Dokumen - Tips Contoh Kuisioner Survey Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 10

KUISIONER SURVEY KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT HARAPAN

JAYAKARTA
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama KK :
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Alamat :

B. PERSEPSI MASYARAKAT
1. Bagaimana pendapat saudara mengenai kebersihan lingkungan di Rumah Sakit
Harapan Jayakarta?
a. sangat bersih
b. bersih
c. tidak bersih
2. Bagaimana pendapat saudara dengan adanya Rumah Sakit Harapan Jayakarta?
a. sangat setuju
b. setuju
c. tidak setuju
3.

C. PERNYATAAN SIKAP
Berilah tanda check list () pada kolom di bawah ini yang sesuai menurut pilihan
saudara.
Sangat Setuju : SS
Setuju :S
Tidak Setuju : TS
Sangat Tidak Setuju : STS

No Pernyataan SS S TS STS

1 Lingkungan di Rumah Sakit harapan Jayakarta


tergolong bersih.
2 Kegiatan di Rumah Sakit Harapan Jayakarta
sangat mengganggu bagi kami.
3 Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan RS
Harapan Jayakarta sangat mengganggu bagi
kami.
4 Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan RS
Harapan Jayakarta sangat mengganggu bagi
kami.

5 Asap yang dihasilkan dari kegiatan RS


Harapan Jayakarta sangat mengganggu bagi
kami.

6 Dengan adanya kegiatan di RS Harapan


Jayakarta yang bising sangat mengganggu
kami.
7 Adanya RS Harapan Jayakarta sangat
membantu kami.
8 Vektor dan binatang pengganggu (nyamuk,
kucing, serangga, tikus) di lingkungan sekitar
RS Harapan Jayakarta sangat mengganggu bagi
kami.
PENGOLAHAN DATA
Dr. Suparyanto, M.Kes

PENGOLAHAN DATA
Menurut Nazir (2005) Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data melalui tahapan
Editing, Coding, Scoring, dan Tabulating.
1. Editing
Adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meneliti kembali apakah isian pada lembar
pada pengumpulan data (kuesioner) sudah cukup baik sebagai upaya menjaga kualitas data agar
dapat diproses lebih lanjut. Pada saat melakukan penelitian, apabila ada soal yang belum oleh
responden maka responden diminta untuk mengisi kembali dan apabila ada jawaban ganda pada
kuesioner maka dianggap salah.
2. Coding
Adalah Mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut kriteria tertentu. Yaitu untuk
kriteria berperan diberi kode 2 dan kriteria tidak berperan diberi kode 1.
3. Scoring
Adalah penentuan jumlah skor, dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal. Oleh
karena itu hasil kuesioner yang telah di isi bila benar diberi skor 1 dan bila salah diberi skor 0.
Kemudian di prosentasikan dengan cara jumlah jawaban benar dibagi jumlah soal dan dikalikan
100%
4. Tabulating
Tabulasi adalah penyusunan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

ANALISA DATA
Untuk variabel yang diteliti dianalisis dengan menggunakan rumus :
Pertanyaan positif diberi skor :
1. Sangat setuju : 4
2. Setuju : 3
3. Tidak setuju : 2
4. Sangat tidak setuju : 1

Pertanyaan negatif diberi skor :


1. Sangat setuju : 1
2. Setuju : 2
3. Tidak setuju : 3
4. Sangat tidak setuju : 4
Setelah semua data terkumpul dari hasil kuesioner responden dikelompokkan sesuai
dengan sub variebel yang diteliti. Jumlah jawaban responden dari masing-masing pertanyaan
dijumlahkan dan dihitung menggunakan skala likert:

T = 50 + 10
Keterangan :
x = Skor Responden
x = Nilai rata-rata kelompok
SD = Standart deviasi
SD =
T mean data =
Kriteria berperan bila skor :Tresponden > Mean T
Kriteria tidak berperan bila skor : Tresponden Mean T
(Azwar, 2005)

Coding (Pengkodean)
Wednesday, 18 March 2009 15:04 Administrator

Oleh : Asman Iskandar

Penanda (Coding) merupakan unsur yang penting dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Coding yang akan dikupas dalam sajian artikel saat yang menyangkut tentang penelitian
kuantiataif. Dalam penelitian kuantitatif lebih mengarah untuk menetukan rasio data maka perlu
adanya coding untuk memudahkan dalam membedakan antara data yang satu dengan lainnya.

Cara mengcoding dari data yang dikumpulkan dapat berupa angka, kalimat pendek atau panjang
atau hanya ya atau tidak. Untuk memudahkan analisis tersebut maka diperlukan jawaban-
jawaban yang memerlukan kode. Pemberian kode kepada jawaban sangat penting artinya, jika
pengolahan data dilakukan dengan komputer, mengodekan data artinya menaruh angka dalam
setiap jawaban.

Adapun cara-cara mengodekan data, yaitu:


Pemberian kode dapat dilakukan dengan jenis pertanyaan, jawaban atau pertanyaan. Dalam hal
ini dapat dibedakan:
1.1. Jawaban Berupa Angka
Jawaban responden dapat dalam bentuk angka. Pertanyaan tentang pendapatan perbulan,
jawabannya sudah jelas dalam bentuk angka. Misalnya, Rp. 149.500,00. Begitu dalam mengukur
berat tongkol jagung, maka jawaban sudah jelas dalam bentuk angka. Untuk jawaban dalam
bentuk angka ini, maka untuk kode adalah angka jawaban itu sendiri

Misalnya:

Jawaban Kode
Luas: 4,5 hektar 45

Jika jawaban dalam bentuk interval angka, maka angka-angka tersebut perlu doberi kode
tersendiri, misalnya:

Jawaban Kode
Luas antara 0,5 ha-1,0 ha 15
Luas antara 1,1 ha-3,0 ha 16
Luas diatas 3,0 ha 17

1.2. Jawaban Pertanyaan Tertutup


Jawaban pertanyaan tertutup adanya jawaban yang sudah disediakan lebih dahulu, dan responden
hanya tinggal mengecek saja jawaban-jawaban tersebut sesuai dengan intruksi. Responden tidak
mempunyai kebebasan untuk memilih jawaban diluar yang telah diberikan.
Misalnya:
Apakah bapak seorang petani?
- Ya
- Tidak

Jawaban Kode
Ya 0
Tidak 1

Dapat dilihat diatas tidak ada pilihan bagi responden dalam memilih apakah jawaban sesukanya
tetapi hanya ada dua pilihan apakah ya atau tidak dengan menggunakan kode 0 atau 1

1.3. Jawaban Pertanyaan Semi Terbuka


Pada jawaban semi terbuka, selain dari jawaban yang ditentukan, masih diperkenankan lagi
jawaban lain yang dianggap cocok oleh responden. Jawaban yang berada diluar dari yang telah
disediakan, perlu diberi angka tersendiri untuk kode. Misalnya:
Jenis pupuk yang anda gunakan?
a. Urea
b. ZA
c. TSP
d. Lain-lain

Jawaban Kode
Urea 1
ZA 2
TSP 3
Pupuk kandang 4
KCL 5
Lain-lain 6

1.4. Jawaban Pertanyaan Terbuka


Pada pertanyaan terbuka, jawaban yang diberikan sifatnya, sesuai dengan apa yang dipikirkan
oleh penjawab, tanpa ada suatu batasan tertentu. Untuk membuat kode terhadap jawaban
pertanyaan terbuka, jawaban-jawaban tersebut harus dikategorikan atau dikelompokkan lebih
dahulu, sehingga tiap kelompok-kelompok berisi jawaban yang telah dibuat, tetapi apabila ada
jawaban yang tidak termasuk dalam kelompok-kelompok tersebut maka dapat dimasukkan dalam
kelompok lain-lain. Hanya perlu diingat bahwa jawaban yang dimasukkan dalam kelompok
lain-lain janganlah terlalu banyak. Juga perlu diingat bahwa jawaban pertanyaan dalam tiap
kategori tidak boleh tumpang tindih.
Misalnya:
Apakah alasan Bapak untuk mengikuti program bimas?
1.5. Jawaban Kombinasi
Jawaban pertanyaan kombinasi hampir serupa dengan jawaban pertanyaan tertutup. Selain dari
jawaban terpisah secara jelas, responden masih dapat dijawab kombinasi dari beberapa jwaban,
misalnya:
Apakah bapak menggunakan pupuk
Menggunakan insektisida
Menanam dengan jarak tanah
Jawaban pertanyaan ini dapat terdiri dari beberapa kombinasi. Kombinasi tersebut dapat diberi
kode tersendiri. Misalnya:

Jawaban Kode
Menggunakn pupuk 1
Menggunkan Insektisida 2
Menanam dengan jarak tanah 3
Dan seterusnya 4

Artikel diatas mengacu pada buku rujukan Metode Penelitian karangan Moh. Nazir, Ph.D
dengan penerbit Ghalia Indonesia.
Probing
Survey adalah suatu teknik mengunpulkan informasi dari masyarakat dengan cara menanyakan
sejumlah pertanyaan terstruktur kepada responden. Kunci sukses pengumpulan informasi adalah
dilihat dari proses wawancara dan kecakapan dari pewawancara dalam berintraksi dengan
responden untuk mendapatkan informasi yang berkualitas.

Kunci sukses wawancara adalah pewawancara mampu mengajak berpartisipasi responden untuk
diwawancarai, menjamin kerasiaaan serta berhasil untuk menerangkan secara baik tujuan dari
survey.

Hal-hal yang harus diperhatikan pewawancara


1.Responden mempunyai hak untuk mengetahui prihal survey dan wawancara sebelum mereka
sujutu diwawancara. Pewawancara harus siap untuk mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan yang
akan diajukan oleh responden seperti
a.Maksud dan tujuan kedatangan pewawancara
b.Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan
c.Bagaimana responden bisa terpilih untuk diwawancara
d.Bagaimana data itu nantinya dipergunanakan
e.Berapa lama waktu wawancara
f.Manfaat survey bagi masyarakat
g.Apakah identitas responden dirahasiakan.

2.Menjaga kerahasiaan semua informasi dari responden karena responden membutuhkan


kepastian bahwa pewawancara dapat menjaga privasi mereka. Jangan mendiskusikan tentang
apapun yang dikatakan responden kepada orang yang tidak berkepentingan kecuali kepada tim
survey. Pewawancara tidak terlibat lansung dalam permasalahan atau peristiwa yang sedang atau
akan terjadi terjadi di lokasi survey. Jika mendengar permasalahan atau peristiwa yang terjadi di
suatu wilayah, hal tersebut dapat dijadikan bahan informasi untuk memperkaya data isian
kusioner tanpa harus terlibat jauh.
3.Teknis penyampaian persetujuan informasi . beberapa wawancara dapat dilakukan mudah, dan
yang lainnya tidak mudah bahkan sangat sulit untuk menyakinkan responden agar berperan serta.
Menghadapi situasi yang demikian pewawancara harus sanggup menjelaskan pada responden
akan arti pentinya keterlibatan responden dalam survey ini.

Teknik Wawancara Umum


Suksesnya wawancara tergantung dari banyak hal diantaranya adalah tingkat sensitivitas
pewawancara, taktik, kiat, dan kemampuan hubungan personal dan kepribadian. Teknik
wawancara yang akan digariskan berikut guna menyertai prosedur yang akan ditetapkan
sebelumnya.
1.Memperkenlkan diri dan menjelaskan tujuan survey
Pewawancara harus menciptakan kesan pertama yang dapat membuat responden bisa menerima
kehadiran anda dan dapat melakukan proses wawancara. Sebelum memulai wawancara
perkenalkan diri dan jelaskan maksud kedatangan anda.
Hal yang perlu diperhatikan:
a.Cara anda memperkenalkan diri secara ramah dan sopan merupakan kunci pembuka hubungan
dengan calon responden. Menjaga sikap rendah hati sebagai seseorang yang membutuhkan
bantuan dari responden dengan selalu bermuka manis (senyum), sekalipun sikap responden
kurang berkenan.
b.Sampaikan tujuan dulu kesediaan responden untuk diwawancara. Jika saat itu responden belum
bersedia diwawancara karena kesibukan tertentu buatlah janji untuk datang diwaktu lain. Jangan
memaksa responden untuk diwawancarai saat ia sedang punya kesibukan lain.
c.Bila responden tidak bersedia diwawancarai, anda boleh mencoba menyakinkan sekali lagi
bahwa tidak ada jawaban yang salah atau benar dan semua jawaban akan dirahasiakan.

2.Membangun hubungan baik dengan responden


Tugas utama seorang pewawancara adalah membangun rapport atau suatu perasaan saling
memahami antara pewawancara dan responden yang akan berdampak baik sehingga akan timbul
rasa saling percaya. Usahakan menggunakan pendekatan empati kepada responden dengan cara
memahami situasi lingkungan social, budaya, ekonomi responden. Pewawancara menerangkan
pertanyaan yang dilontarkan. Aspek lain yang dapat membangun hubungan baik dengan maksud
pertanyaan yang dilontarkan. Aspek lain yang dapat membangun hubungan baik dengan
responden adalah:
a.Memotivasi responden agar menjadi sumber informasi yang baik
b.Mempertahankan sikap netral tepat seperti yang tertulis
c.Melakukan probing untuk menambah kejelasan informasi yang dibutuhkan

3.Mempertahankan kenetralan
Survey menginginkan pewawancara tetap bersikap objektif dan professional. Sikap pewawancara
akan sangat mempengaruhi persepsi responden mengenai sebuah pertanyaan. Menjaga sikap
pewawancara selama melakukan wawancara:
a.Jangan menyarankan sebuah jawaban
b.Jangan mengintepretasikan Jawaban responden
c.Jangan Menduga jawaban sebelum responden menjawab.
d.Jangan memberikan pendapat meskipun responden meminta bantuan anda.
e.Jangan menyarankan bahwa satu jawaban lebih disukai oleh responden lain.
f.Jangan berikan setuju atau tidak setuju dengan komentar atau pendapat anda
g.Jangan menghakimi jawaban responden.

4.Probing
Kualitas dari wawancara ditentukan oleh kemampuan pewawancara berkomunikasi dan kritis.
Salah satu aspek yang menarik dan penting dari tugas wawancara adalah probing. Probing adalah
seni dalam mencari informasi tambahan dengan cara menggali informasi lebih mendalam. Hal-
hal yang harus dihindari saat probing adalah kesan yang memojokkan responden, jangan bernada
interrograsi seperti polisi menginterrograsi pencuri.
Usahakan situasi probing berlangsung secara rileks, interaktif, komunikatif dan akrab sehingga
responden tidak merasa dicerca pertanyaan yang bertubi-tubi.
5.Probing mempunyai dua fungsi utama:
Jenis-jenis Probing
a.Mengulangi pertanyaan
Pewawancara mengulangi pertanyaan sekali lagi karena bisa jadi responden tidak mendengar
pertanyaan secara utuh atau kehilangan titik dari pertanyaan. Mungkin pewawanca terlalu cepat
saat membacakan pertanyaan. Ulangi sekali lagi pertanyaan agak pelan dengan intonasi tepat
sampai responden mengerti apa yang dimaksud dari pertanyaan yang dibacakan pewawancara.
b.Mengulangi jawaban responden
Terkadang dengan mengulangi jawaban dari responden dapat merangsang pemikiran lebih jauh
dari responden sehingga mendapat jawaban yang sesuai dengan tujuan pertanyaan.
c.Menggunakan pertanyaan pancingan yang netral
Seperti bagaimana, Apa yang anda maksud, mengapa memilikim pikiran seperti itu atau
pertanyaan lainnya.
d.Mohon penjelasan
Pewawancara boleh menyatakan belum memahami jawaban dari responden, maka meminta
responden menjelaskan kembali.
e.Jangan tergesa-gesa pindah ke pertanyaan lain.
Sebelum mendapatkan jawaban yang selengkap mungkin dan mendekati kebenaran/ kenyataan
jangan tergesa-gesa pindah ke pertanyaan berikutnya. Sikap tergesa-gesa dapat menyebabkan
responden bingung dan sukar mengungat kembali informasi yang yang akan diberikan.
f.Menghadapi jawaban saya tidak tahu
Salah satu jawaban yang menggambarkan tanggapan responden yang meragukan adalah jawaban
tidak tahu. Jawaban tersebut dapat berarti salah satu dari berikut:
Responden tidak mengerti apa yang ditanyakan
Responden sedang memikirkan pertanyaan itu dan mengatakan saya tidak tahu untuk mengisi
kesunyian dan guna memperoleh waktu untuk berpikir. Pewawancara harus sensitive terhadap
kemampuan responden dan mengubah teknik bertanya sesuai dengan kemampuannya, harus
sabar dan memberi waktu yang cukup untuk responden berpikir.
Responden berusaha menghindari pertanyaan karena ia takut salah menjawab atau ragu atau
karena pertanyaan itu menyinggung perasaan. Dalam kedaan seperti ini pewawancara harus
menjelaskan bahwa keseluruhan jawaban akan dijaga kerahariaannya, pewawancara yang bijak
selalu menyakinkan responden akan kerahasiaan setiap jawaban terhadap pertanyaan yang
diragukan.
Responden bisa jadi tidak tahu atau ia tidak memiliki pendapat. Penggunaan beberapa teknik
mungkin membantu pewawancara untuk menentukan kenyataan dan kesungguhan bahwa
responden tidak tahu.

You might also like