Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.

3, Oktober 2014

MEMBANGUN KARAKTER MAHASISWA BERBASIS NILAI-NILAI


PANCASILA SEBAGAI RESOLUSI KONFLIK

Oleh :
Supriyono
Universitas Pendidikan Indonesia
Email : prima_java@yahoo.co.id

Abstract, Condition of Indonesia is now being hit by a climate of character which


does not support the output of Pancasila culture . The waning of characters can be seen
from the number of people taking drugs, fighting between the village and the school ,
consumerist lifestyle , which is concerned with the practice of religious life and the
juridical formalism symbols that make it easy to competed. The crisis of character now has
spread on campus so easily found student attitudes and behaviors that conflict with moral
values .
As a man who respects the harmony and compatibility of national identity as it is
appropriate if the values of Pancasila moral values to serve as a foundation to live a life of
society , nation and state . Ethical principles of Pancasila intrinsically humanistic ,
meaning that the values of Pancasila based on values rooted in the dignity of man as a
being cultured . Pancasila as the state ideology of the nation and contain values of divinity
, human values, the value of unity , democratic values and the values of justice . If people
are able to realize and really be able to run five moral rules or values contained in the fifth
Pancasila , then humans can save the nation from various conflicts . Building character
through the values of Pancasila can unite the entire diversity of Indonesia .

Keywords : Character , values of Pancasila , and Conflict Resolution

Abstrak, Kondisi bangsa Indonesia sekarang sedang dilanda oleh sebuah iklim
karakter kehidupan yang tidak mendukung tumbunya budaya Pancasila. Memudarnya
karakter dapat dilihat dari banyaknya orang mengkonsumsi narkoba, tawuran antar
kampung dan sekolah, pola hidup konsumeris, praktik hidup keagamaan yang
mementingkan formalisme yuridis dan simbol-simbol yang memudahkan untuk diadu
domba. Krisis karakter sekarang ini sudah menjalar pada lingkungan kampus sehingga
mudah ditemui sikap dan perilaku mahasiswa yang bertentangan dengan nilai moral.
Sebagai manusia yang menjunjung keharmonisan dan keserasian sebagai jati diri
bangsa maka sangatlah tepat jika nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai nilai moral untuk
landasan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Prinsip etika
Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik, artinya nilai-nilai Pancasila mendasarkan
pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang
berbudaya. Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa mengandung nilai
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan. Apabila
manusia mampu menyadari dan benar-benar bisa menjalankan kelima aturan moral atau
kelima nilai yang terkandung dalam Pancasila, maka manusia dapat menyelamatkan bangsa
dari berbagai konflik. Membangun karakter melalui nilai-nilai Pancasila dapat
mempersatukan seluruh kebhinekaan bangsa Indonesia.

Kata Kunci: Karakter, Nilai-nilai Pancasila, dan Resolusi Konflik

325 Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014

A. PENDAHULUAN mereka berbohong kepada orang tua;


Masalah seputar karakter atau (b) 62% mengakui bahwa mereka
moral yang terjadi sekarang ini, jauh berbohong kepada guru; (c) 33%
lebih banyak dan kompleks menjiplak tugas dari internet; (d) 60%
dibandingkan dengan masalah-masalah menipu selama pelaksanaan ujian di
karakter atau moral yang terjadi pada sekolah; (e) 19% mencuri sesuatu dari
masa-masa sebelumnya. Persoalan teman; dan (f) 28% mencuri sesuatu
karakter menjadi bahan pemikiran dari toko (Zubaedi, 2012:4). Di negara
sekaligus keprihatinan bersama karena Indonesia kejadian serupa juga terjadi
negara ini bisa dianggap sedang secara meluas bukan hanya pada
mengalami krisis karakter. Krisis ini kalangan siswa dan masyarakat bahkan
antara lain ditandai dengan menjalar pada pejabat negara dan
meningkatnya pergaulan seks bebas, mahasiswa yang sikap dan perilakunya
penyalahgunaan obat-obatan, tidak terpuji..
pornografi, maraknya kekerasan anak- Kondisi krisis moral ini
anak dan remaja, tawuran antar menandakan bahwa seluruh
kampung dan sekolah serta perilaku pengetahuan agama dan pengetahuan
pejabat yang tidak beretika di moral yang didapatkan di sekolah
pemerintahan. ternyata belum berdampak terhadap
Kajian-kajian ilmiah tentang perubahan perilaku manusia Indonesia.
perilaku tidak terpuji (amoral) yang Kondisi ini akhirnya menyebabkan
dilakukan oleh siswa dalam dunia banyak pihak menyimpulkan perlunya
pendidikan di Indonesia sangatlah landasan dalam membangun karakter
terbatas. Namun di negara-negara maju sehingga masyarakat memiliki
seperti di Amerika sudah sangat pedoman dalam besikap dan berperiku
berkembang, survai nasional yang dalam kehidupan berbangsa dan
dilakukan oleh The Ethics Of American bernegara. Sebagai dasar negara dan
Youth, dari Josephson Institute Of ideologi bangsa, Pancasila sangatlah
Ethics tahun 2006, diketahui bahwa tepat jika dijadikan landasan dalam
perilaku siswa dalam jangka waktu 12 bersikap dan berperilaku karena dalam
bulan yaitu (a) 82% mengakui bahwa Pancasila terdapat nilai ketuhanan, nilai
326 Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014

kemanusiaan, nilai persatuan, nilai Soekarno yang tertuang dalam


kerakyatan, dan nilai keadilan. Nilai- Pancasila merupakan pemikiran yang
nilai Pancasila merupakan sebuah paling relevan pada masa kini dan masa
norma untuk menata kehidupan depan. Kita jadikan Pancasila sebagai
manusia. living ideology dalam menyelesaikan
Apabila mengimplementasikan segala konflik, sehingga bangsa
nilai-nilai dari Pancasila akan Indonesia mampu menjadi negara yang
terkandung beberapa hubungan yang maju dan bermartabat.
melahirkan keseimbangan antara hak B. HASIL DAN PEMBAHASAN
dan kewajiban antara hubungan 1. Hakikat Membangun Karakter
tersebut. Pertama: hubungan vertikal Manusia
yaitu hubungan manusia dengan Karakter adalah mustika
Tuhan, sebagai penjelmaan dari nilai- yang membedakan manusia
nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. dengan binatang. Manusia tanpa
Kedua: hubungan horizontal yaitu karakter adalah manusia yang
hubungan manusia dengan sesamanya sudah membinatang. Orang-
baik dalam fungsinya sebagai warga orang yang berkarakter kuat dan
masyarakat, warga bangsa dan warga baik secara individual maupun
negara. Hubungan tersebut melahirkan secara sosial ialah mereka yang
hak dan kewajiban yang seimbang. memiliki akhlak, moral dan
Ketiga: hubungan alamiah yaitu budi pekerti yang baik. Menurut
hubungan manusia dengan alam sekitar Coon, (Zubaedi, 2012:8)
yang meliputi hewan, tumbuh- mendefinisaikan karakter
tumbuhan dan alam dengan segala sebagai suatu penilaian
kekayaannya. subjektif terhadap kepribadian
Pancasila harus menjadi landasan seseorang yang berkaitan
etika dan moral ketika bangsa dengan atribut kepribadian yang
Indonesia membangun pranata politik, dapat atau tidak dapat diterima
pemerintahan, ekonomi, penegakan oleh masyarakat. Karakter
hukum, sosial budaya dan berbagai merupakan keseluruhan
aspek kehidupan lainnya. Pemikiran disposisi kodrati dan disposisi
327 Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014

yang telah dikuasai secara stabil toleransi (tolerance) dan


yang mendefinisikan seorang persatuan (unity). Karakter
individu dalam keseluruahan (character) mengacu pada
tata perilaku psikis yang serangkaian sikap (attitudes),
menjadikannya tipikal dalam perilaku (behaviors), motivasi
cara berpikir dan bertindak. (motivations) dan keterampilan
Menurut Ekowarni, (Zubaedi, (skills).
2012:9) pada tatanan mikro Membangun karakter
karakter diartikan sebagai (a) diakui jauh lebih sulit dan
kualitas dan kuantitas reaksi membutuhkan waktu yang lebih
terhadap diri sendiri, orang lain, lama. Situasi dan kondisi
maupun situasi tertentu; dan (b) karakter bangsa yang sedang
watak, akhlak dan ciri memprihatinkan telah
psikologis. mendorong pemerintah untuk
Sebagai aspek kepribadian mengambil inisiatif untuk
karakter merupakan cerminan memprioritaskan pembangunan
dari kepribadian secara utuh karakter bangsa. Pembangunan
dari seseorang: mentalitas sikap karakter bangsa dijadikan arus
dan perilaku, Secara universal utama pembangunan nasional.
berbagai karakter dirumuskan Hal ini mengandung arti bahwa
sebagai nilai hidup bersama setiap upaya pembangunan
berdasarkan atas pilar harus selalu diarahkan untuk
kedamaian (peace), menghargai memberi dampak positif
(respect), kerjasama terhadap pengembangan
(cooperation) kebebasan karakter.
(freedom), kebahagiaan Menurut pendapat (Gede
(happiness), kejujuran Raka, dkk, 2011:105) bahwa
(honesty), kerendahan hati dari sudut pandang
(humility), kasih sayang (love), pembangunan bangsa faktor
tanggung jawab (responsibility), yang dapat dijadikan dasar
kesederhanaan (simplicity), pertimbangan dalam
328 Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014

menentukan prioritas lingkungan yang baik pula.


pengembangan karakter adalah Sekian banyak faktor
(1) kebutuhan menjaga lingkungan yang berperan
keutuhan bangsa; (2) kebutuhan dalam pembentukan karakter
untuk membangun masyarakat yaitu keluarga, media masa,
berakhlak mulia; (3) kebutuhan lingkungan sosial dan sekolah
untuk menjadi bangsa yang (Gede Raka, dkk, 2011:105).
maju; (4) Kebutuhan untuk Karakter masyarakat
meningkatkan kemakmuran Indonesia sebelum
bangsa secara berkelanjutan; kemerdekaan terbilang sangat
dan (5) kebutuhan untuk kuat, hal tersebut dapat terlihat
menegakan keadilan. Proses dari perjuangan para pahlawan
pembentukan karakter pada dalam mencapai kemerdekaaan.
seseorang dipengaruhi oleh Semangat persatuan, rela
faktor khas yang ada dalam diri berkorban dan tidak putus asa
orang yang bersangkutan yang merupakan karakter yang
sering disebut faktor endogen dimiliki oleh para pahlawan
dan oleh faktor lingkungan atau sehingga hanya bermodalkan
yang sering disebut faktor senjata bambu runcing dapat
eksogen. Perlu diingat bahwa membuat penjajah keluar dari
faktor endogen boleh dikatan tanah air Indonesia. Sekarang
sebagai faktor yang berada di ini masyarakat Indonesia tidak
luar jangkauan masyarakat. sekuat pada masa lalu, sudah
Segala sesuatu yang berada sangat rapuh. Semangat juang
dalam pengaruh kita, baik bangsa ini nyaris hilang ditelan
sebagai individu maupun bagian berbagai godaan dan
dari masyarakat adalah faktor kepentingan sesaat. Menurut
lingkungan (eksogen). Secara (Gede Raka, dkk, 2011:120)
normatif, pembentukan atau kondisi karakter bangsa
pengembangan karakter yang Indonesia saat ini dapat
baik memerlukan kualitas digambarkan sebagai berikut:
329 Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014

a. Kebiasaan korupsi yang mampu menghasilkan


sulit diberantas. warganegara Indonesia
Negara Indonesia yang mampu mentaati
masih dikategorikan peraturan. Lebih
sebagai salah satu negara mencemaskan lagi,
yang terkorup diwilayah ketidaktaatan itu semakin
Asia Pasifik. Semua orang meluas dan makin
tau bahwa kebiasaan dianggap sebagai hal yang
korupasi merupakan biasa.
manifestasi nyata dari c. Melemahnya jiwa
akhlak yang rusak. keindonesiaan
Namun, banyak orang Kaum muda
yang tetap saja melakukan Indonesia makin
tindakan tercela tersebut. menonjolkan kepentingan
Menjadi sangat daerahnya daripada
mencemaskan bahwa kepentingan bangsa.
sikap yang menerima Masyarakat Indonesia
korupsi sebagai hal yang seperti kehilangan cita-
tidak bisa dihindari, serta cita bersama yang bisa
sirnanya perasaan mengikatnya sebagai
bersalah dan rasa malu bangsa yang kokoh,
pada mereka yang masyarakat kita lebih
melakukan tindakan menonjolkan cita-cita
korupsi. golongan untuk
b. Lemahnya kedisiplinan mengalahkan golongan
Hal yang sangat lain.
memprihatinkan, lebih d. Menurunnya kemampuan
dari setengah abad untuk menerima dan
sesuadah negara menghargai perbedaan
Indonesia merdeka, Aktualisasi semangat
pendidikan kita belum Bhinneka Tunggal Ika
330 Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014

yang ada di Pancasila keadaan seperti ini adalah


belum dapat dilakukan kurangnya rasa
secara optimal. Hal keterdesakan.
tersebut terliahat dari f. Kesenjangan antara yang
semakin banyaknya diketahui dan yang
tindakan kekerasan atau dilakukan
pemaksaan kehendak Banyak orang yang
yang dilakukan oleh suatu tau tentang perilaku dan
kelompok terhadap sikap yang baik, namun
kelompok lain yang melakukannya dalam
dianggap berbeda, apalagi kehidupan sehari-hari
jika kelompok yang sebaliknya. Jadi, ada
berbeda ini dinilai lebih kesenjangan antara yang
lemah. dikatakan dengan yang
e. Kurangnya rasa dilakukan.
keterdesakan Melihat fenomena
Sudah banyak yang terjadi seperti di
wacana mengenai atas, maka secara khusus
pentingnya perubahan nilai yang harus
yang disampaikan oleh dikembangkan
para pejabat, namun berdasarkan (Kementerian
perubahan yang Pendidikan Nasional
diharapkan tidak kunjung Badan Penelitian dan
terwujud atau dirasakan Pengembangan
berjalan terlambat. Salah Kurikulum, 2009:9-10)
satu penyebab terjadinya yaitu:
Tabel 1
Nilai dan Deskripsi Nilai Karakter
Nilai Deskripsi
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, toleransi terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain dan hidup rukun dengan

331 Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014

pemeluk agama lain.


2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan dan pekerjaan
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,
suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain
yang berbeda dari dirinya
4. Disiplin Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas
serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
8. Demokratis Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama
hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
9. Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajari, dilihat dan didengar
10. Semangat Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
Kebangsaan menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas
kepentingan diri dan kelompoknya
11. Cinta tanah air Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukan
kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, social, budaya,
ekonomi dan politik bangsa
12. Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
prestasi menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan
mengakui serta menghormati keberhasilan orang
13. Bersahabat/ Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
komunikatif bergaul dan bekerja sama dengan orang lain
14. Cinta damai Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang
lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya
15. Gemar Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
membaca bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
lingkungan kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi
17. Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin member bantuan
kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan
18. Tanggungjawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajiban yang seharusnya dilakukan terhadap diri

332 Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014

sendiri, masyarakat, lingkungandan negara dan Tuhan


YME

Pengembangan nilai-nilai sila Pancasila. Notonegoro


karakter tentunya harus (Pandji Setijo, 2010:18).
disesuakan dengan kebutuhan. Sila Pertama; Ketuhanan
Dengan demikian, dalam Yang Maha Esa. Mengandung
pengembangan nilai-nilai pengertian dan keyakinan
karakter dapat menambah adanya Tuhan YME, pencipta
ataupun mengurangi sesuai alam semesta beserta isinya.
dengan kebutuhan, tujuan dan Negara Kesatuan Republik
targetan dalam suatu Indonesia (NKRI) ditegaskan
masyarakat atau lembaga- meskipun bukan negara agama,
lembaga tertentu. bukan juga negara sekuler
2. Hakikat Nilai Sila-Sila melainkan adalah negara
Pancasila beragama. Bukan negara agama
Tentang hakikat sila-sila karena tidak menerapkan
Pancasila perlu ditengarai hukum agama tertentu sebagai
makna dan arti dari setiap sila hukum positif. Bukan pula
Pancasila secara hakiki agar negara sekuler yang
mendapatkan gambaran tentang memisahkan urusan negara dan
inti arti Pancasila. Maka, sudah urusan agama, sedangkan
tepat hanya lima sila itu yang negara beragama dimaksud
dimasukan dalam dasar filsafat bahwa NKRI perlu hukum
negara sebagai inti kesamaan positif yang disepakati oleh
dari segala keadaan yang seluruh bangsa, termasuk
beraneka warna dan juga telah seluruh penyelenggara negara
mencukupi, dalam arti tidak ada yang agamanya beraneka ragam
lainnya yang tidak dapat dan negara wajib melindungi
dikembalikan kepada salah satu segenap agama yang diakui
serta negara tidak dibenarkan

333 Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014

mencampuri urusan akidah yang bersifat nasional


agama apapun. mendiami suatu wilayah
Sila Kedua; Kemanusiaan Indonesia, bersatu menuju
yang adil dan beradab. kehidupan bangsa yang
Kemanusiaan berasal dari kata berbudaya bebas dalam wadah
manusia yaitu manusia berbudi negara kesatuan rebublik
yang memiliki potensi pikir, Indonesia yang merdeka dan
rasa, karsa dan cipta karena berdaulat menuju terbentuknya
berpotensi menduduki martabat suatu masyarakat madani.
yang tinggi. Adil mengandung Sila Keempat; Kerakyatan
arti bahwa suatu keputusan dan yang dipimpin oleh hikmat
tindakan didasarkan atas norma- kebijaksanaan dalam
norma yang objektif, tidak permusyawaratan perwakilan.
subjektif apalagi sewenang- Sila ini mengandung arti bahwa
wenang dan otoriter. Beradab rakyat dalam NKRI
berasal dari kata adab, memiliki menjalankan keputusannya
arti budaya yang telah berabad- dengan jalan musyawarah yang
abad dalam kehidupan manusia. dipimpin oleh pikiran yang
Jadi beradab berarti sehat serta penuh
berkebudayaan yang lama tanggungjawab dari para
berabad-abad, bertata pemimpin yang profesional,
kesopanan, dan bermoral. baik kepada Tuhan YME
Sila Ketiga; Persatuan maupun kepada rakyat yang
Indonesia. Persatuan berasal diwakilinya.
dari kata satu berarti utuh tidak Sila Kelima; Keadilan
terpecah-belah, mengandung sosial bagi seluruh rakyat
bersatunya bermacam corak Indonesia. Keadilan sosial
yang beraneka ragam yang berarti keadilan yang berlaku
bersifat kedaerahan menjadi dalam masyarakat segenap
satu kebulatan secara nasional. bidang kehidupan. Seluruh
Selain itu, persatuan bangsa rakyat Indonesia berarti setiap
334 Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014

orang yang menjadi rakyat pemikiran Pancasila, nilai nilai


Indonesia baik yang berada di kemanusiaan universal yang
dalam maupun di luar negeri. bersumber dari hukum Tuhan,
Jadi, setiap bangsa Indonesia hukum alam, dan sifat-sifat
mendapat perlakuan yang adil sosial manusia (yang bersifat
dibidang hukum, politik, social, horizontal) dianggap penting
ekonomi dan budaya. sebagai fundamental etika
Pancasila secara bulat dan politik kehidupan bernegara
utuh sangat sesuai menjadi dalam pergaulan dunia.
milik bangsa Indonesia sebagai Landasan etika sebagai prasarat
dasar dan ideologi negara. persaudaraan universal ini
Setiap warganegara Indonesia adalah adil dan beradab.
wajib memahami makna dari Ketiga; menurut alam
sila-sila pancasila dan pemikiran Pancasila, aktualisasi
menjadikan nilai-nilai pancasila nilai-nilai etis kemanusiaan itu
sebagai landasan bersikap dan terlebih dahulu harus mengakar
berperilaku dalam kehidupan kuat dalam lingkungan
bermasyarakat, berbangsa dan pergaulan kebangsaan yang
bernegara. lebih dekat sebelum
Secara ringkas (Yudi Latif, menjangkau pergaulan dunia
2011) menguraikan pokok- yang lebih jauh. menurut alam
pokok moralitas dan haluan pemikiran Pancasila, Persatuan
kebangsaan kenegaraan dari kebhinnekaan masyarakat
menurut alam Pancasila sebagai Indonesia dikelola berdasarkan
berikut: Pertama; munurut alam konsepsi kebangsaan yang
pemikiran Pancasila, nilai-nilai mengekspresikan persatuan
ketuhanan (religiusitas) sebagai dalam keragaman, dan
sumber etika dan spiritualitas keragaman dalam persatuan
dianggap penting sebagai yang dalam slogan negara
fundamentaletika kehidupan dinyatakan dalam ungkapan
bangsa. Kedua; menurut alam Bhinneka Tunggal Ika.
335 Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014

Keempat; menurut alam yang terjadi di Indonesia telah


pemikiran Pancasila, nilai menyentuh perasaan manusia
ketuhanan, nilai kemanusiaan dan membangkitkan kecemasan
dan cita-cita kebangsaan itu serta ketakutan karena konflik-
dalam aktualisasinya harus konflik tersebut cenderung
menjunjung tinggi kedaulatan bersifat destruktif dan
rakyat dalam semangat menyebabkan kesengsaraan
permusyawaratan yang banyak orang.
dipimpin oleh hikmat Situasi konflik sudah
kebijaksanaan. Kelima; menurut merambah dalam kehidupan
alam pemikiran Pancasila, kantor atau kampus karena
dalam visi keadilan sosial konflik merupakan bagian dari
menurut Pancasila yang hidup kita, Konflik yang tidak
dikehendaki adalah terselesaikan tentunya akan
keseimbangan antara berdampak yang tidak baik.
pemenuhan kebutuhan jasmani Konflik merupakan sebuah
dan rohani, keseimbangan ketidaksepahaman antara dua
antara peran manusia sebagai orang/pihak yang menganggu
mahluk individu, mahluk sosial, produktifitas efesiensi dan hasil
juga keseimbangan atara kerja. Itu jika diartikan dalam
pemenuhan hak sipil dan politik lingkup pekerjaan tapi dalam
dengan hak ekonomi, sosial dan pergaulan sehari-hari, konflik
budaya. adalah sebuah
3. Karakter Sebagai Dasar ketidaksepahaman antara dua
Resolusi Konflik orang/pihak yang menganggu
Konflik merupakan suatu kehidupan sehari-hari.
bentuk interaksi sosial ketika Fenomena kekerasan yang
dua individu mempunyai terjadi di kampus bisa
kepentingan yang berbeda dan dipandang sebagai gunung es,
kehilangan keharmonisan karena umumnya yang
diantara mereka. Konflik sosial terekspos adalah berbentuk
336 Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014

kekerasan langsung yang hubungannya dengan orang


nampak dalam kekerasan fisik lain. Kondisi yang telah
dan kolektif. Memang terdapat dikemukakan tersebut dapat
beberapa faktor yang menjadi mengganggu bahkan
pemicu kekerasan tersebut. menghambat tercapainya emosi
Akan tetapi seringkali atau stres yang mempengaruhi
kekerasan merupakan muara efisiensi dan produktifitas kerja.
dari terjadinya konflik yang Pandangan dari Pickering
tertangani secara keliru. (Anastasia Priliantini, 2008)
Menurut Galtung (Sutanto, konflik adalah persaingan atau
2005:16), konflik merupakan pertentangan antara pihak-pihak
penyebab niscaya bagi yang tidak cocok satu sama lain
kekerasan, karena di bawah atau keadaan atau perilaku yang
di balik setiap bentuk kekerasan bertentangan, misalnya
terdapat konflik yang belum pertentangan pendapat,
terselesaikan. Dia kepentingan, atau pertentangan
mengumpamakan kekerasan antar individu; perselisihan
adalah asap dan konflik adalah akibat kebutuhan, dorongan,
apinya. keinginan atau tuntutan yang
Konflik terjadi akibat bertentangan, perseteruan.
situasi dimana keinginan atau Sehubungan dengan
kehendak yang berbeda atau konflik yang pernah dan akan
berlawanan antara satu dengan terjadi pada setiap individu,
yang lain,sehingga salah satu ternyata tidak semua individu
atau keduanya saling terganggu. memiliki sikap dan kecakapan
Konflik merupakan suatu menyelesaikan konflik secara
kondisi terjadinya positif. Selama ini
ketidakcocokan antara nilai atau kecenderungan seseorang
tujuan-tujuan yang ingin dicapai menggunakan beberapa cara
baik yang ada dalam diri tertentu untuk memecahkan
individu maupun dalam konflik seperti: menyerah
337 Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014

begitu saja dengan segala aksi dan reaksi antara pelaku


kerendahan hati, melarikan diri maupun pihak luar dalam suatu
dari persoalan yang konflik. Manajemen konflik
mengakibatkan konflik, termasuk pada suatu pendekatan
membalas musuh dengan yang berorientasi pada proses
kekuatan dan kekerasan yang yang mengarahkan pada bentuk
jauh lebih dahsyat, menuntut komunikasi (termasuk tingkah
melalui jalur hukum, dan laku) dari pelaku maupun pihak
sebagainya. Ternyata cara-cara luar dan bagaimana mereka
tersebut sering tidak efektif dan mempengaruhi kepentingan
selalu ada yang menjadi korban. (interests) dan interpretasi. Bagi
Resolusi konflik adalah pihak luar (di luar yang
suatu proses analisis dan berkonflik) sebagai pihak
penyelesaian masalah yang ketiga, yang diperlukannya
mempertimbangkan kebutuhan- adalah informasi yang akurat
kebutuhan individu dan tentang situasi konflik. Hal ini
kelompok seperti identitas dan karena komunikasi efektif di
pengakuan juga perubahan- antara pelaku dapat terjadi jika
perubahan institusi yang ada kepercayaan terhadap pihak
diperlukan untuk memenuhi ketiga.
kebutuhan. Konflik terkadang Selanjutnya Brooks dan
dapat saja diselesaikan oleh Gooble (Petrus Irianto,
kedua belah pihak yang bertikai 2011:73) mengatakan bahwa
secara langsung. Namun tak sudah seharusnya melaksanakan
jarang pula harus melibatkan pendidikan karakter sebagai
pihak ketiga untuk menengahi tindakan preventif yang tepat
dan mencari jalan keluar baik dalam resolusi konflik, maka
oleh negara atau Organisasi ada tiga elemen penting yang
Regional bahkan Organisasi harus diperhatikan yaitu (1)
Internasional. Manajemen prinsip; (2) proses; dan (3)
konflik merupakan serangkaian prakteknya dalam pengajaran.
338 Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014

Dalam menjalankan prinsip lain di luar kampus untuk


tersebut maka nilai-nilai yang memperkokoh kepribadian
diajarkan harus mahasiswa. Nilai-nilai karakter
termanifestasikan dalam yang dikembangakan
kurikulum sehingga semua merupakan nilai-nilai yang
mahasiswa paham benar tentang menjadi pembiasaan dalam
nilai-nilai tersebut dan mampu kehidupan sehari-hari.
menerjemahkan dalam perilaku Pancasila sebagai dasar
nyata. negara dan ideologi bangsa
4. Kerangka (Design) Membengun berisi lima sila yang pada
Karakter Mahasiswa berbasis hakikatnya berisi lima nilai
Nilai-nilai Pancasila dasar yang fundamental. Nilai-
Membangun karakter nilai dasar dari pancasila
mahasiswa dilakukan dengan tersebut adalah nilai Ketuhanan
tiga pendekatan yaitu (1) Yang Maha Esa, Nilai
program kurikuler (perkuliahan) Kemanusiaan Yang Adil dan
dan kokurikuler ; (2) program Beradab, nilai Persatuan
ektrakurikuler fakultas, jurusan Indonesia, nilai Kerakyatan
dan prodi; 3) Program yang dipimpin oleh hikmat
ektrakurikuler ormawa kebijaksanaan dalan
universitas. Membangun permusyawaratan/perwakilan,
karakter mahasiswa berbasis dan nilai Keadilan sosial bagi
nilai-nilai Pancasila seluruh rakyat Indonesia.
membutuhkan terlibatan semua Nilai-nilai Pancasila yang
elemen bangsa dari orang tua, akan menjadi dasar
dosen, tokoh masyarakat, tokoh pengembangan karakter
ormas dan tokoh agama. mahasiswa dijabarkan sebagai
Mewujudkan mahasiswa yang berikut:
berkarakter baik perlu didukung
juga iklim lingkungan kampus
yang baik dan lembaga-lebaga
339 Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014

Tabel 2
Nilai dan Deskripsi Nilai Karakter Pancasila
Nilai Deskripsi
Ketuhanan Pengakuan dan keyakinan terhadap Tuhan YME. Dengan nilai
ini menyatakan bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
religius dan manusia arus taat terhadap ajaran agama yang
diyakininya.
Kemanusiaan Kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral
dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
Persatuan Usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina
rasa nasionalisme dan sekaligus mengakui dan menghargai
sepenuhnya terhadap keanekaragaman masyarakat Indonesia..
Kerakyatan Mengembangkan musyawarah mufakat dan nilai-nilai
demokrasi.
Keadilan Suatu kesadaran bersama mewujudkan keadilan bagi diri dan
sesama manusia.

Grand design Membangun karakter mahasiswa berbasis nilai-nilai Pancasila


dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagan 1
Grand Design Membangun Karakter Mahasiswa
Nilai-nilai
Pancasila
Kegiatan MAHASISW
ekstrakuri A
kuler BERKARAK
Visi dan
fakultas, TER
Misi PT
jurusan
Kegiatan
MAHASIS ORIENT dan prodi UJIAN
kurikurer WISUDA
ASI SIDAN
WAWA dan WAN
KAMPU G
Kegiatan
Kokurikul
Peraturan S
ekstrakuri
er
PT/Mahas kuler
iswa ormawa
universit
Nilai-nilai
as
Keterangan: Membangun
Pancasila dikalaborasikan dengan visi-
karakter mahasiswa di misi, aturan mahasiswa dan
perguruan tinggi harus aturan perguruan tinggi serta

340 Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014

kegiatan-kegiatan kebangsaan dalam menghadapi


kemahasiswaan baik yang tantangan dan mencerminkan
sifatnya program kurikuler karakteristik bangsa. Dengan demikian,
ataupun ekstrakurikuler dan nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai
dilakukan sepanjang tahun norma dalam mengatasi segala
secara terprogram sampai persoalan dalam kehidupan
mahasiswa tersebut lulus dari bermasyarakat berbangsa dan
perguruan tinggi. bernegara.
C. SIMPULAN D. DAFTAR PUSTAKA
Irianto, Petrus. (2011). Pola Interaksi
Membangun karakter pada
Konflik Dan Reaktualisasi
mahasiswa di perguruan tinggi sangat
Pendidikan Karakter. Bandung:
penting sebagai kelanjutan pendidikan
Tesis Program studi PKn SPs
karakter di sekolah. Membangun
UPI.
karakter diperguruan tinggi tidak cukup
Kementerian Pendidikan Nasional.
dilakukan melalui kegiatan kurikuler
(2009). Pengembangan
tetapi juga harus dilakukan melalui
Pendidikan Budaya dan Karakter
kegiatan kokurikuler dan
Bangsa. Jakarta: Kementerian
ekstrakurikuler. Membangun karakter
Pendidikan Nasional Badan
di perguruan tinggi harus berpijak
Penelitian dan Pengembangan
kepada nilai-nilai karakter dasar, yang
Kurikulum.
selanjutnya dikembangkan sesuai
Latif, Yudi (2011). Pancasila dasar
dengan kebutuhan, kondisi, dan
dan Haluan Negara, Makalah
lingkungan kampus itu sendiri.
dalam Lokakarya Empat Pilar
Pancasila sebagai dasar negara dan
Kehidupan Berbangsa dan
idiologi bangsa yang berintikan nilai
Bernegara. Jakarta: MPR RI, 17-
ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
19 Juni 2011.
persatuan, nilai kerakyatan dan nilai
Raka, Gede, dkk. (2011). Pendidikan
keadilan dirasa tepat jika dijadikan
Karakter di Sekolah dari
sebagai dasar membangun karakter
Gagasan ke Tindakan. Jakarta:
mahasiswa. Pancasila mengandung
PT Gramedia
nilai-nilai yang sesuai dengan kondisi
341 Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik
Edutech, Tahun 13, Vol.1, No.3, Oktober 2014

Setijo, Pandji. (2010). Pendidikan


Pancasila Perspektif Sejarah
Perjuangan Bangsa. Jakarta: PT
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sutanto, L. (2005). Teori Konseling dan
Psikotherapi Perdamaian.
(Thesis). Malang : PPS UM.
Priliantini, Anastasia. (2008). Hubugan
antara gaya manajemen konflik
dengan kecenderungan perilaku
agresif narapidana usia remaja
di lapas anak pria tangerang.
Jurnal Psiko Edukasi Vol 6, Mei
2008.
Zubaedi. (2012). Desain Pendidikan
Karakter Konsep dan Aplikasinya
dalam Lembaga Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

342 Membangun Karakter Mahasiswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Resolusi Konflik

You might also like