Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS SEBAGAI

INDIKATOR KUALITAS PERAIRAN DANAU SIOMBAK


KECAMATAN MEDAN MARELAN KOTA MEDAN

The Diversity of Macrozoobenthic as Water Quality Indicators of Siombak Lake


District of Medan Marelan in Medan City

Achmad Taher Daulay1, Darma Bakti2, Rusdi Leidonald2


1
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas
Sumatera Utara, (Email : achmadtaher@rocketmail.com)
2
Staff Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Siombak is the artificial lake formed as the result of sand dredging
activities in an area formerly known as Paya Pasir. The purpose of this study was
to determine the water physical and chemical parameters of Siombak Lake in
conjunction with water quality standards at PP 82 Tahun 2001 and Storet
methods as well as the diversity of macrozoobenthic.
This study was conducted from May to July 2014 at the Siombak Lake
District of Medan Marelan in Medan City. The results obtained, the relationship
between water chemical physical parameters of Siombak Lake in reference to
water quality standards at PP 82 Tahun 2001 and Storet method states that the
waters of Siombak Lake belong to the C class with the condition of water being
moderately contaminated.
The value of diversity index (H') of macrozoobenthic were obtained at
each station study ranged from 1,091 to 1,480. The results of Pearson correlation
analysis showed that temperature, COD, phosphate, light penetration and BOD5
have a positive correlation with the diversity of macrozoobenthic while salinity,
DO and nitrate have a negative correlation.

Keywords: Siombak lake, Diversity of Macrozoobenthic, Water Quality

PENDAHULUAN adalah dalam kecepatan arus air.


Ekosistem air yang terdapat Perairan lentik mempunyai
di daratan (inland water) secara kecepatan arus yang lambat serta
umum dibagi atas 2 yaitu perairan terjadi akumulasi massa air dalam
lentik (lentic water), atau juga periode waktu yang lama, sementara
disebut sebagai perairan tenang, perairan lotik umumnya mempunyai
misalnya danau, rawa, waduk, situ, kecepatan arus yang tinggi, disertai
telaga, dan sebagainya dan perairan perpindahan massa air yang
lotik (lotic water) disebut juga berlangsung dengan cepat. Danau
sebagai perairan berarus deras, Siombak termasuk perairan lentik
misalnya sungai, kali, kanal, parit (lentic water), atau juga disebut
dan sebagainya. Perbedaan utama sebagai perairan tenang (Barus,
antara perairan lotik dan lentik 2004).
Salah satu biota yang dapat (GPS), kamera digital, plastik 5 kg,
digunakan sebagai parameter biologi pipet tetes, sterofoam, spuit, alat
dalam menentukan kondisi suatu tulis, dan peralatan analisa kualitas
perairan adalah makrozoobentos. air seperti termometer, refraktometer,
Komponen lingkungan, baik yang pH meter, Erlenmeyer 125 ml,
hidup (biotik) maupun yang mati beaker glass, dan gelas ukur.
(abiotik) mempengaruhi kelimpahan Sedangkan bahan yang
dan keanekaragaman biota air yang digunakan diantaranya adalah KOH-
ada pada suatu perairan, sehingga KI, MnSO4, H2SO4, amilum, dan
tingginya kelimpahan individu tiap Na2S2O3, alkohol 70%, formalin 4%,
jenis dapat dipakai untuk menilai es dan akuades.
kualitas suatu perairan. Perairan yang
berkualitas biasanya memiliki Metode Pengambilan Sampel
keanekaragaman jenis yang tinggi Pengambilan sampel
dan sebaliknya pada perairan yang makrozoobentos dilakukan
tercemar (Fachrul, 2007). Sejauh ini menggunakan Metode Purposive
masih sedikit kajian tentang Random Sampling, yang merupakan
keanekaragaman makrozoobentos teknik pengambilan sampel dengan
dan kualitas air di perairan Danau memperhatikan pertimbangan-
Siombak Kecamatan Medan Marelan pertimbangan yang dibuat oleh
Kota Medan. Berdasarkan hal peneliti dengan menentukan lima
tersebut maka penelitian ini stasiun penelitian. Pengambilan
dilakukan. sampel makrozoobentos dilakukan
sebanyak 3 kali pengulangan pada
METODE PENELITIAN setiap stasiun dengan penjelasan
Waktu dan Tempat Penelitian sebagai berikut, yaitu pada Stasiun I
Penelitian ini dilaksanakan merupakan daerah yang belum
pada bulan Mei 2014 sampai Juli dijumpai aktivitas masyarakat dan
2014 di perairan Danau Siombak terdapat mangrove di sekitar
Kecamatan Medan Marelan Kota perairan, Stasiun II merupakan
Medan. Pengambilan sampel daerah yang terdapat berbagai
dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali aktivitas masyarakat dan aktivitas
dengan memperhatikan kondisi wisata, Stasiun III merupakan daerah
perairan pada saat normal, pasang yang terdapat aktivitas masyarakat
dan surut. yaitu kegiatan perikanan tambak,
Stasiun IV merupakan bagian tengah
Alat dan Bahan danau yang jadi pembanding pada
Alat-alat yang digunakan setiap stasiun lainnya dan Stasiun V
dalam penelitian ini adalah ember merupakan bagian inlet dan outlet
kapasitas 5 liter, Eckman grabb, atau masuk dan keluarnya aliran air
botol alkohol, keping Secchi, tali sungai ke danau. Lokasi penelitian
plastik, lakban, kertas label, botol dapat dilihat pada Gambar 2.
sampel, Global Positioning System
Gambar 2. Lokasi Penelitian

Pengukuran Parameter Fisika dan K=


Kimia Perairan
Metode dan alat ukur yang b. Kepadatan Relatif (KR) (Barus,
digunakan untuk menganalisa 2004)
parameter fisika dan kimia perairan KR (%) = x 100%
mencakup suhu, salinitas, penetrasi
c. Frekuensi Kehadiran (FK)
cahaya, pH, DO (Dissolved Oxygen),
(Barus, 2004)
BOD5 (Biochemical Oxygen FK = x 100%
Demand), COD (Chemical Oxygen
d. Indeks
Demand), kandungan nitrat,
Diversitas/Keanekaragaman
kandungan fosfat, tekstur substrat.
Shannon-Wiener (H) (Krebs,
1989)
Penentuan Status Mutu Air
H' =
dengan Metode Storet (Storage and
Keterangan :
Retrieval)
H' = Indeks Diversitas
Kualitas air dinilai berdasarkan
ketentuan metode Storet untuk pi = Jumlah individu masing-
masing jenis (i=1,2,3,..)
mengklasifikasikan mutu air ke
s = Jumlah jenis
dalam empat kelas yang dapat dilihat
Ln = Logaritma nature
pada Tabel 3.
Tabel 3. Penentuan Status Mutu Air Berdasarkan Pi = (Perhitungan
Metode Storet jumlah individu suatu jenis
Kelas Skor Kriteria
dengan keseluruhan jenis)
e. Indeks Kemerataan Jenis/Indeks
A 0 Memenuhi Baku Mutu
Evenness (E) (Fachrul, 2007)
B -1 s/d -10 Tercemar Ringan E = H'/ ln S
Keterangan :
C -11 s/d -30 Tercemar Sedang E = Indeks kemerataan jenis/indeks Evenness
H' = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener
D -31 Tercemar Berat S = Jumlah jenis
f. Analisis Korelasi Pearson
Sumber : Canter (1977) diacu oleh Matahelumual Analisis korelasi Pearson
(2007) digunakan untuk mencari derajat
keeratan hubungan dan arah
Analisis Data hubungan antara keanekaragaman
a. Kepadatan Populasi (K) (Barus, makrozoobentos yang terdapat di
2004) perairan Danau Siombak Medan
dengan sifat fisika dan kimia airnya. Klasifikasi Makrozoobentos
Semakin tinggi nilai korelasi, Makrozoobentos yang
semakin tinggi keeratan hubungan berhasil diidentifikasi dalam
kedua variabel. Nilai korelasi penelitian ini terdiri dari 3 Kelas
memiliki rentang antara 0 sampai 1 Invertebrata yaitu : Bivalvia yang
atau 0 sampai -1. Analisis dilakukan terdiri dari 1 genus yaitu Mytilus,
dengan metode komputerisasi SPSS Gastropoda yang terdiri dari 7 genus
Versi 19.00 (Trihendradi, 2005). yaitu Pomacea, Planaxis,
Neripteron, Sphaerassiminea,
Melanoides, Tarebia, dan Sermyla
HASIL DAN PEMBAHASAN serta Oligochaeta yang terdiri dari 1
Hasil genus yaitu Branchiura.

Kepadatan Populasi (K),


Kepadatan Relatif (KR) dan 100% Branchiura
Frekuensi Kehadiran (FK) 80%
Makrozoobentos pada Setiap 60%
Melanoides
Stasiun Penelitian 40%
Berdasarkan analisis data 20%
diperoleh nilai Kepadatan Populasi 0% Mytilus

Stasiun II

Stasiun IV
Stasiun I

Stasiun V
Stasiun III
(K), Kepadatan Relatif (KR) dan
Frekuensi Kehadiran (FK) Neripteron
makrozoobentos pada setiap stasiun
penelitian seperti terlihat pada Gambar 19. Nilai Frekuensi Kehadiran (FK)
makrozoobentos (%) pada setiap
Gambar 17, Gambar 18 dan Gambar stasiun penelitian
19.
400
Branchiura
300
Indeks Keanekaragaman
Shannon-Wiener (H') dan Indeks
Ind/m

200 Melanoides
Kemerataan Jenis/Indeks
100 Evenness (E) Makrozoobentos
Mytilus Berdasarkan analisis data
0
diperoleh nilai Indeks
Neripteron Keanekaragaman Shannon-Wiener
(H') dan Indeks Kemerataan
Gambar 17. Nilai Kepadatan Populasi (K)
Jenis/Indeks Evenness (E)
makrozoobentos (ind/m2) pada makrozoobentos pada setiap stasiun
setiap stasiun penelitian penelitian seperti terlihat pada Tabel
80% Branchiura 7.
60% Tabel 7. Nilai Indeks Keanekaragaman Shannon-
Wiener (H') dan Indeks Kemerataan Jenis/Indeks
40% Melanoides Evenness (E) makrozoobentos pada setiap stasiun
20% penelitian

0% Mytilus Indeks St 1 St 2 St 3 St 4 St 5
Stasiun II

Staisun IV
Stasiun V
Stasiun I

Stasiun III

Keanekaragaman 1,148 1,480 1,410 1,193 1,091


Neripteron Shannon-Wiener (H')
Kemerataan 0,590 0,711 0,787 0,666 0,524
Jenis/Evennes
Gambar 18. Nilai Kepadatan Relatif (KR)
makrozoobentos (%) pada setiap
stasiun penelitian
Pembahasan
Berdasarkan hasil yang
Kepadatan Populasi (K), diperoleh pada Tabel 8 nilai indeks
Kepadatan Relatif (KR) dan keanekaragaman (H')
Frekuensi Kehadiran (FK) makrozoobentos yang didapat pada
Makrozoobentos pada Setiap setiap stasiun penelitian yaitu
Stasiun Penelitian berkisar 1,091 1,480. Hasil ini
Berdasarkan hasil yang menunjukkan bahwa kondisi perairan
diperoleh pada Tabel 7 nilai Danau Siombak memiliki
kepadatan populasi (K), kepadatan keanekaragaman makrozoobentos
relatif (KR) dan frekuensi kehadiran yang rendah. Hal ini sesuai dengan
(FK) makrozoobentos yang didapat literatur Krebs (1989) yang
pada setiap stasiun menunjukkan mengklasifikasikan nilai indeks
perbedaan yang tidak merata antar keanekaragaman (H') sebagai
genus makrozoobentos. Kepadatan berikut:
populasi (K) pada Stasiun I, II dan 0 < H' < 2,302 =
III terdapat makrozoobentos yang Keanekaragaman rendah
dominan yaitu melanoides dengan 2,302 < H' < 6,907 =
nilai kepadatan populasi (K) pada Keanekaragaman sedang
Stasiun I yaitu 99 ind/m, Stasiun II H' > 6,907 =
yaitu 46 ind/m, dan Stasiun III yaitu Keanekaragaman tinggi
35,33 ind/m. Sementara pada Hasil indeks kemerataan
Stasiun IV dan V didominasi oleh jenis/indeks Evenness (E) pada
makrozoobentos genus mytilus setiap stasiun penelitian yang dapat
dengan nilai kepadatan populasi (K) dilihat pada tabel 7 yaitu berkisar
pada Stasiun IV yaitu 127 ind/m dan 0,524 0,787. Hasil ini
Stasiun V yaitu 364,33 ind/m. Total menunjukkan bahwa jenis
nilai kepadatan populasi (K) tertinggi makrozoobentos yang didapat pada
terdapat pada Stasiun V dengan setiap stasiun penelitian memiliki
jumlah yaitu 574,31 ind/m jumlah masing-masing individu yang
sedangkan yang terendah terdapat sangat jauh berbeda atau tidak
pada Stasiun III dengan jumlah yaitu merata. Hal ini sesuai dengan
71,65 ind/m. Hal ini dapat literatur Fachrul (2007) yang
berpengaruh terhadap kualitas mengklasifikasikan sebagai berikut :
perairan Danau Siombak tersebut. E = 0, kemerataan antara spesies
Berdasarkan literatur Hafshah, dkk rendah, artinya kekayaan individu
(2012) yang mendapatkan hasil pada yang dimiliki masing-masing spesies
setiap stasiun penelitian yang sangat jauh berbeda.
didominasi oleh salah satu jenis E = 1, kemeratan antar spesies relatif
makrozoobentos maka kondisi merata atau jumlah individu masing-
perairan tersebut dapat dikategorikan masing spesies relatif sama.
tercemar ringan hingga tercemar
berat. Pengukuran Parameter Fisika dan
Kimia Perairan
Indeks Keanekaragaman a. Suhu
Shannon-Wiener (H') dan Indeks Dari Tabel 9 dapat dilihat
Kemerataan Jenis/Indeks bahwa suhu air pada lima stasiun
Evenness (E) Makrozoobentos penelitian berkisar antara 28,6 -
31C. Suhu pada lima stasiun menunjukkan bahwa penetrasi
tersebut relatif sama, tidak cahaya masih mampu mendukung
mengalami fluktuasi, karena keadaan kehidupan organisme perairan
cuaca pada saat pengukuran suhu terutama makrozoobentos karena
relatif sama, sehingga suhu tidak Danau Siombak dipengaruhi oleh
mengalami perubahan yang kondisi pasang, normal dan surut
signifikan. Secara umum kisaran sehingga mengalami perubahan
suhu tersebut merupakan kisaran kedalaman pada masing-masing
yang normal bagi laju pertumbuhan stasiun dan mempermudah masuknya
makrozoobentos. Naiknya suhu air cahaya ke dalam perairan. Hal ini
dapat menimbulkan beberapa akibat didukung oleh literatur Jeffries dan
diantaranya menurunkan jumlah Mills (1996) diacu oleh Effendi
oksigen terlarut dalam air dan (2003) yang menyatakan bahwa
berpengaruh terhadap pertumbuhan intensitas cahaya yang masuk ke
makrozoobentos di perairan Danau dalam kolom air semakin berkurang
siombak. Hal ini sesuai dengan dengan bertambahnya kedalaman
literatur Suriawiria (1996) yang perairan.
menyatakan bahwa kenaikan suhu d. Derajat Keasaman (pH)
pada perairan dapat menyebabkan Nilai pH yang didapat pada
penurunan oksigen terlarut. Suhu kelima stasiun yaitu berkisar 6,7
merupakan faktor pembatas bagi 7,2. Hasil ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan hewan bentos. perairan Danau Siombak memiliki
b. Salinitas nilai pH yang netral dengan kisaran
Kadar salinitas yang didapat toleransi antara asam lemah sampai
pada kelima stasiun penelitian basa lemah. Nilai pH tersebut masih
berkisar 8,6 11 seperti yang termasuk dalam kisaran normal baku
tertera pada Tabel 9. Namun pada mutu air berdasarkan PP No. 82
saat sampling kedua terjadinya Tahun 2001 dengan nilai pH yaitu 6 -
fluktuasi yang menyebabkan kondisi 9. Kondisi perairan yang memiliki
danau bersifat tawar (limnis). pH netral sangat bagus bagi
Salinitas yang hampir sama pada saat ekosistem air dan baik untuk
kondisi pasang, normal dan surut, pertumbuhan dan perkembangan
mengindikasikan bahwa danau organisme air termasuk
tersebut dipengaruhi air laut makrozoobentos. Hal ini sesuai
dibanding input dari air sungai. Hal dengan literatur Odum (1994) yang
ini sesuai dengan literatur Barus menyatakan bahwa pH merupakan
(2004) yang menyatakan bahwa faktor pembatas bagi organisme yang
ekosistem air di daratan umumnya hidup di suatu perairan.
bersifat limnis dengan kadar salinitas e. Biochemical Oxygen Demand
< 0,5 seperti sungai dan danau, (BOD5)
meskipun terdapat juga danau yang Nilai Biochemical Oxygen
mempunyai kadar salinitas yang Demand (BOD5) yang didapat pada
tinggi dan biasanya bersifat payau kelima stasiun yaitu berkisar 3,2
dengan kadar salinitas 0,5 - 30 . 3,5 mg/l. Nilai ini menunjukkan
c. Penetrasi Cahaya bahwa kondisi perairan Danau
Penetrasi cahaya yang Siombak melebihi ambang batas
didapat pada kelima stasiun yaitu baku mutu air yang telah ditetapkan
berkisar 56,6 83,3 cm. Hasil ini oleh PP No. 82 Tahun 2001 yaitu 2
mg/l. Namun nilai konsentrasi BOD menunjukkan bahwa kondisi perairan
tersebut masih termasuk dalam Danau Siombak masih sesuai dengan
kondisi perairan yang baik bagi batas tolerir atau masih dalam
pertumbuhan dan perkembangan keadaan normal. Hal ini sesuai
organisme air termasuk dengan literatur Hafshah, dkk (2012)
makrozoobentos. Hal ini sesuai yang menyatakan bahwa nilai rata-
dengan literatur Brower, dkk. (1990) rata DO berkisar antara 4,40 5 mg/l
yang menyatakan bahwa perairan masih dalam konsentrasi yang layak
tergolong baik jika konsumsi O2 untuk kehidupan biota perairan.
selama periode 5 hari berkisar Berdasarkan hasil yang didapat
sampai 5 mg/l dan apabila konsumsi tersebut, hal ini menandakan bahwa
O2 berkisar antara 10 20 mg/l akan perairan Danau Siombak memiliki
menunjukkan tingkat pencemaran nilai DO yang juga dapat dikatakan
oleh materi organik yang tinggi dan layak untuk kehidupan biota perairan
untuk air limbah nilai BOD seperti makrozoobentos.
umumnya lebih besar dari 100 mg/l. h. Nitrat
f. Chemical Oxygen Demand Kandungan nitrat yang
(COD) didapat pada kelima stasiun berkisar
Nilai Chemical Oxygen 1,4 - 3,6 mg/l. jumlah rata-rata
Demand (COD) yang didapat pada kandungan nitrat yang didapat ini
kelima stasiun berkisar 25 30,9 masih berada dibawah ambang batas
mg/l. Nilai tersebut mencapai tiga baku mutu air berdasarkan PP No. 82
kali lipat atau melebihi ambang batas Tahun 2001 dengan nilai kandungan
dari baku mutu air yang telah nitrat yaitu 10 mg/l. Hasil ini
ditetapkan PP No. 82 Tahun 2001 menunjukkan bahwa kandungan
dengan nilai COD pada baku mutu nitrat yang didapat tidak berbahaya
air golongan 1 yaitu 10 mg/l. Kadar bagi kualitas air dan lingkungan
COD yang sangat tinggi ini diduga perairan Danau Siombak, karena
berasal dari buangan limbah keberadaan nitrat tersebut akan
anorganik pada perairan sungai yang berpengaruh terhadap tingkat
akhirnya masuk ke dalam perairan pencemaran perairan apabila
Danau Siombak, sehingga terakumulasi dalam jumlah yang
menyebabkan kondisi perairan danau banyak di suatu perairan. Hal ini
tampak kehitam-hitaman dan kotor. sesuai dengan literatur Siregar
Kondisi perairan ini sangatlah tidak (2011) yang menyatakan bahwa
bagus bagi kehidupan organisme air keberadaan senyawa nitrogen dalam
terutama makrozoobentos. Hal ini perairan dengan kadar yang
sesuai dengan literatur Siregar berlebihan dapat menimbulkan
(2011) yang menyatakan bahwa permasalahan pencemaran.
semakin tinggi kadar COD maka i. Fosfat
keanekaragaman bentos semakin Kandungan fosfat yang
rendah dan sebaliknya jika kadar didapat pada kelima stasiun berkisar
COD rendah maka keanekaragaman 1,05 - 1,51 mg/l. Sumber kandungan
bentos semakin tinggi. fosfat yang terdapat pada danau
g. Dissolved Oxygen (DO) tersebut karena adanya daerah
Nilai Dissolved Oxygen (DO) pertanian dan peternakan hewan
yang didapat pada kelima stasiun seperti sapi dan kambing yang
berkisar 6,6 7,3 mg/l. Hasil ini berada di sekitar perairan Danau
Siombak. Hasil ini menunjukkan Medan Berdasarkan Metode
bahwa kandungan fosfat tersebut Storet
berada diatas ambang batas baku Parameter fisika dan kimia
mutu air berdasarkan PP No. 82 perairan Danau Siombak Kecamatan
Tahun 2001 yaitu 0,2 mg/l. Perairan Medan Marelan Kota Medan
yang memiliki kandungan fosfat berdasarkan metode Storet dapat
yang cukup tinggi akan dilihat pada Tabel 11. Jumlah skor
mengakibatkan pencemaran dan akan yang didapat pada kelima stasiun
menyebabkan terjadinya eutrofikasi. memiliki kesamaan yaitu dengan
Hal ini sesuai dengan literatur skor -30. Hal ini dikarenakan hasil
Siregar (2011) yang menyatakan dari setiap parameter yang didapat
bahwa perairan yang mengandung dalam setiap pengambilan sampel air
kadar fosfat yang cukup tinggi pada kondisi pasang, normal dan
melebihi kebutuhan normal surut tidak terdapat perbedaan yang
organisme akuatik akan besar, sehingga data yang didapat
menyebabkan terjadinya eutrofikasi pada kelima stasiun hampir memiliki
dan ini ada pengaruhnya terhadap kualitas air yang sama. Penentuan
makrozoobentos. status mutu air berdasarkan metode
j. Tekstur Substrat Storet menurut Canter (1977) diacu
Berdasarkan hasil substrat oleh Matahelumual (2007)
yang dapat dilihat pada Tabel 10 menyatakan bahwa kriteria perairan
terdapat perbedaan tekstur substrat yang tercemar sedang yaitu
pada beberapa stasiun penelitian. pengukuran kualitas air yang
Pada stasiun 1, 2 dan 4 memiliki memiliki jumlah skor -11 s/d -30 dan
tekstur substrat yang sama yaitu digolongkan ke dalam kelas C. Jadi
lempung berpasir dan lempung liat dari jumlah skor yang didapat pada
berpasir, sementara pada stasiun 3 kelima stasiun tersebut maka
memiliki tekstur substrat yaitu pasir perairan Danau Siombak termasuk
berlempung dan lempung liat ke dalam golongan kelas C dengan
berpasir serta pada stasiun 5 kondisi perairan yang tercemar
memiliki tekstur substrat yaitu sedang.
lempung berpasir dan pasir
berlempung. Perbedaan tekstur Analisis Korelasi Pearson Antara
substrat tersebut dikarenakan kondisi Parameter Fisika dan Kimia
perairan Danau Siombak memiliki Perairan dengan Indeks
kedalaman yang tidak merata akibat Keanekaragaman Makrozoobentos
aktivitas pengerukan pasir. Hal ini Berdasarkan Tabel 12 dapat
sesuai dengan literatur Restu, dkk. dilihat bahwa hasil uji analisis
(2013) yang menyatakan bahwa korelasi Pearson antara beberapa
Danau Siombak adalah danau buatan parameter fisika dan kimia perairan
yang terbentuk sebagai dampak dari terdapat perbedaan antara tingkat
aktivitas pengerukan pasir di suatu korelasi dan arah korelasinya dengan
areal yang dahulu dikenal sebagai indeks keanekaragaman
Paya Pasir. makrozoobentos. Nilai indeks
korelasi antara suhu, COD dan fosfat
Parameter Fisika dan Kimia dengan keanekaragaman
Perairan Danau Siombak makrozoobentos masing-masing
Kecamatan Medan Marelan Kota adalah 0,479, 0,474 dan 0,458
dengan tingkat hubungan sedang. nilai indeks keanekaragaman
Hal ini menunjukkan bahwa suhu, makrozoobentos.
COD dan fosfat memiliki hubungan Nilai indeks korelasi antara
korelasi yang sedang terhadap indeks BOD5 dengan keanekaragaman
keanekaragaman makrozoobentos makrozoobentos adalah 0,707
sehingga peningkatan suhu, COD dengan tingkat hubungan kuat. Hal
dan fosfat dapat mengakibatkan ini menunjukkan bahwa BOD5
semakin tingginya nilai indeks memiliki hubungan korelasi yang
keanekaragaman makrozoobentos. kuat terhadap indeks
Nilai indeks korelasi antara keanekaragaman makrozoobentos
salinitas, DO dan nitrat dengan sehingga peningkatan kadar BOD5
keanekaragaman makrozoobentos dapat mengakibatkan semakin
masing-masing adalah -0,219,-0,234 tingginya nilai indeks
dan -0,374 dengan tingkat hubungan keanekaragaman makrozoobentos.
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
salinitas, DO dan nitrat memiliki KESIMPULAN DAN SARAN
hubungan korelasi yang rendah Kesimpulan
terhadap indeks keanekaragaman Berdasarkan penelitian yang
makrozoobentos sehingga telah dilakukan maka kesimpulan
peningkatan salinitas, DO dan nitrat yang didapat adalah sebagai berikut :
dapat mengakibatkan semakin 1. Hubungan antara parameter fisika
rendahnya nilai indeks dan kimia perairan Danau
keanekaragaman makrozoobentos. Siombak dengan baku mutu
Tanda negatif (-) menyatakan kualitas air berdasarkan PP No. 82
hubungan yang saling berlawanan. Tahun 2001 dan metode Storet
Nilai indeks korelasi antara diperoleh hasil yang menyatakan
penetrasi cahaya dengan bahwa perairan Danau Siombak
keanekaragaman makrozoobentos termasuk ke dalam golongan kelas
adalah 0,846 dengan tingkat C dengan kondisi perairan yang
hubungan sangat kuat. Hal ini tercemar sedang.
menunjukkan bahwa penetrasi 2. Nilai indeks keanekaragaman (H')
cahaya memiliki hubungan korelasi makrozoobentos yang didapat
yang sangat kuat terhadap indeks pada setiap stasiun penelitian
keanekaragaman makrozoobentos yaitu berkisar 1,091 1,480. Hasil
sehingga peningkatan penetrasi ini menunjukkan bahwa kondisi
cahaya dapat mengakibatkan perairan Danau Siombak memiliki
semakin tingginya nilai indeks keanekaragaman makrozoobentos
keanekaragaman makrozoobentos. yang rendah.
Nilai indeks korelasi antara 3. Nilai indeks korelasi antara suhu,
pH dengan keanekaragaman COD dan fosfat dengan
makrozoobentos adalah 0,078 keanekaragaman makrozoobentos
dengan tingkat hubungan sangat masing-masing adalah 0,479,
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa 0,474 dan 0,458 dengan tingkat
pH memiliki hubungan korelasi yang hubungan sedang dan korelasi
sangat rendah terhadap indeks positif. Selanjutnya yang memiliki
keanekaragaman makrozoobentos korelasi positif lainnya yaitu nilai
sehingga peningkatan pH dapat indeks korelasi antara penetrasi
mengakibatkan semakin tingginya cahaya, pH dan BOD5 dengan
keanekaragaman makrozoobentos Hafshah, Suherman dan Mulyani.
masing-masing adalah 0,846, 2012. Hubungan Limbah
0,078 dan 0,707 dengan masing- Organik dengan
masing tingkat hubungan adalah Struktur Komunitas
sangat kuat, sangat rendah dan Makrozoobenthos di Sungai
kuat. Nilai indeks korelasi antara Musi Bagian Hilir. Jurnal
salinitas, DO dan nitrat dengan Perikanan dan Kelautan. 3 (3)
keanekaragaman makrozoobentos : 25 31.
masing-masing adalah -0,219, -
0,234 dan -0,374 dengan tingkat Krebs, C. 1989. Experimental
hubungan rendah dan memiliki Analysis of Distribution and
korelasi yang negatif. Abudance. Third
Saran Edition. Harper and Row
1. Penelitian ini diharapkan dapat Publisher. New York.
menjadi bahan acuan bagi
masyarakat dan pemerintah Odum, E.P. 1994. Dasar-Dasar
setempat agar lebih menjaga dan Ekologi. Edisi Ketiga.
memperhatikan kebersihan Penerjemah : Samingan, T.
lingkungan perairan Danau UGM Press. Yogyakarta.
Siombak yang merupakan salah
satu objek wisata di Kelurahan Sinaga, T. 2009. Keanekaragaman
Paya Pasir Kecamatan Medan Makrozoobentos Sebagai
Marelan Kota Medan. Indikator Kualitas
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan Perairan Danau Toba Balige
khusus tentang sepanjang aliran Kabupaten Toba Samosir.
sungai yang merupakan aliran Tesis. Program Pasca
inlet dan outlet terhadap Danau Sarjana USU. Medan.
Siombak karena diduga adanya
sumber bahan pencemar yang Siregar, Z. 2011. Keanekaragaman
berasal dari aliran sungai tersebut. Makrozoobentos Sebagai
Indikator Kualitas
DAFTAR PUSTAKA Perairan Danau Siais
Kabupaten Tapanuli Selatan.
Barus, T.A. 2004. Pengantar Tesis. Program Pasca Sarjana
Limnologi Studi Tentang USU. Medan.
Ekosistem Air Daratan.
USU Press. Medan. Trihendradi, C. 2005. SPSS 13 Step
by Step Analisis Data
Brower, Jerold and Von Ende. 1990. Statistik. Penerbit Andi.
Field and Laboratory Yogyakarta.
Methode for General
Ecology. Third Edition.
W.M.C. Brown Publisers.
USA.

Fachrul, M.F. 2007. Metode


Sampling Bioekologi. Bumi
Aksara, Jakarta.

You might also like