Professional Documents
Culture Documents
Dokumen - Tips Contoh Kuisioner Survey Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi
Dokumen - Tips Contoh Kuisioner Survey Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi
Dokumen - Tips Contoh Kuisioner Survey Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi
JAYAKARTA
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama KK :
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Alamat :
B. PERSEPSI MASYARAKAT
1. Bagaimana pendapat saudara mengenai kebersihan lingkungan di Rumah Sakit
Harapan Jayakarta?
a. sangat bersih
b. bersih
c. tidak bersih
2. Bagaimana pendapat saudara dengan adanya Rumah Sakit Harapan Jayakarta?
a. sangat setuju
b. setuju
c. tidak setuju
3.
C. PERNYATAAN SIKAP
Berilah tanda check list () pada kolom di bawah ini yang sesuai menurut pilihan
saudara.
Sangat Setuju : SS
Setuju :S
Tidak Setuju : TS
Sangat Tidak Setuju : STS
No Pernyataan SS S TS STS
PENGOLAHAN DATA
Menurut Nazir (2005) Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data melalui tahapan
Editing, Coding, Scoring, dan Tabulating.
1. Editing
Adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk meneliti kembali apakah isian pada lembar
pada pengumpulan data (kuesioner) sudah cukup baik sebagai upaya menjaga kualitas data agar
dapat diproses lebih lanjut. Pada saat melakukan penelitian, apabila ada soal yang belum oleh
responden maka responden diminta untuk mengisi kembali dan apabila ada jawaban ganda pada
kuesioner maka dianggap salah.
2. Coding
Adalah Mengklasifikasikan jawaban dari responden menurut kriteria tertentu. Yaitu untuk
kriteria berperan diberi kode 2 dan kriteria tidak berperan diberi kode 1.
3. Scoring
Adalah penentuan jumlah skor, dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal. Oleh
karena itu hasil kuesioner yang telah di isi bila benar diberi skor 1 dan bila salah diberi skor 0.
Kemudian di prosentasikan dengan cara jumlah jawaban benar dibagi jumlah soal dan dikalikan
100%
4. Tabulating
Tabulasi adalah penyusunan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
ANALISA DATA
Untuk variabel yang diteliti dianalisis dengan menggunakan rumus :
Pertanyaan positif diberi skor :
1. Sangat setuju : 4
2. Setuju : 3
3. Tidak setuju : 2
4. Sangat tidak setuju : 1
T = 50 + 10
Keterangan :
x = Skor Responden
x = Nilai rata-rata kelompok
SD = Standart deviasi
SD =
T mean data =
Kriteria berperan bila skor :Tresponden > Mean T
Kriteria tidak berperan bila skor : Tresponden Mean T
(Azwar, 2005)
Coding (Pengkodean)
Wednesday, 18 March 2009 15:04 Administrator
Penanda (Coding) merupakan unsur yang penting dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Coding yang akan dikupas dalam sajian artikel saat yang menyangkut tentang penelitian
kuantiataif. Dalam penelitian kuantitatif lebih mengarah untuk menetukan rasio data maka perlu
adanya coding untuk memudahkan dalam membedakan antara data yang satu dengan lainnya.
Cara mengcoding dari data yang dikumpulkan dapat berupa angka, kalimat pendek atau panjang
atau hanya ya atau tidak. Untuk memudahkan analisis tersebut maka diperlukan jawaban-
jawaban yang memerlukan kode. Pemberian kode kepada jawaban sangat penting artinya, jika
pengolahan data dilakukan dengan komputer, mengodekan data artinya menaruh angka dalam
setiap jawaban.
Misalnya:
Jawaban Kode
Luas: 4,5 hektar 45
Jika jawaban dalam bentuk interval angka, maka angka-angka tersebut perlu doberi kode
tersendiri, misalnya:
Jawaban Kode
Luas antara 0,5 ha-1,0 ha 15
Luas antara 1,1 ha-3,0 ha 16
Luas diatas 3,0 ha 17
Jawaban Kode
Ya 0
Tidak 1
Dapat dilihat diatas tidak ada pilihan bagi responden dalam memilih apakah jawaban sesukanya
tetapi hanya ada dua pilihan apakah ya atau tidak dengan menggunakan kode 0 atau 1
Jawaban Kode
Urea 1
ZA 2
TSP 3
Pupuk kandang 4
KCL 5
Lain-lain 6
Jawaban Kode
Menggunakn pupuk 1
Menggunkan Insektisida 2
Menanam dengan jarak tanah 3
Dan seterusnya 4
Artikel diatas mengacu pada buku rujukan Metode Penelitian karangan Moh. Nazir, Ph.D
dengan penerbit Ghalia Indonesia.
Probing
Survey adalah suatu teknik mengunpulkan informasi dari masyarakat dengan cara menanyakan
sejumlah pertanyaan terstruktur kepada responden. Kunci sukses pengumpulan informasi adalah
dilihat dari proses wawancara dan kecakapan dari pewawancara dalam berintraksi dengan
responden untuk mendapatkan informasi yang berkualitas.
Kunci sukses wawancara adalah pewawancara mampu mengajak berpartisipasi responden untuk
diwawancarai, menjamin kerasiaaan serta berhasil untuk menerangkan secara baik tujuan dari
survey.
3.Mempertahankan kenetralan
Survey menginginkan pewawancara tetap bersikap objektif dan professional. Sikap pewawancara
akan sangat mempengaruhi persepsi responden mengenai sebuah pertanyaan. Menjaga sikap
pewawancara selama melakukan wawancara:
a.Jangan menyarankan sebuah jawaban
b.Jangan mengintepretasikan Jawaban responden
c.Jangan Menduga jawaban sebelum responden menjawab.
d.Jangan memberikan pendapat meskipun responden meminta bantuan anda.
e.Jangan menyarankan bahwa satu jawaban lebih disukai oleh responden lain.
f.Jangan berikan setuju atau tidak setuju dengan komentar atau pendapat anda
g.Jangan menghakimi jawaban responden.
4.Probing
Kualitas dari wawancara ditentukan oleh kemampuan pewawancara berkomunikasi dan kritis.
Salah satu aspek yang menarik dan penting dari tugas wawancara adalah probing. Probing adalah
seni dalam mencari informasi tambahan dengan cara menggali informasi lebih mendalam. Hal-
hal yang harus dihindari saat probing adalah kesan yang memojokkan responden, jangan bernada
interrograsi seperti polisi menginterrograsi pencuri.
Usahakan situasi probing berlangsung secara rileks, interaktif, komunikatif dan akrab sehingga
responden tidak merasa dicerca pertanyaan yang bertubi-tubi.
5.Probing mempunyai dua fungsi utama:
Jenis-jenis Probing
a.Mengulangi pertanyaan
Pewawancara mengulangi pertanyaan sekali lagi karena bisa jadi responden tidak mendengar
pertanyaan secara utuh atau kehilangan titik dari pertanyaan. Mungkin pewawanca terlalu cepat
saat membacakan pertanyaan. Ulangi sekali lagi pertanyaan agak pelan dengan intonasi tepat
sampai responden mengerti apa yang dimaksud dari pertanyaan yang dibacakan pewawancara.
b.Mengulangi jawaban responden
Terkadang dengan mengulangi jawaban dari responden dapat merangsang pemikiran lebih jauh
dari responden sehingga mendapat jawaban yang sesuai dengan tujuan pertanyaan.
c.Menggunakan pertanyaan pancingan yang netral
Seperti bagaimana, Apa yang anda maksud, mengapa memilikim pikiran seperti itu atau
pertanyaan lainnya.
d.Mohon penjelasan
Pewawancara boleh menyatakan belum memahami jawaban dari responden, maka meminta
responden menjelaskan kembali.
e.Jangan tergesa-gesa pindah ke pertanyaan lain.
Sebelum mendapatkan jawaban yang selengkap mungkin dan mendekati kebenaran/ kenyataan
jangan tergesa-gesa pindah ke pertanyaan berikutnya. Sikap tergesa-gesa dapat menyebabkan
responden bingung dan sukar mengungat kembali informasi yang yang akan diberikan.
f.Menghadapi jawaban saya tidak tahu
Salah satu jawaban yang menggambarkan tanggapan responden yang meragukan adalah jawaban
tidak tahu. Jawaban tersebut dapat berarti salah satu dari berikut:
Responden tidak mengerti apa yang ditanyakan
Responden sedang memikirkan pertanyaan itu dan mengatakan saya tidak tahu untuk mengisi
kesunyian dan guna memperoleh waktu untuk berpikir. Pewawancara harus sensitive terhadap
kemampuan responden dan mengubah teknik bertanya sesuai dengan kemampuannya, harus
sabar dan memberi waktu yang cukup untuk responden berpikir.
Responden berusaha menghindari pertanyaan karena ia takut salah menjawab atau ragu atau
karena pertanyaan itu menyinggung perasaan. Dalam kedaan seperti ini pewawancara harus
menjelaskan bahwa keseluruhan jawaban akan dijaga kerahariaannya, pewawancara yang bijak
selalu menyakinkan responden akan kerahasiaan setiap jawaban terhadap pertanyaan yang
diragukan.
Responden bisa jadi tidak tahu atau ia tidak memiliki pendapat. Penggunaan beberapa teknik
mungkin membantu pewawancara untuk menentukan kenyataan dan kesungguhan bahwa
responden tidak tahu.