiial sololah ponuranan barat % act [SNIGS2«a2-1001 | = Min, 50 10. [Ujinoda espat SNF CSESGE-RO02 | Negat Negatt ~Standar Naptha - Naptha Xylene = Hephtane Xylene Ti [Rader paratin, % SNIGSG6I9-2002) Make 2 | Maks. 2 Catalan? Apabla ut noda aspal dsyaraikan, Dire ranchiukan salah salu pelt yang akan digunakan. Tabel 7.5.6-2 Persyasatan Aspal Polimer Persyaratan Jenis Pengujian Piastomer | Elastomer Penetrasi, 25 G; 100 gr, § detik; 0,1/SNi06-2486-1997) 50-70 | 60-76 mm 2. | TitkLembek"S SNI05-2434-1991| Min. | Min. G4 Titik Nyata. °C ‘SNI05-2433-1991] Min. 232 | Min, 232 “4, {Beratjeris SHI 06-2441-1951| Win. 7.0 | Min. #0 &. | Kekentalan pada 135°C, cSt ‘SNI 06-6721-2062 | 150-1500 | Max 2000 6. | Stabiftas Penyimpanan pada 163 “O|SNI 06-2434 1001 |Homagen*| Max. 2 fselama 48 jam, Perbedaan Tit Lembek*c Kelarutan dalam Trichior Ethylen, %]| RSNTM-04-2004 | Min. 99 | Min, 89 berat Penuranan Berat (dengan RTFOT),| SNI06-2440-1991| Max. 1,0 | Max. 1,0 beat METODE PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN ‘9 ]Perbedaan Penetrasi setelah RTFOT, terhadap asi |- Kenaikan penetrasi, 0,4 mm PN 96-2458-t091 ‘Max 10 | Max 10 = Penurunan penetrasi, 0.1 mm Max20 | Max 20 10 TPerbedaan Titik Lembek selelah| RTFOT, terhadap ast SNI06-2434-1991 = Kenaikan titk lembek,*C Max 6,5 | Max 6,5 = Penurunan titik lembek,"C Max2 | Max2 [ Tecovery residy RTFOT, % — [AASHTO Ts07-55| __- Min 45

You might also like