Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 20

UJI MUTU FISIK TABLET VITAMIN C GENERIK YANG DIPRODUKSI

PABRIK YANG BERBEDA

PHYSICAL QUALITY TEST TABLET VITAMIN C GENERIC PRODUCED


DIFFERENT FACTORY

Titis Ayu Pangestuti, Hariyani 1, Reka Wardani 2


Fakultas Farmasi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
Titisayu2206@yahoo.com

Info Artikel Abstract


History Vitamin C is a good source of antioxidants consumed
artikel by the body. Ascorbic acid is a compound that unstable, easily
Diterima oxidized when exposed to aerial (oxygen). This study aims to
determine whether there is a physical difference in the quality
Disetujui test vitamin C tablet generic factory produced different.
Physical quality tests performed include: test the uniformity of
size, weight uniformity test, hardness test, test friability,
disintegration time test and content uniformity test. Based on
the research results obtained showed that vitamin C tablets are
produced factory X and Y Factory meets the requirements of
Farmakope Indonesia Edisi III dan IV Edition and other
official book that for uniformity of size qualify the center line
of not more than 3 times and not less than 1 1/3 times thicker
tablet, test weight uniformity tablet if weighed one at a time
should not be more than 2 tablets each weight deviates from its
average weight is greater than the price specified in column A
is 7.5% and there should be a single tablet that weighs no more
than a column B is 15%, hardness test Factory X and Y 4-8 kg,
fragility Test Factory X 0.312% and 0.103% Y Factory, Test
time of , and content uniformity test lies between the range of
85.0% to 115.0% and relative standard deviation for the plant
amounted to 2.33% X and Y Factory 4, 79%. Statistical test
results there is a difference between Factory X and Y Factory
at test uniformity of size, hardness, and disintegration and
uniformity of content, whereas there was no difference
between the factory X and Y Factory on kesergaman test
weight and fragility test.

1
Key words:
Physical
Quality Test
Tablet, Tablet
Vitamin C
Generic,
Iodimetric

Abstrak
Kata Kunci: Vitamin C merupakan sumber antioksidan yang baik
Uji Mutu dikonsumsi oleh tubuh.Vitamin C merupakan senyawa yang
Fisik, Tablet bersifat tidak stabil, mudah teroksidasi jika terkena
Vitamin C udara(oksigen). Mutu suatu obat atau kualitas produk obat
Generik, sangat penting karena akan menentukan efek terapetik.
Iodimetri Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan uji mutu fisik tablet vitamin C generik yang
diproduksi pabrik yang berbeda.Uji mutu fisik yang dilakukan
antara lain uji keseragaman ukuran, uji keseragaman bobot, uji
kekerasan, uji kerapuhan, uji waktu hancur, dan uji
keseragaman kandungan.Berdasarkan hasil penelitian yang di
peroleh didapatkan hasil bahwa tablet vitamin C yang
diproduksi pabrik X dan Pabrik Y memenuhi persyaratan
Farmakope Indonesia Edisi III dan IV dan buku resmi yang
lain yaitu untukkeseragaman ukuran memenuhi sayrat yakni
garis tengah tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3
kali tebal tablet,uji keseragaman bobot tablet jika ditimbang
satu persatu tidak boleh lebih dari 2tablet yang masing-masing
bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari
harga yang ditetapkan dikolom A yaitu 7,5 % dan tidak boleh
satu tablet pun yang bobotnya lebih besar dari kolom B yaitu
15%, uji kekerasan Pabrik X dan Y 4-8 kg, Uji kerapuhan
Pabrik X 0,312% dan Pabrik Y 0,103%, Uji waktu hancur
tablet memenuhi persyaratan waktu hancur tablet semua tablet
harus hancur sempurna dan waktu yang dibituhkan tidak lebih
dari 30 menit, dan Uji keseragaman kandungan terletak antara
rentang 85,0% hingga 115,0% dan simpangan baku relatif
untuk Pabrik X sebesar 2,33% dan Pabrik Y 4, 79%.
Kesimpulan terdapat perbedaan yang signifikan antara pabrik
X dan pabrik Y pada uji keseragaman ukuran, uji

2
kekerasan,dan waktu hancur dan keseragaman kandungan,
sedangkan tidak terdapat perbedaan antara pabrik X dan Pabrik
Y pada uji kesergaman bobot dan uji kerapuhan.

3
PENDAHULUAN ditinjau dari berbagai aspek antara
lain aspek teknologi yang meliputi
Aktivitas manusia dalam stabilitas fisik dan kimia dimana
keseharian dapat berbeda begitu pula sediaan obat seperti tablet, dan
dengan pola hidup manusia yang sediaan lainnya, harus memenuhi
berbeda. Pola hidup manusia yang kriteria yang dipersyaratkan
kurang baik dapat menimbulkan Farmakope. Mutu obat juga
tubuh menjadi tidak sehat. Aktivitas ditinjau dari bioavailabilitas
yang dilakukan secara berlebihan dan (ketersediaan hayati) obat. Obat
dilakukan secara terus menurus tanpa yang memilikimutu fisik dan profil
ada waktu beristirahat dapat disolusiyang baik akan memberikan
mengakibatkan tubuh menjadi lelah bioavailabilitas yang baikkarena
dan tidak sehat. Penyakit dapat ketersediaan farmasetik dari
timbul ketika pola hidup yang kurang obattersebut tinggi (Ansel, 1989).
baik dilakukan secara terus menurus Vitamin C adalah salah satu zat
yang didukung dengan lingkungan gizi yang berperan sebagai
yang kurang sehat pula. Penyakit antioksidan dan efektif mengatasi
tersebut dapat dihindari jika manusia radikal bebas yang dapat merusak sel
memiliki pola hidup sehat yang baik. atau jaringan, termasuk melindungi
Pola hidup sehat seperti rajin berolah mata dari kerusakan oksidatif yang
raga, makan makanan yang bergizi, ditimbulkan oleh radiasi(Taylor,
istirahat yang cukup, dan 1993). Status vitamin C seseorang
mengkonsumsi vitamin(Wardani, sangat tergantung dariusia, jenis
2012). Vitamin adalah senya- kelamin, asupan vitamin C harian,
senyawa yang dibutuhkan untuk kemampuan absorpsi dan ekskresi,
pertumbuhan normal dan serta adanya penyakit tertentu
mempertahankan hidup hewan, (Schetman, 1989). Rendahnyaasupan
rermasuk manusia. Vitamin serat dapat mempengaruhi asupan
diperlukan dan efektif dalam jumlah vitamin C karena bahan makanan
sedikit, tidak menghasilkan energi sumber serat dan buah-buahan juga
dan tidak digunakan sebagai unit merupakan sumber vitamin C
pembangun tubuh organisme, tetapi (Narins, 1996).
sangat penting sebagai pengatur Vitamin C yang umum beredar dan
metabolisme tubuh. Vitamin yang di konsumsi oleh masyarakat yakni
dapat dikonsumsi oleh manusia dan dalam bentuk sediaan kapsul, tablet
diperlukan oleh tubuhsalah satunya effervescent, dan tablet kunyah.
adalah vitamin C(Koswara, 1992). Tablet adalah sediaan padat yang
Mutu obat adalah semua unsur- mengandung bahan obat dengan atau
unsur yang berpengaruh secara bahan pengisi. Berdasarkan metode
langsung maupun tidak langsung pembuatan dapat digolongkan
terhadap keamanan, keefektifan dan sebagai tablet cetak dan tablet kempa
derajat diterimanya suatu produk (Depkes RI, 1995). Tablet adalah
obat. Mutu suatu obat atau kualitas sediaan padat yang dibuat secara
produk obat sangat penting karena kempa cetak berbentuk rata atau
akan menentukan efek terapetik. cembung rangkap, umumnya bulat
Mutu suatu sediaan obat dapat mengandung satu jenis obat atau

4
lebih dengan atau tanpa zat tambahan darikurang dari 0,5% sampai 1%,
(Anief, 1997). Persyaratan mutu kekerasan dengan rentang 4-8 kg,
tablet yang dapat di penuhi pada waktu hancur tablet bersalut kurang
setiap pengujiannya berdasarkan dari 30 menit dan keseragaman
Farmakope Indonesia Edisi III dan kandungan terletak antara 85,0 %
Edisi IV atau farmakope lainnya, hingga 115,0 % dari yang tertera
diantaranya keseragaman ukuran pada etiket dan simpangan baku
garis tengah tablet tidak lebih dari 3 relatifkurang dari atau sama dengan
kali dan kurang dari 1 kali tebal 6,0 %.
tablet, keseragaman bobottidak satu Berdasarkan uraian diatas,
tablet pun yang bobotnya peneliti ingin mengetahui uji mutu
menyimpang lebih besar dari bobot fisik tablet vitamin C generik yang
rata-rata yang ditetapkan kolom A diproduksi pabrik yang berbeda,
dan tidak satu tablet pun yang karena dengan mengetahui mutu fisik
bobotnya menyimpang lebih besar suatu tablet, maka dapat diketahui
dari bobot rata-rata yang ditetapkan mutu dan kualitas tablet vitamin
kolom B, kerapuhan kurang tersebut.
pipet tetes, batang pengaduk, corong,
TUJUAN PENELITIAN tisu kering, plastik, karet, push ball,
1. Tujuan Umum klem,statif,mortir,stamper,timbangan
Mengetahui ada atau tidaknya analitik,timbangan kasar, sendok
perbedaan uji mutu fisik tablet tanduk, pinset, rak tabung, jangka
vitamin C generik yang sorong (HERMA), timbangan
diproduksi pabrik yang analitik (GKI), hardness tester
berbeda. (YPD-200C), friabilator (JKI),
2. Tujuan Khusus disintegrator (Guoming). Bahan yang
Mengetahui uji mutu fisik digunakan adalah aquades, iodium,
sesuai Farmakope Indonesia natrium tiosulfat, kalium iodida,
Edisi III dan Edisi IV. asam sulfat, kalium iodat, amylum,
Tablet vitamin C (PT PIM dan PT
METODE PENELITIAN MEF).
Penelitian dilakukan di
Laboratorium Teknologi Solid dan PROSEDUR
Laboratorium Analisa Obat Instititut Uji Keseragaman Ukuran
Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Tablet diukur satu persatu
Kediri, dimulai pada bulan Maret menggunakan jangka sorong.
sampai Mei 2016. Alat yang Perhatikan skala cm dan skala mm.
digunakan adalah buret 25 ml, buret Perhatikan posisi angka 0 (nol) skala
50 ml, beaker glass 250 ml, beaker mm pada skala cm. Ketepatan ukuran
glas 100 ml, beaker glas 500 dilihat pada skala mm yang berada
ml,beaker glass 1000 ml, erlenmeyer tepat segaris dengan skala cm.
250 ml, labu ukur 100 ml, labu ukur Penulisan hasil tiga angka di
50 ml, labu ukur 500 ml, labu ukur belakang koma dengan satuan cm
1000 ml, gelas ukur 25 ml, gelas (centimeter).
ukur 50 ml, pipet volume 10 ml,
pipet ukur 10 ml, pipet ukur 50 ml,

5
Uji Keseragaman Bobot
Sebanyak 20 tablet dipilih Uji Keseragaman Kandungan
dari masing-masing merek dan Standarisasi Na2S2O3 0,1 N dengan
ditimbang satu per satu KIO3 0,1 N
menggunakan timbangan analitik. Dipipet 10,0 ml larutan KIO3
Hasil setiap penimbangan dicatat. 0,1 N, dimasukkan ke dalam
Dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Erlenmeyer 250 ml. Ditambahkan 10
Jika ditimbang satu-persatu. Data ml H2SO4 2 N dan 10 ml KI 10 %,
hasil pengujian keseragaman bobot kemudian Erlenmeyer ditutup
tablet dicatat. dengan plastik. Dititrasi dengan
Uji Kekerasan Tablet larutan Na2S2O3 0,1 N sampai terjadi
Diambil 5 tablet setiap warna kuning muda. Ditambahkan
merek. Letakkan tablet uji pada 0,5 ml amylum 1 %, kemudian titrasi
tempat diantara dua baja yang dilanjutkan sampai warna biru
bergerak. Jalankan alat, amati angka hilang.
yang tertera pada alat. Apabila tablet Standarisasi I2 0,1 N dengan
telah pecah, maka angka pada alat Na2S2O3 0,1 N
akan berhenti. Catat data hasil Dipipet 10,0 ml larutan Na2S2O3 0,1
pengujian kekerasan tablet. N, kemudian dimasukkan kedalam
Uji Kerapuhan Tablet Erlenmeyer 250 ml, kemudian
Diambil 10 tablet ditutup dengan plastik. Ditambahkan
untuk setiap merek, kemudian 0,5 ml amylum 1 %, kemudian
ditimbang (W0). Tablet dimasukkan dititrasi dengan larutan I2 0,1 N
kedalam alat friabilator. Friabilator sampai berwarna biru konstan.
dioperasikan pada kecepatan 25 rpm Penetapan kadar Vitamin C
selama 4 menit. Tablet ditimbang Ditimbang seksama lebih kurang 1
lagi (W1) dan hitung persen (%) g.Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
kerapuhan tablet. Berikut 250 ml. Dilarutkan dalam 100 ml
perhitungan uji kerapuhan: aquadest. Ditambahkan 25 ml H2SO4
W 0W 1 2 N. Ditambahkan 3 ml amylum,
kerapuhan= x 100
W0 kemudian ditutup menggunakan
plastik. Dititrasi dengan I2 0,1 N
sampai warna biru konstan.
Uji Waktu Hancur Uji Keseragaman Kandungan
Masukkan tablet yang akan Ditimbang 10 tablet satu
diuji pada masing-masing tabung persatu.Dimasukkan satu persatu
keranjang, disusul satu cakram tablet kedalam Erlenmyer. Dilarutkan
penuntun pada tiap tabung. dengan aquadest sebanyak 100 ml.
Keranjang dimasukkan ke dalam Ditambahkan 25 ml H2SO4 2 N.
gelas beker berukuran 1 liter yang Ditambahkan 3 ml amylum,
berisikan air suling dengan suhu kemudian ditutup dengan plastik.
37C 2C. Jalankan alat pada akhir Dititrasi dengan I2 0,1 N sampai
batas waktu seperti tertera dalam warna biru konstan.10 tablet dititrasi
monografi. Angkat keranjang dan satu persatu.
amati semua tablet.
HASIL DAN PEMBAHASAN

6
Hasil
1. Uji Keseragaman Ukuran Tablet
Tabel V. 1 KeseragamanUkuran Tablet Vitamin C PadaPabrik X dan Y

No Tablet Vitamin C pada Pabrik X Tablet Vitamin C pada Pabrik Y


Diameter Tebal 3xt 1 Diameter Tebal 3 x t 1
1 1
(cm) (cm) 3 (cm) (cm) 3
xt xt
1 0,810 0,350 1,05 0,47 0,820 0,300 0,9 0,4
2 0,810 0,350 1,05 0,47 0,820 0,300 0,9 0,4
3 0,810 0,350 1,05 0,47 0,820 0,300 0,9 0,4
4 0,810 0,340 1,02 0,45 0,820 0,300 0,9 0,4
5 0,810 0,350 1,05 0,47 0,820 0,300 0,9 0,4
6 0,810 0,350 1,05 0,47 0,820 0,300 0,9 0,4
7 0,810 0,370 1,11 0,49 0,820 0,300 0,9 0,4
8 0,810 0,360 1,08 0,48 0,820 0,300 0,9 0,4
9 0,810 0,360 1,08 0,48 0,820 0,300 0,9 0,4
10 0,820 0,370 1,11 0,49 0,820 0,300 0,9 0,4
11 0,810 0,350 1,05 0,47 0,820 0,300 0,9 0,4
12 0,810 0,360 1,08 0,48 0,820 0,300 0,9 0,4
13 0,810 0,350 1,05 0,47 0,820 0,300 0,9 0,4
14 0,810 0,350 1,05 0,47 0,820 0,300 0,9 0,4
15 0,810 0,350 1,05 0,47 0,820 0,300 0,9 0,4
16 0,810 0,350 1,05 0,47 0,820 0,300 0,9 0,4
17 0,810 0,350 1,05 0,47 0,820 0,300 0,9 0,4
18 0,810 0,340 1,02 0,45 0,820 0,300 0,9 0,4
19 0,820 0,350 1,05 0,47 0,820 0,300 0,9 0,4
20 0,820 0,340 1,02 0,45 0,820 0,300 0,9 0,4

Pengujian sifat fisik tablet yang ditentutkan Farmakope Indonesia


pertama dilakukan uji keseragaman Edisi III yakni diameter tablet tidak
ukuran ini dilakukan untuk lebih dari 3 kali dan tidak kurang
mengetahui bentuk dan ukuran dari 1 1/3 kali tebal tablet (Depkes
tablet. Hasil pengujian keseragaman RI, 1997).
ukuran memenuhi persyaratan yang
2. Uji Kesergaman Bobot
3. Tabel V. 2 Keseragaman Bobot Sampel Tablet Vitamin C Pabrik
X
4. 5. Bobot Tablet (mg) 6. % Penyimpangan
N

7. 8. 193, 4 mg 9. 0,67 %
1
10. 11. 194, 3 mg 12. 1,14 %

7
2
13. 14. 188, 7 mg 15. 1,77 %
3
16. 17. 190, 5 mg 18. 0,84 %
4
19. 20. 190, 1 mg 21. 1,05 %
5
22. 23. 193 mg 24. 0,46 %
6
25. 26. 193, 3 mg 27. 0,62 %
7
28. 29. 191 mg 30. 0,58 %
8
31. 32. 197, 1 mg 33. 2,6 %
9
34. 35. 191, 9 mg 36. 0,11 %
1

37. 38. 184, 4 mg 39. 4,01 %


1

40. 41. 188, 3 mg 42. 1,98 %


1

43. 44. 195, 8 mg 45. 1,92 %


1

46. 47. 198, 4 mg 48. 3,27 %


1

49. 50. 187 mg 51. 2,66 %


1

52. 53. 193, 8 mg 54. 0,88 %


1

55. 56. 189, 4 mg 57. 1,41 %


1

58. 59. 195, 6 mg 60. 1,82 %


1

8
61. 62. 190, 3 mg 63. 0,94 %
1

64. 65. 195, 8 mg 66. 1,92 %


2

67. 68. = 38421,1 69.


x
71. = 192, 11
73.
74.

75. Tabel V. 3 Keseragaman Bobot Sampel Tablet Vitamin C Pabrik X


76.

77. 78. Bobot Tablet (mg) 79. % Penyimpangan


N

80. 81. 193, 4 mg 82. 0,67 %


1
83. 84. 194, 3 mg 85. 1,14 %
2
86. 87. 188, 7 mg 88. 1,77 %
3
89. 90. 190, 5 mg 91. 0,84 %
4
92. 93. 190, 1 mg 94. 1,05 %
5
95. 96. 193 mg 97. 0,46 %
6
98. 99. 193, 3 mg 100. 0,62 %
7
101. 102. 191 mg 103. 0,58 %
8
104. 105. 197, 1 mg 106. 2,6 %
9
107. 108. 191, 9 mg 109. 0,11 %
1

110. 111. 184, 4 mg 112. 4,01 %


1

113. 114. 188, 3 mg 115. 1,98 %


1

9
116. 117. 195, 8 mg 118. 1,92 %
1

119. 120. 198, 4 mg 121. 3,27 %


1

122. 123. 187 mg 124. 2,66 %


1

125. 126. 193, 8 mg 127. 0,88 %


1

128. 129. 189, 4 mg 130. 1,41 %


1

131. 132. 195, 6 mg 133. 1,82 %


1

134. 135. 190, 3 mg 136. 0,94 %


1

137. 138. 195, 8 mg 139. 1,92 %


2

140. 141. = 38421,1 142.


x
144. = 192, 11
146.
147. Pengujian mg, dan penyimpangan yang
kedua yakni uji keseragaman diperoleh sebesar 7,5 %
bobot ini dilakukan untuk (Kolom A) dan 15 % (Kolom
menentukan nilai B). Hasil tersebut memenuhi
keseragaman mesin kempa persyaratan yang ditetapkan
dalam menghasilkan tablet Farmakope Indonesia Edisi
dan juga menetukan III yaitu ditimbang satu
keseragaman dosis yang persatu , tidak boleh lebih
diberikan untuk setiap terapi. dari 2 tablet yang masing-
Hasil rata-rata yang masing bobotnya
didapatkan untuk pabrik X menyimpang dari bobot rata-
192,11 mg dan pabrik Y ratanya lebih besar dari harga
181,61 mg. Bobot rata-rata yang ditetapkan kolom A, dan
pabrik X dan Y sesuai tidak satu tablet pun yang
dengan tabel sebesar 151-300 bobotnya menyimpang dari

10
bobot rata-ratanya lebih dari 148.
harga yang ditetapkan kolom 149.
B (Depkes RI, 1997).
150. Uji Kekerasan Tablet
151. Tabel V. 1 Kekerasan Tablet Vitamin C Pada Pabrik X dan Y
152.
153. 154. Tablet Vitamin C 155. Tablet Vitamin C
N Pada Pabrik X Pada Pabrik Y
157. Ke 158. K 159. K 160. K
kerasan ekerasa ekerasan ekerasan
(N) n (kgf) (N) (kgf)
161. 162. 14 163. 1 164. 4 165. 0
1 ,43 ,41
166. 167. 18 168. 1 169. 3 170. 0
2 ,84 ,31
171. 172. 15 173. 1 174. 4 175. 0
3 ,53 ,41
176. 177. 12 178. 1 179. 6 180. 0
4 ,22 ,61
181. 182. 16 183. 1 184. 3 185. 0
5 ,63 ,31
186. 187. 13 188. 1 189. 2 190. 0
6 ,33 ,20
191. 192. 21 193. 2 194. 6 195. 0
7 ,14 ,61
196. 197. 21 198. 2 199. 3 200. 0
8 ,14 ,31
201. 202. 15 203. 1 204. 2 205. 0
9 ,53 ,20
206. 207. 12 208. 1 209. 5 210. 0
1 ,22 ,51

211. 212. 14 213. 1 214. 6 215. 0


1 ,43 ,61

216. 217. 13 218. 1 219. 2 220. 0


1 ,33 ,20

221. 222. 13 223. 1 224. 4 225. 0


1 ,33 ,41

226. 227. 18 228. 1 229. 6 230. 0


1 ,84 ,61

11
231. 232. 13 233. 1 234. 2 235. 0
1 ,33 ,20

236. 237. 11 238. 1 239. 2 240. 0


1 ,12 ,20

241. 242. 18 243. 1 244. 2 245. 0


1 ,84 ,20

246. 247. 15 248. 1 249. 2 250. 0


1 ,53 ,20

251. 252. 20 253. 2 254. 8 255. 0


1 ,04 ,82

256. 257. 19 258. 1 259. 8 260. 0


2 ,94 ,82

261. 263. 3 264. 265. 8


x 1,74 ,2
262. 267. 1 268. 269. 0
,59 ,41
270.
271. Uji kekerasan dari pengukuran rata-rata
pada tablet bertujuan untuk didapatkan kurang dari 4 kg,
mengetahui seberapa besar hasil rata-rata pada pabrik
ketahanan tablet terhadap X 1,59 kg dan pabrik Y
guncangan atau kekuatan 0,41, maka disimpulkan
yang diberikandari luar saat bahwa uji kekerasan
tablet didistribusi memenuhi persyaratan yang
danpenyimpanan sehingga ditentukan Farmakope
tablet dapat sampai pada Indonesia Edisi III yaitu
pasien dalam keadaan baik kekerasan tablet tidak kurang
(Voigt, 1994). Pengujian ini dari 4 kg dan tidak lebih dari
menggunakan hardness 8 kg.
tester. Hasil yang diperoleh
272.
273. Uji Kerapuhan Tablet
274. Tabel V. 5 Kerapuhan Tablet Vitamin
C Pabrik XTablet Vitamin C Pada Pabrik X

12
276. Kelompok A 277. Kelompok B
(Kanan) (Kiri)

279. 280. 281. 282. 283. 284.


Bob Bob Kerapuh Bob Bob Kerapuh
o o an o o an
t t (%) t t (%)
275.
N A A A A
w k w k
a h a h
l i l i
r r
( (
g ( g (
) g ) g
) )
285. 286. 287. 288. 289. 290. 291.
1 1,9 1,9 0,312 1,9 1,9 0,103
2 1 4 4
3 7 5 3
292.
293. Tabel V. 6 Kerapuhan Tablet Vitamin C Pabrik YTablet Vitamin
C PadaPabrik Y

295. Kelompok A 296. Kelompok B


(Kanan) (Kiri)

298. 299. 300. 301. 302. 303.


Bob Bob Kerapuh Bob Bob Kerapuh
o o an o o an
t t (%) t t (%)
294.
N A A A A
w k w k
a h a h
l i l i
r r
( (
g ( g (
) g ) g
) )

13
304. 305. 306. 307. 308. 309. 310.
1 1,8 1,8 0,055 1,8 1,8 0,055
1 1 3 3
6 5 3 2
311.
312. Pengujian kerapuhan ini dimaksudkan untuk memberikan
tablet yaitu dengan menggunakan penilaian akan interaksi bahan
alat friabilator. Hasil yang pengikat dengan komponen partikel-
didapatkan nilaikerapuhan pada partikel lainnya, dimanasemakin
pabrik X sebesar0,208 % dan kecil persentase kerapuhan tablet,
pabrik Y sebesar 0,055 %, maka maka semakin baik ketahanan tablet
dapat disimpulkan hasil tersebut tersebutterhadap guncangan dan
memenuhi syarat , karena nilai goresan pada waktu pengemasan
kerapuhannya kurang dari 0,8 %. Uji dan pendistribusian (Lestari, 2013).
313.
314.
315.
316.
317.
318.
319. Uji Waktu Hancur
320. Tabel V. 2 Waktu Hancur Tablet
Vitamin C Pabrik YTablet Vitamin C PadaPabrik Y
321. 322. Hasil Uji Waktu Hancur
323. P 324. Keenam tablet hancur sempurna
abrik X
325. P 326. Keenam tablet hancur sempurna
abrik Y
327.
328. Persyaratan waktu 1995). Hasil pengujian waktu hancur
hancur tablet vitamin C yakni tidak memenuhi persyaratan yakni waktu
lebih dari 30 menit (Depkes RI, hancur tidak lebih dari 30 menit.
329.
330. Uji Keseragaman Kandungan
331. Tabel V. 8 Standarisasi Na2S2O3 0,1 N dengan KIO3 0,1 N.
332. 333. Volume KIO3 334. KIO3 335.Volume 336. Na2S2O
No (ml) (N) Na2S2O3 (ml) 3 (N)

337. 338. 10,00 ml 339. 0,112 340. 11,60 ml 341. 0,0984


1 2N N
342. 343. 10,00 ml 345. 11,50 ml
2
347. 348. 10,00 ml 350. 11,10 ml
3

14
352. 353. = 34, 20 ml 354.
x
356. = 11, 40
ml
358.
359. Tabel V. 9 Standarisasi I2 0,1 N dengan Na2S2O3 0,1 N.
360.
361. 362.Volume 363. Na2S2 364.Volume I2 365. I2 (N)
No Na2S2O3 (ml) O3 (N) (ml)

366. 367. 10,00 ml 368. 0,098 369. 9,80 ml 370. 0,1004


1 4 N
371. 372. 10,00 ml 374. 9,80 ml
2
376. 377. 10,00 ml 379. 9,80 ml
3
381. 382. = 29,40 ml 383.
x
385. = 9,80 ml
387.
388. Tabel V. 10 Penetapan Kadar Sampel X.
389. 390.Ber 391.I2 392.Volum 393. Kadar
N at (N) e I2 Vitamin
Sa (N) C (%)
mpe
l (g)
394. 395. 1,0 396. 0,10 397. 15,10 398. 102, 30
1 004 04 N ml %
399. 400. 1,0 401. 402. 15,00 403. 101, 59
2 007 ml %
404. 405. 1,0 406. 407. 15,00 408. 101, 64
3 002 ml %
409.
410. Tabel V. 11 Penetapan Kadar Sampel Y.
411. 412. Ber 413. I2 (N) 414. Volum 415. Kadar
N at e I2 (N) Vitamin C
Sam (%)
pel
(g)
416. 417. 1,0 418.0,100 419. 14,20 420. 91, 33 %
1 008 4N ml
421. 422. 1,0 423. 424. 14,10 425. 90, 68 %
2 005 ml

15
426. 427. 1,0 428. 429. 14,20 430. 91, 28 %
3 009 ml
431.

432. Tabel V. 12 Keseragaman Kandungan Sampel X


438.
433. 434. Bo 435. V 436. 437. 439.
No. bot Tablet olume I2 mg xx xx Etiket
(mg) (ml) tablet ( )2 440.
(%)
441. 442. 18 443. 2, 444. 24,755 445. 446. 447.
1 3 80 4 - 0,0081 99,02%
0
,
0
9
448. 449. 19 450. 2, 451. 24,755 452. - 453. 454.
2 2 80 4 0,09 0,0081 99,02%
455. 456. 19 457. 2, 458. 24,755 459. - 460. 461.
3 5 80 4 0,09 0,0081 99,02%
462. 463. 19 464. 2, 465. 24,755 466. - 467. 468.
4 4 80 4 0,09 0,0081 99,02%
469. 470. 19 471. 2, 472. 24,755 473. - 474. 475.
5 5 80 4 0,09 0,0081 99,02%
476. 477. 19 478. 2, 479. 23,871 480. - 481. 482.
6 2 70 3 0,97 0,94 95,49%
483. 484. 18 485. 2, 486. 23,871 487. - 488. 489.
7 7 70 3 0,97 0,94 95,49%
490. 491. 19 492. 2, 493. 25,639 494. 0 495. 496.
8 6 90 5 ,8 0,64 102,56%
497. 498. 19 499. 2, 500. 25,639 501. 0 502. 503.
9 9 90 5 ,8 0,64 102,56%
504. 505. 19 506. 2, 507. 25,639 508. 0 509. 510.
10 4 90 5 ,8 0,64 102,56%
511. 512. = 514. 515. 516.
248,4381 = 2,90
x
513. =
24,8438
517.
518. Tabel V. 13 Keseragaman Kandungan Sampel Y
524.
519. 520. B 521. V 522. 523. 525.
No obot olume I2 xx xx Etiket
. Tablet (ml) ( )2 526.

16
(mg) (%)
527. 528. 1 529. 3, 530. 26.523 531. 532. 533.
1 92 00 7 2,7 7,5119 106,09
4 %
534. 535. 1 536. 2, 537. 24,313 538. 0 539. 540.
2 83 75 4 ,53 0,2814 97,25%
541. 542. 1 543. 2, 544. 23,871 545. 0 546. 547.
3 81 70 3 ,08 0,0078 95,49%
548. 549. 1 550. 2, 551. 23,429 552. - 553. 554.
4 87 65 2 0,35 0,1251 93,72%
555. 556. 1 557. 2, 558. 24,313 559. 0 560. 561.
5 87 75 4 ,53 0,2814 97,25%
562. 563. 1 564. 2, 565. 22,987 566. - 567. 568.
6 82 60 2 0,79 0,6331 91,95%
569. 570. 1 571. 2, 572. 22,987 573. - 574. 575.
7 81 60 2 0,79 0,6331 91,95%
576. 577. 1 578. 2, 579. 22,987 580. - 581. 582.
8 92 60 2 0,79 0,6331 91,95%
583. 584. 1 585. 2, 586. 23,871 587. 0 588. 589.
9 82 70 3 ,08 0,0078 95,49%
590. 591. 1 592. 2, 593. 22,545 594. - 595. 596.
10 83 55 1 1,23 1,5321 90,18%
597. 598. = 600. 601. 602.
237,879 =
x 11,6469
599. =
23,7829
603. Uji keseragaman Hasil yang didapat setelah dilakukan
kandungan dilakukan dengan penolakan data didapatkan hasilpada
menggunakan metode Iodimetri. pabrik X yakni sebesar 101,62%
Standarisasi pertama dan pabrik Y sebesar 91,31%.
dilakukan replikasi 3 kali, Hasil tersebut dapat disimpulkan
diperoleh hasil rata-rata memenuhi persyaratan yakni tidak
sebesar 11,40 ml dan kurang dari 90,0% dan tidak lebih
NormalitasNa2S2O3 sebesar dari 110,0%.
0,0984 N. 606. Uji
604. Standarisasi keseragaman kandungan dilakukan
kedua titik akhir titrasi ditandai titrasi satu persatu pada sampel
dengan warna biru konstan, (tablet). Hasil yang diperoleh pada
dilakukan replikasi 3 kali. Hasil rata masing-masing tablet yang
rata sebesar 9,80 ml dan diperoleh diproduksi pabrik X yakni 99,02%;
Normalitas I2 sebesar 0,1004 N. 99,02%; 99,02%; 99,02%; 99,02%;
605. Penetapan kadar 95,49%; 95,49%; 102,56%;
dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. 102,56%; 102,56%, dan didapatkan

17
hasil simpangan baku relatif sebesar terdapat perbedaan yang
2,33%. Hasil pada masing-masing signifikan.
tablet yang diproduksi pabrik Y 609.
sebesar 106,09%; 97,25%; 95,49%; b. Saran
93,72%; 97,25%; 91,95%; 91,95%; 610. Dalam pengujian
91,95%; 95,49%; 90,18%, dan selanjutnya diharapkan tidak
simpangan baku relatif sebesar hanya uji mutu fisik yang
4,79%. Hasil pabrik X dan pabrik meliputi uji keseragaman
Y memenuhi persyartan yang ukuran tablet, uji
ditentukan Farmakope Indonesia keseragaman bobot, uji
edisi IV yakni keseragaman kerapuhan, uji kekerasan dan
kandungan terletak antara 85,0 % uji waktu hancur, uji
hingga 115,0 % dari yang tertera kesergaman kandungan tablet
pada etiket dan simpangan baku tetapi juga uji disolusi.
relatif kurang dari atau sama dengan 611.
6,0%. 612.
607. 613.
608. KESIMPULAN 614.
DAN SARAN 615. DAFTAR PUSTAKA
a. Kesimpulan 616.
1. Pengujian mutu fisik yang 617. Almatsier, Sunita. 2001.
dilakukan pada tablet Vitamin Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
C generik yang diproduksi Jakarta: PT Gramedia
pabrik yang berbeda dengan Pustaka Utama.
uji keseragaman ukuran, uji 618.
keseragaman bobot, uji 619. Ansel, H. C. Introduction
kekerasan, uji kerapuhan, uji to Pharmaceutical Dosage
waktu hancur dan uji Forms. Terjemahan Farida
kesergaman kandungan Ibrahim.
dapatdimpulkan memenuhi 1989.PengantarBentuk
persyaratan yang telah Sediaan Farmasi. Edisi
tercantum dalam Farmakope keempat. Jakarta: Penerbit
Indonesia Edisi III dan Edisi Universitas Indonesia.
IV. 620.
2. Pengujian hasil statistik 621. Anief, Moh.1997. Ilmu
mengunakan UjiT Meracik Obat Teori dan
Independent diperoleh Praktik. Yogyakarta: Gajah
kesimpulan yakni tidak Mada University Press.
terdapat perbedaan yang 622.
signifikan pada uji 623. Basset. J et al. 1991.
keseragaman bobot dan uji Vogels Textbook of:
kerapuhan, sedangkan pada Quantitative Inorganic
uji keseragaman ukuran, uji Analysis Including
kekerasan, dan uji Elementary Instrumental
kesergaman kandungan Analysis. London:
Longman Group UK

18
Limited. Terjemahan A. 633. Lestari, Nova. 2013.
Hadyana Pudjaatmaka dan Pengaruh Kondisi
L. Setiono. (1994). Buku Penyimpanan Obat
Ajar Vogel: Kimia Analisis Terhadap Kualitas Tablet
Kuantitatif Anorganik. Vitamin C di Puskesmas
Jakarta: Penerbit Buku Kecamatan Pontianak
Kedokteran EGC. Kota. Pontianak:
624. Universitas Tanjungputra.
625. Depkes RI. 1979. 634.
Farmakope 635. Voigt, R. 1994. Buku
IndonesiaEdisi III. Jakarta: Pelajaran Teknologi
Departemen Kesehatan Farmasi. Soewandhi
Republik Indonesia. Soendani Noerono (Ahli
626. Bahasa). Yogyakarta :
627. Depkes RI. 1995. Gajah Mada University
Farmakope Press.
IndonesiaEdisi IV. Jakarta: 636.
Departemen Kesehatan 637. Wahyuni, Yuyun. 2013.
Republik Indonesia.. Studi Aktivitas Antioksidan
628. pada Sari Jeruk Siam.
629. Hadisoewignyo, Lannie Semarang: IAIN
dan Achmad Fudholi. Walisongo.
2013. Sediaan Solida. 638.
Yogyakarta : Pustaka 639. Wardani, Laras Andria.
Pelajar. 2012. Validasi Metode
630. Analisis dan Penentuan
631. Koswara, Sutrisno dan Kadar Vitamin C Pada
Nuri Andrawulan. 1992. Minuman Buah Kemasan
Kimia Vitamin Edisi dengan Spektrofotometer
Pertama. Jakarta : UV- Visible. Skripsi.
Rajawali Press. Depok: Universitas
632. Indonesia.
640.
641.

19
642.
643.
644.
645.
646.
647.
648.
649.
650.
651.

20

You might also like