Appendix

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

LAMPIRAN

74

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR NARASUMBER

Nama : Ahong

Umur : 36

Alamat : Jl. Mayjend Sutoyo Siswomihardjo (Jl. Perdana)

Pekerjaan: Pedagang

Nama : Cicik

Umur : 28

Alamat : Jl. Mayjend Sutoyo Siswomihardjo (Jl. Perdana)

Pekerjaan: Pedagang

Nama : Ahmad Helmi

Umur : 45

Alamat : Jl. Mayjend Sutoyo Siswomihardjo (Jl. Perdana)

Pekerjaan: Wiraswasta

Nama : Ahun

Umur : 33

Alamat : Jl. Mayjend Sutoyo Siswomihardjo (Jl. Perdana)

Pekerjaan: Pedagang

Nama : Linawaty

Umur : 41

Alamat : Jl. Mayjend Sutoyo Siswomihardjo (Jl. Perdana)


75

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
TRANSFORMASI FASADE RUKO
STUDI KASUS DI KORIDOR MAYJEND SUTOYO, MEDAN

Rifqi Sudrajat, Imam Faisal Pane


Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
kirifqi@gmail.com

ABSTRACT

The existence of shophouse is identical to Chinese Culture. In Indonesia , the


emergence of shophouse has started since the arrival of the Chinese community. In its
development in Indonesia the shophouse which is inhabitated by the Chinese began to
adopt other cultures such as Malay and European. The shophouse facade has undergone
changes over time. The aim of this study is to determine the transformation of shophouse
facade as well as things that cause the change in context with cultural transformation.
Three shophouse in Mayjend Sutoyo Street are used as sample. These three shophouse
are different in style and appearance, and were built in different period. The researcher
gathered primary data through the observation of shophouse facade element, and an
interview with the owner or the occupant of the shophouse. The secondary data was
obtained through literature studies that related to the history and life of the Chinese
community in Medan. The finding of this research found that the changes of shophouse
facade caused by the changes in the Chinese culture. The source of the changs comes
from within the culture (evolution) and outer culture (diffusion). The diffusion in this
study caused by the technological development and the changing trends which comes
from the western culture. The evolution caused by the changing in needs and preferences
of the inhabitant culture. The finding of this study may recommend that the design of the
facade shophouse must be compatible with the inhabitant culture.

Keywords: transformation, culture, facade, shophouse.

PENDAHULUAN di kota Medan yang pada umumnya


dihuni oleh etnis Cina. Masyarakat yang
Pada akhir abad ke-19 sampai tinggal di kawasan perdagangan ini
awal abad ke-20 terjadi gelombang menjalankan usaha di rumah mereka.
migrasi besar ke kota Medan. Kawasan inilah yang disebut sebagai
Orang Cina dan Jawa didatangkan pecinan. Salah satu kawasan
sebagai kuli kontrak akibat kurangnya perdagangan yang berkembang dengan
tenaga kerja di perkebunan. Lingkungan pesat saat itu adalah Kesawan . Kesawan
perkebunan yang buruk mengakibatkan yang dulunya merupakan perkampungan
kuli dari Cina kabur dan mengakhiri telah berubah menjadi menjadi salah
kontrak kerjanya Setelah itu, sebagian satu pusat perdagangan di Kota Medan.
dari kuli-kuli Cina ini pulang kembali ke
negaranya dan sebagian lagi menetap di
Medan. Mereka yang menetap kemudian Di kawasan Kesawan terdapat suatu
diberi hak istimewa dan dipercaya untuk pasar, pasar ini adalah pasar tertua di
mengembangkan perdagangan di Kota Medan, bangsa Belanda
Medan. menjulukinya sebagai Oude Markt.
Hingga saat ini masih dapat kita
saksikan sisa-sisa dari keberadaan Oude
Perkembangan pesat di Kota Medan Markt ynagkini bernama Jalan Mayjend
pada masa itu dapat ditandai dengan Sutoyo. Di koridor ini berdiri ruko-ruko
berkembangnya kawasan perdagangan kolonial peninggalan zaman penjajahan

Universitas Sumatera Utara


Belanda.Di koridor Mayjend Sutoyo melakukan adaptasi dalam perubahan di
dapat pula kita temukan sejumlah ruko- dunia, Loebis (2002).
ruko modern yang menggantikan ruko-
ruko lama. Sumber Perubahan
Perubahan dapat didefinisikan sebagai
Setiap tipe ruko memiliki gaya arsitektur serangkaian kejadian yang terjadi dalam
yang berbeda, serta elemen fasade yang suatu kurun waktu yang melahirkan
berbeda pula. Perbedaan pada fasade suatu modifikasi atau pergantian suatu
ruko-ruko inilah yang menjadi salah satu elemen dari pola budaya yang
dasar penelitian ini. Hal apa yang mengarah pada pergerakan pola dalam
menyebabkan perbedaan fasade pada waktu dan ruang yang menghasilkan
ruko-ruko tersebut ?. Mengapa fasade pola budaya lain (Loebis, 2002).
ruko terus berubah ? tentunya hal ini Perubahan budaya berkaitan dengan
menjadi pertanyaan. Menurut Krier waktu. Perubahan budaya bersifat
(2002) fasade bangunan menyampaikan historis dan berhubungan dengan urutan
fenomena budaya pada masa bangunan kejadian dan pergerakan dalam ruang
itu dibangun (Krier, 2001). Menurut dan waktu dan hanya bisa dipelajari
Rapoport dalam Loebis (2002) arsitektur melalui catatan historis.
ditentukan berdasarkan budaya. Dengan
demikian transformasi dalam arsitektur Perubahan Budaya Melalui Evolusi
dan prosesnya juga ditentukan oleh Menuruth Smith dalam Loebis (2002),
budaya. perubahan disebabkan oleh tiga faktor.
Faktor yang pertama adalah kumpulan
Apakah perubahan fasade ruko juga minat materi masyarakat, yang kedua
diakibatkan oleh perubahan budaya ?. adalah ideologi yang menanamkan
Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk pandangan hidup, dan yang ketiga
menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas adalah ketertarikan suatu kelompok
dengan cara menelusuri fasade ruko di budaya.
koridor Jalan Mayjend Sutoyo serta
kaitannya dengan transformasi budaya. Perubahan Budaya Melalui Difusi
Difusi dapat diartikan sebagai
TINJAUAN PUSTAKA perpindahan elemen budaya dari satu
budaya ke budaya lainnya (Loebis,
Budaya dalam Arsitektur
2002). Paham difusionisme meyakini
Budaya adalah suatu hal yang
menceritakan tentang sekelompok orang bahwa perubahan terbesar berasal
yang memiliki nilai, kepercayaan dan dari luar budaya penerima, dan tugas
pandangan hidup yang sama, serta suatu para peneliti adalah untuk mencari
sistem simbol yang dipelajari dan keanehan, pengulangan yang terjadi
disebarkan. Budaya menciptakan suatu dimana perubahan mendesak
sistem aturan dan kebiasaan, yang pengaruhnya pada kultur penerima.
merefleksikan idealisme dan
menciptakan gaya hidup, tata cara Perpaduan Pertukaran Internal dan
hidup, peran, kelakuan, makanan, Eksternal
bahkan suatu bentuk buatan misalnya Dalam paham difusionisme efek
arsitektur, Parson dan Shils, Rapoport pertukaran internal dalam proses
dalam Loebis (2002). perubahan dan transformasi tidak
diperhitungkan. Dalam Paham
Transformasi evolusionisme perubahan yang
Transformasi adalah salah satu insting dihasilkan akibat faktor eksternal
dasar manusia yang dapat didefinisikan diabaikan. Pertukaran budaya internal
sebagai serangkaian transisi pada terjadi karena pertukaran elemen budaya
masyarakat dalam usahanya untuk dalam suatu kebudayaan (difusi
internal), sedangkan pertukaran budaya

Universitas Sumatera Utara


eksternal terjadi karena pertukaran metode kualitatif adalah penelitian
elemen budaya dengan budaya lain historis dan penelitian deskriptif.
(evolusi eksternal), (Loebis, 2002).
Sampel dalam penelitian ini dipilih
Fasade melalui metode purpossive sampling.
Menurut Krier (2001), fasade Objek pada penelitian ini adalah tiga
merupakan elemen arsitektur terpenting tipe ruko yaitu ruko tipe 2 (1910-an),
yang dapat mengekspresikan fungsi tipe 9 (1950-an), tipe 13 (2000-an).
serta makna suatu bangunan. Fasade Ruko-ruko tersebut dipilih dikarenakan
menyampaikan fenomena budaya pada memiliki fasade dan gaya arsitektur
masa bangunan itu dibangun. Fasade yang berbeda dan rentang waktu yang
suatu bangunan dapat mencerminkan cukup jauh sehingga perubahannya lebih
penghuni bangunannya dan pada mudah diamati.
akhirnya fasade menjadi representasi
suatu komunitas kepada publik (Krier, Data primer diperoleh melalui survey
2001). visual, penggambaran dan pemetaan
serta interview. Sedangkan data
Elemen-elemen pembentuk fasade sekunder diperoleh melalui studi
bangunan, antara lain adalah sebagai literatur. Setelah data dikumpulkan
berikut (Krier, 2001): selanjutnya dilakukan analisis
a) Entrance transformasi fasade dengan metode
b) Pintu deskriptif dan penyebab perubahan
c) Jendela fasade dengan metode historis.
d) Dinding
e) Ornamen HASIL DAN PEMBAHASAN
f) Atap
Analisis Transformasi Fasade Ruko
Ruko Entrance dan Pintu
Menurut Wicaksono (2007) ruko adalah
sebutan untuk bangunan-bangunan di Ruko Tipe 2
Indonesia yang pada umumnya memiliki Pada tipe ruko ini, elemen pintu
ketinggian dua hingga lima lantai dan mendominasi fasade lantai 1 ruko.
memiliki fungsi ganda yaitu sebagai Model pintunya berupa panel lipat
hunian dan komersial. Lantai bawah berbahan kayu yang dilengkapi dengan
biasanya dipergunakan sebagai tempat gerbang tambahan.
usaha atau kantor, sedangkan lantai atas Perkiraan Tampilan Entrance Ruko Sekarang
dimanfaatkan sebagai tempat tinggal. Entrance
Istilah ruko diperkirakan berasal dari
bahasa Hokkian , tiam chu yang
berarti "rumah" dan "toko". Etnis
Hokkian yang mendominasi populasi Ruko di Penang dalam
Cina perantauan di kota-kota Asia periode yang sama
Tenggara mempunyai kebiasaan
menetap dan melakukan aktivitas
perdagangan dan rumah tangga di ruko
(Wicaksono, 2007). Ruko di Kesawan dengan Gerbang Tambahan
Entrance yang Serupa
METODOLOGI PENELITIAN dengan Ruko di Penang
Gambar 1. Transformasi Entrance dan Pintu
Penelitian ini tergolong ke dalam jenis pada Ruko Tipe 2
penelitian kualitatif. Penelitian-
penelitian yang biasanya menunjang Ruko Tipe 9
penggunaan pengumpulan data dengan

Universitas Sumatera Utara


Pintu masuk utama pada tipe ruko ini Ruko tipe ini menggunakan jendela
berupa pintu lipat yang dilengkapi bermodel ganda dengan kisi-kisi. Di atas
dengan kaca. Terkadang dilengkapi jendela dapat dijumpai fanlight.
dengan gerbang tambahan. Fanlight

Pintu Lipat Kayu Gerbang Tambahan

Gambar 2. Entrance dan Pintu pada Ruko Kisi-kisi


Tipe 9 Gambar 4. Jendela Ruko Tipe 2

Ruko Tipe 13 Ruko Tipe 9


Pada tipe ruko ini pintu utama yang Pada ruko tipe 9 ini jendela yang
digunakan berupa pintu panel lipat digunakan adalah jendela mati dengan
berbahan metal. kaca berwarna gelap dan kusen
aluminium.
Jendela dengan Frame Aluminium
Pintu Lipat Metal dan Kaca Mati dan Teralis

Detail
Ventilasi
Gambar 3. Entrance dan Pintu pada Ruko
Tipe 13
Gambar 5. Jendela Ruko Tipe 9
Berdasarkan gambar-gambar atas, maka
dapat diketahui bahwa ruko tipe 2 Ruko Tipe 13
menggunakan pintu dengan material Pada fasade depan tipe ruko ini jendela
kayu, ruko tipe 13 tidak hanya yang digunakan adalah jendela mati
menggunakan pintu kayu tetapi juga berupa kaca-kaca pada fasade depan,
material lain seperti metal, aluminium. kusen aluminium .
Ruko 9 dan 13 juga banyak yang
dilengkapi dengan pintu atau jerjak
tambahan. Dengan demikian, maka Mirrored
dapat diketahui bahwa perubahan fisik Glass
yang terjadi pada pintu ruko adalah
perubahan material pintu dari kayu Gambar 6. Jendela Ruko Tipe 13
menjadi metal, perubahan dari pintu
tanpa jerjak menjadi pintu dengan jerjak. Berdasarkan gambar-gambar di atas,
Adapun perubahan fisik yang terjadi maka dapat diketahui bahwa pada ruko
pada entrance dan pinturuko diakibatkan tipe 2 ditemukan jendela dengan kisi-
oleh difusi dan evolusi. Difusi disini kisi kayu, penggunan kaca pada
akibatkan oleh pergantian tren, jendelanya sangat minimal, skala
sedangkan evolusi diakibatkan oleh jendelanya cukup besar sehingga
fungsi dan kebutuhan serta kemanan memenuhi fasade lantai dua bangunan.
penghuni ruko. Pada ruko tipe 9 dan 13 ditemukan ruko
dengan jendela mati pada fasade
Jendela depannya. Kusen pada ruko modern
tidak hanya menggunakan kayu saja, ada
Ruko Tipe 2 juga yang menggunakan material seperti
aluminium.

Universitas Sumatera Utara


Berdasarkan gambar-gambar di atas,
Adapun perubahan fisik yang terjadi maka dapat diketahui bahwa fasade
pada jendela ruko yaitu perubahan dari ruko-ruko di Jalan Mayjend Sutoyo
penggunaan jendela yang dapat dibuka menggunakan dinding bertekstur dan
menjadi jendela mati, penggunaan kaca dinding polos. Pada ruko tipe 3dapat
yang minimal pada desain jendela diamati dindingnya merupakan dinding
menjadi jendela yang didominasi oleh polos dengan plasteran. Pada ruko tipe 9
elemen kaca, perubahan kusen kayu dijumpai dinding dengan tekstur dan
menjadi kusen aluminium. Perubahan finishing polos. Namun, pada tipe 13
pada jendela ruko ini ternyata digunakan panel-panel alucobond.
diakibatkan oleh difusi dan evolusi. Terjadi perubahan elemen dinding dari
Keduanya disebabkan oleh elemen dinding plasteran polos menjadi
perkembangan teknologi. dinding yang dilapisi dengan alucobond.
Perubahan pada elemen dinding
Dinding tentunya sangat terkait dengan
konstruksi dan teknologi bangunan.
Ruko Tipe 2 Teknologi dan konstruksi dari luar
Pada tipe ruko ini digunakan dinding banyak berpengaruh ke dalam arsitektur
bata dengan plasteran polos bertekstur di Indonesia salah satunya yaitu ruko.
halus. Jadi dapat disimpulkan bahwa
perubahan dinding ruko diakibatkan
oleh difusi.

Ornamen

Ruko Tipe 2
Dinding Bata
Plesteran
Pada tipe ruko ini dapat dijumpai
Gambar 7. Dinding Ruko Tipe 2
ornamen lengkungan di atas jendela, dan
di atas lengkungan tersebut terdapat
Ruko Tipe 9 suatu keystone. Selain itu terdapat pula
Tipe ruko ini menggunakan material ukiran-ukiran
beton sebagai dindingnya dengan
plasteran polos bertekstur halus. Keystone

Ornamen
Dinding Beton Lengkungan

Gambar 8. Dinding Ruko Tipe 9

Ruko Tipe 13 Ukiran


Pada tipe ruko ini dindingnya dilapisi pada Ukiran
dengan material seperti panel Kolom
alucobond.
Alucobond
Gambar 10. Ornamen Ruko tipe 2

Dinding
Ruko Tipe 9
Beton Pada ruko tipe ini ornamentasinya
sangat minim, hanya terdapat detail
lengkungan pada ventilasi bangunan.
Gambar 9. Dinding Ruko Tipe 13

Universitas Sumatera Utara


Ruko Tipe 2
Bentuk atap pada tipe ruko ini adalah
atap pelana dan material penutup atap
yang digunakan adalah seng. Atap ini
bukanlah atap asli pada ruko ini. Atap
aslinya menggunakan penutup atap
genteng yang terbuat dari tanah liat dan
Gambar 11. Ornamen Ruko tipe 8 bentuk atapnya diperkirakan
menggunakan atap Ngang Shan (lihat
Ruko Tipe 13 gambar di bawah).
Ornamen pada tipe ruko ini berupa
Perkiraan Bentuk Atap Atap Saat ini
berupa bidang persegi panjang , yang
terbuat dari alucobond.

Salah Satu Ruko di Jl. Masjid


dengan Atap Ngang Shan
Seng

Gambar 12. Ornamen Ruko tipe 12


Berdasarkan gambar-gambar di atas, Ornamen di Ujung
maka dapat diketahui bahwa terdapat Atap Ngang Shan Atap
ornamen pada fasade bangunan-
bangunan ruko di Jalan Mayjend Gambar 13. Atap Ruko tipe 2
Sutoyo. Melalui observasi, dapat kita
amati bahwa pada fasade ruko kolonial Ruko Tipe 9
(tipe 2) terdapat ornamen dan ukiran Ruko tipe ini menggunakan atap
yang sangat kental akan gaya Eropa berbentuk perisai sedangkan material
dengan jenis yang cukup beragam mulai penutup atap yang digunakan adalah
dari kolom, pilaster, ventilasi, keystone seng.
dan detail-detail lainnya. Keberadaan
ornamen ini memberikan karakter yang
khas dan kesan megah pada fasade ruko
tersebut. Berlawanan dengan fasade
Atap Perisai Material Seng
ruko tipe 2, pada ruko tipe 9 dan tipe 13
jarang ditemukan ornamen. Gambar 14. Atap Ruko tipe 9

Perubahan yang terjadi pada ornamen Ruko Tipe 13


ruko yaitu berkurangnya penggunaan Pada tipe ruko ini digunakan atap
ornamen, perubahan ornamen dengan berbentuk datar yang terbuat dari cor
bentuk yang rumit menjadi ornamen beton. Selain itu pada sisi depan ruko
dengan bentuk sederhana. Perubahan terdapat semacam mahkota yang
ornamen pada fasade ruko terjadi akibat berfungsi sebagai elemen dekoratif.
difusi, dan dari evolusi. Difusi disini
diakibatkan oleh pergantian tren dalam
arsitektur yang menyebabkan naik dan
turunnya penggunaan ornamen. Detail Atap
Sedangkan evolusi disini diakibatkan Atap Datar Beton
oleh keinginan, serta kebutuhan pemilik
ruko. Berdasarkan gambar di atas, maka dapat
kita amati perubahan bentuk atap dari
Atap bentuk atap miring menjadi bentuk atap

Universitas Sumatera Utara


datar. Selain itu juga terjadi perubahan Arsitektur sebagai salah satu unsur
material penutup atap dari atap genteng ataupun materi budaya akan berubah
yang terbuat dari tanah liat menjadi atap sesuai dengan perubahan yang terjadi
seng dan atap dak beton. Perubahan pada masyarakat. Perubahan dalam
pada atap ruko ini terjadi akibat adanya arsitektur tentunya akan berdampak
faktor dari dalam (evolusi) dan faktor pada perubahan tampilan fasade
dari luar (difusi). Evolusi disini yaitu bangunan. Hal ini juga sejalan dengan
penggunaan bentuk atap sebagai pendapat Krier (2001) bahwa fasade
identitas budaya sedangkan difusi disini suatu bangunan mewakili fenomena
diakibatkan oleh ten arsitektur serta budaya pada bangunan tersebut
perkembangan teknologi yang dibangun. Dalam penelitian ini fasade
mengakibatkan perubahan pada bentuk suatu ruko berubah seiring dengan
atap serta material penutupnya. fenomena budaya yang terjadi pada etnis
Cina di kota Medan.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan temuan pada analisis
transformasi fasade, maka dapat Akmal, Imelda, (2009). Ruko dan
disimpulkan bahwa fasade ruko di Rukan, Jakarta, PT Gramedia Pustaka
koridor Mayjend Sutoyo mengalami Utama
perubahan seiring dengan perubahan
zaman. Perubahan fisik pada fasade ruko Buiskool, Dirk A, (2009). The Chinese
dapat dilihat berdasarkan elemen Commercial Elite of Medan 1890-1942:
penyusun fasadenya baik itu entrance, The Penang Connection, JMBRAS, Vol.
pintu, jendela, dinding, ornamen, dan 82, Part, pp. 113129
atap. Selanjutnya, terjadinya perubahan
pada elemen fasade ruko ini ternyata Hamdani, Nasrul, (2006). Menulis
diakibatkan oleh perubahan budaya. Sejarah Kelompok Minoritas, untuk
Siapa : Cina Medan 1930-1960?,
Dalam penelitian ini , perubahan fasade disajikan pada Konferensi Nasional
ruko terjadi akibat terjadinya perubahan Sejarah VIII, Jakarta
budaya pada masyarakat Cina sebagai
penghuni ruko di kota Medan. Handinoto, (1999). Lingkungan
Perubahan budaya pada etnis Cina ini Pecinan dalam Tata Ruang Kota di
diakibatkan oleh dua faktor yaitu faktor Jawa pada Masa Kolonial, Dimensi
dari dalam budaya (evolusi) dan faktor Teknik Sipil Vol. 27, No. 1, Juli 1999 :
dari luar budaya itu sendiri (difusi). Hal 20 - 29
ini sesuai dengan yang diungkapkan Krier, R, (2001). Komposisi Arsitektur,
oleh Loebis (2002) yang menyatakan Jakarta, Penerbit Erlangga
bahwa mekanisme perubahan budaya
terjadi akibat difusi dan evolusi. Kurniawan, Stefanus, (2010).
Perubahan budaya akibat proses difusi Pemaknaan Ruko Sebagai Hunian Bagi
pada kasus ini terjadi akibat Masyarakat Tionghoa di Indonesia.
perkembangan teknologi dan perubahan Depok, Departemen Arsitektur Fakultas
tren arsitektur. Perubahan budaya akibat Teknik Universitas Indonesia
proses evolusi terjadi akibat identitas
diri suatu kelompok masyarakat , Loebis, Nawawiy, (2002). Architecture
perubahan pola pikir dan preferensi in Transformation, The Case of Batak
masyarakat mengenai gaya tampilan Toba, Universiti Sains Malaysia
fasade serta gaya arsitektur pada ruko.
Perubahan akibat proses difusi dan Moleong, (2005). Metodologi Penelitian
evolusi ini nantinya akan berakibat pada Kualitatif, Penerbit Rosda
perubahan budaya suatu masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


Nas, P, (2009). Masa Lalu dalam Masa
Kini Arsitektur di Indonesia, Jakarta,
Penerbit Gramedia

Ong, Henry, (2004). Kajian Genius Loci


dengan Pendekatan Fenomenologi
Arsitektur Studi Kasus : Kawasan
Kesawan, Medan. Program Pasca
Sarjana Magister Teknik Arsitektur
Universitas Sumatera Utara.

Pradityo, R, (2013). Parijs Van


Soematra. Medan, Departemen
Arsitektur Fakultas Teknik USU.

Sinar, T, (1996). Sejarah Medan


Tempoe Doeloe, Medan Penerbit
Perwira

Singapore Urban Redevelopment


Authority, (2004) . Singapore
Architectural Heritage.Singapura,
Urban Redevelopment Authority

Sinulingga, S, (2011). Metode


Penelitian, Medan, Penerbit Usupress

Tambunan, M. (2013).
Pertanggungjawaban Penyewa Ruko
Apabila Terjadi Kerusakan Pada Saat
Perjanjian Sewa Menyewa Berakhir,
Medan, Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara

Teuling, M, (2009). Rebirth of the


Malacca Shophouse a Typological
Research. Faculty of Architecture, Delft
University of Technology.

Wahid, Alamsyah, (2013). Teori


Arsitektur Suatu Kajian Perbedaan
Pemahaman Teori Barat dan Timur,
Yogyakarta, Penerbit Graha Ilmu

Universitas Sumatera Utara

You might also like