Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 21

3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

Media Islam Salayyah, Ahlussunnah wal


Jama'ah (https://almanhaj.or.id/)

almanhaj.or.id

RUYATULLAH (MELIHAT ALLAH) DALAM PANDANGAN


AHLUS SUNNAH DAN MUTAZILAH

(https://bisaquran.com/?ref=almanhaj-single)

(https://facebook.com/sharer/sharer.php?u=https://almanhaj.or.id/3053-ruyatullah-melihat-

allah-dalam-pandangan-ahlus-sunnah-dan-mutazilah.html) (https://twitter.com/intent/tweet?

text=Ruyatullah (Melihat Allah) Dalam Pandangan Ahlus Sunnah Dan Mutazilah at


https://almanhaj.or.id/3053-ruyatullah-melihat-allah-dalam-pandangan-ahlus-sunnah-dan-

mutazilah.html) (https://plus.google.com/share?url=https://almanhaj.or.id/3053-ruyatullah-

melihat-allah-dalam-pandangan-ahlus-sunnah-dan-mutazilah.html)

(https://www.linkedin.com/shareArticle?url=https://almanhaj.or.id/3053-ruyatullah-melihat-allah-

dalam-pandangan-ahlus-sunnah-dan-mutazilah.html)

(https://pinterest.com/pin/create/button/?url=https://almanhaj.or.id/3053-ruyatullah-melihat-allah-
dalam-pandangan-ahlus-sunnah-dan-mutazilah.html&media=https://almanhaj.or.id/wp-
includes/images/media/default.png&description=Ruyatullah (Melihat Allah) Dalam Pandangan
Ahlus Sunnah Dan Mutazilah)

RUYATULLAH (MELIHAT ALLAH) DALAM PANDANGAN AHLUS SUNNAH DAN MUTAZILAH

Oleh
Nurul Mukhlishin Asyraf.

Ruyah menurut bahasa berarti,Annazar bil aini au bil-qalbi(melihat dengan mata atau dengan
hati).Ruyatullah berarti melihat Allah dengan penglihatan mata atau penglihatan hati.

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 1/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

Apakah Allah bisa dilihat?, bisakah itu terjadi? dan di manakah Ia bisa dilihat? Semua ini merupakan
perbincangan antara Ahlussunnah dan Mutazilah yang akan menjadi pokok pembahasan dalam
masalah ini .

PENDAPAT PERTAMA
Mutazilah dan berbagai kelompok yang sepaham dengannya, seperti Jahamiyah, Khawarij, Syiah
Imamiyah, dan sebagian Murjiah mengatakan bahwa Allah tidak bisa dilihat dengan mata kepala,
dan itu mustahil dan mumtani (tidak boleh terjadi) pada Allah .

Di antara argumentasinya adalah sebagai berikut:


1. Firman Allah ;

Dia (Allah) tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan
itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. [Al Anaam:103]

Wajhuddilalah (pengambilan dalil) dari ayat ini.


Qadhi Abdul Jabbar berkata dalam kitabnya Syarah Ushul al-Khamsah hal.232: Allah menakan al-
idrak (pencapaian) dengan penglihatan mata, ini menunjukkan bahwa Allah tidak bisa dilihat oleh
pandangan mata kapanpun dan di manapun juga.

Juga ayat ini dalam kontek al-madh (pujian) kepada Allah, bahwa Dia tidak bisa dilihat mata. Kalau
dikatakan bahwa Dia bisa dilihat, maka akan berlawanan dengan kontek ayat itu sehingga tidak ada
makna dari pujian itu.

2. Firman Allah.



Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan, dan
Rabb telah berrman (langsung kepadanya), berkatalah Musa:Ya Rabbku, nampakkanlah (diri
Engkau) kepadaku, agar aku dapat melihat kepada Engkau. Rabb berrman:Kamu sekali-kali tak
sanggup untuk melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap ditempatnya (sebagai
sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku. Tatkala Rabbnya menampakkan diri kepada gunung itu,
dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musapun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar
kembali, dia berkata:Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang pertama-
tama beriman. [Al Araf :143]

Wajhuddilalah (pengambilan dalil) dari ayat ini.


Allah Azza wa Jalla memakai kata-kata lan tarani (Kamu sekali-kali tak sanggup untuk melihat-Ku)
yang berfungsi sebagai nafy tabid (peniadaan untuk selamanya), kalau tidak dapat dilihat oleh
Musa, juga selamanya tidak bisa dilihat oleh orang lain.

Firman Allah Azza wa Jalla, Dan Musapun jatuh pingsan, seandainya ruyatullah boleh terjadi,
kenapa Musa lansung pingsan sebelum melihat Allah?.

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 2/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

Firman Allah Azza wa Jalla, Maka setelah sadar kembali, dia berkata: Maha Suci Engkau. Ar-Razi
berkata: Musa bertasbih untuh mentanzihkan (menyucikan) Allah Azza wa Jalla dari perbuatan
sebelumnya, yaitu permintaan melihat Allah Azza wa Jalla, dan tanzih tidak terjadi kecuali dari
kekurangan, dengan demikian maka melihat Allah Azza wa Jalla menunjukkan kekurangan dan hal
itu mumtani (tidak boleh terjadi) pada hak Allah Azza wa Jalla.

Perkataan Musa dalam ayat di atas: Aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-
tama beriman menunjukkan bahwa permintaan melihat Allah Azza wa Jalla dianggap dosa oleh
Musa sehingga harus bertobat kepada-Nya, dan tobat tidak dilakukan kecuali dari perbuatan dosa.

3. Permintaan melihat Allah Azza wa Jalla dianggap sebuah kezaliman. Seperti yang dialami oleh
Bani Israil sebagaimana rman Allah Azza wa Jalla.

..mereka berkata: Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata. Maka mereka disambar petir
karena kezalimannya [An Nisa:153.]

Di sini Allah Azza wa Jalla mengadzab orang yang meminta melihat_Nya, bila hal itu diperbolehkan
niscaya Dia tidak akan mengazabnya. Ayat senada juga ada pada surat Al Baqarah ayat 55.

4. Firman Allah Azza wa Jalla dalam Al-Quran surat Assyura ayat:51

Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan
perantaraan wahyu, atau di belakang tabir, atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu
diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi
lagi Maha Bijaksana. [Assyura:51]

Dalam ayat ini Allah Azza wa Jalla berbicara dengan manusia hanya lewat wahyu, atau di balik tabir
[hijab], atau lewat utusan-Nya. Kalau Allah Azza wa Jalla boleh dilihat, niscaya Dia tampakkan diriNya
lansung dan tidak perlu lewat perantara atau di balik tabir.

5. Secara akal bahwa semua yang dilihat mesti akan berbekas di penglihatan dalam bentuk atau
rupa, sedangkan yang demikian mustahil bagi Allah Azza wa Jalla dan Maha Suci Allah Azza wa Jalla
dari yang demikian.

PENDAPAT KEDUA
Menurut Ahlussunnah bahwa Allah boleh dilihat dan bisa dilihat dengan mata kepala di akherat
kelak.

Diantara dalil-dalil yang menguatkan tentang yang demikaian adalah sebagai berikut:

1. Firman Allah dalam surat Al Araf ayat 143 yang telah lewat.
Wajhuddilalah (pengambilan dalil)dari ayat ini, adalah:
Di sini Musa meminta untuk melihat Allah, kalau yang demikian itu tidak diperbolehkan, apalagi
sesuatu yang mustahil, maka tidak mungkin dilakukan oleh seorang Nabi. [Lihat kitab Haadul Arwah
oleh Ibnu Al Qayyim hal.223]

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 3/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

Dalam ayat ini tidak ada yang menunjukkan larangan meminta melihat Allah,karena kalau itu
sesuatu yang tidak boleh niscaya Allah akan melarang Musa untuk melakukannya,sebagaimana
Allah melarang Nabi Nuh yang meminta supaya anaknya diselamatkan dari banjir. [Baca QS.Hud;46-
47]

Allah mengatakan, lan tarani (Kamu sekali-kali tak sanggup untuk melihat-Ku), bukan
menunjukkan Allah tidak bisa dilihat, justru sebaliknya. Sebab kalau ruyatullah suatu yang tidak
mungkin, terjadi niscaya Allah akan memakai lafaz na yaitu,La tarani (Kamu sekali-kali tidak akan
melihat-Ku).

Abu Said Ad Darimi dalam kitab bantahannya terhadap Jahmiyah mengatakan: Tidak bisa dilihat,
yaitu di dunia, karena mata kepala manusia yang tercipta dari sesuatu yang akan binasa tidak
sanggup memandang sesuatu yang baqa[kekal], tetapi pada hari kiyamat Allah akan memberikan
penglihatan yang abadi, agar mampu melihat yang Maha Abadi (Allah) di tempat yang abadi
(SurgaNya).

Sesungguhnya dalam ayat ini Allah mengaitkan ruyatullah dengan sesuatu yang mubah [boleh],
atau mungkin terjadi, yaitu tetapnya gunung. Mengaitkan sesuatu yang boleh atau mungkin,
menunjukkan sesuatu yang dikaitkan (Ruyatullah) boleh atau mungkin.
.
Allah Azza wa Jalla mengatakan ,Tajalla yang berarti menampakkan diri,
Al Qurthubiy dalam tafsirnya Juz IV/ 278 mengatakan: Maksudnya Allah Azza wa Jalla ingin
memberikan pelajaran kepada Musa, bahwa dia tidak mampu untuk melihat Allah, karena gunung
yang begitu kokoh saja bergetar akibat Allah menampakkan diriNya. Kalau kepada gunung yang
benda mati saja Allah bisa menampakkan diriNya maka kenapa kepada hambaNya yang shalih tidak
bisa? apalagi tidak mungkin dilakukanNya?.

2. Firman Allah Azza wa Jalla.

Allah berrman: Hai Musa sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain
(di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara lansung dengan-Ku, sebab itu
berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang
yang-orang yang bersyukur [Al-Araf : 144]

Imam Ismail Al Barusuni dalam tafsirnya Ruhul Bayan Juz III halaman 239 mengatakan: Allah
memerintahkan Musa untuk menjadi orang-orang yang bersyukur, seperti rman-Nya: Hendaklah
kamu termasuk orang yang-orang yang bersyukur, karena bersyukur akan memberikan tambahan,
sebagaimana rman Allah:

Sesungguhnya jika kamu bersyukur,pasti Kami menambah (nikmatKu) dan jika kamu mengingkari
(nikmatKu) maka sesungguhnya azabKu sangat pedih. Ibrahim : 7]

Dan tambahan yang akan diberikan Allah adalah bisa melihat Allah, sebagaimana rman-Nya.

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 4/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

Bagi mereka yang berbuat kebaikan surga dan tambahan. [Yunus : 26]

Dan tambahan yang dimaksud dalam ayat ini adalah melihat Allah.

3. Firman Allah dalam surat Al Anam ayat 103 (telah disebutkan di atas).
Al Alusiy dalam tafsirnya Ruhul Maani Juz IV halaman 244 mengatakan: Kalimat Al-Abshar dalam
ayat ini adalah jamak dari Bashar yang berarti penglihatan, dapat dipakai untuk penglihatan mata
atau penglihatan hati. Sedangkan kata Al idrak artinya pencapaian terhadap sesuatu, dan kata Al
idrak mengandung makna lebih dalam dari kata melihat dan inilah yang dinakan oleh Allah.

Ayat ini juga dalam kontek pujian yang menunjukkan bahwa melihat Allah boleh dan mungkin,
sebab kalau sesuatu itu tidak mungkin, untuk apa dipuji. Di sini Allah bisa dilihat, tetapi mampu
menghijab pandangan untuk mencapainya merupakan sebuah kekuasaan yang patut dipuji. Sebab
sesuatu yang dari asalnya tidak bisa dilihat, maka ketika tidak dapat dilihat tidak menjadi sesuatu
yang istimewa yang perlu di puji.

Ibnu Qayyim menambahkan: Memakai ayat ini sebagai dalil bahwa Allah bisa dilihat lebih tepat dan
benar, bahkan ayat ini menjadi bantahan bagi mereka yang mengatakan Allah tidak bisa dilihat.
Karena ayat ini dalam kontek pujian, dan itu diberikan kepada sesuatu yang ada (maujud), karena
sesuatu yang tidak ada sama sekali (madum mahdah) tidak layak untuk diberikan pujian, karena itu
bukan termasuk kesempurnaan (al-kamal) bagi Allah.

Dan al idrak (pencapaian) maksudnya adalah al ihathah (mengetahui semuanya dari segala aspek),
dengan demikian al idrak adalah sesuatu yang mempunyai arti lebih dari ruyah.

Sebagaimana rman Allah.

Maka setelah dua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa; Sesungguhnya
kita benar-benar akan tersusul. [Asyuaraa : 61]

4. Firman Allah.

Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki, dan pada sisi Kami ada tambahan.
[Qaaf : 35]

Ibnu Katsir dalam tafsirnya Juz VIII/330 mengatakan: Sesungguhnya Al mazid (tambahan) yang
Allah berikan kepada hambaNya di atas segala yang dikehendakinya seperti yang dimaksud dalam
ayat di atas adalah nampaknya Allah bagi mereka.

5. Firman Allah.

Wajah-wajah (orang-orang mukmin) waktu itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.
[Al-Qiyamah : 22-23]

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 5/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

Abu Hasan Al Asyari dalam kitabnya Al-Ibanah hal.12 mengatakan: Kata Nazhirah yaitu Raiyah
yang berarti melihat. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ,bahwa Rasulullah dalam
menafsirkan ayat Wajah-wajah (orang-orang mukmin) waktu itu Nadhirah, yaitu berseri-seri,
Kepada Tuhannyalah Nazhirah (melihat), Yaitu melihat wajah Allah.

6. Ayat-ayat yang memakai kata kata Liqa (pertemuan). Seperti rman Allah.

Barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah mengerjakan amal
shalih dan janganlah ia mepersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya. [Al-
Kah:110]

Ayat-ayat yang menyatakan Liqa (pertemuan) juga ada pada surat Al Baqarah : 223, 249, dan Al
Ahzab : 44.

Liqa (pertemuan) yaitu bertemu dengan Allah, dengan cara mereka akan melihat Allah dan Allah
akan melihat dan mengucapkan salam kepada mereka, dan Allah akan berbicara dengan mereka.
[Lihat kitab As-Syariah oleh Imam Al Ajurri hal.252]

Adapun Dalil-Dalil Dari Al Hadis Adalah Sebagai Berikut.


1. Jarir bin Abdullah berkata.



i


: ( )
)
, 209 1: 547: :

Jarir bin Abdullah berkata: Kami duduk bersama Rasulullah, kemudian beliau memandang bulan
yang sedang purnama, lalu beliau bersabda: Sesungguhnya kamu akan melihat Tuhanmu
sebagaimana engkau melihat bulan, tidak ada yang menghalangimu untuk melihat-Nya, kalau kamu
mampu tidak meninggalkan shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya maka
lakukannlah. [HR.Bukhari Muslim]

2. Sabda Nabi yang maksudnya.


Sesungguhnya engkau akan melihat Tuhanmu dengan mata kepala sendiri,[HR.Bukhari Muslim]

3. Sabda Nabi yang berbunyi.

e



(( : ): )

163 : :1 :

Apabila penduduk surga telah masuk ke surga, Allah Taala berrman: Apakah kamu menginginkan
sesuatu yang akan Aku tambahkan?. Mereka berkata: Bukankah Engkau telah memutihkan muka
kami dan memasukkan kami ke dalam surga, dan menyelamatkan kami dari neraka?. Kemudian
Allah membuka tabir, dan tidak ada sesuatu yang telah diberikan kepada mereka yang lebih mereka
cintai dari pada melihat Tuhannya Yang Maha Tinggi. [HR.Muslim, dari Shuhaib)]

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 6/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

JAWABAN TERHADAP ARGUMENTASI MUTAZILAH DAN KELOMPOKNYA


Sebagian dalil mereka sudah dijawab dengan dalil-dalil dari Ahlus Sunnah sebagaimana di atas.
Adapun tambahannya adalah sebagai berikut.

1. Pingsannya Nabi Musa disebabkan karena ketidakmampuannya melihat Allah, dan ini bukan
berarti Allah tidak bisa dilihat.

2. Tasbihnya Musa setelah sadar dari pingsannya, bukan menunjukkan penyucian dari kekurangan
Allah, justeru menunjukkan kekurangan dan kelemahan Nabi Musa yang yang tidak mampu melihat
Allah di dunia, dan tidak semua yang bisa dilihat berarti tidak baik atau kurang.

3. Nabi Musa mengatakan: Saya bertobat, Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya JuzVII/27
mengatakan: Sudah disepakati oleh semua umat bahwa perkataan ini bukan disebabkan karena
Musa melakukan maksiat.

4. Kaum Nabi Musa diadzab ketika mereka meminta melihat Allah, karena permintaan mereka
adalah sebuah tantangan kepada nabinya dan itu dilakukannya dengan penuh kesombongan dan
keingkaran dan menganggap semua itu suatu yang mustahil. [Lihat Al Ibanah hal.15]

5. Perkataan mereka yang mengatakan bahwa setiap yang terlihat akan memberikan bekas yang
berbentuk dan berwarna adalah Qiyas maal fariq yaitu kiyas yang terdapat banyak perbedaan
karena membandingkan Al -Khaliq [pencipta] dan makhluk-Nya dan kiyas seperti ini adalah bathil,
karena Allah berrman yang artinya:

Tidak ada sesuatu apapun yang menyerupai-Nya [As-Syuraa : 11]

BISAKAH ALLAH DILIHAT DI DUNIA?


Jumhur ulama mengatakan bahwa Allah tidak bisa dilihat dengan mata kepala di dunia. Berbeda
dengan kelompok Musyabbihah(orang yang menyerupakan Allah dengan makhlukNya), juga
sebagian Asariyah dan orang orang Shu, yang mengatakan bahwa Allah bisa dilihat dengan mata
kepala di dunia, bahkan bisa mushafahah (berjabatan tangan) dan mulamasah (bersentuhan)
dengan Allah, sebagaimana yang terdapat pada kitab Sirajut Thalibin hal.133. Mereka mengatakan:
Orang-orang yang ikhlas akan bisa melihat, bahkan memeluk Allah di dunia dan akherat, kalau
mereka menginginkan yang demikian. Maha Suci Allah dari apa yang mereka katakan!!.

Orang-orang Shu menganggap bahwa marifatullah (pengenalan terhadap Allah) yang ada dalam
hatinya sebagai ruyatullah dengan mata kepala. Padahal terkadang syaitan membayang-
bayanginya, dan mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan.

Dalam hal ini Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya At-Tawassul Wal Washilah hal.28
berkata: Terkadang seorang hamba melihat Arsy yang besar yang ada gambar, juga melihat ada
orang yang naik dan turun di arsy tersebut, dan menganggapnya itu malaikat, dan menganggap
gambar itu adalah Allah, padahal itu adalah syaitan. Seperti ini sering terjadi sebagaimana yang
dialami oleh Syaikh Abdul Qadir Jailani, beliau bercerita: Suatu hari ketika saya selesai beribadah

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 7/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

saya melihat arsy yang agung, di dalamnya ada cahaya dan ada seorang yang memanggil, Wahai
Abdul Qadir Jailani saya adalah Tuhanmu dan saya sudah menghalalkan kepadamu semua yang Aku
haramkan sebelumnya.

Syaikh Abdul Qadir Jailani balik bertanya, apakah Engkau Allah yang tiada Tuhan selain Engkau?
Hengkanglah Wahai musuh Allah!.Kemudian cahaya tadi terpencar dan berobah menjadi kegelapan
kemudian keluar suara yang mengatakan, Wahai Abdul Qadir engkau telah selamat dari
tipudayaku dengan pengetahuanmu tentang agama, saya sudah berhasil memperdayakan tujuh
puluh orang dengan tipu daya ini. Ketika beliau ditanya bagaimana anda mengetahui bahwa itu
adalah syaitan, ia menjawab karena dia mengatakan bahwa Allah sudah menghalalkan kepadaku
semua yang diharamkan sebelumnya kepada yang lain, dan saya berpendapat bahwa syariat
Muhammad tidak mungkin dirobah dan diganti.

Ketika Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ditanya tentang orang yang mengatakan bahwa dirinya pernah
melihat Allah dengan mata kepala di dunia,beliau menjawab: Barangsiapa di antara manusia yang
mengatakan bahwa para wali atau selainnya bisa melihat Allah dengan mata kepalanya di dunia
maka ia adalah seorang Mubtadi yang menyesatkan,yang berlawanan dengan Kitab dan Sunnah
dan ijma salaful ummah, apalagi kalau menganggap dirinya lebih afdhal dari Musa, maka dia harus
disuruh taubat kalau mau,kalau dia menolak maka boleh dibunuh,wallahu Alam. [Majmu fatawa
VI/512]

Maka tidak boleh seseorang cepat terkecoh dengan orang yang bergelar wali atau ahli shu.

Imam As-Syaukani dalam kitabnya Al-Wali mengingatkan: Tidak boleh seorang wali beranggapan
bahwa semua yang terjadi padanya, berupa kejadian atau mukassyafat (pembukaan tabir) adalah
semuanya karamah dari Allah, karena bisa saja semua itu datang dari syaitan, maka wajib menilai
dan mengukur semua perkataan dan perbuatannya dengan Kitab dan Sunnah, kalau sesuai maka
itu adalah kebenaran dan karamah dari Allah,kalau itu bertentangan dengan Kitab dan Sunnah
maka hendaklah menyadari bahwa ia tertipu oleh syaitan.

Adapun dalil jumhur yang mengatakan bahwa Allah tidak bisa dilihat dengan mata kepala di dunia
adalah sebagai berikut:

1. Firman Allah surat Al-Araaf ayat 143 terdahulu. Ibnu Katsir mengatakan: Bahwa penaan
ruyatullah khusus di dunia, karena adanya dalil-dalil yang menunjukkan bahwa Allah bisa dilihat di
akhirat.

2. Firman Allah dalam surat Al anam ayat 153 . Imam Ahmad dalam kitab bantahannya kepada
Zanadiqah dan Jahamiyah hal.13-14, berkata: Makna ayat ini adalah tidak ada yang bisa melihat
Allah di dunia kecuali di akherat. Ibnu Khuzimah dalam kitab tauhidnya hal.185 menambahkan:
Bahwa Allah tidak bisa dicapai oleh penglihatan penduduk dunia sebelum mati.

3. Firman Allah dalam surat Asy-Syuara ayat 51, yang menyatakan bahwa Allah hanya berbicara
dengan para rasulNya dengan wahyu atau di balik tabir atau dengan malaikat. Kalau melihat Allah
tidak bisa terjadi pada rasul-Nya, maka apalagi pada manusia yang lain.

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 8/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

4. Firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 55, dan yang senada dengan ayat ini, yang menyatakan
bahwa Bani Israil meminta Musa untuk bisa melihat Allah dengan jelas diazab oleh Allah, karena
disamping mereka memintanya dengan penuh kesombongan dan penantangan, juga mereka
memintanya di waktu yang tidak mungkin terjadi. Apabila kepada Nabi Musa saja tidak bisa terjadi
maka apalagi kepada yang lainnya.

Adapun Dalil Dari Sunnah


Hadits-hadits yang lewat menyebutkan bahwa Allah hanya bisa dilihat pada hari kiyamat. Itulah
sebabnya pertanyaan sahabat juga memakai kata Apakah Allah bisa dilihat pada hari kiyamat?
dalam pertanyaannya kepada Rasulullah, seperti hadis berikut:

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah,para Sahabat berkata:

Ya Rasulullah! Apakah kita akan melihat Allah pada hari Kiyamat? [HR.Bukhari dan Muslim]

Riwayat lain dari Abu Said Al Khudri, para sahabat bertanya: Ya Rasulullah! Apakah kita akan
melihat Allah pada hari kiyamat? [HR.Bukhari Muslim]

Juga hadits Rasulullah yang mengingatkan umatnya terhadap Dajjal, beliau bersabda:

Sesungguhnya di antara dua mata Dajjal tertulis kata kar yang bisa dibaca oleh setiap orang
mukmin, yang dapat menulis, atau buta huruf.

Dan beliau berkata: Ketahuilah bahwasanya tidak ada seorangpun di antara kamu yang bisa
melihat Tuhannya sampai dia mati. [HR.Muslim]

Di sini Rasulullah sedang berbicara dengan para sahabat bahwa mereka tidak bisa melihat Allah
sampai mati ,kalau sahabat saja dikatakan oleh Nabi tidak bisa melihat Allah sebelum mati, apalagi
manusia yang lain.

APAKAH RASULULLAH PERNAH MELIHAT ALLAH DI DUNIA


Qadhi Iyyad dalam kitabnya Assyifa tari huququl Musthafa juz.I/119-124, menyebutkan
beberapa perbedaan ulamadalam masalah ini.

Pertama : Ibnu Abbas dan riwayat dari Kaab bin Malik, juga dinisbahkan kepada Anas bin Malik,
Ikrimah, Hasan, Rabi, dan juga Abu Hasan Al Asyari dan Qadhhi Abu Yala dari Hanabilah
mengatakan: Rasulullah pernah melihat Allah (Ketika menerima perintah shalat diwaktu miraj),
mereka berhujah dengan hadits-hadits tentang ruyah yang tidak mengkhususkan dengan mata
tetapi secara mutlak (umum) seperti:

1. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Saya melihat
Tuhanku. [HR.Ahmad]

2. Ibnu Abbas berkata tentang rman Allah: Dia benar-benar dan pernah melihatnya dalam bentuk
yang lain, ia berkata: Nabi sudah melihat Allah dua kali, di Sidharatul Muntaha, kemudian
diwahyukan kepadanya perintah shalat.. [HR Thurmudzi, hasan]
https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 9/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

3. Hadits tentang Isra miraj Nabi, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, bahwa Dhamir
(kata ganti) pada kata-kata dana ( mendekat ), auha (mewahyukan ) dan raahu ( melihat ) kembali
kepada Allah. Dengan demikian maka Rasulullah pernah melihat Allah.

4. Al-Haitsami dalam Majmu Az-zawaid juz 1 hal 79, meriwayatkan perkataan Ibnu Abbas:
Sesungguhnya Muhammad melihat Rabb-Nya dua kali, pertama dengan mata kepalanya, dan
kedua dengan mata hatinya.

5. Beliau juga berkata: Muhammad melihat Allah, Ikrimah bertanya: Apakah beliau bisa
melakukannya?, ia menjawab: Ya, Allah menjadikan Kalam (berbicara) dengan Musa, hullah
(persaudaraan) dengan Ibrahim dan An-nazhar (melihat) kepada Nabi Muhammad. Diriwayatkan
juga oleh At-Thabrani di Al-Awsath, tetapi di dalamnya isnadnya ada perawi bernama Hafs bin Amru
yang dilemahkan oleh Imam Nasai)

6. Imam Nawawi mengatakan, inilah pendapat yang kuat, menurut kebanyakan Ulama. Yaitu
Rasulullah melihat Allah dengan mata kepalanya di malam Isra miraj. Sesuai dengan hadits Ibnu
Abbas terdahulu. Beliau juga menyebutkan beberapa alasan penguatannya, di antaranya masalah
ini termasuk masalah yang tidak dapat dicerna oleh akal. Maka apabila hadits Ibnu Abbas itu
shahih, ia harus dipegang. Juga Ibnu Abbas menetapkan bisanya ruyatullah bagi Nabi, sedangkan
hadits Aisyah menakan(meniadakan) dalam kaidah al-mutsbat muqaddamun ala anna
(penetapan lebih dahulukan dari peniadaan). Dan shahabat apabila menetapkan satu pendapat,
kemudian ada shahabat yang lain yang berbeda, maka perbedaan itu tidak dijadikan hujjah.

Kedua: Rasulullah tidak pernah melihat Allah dengan mata kepalanya di dunia.

Inilah pendapat yang dipegang Aisyah dan yang masyhur dari Ibn Masud, Abu Hurairah, dan Abi-
Dzar juga sebagian muhadditsin, fuqaha, dan mutakalimin. [Llihat Syarah Thahawiyah oleh Abi al-
izzi hal 137].

Diantara dalil- dalilnya adalah


1. Hadits Aisyah yang diriwayatkan Masyruq, ia berkata:

Barang siapa mengatakan bahwa Muhammad melihat Tuhannya, maka ia telah berdusta besar
pada Allah. [HR. Bukhari Muslim]

2. Hadits Abi Dzar -yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Syaqiq-, dia berkata:

Saya pernah bertanya kepada Rasulullah, apakah engkau telah melihat Allah, beliau menjawab:
Cahaya yang menghalangi-ku untuk melihatNya. [HR. Muslim]

Dalam riwayatkan lain dikatakan:

Saya hanya melihat cahaya. [HR. Muslim]

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 10/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

3. Hadits Abu Musa, di dalamnya disebutkan.

HijabNya adalah cahaya, jika hijab itu dibuka niscaya terbakar-lah di antara makhlukNya oleh
cahaya mukaNya sejauh pandangan. [HR Muslim]

Sedangkan yang pernah dilihat oleh Rasulullah adalah Jibril Aliahissallam, bukan Allah sebagaimana
Hadits Abu-Hurairah dan Aisyah.

4. Hadits riwayat Abu Hurairah dalam rman Allah:

Dan ia telah melihatnya dalam bentuk yang lain (An-Najm:13), Rasulullah mengatakan bahwa belaiu
melihat Jibril. (HR. Muslim )

5. Diriwayatkan oleh Asybani, dia bertanya kepada Dzur bin Hubaysih tentang tafsir ayat 13 surat
An-Najm , dia berkata: Ibn Masud memberitahukannya bahwa Nabi melihat Jibril mempunyai 600
sayap.

Juga hadits Aisyah, ia menyatakan, bahwa Nabi bersabda: Sesungguhnya dia adalah Jibril yang
sebelumnya tidak pernah saya lihat dalam bentuk aslinya kecuali dua kali. Saya melihatnya turun
dari langit yang keagungan penciptaanya memenuhi langit dan bumi.

6. Dua hadits ini cukup untuk menjelaskan bahwa Nabi tidak pernah melihat Allah di dunia, karena
kedua hadits tersebut shahih dan sharih. Berbeda dengan hadits yang dipakai pendapat pertama,
haditsnya mutlak. juga seperti hadits Syuraiq masih dipertanyakan sanad maupun matan, karena
Syuraiq sendiri menurut Ahlul Hadits tidak hadz (kuat hafalannya) (Lihat Fathul- Bari juz 13, hal 484
). Adapun tarjih (pendapat yang dianggap kuat) Imam Nawawi termasuk tarjih tanpa hujjah yang
kuat dan tepat.

Ketiga : Tawaquf (tidak mengatakan Rasulullah telah melihat Allah). Ini yang dilakukan oleh Qadhi
Iyadh.

Sebagian Ulama mencoba untuk mempertemukan dua pendapat tersebut, dengan mengatakan
bahwa orang yang meniadakan ruyatullah maksudnya Nabi tidak melihat Allah dengan mata
kepalanya sendiri. Dan yang menetapkan ruyatullah maksudnya Nabi melihat Allah dengan mata
hatinya. Karena tidak adanya dalil yang jelas dari Al-Quran dan As-sunnah yang menyatakan bahwa
Rasulullah melihat Allah dengan mata kepala beliau, dan Rasulullah sendiri tidak pernah
memberitahukan kepada shahabatnya, seandainya beliau pernah melihat Allah dengan matanya
niscaya akan menceritakan shahabatnya. [Lihat MajmuFatawa juz 6, hal 509-510). Juga tafsir Ibn
Katsir juz 6, hal 452]

MELIHAT ALLAH DENGAN MATA HATI


Ulama sepakat bahwa Rasulullah n pernah melihat Allah dengan hatinya, berdasarkan hadits
diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, ia berkata: Beliau Shallallahu alaihi wa sallam melihatNya dengan
hatinya [HR.Muslim]

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 11/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

Abu Dzar meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melihat Allah dengan hatinya
dan tidak pernah melihatnya dengan mata kepalanya.

Ibrahim At-Taimi meriwayatkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pernah melihatnya dengan
hatinya dan tidak pernah melihat dengan matanya.

Imam Nawawi berkata: Melihat Allah dengan hatinya adalah penglihatan yang benar, yaitu Allah
menjadikan penglihatannya dihatinya atau menjadikan hatinya mempunyai penglihatan sehingga
dia bisa melihat Tuhannya dengan benar, sebagaimana dia melihat dengan mata kepalanya sendiri.
[Syarah Shahih Muslim juz3, hal 6].

Adapun selain Nabi, seperti Shahabat dan tabiin, maka salaf sepakat bisa terjadi bagi hati seorang
mukmin sebuah mukasyafat (membuka tabir) dan musyahadat (persaksiaan), yang sesuai dengan
keimanan dan marifatullah. Karena seorang yang mencintai sesuatu akan membekas dalam
hatinya dan merasa selalu dekat dalam hatinya. Sebagaimana jawaban Rasulullah tentang ihsan:

Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan kalau engkau
tidak melihatNya, maka Dia melihatmu.[HSR. Bukhari, Muslim, dan lainnya-Red]

Syaikhul Islam meriwayatkan dari Jafar bin Muhammad beliau ditanya: Apakah engkau melihat
Tuhanmu ketika engkau menyembah-Nya? Beliau menjawab: Saya telah melihat Tuhan, baru saya
sembah. Bagaimana anda melihat-Nya? dia menjawab: Tidak dilihat dengan mata yang
memandang, tapi dilihat dengan hati yang penuh Iman.

Syaikhul Islam menambahkan sesungguhnya Allah dilihat sebagaimana yang disebutkan dalam Al-
Quran dan As-Sunnah, dan inilah pendapat saya, dan pendapat imam-imam kita. Berbeda dengan
pendapat orang-orang yang jahil yang ada di sekitar kita. [MajmuFatawa V/79]

Seperti Mutazilah yang mengatakan bahwa Allah tidak bisa dilihat dengan hati dan bukan melihat-
Nya tapi mengetahui-Nya dengan hati. [Maqalaat Islamiyah I/118]

MELIHAT ALLAH LEWAT MIMPI


Para sahabat dan tabiin dan salaf mengatakan bahwa ruyatullah lewat mimpi adalah hak dan bisa
terjadi. Sebagaimana hadits tentang mimpi Rasulullah melihat Allah dengan lafaz yang berbeda di
antaranya:
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ,Rasulullah bersabda:

Saya pernah melihat Tuhanku dalam bentuk yang sebaik-baiknya. [HR.Tirmidzi dan Ahmad]

Juga di dalam hadits yang lain.

Semalam saya didatangi oleh Tuhanku dalam bentuk yang sebaik-baiknya [HR.Tirmidzi dan Ahmad]

Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal, Rasulullah bersabda.

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 12/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

Tiba-tiba aku bertemu dengan Tuhanku dalam bentuk yang sebaik-baiknya. [HR.Tirmidzi dan
Ahmad]

Syaikh Islam berkata: Terkadang seorang mukmin bisa melihat Allah ketika tidurnya dalam bentuk
yang berbeda, sesuai dengan kafasitas keimanan dan keyakinannya. Apabila keimanannya kepada
Allah kuat dan benar, maka ia akan melihat Allah dalam bentuk yang baik, tapi bila imannya kurang
maka ia akan melihat Allah sebatas imannya itu. Dan penglihatan lewat mimpi berbeda dengan
penglihatan ketika tidur. [MajmuFatawa juz III/390]

Namun demikian bukan berarti orang yang pernah bermimpi melihat Allah boleh melanggar
syariah atau dijamin masuk surga, karena tidak ada ketentuan yang demikian dari Rasulullah.
Adapun perkataan Ibnu Sirin yang diriwayatkan Ad-Darimi no 249, yang menyatakan: Barang siapa
yang bermimpi melihat Allah maka akan masuk surga, tidak bisa dijadikan hujjah, karena tidak
adanya sanad yang bersambung kepada Rasulullah, dan tidak seorangpun dari sahabat yang
menyatakan demikian.

RUYATULLAH PADA HARI KIYAMAT


Sebelumnya telah disebutkan bahwa Ahlussunah sepakat bahwa ruyatullah pada hari kiyamat
adalah hak menurut Al-Quran dan Sunnah. Tetapi apakah ruyatullah pada hari ini khusus bagi
orang mukmin saja atau yang lainnya juga?. Ada tiga pendapat ulama dalam masalah ini.

Pertama.
Ruyatullah pada hari kiyamat untuk semua orang baik mukmin maupun kar.Mereka berhujjah
dengan keumumman ayat yang menjelaskan pertemuan dengan Allah seperti ayat:

Hai manusia sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh memuja Tuhanmu,maka
pasti kamu akan menemui-Nya. [Insyiqa : 6]

KataInsan dalam ayat di atas menunjukkan jenis yaitu anak Adam. Sebagaimana yang ditafsirkan
oleh sebagian ahli tafsir seperti Ibnu Katsir, Ath-Thabari dan Al Qurthubi. Mereka berdalil dengan
hadis Abi Said terdahulu, yang menyatakan bahwa manusia akan melihat Allah pertama kali,
kemudian dikatakan kepadanya supaya setiap kaum mengikuti apa yang dia sembah di dunia. Dan
ini adalah ruyah yang umum kepada semua manusia.

Kedua;
Melihat Allah hanya bagi orang menampakan keimanannya baik dia mukmin atau orang munak.
Mereka berdalih dengan hadits Abu Hurairah yang menyebutkan bahwa Allah akan menampakkan
diriNya dalam bentuk yang diketahui oleh orang yang menyembahNya, kecuali mereka yang
menyembah matahari, bulan dan salib.

Ketiga;
Hanya orang yang mukminlah yang akan bisa melihat Allah, karena Allah mengatakan:

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 13/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat)Tuhannya.
[Al Muta n :15]

Dan pendapat inilah yang paling kuat. Adapun pendapat pertama yang menyatakan bahwa semua
manusia bisa Ruyatullah, yang dimaksud adalah yang pertama kali yaitu Ruyatullah yang umum,
tetapi kemudian dihijabi/dihalangi. Ruyatullah itu juga berbeda. Yang paling hakiki adalah
Ruyatullah di dalam surga yang menjadi tambahan bagi orang mumin, inilah yang dikuatkan oleh
hadits Said Al Khudri: Kemudian Al Jabbar (Allah) mendatanginya dalam bentuk yang berbeda
dengan bentuk awal mereka melihatNya (Majmu Fatawa VI/503).

KESIMPULAN
Dari pembahasan ini bisa disimpulkan bahwa Allah tidak bisa dilihat, tetapi tidak pernah dilihat
dengan mata kepala baik, oleh nabi Musa maupun Rasulullah di dunia. Allah hanya bisa dilihat di
dunia dengan pandangan hati atau lewat mimpi sesuai dengan kapasitas keimanan dan
keyakinannya kepada Allah. Adapun pada hari kiamat Allah akan dilihat oleh seluruh mahluk-Nya.
Tetapi Ruyatullah yang hakiki yang menjadi tambahan kenikmatan, hanya bisa dirasakan oleh
orang mukmin setelah mereka masuk kedalam surga.

Ya Allah! perkenankan kami untuk bisa merasakan kenikmatan untuk melihat wajah-Mu yang
agung, Amin!

Rujukan:
1. Majmu Fatawa,Syaikh Islam Ibnu Taimiyah,Matbaah Riyad tahun 1382 H.
2. Attawassul wal Washilah,Ibnu Taimiyah cet.Daar Arabiyah Tahun 1390H
3. Tafsir Ibnu Katsir,cet.Daar Fikr 1389H
4. Ruyatullah ,DR.Ahmad bin Nashr Al Hamd,cet.Ummul Quram1411H
5. Sirah Ibnu Hisyam, ,cet.Daar Fikr 1389H

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun V/1422H/2001M Diterbitkan Yayasan Lajnah
Istiqomah Surakarta, Jl. Solo Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp.
08121533647, 08157579296]

(https://bisaquran.com/?ref=almanhaj-single)

(https://facebook.com/sharer/sharer.php?u=https://almanhaj.or.id/3053-ruyatullah-melihat-

allah-dalam-pandangan-ahlus-sunnah-dan-mutazilah.html) (https://twitter.com/intent/tweet?

text=Ruyatullah (Melihat Allah) Dalam Pandangan Ahlus Sunnah Dan Mutazilah at


https://almanhaj.or.id/3053-ruyatullah-melihat-allah-dalam-pandangan-ahlus-sunnah-dan-

mutazilah.html) (https://plus.google.com/share?url=https://almanhaj.or.id/3053-ruyatullah-

melihat-allah-dalam-pandangan-ahlus-sunnah-dan-mutazilah.html)

(https://www.linkedin.com/shareArticle?url=https://almanhaj.or.id/3053-ruyatullah-melihat-allah-

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 14/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

dalam-pandangan-ahlus-sunnah-dan-mutazilah.html)

(https://pinterest.com/pin/create/button/?url=https://almanhaj.or.id/3053-ruyatullah-melihat-allah-
dalam-pandangan-ahlus-sunnah-dan-mutazilah.html&media=https://almanhaj.or.id/wp-
includes/images/media/default.png&description=Ruyatullah (Melihat Allah) Dalam Pandangan
Ahlus Sunnah Dan Mutazilah)

29 April 2011 editor (https://almanhaj.or.id/author/editor) Bahasan : Aqidah

(https://almanhaj.or.id/category/bahasan-aqidah) Leave a Comment (https://almanhaj.or.id/3053-ruyatullah-

melihat-allah-dalam-pandangan-ahlus-sunnah-dan-mutazilah.html#respond)

Kemungkaran-Kemungkaran Dalam Pernikahan (https://almanhaj.or.id/3052-kemungkaran-


kemungkaran-dalam-pernikahan.html)
Mengenal Siroh (Sejarah) Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam (https://almanhaj.or.id/3054-
mengenal-siroh-sejarah-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html)

CATEGORY

Pilih Kategori

ARCHIVES

Pilih Bulan

META

Masuk (https://almanhaj.or.id/wp-login.php)

RSS (Really Simple Syndication) Entri (https://almanhaj.or.id/feed)

RSS (Really Simple Syndication) Komentar (https://almanhaj.or.id/comments/feed)

WordPress.org (https://wordpress.org/)

Almanhaj.or.id (https://almanhaj.or.id/) | ISDN (https://islam-download.net/) | BisaQu (https://bisaquran.com/) | Isyhadu


(https://isyhadu.com/)
TWITTER @ALMANHAJINDO (HTTP://TWITTER.COM/ALMANHAJINDO) | TELEGRAM (HTTPS://TELEGRAM.ME/ALMANHAJ)

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 15/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

| FACEBOOK (HTTP://FACEBOOK.COM/) | GOOGLE+ (HTTP://PLUS.GOOGLE.COM/)

Syarat Syarat Kambing Buat Aqiqah (https://almanhaj.or.id/857-perihal-aqiqah-kambing-jantan-atau-


betina.html), Puasa Muharram Tgl Berapa (https://almanhaj.or.id/2034-hari-asyura-10-muharram-antara-
sunnah-dan-bidah.html), Keutamaan Puasa Suroh (https://almanhaj.or.id/2034-hari-asyura-10-muharram-
antara-sunnah-dan-bidah.html), Faedah Malam 10 Muharom As Syurra (https://almanhaj.or.id/2034-hari-asyura-
10-muharram-antara-sunnah-dan-bidah.html), Hadist Shahih Puasa Asyura (https://almanhaj.or.id/2034-hari-
asyura-10-muharram-antara-sunnah-dan-bidah.html), Contoh Pertanyaan Tentang Ridha
(https://almanhaj.or.id/282-hukum-ridha-terhadap-qadar.html), Hukum Puasa 10 Asyura
(https://almanhaj.or.id/2034-hari-asyura-10-muharram-antara-sunnah-dan-bidah.html), Keutamaan 10muharam
(https://almanhaj.or.id/2034-hari-asyura-10-muharram-antara-sunnah-dan-bidah.html), Ucapan Bayi Lahir Islam
(https://almanhaj.or.id/869-kabar-gembira-dengan-kelahiran-anak.html), Hadits Bismillah
(https://almanhaj.or.id/3779-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam-memerintahkan-sebelum-menyantap-
makanan-bacalah-bismillah.html), Bukti Cinta Rasulullah (https://almanhaj.or.id/2670-bukti-dan-tanda-cinta-
nabi-shallallahu-alaihi-wa-salam.html), Hadis Keutamaan Sholat Tahajud (https://almanhaj.or.id/3499-
keutamaan-shalat-malam-dan-anjurannya.html), Perintah Allah Menutup Aurat (https://almanhaj.or.id/4114-
kewajiban-menutup-aurat-dan-batasannya.html), Hukum Puasa Tgl 9 Dan 10 Muharam
(https://almanhaj.or.id/2034-hari-asyura-10-muharram-antara-sunnah-dan-bidah.html), Denda Membatalkan
Janji (https://almanhaj.or.id/1882-kitab-sumpah-nadzar.html), Hukum Shalat Menggunakan Parfum Beralkohol
(https://almanhaj.or.id/389-hukum-memakai-parfum-yang-mengandung-alkohol.html), Tata Cara Pelaksanaan
Walimatul Ursy Dalam Islam (https://almanhaj.or.id/3229-walimatul-urus-pesta-pernikahan.html), Amalan Pada
10 Muharram (https://almanhaj.or.id/2034-hari-asyura-10-muharram-antara-sunnah-dan-bidah.html), Hadits
Yang Berkaitan Dengan Tetangga (https://almanhaj.or.id/1829-hak-dan-keutamaan-tetangga-dalam-
sunnah.html), Hadits Tentang Perbanyak Anak (https://almanhaj.or.id/2258-islam-menganjurkan-umatnya-
untuk-mempunyai-banyak-anak.html)

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 16/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 17/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 18/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 19/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 20/21
3/12/2017 Ruyatullah(MelihatAllah)DalamPandanganAhlusSunnahDanMutazilah|MelihatAllah

https://almanhaj.or.id/3053ruyatullahmelihatallahdalampandanganahlussunnahdanmutazilah.html 21/21

You might also like