Professional Documents
Culture Documents
Key Component (DR - Nico A Lumenta)
Key Component (DR - Nico A Lumenta)
MUTU
ETIK
SAFE- Safety is a fundamental
TY principle of patient care and a
critical component of quality
management.
(World Alliance for Patient Safety, Forward
Programme, WHO, 2004)
Safety hadir
sendiri/explisit,
tetap terkait EBM
dgn Mutu
Hospital Risk Management
; Enterprise Risk Management = kerangka kerja dgn daya
analitis yg kuat dan secara strategis berkonsentrasi pd
identifikasi, pengelolaan, pemanfaatan risiko utk mencapai
keunggulan kompetetif. (ERM : is an analitically robust and
strategically focused framework that concentrates on identifying,
managing, exploiting risiks to achieve competetive advantages).
Patient Risks
Clinical Risk Mgt
Patient Safety
Ri er
s
Me aff
h
sk
Ot
St s
dic
Hospital
Ri
al
sk
Risk
Mgt
Fin Risk
sk e
Ri oye
an s
s
pl
cia
Em
l
Property
Risks
Roberta Caroll, editor : Risk Management Handbook
for Health Care Organizations, 4th edition, Jossey
Bass, 2004
; Scope of Hospital Risk Management (revised) :
of
The
Patient of
of The
The Hospital Health Care
Business Safety Worker
of of
The The
Environment Facilities
Kerangka Kerja Komprehensif Keselamatan Pasien RS
Risiko KTD Risiko
KNC
Laporan Insiden
1. 3. 2.
Upaya Umum Upaya Khusus
(Klasik) Siklus Kegiatan KP (Baru)
Keselamatan Keselamatan
*Upaya Diagnostik
Pasien & Solusi
Pasien
*1. Stuart Emslie :International Perspectives on Patient Safety, National Audit Office, England, 2005
*2. Studdert DM, Mello MM, Gawande AA, Gandhi TK, Kachalia A, Yoon C, Puopolo AL, & Brennan TA. Claims. Errors,
and Compensation Payments in Medical Malpractice Litigation. N Engl J Med 354;19 www.nejm.org May 11, 2006
Table 1 Results of retrospective case record reviews
(Revised)
9 (<1%) Involved 1406 (97%) Involved injury 37 (3%) Did not involve injury
dignitary injury only (KTD) (KNC)
Studdert DM, Mello MM, Gawande AA, Gandhi TK, Kachalia A, Yoon C,
Puopolo AL, & Brennan TA. Claims. Errors, and Compensation Payments in Medical
Malpractice Litigation. N Engl J Med 354;19 www.nejm.org May 11, 2006
KejadianTidak Diharapkan (KTD) (Adverse event)
Suatu kejadian yg mengakibatkan cedera yg tdk diharapkan pada
pasien karena suatu tindakan (commission) atau krn tdk bertindak
(omission), ketimbang krn underlying disease atau kondisi pasien.
(KKP-RS)
HO Event modifiers
W 6 5 7
200
i
Ju
l
Contributing Influences Preventive
Factors factors
Patient Influences 8
Characteristics Recovery
1 Lead to factors
3
Have Event Type
9
Event Influences Mitigating
Characteristics Lead to factors
4
2 10
Patient Organization
Impact / Outcomes Outcomes
Action taken
6
TO ERR IS HUMAN
Building a Safer Health System
(Kohn LT, Corrigan JM, Donaldson MS, eds. To err is human: building
a safer health system. Washington, D.C.: National Academy Press, 2000.)
Mut
2 u u
Mut Litig
a si R
Bobot P-RS S Bobot
K Berat
Meningkat
Patient Safety di berbagai negara
7. Safety in action
will spread best practices for implementation of changes in
organizational, team and clinical practices to improve patient safety
Treatment
Kesalahan pada Operasi, Prosedur atau Tes
Kesalahan pada pelaksanaan Terapi
Kesalahan metode pengunaan suatu obat
Keterlambatan dlm pengobatan / merespon thd hasil tes yg abnormal
Asuhan yg tidak layak / diindikasi
Preventive
Tidak memberikan terapi profilaktik
Monitoring atau follow up yg tidak adekuat pd suatu pengobatan
Other
Gagal melakukan komunikasi
Kegagalan Alat (Leape, Lucian; Lawthers, Ann G.; Brennan, Troyen A., et al.
Preventing Medical Injury. Qual Rev Bull. 19(5):144149,
Kegagalan sistem lain 1993.)
Most Common Root Causes of Medical Errors
1. Communication problems
2. Inadequate information flow
3. Human problems
4. Patient-related issues
5. Organizational transfer of knowledge
6. Staffing patterns/work flow
7. Technical failures
8. Inadequate policies and procedures
(AHRQ Publication No. 04-RG005, December 2003. )
1. Masalah komunikasi
Penyebab yang paling umum terjadinya medical errors.
a. Kegagalan komunikasi: verbal / tertulis, miskomuni
kasi antar staf, antar shift
b. Informasi tidak didokumentasikan dgn baik / hilang
c. Masalah2 komunikasi : tim layanan kesehatan di 1
lokasi, antar berbagai lokasi, antar tim layanan dgn
pekerja non klinis, & antar staf dengan pasien
(AHRQ Publication No. 04-RG005, December 2003.)-Agency for Healthcare Research and Quality-
5. Transfer pengetahuan di rumah sakit
a. Kekurangan pada orientasi atau training
b. Tingkat pengetahuan staf utk jalankan tugasnya
c. Transfer pengetahuan di RS pendidikan dimana
para Dr dlm pendidikan terlalu sering dirotasi ke
banyak bagian
(AHRQ Publication No. 04-RG005, December 2003. )-Agency for Healthcare Research and Quality-
7. Kegagalan2 teknis
a. Kegagalan alat / perlengkapan : pompa infus, monitor
b. Komplikasi / kegagalan implants atau grafts
c. Instruksi tdk adekuat, peralatan dirancang secara
buruk bisa sebabkan pasien cedera
d. Kegagalan alat tdk teridentifikasi secara tepat sbg
dasar cederanya pasien, & diasumsikan staf yg buat
salah
e. RCA yg lengkap, sering tampilkan kegagalan teknis,
yg mula2 tdk tampak, tapi terjadi pd suatu KTD
Thomas R. Russel, MD
Executive Director of the American
College of Surgeons
Kepercayaan meningkat
Kecurigaan meningkat
WHO : Reporting and learning
Empat Prinsip Penting Pelaporan Insiden
1. Fungsi utama Pelaporan Insiden adalah untuk meningkatkan
Keselamatan Pasien melalui pembelajaran dari kegagalan /
kesalahan.
2. Pelaporan Insiden harus aman. Staf tidak boleh dihukum
karena melapor.
3. Pelaporan Insiden hanya akan bermanfaat kalau menhasilkan
respons yang konstruktif. Minimal memberi umpan balik ttg
data KTD & analisisnya. Idealnya, juga menghasilkan
rekomendasi utk perubahan proses/SOP dan sistem.
4. Analisis yang baik & proses pembelajaran yang berharga
memerlukan keahlian/ketrampilan. Tim KPRS perlu
menyebarkan informasi, rekomendasi perubahan,
pengembangan solusi.
WORLD ALLIANCE FOR PATIENT SAFETY, WHO Draft Guidelines for adverse event
reporting and learning systems. From information to action. WHO, 2005
Table 1 Characteristics of Successful Reporting Systems (7)
1. Bersifat tdk menghukum : Reporters are free from fear of retaliation against
themselves or punishment of others as a result of reporting.
2. Rahasia : The identities of the patient, reporter, and institution are never
revealed
3. Independen : The reporting system is independent of any authority
with power to punish the reporter or the organization.
4. Expert analysis : Reports are evaluated by experts who understand the
clinical circumstances and are trained to recognize underlying systems
causes
5. Tepat waktu : Reports are analysed promptly and recommendations are
rapidly disseminated to those who need to know, especially when serious
hazards are identified.
6. Orientasi sistem : Recommendations focus on changes in systems,
processes, or products, rather than being targeted at individual performance
7. Responsif : The agency that receives reports is capable of disseminating
recommendations. Participating organizations commit to implementing
recommendations whenever possible
WORLD ALLIANCE FOR PATIENT SAFETY, WHO Draft Guidelines for adverse event
reporting and learning systems. From information to action. WHO, 2005
Pengalaman dunia penerbangan - British Airways :
bila laporan meningkat proses belajar insiden
risiko tinggi & medium menurun !!!.
Insiden
Risk tinggi
&medium
Laporan
(Seven steps to patient safety, An overview guide for NHS staff. Second print April 2004)
University of Michigan Health System:
Menerapkan konsep PS : Medical Error Disclosure
Program pd th 2002
Perbandingan 3 data sebelum program (2001) dan
sesudah pelaksanaan program (2005)
Hillary Rodham Clinton and Barack Obama : Making Patient Safety the Centerpiece
of Medical Liability Reform. (New Engl J Med 354;21 www.nejm.org may 25, 2006)
Kerangka Kerja Komprehensif Keselamatan Pasien RS
Risiko KTD Risiko
KNC
Laporan Insiden
1. 3. 2.
Upaya Umum Upaya Khusus
(Klasik) Siklus Kegiatan KP (Baru)
Keselamatan Keselamatan
*Upaya Diagnostik
Pasien & Solusi
Pasien
*Pelayanan
1. Pengendalian Infeksi Nosokomial
2. Safe blood transfusion
3. Yan Peristi
4. Hospital Pharmacy, Penggunaan obat rasional
5. Yan Laboratorium, Radiologi (D/, Th/), Penunjang Medis
lain
6. .dsb.
Upaya Khusus (Baru) Keselamatan Pasien
*Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit 2.
1. Bangun kesadaran akan nilai KP
2. Pimpin dan dukung staf anda
3. Integrasikan aktivitas risiko
4. Kembangkan sistem pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dabn berbagi pengalaman tentang KP
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem KP
Patient 1.
3. Risk Grading Matrix
Risk Analysis : RCA,
Involvement/ Pelaporan FMEA
Communication Insiden
6.
Implementasi & 2.
Measurement Analisis/Belajar
KTD Riset
Yan RS
5. yang lebih
Pelatihan aman 3.
Seminar
Pengembangan
4. Solusi
Panduan
Pedoman
Standar
Tujuan Sistem Keselamatan Pasien RS
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
2. Meningkatnya akuntabilitas RS terhadap
pasien dan masyarakat
3. Menurunnya KTD di RS.
4. Terlaksananya program2 pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan KTD
Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
DepKes RI, 2006
7 Kesimpulan
1. RS merupakan institusi dgn kerumitan / kompleksitas
yang padat. KTD dapat/mudah terjadi.
2. Data WHO menyimpulkan KTD di RS adalah masalah yang
serius. Keselamatan pasien sudah merupakan gerakan
global.
3. Sistem KP-RS merupakan integrasi dari semua
komponen asuhan pasien, & adalah bgn dari penerapan
Mnjmn Mutu Pelayanan serta Mnjmn Risiko
4. Paradigma baru : utk menekan / mencegah KTD perlu :
Keterbukaan, Pelaporan Insiden, Analisis & Belajar,
Kembangkan Solusi, Kembangkan Komunikasi dgn
pasien.
5. Dokter adalah ujung tombak Patient Safety.
6. Sedikitnya 10 pasal KODERSI menuntun RS untuk
First, do no harm menerapkan Sistem KP RS, 7
Langkah Menuju KP RS dan Standar KP RS.
Manfaat Penerapan
Sistem Keselamatan Pasien
TUJUH LANGKAH
MENUJU KESELAMATAN
PASIEN RUMAH SAKIT
PANDUAN BAGI STAF RUMAH SAKIT
(KKP-RS)
Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
hal 15 18, DepKes RI, 2006
BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KP
1.
Ciptakan kepemimpinan & budaya yg terbuka & adil.
RS:
Kebijakan : tindakan staf segera setetelah insiden, langkah kumpul
fakta, dukungan kepada staf, pasien - keluarga
Kebijakan : peran & akuntabilitas individual pada insiden
Tumbuhkan budaya pelaporan & belajar dari insiden
Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian KP.
Tim:
Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden
Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan
tindakan / solusi yg tepat.
PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA
2. Bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang
KP di RS Anda.
RS:
Ada anggota Direksi yg bertanggung jawab atas KP
Di bagian2 ada orang yg dapat menjadi penggerak (champion) KP
Prioritaskan KP dalam agenda rapat Direksi / Manajemen
Masukkan KP dalam semua program latihan staf
Tim:
Ada penggerak dalam tim untuk memimpin Gerakan KP
Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP
Tumbuhkan sikap kesatria yg menghargai pelaporan insiden.
1. Prinsip penting :
Budaya Safety berarti Staf selalu sadar
terhadap hal2 KTD potensial, dan Staf
beserta RS selalu mampu mengakui
kesalahan, belajar daripadanya, & bertindak
untuk memperbaiki
2. Prinsip penting :
Pelaksanaan KP-RS butuh motivasi &
komitmen Direksi, Pimpinan Klinis &
Manajerial dari seluruh jajaran pelayanan,
dan tampak nyata di lapangan
INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN
3. RISIKO
Kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta
lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial
bermasalah.
RS:
Struktur & proses mjmn risiko klinis & non klinis, mencakup KP
Kembangkan indikator kinerja bagi sistem pengelolaan risiko
Gunakan informasi dari sistem pelaporan insiden & asesmen risiko &
tingkatkan kepedulian terhadap pasien.
Tim:
Diskusi isu KP dalam forum2, untuk umpan balik kepada mjmn terkait
Penilaian risiko pada individu pasien
Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap risiko, &
langkah memperkecil risiko tsb
KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN
4. Pastikan staf Anda agar dgn mudah dapat melaporkan
kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kpd
KKP-RS.
RS:
Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden, ke
dalam maupun ke luar - yg harus dilaporkan ke KPPRS - PERSI.
Tim:
Dorong anggota untuk melapor setiap insiden & insiden yg telah
dicegah tetapi tetap terjadi juga, sebagai bahan pelajaran yg
penting.
3. Prinsip penting :
Manajemen Risiko terintegrasi berarti
pelajaran dari suatu area risiko dapat
segera disebarkan ke area risiko yang lain
4. Prinsip penting :
Staf penting memahami APA insiden KP yg
harus dilaporkan (semua insiden yg
menyebabkan / dapat menyebabkan cedera,
tidak hanya yg sentinel), dan BAGAIMANA cara
melaporkannya
RS selektif melaporkan insiden penting ke
KKPRS
LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN
5.
PASIEN
Kembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka dgn
pasien.
RS:
Kebijakan : komunikasi terbuka ttg insiden dgn pasien & keluarga
Pasien & kel. mendapat informasi bila terjadi insiden
Dukungan, pelatihan & dorongan semangat kepada staf agar selalu
terbuka kepada pasien & kel. (dlm seluruh proses asuhan pasien)
Tim:
Hargai & dukung keterlibatan pasien & kel. bila telah terjadi insiden
Prioritaskan pemberitahuan kpd pasien & kel. bila terjadi insiden
Segera setelah kejadian, tunjukkan empati kpd pasien & kel.
BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KP
6.
Dorong staf anda utk melakukan analisis akar masalah
untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul.
RS:
Staf terlatih mengkaji insiden secara tepat, mengidentifikasi sebab
Kebijakan : kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause
Analysis/RCA) atau Failure Modes & Effects Analysis (FMEA) atau
metoda analisis lain, mencakup semua insiden & minimum 1 X per
tahun utk proses risiko tinggi.
Tim:
Diskusikan dalam tim pengalaman dari hasil analisis insiden
Identifikasi bagian lain yg mungkin terkena dampak & bagi
pengalaman tsb.
5. Prinsip penting :
Banyak pasien sdh ahli tentang kondisinya, shg dpt
membantu identifikasi risiko & merencanakan solusi
terhadap masalah KP, & pasien ingin terlibat sbg mitra
dlm proses asuhan.
Staf perlu melibatkan pasien dlm proses D/, Th/,
diskusi risiko, monitoring, segera diskusikan KTD dgn
empati.
Hal2 ini membantu pasien akan lebih baik dlm
menerima KTD
6. Prinsip penting :
Bila Insiden terjadi, isu penting bukanlah SIAPA
yang salah tetapi MENGAPA hal itu terjadi.
Belajar secara sistematik : tipe insiden yg perlu
dilapor, informasi apa & kapan diperlukan,
bagaimana menganalisis dsb
CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI
7. SISTEM KP
Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah
untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.
RS
Tentukan solusi dengan informasi dari sistem pelaporan, asesmen
risiko, kajian insiden, audit serta analisis
Solusi mencakup penjabaran ulang sistem, penyesuaian pelatihan staf
& kegiatan klinis, penggunaan instrumen yg menjamin KP.
Asesmen risiko untuk setiap perubahan
Sosialisasikan solusi yg dikembangkan oleh KKPRS - PERSI
Umpan balik kepada staf ttg setiap tindakan yg diambil atas insiden
Tim
Kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman.
Telaah perubahan yg dibuat tim & pastikan pelaksanaannya.
Umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yg dilaporkan.
7. Prinsip penting :
Dari solusi, buat sistem baru sehingga staf mudah
melaksanakan asuhan yang lebih baik & lebih
aman
Pastikan sistem baru termasuk asesmen risiko,
dievaluasi terus menerus dlm jangka panjang,
termasuk belajar terus menerus (sustained
learning)
Catatan :
7 langkah KP RS merupakan panduan yg
komprehensif utk menuju KP, shg 7 langkah tsb secara
menyeluruh harus dilaksanakan oleh setiap RS.
Dlm pelaksanaan, 7 langkah tsb tidak harus berurutan
& tidak harus serentak. Mula-mula pilih langkah2 yg
paling strategis & paling mudah dilaksanakan di RS. Bila
langkah2 ini berhasil, kemudian kembangkan langkah2
lainnya yg belum dilaksanakan.
Bila 7 langkah ini tlh dilaksanakan dgn baik RS dapat
menambah penggunaan metoda-metoda lainnya.
Gunakan informasi yg benar & jelas yg diperoleh dari
sistem pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, & audit
serta analisis, utk menentukan solusi setempat
The world is a dangerous
place to live; not because of
the people who are evil, but
because of the people who
don't do anything about it."
(Albert Einstein)
Rumah Sakit
Penerapan
KKP RS Akreditasi RS
Peta Insiden KP 5
Analisis KP 12 + 1
Solusi KP 16 + 1
Terimakasih
Atas perhatiannya