Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT PADA


PASIEN TBC DI PUSKESMAS KEDURUS
SURABAYA

Ni Putu Widari , Syamsul Arifin

ABSTRACT

Tuberkulosis is a disease caused by an infection caused by germs of tuberculosis


(mycobacterium tuberculosis) systemic so it can be about almost any organ of the body. With
most locations in the lungs which is usually the site of primary infection, researches
conducted a study titled the relationship between the level of family support medication
adherence in patients with tuberculosis at the health Center. Kedurus Surabaya, the purpose of
this study to determine the relationship between family support compliance with drinking
drug levels in patient with tuberculosis. Design used in this study is a cross sectional method,
samples are taken at the tuberculosis clinic patients Kedurus Surabaya with a population of 25
people and uses total sampling method of retrieval, data has been collected an in doing data
analysis and after complete data, data in the cross tabulation based of the results later on did
get to know the results of counting. After in each questionnaire an TB-01 card, of 25
respondents in the meticulous, good family support as many as 21 people (84%), family
support quite as many as 2 people (8%) and lack of family support as many as 2 people (8%),
whereas the level of drug compliance in getting 18 people (72%) adherent to medication,
while 7 people (28%) not taking medication adherence.

Keyword : Tuberculosis, support family, medication adherence.

Pendahuluan memberikan bantuan jika di perlukan.


Tuberkulosis adalah penyakit Keberhasilan kesembuhan penyakit TBC
menular langsung yang disebabkan oleh ini sangat tergantung dari kepatuhan
mycobacterium tuberculosis (Keliat, 2004). pengobatan pasien untuk minum obat, hal
Tuberkulosis (TBC) ini tentu saja tidak lepas dari peran
adalah penyakit menular langsung yang dukungan keluarga, Dukungan keluarga
disebabkan oleh kuman TBC yang dimaksud adalah anggota keluarga
(mycobacterium tuberculosis), sebagian yang bisa terdiri dari orang tua, pasangan
besar kuman TB menyerang paru, tetapi hidup maupun saudara yang tinggal dalam
dapat juga menyerang organ tubuh lainnya satu rumah (Friedman, 1998). Dari 10
(Depkes RI, 2000). Tuberkulosis adalah orang yang di berikan pertanyaan tentang
penyakit akibat infeksi yang disebabkan peran keluarga dalam kepatuhan untuk
oleh kuman tuberkulosis (mycobacterium minum obat di Puskesmas Kedurus
tuberculosis) sistemik sehingga dapat Surabaya, 6 orang mengatakan bahwa
mengenai hampir semua organ tubuh, keluarganya tidak terlalu memperdulikan
dengan lokasi terbanyak di paru yang dirinya untuk minum obat dan 4 orang
biasanya merupakan lokasi infeksi primer mengatakan bahwa keluarganya sangat
(Mansjoer, 2000). Dukungan keluarga memperhatikan saat minum obat serta
adalah sikap, tindakan, penerimaan jadwal pengambilan minum obat di
keluarga terhadap penderita yang sakit, Puskesmas.
sebagai sistem pendukung dan selalu siap
Insiden penyakit tuberculosis wanita sebanyak 6 orang.
(TBC) berdasarkan Data Badan Kesehatan Hambatan pelaksanaan program TB
Dunia (WHO) pada tahun 2007 Paru adalah masalah-masalah yang
menyatakan jumlah penderita Tuberkulosis dihadapi dalam pelaksanaan program
di Indonesia sekitar 528 ribu atau berada di pemberantasan TB paru yang meliputi
posisi tiga di dunia setelah India dan Cina. hambatan medik dan nonmedik yang
Laporan WHO pada tahun 2009, mencatat mengakibatkan tidak tercapainya
peringkat Indonesia menurun ke posisi pelaksanaan program pemberantasan TB
lima dengan jumlah penderita TBC sebesar paru. Obat antituberkulosis akan berhasil
429 ribu orang. Lima negara dengan baik pada sarang-sarang TB bentuk
jumlah terbesar kasus insiden pada tahun pneumoni, sarang-sarang pneumonis akan
2009 adalah India, Cina, Afrika Selatan, diresorbsi kembali. Obat antituberkulosis
Nigeria dan Indonesia (sumber WHO tidak akan mengembalikan jaringan
Global Tuberculosis Control 2010), Pada fibrosis menjadi jaringan parenkhim,
Global Report WHO 2010, didapat data kavitas sklerotik tetap akan menjadi
TB Indonesia, Total seluruh kasus TB sklerotik (Yunus,dkk, 1992). Pemakaian
tahun 2009 sebanyak 294731 kasus, obat antituberkulosis yang lama, apalagi
dimana 169213 adalah kasus TB baru BTA yang tidak teratur akan menimbulkan
positif, 108616 adalah kasus TB BTA resistensi kuman terhadap obat. Resistensi
negatif, 11215 adalah kasus TB Extra Paru, kuman terhadap obat akan diketahui
3709 adalah kasus TB Kambuh, dan 1978 setelah dua bulan berlalu.Kedua, masalah
adalah kasus pengobatan ulang diluar yang berasal dari obat antituberkulosis
kasus kambuh (Retreatment, excl relaps). (OAT). Pada umumnya sekarang tidak ada
Sementara itu, untuk keberhasilan lagi hambatan dari segi obat, khususnya
pengobatan dari tahun 2003 sampai tahun setelah ditemukan obat-obat bakterisid.
2008 (dalam %), tahun 2003 (87%), tahun Semua paduan obat akan berhasil baik, asal
2004 (90%), tahun 2005 sampai 2008 dikerjakan sesuai aturan mainnya.
semuanya sama (91%). Angka ini Beberapa hal dari segi obat yang harus
menempatkan Jatim berada di posisi diperhatikan, yaitu : pemakaian obat
ketiga terbanyak penderita TBC di antituberkulosis yang tidak teratur dapat
Indonesia. Sementara data yang di peroleh menimbulkan resistensi kuman terhadap
dari Puskemas Kedurus Surabaya obat dan harus dijaga, jangan sampai
menunjukkan pada tahun 2010 terdapat 59 pemakaian obat yang berbulan-bulan
orang positif TBC dengan laki-laki menimbulkan efek samping dari obat-
sebanyak 27 orang dan wanita sebanyak 32 obatan yang bersangkutan (Aditama,2002).
orang. Pada tahun 2011 terdapat 77 orang Hambatan penting yang menyebabkan
dengan laki-laki sebanyak 41 orang dan kegagalan pengobatan TB paru adalah
wanita sebanyak 36 orang, sedangkan pada adanya Pendidikan yang rendah atau tidak
tahun 2012 per bulan februari terdapat 9 adanya pengetahuan terhadap peyakit dan
orang dengan laki-laki sebanyak 3 orang hygiene lingkungan yang masih jauh dari
dan standar kesehatan (Yunus,dkk, 1992).
Dengan pendidikan yang kurang penderita
tidak menyadari bahwa penyembuhan
penyakit dan kesehatan itu umumnya
berpangkal dari penderita atau masyarakat
itu sendiri. Pendidikan yang kurang
menyebabkan sesorang tidak dapat
meningkatkan kemampuannya untuk
mencapai taraf hidup yang baik yang
sangat dibutuhkan untuk penjagaan
kesehatan. Hal lain yang merupakan hubungan antara dukungan keluarga
masalah adalah sikap klien yang tidak acuh dengan tingkat kepatuhan minum obat
terhadap dirinya sendiri,khususnya pada penderita TBC di Puskesmas Kedurus
terhadap penyakit yang di deritanya. Surabaya .
Berhubungan dengan rendahnya
pendidikan terdapat perasaan tidak acuh Tujuan Penelitian
terhadap dirinya, anggota keluarganya Tujuan Umum
serta lingkungannya. Ketidakacuhan ini Penelitian ini bertujuan mengetahui
mungkin akibat dari rasa frustasi karena Hubungan Antara Dukungan Keluarga
berbulan-bulan tidak juga sembuh dan dengan Tingkat Kepatuhan Minum Obat
meningkatkan perasaaan tidak acuh pada pasien TBC di Puskesmas Kedurus
terhadap penyakit tuberculosis (Yunus,dkk, Surabaya.
1992). Tujuan khusus
Dalam masalah ini tentu yang a. Mengidentifikasi dukungan keluarga
paling berperan adalah adanya dukungan terhadap pasien TBC
dari keluarga, Serason, 1983 berpendapat b. Mengidentifikasi tingkat kepatuhan
bahwa Dukungan keluarga adalah minum obat pada pasien TBC
keberadaan, kesediaan, kepedulian dari c. Mengidentifikasi Hubungan
orang-orang yang dapat di andalkan , Dukungan Keluarga dengan Tingkat
menghargai dan menyayangi kita, Kepatuhan minum obat pada pasien TBC.
pandangan yang sama juga di kemukakan
oleh Cobb yang mendefinisikan dukungan Manfaat Penelitian
keluarga sebagai adanya kenyamanan, Bagi Institusi atau Puskesmas
perhatian dan penghargaan atau menolong Sebagai bahan masukan bagi petugas
dengan sikap menerima kondisinya. kesehatan , perawat atau kader dalam
Dukungan sosial tersebut di peroleh dari memberikan pendidikan kesehatan atau
individu maupun dari kelompok. dukungan penyuluhan tentang hubungan dukungan
dari keluarga sangat penting bagi penderita keluarga terhadap kepatuhan minum obat
TBC, keluarga di harapkan mampu untuk pada pasien TBC.
memberikan partisipasi dalam pemberian Bagi Keperawatan
dukungan sesuai dengan kebutuhan Sebagai masukan khususnya bagi
penderita. Jenis dukungan keluarga yang tenaga perawat untuk meningkatkan mutu
bisa di terapkan di antaranya dukungan pelayanan keperawatan pada penderita
informasional, dukungan penilaian, TBC dalam pendidikan kesehatan.
dukungan instrumental dan dukungan Bagi Peneliti
emosional. Di mana wujudnya seperti Meningkatkan pengetahuan peneliti
nasehat, usulan, saran, dan pemberian tentang tujuan pengobatan serta dapat
informasi, pemberian support, pengakuan, menerapkan teori yang telah di dapatkan
penghargaan dan perhatian, penyediaan dalam proses belajar untuk di terapkan
materi, tenaga, dan sarana. Adanya sebagai acuan dalam memberikan
kepercayaan, mendengarkan serta di pendidikan kesehatan
dengarkan. Dengan pemberian dukungan Untuk mengetahui adakah hubungan antara
yang bermakna terhadap penderita TBC dukungan keluarga dengan tingkat
akan menumbuhkan jiwa semangat untuk kepatuhan minum obat pada penderita
mematuhi minum obat dan mempercepat TBC.
proses kesembuhan. Hasil penelitian di harapkan dapat di
gunakan sebagai bahan acuan dalam
Rumusan Masalah penelitian selanjutnya.
Dari latar belakang diatas dapat
dibuat rumusan masalah Adakah
Metode perlu di identifikasi secara operasional
Desain Penelitian variabel dapat di artikan secara berbeda-
Desain penelitian adalah suatu beda oleh kelompok lain (Nursalam, 2003).
strategi untuk mencapai tujuan penelitian
yang di tetapkan dan berperan sebagai Desain Sampling
pedoman atau petunjuk penentuan pada Populasi
seluruh proses penelitian (Nursalam, Populasi adalah keseluruhan objek
2003). penelitian yang di teliti (Notoatmodjo,
Berdasarkan ruang lingkup dan 2005). pada penelitian ini populasinya
tujuan penelitian, maka peneliti adalah keseluruhan pasien TBC sejak
menggunakan metode cross sectional yaitu bulan November 2011 Januari 2012 di
metode penelitian yang di lakukan dengan Puskesmas Kedurus Surabaya dengan
tujuan utama untuk mencari hubungan populasi sebanyak 25 orang.
antara dua variabel pada suatu situasi atau Sampel
sekelompok subyek dalam kurun waktu Sebagian yang di ambil dari
satu kali saja (Notoatmodjo, 2002). keseluruhan obyek yang di teliti dan di
anggap mewakili seluruh populasi
Identifikasi Variabel (Notoatmodjo,2005). pada penelitian ini
Variabel adalah ukuran atau ciri sampel yang akan di ambil adalah pasien
yang di miliki oleh anggota-anggota suatu tbc di puskesmas kedurus Surabaya.
kelompok yang berbeda dengan yang di Kriteria penelitian
miliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, Kriteria penelitian adalah
2005). Pada penelitian ini menggunakan karakteristik umum subyek penelitian yang
variabel independen (variabel bebas) dan dapat di masukkan atau layak di teliti :
variabel dependen (terkait). 1) Bersedia untuk di teliti
Variabel Independent 2) Pasien yang bisa membaca dan
Variabel independent adalah menulis dan bersedia untuk diteliti
variabel yang di duga sebagai faktor yang 3) Memiliki kartu berobat TB-O1
mempengaruhi variabel, di mana yang Besarnya sampel
merupakan variabel independen adalah Besarnya sampel adalah banyaknya
dukungan keluarga (Notoatmodjo, 2005). anggota yang di jadikan sampel (sastro
Variabel penelitian ini adalah hubungan asmoro,1995). Pada penelitian ini peneliti
dukungan keluarga. menggunakan total sampling, sampel yang
akan di ambil adalah semua pasien tbc di
Variabel Dependent puskesmas kedurus Surabaya.
Variabel dependent adalah variabel Sampling
respon atau out-put sebagai variabel respon Sampling adalah suatu proses
berarti variabel ini akan muncul sebagai dalam menyeleksi porsi dari populasi
akibat dari manipulasi suatu variabel- untuk dapat mewakili populasi (Nursalam,
variabel independent (Nursalam, 2001). 2001). Pada penelitian ini menggunakan
Variabel pada penelitian ini adalah tingkat metode pengambilan sampel total sampling
kepatuhan pengobatan pasien TBC. adalah suatu bentuk tekhnik penetapan
sampel dengan cara mengambil semua
Definisi Operasional populasi yang ada untuk di jadikan sampel.
Definisi operasional adalah
menjelaskan semua variabel dan istilah- Waktu dan tempat penelitian
istilah yang akan di gunakan dalam Penelitian ini akan di laksanakan di
penelitian secara operasional sehingga Puskesmas Kedurus Surabaya tanggal 24
pembaca atau penguji dapat mengartikan maret 21 april 2012
penelitian.variabel yang di definisikan Pengumpulan Data dan Analisa Data.
Pengumpulan data pada penelitian Informasi yang di kumpulkan oleh
ini adalah dengan lembar kuesioner pada peneliti dari responden akan di jamin
responden yang di teliti yaitu pasien tbc. kerahasiaannya.
Pengumpulan dan Analisa data dan lembar persetujuan ini di
Penelitian ini di lakukan setelah maksudkan agar sumber selidik
proposal di setujui oleh pembimbing mengetahui maksud dan program riset,jika
,kemudian setelah di setujui oleh Kepala bersedia menjadi responden maka di minta
Puskesmas Kedurus Surabaya,peneliti untuk menandatangani lembar persetujuan
melakukan pendekatan terhadap pasien tbc tersebut.
untuk mendapatkan persetujuan menjadi
responden . Data di ambil melalui Hasil
kuesioner, di mana lembar kuesioner ini di Data Umum
berikan kepada pasien tbc di puskesmas Data demografi ini menjelaskan
kedurus Surabaya yang memenuhi kriteria. tentang karakteristik responden
Setelah data terkumpul kembali maka berdasarkan jenis kelamin, umur,
peneliti akan mengoreksi jawaban dan jika pendidikan terakhir dan pekerjaan
ada lembar yang belum lengkap peneliti responden.
meminta responden untuk melengkapi,
selain itu, data yang di peroleh di beri Karakteristik responden berdasarkan jenis
penilaian. Untuk dukungan keluarga kelamin
apabila jawaban benar nilainya 1 dan jika Tabel 1. distribusi frekuensi responden
jawaban salah nilai 0. Dukungan baik 7-10 berdasarkan jenis kelamin di
score 70-100%, dukungan cukup 5-7 score puskesmas kedurus Surabaya
50-70% dan dukungan kurang 0-5 score pada bulan November 2011
<50%. untuk kepatuhan, di katakan patuh januari 2012
jika nilai score > 60% dan di katakan tidak
patuh apabila nilai score < 60% dan untuk No Jenis Jumlah Presentas
mengetahui hubungan antara dukungan Kelamin e
keluarga dengan kepatuhan minum obat 1 Laki- 16 64%
pada pasien tbc di lakukan analisa data dan . Laki
setelah data lengkap, data di tabulasi silang 2 Permpua 09 36%
n
berdasarkan hasil yang di dapatkan
Total 25 100%
kemudian di lakukan perhitungan.setelah
di ketahui hasil dari masing-masing
kuesioner dan kartu TB-01. Berdasarkan tabel 1 dapat di ketahui
dari 25 responden mayoritas berjenis
Etika Penelitian kelamin laki-laki sebanyak 16 orang
Lembar persetujuan (informed consent) (64%), sedangkan responden berjenis
Tujuannya adalah agar subyek kelamin perempuan sebanyak 9 orang
mengetahui maksud dan tujuan dari (36%).
penelitian.jika subyek bersedia atau
menolak untuk di teliti,maka peneliti tidak
akan memaksa dan menghormati haknya.
Tanpa nama (Anominity).
Responden boleh untuk tidak
mencantumkan nama pada lembar
pengumpulan data dan sebagai pengganti
peneliti akan menulis kode pada masing-
masing alat pengumpulan data.
Kerahasiaan (confidenality)
Karakteristik responden berdasarkan usia Berdasarkan tabel 3 bahwa dari 25
Tabel 2. Tabel distribusi frekuensi responden mayoritas berpendidikan SD
responden berdasarkan usia di sebanyak 5 orang dengan presentase 20%,
puskesmas kedurus Surabaya responden berpendidikan SMP sebanyak 4
pada bulan November 2011 orang dengan presentase 16%, responden
januari 2012. berpendidikan SMA sebanyak 12 orang
dengan presentase 48%, responden
No Usia Jumlah Presentas berpendidikan PT/Akademi 2 orang
e dengan presentase 8% dan responden
1. 17 25 7 28% berpendidikan lainnya sebanyak 1 orang
dengan presentase 4%.
2. 26 35 7 28%

3. 36 45 3 12% Karakteristik responden berdasarkan


pekerjaan
4. 46 60 8 32% Tabel 4. Tabel distribusi frekuensi
Jumlah 25 100% responden berdasarkan
pekerjaan di puskesmas
kedurus Surabaya pada bulan
Berdasarkan tabel 2 bahwa dari 25 November 2011 januari
responden mayoritas berusia 17-25 tahun 2012.
sebanyak 7 orang dengan presentase
28%%, responden berusia 26-35 tahun No Pekerjaan Jumlah Presentase
sebanyak 7 orang dengan presentase 28%,
1. Pegawai 3 12%
responden berusia 36-45 tahun sebanyak 3 Negeri
orang dengan presentase 12% dan 2. Ibu rumah 5 20%
responden berusia 46-60 tahun sebanyak 8 tangga
orang dengan presentase 32%. 3. Pegawai 5 20%
Swasta
4 Wiraswast 5 20%
Karakteristik responden berdasarkan . a
pendidikan terakhir 5 Tidak 7 28%
Tabel 3. Tabel distribusi frekuensi . Bekerja
responden berdasarkan Jumlah 25 100%
pendidikan terakhir di
puskesmas kedurus Surabaya
pada bulan November 2011 Berdasarkan tabel 4 bahwa dari 25
responden bekerja sebagai pegawai negeri
januari 2012.
sebanyak 3 orang dengan presentase 12%,
No Pendidika Juml Presenta responden bekerja sebagai Ibu rumah
n terakhir ah se tangga sebanyak 5 orang dengan
1. SD 5 20% presentase 20%, responden bekerja sebagai
pegawai swasta sebanyak 5 orang dengan
2. SMP 4 16% presentase 20%, responden bekerja sebagai
wiraswasta sebanyak 5 orang dengan
3. SMA 12 48%
presentase 20%, responden tidak bekerja
4. PT/Akade 2 8% sebanyak 7 orang dengan presentase 28%.
mi
5. Pendidika 1 4%
n lainnya
Jumlah 25 100%
Data Khusus Berdasarkan tabel 6 dapat di ketahui
Karakteristik responden berdasarkan dari 25 responden yang di lihat dari kartu
Dukungan Keluarga TB-01, 18 orang (72%) patuh untuk
Tabel 5. Tabel distribusi frekuensi minum obat, sedangkan 7 orang (28%)
responden berdasarkan tidak patuh minum obat.
dukungan keluarga di Tabulasi silang Hubungan antara
puskesmas kedurus Surabaya Dukungan Keluarga dengan tingkat
pada bulan November 2011 kepatuhan minum obat pada pasien TBC di
januari 2012. Puskesmas Kedurus Surabaya
Tabel 7. Tabulasi silang Hubungan antara
No Dukunga Jumla Presentas Dukungan Keluarga dengan tingkat
n Keluarga h e kepatuhan minum obat pada pasien
1. Baik 21 84% TBC di Puskesmas Kedurus
orang Surabaya pada bulan November
2. Cukup 2 8% 2011- januari 2012.
orang
3. Kurang 2 8% Kepatuha
orang No n Patuh % Tida % Jumlah %
Jumlah 25 100% Dukungan k
orang patuh
1. Baik 18 85,71 3 1 21 100
4,
Berdasarkan tabel 5 bahwa dari 25 2
responden yang di berikan kuesioner 9
2. Cuku - - 2 1 2 100
dukungan keluarga Baik sebanyak 21 p 0
orang dengan presentase 84%, dukungan 0

keluarga cukup sebanyak 2 orang dengan 3. Kuran - - 2 1 2 100


g 0
presentase 8% dan dukungan keluarga 0
kurang sebanyak 2 orang dengan Jumla 18 7 2
h 5
presentase 8%.

Karakteristik responden Kepatuhan Pembahasan


minum obat TBC berdasarkan kartu TB-01 Karakteristik responden berdasarkan
Tabel 6. Tabel distribusi frekuensi Dukungan Keluarga
responden berdasarkan Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui
kepatuhan minum obat TBC dari 25 responden, 21 orang (84%)
berdasarkan kartu TB-01 di mendapatkan dukungan keluarga baik, 2
puskesmas kedurus Surabaya orang (8%) mendapatkan dukungan
pada bulan November 2011 keluarga cukup, 2 orang (8%)
januari 2012. mendapatkan dukungan keluarga kurang.
Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan,
No Kepatuhan Jumlah Presentase penerimaan keluarga terhadap penderita
minum obat yang sakit, sebagai sistem pendukung dan
berdasarkan selalu siap memberikan bantuan jika di
kartu TB-01 perlukan (friedman, 1998). Serason, 1983
1. Patuh 18 72% dalam Kuncoro, 2002 juga berpendapat
orang bahwa Dukungan keluarga adalah
2. Tidak 7 28% keberadaan, kesediaan, kepedulian dari
Patuh orang orang-orang yang dapat di andalkan,
Jumlah 25 100% menghargai dan menyayangi penderita.
orang Pandangan yang sama juga di kemukakan
oleh Cobb yang mendefinisikan dukungan
keluarga sebagai adanya kenyamanan, berobat adalah tingkah perilaku penderita
perhatian dan penghargaan atau menolong dalam mengambil suatu tindakan atau
dengan sikap menerima dukungan tersebut upaya untuk secara teratur menjalani
diperoleh dari individu maupun dari pengobatan . Penderita yang patuh berobat
kelompok. Kaplan (1997) dalam Friedman adalah yang menyelesaikan pengobatannya
(1998) menjelaskan bahwa keluarga secara teratur dan lengkap tanpa terputus
memiliki 4 jenis dukungan yaitu Dukungan selama minimal 6-8 bulan (Depkes
Informasional, Penilaian, Instrumental dan RI,2002). Menurut Snider di kutip
Emosional. dukungan informasional dapat Aditama (1997) menyatakan bahwa salah
berupa nasehat, usulan, saran, petunjuk, satu indicator kepatuhan penderita adalah
dan pemberian informasi. , dukungan datang atau tidaknya penderita setelah
penilaian di antaranya memberikan mendapat anjuran kembali untuk control.
support, pengakuan, penghargaan dan Seseorang penderita dikatakan patuh
perhatian. Dukungan instrumental dapat menjalani pengobatan apabila minum obat
berupa bantuan langsung dari orang yang sesuai aturan paket obat dan ketepatan
diandalkan seperti materi, tenaga dan waktu memanggil obat sampai selesai
sarana. Sedangkan dukungan emosional masa pengobatan. Menurut peneliti
dapat berupa Keluarga sebagai sebuah kepatuhan adalah seseorang yang tidak
tempat yang aman dan damai untuk hanya mendengarkan dan mengerti saja
istirahat dan pemulihan serta membantu tetapi harus bisa menuruti dan melakukan
penguasaan terhadap emosi. Menurut apa yang seharusnya di lakukan sesuai
peneliti dukungan keluarga sangat dengan yang di tetapkan secara tepat
berperan penting dalam keberhasilan waktu. Seseorang bisa patuh di karenakan
pengobatan pasien TBC, karena keluarga banyak faktor di antaranya adanya
adalah orang yang paling dekat dengan keinginan dari diri sendiri untuk sembuh,
pasien, selain tinggal dalam satu rumah, adanya dukungan keluarga untuk
keluarga juga mempunyai ambil yang menerima semua keadaan si penderita.
besar dalam memenuhi kebutuhan pasien Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
TBC, tugas keluarga tidak hanya merawat dari 25 responden yang di teliti, data yang
orang yang sakit, tetapi harus meliputi di peroleh menunjukkan 18 orang (72%)
beberapa aspek yang meliputi fisik, patuh untuk minum obat.
psikologis, sosial, spiritual, informasi
mengenai TBC dan yang paling terpenting Hubungan antara Dukungan Keluarga
adalah adanya pengakuan dari keluarga dengan tingkat kepatuhan minum obat
kalau salah satu anggotanya menderita pada pasien TBC di Puskesmas Kedurus
TBC. Hal ini apabila di lakukan dengan Surabaya
baik akan membawa hal yang positif dalam Berdasarkan tabel 7 dari 25
proses kesembuhan pasien TBC. Dalam responden yang di teliti, di dapatkan
penelitian ini peneliti sangat bangga, hal responden yang patuh untuk minum obat
ini di karenakan dari data yang di peroleh serta mendapat dukungan keluarga baik
menunjukkan dari 25 responden yang di sebanyak 18 orang (85,71%), responden
teliti 21 responden mendapatkan dukungan yang patuh untuk minum obat serta
keluarga baik dengan presentase 84%. mendapat dukungan cukup dan kurang
Karakteristik responden Kepatuhan minum tidak ada, Sedangkan responden yang tidak
obat TBC berdasarkan kartu TB-01 patuh untuk minum obat tetapi
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui mendapatkan dukungan keluarga baik
dari 25 responden, 18 orang (72%) patuh sebanyak 3 orang (14,29%) dan responden
untuk minum obat, sedangkan 7 orang yang tidak patuh untuk minum obat tetapi
(28%) tidak patuh untuk minum obat. mendapatkan dukungan keluarga cukup
Menurut Muzaham ,1995 Kepatuhan dan kurang masing-masing sebanyak 2
0rang (100%). Menurut teori Green (1997) dalam penelitian ini ada hubungan antara
perilaku kepatuhan berobat di pengaruhi dukungan keluarga dengan tingkat
oleh Faktor yang mendasar atau faktor kepatuhan minum obat pada pasien TBC di
yang ada dalam diri individu yang puskesmas kedurus Surabaya.
mempengaruhi perilaku kepatuhan (
Predisposing Factors ), Faktor yang Simpulan
memperkuat atau faktor yang mendorong Dukungan keluarga pada penderita TBC
(reinforcing factors), Faktor yang di puskesmas kedurus Surabaya
mendukung (enabling factors). Sedangkan Pada penelitian ini di dapatkan
Faktor-faktor yang mempengaruhi responden yang memiliki dukungan yang
ketidakpatuhan di golongkan menjadi 4 baik sebanyak 21 orang (84%), dukungan
bagian yaitu Pemahaman pasien terhadap cukup sebanyak 2 orang (8%), dukungan
instruksi, Kualitas interaksi, Keluarga, kurang sebanyak 2 orang (8%).
Keyakinan,sikap dan kepribadian. Menurut Kepatuhan minum obat pada pasien
peneliti antara dukungan keluarga dan TBC di puskesmas kedurus Surabaya
kepatuhan minum obat sangat Pada penelitian ini di dapatkan
berhubungan di mana apabila dari salah responden yang patuh minum obat
satunya tidak berperan penting maka yang sebanyak 18 orang (72%) dan responden
akan terjadi adalah ketidak patuhan yang tidak patuh sebanyak 7 orang (28%).
minum obat, Seseorang dikatakan patuh Hubungan antara dukungan keluarga
terhadap pengobatan apabila orang tersebut dengan tingkat kepatuhan minum obat
dapat menuntaskan pengobatan tanpa pada pasien TBC di puskesmas kedurus
pernah mengabaikan satupun dari Surabaya.
pengobatan yang dilakukan. Kepatuhan Berdasarkan hasil uji tabulasi silang di
seseorang dipengaruhi oleh beberapa dapatkan ada hubungan antara dukungan
faktor dan salah satunya adalah dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan minum
keluarga. Pada penenlitian ini didapatkan obat pada pasien TBC di puskesmas
hasil yang paling besar adalah adanya kedurus Surabaya.
dukungan keluarga yang baik dan Saran
dukungan keluarga tersebut membuat Bagi institusi atau puskesmas
pasien untuk patuh dalam pengobatan Di harapkan institusi atau puskesmas
TBC, tetapi masih didapatkan hasil bahwa dapat meningkatkan pemberian penjelasan
dukungan keluarga baik tetapi pasien tidak atau informasi tentang penyakit TBC
memiliki kepatuhan minum obat, bukan hanya kepada pasien tetapi juga
berdasarkan tabel 5 di dapatkan responden kepada keluarga tentang peran dan
yang mendapatkan dukungan baik tetapi dukungannya terhadap kesembuhan dan
tidak patuh sebanyak 3 orang (14,29%). kepatuhan minum obat pada anggota
Hal ini di sebabkan karena kurangnya keluarganya yang menderita TBC.
tersedianya fasilitas kesehatan, jarak yang Bagi Peneliti selanjutnya
terlalu jauh sehingga memungkinkan Diharapkan untuk peneliti selanjutnya
pasien tidak dapat menjangkau pelayanan penelitian ini dapat di jadikan sebagai
fasilitas kesehatan, dan faktor ekonomi acuan dalam melakukan penelitian
seperti biaya yang terlalu mahal untuk
menjangkau fasilitas kesehatan sehingga DAFTAR PUSTAKA
menyebabkan seseorang tidak patuh untuk
minum obat, selain itu faktor usia dapat Arif, Mansjoer.(1999). Kapita Selekta
mempengaruhi seseorang untuk patuh Kedokteran Edisi 3. Jakarta: Salemba
minum obat seperti lupa jadwal minum Medika
obat dan tidak adanya minat atau kemauan Azwar, A 1996. Pengantar Pelayanan
untuk sembuh, dapat di simpulkan bahwa Dokter Keluarga, Yayasan
Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia; McLeod, J. 2008, Pengantar Konseling :
Jakarta Teori dan Studi Kasus, edisi ketiga
Budiarto E, 2003. Metodologi Penelitian cetakan kedua, alih bahasa A.K.
Kedokteran: Sebuah Pengantar, Anwar, Jakarta : Kencana Pranada
Jakarta:EGC Media Group
Danusantoso, Halim. (2000). Buku Saku Misnadiarly, 2006, Penyakit Infeksi TB
Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Paru dan Ekstra Paru: Mengenal,
Hipokrates Mencegah, Menaggulangi TBC Paru,
Departemen Kesehatan 1981. TBC; Ekstra Paru,Anak Pada Kehamilan,
Diagnosa dan Pengelolaan Jakarta: Pustaka Populer Obor
Penderita, Jakarta: Direktorat Murti, B, 2006. Desain dan Ukuran
Jenderal P3M. Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif
Djakaria, S 2002. Parasitologi Kedokteran, dan Kualitatif di Bidang Kesehatan,
Edisi Ketiga, Jakarta : Fakultas Yogyakarta : Gajah Mada University
Kedokteran Universitas Indonesia Press.
Effendy, Nasrul. (1998). Dasar - Dasar Natawijaya, R. 1985. Penyusunan Skala
Keperawatan Kesehatan Masyarakat Sikap, Bandung : IKIP Bandung.
Ed. 2. Jakarta: EGC Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan
Gerungan, 2000. Psikologi Sosial, Masyarakat ; Prinsip-Prinsip Dasar,
Bandung : Refika Aditama. Jakarta : Rineka Cipta.
Herawani, et all. (2001). Pendidkan Notoatmodjo, Soekidjo. (2005).
Kesehatan Dalam Keperawatan. Metodologi Penelitian Kesehatan edisi
Jakarta: EGC Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
Harrison. (1999). Prinsip Prinsip Ilmu Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi
Penyakit Dalam Ed.13 Vol.2. Jakarta: Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
EGC Rineka Cipta
Hidayat, Alimul Aziz. (2003). Riset Nursalam, Siti Pariani. (2001). Pendekatan
Keperawatan dan Teknik Penulisan Praktis Metodologi Riset
Ilmiah Edisi Pertama. Jakarta: Keperawatan. Jakarta: CV. sagung
Salemba Medika seto
Hiswani. (2007). Tuberkulosis Merupakan Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan
Penyakit Infeksi yang Masih Menjadi Metodologi Penelitian Ilmu
Masalah Kesehatan Masyarakat. Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis
Http//www. Library. usu. Id dan Instrumen Penelitian
Herawani, 2001. Pendidikan Kesehatan Keperawatan. Jakarta: Salemba
Dalam Keperawatan, Jakarta:EGC Medika Prayitno dan Amti E, 2006.
Hiswani, 1999. Tuberkulosis Merupakan Dasar-dasar Bimbingan dan
Penyakit Infeksi Yang Masih Menjadi Konseling, Edisi Revisi, Jakarta:
Masalah Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta.
Http//www.Library.usu.Id Prayitno dan Amti E, 2006. Dasar-dasar
Kandun, I Nyoman. (2006). Pedoman Bimbingan dan Konseling, Edisi
Nasional Penanggulangan Revisi, Jakarta: Rineka Cipta.
Tuberkulosis Edisi 2 . Jakarta: Depkes Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan
RI Riset Keperawatan edisi Pertama.
Latief, Dini. (2004). Tuberkulosis Paru. Yogyakarta: Graha Ilmu
http// www. Litbang.depkes .go.id Slamet, Juli Soemirat. (2007). Kesehatan
Marat, 1982. Sikap Manusia perubahan Lingkungan. Bandung: Gadjah Mada
serta pengukurannya, Jakarta : University Press
Ghalia Indonesia. Sudiharto. (2002). Pendidikan Kesehatan
Pada Klien TBC Paru ditinjau dari
Teori Keperawatan Transkultural.
Jurnal Keperawatan Indonesia volume
6 no 1 Ed. Maret 2002. Jakarta:
Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia

You might also like