Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 10
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT. INSTRUKSI KERJA PENGOLAHAN DATA No. Dok : DSMBALITBANG-PUPIKIO2.o2 | Tol Diterbitkan: Januari2016 [Hal : 1 dari 10 No. Rev. : 00 | Tol-Kaji Uiang : Januari 2019 | NAMA & JABATAN TANDA TANGAN Dr. Madi Hermadi Konseptor _| Asisten Deputi Mangjer Teknik Bidang Aspal dan | Agregat | : Prof. Dr. Ir. R. Anwar Yamin | Diperiksa oleh | 1. outi Manajer Teknik Bidang Aspal dan Agregat iz : Ir. Herry Vaza, M.Eng.Sc. | Disahkan oleh | janajer Teknik Bidang Aspal. Agregat dan Tanah Status Dokumen Tanggal Distribusi a eee ee Puslitbang Jalan dan Jembatan Distribusi Ke : No. Nama Unit Kerja No. Nama Unit Kerja ] 1, | ManajerPuncak PUP Badan Liibang |g | Kasie Rapyan Geoteknik Jalan | PUPR -_| Pusiitbang Jalan dan Jembatan | 2. | Sekretaris Badan Litbang PUPR | 10. | mea ae Kepala Pusat Litbang Permukiman 11. piece re Se oe ea 4, _ Kepala Pusat Litbang Jalan dan 42, | Kepala Balai Lingkungan Keairan— | Jembatan *_| Pusiitoang SDA dl 5. | Kepala Pusat Litbang SDA 13. emer SO ingkungan Keairan — Kepala Balai Bahan dan Perkerasan Kepala Balai Bangunan Hidrolika dan 6. | 14. | | Jalan — Puslitbang Jalan dan Jembatan | ‘| Geoteknik Keairan — Puslitbang SDA |Kasie Rapyan Balai Bahan dan | Kasie Rapyan Balai Bangunan 7. | Perkerasan Jalan —Puslitbang Jalan | 15. | Hidrolika dan Geoteknik Keairan — dan Jembatan Pusitbang SDA Kepala Balai Geoteknik Jalan — | Bagian Standarisasi Sekretariat Badan 8. 16. Litbang PU Dokumen ini dilarang diperbanyak tanpa jin Manajer Mutu/Administrasi Badan Litbang PUPR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT | INSTRUKSI KERJA PENGOLAHAN DATA | No. Dok. : DSM/BALITBANG-PUP/IK/02-02 | Tal. Diterbitkan: 20 Januari 2016 [Hal : 2 dari 10 Pease | Tal. KajiUlang : 20 Januari 2019 | | 41. TUJUAN Tujuan metode ini adalah untuk mendapatkan contoh uji banding agregat yang homogen dan stabil, yang akan digunakan untuk uji banding laboratorium, juga untuk menganalisis data hasil pengujian yang dikirimkan peserta uji profisiensi. 2. RUANG LINGKUP Ruang lingkup pengujian ini mencakup uji homogenitas, uji stabilitas dan pengolahan data hasil pengujian yang dikirimkan peserta uji profisiensi 3. ACUAN 3.4. ISO 13528:2005 Statistical Method for Use in Proficiency Testing by Interlaboratory Comparison 3.2. SNI03-6889-2002 : Tata cara pengambilan contoh uji agregat 3.3. ASTM D75/D75M-09 _: Standard Practice for Sampling Aggregates 3.4, DSIP/IK-PJS-02-13-01 _: IK Pengelolaan Limbah 3.5. DSIP/IK-PJS-02-13-04 _: IK Pengendalian B3 4. TANGGUNG JAWAB Penanggung jawab kegiatan ini adalah Asisten Deputi Manajer Teknik Bidang Aspal, Agregat dan Campuran Beraspal 5. PERALATAN DAN BAHAN 5.1. PERALATAN YANG DIGUNAKAN » Ayakan (Mesh); Splitter; > Sekop; Wadah agregat; Oven; > Alat pelindung diri seperti jas laboratorium, sarung tangan dan sepatu laboratorium dapat digunakan > Alat bantu lainnya > Seperangkat Komputer termasuk MS Office dan alat tulis kerja BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT INSTRUKSI KERJA PENGOLAHAN DATA No, Dok : DSMBALITBANG-PUP/IKI02-02 | Tal. Diterbitkan : 20 Januari 2016 | Hal No. Rev. : 00 | Tal. Kaji Ulang : 20 Januari 2019 3 dari 10 6. RINCIAN INSTRUKSI KERJA 6.1. PERSIAPAN » Contoh aspal, agregat, dan campuran beraspal disiapkan sesual dengan IK Penyiapan Objek Uji Agregat DSM/BALITBANG-PUPIIK/O2-01, IK Penyiapan Objek Uji Aspal DSM/BALITBANG-PUP/IK/01-01 dan IK Penyiapan Objek Uji Campuran Beraspal DSM/BALITBANG-PUPI/IK/03- 01 6.2 UJI HOMOGENITAS 6.2.1 Homogenisasi bidang aspal Homogenisasi objek uji profisiensi bidang aspal dilakukan dengan cara sebagai berikut Objek uji yang telah diaduk sampai homogen, dimasukan kedalam 40 kontainer (kaleng) dengan volume 2.500 ml yang masing-masing telah diberi kode seberat 2.000 gram. Tutup kontainer kemudian letakkan ditempat yang mempunyai permukaan datar berurutan sesuai nomor urut kode. Ambil secara random 10 kontainer aspal tersebut kemudian encerkan dengan pemanasan pada temperatur + 120 °C sambil diaduk-aduk. Tuangkan aspal yang sudah diaduk homogen kedalam cetakan (alat) sesuai masing-masing parameter pengujian ji profisiensi. Untuk masing-masing parameter pengujian, objek uji disiapkan dua sampel (duplo). Lakukan pengujian masing-masing parameter bidang aspal sesuai standar yang diacu. 6.2.2 Homogenisasi bidang agregat Homogenisasi objek uji profisensi bidang agregat dilakukan dengan cara sebagai berikut - Objek uji yang sudah dipisah-pisahkan sesuai ukuran_ butirannya, ditimbang dengan berat dan ukuran butir sesuai masing-masing parameter Uji profisiensi yang kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik yang sudah diberi kode. | BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT INSTRUKSI KERJA PENGOLAHAN DATA | No. Dok. : DSM/BALITBANG-PUP/IK/02-02 | Tal. Diterbitkan : 20 Januari 2016 [Hal : 4 dari 10 | No. Rev. : 00 Tol. Kaji Ulang : 20 Januari 2019 - Rapatkan lubang plastik tempat agregat menggunakan alat press agar objek Uji profisensi tidak tekontaminasi, kemudian letakan ditempat yang steril sesuai nomor urut kode. Ambil secara random 10 kantong plastik, kemudian objek uji dari setiap kantong plastik tersebut dibagi dua. - Lakukan pengujian masing-masing parameter bidang aspal sesuai standar yang diacu 6.2.3 Homogenisasi bidang campuran beraspal Homogenisasi objek uji profisensi bidang campuran beraspal_dilakukan dengan cara sebagai berikut : Untuk parameter pengujian berat jenis maksimum campuran beraspal, objek uji agregat yang telah diaduk sampai homogen dan dibiarkan mendingin dalam temperatur ruang, kemudian dimasukan kedalam kantong plastik yang sudah diberi kode Rapatkan lubang plastik tempat agregat menggunakan alat press agar objek uji profisensi tidak tekontaminasi, kemudian letakan ditempat yang steril sesuai nomor urut kode. Ambil secara random 10 kantong plastik, kemudian objek uji dari setiap kantong plastik tersebut dibagi dua. Lakukan pengujian berat jenis maksimum campuran beraspal sesuai standar yang diacu, Untuk parameter pengujian marshall, campuran beraspal yang sudah dipadatkan kemudian dimasukan ke dalam paralon 4 inci dengan panjang 12 cm kemudian ditutup rapat pada kedua sisinya dengan masing-masing berisi dua objek uji. - Ambil secara random 10 paralon, kemudian keluarkan objek ujinya. Lakukan pengujian marshall sesuai standar yang diacu. Secara garis besar langkah perhitungan untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut : Data hasil uji homogenitas misal dinyatakan sebagai x. dimana t merupakan urutan contoh (t=1,2,.....9) dan k merupakan urutan pengujian (k=1,2). Rata-rata objek uji dihitung dengan persamaan | BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT INSTRUKSI KERJA PENGOLAHAN DATA No. Dok. : DSM/BALITBANG-PUP/IK/O2-02 | TGl. Diterbitkan : 20 Januari 2016 Hal: § dari 10 00 No. Rev, | Tgl. Kaji Ulang ; 20 Januari 2019 | 6.2. z « —Gatts) 2 - Range between test portion dihitung dengan menggunakan persamaan w= |r. eal - Rata-rata dari rata-rata objek uji (general average) dihitung sebagai berikut 2-5 - Sehingga standar deviasi dari rata-rata contoh dapat dihitung - Demikian juga standar deviasi antar objek uji dapat dihitung dengan menggunakan persamaan we Fe N29) - Dimana summations dilakukan untuk seluruh contoh (t = 1,2,...,9) - Selanjutnya standar deviasi antar objek uji dihitung sebagai berikut - S, (Standar deviasi antar objek uji) selanjutnya dibandingkan dengan SDPA (standar deviasi for proficiency assessment). Objek uji profisiensi dinyatakan homogen jika S. < 0,36 UJI STABILITAS. Stabilisasi objek uji profisiensi dilakukan dengan cara sebagai berikut : - Uji stabilitas harus dilakukan di laboratorium yang sama dengan uji homogenitas. - Sebagai data pertama digunakan data yang diperoleh dari uji homogenitas. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT INSTRUKSI KERJA PENGOLAHAN DATA No. Dok. : DSM/BALITBANG-PUP/IK/02-02 | Tgl. Diterbitkan : 20 Januari 2016 Hal : 6 dari 10 Roo nau 00) Tgl. Kaji Ulang : 20 Januari 2019 Data kedua yang dianggap data stabilitas diperoleh dari hasil pengujian pada saat semua peserta telah melaksanakan pengukuran. Pilih sejumlah objek uji secara random, dimana n 2 3 Dari objek uji terpilih, siapkan dua contoh dari setiap kemasan untuk pengujian duplo. Pengujian stabilitas dilakukan pada tiga objek uji yang diambil secara acak sesuai batas waktu pengujian yang ditentukan. Pengujian dilakukan secara random dan dalam batas kondisi repeatability. Pengujian dilakukan pada contoh tersebut dengan cara yang sama dengan pengujian pada saat uji homogenitas, sehingga diperoleh 3 pasangan data. - Jika data yang diperoleh dari pengujian stabilitas adalah y,, dan nilai rata- rata dari rata-rata pengujian (general average) adalah 7 , maka Objek uji dinyatakan stabil jika : lz- FH <03¢ Dimana x adalah nilai rata-rata uji homogenitas dan # adalah SDPA (standar deviasi for proficiency assessment). 6.2.5 PENERIMAAN HASIL - Penyelenggara uji profisiensi menerima data hasil uji profisiensi dari laboratorium peserta yang disampaikan dalam formulir “Laporan Hasil Analisis” dan dilengkapi dengan formulir “Metode Uji yang Digunakan’ dan formulir “Sumber-sumber Ketidakpastian Pengukuran’. - Konfirmasi kelengkapan data yang dikirimkan oleh peserta, - Lakukan rekapitulasi semua hasil uji profisiensi dari laboratorium peserta berikut data penunjangnya dan didokumentasikan 6.2.6 ANALISIS DATA HASIL UJI PROFISIENSI DAN NILAI ACUAN 6.2.6.1 Analisis Data Unjuk kerja laboratrorium dinilai dengan menggunakan Z-Score, yaitu standar pengukuran bias laboratorium yang dihitung berdasarkan nilai acuan (assigned value) dan SDPA (standard deviation for proficiency assessment) cer dimana BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT INSTRUKS! KERJA = Nilai acuan (assigned value) ® " SDPA (standard deviation for proficiency assessment) Nilai acuan diperoleh dengan menggunakan analisis robust algoritma A (annex C : ISO 13528 : 2015). Secara garis besar langkah perhitungan algoritma ini adalah sebagai berikut Dimisalkan sejumlah p data diurutkan dari kecil ke basar X:, x2... Xieesss Xp Nilai rata-rata robust dan standar deviasi robust dari data tersebut dinyatakan dengan x’ dan s Perhitungan nilai awal untuk x’ dan s’ adalah sebagai berikut : x= median dari x; (i= 1,2, .... p) s' = 1.483 median dari |x, -x¥| (54,2, p) perbarui nilai x’ dan s° sebagai berikut. Hitung: b=15s° Untuk setiap x; (i= 1, 2, ..., p), hitung: #8 jika x, x*+5 2 sebaliknya Hitung nilai x’ dan s’ baru dari: at = Di mana penjumlahan (summation) dilakukan untuk keseluruhan / data. Nilai estimasi robust x* dan s* dapat diperoleh dengan perhitungan iterasi seperti dengan memperbaharui (updating) nilai x* dan s* beberapa kali dengan menggunakan data yang dimodifikasi, sampai proses tersebut konvergen. Konvergensi dapat diasumsikan jika tidak ada_perubahan nilai PENGOLAHAN DATA No. Dok. : DSM/BALITBANG-PUP/IKI02-02 | T9l. Diterbitkan : 20 Januari 2016 [Hal :7dan10 No. Rev. : 00 | Tal Kaji Ulang : 20 Januari 2019 | | 2 = Z-Score * = Nilai hasil pengujian uji profisiensi x BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT INSTRUKSI KERJA | PENGOLAHAN DATA No. Dok. : DSM/BALITBANG-PUP/IK/02-02 | T9l- Diterbitkan: 20 Januari 2016 [Hal : 8 dari 10 No, Rev. : 00 _Tol. Kaji Ulang : 20 Januari 2018 standar deviasi robust dari satu iterasi dengan iterasi berikutnya pada tiga angka signifikan nilai deviasi standar robust dan rata-rata robust. Nilai SDPA (standard deviation for proficiency assessment) berdasarkan ISO13528: 2005 dapat ditentukan dari 5 cara, yaitu : 1, Berdasarkan nilai yang sudah ditetapkan. ‘SDPA dapat ditentukan dari nilai yang digunakan untuk data_perhitungan yang spesifik atau dari aturan yang sudah ditetapkan. Penentuan SDPA dengan cara ini, biasanya digunakan untuk tujuan perhitungan yang berhubungan dan metoda pengukuran 2. Berdasarkan persepsi. SDPA dengan cara ini ditetapkan berdasarkan nilai yang diharapkan oleh koordinator dan peserta uji profisiensi dapat dicapai oleh setiap laboratorium (by perception). Karena berdasarkan persepsi, maka dapat menyebabkan pemilihan nilai menjadi tidak realistis dalam hubungannya dengan nilai reprodusibilitas dalam metode pengukuran. Metode di dapat digunakan untuk mengecek bahwa nilai SDPA yang di realistis. Dengan syarat nilai dari standar deviasi pada kondisi repeatabilitas dan reprodusibilitasnya diketahui. Langkah awal adalah dengan menghitung standar deviasi antar laboratorium dengan rumus : a o, = standar deviasi dari reprodusibilitas 2, = standar deviasi dari repetabilitas Lalu hitung nilai dari faktor ¢ dengan mensubstitusikan nilai dari o; dan c, dan masukan ke dalam persamaan : 72 é- |(¢xa)?+ () Dimana » adalah ulangan pengukuran yang dilakukan setiap laboratorium Bila nilai 4 kecil (¢ < 0,5), menunjukan bahwa nilai SDPA (@) sesuai dengan tingkat reprodusibilitas yang tidak dapat dicapai oleh laboratorium tersebut 3. Berdasarkan model tertentu. SDPA dapat ditentukan dari model umum dari metode perhitungan reprodusibilitas. Namun penentuan SDPA dengan cara ini memiliki kekurangan yaitu nilai reprodusibilitas yang sebenarnya dari metode perhitungan akan secara subtansial berbeda dengan nilai yang ditetapkan BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT | INSTRUKSI KERJA PENGOLAHAN DATA No. Dok. : DSM/BALITBANG-PUP/IK/02-02 | Tél. Diterbitkan : 20 Januari 2016 | Hal : 9 dari 10 | No: Rev. :00 Tal. Kaji Ulang : 20 Januari 2019 oleh model. Penggunaan model dalam penentuan SDPA menyiratkan bahwa nilai reprodusibilitas hanya bergantung pada tingkat pengukuran, prosedur pengukuran, dan ukuran dari sample. Contoh penentuan SDPA dengan menggunakan model adalah dengan menggunakan kurva Horwitz 4, Berdasarkan perhitungan dari hasil percobaan/eksperimen. Metode penentuan SDPA dengan cara perhitungan dapat dilakukan dengan syarat metode perhitungan untuk uji profisiensi sudah standard dan nilai standar deviasi dari repetabilitas dan reprodusibilitasnya diketahui. Maka nilai SDPA dapat dihitung dengan rumus = Jg%#—-a2 I = von" — 5, Dimana : oq = standar deviasi dari reprodusibilitas 2, = standar deviasi dari repetabilitas Nilai dari SDPA dapat dihitung dengan rumus : Dimana n adalah ulangan pengukuran yang dilakukan setiap laboratorium Nilai standar deviasi deri repeatabilitas dan reprodusibilitas tergantung pada nilai rata-rata dari hasil test, maka relasi fungsinya dapat dihitung dengan menggunakan metode yang tercantum dalam ISO 5725-2. Relasi ini kemudian digunakan untuk menghitung nilai standar deviasi dari repeatabilitas dan reprodusibilitas yang akan dipakai dalam uj profisiensi 5. Berdasarkan data yang diperoleh dari suatu putaran Uji Profisiensi SDPA diperoleh dari nilai perhitungan dengan menggunakan analisis robust algoritma A dari data seluruh peserta uji profisiensi dalam satu putaran uji profisiensi. Dalam hal ini, hasil yang dilaporkan peserta adalah nilai rata-rata dari m pengujian yang dilakukan dalam satu putaran uji profisiensi. Kekurangan dari metoda ini adalah nilai dapat bervariasi dalam setiap putaran uji profisiensi, sehingga akan menyulitkan dalam menentukan kecenderungan hasil pengujian setiap peserta dalam satu putaran uji profiseinsi, akibatnya sulit dalam menentukan nilai Z-Score. Namun kekurangan metode ini dapat diatasi dengan menggunakan robust satandar deviasi dari beberapa putaran pengujian, yang dihitung dengan menggunakan Algoritma S di Annex C. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN | KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT | | INSTRUKSI KERJA | PENGOLAHAN DATA No. Dok. : DSW/BALITBANG-PUP/IK/02-02 | Tal. Diterbitkan : 20 Januari 2016 | Hal: 10 dari 10 No. Rev. | 00 Tol. Kaji Ulang : 20 Januari 2019 | Berdasarkan uraian diatas, maka penentuan nilai SDPA (standard deviation for proficiency assessment) untuk bidang Aspal, Agregat, dan Campuran Beraspal dapat berdasarkan pada 2 metode, yaitu : 1. Berdasarkan perhitungan dari hasil percobaan/eksperimen. 2. Berdasarkan dari data yang diperoleh dari suatu putaran Uji Profisiensi 6.2.7 KRITERIA PENILAIAN KINERJA LABORATORIUM. Kemudian, untuk menentukan unjuk kerja laboratorium ditentukan berdasarkan nilai Z-Score, dimana pembagian kategori adalah sebagai berikut : - Kategori memuaskan / inliner apabila | z | < 2, dalam hal ini berarti hasil uji memuaskan (V). = Kategori diperingati / warning signal apabila 2 < |z| <3, dalam hal ini berarti hasil ujinya belum termasuk outlier, tetapi sudah dalam batas “diperingati" (W). - Kategori action signal / outlier apabila =| = 3, dalam hal ini berarti hasil uj tidak memuaskan (A) Data Z-Score selanjutnya di plot dalam bentuk grafik

You might also like