Professional Documents
Culture Documents
Esai EM
Esai EM
1. Differential diagnosis:
- Menigitis
Brain Neoplasms
Encephalitis
-
2. Examination findings in meningitis:
CASE 2
a. Diagnosis dan ddx:
- Diagnosis: EDH + fraktur os frontalis + herniasi otak + obs TTT
- Ddx: SDH, edema cerebri, contusio cerebri,
b. GCS : 324= 9
c. Penatalaksanaan:
- Resusitasi ABC
- Head up 30o , airway paten pada pasien ini. Breathing berikan O2, hiperventilasi,
menjaga PCO2 35-45mmHg, pasang monitor, saturasi, cek BGA, circulation
pasang double iv line, pasien hemodinamik tidak stabil resusitasi cairan
kristaloid 20cc/kgBB dalam 1-2 jam pertama, evaluasi tiap 15 menit, ambil darah
untuk cek darah, cek GDS, pasang kateter
- Disability : GCS 324,refleks pupil, kornea, cari lateralisasi, defisit neurologis,
masukkan obat-obatan misal citicholin, piracetam, manitol 200cc(bila sudah mau
naik OK), CT scan, konsul bedah untuk tindakan operatif
- Exposure : cari jejas mengancam jiwa, cek TTT pada pasien, periksa adanya
penumothorax atau hematothorax, order CXR
d. Setuju ada herniasi, karena ada penurunan kesadaran dan pupil anisokor 3mm/5mm
CASE 3
Pendekatan tatalaksana pra rumah sakit pada pasien ini:
CASE 6
BP= CO X SVR
SV HR
ED ES
Pada edema paru terjadi ektravasasi cairan pada interstitiel antara capilary bed dengan
alveoli, akibat adanya perbedaan tekanan hidrostatik. Penumpukan cairan ini disebabkan
preload yang besar. Menurut hukum frank-starling, kontraktilitas jantung dipengaruhi/
menyesuakian dengan preload. Preload yang besar akan meningkatkan kontraktilitas
jantung untuk memompa volume yang lebih besar juga. Pada kasus gagal jantung,
kontraktilitas jantung mengalami disfungsi. Karena mengalami disfungsi, preload terkesan
meningkat karena tidak dapat dipompa ke seluruh tubuh (pada gagal jantung kiri) sehingga
terakumulasi di atrium kiri dan paru. Preload yang meningkat ini juga meningkatkan EDV,
sehingga stroke volume juga meningkat, stroke volume yang meningkat akan meninkgatkan
cardiac output. Cardiac output yang meningkat memicu sistem simpatis untuk melakukan
kompensasi, yaitu dengan memproduksi katekolamin, katekolamin berfungsi sebagai
inotropik dan kronotropik, yaitu dengan meningkatkan kontraktilitas dan Hearrt rate. Karena
kontraktilitas jantung sudah mengalami disfungsi, maka HR meningkat untuk memperbaiki
perfusi jaringan. Simpatik overdrive akan meningkatkan HR dan SVR sehingga terjadi
peningkatan tekanan darah (hipertensi) sebagai proses kompensasi tubuh, namun karena
disfungsi jantung maka simpatis yang terus bekerja menjadi simpatic overdrive activity yang
nantinya akan memperburuk keadaan karena meningkatkan Cardiac output, cardiac output
yang makin banyak akan menambah beban jantung, padahal jantung tidak dapat memompa
dengan baik sehingga menambah akumulasi cairan pada atrium kiri, dan paru, sehigga trjadi
perbedaan tekanan hidrostatik pada paru yang memperburuk edema paru tersebut.