87 491 1 PB PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

J.Hidrosfir Vol.1 No.2 Hal.

75-82 Jakarta, Agustus 2006 ISSN 1704-1043

KAJIAN KUALITAS AIR WADUK TIRTA SHINTA


DI KOTABUMI LAMPUNG

Agung Riyadi
Peneliti Hidrologi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Abstract
Tirta Shinta reservoir located at Wonomarto, North Kotabumi Lampung. Fiveteen
year ago, this reservoir only use for wet rice field irrigation and the depth until 19
meter, but now the depth average just only 6 meter, many activities in the upper land
and a lot of sedimentation. This reservoir condition be apprehensive, beside for
used by irrigation, cultivation fish (karamba jaring apung) and tourisme, 40% surface
water reservoir covered by grass wild and than degradation for fish production.
Water quality for the Tirta Shinta reservoir still under standard quality (baku mutu)
for fish. Dissolved oxygen (DO) surface water around 5 ppm, but at the bottom
decrease until 2 ppm. Bakteri Coli containt is very hight until 1600 MPN/100ml, may
be caused by a lot of fish cultivation activities, waste water domestic around the
reservoir and no flushing water in the reservoir. Zeng (Zn) more until 0.112 mg/liter
exceed quality standard (baku mutu) that is 0.05 mg/l. Ph relative acid around 5.5
6 and Pb under 0.001 mg/l.
Key words: water quality, reservoir, environment

I. PENDAHULUAN tetapi air juga mengalami perubahan,


baik dari segi jumlah (kuantitas) maupun
1.1 Latar Belakang mutu (kualitas).

Air merupakan sumberdaya alam Salah satu faktor yang


yang sangat dibutuhkan bagi semua mempengaruhi perubahan itu adalah
siklus kehidupan. Semua orang adanya peningkatan penduduk, baik
berharap bahwa seharusnya air jumlah maupun aktifitasnya yang
diperlakukan sebagai bahan yang berdampak terhadap meningkatnya
sangat bernilai, dimanfaatkan secara permintaan terhadap jumlah air, sedang
bijak, dan dijaga terhadap pencemaran. disisi lain terjadi penurunan kualitas air
Namun kenyataannya air selalu akibat kegiatan manusia atau
dihamburkan, dicemari, dan disia- perubahan iklim. Pada tahun 1996
siakan. Air juga merupakan sumberdaya kedalaman waduk maksimum hingga 15
alam yang sifatnya dapat diperbarui, meter, tetapi tahun 2006 kedalaman
karena air selalu mengalir dalam satu waduk maksimum hanya 6 meter.
siklus yang disebut daur hidrologi. Tingkat erosi cukup tinggi, karena lahan
Meskipun air dapat diperbarui, akan bagian atas saat ini dipergunakan

Kajian Kualitas....J. Hidrosfir.Vol.1(2):75-82 75


sebagai pertanian intensif seperti dan pariwisata. Lebih kurang terdapat
tanaman nanas dan jeruk. 20 unit KJA yang masih aktif dan
beberapa tidak dimanfaatkan
masyarakat sekitar dikarenakan tidak
mendapatkan hasil yang memuaskan.
Sebagai tempat budidaya ikan air tawar,
harus mempunyai fasilitas alami
tertentu, terutama persediaan air yang
sangat cukup, dengan suhu,
salinitasdan kesuburan yang sesuai[2].
Kajian ini dimaksudkan untuk melihat
kualitas waduk Tirta Shinta secara
umum.

Gambar-1. Peralatan Chlorotech Probe Lokasi waduk terletak di Desa


Talang Jali, lebih kurang 20 km ke arah
Di sisi lain, air waduk juga sangat selatan Kotabumi Lampung Utara.
diperlukan untuk suatu kegiatan
perekonomian. Pemanfaatan Waduk 2. PERALATAN DAN METODOLOGI
Tirta Shinta Kotabumi Lampung Utara
salah satunya adalah untuk kegiatan 2.1 Peralatan
budidaya Karamba Jaring Apung (KJA)
Untuk melaksanakan survei
identifikasi kualitas waduk dan
pengolahan data, beberapa peralatan
dan software yang dibutuhkan antara lain:

- Chlorotech Probe
- Global Position System (GPS)
- Sechii Disk
- Vand dorn sampel
- Software Visual Basic dan Matlab

Gambar -2. Kondisi Waduk dan KJA 2.2 Metodologi

Survey fisik ini menggunakan


sebuah Alat chlorotec probe (Chlorotec,
type AAQ1183, Alec Electronics). Alat
Chlorotec probe ini terdiri atas rangkaian
sensor dan monitor. Rangkaian
Waduk Sinta sensornya terdiri atas: sensor
Temperatur, Salinitas, Oksigen terlarut
(DO), Turbiditas, kedalaman air, pH dan
sensor Chlorophil-a. Alat pengukur ini
mempunyai kemampuan merekam data
Gambar-3. Lokasi Waduk Tirta Shinta mulai dari saat probe diturunkan sampai

76 Riyadi,A. 2006
saat ditarik kembali ke permukaan menggunakan Nansen Bottle sampler
sesuai interval perekaman data menurut volume 2 liter. Contoh air yang diambil
kebutuhan. secara komposit untuk beberapa titik
pengukuran dan dimasukkan ke botol
sample polyethylene yang telah
dibersihkan dengan 0,1 N HCl untuk
analisis kandungan logam berat,
sedangkan untuk nutrien dan bahan
organik, sampel dimasukkan ke dalam
botol warna gelap dari bahan gelas.
Semua sampel dimasukkan dalam es
box untuk dibawa ke laboratorium.
Pengukuran koloni bakteri Escheria Colli
di lakukan pada perairan waduk Tirta
Sinta

Gambar-4. Titik Pengambilan Chlorotech 3. KONDISI UMUM


Probe
3.1 Kondisi Curah Hujan
Beberapa peralatan pendukung
yang diperlukan dalam survei ini adalah: Data curah hujan diambil dari
accu atau battery sebagai sumber energi Stasiun Meteorologi dan Geofisika
probe, aquadest untuk membersihkan Kotabumi Lampung dari tahun 2000
sensor, GPS untuk penentuan titik 2005. Data curah hujan dapat dilihat
sampling. pada Tabel 2 di bawah ini. Berdasarkan
klasifikasi tipe curah hujan menurut
Teknik pengukuran dilakukan Schmidt dan Ferguson (1951) yang
dengan cara menurunkan probe secara didasarkan atas pertimbangan
perlahan dari permukaan air ke badan banyaknya bulan basah (>200 mm) dan
air hingga mencapai dasar perairan. bulan kering (<100 mm) tipe curah hujan
Selama proses penurunan, probe di wilayah Kotabumi Lampung
dihentikan selama beberapa saat pada digolongkan ke dalam tipe curah hujan
setiap penurunan kedalaman 1 meter. C, yang memiliki 4 bulan kering dan 8
Proses ini dilakukan untuk memberi bulan basah [3].
kesempatan sensor bekerja maksimal
dan memberi kesempatan surveyor Sementara menurut klasifikasi
untuk mencatat data pada monitor probe Oldeman (1979) yang lebih spesifik
tersebut. Pada saat probe menyentuh pada gambaran untuk iklim pertanian
dasar perairan, probe diangkat ke atas termasuk ke dalam zone agroklimat 1c
[3]
sekitar 20-50 cm untuk menghindari untuk daerah Kotabumi Lampung .
pengaruh dari pengadukan sedimen
dasar. 3.2 Kondisi Waduk Tirta Shinta

Pengamatan parameter untuk Waduk Tirta Shinta terletak di Desa


analisis laboratorium dilakukan dengan Wonomarto Kecamatan Kotabumi,
cara pengambilan contoh air dengan dengan jarak tempuh:

Kajian Kualitas....J. Hidrosfir.Vol.1(2):75-82 77


Dari Ibukota Kabupaten (Kotabumi) 10 kematian. Oleh karena itu peningkatan
km suhu yang kecil saja dari alami dapat
Dari Ibukota Propinsi (Bandar menimbulkan kematian atau paling
Lampung) 111 km tidak gangguan fisiologis biota laut.
Menurut Mulyanto (1992) suhu yang baik
Bendungan ini disamping sebagai untuk kehidupan ikan di daerah tropis
obyek wisata juga berfungsi sebagai berkisar antara 25 32 oC [8]. Secara
irigasi yang dapat mengairi sawah seluas tidak langsung pengaruh temperatur
500 ha [1]. Bendungan ini pula telah menjalar melalui kemampuan
dikembangkan karamba jaring apung kontrolnya terhadap kelarutan gas-gas
untuk perikanan, lebih kurang terdapat 20 dalam air, termasuk oksigen. Dalam hal
unit KJA, tetapi kondisi saat ini perairan ini semakin tinggi temperatur akan
waduk sangat mengkhawatirkan, semakin kecil kelarutan oksigen dalam
disamping pendangkalan yang cukup air, sementara itu kebutuhan oksigen
cepat juga terdapat rumput rawa yang bagi biota akan semakin besar karena
berkembang sangat cepat. adanya peningkatan metabolisme ikan.
4. KUALITAS AIR WADUK 4.2 Derajat Keasaman
4.1 Temperatur Derajat keasaman (pH)
merupakan kondisi asam dan basa
Temperatur sangat berpengaruh suatu perairan yang dapat digunakan
secara langsung maupun tidak langsung sebagai indeks kualitas lingkungan. Air
terhadap kelangsungan hidup dan dengan kondisi asam akan
pertumbuhan ikan. Secara langsung menyebabkan ikan lemah, lebih mudah
pada umumnya laju pertumbuhan ikan terkena infeksi dan tingkat kematian
akan meningkat sejalan dengan (mortalitas) tinggi. Berubahnya nilai pH
kenaikan temperatur sampai batas menimbulkan perubahan terhadap
tertentu yang dapat menekan kehidupan keseimbangan kandungan karbon
ikan dan bahkan menyebabkan dioksida, bikarbonat, dan karbonat di
Tabel-1. Kisaran Temperatur Waduk dalam air. Ikan dan biota akuatik lainnya
Tirta Shinta masih dapat mentoleransi lingkungan
perairan yang mempunyai pH antara 4.0
Titik Kisaran Rata- Lokasi
Lokasi Temperatur ( oC) rata (oC) (Lat/long) Tabel -2. Derajat Keasaman (pH)
Line 1 29.29 29.60 29.45 484486 / Nama Kisaran pH Rata- Koordinat
9476880
Lokasi rata (Lat/Long)
Line 2 29.11 29.77 29.44 484625 /
9476586 Line 1 5.89 6.32 6.10 484486 / 9476880
Line 3 28.61 29.68 29.14 484217 /
9476672 Line 2 6.00 6.12 6.06 484625 / 9476586
Line 4 28.63 29.75 29.19 483968 /
9476684 Line 3 5.99 6.01 6 484217 / 9476672
Line 5 28.68 29.84 29.26 483750 /
Line 4 6.12 6.14 6.13 483968 / 9476684
9476468
Line 6 29.46 29.78 29.62 483519 / Line 5 6.00 6.11 6.05 483750 / 9476468
9476230
Line 7 28.83 29.72 29.27 483020 / Line 6 5.90 6.00 5.95 483519 / 9476230
9476086
Line 7 5.97 6.00 5.98 483020 / 9476086
Sumber : Pengukuran lapangan Maret 2006
Sumber: pengukuran lapangan Maret 2006

78 Riyadi,A. 2006
11.0. EPA (1973) dan Kep MenLH kehidupan organisme perairan (Rivai et
(2004) menetapkan kisaran pH antara al, 1982) [9].
6.5 8.5 untuk perikanan tawar dan laut
[4] [6]
. Hasil pengukuran derajat Dari hasil pengamatan lapangan,
keasaman (pH) pada Waduk Tirta Shinta oksigen terlarut (DO) di perairan Waduk
tersaji pada Tabel 2 berikut ini: Tirta Shinta berkisar antara 5.08. Ada
kecenderungan semakin dalam waduk
4.3 Oksigen Terlarut (DO) nilai oksigen terlarutnya (DO) semakin
kecil, karena proses fotosintesa kurang
Kebutuhan oksigen bagi biota dibandingkan dengan di permukaan air.
mempunyai dua aspek penting yaitu Hasil pengukuran oksigen terlarut
kebutuhan lingkungan bagi spesies (DO) pada Waduk Tirta Shinta tersaji
tertentu dan kebutuhan konsumtif yang pada Tabel 3 berikut ini:
tergantung kepada keadaan
metabolisme. Ikan memerlukan oksigen 4.4 Klorofil-a
untuk pembakaran makanan untuk
menghasilkan energi guna beraktivitas, Hasil pengukuran Klorofi-a pada
pertumbuhan dan bereproduksi. Waduk Tirta Shinta tersaji pada Tabel 4.
Ketersediaan oksigen di perairan berikut ini:
sangat diperlukan untuk aktivitas ikan,
konversi makanan, demikian juga laju Tabel-4. Konsentrasi Klorofil-a
pertumbuhan tergantung kepada
Nama Kisaran Rata- Koordinat
oksigen dengan persyaratan bahwa Lokasi konsentrasi rata (lat/long)
selama faktor kondisi lainnya optimum. chlorophile
Nilai Ambang Batas (NAB) kadar oksigen Line 1 1.70 3.33 2.51 484486 / 9476880
terlarut untuk perikanan budidaya e 4 Line 2 2.41 5.11 3.76 484625 / 9476586
ppm (Kantor MNKLH, 1988) [5]. Pada Line 3 2.81 4.01 3.41 484217 / 9476672
Line 4 2.41 4.70 3.55 483968 / 9476684
umumnya kandungan oksigen sebesar Line 5 1.80 2.16 1.98 483750 / 9476468
5 ppm dengan suhu air berkisar antara Line 6 2.31 3.58 2.94 483519 / 9476230
Line 7 1.52 4.04 2.78 483020 / 9476086
20 30 o C relatif masih baik untuk
kehidupan ikan, bahkan apabila dalam Sumber: Pengukuran Lapangan Maret 2006
perairan tidak terdapat senyawa 4.5 Turbidity (kekeruhan)
senyawa yang bersifat toksik (tidak
Tabel-5. Konsentrasi Turbidity
tercemar) kandungan oksigen sebesar
2 ppm sudah cukup untuk mendukung Nama Kisaran Rata- Koordinat
Lokasi konsentrasi rata (lat/long)
turbidity (FTU) (FTU)
Tabel-3. Konsentrasi Kosentrasi DO Line 1 4.72 8.08 6.4 484486 / 9476880

Nama DO Rata-rata Koordinat Line 2 5.71 12.63 9.17 484625 / 9476586


Lokasi (mg/l) (lat/long) Line 3 7.70 10.35 9.02 484217 / 9476672
Line 4 8.77 11.79 10.28 483968 / 9476684
Line 1 3.05 5.06 4.05 484486 / 9476880 Line 5 7.37 14.23 10.8 483750 / 9476468
Line 6 7.07 9.01 8.04 483519 / 9476230
Line 2 4.26 5.70 4.98 484625 / 9476586 Line 7 6.23 9.45 7.84 483020 / 9476086
Line 3 2.18 6.21 4.19 484217 / 9476672
Line 4 3.80 7.05 5.42 483968 / 9476684
Line 5 4.52 6.80 5.66 483750 / 9476468
Line 6 5.79 6.35 6.07 483519 / 9476230
Hasil pengukuran turbidity pada
Waduk Tirta Shinta tersaji pada Tabel 5
Sumber: Pengukuran Lapangan Maret 2006 berikut ini:

Kajian Kualitas....J. Hidrosfir.Vol.1(2):75-82 79


Nama Lokasi Kisaran konsentrasi 4.8 COD
turbidity (FTU) Rata-rata (FTU) Koordinat
(lat/long) Merupakan ukuran akan banyaknya
zat zat organik yang terdapat dalam suatu
4.6 Nitrat (NO3) perairan, berasal dari alam atau buangan
domestik, industri dan pertanian; ada
Nitrogen dihasilkan dari yang mudah diuraikan dan ada yang
dekomposisi tumbuh-tumbuhan dan sukar diuraikan oleh mikroorganisme;
hewan, fiksasi udara serta dari drainase umumnya bersifat toksik, sehingga
daratan. Di dalam perairan, nitrogen membahayakan kehidupan organisme
terdapat dalam bentuk anorganik dan parairan. Kandungan COD di Waduk
organik. Bentuk organik adalah molekul Tirta Shinta berkisar 18.25 ppm.
protein di dalam organisme, sedangkan
bentuk anorganik yaitu nitrat-nitrogen, 4.9 BOD5
nitrit-nitrogen dan ammonia.
BOD5 merupakan banyaknya
Hasil pengamatan terhadap oksigen yang dibutuhkan oleh
konsentrasi nitrat di perairan sekitar mikroorganisme untuk menguraikan zat
waduk Tirta Shinta sebesar 0.093 ppm. organik yang terdapat dalam air selama
Kep MenLH No. 51 Tahun 2004 5 hari, menggambarkan banyaknya zat
memberikan Nilai Baku Mutu untuk Biota organik yang mudah terurai oleh kegiatan
untuk parameter Nitrat sebesar 0.008 biokimia dalam suatu perairan. Air
ppm dengan nilai BOD yang tinggi kurang baik
untuk budidaya. Kandungan BOD di
4.7 Amoniak Waduk Tirta 4.56 pmm

Kadar ammonia pada perairan 4.10 Zeng


alami biasanya kurang dari 0.1 mg/l.
Kadar ammonia yang tinggi dapat Seng (Zn) termasuk unsur renik
merupakan indikasi adanya pencemaran esensial dan toksisitas Zn akan
bahan organik yang berasal dari limbah menurun dengan meningkatnya
domestik, industri, dan limpasan (run- kesadahan. Toksiksitas Zn akan
off). meningkat seiring dengan meningkatnya
suhu dan penurunan kadar oksigen.
Hasil pengamatan terhadap Toksiksitas Zn bersama-sama dengan
konsentrasi Amoniak di perairan sekitar unsur K, Mg dan Cd akan bersifat aditif,
waduk Tirta Shinta berkisar 0.939 ppm, yaitu toksiksitasnya merupakan jumlah
sedangkan di sungai mempunyai nilai masing-masing logam. Sedangkan
berkisar 0.38 0.45 ppm. Kadar amoniak toksiksitas Zn dan Cd bersifat sinergik,
di waduk lebih besar daripada di sungai yaitu toksiksitasnya meningkat, lebih
karena perairan waduk cenderung toksik daripada penjumlahan keduanya.
tertutup, sedangkan di sungai proses
pengenceran lebih besar. Hasil pengamatan terhadap
konsentrasi Zn di perairan sekitar waduk

80 Riyadi,A. 2006
Tirta Shinta sudah melebihi ambang baku Kabupaten Lampung Utara lokasi ini
mutu yang ditetapkan, kadar Zn mencapai ditetapkan sebagai Kawasan Wisata,
0.112 ppm usaha mewujudkan kembali kawasan
wisata itu belum terlihat dan belum
4.11 Timbal (Pb) direncanakan.

Logam yang termasuk ke perairan Secara umum kualitas air Waduk


melalui pengendapan, asap bensin Tirta Shinta masih dibawah baku mutu
mengandung Pb-tetra-etil, erosi dan yang ditetapkan untuk industri, kadar
limbah industri. Pb dapat oksigen terlarut (DO) di atas permukaan
mempengaruhi kerja enzim-enzim atau masih 5 ppm, tetapi di kedalaman 5 6
fungsi protein, dan bahkan dapat kadar DO nya turun hingga 2 ppm. Kadar
menyebabkan kematian pada ikan dan DO tersebut masih dapat dipergunakan
organisme lainya apabila kosentrasi Pb oleh biota untuk hidup. Kandungan
mencapai 0.05 mg/l. Rata rata bakteri coli di Waduk Tirta Shinta sangat
kandungan Pb di perairan Waduk Tirta tinggi hingga mencapai 1600 MPN/
Shinta di bawah 0.001 100ml, hal tersebut disebabkan karena
aktifitas karamba jaring apung dan
5. KESIMPULAN pembuangan limbah domestik rumah
tangga serta didukung oleh pola perairan
Waduk Tirta Shinta yang terletak di waduk yang tertutup sehingga tingkat
desa Wonomarto, pada awalnya selain pembilasan air sangat minim.
berfungsi sebagai Waduk untuk irigasi Kandungan seng (Zn) juga melebihi
sawah seluas 500 Ha., juga berfungsi baku mutu yaitu sebesar 0.112 mg/l,
sebagai kawasan Rekreasi Air. Pada sedangkan bakumutu yang ditetapkan
tahun 1968, beberapa tahun sejak 0.05 mg/l. Tingkat pH di waduk relatif
didirikannya waduk ini, kedalaman air asam, berkisar diantara 5.5 6.0.
mencapai 17 meter dan dikelilingi oleh
hutan. Sebagai lokasi kunjungan wisata DAFTAR PUSTAKA
bagi masyarakat Kotabumi, lokasi ini
ramai dikunjungi oleh wisatawan. Akan 1. http:// www. lampungutara.go.id
tetapi dengan berjalannya waktu serta 2. BARDACH, J.E. ; J.H. RYTHER and
perubahan tutupan lahan dikawasan W.O. Mc LARNEY 1972 - Aquaculture.
hulu di DAS Way Merah dan Way Tabak, The farming and Khusbandry of
terjadi proses erosi yang mengakibatkan veshwater and marine organisms.
cepatnya pendangkalan waduk ini. Pola John Wiley & Sons. Inc; New York :
pemanfaatan DAS bagian atas sangat 868 pp
berpengaruh terhadap perubahan 3. Badan Meteorologi dan Geofisika
lingkungan yang berada di bawahnya, Klas III Kotabumi Lampung , Data
seperti tingkat sedimentasi waduk, erosi Curah Hujan Stasiun Kotabumi
dan sebagainya [7]. Saat ini kegiatan Lampung Utara 2002.
pemeliharaan tidak pernah dilakukan
dan saat ini hanya dimanfaatkan 4. EPA. 1973. Water Quality Criteria.
sebagai Kawasan Keramba Jaring Ecological Research Series.
Apung sebanyak 20 unit. Meskipun Washington: 595p.
didalam Rencana Tata Ruang Wilayah

Kajian Kualitas....J. Hidrosfir.Vol.1(2):75-82 81


5. Kantor MNKLH. 1988. Keputusan 7. Lokakarya Upaya Rehabilitasi dan
Menteri Negara Kependudukan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
LingkunganHidup No. Kep 02 Daerah Aliran Sungai, 1995
MNKLH I 1988. Tentang Pedoman
Penetapan Baku Mutu Lingkungan. 8. Mulyanto, 1992. Lingkungan Hidup
Kantor Menteri Negara Untuk Ikan. Departemen Pendidikan
Kependudukan dan Lingkungan dan kebudayaan. Jakarta 138
Hidup, Jakarta.
9. Rifai R.S. dan K. Pertagunawan.
6. Kep MENLH No. 51 Tahun 2004 1983. Biologi Perikanan 1. Penerbit
Podoman Baku Mutu Air Laut Untuk CV. Kayago Jakarta 143
Budidaya Biota Laut.

82 Riyadi,A. 2006

You might also like