Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 27

Istiqamah Dalam Kehidupan

Oleh: Thalhah Nuhin, Lc.

, , ,
.

..
.

( 102)


(103)

dakwatuna.com - Allah SWT berfirman: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah


kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam.

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah
kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu Telah berada di tepi
jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Ali Imran :102-
103

Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan
(juga) orang yang Telah Taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas.
Sesungguhnya dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu
cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka,
dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah,
Kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. Dan Dirikanlah sembahyang itu pada
kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-
perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. Dan bersabarlah,
Karena Sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat
kebaikan. Huud:112-115

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Setiap muslim yang telah berikrar bahwa Allah Rabbnya, Islam agamanya dan
Muhammad rasulnya, ia harus senantiasa memahami arti ikrar ini dan mampu
merealisasikan nilai-nilainya dalam realitas kehidupannya. Setiap dimensi kehidupannya
harus terwarnai dengan nilai-nilai tersebut baik dalam kondisi aman maupun terancam.
Namun dalam realitas kehidupan dan fenomena ummat, kita menyadari bahwa tidak
setiap orang yang memiliki pemahaman yang baik tentang Islam mampu
meimplementasikan dalam seluruh kisi-kisi kehidupannya. Dan orang yang mamupu
mengimplementasikannya belum tentu bisa bertahan sesuai yang diharapkan Islam, yaitu
komitment dan istiqomah dalam memegang ajarannya dalam sepanjang perjalanan
hidupnya.

Jamaah Sholat Jumat Yang Dimulyakan Allah.


Istiqomah adalah anonim dari thughyan (penyimpangan atau melampaui batas). Ia bisa
berarti berdiri tegak di suatu tempat tanpa pernah bergeser, karena akar kata istiqomah
dari kata qooma yang berarti berdiri. Maka secara etimologi, istiqomah berarti tegak
lurus. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istiqomah diartikan sebagai sikap teguh
pendirian dan selalu konsekuen. Secara terminology, istiqomah bisa diartikan dengan
beberpa pengertian berikut ini;

- Abu Bakar As-Shiddiq ra ketika ditanya tentang istiqomah ia menjawab; bahwa


istiqomah adalah kemurnian tauhid (tidak boleh menyekutukan Allah dengan apa dan
siapapun)

- Umar bin Khattab ra berkata: Istiqomah adalah komitment terhadap perintah dan
larangan dan tidak boleh menipu sebagaimana tipuan musang

- Utsman bin Affan ra berkata: Istiqomah adalah mengikhlaskan amal kepada Allah
swt

- Ali bin Abu Thalib ra berkata: Istiqomah adalah melaksanakan kewajiban-


kewajiban

- Al-Hasan berkata: Istiqomah adalah melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksitan

- Mujahid berkata: Istiqomah adalah komotmen terhadap syahadat tauhid sampai


bertemu dengan Allah swt

- Ibnu Taimiah berkata: Mereka beristiqomah dalam mencintai dan beribadah


kepaadaNya tanpa menengok kiri kanan

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah.

Jadi muslim yang beristiqomah adalah muslim yang selalu mempertahankan keimanan
dan aqidahnya dalam situasi dan kondisi apapun, baik di bulan Rmadhan maupun di
bulan lainnya. Ia bak batu karang yang tegar mengahadapi gempuran ombak-ombak yang
datang silih berganti. Ia tidak mudah loyo atau mengalami futur dan degredasi dalam
perjalanan hidupnya. Ia senantiasa sabar dalam memegang teguh tali keimanan. Dari hari
ke hari semakin mempesona dengan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan Islam. Ia
senantiasa menebar pesona Islam baik dalam ruang kepribadiannya, kehidupan keluarga,
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Itulah cahaya yang selalu menjadi pelita
kehidupan. Itulah manusia muslim yang sesungguhnya, selalu istiqomah dalam sepanjang
jalan kehidupan. Allah berfirman;

Dan apakah orang yang sudah mati (hatinya karena kekufutran) kemudian dia Kami
hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia
dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang
keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya?
Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka
kerjakan. (QS 6:122)

Maka tetaplah (istiqomahlah) kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu
melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.(QS
11:112)

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialahAllah, kemudian


mereka tetap istiqamah maka tidak adakekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada
(pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya;
sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.(QS 46:13-14)

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah..

5 Tips Istiqamah
Kesucian dan ketakwaan yang ada dalam jiwa harus senantiasa dipertahankan oleh setiap
muslim. Hal ini disebabkan kesucian dan ketakwaan ini bisa mengalami pelarutan, atau
bahkan hilang sama sekali. Namun, ada beberapa tips yang membuat seorang muslim
bisa mempertahankan nilai ketakwaan dalam jiwanya, bahkan mampu meningkatkan
kualitasnya. Tips tersebut adalah sebagai berikut;

Pertama, Muraqabah

Muraqabah adalah perasaan seorang hamba akan kontrol ilahiah dan kedekatan dirinya
kepada Allah. Hal ini diimplementasikan dengan mentaati seluruh perintah Allah dan
menjauhi seluruh larangan-Nya, serta memiliki rasa malu dan takut, apabila menjalankan
hidup tidak sesuai dengan syariat-Nya.

Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia
bersemayam di atas arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang
keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan
Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan. (al-Hadiid (57) : 4)

Rasulullah saw. bersabda-ketika ditanya tentang ihsan, Kamu beribadah kepada Allah
seolah-olah kamu melihat-Nya, dan apabila kamu tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia
melihat kamu. (HR al-Bukhari)

Kedua, Muahadah

Muahadah yang dimaksud di sini adalah iltizamnya seorang atas nilai-nilai kebenaran
Islam. Hal ini dilakukan kerena ia telah berafiliasi dengannya dan berikrar di hadapan
Allah SWT.

Ada banyak ayat yang berkaitan dengan masalah ini, diantaranya adalah sebagai berikut.

Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu
membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah
menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya
Allah mengetahui apa yang kamu perbuat. (an-Nahl (16) : 91)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul
(Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (al-Anfaal (8) : 27)

Ketiga, Muhasabah

Muhasabah adalah usaha seorang hamba untuk melakukan perhitungan dan evaluasi atas
perbuatannya, baik sebelum maupun sesudah melakukannya. Allah berfirman;

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (al-
Hasyr (59) : 18)

Orang yang cerdas (kuat) adalah orang yang menghisab dirinya dan beramal untuk
hari kematiannya. Adapun orang yang lemah adalah orang yang mengekor pada hawa
nafsu dan berangan-angan pada Allah. (HR. Ahmad)

Umar bin Khattab ra berkata, Hisablah dirimu sebelum dihisab, dan timbanglah amalmu
sebelum ditimbang .

Keempat, Muaqabah

Muaqabah adalah pemberian sanksi oleh seseorang muslim terhadap dirinya sendiri atas
keteledoran yang dilakukannya.
Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang
yang berakal, supaya kamu bertakwa. (al-Baqarah (2) : 179)

Generasi salaf yang soleh telah memberikan teladan yang baik kepada kita dalam
masalah ketakwaan, muhasabah, muaqabah terhadap diri sendiri jika bersalah, serta
contoh dalam bertekad untuk lebih taat jika mendapatkan dirinya lalai atas kewajiban.
Sebagaimana disebutkan dalam beberapa contoh di bawah ini.

1. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Umar bin Khaththab ra pergi ke kebunnya.
Ketika ia pulang, maka didapatinya orang-orang sudah selesai melaksanakan Shalat
Ashar. Maka beliau berkata, Aku pergi hanya untuk sebuah kebun, aku pulang orang-
orang sudah shalat Ashar! Kini, aku menjadikan kebunku sedekah untuk orang-orang
miskin.

2. Ketika Abu Thalhah sedang shalat, di depannya lewat seekor burung, lalu beliau pun
melihatnya dan lalai dari shalatnya sehingga lupa sudah berapa rakaat beliau shalat.
Karena kejadian tersebut, beliau mensedekahkan kebunnya untuk kepentingan orang-
orang miskin, sebagai sanksi atas kelalaian dan ketidak khusyuannya.

Kelima Mujahadah (Optimalisasi)

Mujahadah adalah optimalisasi dalam beribadah dan mengimplementasikan seluruh nilai-


nilai Islam dalam kehidupan.

Hai orang-orang yang beriman, rukulah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu
dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu
pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya (al-Hajj (22) : 77-78)

Rasulullah saw. melaksanakan shalat malam hingga kedua tumitnya bengkak. Aisyah
ra. pun bertanya, Mengapa engkau lakukan hal itu, padahal Allah telah menghapuskan
segala dosamu? Maka, Rasulullah saw. menjawab, Bukankah sudah sepantasnya aku
menjadi seorang hamba yang bersyukur. (HR. al-Bukhari Muslim)

Inilah lima langkah yang harus dimiliki oleh seorang muslim yang ingin
mempertahankan nilai keimanan, yang ingin bertahan dan istiqamah di puncak
ketakwaannya. Semoga Allah SWT menjadikan kita semua hamba-hamba-Nya yang
senantiasa istiqamah, menjadi model-model muslim ideal dan akhirnya kita dijanjikan
surga-Nya.amin.
< class="arabic">

Berkarya Untuk Bangsa

Oleh: Izzuddin Abdul Majid, Lc.

dakwatuna.com - Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi ladzi kholaqos samawati wal ardho wajaala dhulumati wannuri


watabaraka ladzi kholaqol mauta wal hayata liyabluwakum ayyukum ahsanu amala
wahuwal azizul ghofur waasyhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarikalau lahul mulku
walahul hamdu wakulla syaiin indahu biaajalin muqoddar waasyhadu anna
muhammadan abduhu warasuluhu ablagho man waadho wa ashdaqo man waada wa
anshoha man basysyaro wa anzdaro wa ahsanu man amala, washallallahu alaihi waala
alihi wa ashhabihi ajmain, amma badu

Maa syiral muslimin rahimakumullah,

Salah satu arti dan makna kehidupan seseorang adalah apa yang dapat ia berikan kepada
orang lain, dan bagaimana agar pemberian itu bernilai ikhlas sehingga menjadi amal
shaleh yang akan diterima di sisi Allah SWT.

Ajaran Islam sangatlah mensuport kepada kaum muslimin dan memberinya apresiasi
yang tinggi kepada setiap muslim yang benar-benar beriman dan membuktikan imannya
dalam bentuk kerja nyata yang bermanfaat untuk kemaslahatan ummat manusia.

Maka hampir pasti setiap ada kalimat iman didalam Al-Quran senantiasa di gandeng
dengan kalimat amal shaleh. Karena dengan iman dan amal shaleh itulah derajat dan
kemulyaan manusia akan dapat diperolehnya, yaitu derajat Muttaqin.

Sungguh begitu berat untuk mencapai derajat muttaqin tersebut sehingga predikat
muttaqin ibarat Tropi yang senantiasa diperebutkan oleh setiap muslim.

Adalah hak seluruh kaum muslimin dari suku apapun dan dari bangsa manapun untuk
memperolehnya.

Inilah bukti bahwa Islam itu benar-benar rahmat bagi seluruh alam semesta, maka adanya
pluralitas atau keragaman dalam kehidupan masyarakat yang terdiri dari berbagai suku
bangsa adalah sebagai sebuah realita untuk membuktikan dan mengaplikasikan ajaran
Islam sebagai rahmatan lil alamin, risalah Islam datang dari Allah di sampaikan kepada
seluruh ummat manusia melalui tugas suci para Nabi dan Rasul-Nya, sedang Nabi
Muhammad di suruh menyampaikan risalah ini pada seluruh ummat manusia ,
masyarakat yang pluralis yang terdiri dari berbagai suku dan bangsa.

Dan Kami tidaklah mengutus engkau (Muhammad) kecuali untuk seluruh manusia
dengan membawa berita gembira dan peringatan, akan tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahuinya. Saba:28

Hadirin jamaah shalat jumat rahimakumullah.

Untuk mendapatkan nilai taqwa maka sangatlah di tentukan oleh kualitas dan
produktifitas amal, kualitas itu tentu mencakup makna kikhlasan dan keteladanan kepada
Rasulullah saw, serta manfaat dari amal perbuatannya bagi diri dan orang lain. Karenanya
Allah SWT memberikan prestasi manusia atas keberhasilannya dengan dasar kualitas
kerjanya, bukan semata-mata kuantitasnya.

Maha suci Allah yang di tangan-Nya seluruh kerajaan dan Dia berkuasa tas segala
sesuatu. Allah yang telah menciptakan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu siapa
diantara kamu yang paling baik kualitas amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun Al-Muluk :1-2

Demikian pula Rasulullah saw menjelaskan bahwa orang yang paling dicintai Allah
adalah orang yang paling bermanfaat keberadaannya untuk orang lain.

: ,
, , ,
, ,
. , ,

Rasulullah saw ditanya tentang siapa orang yang paling dicintai Allah? dan perbuatan-
perbuatan apa yang paling dicintai Allah? Nabi saw menjawab : Orang yang paling
dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat untuk orang lain, dan perbuatan
yang paling dicintai Allah adalah ; memasukkan kegembiraan pada seorang muslim,
menghilangkan kesusahannya, melunasi hutangnya, mengusir kelaparannya, bersama
menyelesaikan sebuah hajat saudaraku muslim lebih aku sukai dari pada sebulan ber
itikaf di masjid Nabawi, siapa orang yang dapat mengendalikan amarahnya maka Allah
akan menutupi keburukannya, siapa yang mampu meledakkan emosi namun ia mampu
mengendalikan emosinya, maka Allah akan memenuhi harapan hatinya di hari kiamat
dan orang yang bersamanya. Al-Hadist

Kalau surat Al Muluk diatas menekankan pada kualitas dengan spirit fertikal, sedangkan
hadist Nabi menjelaskan kuantitasnya dengan spirit horisontal, artinya kualitas amal
perbuatan yang diinginkan oleh Allah adalah amal perbuatan yang bermanfaat bagi
seluruh ummat manusia.
Jadi semakin banyak manfaat yang diperoleh orang lain atas karya kita, atas amal kita
semakin besar pula kebaikan dan makna kesalihan amal kita di mata Allah SWT. maka di
manapun kita beramal jadikan niat amal itu sebagai ibadah kita kepada Allah, karena
sesunguhnya dimana kita hidup maka di situlah tempat pengabdian kita kepada-Nya, di
situ pula Allah memberi amanah dan tanggung jawab kepada kita. Sebagai anak bangsa
Indonesia maka yang lahir dan di besarkan di negeri ini marilah kita buktikan kecintaan
kita dengan beramal dan berkarya untuk manfaat dan kemaslahatan diri kita, keluarga,
masyarakat bangsa dan Negara kita

Dan katakanlah : Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa
yang telah kamu kerjakan. At-Taubah:105

Hadirin Jamaah shalat jumat rahimakumullah.

Ajaran Islam menganjurkan kepada ummatnya untuk bekerja dalam semua skill dan
lapangan dan dimana saja, apapun kedudukan kita, prinsipnya selama pekerjaan itu halal,
bermanfaat dan tidak membawa madharat bagi kehidupan, maka kesemuanya
memungkinkan untuk menjadi amal shaleh

Jadi di manapun kita bekerja apapun profesinya di situlah kita beramal shaleh, di situlah
berdawah dan di situ pula beribadah karena sesungguhnya di manapun kita berada, di
situlah bumi Allah SWT. Dan sah-sah saja melalui profesi apapun yang telah kita pilih di
situlah kita senantiasa berusaha untuk meraih pahala sebesar-besarnya serta keridhoan
dari Allah SWT. sesuai dengan janji Allah yang akan menilai dan memberi pahala sekecil
apapun amal kita.

Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang


dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang dia kerjakan Al-Anam:132

Hadirin jamaah shalat jumat rahimakumullah

Sebagai anak bangsa saya yakin bahwa kita semua ingin, bangsa ini segera berubah
menjadi bangsa yang terbaik, bangsa yang makmur, adil dan sejahtera lahir dan batin,
meski kita menyadari bahwa kesemua itu tidak mudah mencapainya.

Bahkan sudah cukup lama kemerdekaan negeri ini kita peroleh, namun cita-cita untuk
mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur nyatanya belum terwujud
sampai sekarang, bahkan salah satu agenda di era reformasi untuk memberantas korupsi,
kolusi dan nepotisme sampai hari ini masih menjadi agenda bangsa yang tak kunjung
terselesaikan.
Maka sangatlah ironis jika kita hanya gencar mengkritik pemerintah sementara kita hanya
duduk berpangku tangan tidak mengerjakan apapun, dan tidak memberi solusi ataupun
pemecahannya, bisa jadi ternyata kita adalah bagian dari problema itu sendiri.

Untuk itu, marilah kita buka hati, fikiran dan wawasan, satukan kekuatan dan energi,
singsingkan lengan baju untuk bersama membuktikan bahwa kita bisa bekerja berkarya
memajukan negeri kita sebagaimana bangsa-bangsa lain. Kita songsong masa depan
Indonesia yang lebih baik dari hari ini. Marilah kita beramal sesuai dengan profesi,
kedudukan, tanggung jawab dan kemampuan kita masing-masing .

Sungguh berat tanggung jawab kita ketika kita mengatakan Islam itu tinggi dan tidak
ada yang lebih tinggi dari Islam sementara realita ummatnya senantiasa terpuruk dan
tertinggal dari bangsa bangsa lain.

Dan katakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman: berbuatlah menurut


kemampuanmu, sesungguhnya kami-pun berbuat pula. Dan tunggulah (akibat
perbuatanmu ) sesungguhnya kami-pun menunggu pula. Hud:121-122

Demikianlah ajaran Islam mendorong semangat kepada ummatnya untuk kompetisi di


tengah-tengah ummat yang lain untuk bekerja keras meraih prestasi, kemajuan dan
kemenangan dalam kehidupannya.

jika kita umat Islam tidak menunjukkan kerja dan prestasinya, maka bersiap-siaplah kita
untuk menjadi budak orang atau bangsa lain didalam negeri sendiri, karena sesungguhnya
Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu mau merubah apa-apa
yang ada pada diri mereka sendiri.

Semoga kita tidak menjadi ayam yang mati diatas lumbung akan tetapi jadilah gajah
yang mati meninggalkan gading, di negeri tercinta ini barakallu li walakum .

Bookmark This

Wahai Manusia, Ini Neraka!

Oleh: Tim dakwatuna.com

.


.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah.

dakwatuna.com - Neraka adalah tempat yang disediakan Allah swt. bagi orang-orang
kafir. Mereka adalah orang-orang yang membangkang terhadap syariat Allah dan
mengingkari Rasulullah saw. Neraka merupakan wujud siksa Allah kepada musuh-
musuh-Nya dan penjara bagi mereka yang berbuat dosa. Tempat ini adalah suatu
kehinaan dan kerugian yang tiada taranya.
Ya Rabb kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka,
maka sungguh Engkau hinakan dia; dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang
penolong pun. (Ali Imran: 192)
Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang kafir. (Ali
Imran: 131)

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah.

Sosok yang berdiri tegak menjaga api neraka adalah malaikat. Perawakannya besar.
Ekspresi wajah dan suaranya amat garang. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang tidak
pernah durhaka kepada Rabb yang menciptakan diri mereka. Mereka senantiasa patuh
terhadap semua perintah Rabb mereka. Coba simak ayat Al-Quran ini.

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar lagi
keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim: 6)

Jumlah malaikat penjaga neraka ada sembilan belas, seperti yang firman Allah swt.,

Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tahukah kamu apa (neraka) Saqar
itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan, (neraka Saqar) adalah
pembakar kulit manusia, di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). (Al-
Muddatstsir: 26-30)

Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat, dan tidaklah Kami
menjadikan bilangan mereka itu kecuali sebagai ujian bagi orang-orang kafir. (Al-Jin:
31)

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah.

Tahukah Anda seperti apa api neraka itu? Sanggupkah kulit dan daging Anda menahan
panasnya yang membakar?

Rasulullah saw. bersabda, Api kamu ini hanyalah satu bagian dari tujuh puluh bagian api
di neraka jahannam. Para sahabat mengatakan, Yang ini pun sudah cukup berat
panasnya. Berkata Nabi, Bahkan api neraka itu melebihi sebanyak enam puluh
sembilan kali lipat panasnya api dunia.

Api neraka jahannam telah dinyalakan seribu tahun hingga menjadi merah. Kemudian
dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi putih. Kemudian dibakar lagi selama
seribu tahun hingga menjadi legam, seperti malam yang gelap gulita. (HR Tirmidzi).

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah.

Siapapun orang yang dimasukkan ke dalam neraka, dia tidak akan keluar darinya. Pintu
neraka berdiri kokoh dan tertutup rapat. Itulah pejara bagi orang-orang yang menganggap
remeh berita tentang pengadilan akhirat.

Dan sesungguhnya jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada
mereka (pengikut-pengikut setan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu, tiap-
tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka. (Al-Hijr: 43-44)

Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri.
Mereka berada dalam neraka yang (pintunya) ditutup rapat. (Al-Balad: 19-20)

Orang-orang kafir dihalau ke neraka jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila


mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah para
penjaganya kepada mereka, Apakah belum pernah datang kepada kalian Rasul-rasul di
antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Rabbmu dan memperingatkanmu akan
pertemuan hari ini? Mereka menjawab, Benar telah datang. Tetapi telah pasti berlaku
ketetapan azab terhadap orang-orang kafir. Dikatakan (kepada mereka), Masukilah
pintu-pintu neraka jahanam itu, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka neraka jahannam
itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri. (Az-Zumar:
71-72)

Neraka itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu darinya adalah bagian yang sudah
ditentukan. (Al-Hijr: 44)

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah.

Orang-orang yang abadi di dalam neraka adalah golongan kafir dan munafik. Ini firman
Allah swt., Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka
itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Al-Baqarah: 39)

Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami serta menyombongkan diri


terhadapnya, mereka itulah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Al-
Araf: 36)

Tidakkah mereka, orang-orang munafik itu mengetahui bahwasanya barangsiapa


menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahannamlah baginya,
mereka kekal di dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar. (At-Taubah: 63)

Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang zhalim (musyrik) itu, Rasakanlah olehmu
siksaan yang kekal, kamu tidak diberi balasan melainkan dengan apa yang telah kamu
kerjakan. (Yunus: 52)

Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan siksaannya ialah orang yang diberi
sepasang sandal yang talinya terbuat dari api neraka, lalu mendidihlah otaknya karena
panasnya yang laksana air panas mendidih di dalam periuk. Dia mengira tiada
seorangpun yang menerima siksaan lebih dahsyat dari itu, padahal dialah orang yang
mendapat siksaan paling ringan. (Bukhari-Muslim)

Ada di antara mereka yang dimakan api sampai ke mata kaki, ada yang dimakan sampai
pinggangnya dan ada pula yang dimakan sampai ke tenggorokannya.

Wahai manusia sekalian, menangislah! Jika tidak dapat menangis, maka paksakan
dirimu untuk menangis! Karena sesungguhnya ahli neraka itu akan terus menangis
hingga air matanya mengalir di pipi masing-masing, seperti air yang mengalir di sungai.
Sampai air mata itu habis dan matanya pun pecah-pecah. Seandainya ada perahu yang
diletakkan di situ, niscaya berlayarlah ia. (HR Ibnu Majah)

Mudah-mudahan kita semua dibebaskan oleh Allah swt. dari adzab neraka. Amin, ya
Mujibassailin.

Bookmark This

Islam Kembali Datang

Oleh: Ulis Tofa, Lc


dakwatuna.com - Amma badu, Ayyuhal
muslimun, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt. dengan menjalankan
perintah-Nya dan menjahui segala larangannya.

Umat Islam didera beragam krisis dan permasalahan sepanjang masa perjalan sejarahnya.
Umat Islam melewati fitnah pemurtadan di masa Abu Bakar. Serangan Tartar Mongol
yang mengenaskan. Peperangan salib yang memakan banyak korban. Akan tetapi umat
Islam dengan beragam permasalahan dan krisis itu, memiliki faktor-faktor kemenangan,
berupa Iman yang benar, yakin dan percaya dengan pertolongan Allah, merasa mulya dan
terhormat dengan agama Islam. Dengan demikian Allah akan menuliskan dan
menetapkan pertolongan, kemenangan, kemulyaan, dan eksistensi pada umat ini.

Namun realitas umat Islam dewasa ini merupakan kondisi yang sangat pahit dan
memprihatinkan. Karena umat Islam telah kehilangan faktor-faktor kemenangan,
dikarenakan umat ini menyimpang dari aturan Tuhan semesta alam dan keluar dari garis
petunjuk Penghulu para Nabi, Muhammad saw. Umat Islam telah menyimpang dan
karenanya terperosok dalam jurang pemisah yang sangat menganga, antara pedoman
hidup yang menerangi dan menyelamatkan, dengan realitas umat yang menyedihkan.
Umat telah menyimpang dari segi aqidah, ibadah, syariat, akhlak, pemikiran, bahkan
dalam segi ruhani sekalipun.

Kondisi umat yang terperosok dewasa ini terjadi sesuai dengan sunnah Robbaniyah yang
tidak mungkin berubah. Dan umat ini tidak akan meraih kejayaan dan kemulyaannya
kecuali sesuai dengan sunnah Robbaniyah yang juga pasti.

(
[ ) 11 :] .

Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Ar Rad:11

Umat Islam telah merubah dan mengganti seluruh segi kehidupannya dengan aturan lain,
selain dari Allah swt dan Rasul-Nya. Kadang umat ini mengikuti blok Timur yang atheis,
kadang membeo blok Barat yang kafir. Sayangnya ia menyangka sedang mengendarai
bahtera keselamatan, padahal ia justeru tenggelam dalam kehancuran. Umat Islam tidak
akan kembali pada kejayaan dan peradabannya kecuali jika umat ini kembali kepada
orisinilitas kemulyaan dan sumber kemulyaannya, dan penopang eksistensinya, yaitu
kembali pada Kitab Tuhannya dan Sunnah Nabinya.

Ayyuhal muslimun,

Umat Islam telah menyimpang, sehingga ia menjadi mangsa empuk setiap umat yang
lain. Benar sabda Muhammad yang tidak pernah berucap berdasarkan nafsunya,
sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Daud dari hadits Tsauban,
Rasulullah saw. berkata:

(( )) )) : . :
((
(( )) : !

Umat-umat lain seakan-akan mengkerubuti kalian, sebagaimana pemakan


mengkerubuti hidangan makanan seseorang bertanya, Apakah pada waktu itu kami
berjumlah sedikit? Rasulullah menjawab: Tidak, Bahkan kalian banyak, akan tetapi
kalian seperti buih di tengah lautan, Sungguh Allah telah mencabut rasa takut dari dada
musuh-musuh kalian, dan sungguh diletakkan dalam hati kalian sikap wahn.
Dikatakan, Apa wahn ya Rasulallah? Ia menjawab: Cinta dunia dan takut mati.

Ya, demi Allah, engkau benar ya habibi, ya Rasulallah, umat ini ibarat buih. Hina padahal
sebelumnya mulya. Bodoh padahal sebelumnya cerdas. Lemah padahal sebelumnya kuat.
Umat Islam berada di posisi paling buncit di antara kafilah manusia lainnya. Padahal
kemarin mereka masih sangat diperhitungkan. Padahal sebelumya mereka memimpin
kafilah peradaban manusia dengan segala kemegahan dan kejayaannya. Belum lama umat
ini menjadi mercusuar yang menerangi gelapnya kehidupan peperangan, pembunuhan
dan kehancuran dunia. Namun sekarang umat tertatih-tatih jalannya, bahkan tidak tau
arah langkahnya.

Padahal umat sebelumnya meskipun mereka hidup di padang sahara, mampu menerangi
peradaban manusia lainnya. Inilah umat yang diabadikan dan di sanjung Allah dalam Al
Quran:

Kalian adalah umat terbaik yang dimunculkan di tengah-tengah manusia Ali


Imran:110

Inilah yang dibanggakan Allah sebagai umat wasathiyah:

Demikianlah kami jadikan kalian umat pertengahan. Al Baqarah:143

Inilah umat yang Allah perintahkan untuk menyatukan barisan dan berpegang teguh
dengan ajaran Allah dalam firman-Nya:

Dan berpegang teguhlan kalian pada tali buhul Allah dan jangan cerai-berai. Ali
Imran:103

Janganlah kalian seperti orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih setelah


datang kepada mereka penjelasan. Ali Imran:105

Bagi siapa saja yang mencermati kondisi umat Islam sekarang ini pasti tidak samar lagi
bahwa umat ini terperosok dan didera krisis di semua wilayah negeri Arab dan Islam.

Ayyuhal muslimun,

Meskipun kondisi umat yang demikian, dengan kuasa Allah, umat ini tidaklah mati dan
tidak akan pernah mati, sebagaimana janji Muhammad saw. yang pasti benar adanya,
karena akan ada putra-putra Islam di tenaha-tengah umat ini yang menjadi bukti janji
Muhammad ini, sebagaimana diriwayatkan oleh Muawiyah, bahwa Nabi bersabda:

()

Akan ada sekelompok dari umatku yang berdiri tegak menjalankan perintah Allah.
Tidak akan memberi bahaya terhadap mereka orang yang memusuhinya atau
menyalahinya, sampai Allah mendatangkan putusan-Nya, dan mereka mendapatkan
kemenangan atas manusia lain.

Saya memohon kepada Allh, agar menjadikan kita bagian dari putra-putra kelompok yang
ditolong ini, yaitu kelompok yang hidup untuk agama Allah, dan mengharapkan
pertolongan dari-Nya.

Islam datang ini janji Tuhan kita, meskipun orang musyrik, munafik dan pelaku dosa
tidak menyukainya

Islam datang ya telah datang. Saya sadar akan apa yang saya katakan, sebagaimana
saya juga sadar realitas umat Islam yang pahit ini, seperti yang saya sebutkan di atas.
Namun, saya yakinkan kalian semua dengan sepenuh keyakinan, bahwa Islam telah
datang, karena Allah swt telah menuliskan dalam kitab-Nya yang agung:

( [ ) 139 :]

Janganlah kalian merasa hina, sedih, padahal kalian adalah tinggi, jika kalian
beriman. Ali Imran:139

Dengan iman maka kalian jangan merasa hina. Dengan iman maka kalian jangan
bersedih. Dengan iman kalian menjadi terhormat. Demi Allah, saya yakin seyakin-
yakinnya, bahwa di muka bumi ini tidak semua buruk. Di dalam keburukan ini ternyata
Allah menghendaki kebaikan-kebaikan yang banyak. Sebab tidak ada krisis yang
menimpa umat ini kecuali Allah menjadikannya sebab kekuatan umat Islam. Tidak ada
ujian kecuali Allah menjadikan sebab pembersihan hati, sebab untuk memisahkan mana
yang baik, orisinil, ikhlas dan mana yang buruk, palsu dan munafik di antara kalian. Allah
swt berfirman:



(

[ )3 - 2 :]

Janganlah manusia mengira mereka dibiarkan mengatakan kami beriman, sedangkan


mereka tidak akan diuji? Sungguh, kami telah menguji orang-orang sebelum mereka,
maka Allah tahu mana orang yang benar imannya dan yang bohong. Al Ankabut:2-3

Seorang pemimpin ulama, Imam Al Izz bin Abdus Salam dalam bukunya Dalam ujian
ada tujuh belas manfaat menyebutkan manfaat-manfaat di tengah-tengah ujian. Jangan
kalian mengira dengan krisis ini Islam akan lenyap, umat Islam akan habis. Tidak, seribu
kata tidak, demi Allah ayyuhal muslimun.

Sejarah telah mencatat kekejaman kaum Qaramithah yang menyerang Baitullah dan
menyembelih umat Islam di sekitarnya. Abu Thahir Al Qarmithi mengejek Hajar Aswad
dengan berteriak -baginya laknatullah- di tangah kabah: Mana burung Ababil?! Mana
batu-batu dari bara neraka?!

Lihatlah fitnah besar ini yang melanda seluruh muslim, sampai hajar aswad dicuri dari
Baitullah lebih dari dua puluh tahun. Namun Allah mengembalikan Hajar Aswad itu, dan
Allah mengembalikan umat Islam kepada agamanya. Dan akhirnya Islam mampu
mengalahkan Qaramithah.

Lihatlah ujian lain, pasukan Tartar yang kafir melumatkan Baghdad, mereka
menyembelih dan membunuh umat Islam selama empat puluh hari empat puluh malam,
sehingga darah menggenangi jalan-jalan Baghdad. Namun demikian, Allah swt
mengembalikan umat Islam pada agamanya. Dan Allah swt menghancurkan pasukan
Tartar bahkan pasukan Salib di tangan orang-orang yang benar imannya lagi muskhlis,
bukankah Allah swt berfirman:


( [ ) 139 :]

Akan tetapi kami menginginkan, wahai umat Islam, kami menghendaki realisasi dan
bukti iman, maka renungkan makna ayat tadi, Jangan kalian sedih, lantaran iman.
Jangan kalian merasa hina dengan iman. Kalian menang, jika kalian beriman. Dengan
demikian, tidak boleh ditawar-tawar lagi, yaitu buktikan dan wujudkan iman yang benar,
iman yang ikhlas untuk Allah Tuhan semesta alam.

Mari renungkan bersama saya, dengarkan dan hayati dengan baik-baik Firman Tuhan
semesta alam:

(
[ ) 9-8 :] .

Mereka berusaha untuk memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, dan
Allah enggan kecuali justru menyempurnakan cahaya-Nya, meskipun orang-orang kafir
tidak suka. Dialah Dzat yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan
agama yang benar, agar dimenangkannya atas agama semuanya, meskipun orang-orang
musyrik tidak menyukai. Al Shaff:8-9
Mari renungkan kembali firman Allah swt:


(
[ ) 33-32 :] .

At Taubah:32-33

Orang-orang kafir pendosa selalu berusaha mematikan agama Allah selamanya.


Selamanya juga Allah enggan, kecuali justeru menyempurnakan agamanya.

Saya yakin dengan seyakin-yakinnya, bahwa inilah pertarungan yang tidak imbang.
Karena pertempuran ini antara Dzat Yang Maha Kuasa, Dzat Yang Berkehendak dengan
orang kafir pendosa. Sungguh ini pertempuran yang tidak imbang. Siapakah yang
memiliki kekuatan yang lebih hebat?!

Dengarkan firman Allah swt:


:(

[36 : (]

Orang-orang kafir membelanjakan harta-harta mereka untuk menghalang-halangi dari


jalan Allah, maka mereka akan membelanjakan untuk itu, kemudian mereka merasa rugi
kemudian mereka terkalahkan. Dan orang-orang kafir dikumpulkan di neraka
jahannam. Al Anfal:36

Dengarkan firman Allah swt. Ya mereka membelanjakan trilyunan, namun mereka


merasa rugi dan akhirnya mereka kalah. Sedangakn Islam, Islam tetap tegar dan akan
tetap kuat. Di mana pasukan Qaramithah? Di mana pasukan Tartar? Di mana pasukan
Salib? Di mana para kafir pendosa? Bahkan di mana Firaun dan Haman? Di mana Ash
Habul Ukhdud? Kemana setiap orang yang memerangi Islam, kemana? Mereka semua
binasa dan Islam tetap ada. Islam akan tetap langgeng dengan janji Ar Rahman, Allah swt
berfirman:


(
[ ) 36 :]

Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi


(orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu, Kemudian menjadi
sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-
orang yang kafir itu dikumpulkan. Al Anfal:36

Seandainya orang-orang kafir mendengar Islam dan mengenal gambaran sebenarnya ini,
pasti mereka akan lari mendekat pada Islam. Karena mereka sekarang ini hidup dalam
kondisi kegoncangan hebat. Siapa yang berkunjung ke negara-negara Timur atau Barat,
maka ia akan menjumpai sejumlah besar pasien dokter kejiwaan. Mereka memenuhi fisik
mereka dengan semua yang menyenangkan, padahal ruh yang berada di sanubari badan
mereka membrontak dan menjerit mencari obat dan nutrisinya. Mereka tidak tahu obat
dan penawarnya kecuali Allah swt. Allah swt berfirman:

[) 85 :] .

(
Mereka bertanya kepadamu tentang ruh? Katakanlah, Ruh itu urusanku. Dan kalian
tidaklah diberi ilmu melainkan hanya sedikit. Al Isra:85

Sungguh, ditengah kegelapan umat Islam ini saya melihat keajaiban - keajaiban. Saya
melihat potensi kebaikan yang banyak di tengah-tengah umat. Ini adalah bab firman
Allah swt:


( [ ) 139 :] .

Jangan kalian bersedih


Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Hudzaifah bin Al Yaman, hadits
shahih, bahwa Nabi bersabda:

(


)

Zaman kenabian di kalangan kalian sesuai yang dikehendaki Allah bersama kalian,
kemudian Allah akan mengangkatnya jika Ia menghendaki untuk menggantinya.
Kemudian zaman berikutnya adalah zaman khalifah yang berpedoman pada ketentuan
Nabi, masa itu akan bersama kalian sesuai yang dikehendaki Allah, kemudian Allah
menggantinya jika ia berniat menggantinya. Kemudian zaman berikutnya adalah zaman
rasa-raja yang menggigit, raja muslim tapi bermaksiat, zaman ini berjalan, sampai Allah
menggantinya. Dan berikutnya zaman penguasa diktator, sampai Allah berkehendak
menggantinya. Kemudian zaman berikutnya adalah zaman khilafah atas aturan Nabi.

Kita memohon kepada Allah agar kita ini hidup pada zaman khilafah atas dasar kenabian
yang dijanjikan, kalau tidak kita, semoga anak dan cucu kita bagian dari janji Muhammad
saw. ini.

Dalam hadits lain yang diriwayatkan imam Muslim dari Tsauban, Rasulullah saw
bersabda:

(( ..

Sesungguhnya Allah membuka rahasia bumi, saya melihat ujung timur bumi dan ujung
barat bumi. Dan kekuasaan umatku akan sampai pada yang diperlihatkan padaku itu

Wahai umat tauhid,

Kenapa masih ada keraguan? Kanapa masih ada putus asa? Sungguh putus asa hanya
menjadikan semangat menjadi loyo, dan putus asa hanya menambah berat beban hidup.

Lihatlah Muhammad saw. di saat krisis mengepung, ia diusir, para sahabatnya


meninggalkan tempat kelahirannya. Namun Muhammad saw. masih memberi kabar
gembira kepada Khabab bin Al Arts:

()

Demi Allah, Sungguh urusan agama ini akan disempurnakan dan dimenangkan,

sehingga seorang pengendara berjalan antara Shana dan Hadramaut, tidak takut
kecuali hanya pada Allah, dan srigala atas dombanya.

Bukankah Allah swt berfirman:


( [) 139 :] .

Jangan merasa hinda dan bersedih

Wahai ahli tauhid,

Sadarlah sesadar-sadarnya, bahwa setiap cobaan menambah Islam ketegaran dan


kekuatan, dan menambah umat Islam semakin kuat. Akan keluar dari barisan orang-orang
beriman, yaitu orang-orang yang di hatinya ada sifat nifaq. Inilah proses alamiyah cara
Allah swt menyeleksi hamba-hamba-Nya.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Shuhaib, Raslullah saw bersabda:

(

Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya, yang
demikian tidak terdapat kecuali pada diri seorang mukmin. Jika ia mendapatkan
kebaikan ia bersyukur, dan syukurnya itu baik baginya. Jika ia sedang mendapatkan
cobaan, ia bersabar, dan sabarnya itu baik baginya.

Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud, dan Al Hakim, di sahihkan
oleh Imam Al Albani, bahwa Rasulullah saw. Bersabda:

(
)

Sungguh urusan agama ini akan sampai melampaui siang dan malam, dan Allah tidak
melewatkan sebuah rumah di pelosok-pelosok, kecuali Allah memasukkan agama ini,
dengan kemulyaan orang yang kuat dan dengan kehinaan orang yang hina. Mulya
karena Allah memulyakan dengan agama Islam, dan hina yang Allah hinakan karena
kekafiran.

Menarik untuk disampaikan di sini ungkapan seorang pemikir :

Peradaban berputar laksana bumi berputar, jika peradaban tenggelam di sini, maka
peradaban pengganti akan muncul di sana. Dan peradaban hampir merekah dengan
sabaik-baik bentuk. Itulah peradaban Islam, peradaban yang dirinya sendiri mempunyai
potensi kekuatan paling kuat. Potensi ruhani suci yang mendunia.

Ayyuhal muwahhidun,

Demi Allah, demi Allah, umat ini tinggal melangkah dan menapaki derajat agama ini, dan
agar umat ini mengetahui kadar kenikmatan ini, nikmat yang dihadirkan buat kita oleh
Tuhan semesta alam.

Telah saya sebutkan sebelumnya, bahwa apa yang terjadi pada umat ini adalah sesuai
dengan sunnah Rabbaniyyah, tidak akan berubah dan berganti. Dan umat ini tidak akan
kembali mulya dan jaya kecuali sesuai dengan sunnah ini. Jika demikian, tidak ada cara
lain lagi agar Allah swt menolong umat ini dari krisis, hina, menyia-nyiakan agamanya
kecuali dengan iman yang benar, kembali pada Islam yang sebenarnya. Bahkan
hendaknya umat ini menolong agama Allah, agar Allah swt memenangkan mereka.

Bukankah Allah berfirman:

(

[ ) 40 :]

Dan sungguh Allah menolong orang yang menolong-Nya. Dan sungguh Allah maha
Perkasa lagi Maha Tinggi. AL Hajj:40

Bukankah Allah berfirman:


( [ ) 51 :] .

Sungguh Kami akan menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman di
kehidupan ini dan pada hari persaksian kelak. Ghafir:51

Bukankah Allah swt berfirman:

(
[ ) 47 :]

Dan menjadi kewajiban Kami menolong orang-orang yang beriman. Ar Rum:48

Bukankah Allah berfirman:

(


[ )

55 :] .
Allah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang
yang beramal shaleh, pasti Allah akan menjadikan mereka khalifah di muka bumi
sebagaimana orang-orang sebelum mereka memperoleh khilafah, dan Allah akan
meneguhkan bagi mereka agama mereka yang diridhai, dan Allah akan menggantikan
ketakutan sebelumnya menjadi rasa aman. Mereka menyembah-Ku, tidak menyekutukan-
Ku dengan sesuatu apapun. Dan barangsiapa yang kafir setelah itu, sungguh mereka
adalah orang-orang fasik. An Nur:55

Dalam peringatan Kebangkitan Nasional (20 Mei) yang lalu, ada sebagian putra-putra
Indonesia, anak-anak bangsa besar ini yang mencanangkan Indonesia Emas Tahun 2015,
atau 2020, atau 2025, ya itu semua bukanlah mimpi kosong, bukan cita tanpa realita
Itulah wujud optimisme hidup seorang muslim. Optimisme yang dilandasi iman yang
benar, percaya pada pertolongan Allah, sekaligus bangga menunjukkan identitas ke-
Islaman. Islam yang yang damai, sejuk, menebar cinta dan kasih sayang, wasathiyah dan
rahmatan lil alamin.

Aqulu qauli hadza, wa astaghfirullahal Adzim li wa lakum walisairil muslimin wal


muslimat, Fas taghfiruh innahu huwal Ghafurur Rahim.

Menyikapi Musibah

Oleh: Izzuddin Abdul Majid, Lc.

dakwatuna.com -Assalamualaikum Wr. Wb.


Alhamdulillahi ladzi kholaqo kulla syaiin faqoddarohu taqdiro wajarot al umuru ala ma
yasya-u hikmatan watadbiro walillahi mulkussamawati walardli wailahi yurjaul amru
kulluhu walan tajida mindunihi waliyyan wala nashiro waasyhadu al lailaha illallah lahul
mulku walahul hamdu wakanallahu bikulli syaiin qodiro waasyhadu anna muhammadan
abduhu warasuluhu arsalahu baina yadai ssaati basyiran wanazdira wadaiyan ila llahi
biizdnihi wasirajan munira shallallahu alaihi wala alihi waashhabihi waatbaihim
wasallama tasliman katsiro. Amma badu

Faya ibadallah, uusikum wanafsi bitaqwallah wathaatihi laallakum tuflikum.

Hadirin jamah shalat jumah rahimakumullah.

Secara fitrah tidak seorangpun di muka bumi ini yang menginginkan suatu musibah yang
menimpa pada dirinya, musibah dalam arti suatu kejadian yang tidak menyenangkan,
musibah yang menyusahkan atau menyakitkan, baik secara fisik maupun mental.

Yang diinginkan oleh setiap orang adalah sesuatu yang menyenangkan, menggembirakan,
melegakan dan sebagainya.

Bagi seorang mukmin, musibah yang terjadi dan menimpa dirinya di pandangnya sebagai
ujian hidup. Maka dibalik ujian itulah yang perlu direnungkan, apa hikmah di balik ujian
itu?
Karena seorang mukmin dengan konsepsi keimanannya akan mampu memandang
persoalan dengan sudut pandang yang berbeda dengan umumnya manusia. Baginya
ukuran baik atau buruknya sesuatu, benar atau salah, suka dan dukanya sesuatu semua
dikembalikan nilainya kepada Allah swt.

Hal inilah yang menjadikan seoarang mukmin itu senantiasa berpikir positif dan optimis
dalam mengarungi kehidupannya, sekalipun harus menghadapi berbagai ujian, atau
kenyataan paling pahit dalam hidupnya, ia tidak akan mudah patah dan berputus asa .
Karena ia yakin bahwa setiap kejadian pastilah sudah dalam kehendak dan takdir Allah
swt.

Katakan tidak akan menimpa kepada kita suatu musibah apaun kecuali apa-apa yang
telah di ditetapkan oleh Allah swt

Maka tepatlah apa yang di sabdakan Nabi saw :

Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin bahwa semua urusannya baik, yang
demikaian itu tidak terjadi pada siapapun, kecuali untuk orang mukmin, jika
menimpanya sesuatu yang menggembirakan bersyukurlah ia maka adalah kebaikan
baginya, dan jika menimpanya sesuatu yang menyusahkan bersabarlah ia maka adalah
kebaikan baginya. (HR. Muslim )

Hadist ini dapat menjadi landasan paradigma berpikir seorang mukmin sehingga ia
senantiasa berada pada jalan kebenaran, ia selalu memiliki pandangan yang lurus
kedepan, pandangannya kuat dan mendasar, luas menjangkau dan seimbang dalam
mensikapi segala sesuatunya, dengan demikian ia akan memiliki kesiapan secara mental,
pemikiran, lahir dan batin dalam menghadapi realita dan berbagai kemungkinan yang
akan menimpa di dalam hidupnya.

Hadirin jamaah shalat jumat rahimakumullah.

untuk lebih jelasnya marilah kita perhatikan firman Allah swt. yang berbicara tentang
perspektif musibah:

Tidak ada suatu musibah apapun di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis didalam Kitab (Lauhil Mahfuzd) sebelum Kami menciptakannya.
Sesunggunya yang demikan itu adalah mudah bagi Allah, (Kami jelaskan yang demkian
itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya
kamu jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu . Dan
Allah tidak menyukai orang sombong dan lagi membanggakan diri. ( QS. Al-hadid . 22-
23 )

Di dalam ayat lainnya Allah pun meytebutkan yang artinya :


Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan
barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada
.hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu

Dari kedua surat tersebut diatas dapatlah kita fahami bahwa musibah dalam bentuk
apapun tidak mungkin terjadi dan menimpa pada siapapun, kecuali telah terencana dalam
ilmu Allah bahkan telah ditetapkan pula dilauhil mahfudz, maka tidak akan pernah terjadi
musibah yang salah sasaran, maka musibah apapun yang menimpa seorang mukmin akan
difahami oleh seorang mukmim sebagai takdir dan qodho-Nya.

Yang paling penting bagi manusia adalah mengimani segala keputusan dan ketentuan
yang telah terjadi karena kesemuanya terjadi tidaklah terlepas dari Kebijakan dan
Keadilan Allah swt.

Manusia telah biberi wilayah otoritasnya dalam bentuk kebebasan berfikir, berusaha,
beramal untuk menjawab seluruh tantangan hidupnya, mencapai apa yang diinginkannya,
menghindari apa yang tidak diinginkannya.

Allah juga telah memberinya seperangkat alat dan modal besar, berupa akal, hati,
perasaan dan panca indra, Allahpun telah memberinya petunjuk berupa kitab suci yang
telah di jelaskan oleh Nabi-Nya, dengan petunjuk ini seharusnya manusia mampu
menjalani kehidupannya dengan sempurna.

Allah telah menundukkan apa yang ada di bumi, untuk menjadi sarana hidup dan
kehidupan bagi manusia. Manusia diberi kesempatan untuk mengambil manfaat sebesar-
besarnya apa yang ada di bumi tersebut sebagai bagian kesenangan hidup dan
kehidupannya, begitu sempurnanya Allah memberi kenikmatan kepada manusia.

Maka ketika sebuah musibah yang tidak menyenangkan terjadi seharusnya manusia
bertanya, mengapa hal ini terjadi ? apa sebab terjadinya musibah yang demikian ini?.

Inilah bentuk- bentuk dan cara Allah swt. memberi ibtila atau ujian kepada manusia.
Dengan ujian ini Allah ingin membedakan siapa manusia yang benar-benar beriman
dengan orang yang yang benar-benar kafir kepada-Nya.

Dari ujian inilah nantinya Allah akan membedakan siapa di antara manusia yang paling
berkualitas keimanan dan amal, bersyukur atas nikmat, istiqomah dalam ketaatan kepada-
Nya atau kufur atas nikmat-Nya dan berputus asa atas cobaan yang menimpanya..

Dengan iman kepada Taqdir Allah, Allah akan membuka pintu hidayah menuju
keridhoan-Nya.

Di akhirat nanti Allah akan pisahkan siapa yang termasuk ahlul yamin dan siapa yang
termasuk ahlus syimal, untuk kemudian dibalas dengan surga atau neraka-Nya.
Nabi Ibrahim dipilih oleh Allah swt sebagai pemimpin bagi ummat manusia karena
kesempurnaannya dalam mensikapi segala bentuk ujian . Sebagaimana firman Allah
:dalam Al-Quran

Dan ingatlah ketika Ibrahim di uji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan
larangan ) lalu Ibrahim dengan sempurna menunaikannya. Allah berfirman :
Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia. Ibrahim
berkata : (dan saya mohon juga) ya Allah dari anak keturunan ku, Allah berfirman:
Janji-Ku (ini) tidak berlaku bagi orang-orang yang dhalim. (QS: Al baqoroh. 124-125)

Oleh karenanya tidak ada alasan bagi orang-orang beriman untuk lari atau menghindar
dari ujian dan cobaan dalam hidupnya, tidak ada kamus putus asa dalam menghadapi
segala macam ujian, karena ujian itu ternyata merupakan cara Allah untuk meningkatkan
kualitas orang-orang beriman.

Bahkan ujian yang Allah berikan pada manusia sebagiannya merupakan cara Allah
memberi ampunan pada orang-oarang yang sabar dalam menerima cobaan-Nya.

Adapun mengapa Allah swt. menimpakan musibah sementara manusia tidak ada yang
menginginkan musibah itu, maka disinilah Allah swt. ingin menunjukkan kekuasaann-
Nya yang mutlak, tidak ada seorang pun yang dapat mendekte kehendak-Nya. Ia Maha
kuasa atas segala suatu, selain juga Allah ingin memberikan pelajaran pada orang yang
mau berpikir tentang sebab terjadinya musibah dan hikmah dibalik musibah tersebut.

Hadirin jamaah shalat jumat rahimakumullah

Cobalah sejenak kita renungkan tentang sebab-sebab bencana dan musibah yang terjadi
di negeri kita, adakah kedzaliman Allah dibalik musibah itu ? Ataukah ulah manusia dan
kejahatan mereka yang menyebabkan terjadinya musibah tersebut?

Untuk itu marilah kita jadikan seluruh musibah yang menimpa diri kita, keluarga kita
atau bangsa kita ini sebagai:

1. Pengingatan agar kita tidak melakukan hal-hal yang menyebabkan datangnya


musibah dan bencana yang pernah menimpa umat terdahulu.
2. Sarana instropeksi bagi kita untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu
(musyrik), tidak sombong dan merasa aman dari azab Allah.
3. Upaya mendekatkan diri dan tawakkal kita kapada-Nya.
4. Upaya meningkatkan kualitas iman, amal dan taqwa kita untuk mendapatkan
ampunan dan surga-Nya.

Hadirin jamaah shalat jumat rahimakumullah


Marilah kita jadikan isi khutbah singkat ini sebagai, peringatan, pealajaran, agar kita
semakin beriman pada taqdir Allah, semakin yakin dan optimis, semakin yakin dan sabar,
berserah diri dan bertawakkal kepada-Nya.

Semoga kita senantiasa mendapat lindungan dari Allah swt. dan terhindar dari segala
macam musibah, fitnah dan mara bahaya.

Semoga musibah yang pernah menimpa kita dan saudara kita menjadi cara Allah
mengampuni dosa-dosa kita semua, dan menggantinya dengan ampunan, pahala dan
surgan-Nya amin.

Barakallahu li walakum filquranil dhim . [

22 Akibat Berbuat Maksiat

Oleh: Tim dakwatuna.com

:

( ) .

dakwatuna.com - Seorang mukmin jika berbuat satu dosa, maka ternodalah hatinya
dengan senoktah warna hitam. Jika dia bertobat dan beristighfar, hatinya akan kembali
putih bersih. Jika ditambah dengan dosa lain, noktah itu pun bertambah hingga
menutupi hatinya. Itulah karat yang disebut-sebut Allah dalam ayat, Sekali-kali tidak
(demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka. (HR
Tarmidzi)

Maasyiral muslimin rahimakumullah

Tahukah Anda sekalian apa akibat yang menimpa diri kita jika kita melakukan maksiat?
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah telah meneliti tentang hal ini. Menurutnya, ada 22 akibat yang
akan menimpa diri kita. Karena itu, renungkahlah, wahai orang-orang yang berakal!

Akibat yang pertama adalah maksiat akan menghalangi diri kita untuk
mendapatkan ilmu pengetahuan ()

Jamaah yang dimuliakan Allah.

Ilmu adalah cahaya yang dipancarkan ke dalam hati. Tapi ketahuilah, kemaksiatan dalam
hati kita dapat menghalangi dan memadamkan cahaya itu. Suatu ketika Imam Malik
melihat kecerdasan dan daya hafal Imam Syafii yang luar biasa. Imam Malik berkata,
Aku melihat Allah telah menyiratkan dan memberikan cahaya di hatimu, wahai anakku.
Janganlah engkau padamkan cahaya itu dengan maksiat.

Perhatikan, wahai Saudaraku sekalian, Imam Malik menunjukkan kepada kita bahwa
pintu ilmu pengetahuan akan tertutup dari hati kita jika kita melakukan maksiat.

Akibat yang kedua adalah maksiat akan menghalangi Rezeki ((

Maasyiral muslimin rahimakumullah.

Jika ketakwaan adalah penyebab datangnya rezeki, maka meninggalkan ketakwaan


berarti menimbulkan kefakiran. Rasulullah saw. pernah bersabda, Seorang hamba
dicegah dari rezeki akibat dosa yang diperbuatnya. (HR. Ahmad)

Karena itu, wahai Saudaraku sekalian, kita harus meyakini bahwa takwa adalah penyebab
yang akan mendatangkan rezeki dan memudahkan rezeki kita. Jika saat ini kita
merasakan betapa sulitnya mendapatkan rezeki Allah, maka tinggalkan kemaksiatan!
Jangan kita penuhi jiwa kita dengan debu-debu maksiat.

Jamaah yang dimuliakan Allah.

Akibat ketiga, maksiat membuat kita berjarak dengan Allah.

Diriwayatkan ada seorang laki-laki yang mengeluh kepada seorang arif tentang kesunyian
jiwanya. Sang arif berpesan, Jika kegersangan hatimu akibat dosa-dosa, maka
tinggalkanlah perbuatan dosa itu. Dalam hati kita, tak ada perkara yang lebih pahit
daripada kegersangan dosa di atas dosa.

Akibat maksiat yang keempat adalah kita akan punya jarak dengan orang-orang
baik.

Semakin banyak dan semakin berat maksiat yang kita lakukan, akan semakin jauh pula
jarak kita dengan orang-orang baik. Sungguh jiwa kita akan kesepian. Sunyi. Dan jiwa
kita yang gersang tanpa sentuhan orang-orang baik itu, akan berdampak pada hubungan
kita dengan keluarga, istri, anak-anak, dan bahkan hati nuraninya sendiri. Seorang salaf
berkata, Sesungguhnya aku bermaksiat kepada Allah, maka aku lihat pengaruhnya pada
perilaku binatang (kendaraan) dan istriku.

Akibat kelima, maksiat membuat sulit semua urusan kita ((

Maasyiral muslimin rahimakumullah.

Jika ketakwaan dapat memudahkan segala urusan, maka kemaksiatan akan mempesulit
segala urusan pelakunya. Ketaatan adalah cahaya, sedangkan maksiat adalah gelap gulita.
Ibnu Abbas r.a. berkata, Sesungguhnya perbuatan baik itu mendatangkan kecerahan
pada wajah dan cahaya pada hati, kekuatan badan dan kecintaan. Sebaliknya, perbuatan
buruk itu mengundang ketidakceriaan pada raut muka, kegelapan di dalam kubur dan di
hati, kelemahan badan, susutnya rezeki dan kebencian makhluk.

Begitulah, wahai Saudaraku, jika kita gemar bermaksiat, semua urusan kita akan menjadi
sulit karena semua makhluk di alam semesta benci pada diri kita. Air yang kita minum
tidak ridha kita minum. Makanan yang kita makan tidak suka kita makan. Orang-orang
tidak mau berurusan dengan kita karena benci.

Jamaah yang dimuliakan Allah.


Akibat keenam, maksiat melemahkan hati dan badan ((

Kekuatan seorang mukmin terpancar dari kekuatan hatinya. Jika hatinya kuat, maka
kuatlah badannya. Tapi pelaku maksiat, meskipun badannya kuat, sesungguhnya dia
sangat lemah. Tidak ada kekuatan dalam dirinya.
Wahai Saudaraku, lihatlah bagaimana menyatunya kekuatan fisik dan hati kaum
muslimin pada diri generasi pertama. Para sahabat berhasil mengalahkan kekuatan fisik
tentara bangsa Persia dan Romawi padahal para sahabat berperang dalam keadaan
berpuasa!

Akibat maksiat yang ketujuh adalah kita terhalang untuk taat()

Orang yang melakukan dosa dan maksiat cenderung untuk tidak taat. Orang yang berbuat
masiat seperti orang yang satu kali makan, tetapi mengalami sakit berkepanjangan. Sakit
itu menghalanginya dari memakan makanan lain yang lebih baik. Begitulah. Jika kita
hobi berbuat masiat, kita akan terhalang untuk berbuat taat.

Saudaraku yang dimuliakan Allah.

Maksiat memperpendek umur dan menghapus keberkahan


Ini akibat maksiat yang kedelapan. Pada dasarnya, umur manusia dihitung dari masa
hidupnya. Padahal, tidak ada kehidupan kecuali jika hidup itu dihabiskan untuk ketaatan,
ibadah, cinta, dan dzikir kepada Allah serta mencari keridhaan-Nya.

Jika usia kita saat ini 40 tahun. Tiga per empatnya kita isi dengan maksiat. Dalam
kacamata iman, usia kita tak lebih hanya 10 tahun saja. Yang 30 tahun adalah kesia-siaan
dan tidak memberi berkah sedikitpun. Inilah maksud pendeknya umur pelaku maksiat.

Sementara, Imam Nawawi yang hanya diberi usia 30 tahun oleh Allah swt. Usianya
begitu panjang. Sebab, hidupnya meski pendek namun berkah. Kitab Riyadhush Shalihin
dan Hadits Arbain yang ditulisnya memberinya keberkahan dan usia yang panjang, sebab
dibaca oleh manusia dari generasi ke generasi hingga saat ini dan mungkin generasi yang
akan datang.

Maasyiral muslimin rahimakumullah.

Akibat kesembilan, maksiat menumbuhkan maksiat lain


) )

Seorang ulama salaf berkata, jika seorang hamba melakukan kebaikan, maka hal tersebut
akan mendorongnya untuk melakukan kebaikan yang lain dan seterusnya. Dan jika
seorang hamba melakukan keburukan, maka dia pun akan cenderung untuk melakukan
keburukan yang lain sehingga keburukan itu menjadi kebiasaan bagi pelakunya.

Karena itu, hati-hatilah, Saudaraku. Jangan sekali-kali mencoba berbuat maksiat. Kalian
akan ketagihan dan tidak bisa lagi berhenti jika sudah jadi kebiasaan!

Maksiat mematikan bisikan hati nurani (


)

Ini akibat berbuat maksiat yang kesepuluh. Maksiat dapat melemahkan hati dari
kebaikan. Dan sebaliknya, akan menguatkan kehendak untuk berbuat maksiat yang lain.
Maksiat pun dapat memutuskan keinginan hati untuk bertobat. Inilah yang menjadikan
penyakit hati paling besar: kita tidak bisa mengendalikan hati kita sendiri. Hati kita
menjadi liar mengikuti jejak maksiat ke maksiat yang lain.

Jika sudah seperti itu, hati kita akan melihat maksiat begitu indah. Tidak ada
keburukan sama sekali ((

Jamaah yang dimuliakan Allah.

Itulah akibat maksiat yang kesebelas. Tidak ada lagi rasa malu ketika berbuat maksiat.
Jika orang sudah biasa berbuat maksiat, ia tidak lagi memandang perbuatan itu sebagai
sesuatu yang buruk. Tidak ada lagi rasa malu melakukannya. Bahkan, dengan rasa
bangga ia menceritakan kepada orang lain dengan detail semua maksiat yang
dilakukannya. Dia telah menganggap ringan dosa yang dilakukannya. Padahal dosa itu
demikian besar di mata Allah swt.
Para pelaku maksiat yang seperti itu akan menjadi para pewaris umat yang pernah
diazab Allah swt.

Ini akibat kedua belas yang menimpa pelaku maksiat.

Homoseksual adalah maksiat warisan umat nabi Luth a.s. Perbuatan curang dengan
mengurangi takaran adalah maksiat peninggalan kaum Syuaib a.s. Kesombongan di
muka bumi dan menciptakan berbagai kerusakan adalah milik Firaun dan kaumnya.
Sedangkan takabur dan congkak merupakan maksiat warisan kaum Hud a.s.

Dengan demikian, kita bisa simpulkan bahwa pelaku maksiat zaman sekarang ini adalah
pewaris kaum umat terdahulu yang menjadi musuh Allah swt. Dalam musnad Imam
Ahmad dari Ibnu Umar disebutkan bahwa Rasulullah saw. bersabda, Barangsiapa yang
menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongannya. Naudzubillahi min dzalik!
Semoga kita bukan salah satu dari mereka.

Maasyiral muslimin rahimakumullah.

Akibat berbuat maksiat yang ketiga belas adalah maksiat menimbulkan kehinaan
dan mewariskan kehinadinaan ((

Kehinaan itu tidak lain adalah akibat perbuatan maksiat kepada Allah sehingga Allah pun
menghinakannya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah, maka tidak seorang pun
yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. (Al-
Hajj:18). Sedangkan kemaksiatan itu akan melahirkan kehinadinaan. Karena, kemuliaan
itu hanya akan muncul dari ketaatan kepada Allah swt. Barang siapa yang menghendaki
kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu. (Al-Faathir:10). Seorang Salaf pernah
berdoa, Ya Allah, anugerahilah aku kemuliaan melalui ketaatan kepada-Mu; dan
janganlah Engkau hina-dinakan aku karena aku bermaksiat kepada-Mu.

Akibat keempat belas, maksiat merusak akal kita


))

Saudaraku yang dimuliakan Allah.

Tidak mungkin akal yang sehat lebih mendahulukan hal-hal yang hina. Ulama salaf
berkata, seandainya seseorang itu masih berakal sehat, akal sehatnya itu akan
mencegahnya dari kemaksiatan kepada Allah. Dia akan berada dalam genggaman Allah,
sementara malaikat menyaksikan, dan nasihat Al-Quran pun mencegahnya, begitu pula
dengan nasihat keimanan. Tidaklah seseorang melakukan maksiat, kecuali akalnya telah
hilang!

Akibat kelima belas, maksiat menutup hati.

Allah berfirman, Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka
usahakan itu menutup hati mereka. (Al-Muthaffifiin:14). Imam Hasan mengatakan hal
itu sebagai dosa yang berlapis dosa. Ketika dosa dan maksiat telah menumpuk, maka
hatinya pun telah tertutup.

Akibat keenam belas, pelaku maksiat mendapat laknat Rasulullah saw.

Saudaraku sekalian, Rasulullah saw. melaknat perbuatan maksiat seperti mengubah


petunjuk jalan, padahal petunjuk jalan itu sangat penting (HR Bukhari); melakukan
perbuatan homoseksual (HR Muslim); menyerupai laki-laki bagi wanita dan menyerupai
wanita bagi laki-laki; mengadakan praktik suap-manyuap (HR Tarmidzi), dan sebagainya.
Karena itu, tinggalkanlah semua itu!

Akibat ketujuh belas, maksiat menghalangi syafaat Rasulullah dan Malaikat.

Kecuali, bagi mereka yang bertobat dan kembali kepada jalan yang lurus. Allah swt.
berfirman, (Malaikat-malaikat) yang memikul Arsy dan malaikat yang berada di
sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta
memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman seraya mengucapkan: Ya Tuhan
kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada
orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari
siksaan neraka yang menyla-nyala. Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam
surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang shalih d
iantara bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan peliharalah
mereka dari (balasan) kejahatan. (Al-Mukmin: 7-9)

Akibat kedelapan belas, maksiat melenyapkan rasa malu.

Padahal, malu adalah pangkal kebajikan. Jika rasa malu telah hilang dari diri kita,
hilangkah seluruh kebaikan dari diri kita. Rasulullah bersabda, Malu itu merupakan
kebaikan seluruhnya. Jika kamu tidak merasa malu, berbuatlah sesukamu. (HR.
Bukhari)

Maasyiral muslimin rahimakumullah.

Akibat kesembilan belas, maksiat yang kita lakukan adalah bentuk meremehkan
Allah.

Jika kita melakukan maksiat, disadari atau tidak, rasa untuk mengagungkan Allah
perlahan-lahan lenyap dari hati kita. Ketika kita bermaksiat, kita sadari atau tidak, kita
telah menganggap remeh adzab Allah. Kita mengacuhkan bahwa Allah Maha Melihat
segala perbuatan kita. Sungguh ini kedurhakaan yang luar biasa!

Saudaraku yang dimuliakan Allah.

Maksiat memalingkan perhatian Allah atas diri kita. Ini akibat yang kedua puluh.

Allah akan membiarkan orang yang terus-menerus berbuat maksiat berteman dengan
setan. Allah berfirman, Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada
Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah
orang-orang yang fasik. (Al-Hasyir: 19)

Maksiat melenyapkan nikmat dan mendatangkan azab. Ini akibat yang kedua
puluh satu.

Allah berfirman, Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan
oleh perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-
kesalahanmu). (Asy-Syura: 30)

Ali r.a. berkata, Tidaklah turun bencana melainkan karena dosa. Dan tidaklah bencana
lenyap melainkan karena tobat. Karena itu, bukankah sekarang waktunya bagi kita untuk
segera bertobat dan berhenti dari segala maksiat yang kita lakukan?

Dan akibat yang terakhir, yang kedua puluh dua, maksiat memalingkan diri kita
dari sikap istiqamah.

Kita hidup di dunia ini sebenarnya bagaikan seorang pedagang. Dan pedagang yang
cerdik tentu akan menjual barangnya kepada pembeli yang sanggup membayar dengan
harga tinggi. Saudaraku, siapakah yang sanggup membeli diri kita dengan harga tinggi
selain Allah? Allah-lah yang mampu membeli diri kita dengan bayaran kehidupan surga
yang abadi. Jika seseorang menjual dirinya dengan imbalan kehidupan dunia yang fana,
sungguh ia telah tertipu!

Maasyiral muslimin rahimakumullah.

Renungkan! Renungkan! Semoga Allah menjaga kita semua dari perbuatan maksiat.
Amin.

Pelajaran Isra dan Miraj

Oleh: Ibnu Jarir, Lc

,
, ,
.

.. .
.

( 102)


(103)

(13) ( 12) ( 11) ( 10)


(16) ( 15) ( 14)

dakwatuna.com - Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada


suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang Telah kami berkahi
sekelilingnya[847] agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui
Al-Isra: 1

Lalu dia menyampaikan kepada hambaNya (Muhammad) apa yang Telah Allah
wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang Telah dilihatnya. Maka apakah kaum
(musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang Telah dilihatnya? Dan
Sesungguhnya Muhammad Telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada
waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal,
(Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh sesuatu yang
meliputinya. An-najm: 10-16

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Tidak terasa bahwa kita sudah berada di bulan Rajab yang mulia, berarti beberapa bulan
ke depan kita akan bersua kembali dengan bulan yang penuh berkah, Ramadhan Al-
Mubarak. Di mulai dari bulan Rajab inilah Rasulullah mempersiapkan diri dan
keluarganya untuk menyambut kedatangan tamu agung Ramadhan dengan berbagai
persiapan istimewa demi menggapai kesempurnaan dan kebaikan Allah swt. yang
berlimpah ruah. Dengan berdoa: Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Syaban,
dan sampaikanlah kami berjumpa dengan bulan Ramadhan.

Salah satu peristiwa besar yang hanya terjadi sekali seumur kehidupan manusia adalah
peristiwa isra dan miraj Rasulullah saw. Isra berarti perjalanan Rasulullah di malam hari
dari Masjdil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsha di Palestina. Sedangkan miraj
berarti dinaikannya Rasulullah menghadap Allah di sidratil muntaha.

Peristiwa yang maha agung ini menunjukkan keagungan Rasul yang terpilih untuk
menjadi subjek dalam peristiwa ini. Dalam beberapa riwayat, Rasuullah bahkan menjadi
imam sholat bagi seluruh para nabi sebelumnya. Keagungan Rasul ini tentu menjadi
kebanggaan dan kebahagian kita selaku umatnya dengan tetap mempertahankan dan
memelihara kemuliaan tersebut dalam kehidupan kita. Jika tidak, maka berarti kita telah
mengotori kemuliaan tersebut. Apalagi dengan sengaja menyalahi aturan dan sunnahnya.
Naudzu biLlah.

Peristiwa isra dan miraj diabadikan oleh Al-Quran dalam surah yang dinamakan
dengan peristiwa tersebut, yaitu surah Al-Isra. Bahkan peristiwa inilah yang mengawali
surah ini. Simaklah firman Allah swt.:

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia
adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al-Isra: 1).

Dalam riwayat Imam Ahmad, disebutkan bahwa Rasulullah senantiasa membaca surah
ini bersama surah Az-Zumar pada malam hari.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Sudut pandang tentang isra dan miraj memang bisa beragam; dari kacamata akidah, isra
miraj mengajarkan tentang kekuasaan Allah swt. yang tidak terhingga.

Dari sudut pandang sains, mengajarkan bagaimana dunia keilmuan masih menyisakan
teori ilmiah yang belum terkuak. Benarkan pernyataan tulus para malaikat Allah swt:
Mereka menjawab: Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa
yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (2:32).

Dari sudut pandang moralitas, peristiwa ini mengajarkan bagaimana adab dan akhlak
seorang hamba kepada Khaliqnya. Sungguh beragamnya sudut pandang ini menunjukkan
keagungan peristiwa yang hanya sekali terjadi sepanjang kehidupan manusia, dan hanya
terjadi kepada seorang insan pilihan, Rasulullah saw.

Sayyid Quthb menafsirkan ayat pertama dari surah Al-Isra ini dengan menyebutkan
bahwa ungkapan tasbih yang mengawali peristiwa ini menujukkan keagungannya, karena
tasbih diucapkan manakala menyaksikan atau melihat sesuatu yang luar bisa yang hanya
mampu dilakukan oleh Dzat yang Maha Kuasa. Sedangkan lafadz biabdihi adalah
untuk mengingatkan status manusia (Rasulullah) dengan anugerahnya yang bisa
mencapai maqam tertinggi sidratul muntaha, agar ia tetap sadar akan kedudukanya
sebagai manusia meskipun dengan penghargaan dan kedudukan yang tertinggi sekalipun
yang tidak akan pernah dicapai oleh seluruh manusia sampai hari kiamat.

Allah swt. memilih perjalanan isra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha adalah karena
ada ikatan ideologis yang sangat erat; antara akidah Nabi Ibrahim dengan Nabi
Muhammad saw. Disamping ikatan kemasjidan antara Masjidil Haram dan Masjidil
Aqsha dalam konteks keutamaannya. Rasulullah mengingatkan:

Tidak dianjurkan mengadakan perjalanan kecuali menuju tiga masjid; Masjid Haram
di Mekah, Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Aqsha di Palestina. (Bukhari).

Ini juga untuk mengingatkan umat Islam semua bahwa hubungan ideologis antara seluruh
umat Islam dengan Palestina tidak boleh padam dan harus terus diperjuangkan.

You might also like