Professional Documents
Culture Documents
23 85 1 PB
23 85 1 PB
23 85 1 PB
SEJARAH ARTIKEL:
Diterima pertama: Oktober 2015
Dinyatakan dapat dimuat : Desember 2015
128
JURNAL TATA KELOLA & AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA
I
su mengenai minyak bumi selalu menarik Indonesia mengalami stagnasi. Pertumbuhan
dibicarakan. Dengan keberadaannya yang ekonomi yang sebelumnya mencapai rata-rata
terbatas, namun perannya sebagai sumber di atas 7%, tiba-tiba justru menjadi hanya 1%
energi utama belum tergantikan, minyak bumi (Wicaksono, 2000:78). Hal ini menunjukkan
terus menjadi perhatian seluruh dunia. Tidak betapa Indonesia sangat mengandalkan
terkecuali Indonesia. Dilandasi semangat sektor minyak bumi untuk pembangunan, dan
Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945, sejak struktur Anggaran Pendapatan Belanja Negara
kemerdekaan Indonesia bertekad menguasai (APBN) selalu tergantung penerimaan minyak
sektor minyak bumi untuk meningkatkan dan gas (migas) dan dipengaruhi subsidi BBM.
kesejahteraan rakyat. Saat ini, konsumsi BBM diperkirakan sudah
Meskipun demikian, sektor minyak bumi mencapai 1,6 juta barel per hari (BP Statistical
di Indonesia masih memiliki beberapa Review, 2015). Di sisi lain, produksi minyak
permasalahan yang seringnya ramai bumi Indonesia diperkirakan akan terus
dibicarakan saat terjadi kenaikan harga Bahan menurun. Pada tahun 2014, produksi minyak
Bakar Minyak (BBM). Isu kenaikan harga BBM bumi Indonesia hanya sebesar 852 ribu barel
selalu menjadi isu politis. Siapapun presiden per hari dengan laju penurunan produksi
yang berani menaikkan harga BBM, selalu mencapai 3,07% (Wicaksono, 2000: 78)
menjadi sasaran politisasi permasalahan di seiring menipisnya cadangan minyak mentah
sektor minyak bumi, dengan ancaman presiden Indonesia. Cadangan minyak diperkirakan
yang bersangkutan akan diturunkan oleh menurun dari estimasi 4,3 miliar barel (bbl)
rakyat. Di sisi lain, penurunan harga minyak pada awal 2004 menjadi 3,7 miliar bbl pada
bumi juga menjadi masalah bagi Indonesia. 2014 (SKK Migas, 2014: 15). Kesenjangan antara
Ketika era 1970-an produksi minyak mentah produksi dan konsumsi minyak dikhawatirkan
Indonesia selalu di atas 1 juta barel per hari, akan semakin besar di Indonesia. Saat ini saja,
bahkan pernah mencapai 1,6 juta barel per kesenjangan produksi dan konsumsi minyak
hari. Saat itu harga minyak sempat melonjak bumi sudah sangat besar. Tren produksi dan
lima kali lipat dari USD 2,5 menjadi USD 12 per konsumsi minyak bumi di Indonesia dapat
barel (Syeirazi, 2009: 58), sehingga Indonesia dilihat pada Grafik 1.
129
PENGELOLAAN SEKTOR MINYAK BUMI DI INDONESIA PASCA REFORMASI: ANALISIS KONSEP NEGARA...
Roziqin
J
Penyimpangan dari negara kesejahteraan, baik
imly Asshiddiqie (2006) berpendapat
secara diam-diam maupun terang-terangan,
bahwa doktrin negara kesejahteraan
pada hakikatnya adalah pelanggaran terhadap
(welfare state) muncul pada abad ke-
UUD 1945 yang merupakan hukum tertinggi
19. Encyclopedia Americana, sebagaimana
P S
enelitian ini menggunakan pendekatan aat ini Indonesia mengalami kesenjangan
kualitatif yang bersifat deskriptif untuk antara produksi dan konsumsi minyak
menjelaskan implementasi Pasal 33 UUD bumi. Kecenderungan produksi yang
1945 dalam sektor minyak bumi berdasarkan terus menurun, disertai konsumsi yang terus
analisis negara kesejahteraan. Data yang naik, menjadikan negara kesulitan memenuhi
digunakan primer dan sekunder. Data primer kebutuhan konsumsi minyak bumi. Hal ini
berasal dari wawancara mendalam dengan M. memaksa Indonesia untuk melakukan impor.
Kholid Syeirazi, M.Si, pengamat migas dan Sementara itu, kenaikan dan penurunan harga
Erwansyah Nasrul Fuad, S.ST., Ak. BAP, Ketua minyak mentah selalu menjadi masalah bagi
Tim Senior Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Indonesia.
yang membidangi pemeriksaan Pertamina. Pada saat yang bersamaan, banyak masyarakat
Sementara itu, data sekunder berasal dari Indonesia yang merasa Indonesia masih kaya
berbagai buku, jurnal, peraturan perundang- minyak. Padahal cadangan minyak Indonesia
undangan, laporan tahunan lembaga, laporan pada akhir tahun 2014 hanya berkisar 3.7 miliar
resmi dari instansi terkait yang mengurusi barel atau 0,2% dari total cadangan minyak
sektor minyak bumi, laporan BPK, hasil dunia. Produksi minyak bumi Indonesia
seminar atau penelitian, dan internet. sebesar 852 ribu barel per hari atau 1% dari
Data yang ada dianalisis dengan total produksi dunia, namun tingkat konsumsi
membandingkan konsep negara kesejahteraan mencapai 1,6 juta barel per hari atau 1,8% dari
yang merupakan ruh dari Pasal 33 UUD 1945 total konsumsi dunia (BP Statistical Review,
dengan kebijakan yang diambil Pemerintah 2015). Pada kondisi ini, Indonesia berarti telah
dalam sektor minyak bumi di Indonesia. mengalami masalah pada ketahanan energi.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, maka Dalam sektor minyak bumi, Indonesia
negara kesejahteraan dapat dikonstruksikan mengalami masalah ketahanan energi karena
sebagai: konsep dimana negara demokratis jumlah lifting (produksi) minyak terus
berperan secara aktif dalam menjamin turun. Rendahnya lifting minyak bumi bisa
kemakmuran rakyatnya, sehingga konsep disebabkan antara lain: (1) meningkatnya
negara kesejahteraan setidaknya memenuhi gangguan fasilitas operasi dan penyaluran; (2)
tiga syarat sebagai berikut: (a) Negara penurunan kinerja reservoir dari lapangan-
demokratis, (b) Ada peran aktif negara, (c) lapangan produksi yang ada; (3) belum
Ada jaminan kemakmuran bagi rakyat. Secara ditemukannya cadangan baru yang cukup
ideal, seharusnya semua kebijakan sektor besar; (4) timbulnya permasalahan teknis
minyak bumi sesuai dengan isi Pasal 33 UUD pengadaan peralatan produksi; (5) realisasi
1945 dan ciri negara kesejahteraan tersebut di produksi sumur pengembangan yang tidak
atas. sesuai target yang ditetapkan; serta (6) kendala
untuk merealisasikan kegiatan usaha hulu
migas seperti proses perijinan dan pengadaan
tanah yang memerlukan proses yang panjang,
cuaca ekstrim serta fasilitas produksi yang
sudah tua sehingga mendorong unplanned
shutdown dan extended maintenance (Nota
131
PENGELOLAAN SEKTOR MINYAK BUMI DI INDONESIA PASCA REFORMASI: ANALISIS KONSEP NEGARA...
Roziqin
133
PENGELOLAAN SEKTOR MINYAK BUMI DI INDONESIA PASCA REFORMASI: ANALISIS KONSEP NEGARA...
Roziqin
terjadi pada masa Orde Lama dan Orde rakan berdasar atas demokrasi
Baru. Meski UUD 1945 cenderung sosialistis, ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
namun kemiskinan masih banyak ditemukan. efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
Pada masa Orde Baru, ekonomi dijalankan berwawasan lingkungan, kemandirian,
dengan tafsiran berat kepada free market. serta dengan menjaga keseimbangan
Ekonomi dijalankan oleh kelas pengusaha kemajuan dan kesatuan ekonomi
yang berusaha berkompetisi dengan fair, tetapi nasional.
sekaligus berhadapan dengan kelas pengusaha (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai
yang menggurita secara menakjubkan karena pelaksanaan pasal ini diatur dalam
monopoli, proteksi, lisensi, dan fasilitasi undang-undang.
khusus. Tidak heran jika 32 Tahun Orde Baru
telah melahirkan konglomerasi dan kronisme
UUD 1945 sebagai hukum tertinggi di
(Prasetyo, 2012: 497).
Indonesia harus dilaksanakan dan menjadi
Akhirnya, berkembang aspirasi perubahan
dasar dalam setiap pembuatan kebijakan
UUD 1945, termasuk terhadap Pasal 33.
di Indonesia. Pasal 33, sebagai norma yang
Terhadap perubahan Pasal 33 UUD 1945,
tegas mengatur campur tangan negara dalam
terdapat polarisasi pendapat. Sebagaimana
perekonomian dan menjadi ciri diadposinya
diakui oleh Sri Adiningsih dalam Chandra
konsep negara kesejahteraan di Indonesia, juga
(2010), bahwa telah lima kali dilakukan
harus dilaksanakan dan menjadi dasar dalam
pertemuan bidang ekonomi, namun terdapat
pembuatan kebijakan ekonomi Indonesia,
dua versi pendapat anggota yang tidak berhasil
termasuk dalam sektor minyak bumi. Kebijakan
disatukan karena masing-masing pihak
sektor minyak bumi perlu dianalisis dengan
tetap pada pendiriannya. Hal ini karena ada
konsep negara kesejahteraan mengingat sektor
perbedaan mendasar dalam pendapat antara
tersebut penting bagi negara dan menguasai
pendukung sosialis, dan pendukung neoliberal
hajat hidup orang banyak. Untuk itu, negara
terutama pasca reformasi (Chandra, 2011).
sudah seharusnya berperan aktif dalam sektor
Sebagai hasil kompromi, akhirnya Pasal minyak bumi, dengan mewujudkan kehidupan
33 ditambah dengan dua ayat tanpa bernegara yang demokratis yang pada akhirnya
menghilangkan ketentuan lama. Pasal 33 mampu mewujudkan kemakmuran rakyat.
UUD 1945 bertambah menjadi lima ayat, yang Sebagai sektor yang penting bagi negara dan
terdiri dari tiga ayat asli ditambah dua ayat menguasai hajat hidup orang banyak, apabila
baru. Pasal 33 UUD 1945 pasca amandemen terjadi kesalahan pengambilan kebijakan
menjadi berbunyi: dalam sektor minyak bumi, dapat merugikan
(1) Perekonomian disusun sebagai rakyat secara masif. Untuk itu, penelitian ini
usaha bersama berdasar atas asas menguji kesesuaian antara kebijakan dalam
kekeluargaan. sektor minyak bumi di Indonesia dengan
(2) Cabang-cabang produksi yang implementasi Pasal 33 UUD 1945 dalam
penting bagi negara dan yang kerangka negara kesejahteraan.
menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara. Perwujudan negara demokratis
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam Sejak masa Pemerintahan Presiden Habibie
yang terkandung di dalamnya dikuasai sampai Presiden Joko Widodo, terlihat aspirasi
oleh negara dan dipergunakan untuk masing-masing Presiden untuk mewujudkan
sebesar-besar kemakmuran rakyat. kehidupan demokratis di Indonesia. Dalam
(4) Perekonomian Nasional diselengga- wadah negara demokratis, masing-masing
individu berhak mendapat jaminan kebebasan masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
dalam berusaha serta untuk mengembangkan Kebijakan ini bukan bagian dari implementasi
usahanya. Dengan konsep demokrasi tersebut, Pasal 33 UUD 1945, karena negara seolah
negara memberi peran besar kepada swasta dan menghilangkan kedaulatannya sendiri,
sedikit demi sedikit peran negara terpinggirkan memanjakan investor dan mementingkan
dalam perekonomian. kepastian hukum, dengan mengabaikan sisi
Konsep demokrasi dimanfaatkan dengan keadilan sosial maupun kemakmuran rakyat
baik oleh pihak-pihak yang berkepentingan. sebagai muara dari Pasal 33 UUD 1945. Dengan
untuk mendapatkan minyak bumi di anti nasionalisasi, maka negara didudukkan
Indonesia. Mereka memanfaatkan dengan di bawah kontrak dan berada sejajar dengan
baik momentum reformasi untuk mewujudkan KKKS, terutama perusahaan asing. Perusahaan
reformasi sektor minyak bumi. Reformasi asing, sebagai kepanjangan Pemerintah negara
dilakukan melalui penyusunan peraturan asing, pasti memiliki kepentingan untuk
perundang-undangan, terutama UU Migas dan memajukan dan memenuhi kebutuhan negara
UU Penanaman Modal. tersebut.
UU Migas merupakan hasil reformasi sektor Dengan demikian, sektor minyak bumi
energi atas tekanan lembaga keuangan Indonesia belum mewujudkan demokrasi
multilateral seperti IMF dan Bank Dunia. ekonomi. Perwujudan demokrasi yang terjadi
Melalui LoI kepada IMF tahun 1997, Indonesia adalah demokrasi liberal yang menekankan
meliberalisasi sektor minyak bumi. Dengan pentingnya mekanisme pasar. Hal ini terutama
kehadiran Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 yang karena masuknya paham ekonomi pasar
menekankan efisiensi, maka liberalisasi yang berhasil menggeser demokrasi ekonomi
sektor minyak bumi di Indonesia semakin sehingga tidak sesuai dengan semangat awal
menemukan pembenaran. Pasal 33 UUD 1945.
UU Migas menandai perubahan mendasar
dalam industri minyak bumi nasional Peran aktif negara
sekaligus menandai pergeseran demokrasi Kebijakan sektor minyak bumi yang diambil
ekonomi menuju demokrasi liberal yang pada masa Presiden Megawati sampai Presiden
bercirikan ekonomi pasar melalui liberalisasi Susilo Bambang Yudhoyono menunjukkan
sektor minyak bumi. UU Migas diterbitkan kecenderungan peran aktif negara sebagai
atas nama good governance yang merupakan implementasi negara kesejahteraan. Presiden
agenda neo-liberalisme yang sasarannya Megawati mewujudkan peran aktif negara
senantiasa berpusat pada efisiensi pengelolaan melalui pembentukan BP Migas dan BPH
sumberdaya dan menopang pasar bebas. Migas sesuai amanat UU Migas. Pada masa
Elemen-elemen kuncinya adalah demokrasi, Presiden Megawati pula MK memutuskan
akuntabilitas, rule of law, transparan, dan agar negara berperan aktif dalam menetapkan
partisipasi. Meskipun elemen-elemen ini juga harga BBM, dan tidak menyerahkannya pada
menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia mekanisme pasar. Sementara itu pada masa
di tengah euforia reformasi, namun elemen Presiden Susilo Bambang Yudhoyono peran
kunci tersebut ternyata dimanfaatkan untuk aktif negara diwujudkan melalui pembentukan
melucuti peran-peran negara di sektor minyak SKK Migas sebagai reaksi atas putusan MK,
bumi dan menggantikannya dengan peran dan pembentukan DEN sebagai amanat UU
dominan swasta (Wiratraman, 2008: 4). Energi.
Pasca reformasi, perwujudan demokrasi liberal Pada kenyataannya, peran aktif negara
semakin nyata. Hal ini misalnya diwujudkan terkendala karena lembaga negara yang
dengan kebijakan anti nasionalisasi pada mengurusi sektor minyak bumi di Indonesia
135
PENGELOLAAN SEKTOR MINYAK BUMI DI INDONESIA PASCA REFORMASI: ANALISIS KONSEP NEGARA...
Roziqin
saat ini masih sebatas prosedural. Lembaga Kesan berlebihan dalam kelembagaan di sektor
negara yang bersifat prosedural menyebabkan minyak bumi juga tampak saat Pemerintah
birokrasi berlebihan sehingga Indonesia membentuk SKK Migas meski sebelumnya
menjadi intervensionist state, negara yang MK telah membubarkan BP Migas. Tugas dan
banyak mencampuri urusan warganya. fungsi SKK Migas sama persis dengan BP Migas,
Campur tangan negara dalam bentuk birokrasi meskipun BP Migas dianggap bertentangan
yang berlebihan misalnya dalam perizinan. dengan UUD 1945. Dalam hal kelembagaan,
SKK Migas sempat menyebut ada sekitar 289 bila dicermati lebih jauh terdapat tumpang
perizinan dalam kegiatan hulu migas, yang tindih tugas dan kewenangan di sektor minyak
melibatkan sekitar 11 hingga 13 institusi. bumi. Tugas DEN, SKK Migas dan BPH Migas
Sementara jika dicetak, jumlah kertas perizinan beririsan dengan Kementerian Energi dan
itu mencapai 600.000 lembar (katadata.co.id, Sumber Daya Mineral (ESDM). Keberadaan
2015). DEN, SKK Migas dan BPH Migas sebenarnya
Kelembagaan yang masih taraf prosedural bisa dirangkap oleh Ditjen Migas ESDM.
merupakan akibat dari kecenderungan Tugas Ditjen Migas sendiri bisa jadi tidak
Pemerintah untuk membentuk tim terlalu berat, karena mereka juga bisa meminta
terpadu , lembaga baru dan mengeluarkan
1 2
bantuan dari Kementerian BUMN dalam
peraturan baru setiap ada permasalahan membina Pertamina, Lemhannas dalam
besar di sektor minyak bumi. Kebijakan ini merumuskan energy security; Kementerian
berlebihan karena tugas tim terpadu, lembaga Keuangan dalam administrasi penerimaan
baru maupun substansi peraturan yang sektor minyak bumi dan pembagian DBH Migas;
dimaksud, sebenarnya sudah ada, dan tinggal Kementerian Koordinator Perekonomian
melaksanakannya, sehingga masalah bisa dalam melaksanakan kebijakan lintas sektoral;
diselesaikan tanpa membuat tim, lembaga atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
peraturan tersebut. dalam menarik investasi sektor minyak
bumi; Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(KPPU) dalam mengawasi praktik monopoli
dan persaingan yang tidak sehat di sektor
minyak bumi; Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) dan Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) dalam mengawasi
penghitungan bagi hasil berdasarkan kontrak
kerjasama; Kemenristek dan Perguruan Tinggi
Negeri (PTN), termasuk di dalamnya STEM
AKAMIGAS dalam meningkatkan kemampuan
1 Pemerintah misalnya mengeluarkan Inpres
SDM dan teknologi di bidang migas;
Nomor 3 Tahun 2005 dan Inpres Nomor 5 Tahun Kamar Dagang Indonesia (Kadin) dalam
2000 kepada para bawahannya dan khusus kepada mengembangkan industri minyak bumi, dan
Menteri Energi dan Pertambangan ditugaskan un- sejumlah lembaga lainnya yang bisa bersinergi
tuk membentuk tim terpadu.
mengelola sektor minyak bumi menjadi lebih
2 Misalnya, Pemerintah mengeluarkan Per-
aturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 Tentang baik.
Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Ecer- Banyaknya lembaga yang mengurusi sektor
an BBM, padahal sudah ada PP Nomor 36 Tahun minyak bumi ternyata tidak otomotis
2004 yang di dalamnya sama-sama mengatur tugas
BPH Migas untuk melakukan pengaturan dan pen-
menjadikan Indonesia kuat dalam negosiasi
gawasan atas pelaksanaan penyediaan dan pendis- dalam pembuatan KKS minyak bumi. Bahkan
tribusian BBM, serta tugas menteri ESDM untuk meski memiliki banyak lembaga, Indonesia
menetapkan harga BBM.
tetap tidak bisa mengantisipasi penurunan itu tidak dilakukan, maka bisa jadi negara
produksi minyak terus menerus yang melakukan penguasaan terhadap sumber daya
menyebabkan Indonesia tidak bisa memenuhi alam secara penuh tetapi tidak memberikan
kuota OPEC, bahkan tidak mampu sekedar manfaat sebesar-besar kemakmuran rakyat.
untuk memenuhi kebutuhan domestik. Saat Di satu sisi negara dapat menunjukkan
terjadi kenaikan harga minyak mentah, kedaulatan pada sumber daya alam, namun di
negara-negara OPEC mendapat banyak sisi lain rakyat tidak serta merta mendapatkan
untung, namun Indonesia justru mengalami sebesar-besar kemakmuran atas sumber daya
defisit besar-besaran karena besarnya impor alam (MK, 2012).
minyak yang harus dilakukan. Hal ini semakin Dalam sektor minyak bumi terdapat kebijakan
menunjukkan bahwa pembentukan berbagai pemberian subsidi, CSR, Kontrak Kerja Sama
lembaga negara dalam sektor minyak bumi Minyak Bumi, dan penambahan DBH Minyak
belum dilakukan secara substantif. Kebijakan Bumi, dan lain-lain. Pemberian subsidi
lebih substantif misalnya penguatan peran merupakan bagian dari implementasi Pasal 33
Pertamina selaku National Oil Company UUD 1945 dalam rangka mewujudkan negara
(NOC). Hal ini sebagaimana kecenderungan kesejahteraan. Hal ini karena pemberian
global untuk menguatkan NOC di negara subsidi diharapkan dapat mewujudkan cita-
masing-masing (www.reforminer.com, 2015). cita keadilan sosial dalam bidang ekonomi
Peran Pertamina selaku NOC seharusnya terus sehingga tercapai kemakmuran yang merata
ditingkatkan sehingga bisa bersaing dengan sebagaimana amanat penyusun konstitusi
IOC. Pembatasan peran asing sebagaimana (framers of the constitution).
dilakukan Pemerintahan Presiden Susilo Pemberian subsidi pasti mendapat kriitik
Bambang Yudhoyono, patut diapresiasi dan penganut ekonomi pasar. Hal ini karena
sesuai dengan cita-cita M. Hatta yaitu agar keberadaan subsidi mendistorsi pasar sehingga
sumber daya alam dikelola secara langsung harga akan lebih murah dan membuat IOC tidak
oleh Indonesia. Peran asing sifatmya hanya bisa bersaing dengan Pertamina di Indonesia.
sementara sambil Indonesia terus belajar Kritik atas subsidi misalnya dari International
untuk mandiri. Komitmen Pemerintah untuk Energy Agency (IEA). IEA (2015) memandang
membatasi peran asing perlu dijaga karena subsidi energi menghambat proses transisi
pembatasan peran asing merupakan bagian Indonesia ke sistem energi yang berkelanjutan
dari implementasi negara kesejahteraan dalam berbagai bentuk
sesuai Pasal 33 UUD 1945. Dengan demikian,
Pemerintah sendiri sebenarnya setengah
peran negara bisa lebih besar dalam sektor
hati memberi subsidi karena berpendirian
minyak bumi sehingga diharapkan dapat lebih
bahwa masih relatif besarnya beban subsidi
meningkatkan kemakmuran rakyat.
energi dianggap dapat berdampak pada
kesinambungan fiskal dan menjadikan potensi
Usaha mewujudkan kemakmuran belanja infrastruktur menjadi rendah (Nota
rakyat Keuangan dan RAPBN, 2015). Pemerintah
Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 menegaskan pun akhirnya berencana menghapus subsidi.
bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam Berdasar PP Nomor 79 Tahun 2014 tentang
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Kebijakan Energi Nasional, harga energi
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar ditetapkan berdasarkan nilai keekonomian
kemakmuran rakyat. Dengan demikian, maka berkeadilan (Pasal 20 ayat 91) PP No. 79 Tahun
penguasaan negara harus dikaitkan secara 2014), dan akan dilakukan pengurangan
langsung dan satu kesatuan dengan frase subsidi BBM secara bertahap sampai
sebesar-besar kemakmuran rakyat. Bila hal kemampuan daya beli masyarakat tercapai
137
PENGELOLAAN SEKTOR MINYAK BUMI DI INDONESIA PASCA REFORMASI: ANALISIS KONSEP NEGARA...
Roziqin
(Pasal 21 ayat (4) PP No. 79 Tahun 2014). DBH minyak bumi merupakan bagian dari
Pemerintah akan melakukan rancang ulang implementasi Pasal 33 UUD 1945 karena
kebijakan subsidi agar lebih tepat sasaran, bertujuan untuk mewujudkan sebesar-besarnya
efisien serta mengurangi kerentanan APBN kemakmuran rakyat. Dengan memberikan
terhadap perubahan asumsi dasar ekonomi DBH, negara telah melakukan tanggung jawab
makro, khususnya nilai tukar rupiah dan sosial dalam bidang prekonomian, karena
Indonesia crude price (ICP) (Nota Keuangan negara menyadari bahwa perannya lebih luas
dan RAPBN, 2015). dari pada sekedar sebagai penjaga malam,
Meski kebijakan subsidi kontroversi, negara- tetapi juga bertugas menjaga keamanan
negara maju sendiri melakukan kebijakan dalam arti kata yang seluas-luasnya. Namun
subsidi dan tidak membiarkan warga negaranya demikian, pemberian DBH harus diawasi
mendapat tekanan dari pasar. Indonesia sendiri dan diperbaiki agar kemakmuran rakyat yang
ternyata menyediakan sejumlah subsidi untuk dicita-citakan dapat terwujud.
kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan Dalam rangka mewujudkan kemakmuran
gas dalam bentuk insentif pajak, pinjaman rakyat pula maka Indonesia sejak pemerintahan
kredit penanaman modal, dan kewajiban Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
pasar minyak domestik. Pada 2008 saja, mewajibkan CSR bagi perusahaan minyak
produsen minyak dan gas menerima sekitar bumi. Berbeda dengan paradigma masa lalu
Rp2,37 triliun (US$245 juta) dalam bentuk yang menjadikan CSR sebagai kewajiban,
kredit penanaman modal dan insentif pajak. bagi perusahaan, kini CSR dianggap sebagai
Selain itu, Pertamina diuntungkan dengan investasi. Sebagai sebuah investasi, maka
pembelian minyak mentah yang dipasok oleh semua pihak perlu mewaspadai kemungkinan
International Oil Corporation (IOC) melalui perusahaan minyak bumi menjadikan CSR
sistem Domestic Market Obligation (DMO) sebagai biaya produksi, untuk kemudian
dengan potongan harga yang cukup besar. ditagihkan kepada negara melalui mekanisme
Subsidi yang diberikan ke Pertamina oleh cost recovery.
Pemerintah pada 2008 bernilai Rp15 triliun Pelaksanaan CSR merupakan implementasi
(US$1,55 miliar), yang membuat jumlah dari Pasal 33 UUD 1945 dalam rangka
total subsidi yang diberikan Pemerintah ke mewujudkan negara kesejahteraan. Melalui
produsen minyak dan gas hulu bernilai sebesar CSR, maka rakyat akan mendapatkan manfaat
Rp17 triliun (US$1,8 miliar) pada tahun yang secara langsung dari perusahaan minyak bumi,
sama (International Institute for Sustainable atas minyak yang telah diambil dari perut
Developments, 2012). bumi di sekitar wilayah mereka tinggal. Hal
Dengan demikian, subsidi sebenarnya ini sesuai tujuan Pasal 33 UUD 1945 bahwa
adalah suatu keniscayaan bagi masyarakat. penguasaan negara adalah untuk sebesar-
Pembenahan perlu dilakukan agar subsidi tepat besarnya kemakmuran rakyat.
sasaran dan tidak dikorupsi. Saat ini, subsidi Usaha untuk mewujudkan kemakmuran rakyat
yang diberikan masih kurang transparan juga tampak dari pelaksanaan kontrak bagi
sehingga sarat korupsi di daerah dan di pusat, hasil minyak bumi (PSC). PSC yang diadopsi
misalnya banyaknya pungutan dari aparat dari filosofi jawa paron, masih menjadi
desa saat bantuan diberikan secara langsung, model kontrak ideal saat ini, sehingga tetap
ada warga miskin yang tidak dapat Bantuan dipertahankan sampai generasi keempat.
Langsung Tunai (BLT) dan sebaliknya ada Pelaksanaan PSC merupakan implementasi
warga ekonominya golongan menengah atau Pasal 33 UUD 1945 dalam kerangka negara
sudah meninggal tetap mendapat BLT. kesejahteraan, karena bisa menjadi solusi saat
Selanjutnya, pemberian dan penambahan ini di tengah keterbatasan modal, teknologi,
B
erdasarkan hasil penelitian yang BP. (2015). BP Statistical Review of World
telah dilakukan, maka dapat diambil Energy 2015. Energy Academy,
kesimpulan bahwa Indonesia Herlo-Watt University. Diakses dari
mengalami masalah ketahanan energi dan https://www.bp.com/content/dam/
tata kelola minyak bumi. Hal ini karena bp/pdf/energy-economics/statistical-
laju produksi minyak bumi terus menurun review-2015/bp-statistical-review-of-
sementara laju konsumsi terus naik sehingga world-energy-2015-full-report.pdf.
menyebabkan kesenjangan antara produksi BPK. (2014). Ikhtisar Hasil Pemeriksaan
dan konsumsi minyak bumi terus membesar. Semester (IHPS) II 2014.
Tata kelola minyak bumi yang belum baik,
Chandra, A. C. (2011), A Dirty Word? Neo-
menambah masalah kesenjangan tersebut.
liberalism in Indonesias Foreign
Selain itu, melalui penelitian ini diketahui Economic Policies, International
bahwa kebijakan sektor minyak bumi pasca Institute for Sustainable Development.
reformasi banyak diwarnai liberalisasi karena Diakses dari http://www.iisd.org/tkn/
adanya tekanan dari pihak asing, dan kebijakan pdf/dirty_word.pdf.
energi nasional tidak dilaksanakan dengan
Djauhari. (2006). Kajian Teori Welfare
konsisten.
State dalam Perspektif Barat dan
Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa Islam. Jurnal Hukum, XVI ( I),ESDM
Indonesia sudah berusaha menerapkan Sederhanakan Izin Migas. (2015).
sebagian konsep negara kesejahteraan Diakses 15 Maret 2015 pukul 15.11.
sebagaimana diatur dalam Pasal 33 UUD 1945 http://www.reforminer.com/
di sektor minyak bumi, yaitu adanya peran aktif studies/1322-bentuk-kelembagaan-
negara dan upaya mewujudkan kemakmuran hulu-migas-di-beberapa-negara
rakyat. Namun demikian, Indonesia belum
Husodo, S. Y. (2009). Menuju Welfare State.
menerapkan demokrasi ekonomi sebagaimana
Jakarta: Baris Baru.
semangat awal Pasal 33 UUD 1945. Hal ini
International Institute for Sustainable
terutama karena masuknya paham ekonomi
Developments. (2012), Panduan
pasar yang berhasil menggeser demokrasi
Masyarakat tentang Subsidi Energi
ekonomi. Dengan demikian, pasca reformasi
di Indonesia, Geneva. Diakses dari
Indonesia belum sepenuhnya melaksanakan
https://www.iisd.org/gsi/sites/
konsep negara kesejahteraan dalam sektor
default/files/indonesia_czguide_
minyak bumi sebagaimana amanat Pasal 33
bahasa_update_2012.pdf.
UUD 1945.
International Energy Agency. (2015), Indonesia
2015: Ringkasan Pelaksanaan
139
PENGELOLAAN SEKTOR MINYAK BUMI DI INDONESIA PASCA REFORMASI: ANALISIS KONSEP NEGARA...
Roziqin