Professional Documents
Culture Documents
Anita Mega Utami-Fsh PDF
Anita Mega Utami-Fsh PDF
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh:
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
Shalawat dan salam tak luput tercurah untuk Nabi besar Muhammad SAW beserta
serta bantuan baik langsung maupun tidak langsung dalam berbagai penyusunan
skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalat, Bapak Ah.
Azharruddin Latif, M.Ag., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat, dan Bapak
Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag., selaku Koordinator Teknis Program Non Reguler.
vi
3. Bapak Dr. Djawahir Hejazziey, SH., MA., yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis hingga selesai skripsi ini.
4. Pimpinan dan seluruh staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, terima kasih
5. Bapak Fuad Ali Budiman, SH., MM., selaku Manager Koordinator Wilayah I yang
telah memberikan izin untuk peneliti untuk mengadakan penelitian di BMT Bina
Umat Sejahtera Pondok Gede, dan Bapak Kukuh Setiawan selaku Kasi Marketing
penulisan ini.
6. Orang tua penulis (Ayah Drs.H. Dahlan MM dan Mamah H. Syarifah) yang selalu
baik moril maupun materil, untuk AA, Teteh Ika, Teteh Intan, Afaiz, Afadli yang
Zaidan, Azzam, Eca, Affan, Kanz yang telah menghibur untuk tetap semangat.
7. Sahabat kuliah penulis Nisa, Uci, Arma, Bili, Ian, Aul, Ical, Kodrat, Dwi, Nahla,
penulis hingga penulisan ini rampung, dan untuk Ka Fida yang telah banyak
memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat lulus menjalani
merupakan kekurangan terdapat dalam penulisan ini, baik itu yang menyangkut;
penataan kalimat, penelusuran data serta penyajian data secara tuntutan teoritis dan
praktis, itu adalah merupakan gambaran kelemahan dan keterbatasan dari pihak
penulis.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna di kemudian hari dan
memberikan manfaat bagi semua pihak serta rekan-rekan yang membacanya, semoga
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR v
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
BAB I PENDAHULUAN
D. Kajian Kepustakaan 6
E. Kerangka Teori 7
F. Variabel Penelitian 10
G. Hipotesis 10
H. Metode Penelitian 11
I. Sistematika Penulisan 19
A. Lembaga Keuangan 21
C. Pembiayaan 28
D. Mudharabah 36
A. Sejarah Singkat 46
C. Prinsip Operasional 50
D. Produk-Produk 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 79
B. Saran 81
DAFTAR PUSTAKA 82
LAMPIRAN-LAMPIRAN 85
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
yang signifikan. Berdasarkan data statistik perbankan syariah Bank Indonesia bulan
tahun 1992 sampai 2005 hanya ada tiga Bank Umum Syariah (BUS), 19 Unit Usaha
Syariah (UUS), dan 92 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dengan total
jumlah kantor baru mencapai 550 unit, dalam rentang lima tahun (2005- 2010),
pertumbuhan perbankan syariah lebih dari dua kali lipat jumlah BUS saat ini telah
mencapai 10 unit dengan 23 UUS dan jumlah BPRS telah mencapai 146 unit dan
total jumlah kantor syariah sebanyak 1,640 unit.1 Secara geografis, sebaran jaringan
kabupaten/kota di 33 provinsi.
Keberhasilan Perbankan Syariah di Tanah air tidak bisa dilepas dari peran
Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Kedudukan LKMS yang antara lain
dipersentasikan oleh Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), Baitul Maal Wat
1
Ali Rama, Ekonomi Syariah dan Outlook 2011, artikel diakses pada 31 Desember 2010
dari http://ekonomiislami.wordpress.com/2010/12/31/ekonomi-syariah-dan-outlook-2011/
2
transakasi syariah di daerah yang tidak bisa dilayani oleh bank umum maupun bank
banyak pula bermunculan lembaga keuangan swasta sejenis yang berprinsip syariah.
Diantaranya adalah Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Keberadaan BMT ini
merupakan usaha untuk memenuhi keinginan khususnya sebagian umat Islam yang
kaum muslimin pada masa pendudukan Jepang yang pada saat itu dimotori oleh
Majelis Islam Ala Indonesia (MIAI) dengan membentuk sebuah Baitul Maal Pusat.3
mengatakan saat ini setidaknya terdapat sekitar 25 BMT yang telah terinterkoneksi
Pertumbuhan BMT di tanah air ini terus melesat, lembaga yang mempunyai
padanan kata usaha mandiri terpadu ini secara konseptual mempunyai dua fungsi
sekaligus yang pertama yaitu sebagai pengembangan harta (baitul tamwil) dan fungsi
2
M. Lutfi Hamidi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003),
h.79.
3
Zaidi Abdad, Lembaga Perekonomian Umat di Dunia Islam (Bandung: Angkasa Bandung,
2003), h.84.
4
Yogle Respati, Interkoneksi BMT 2010, artikel diakses pada 13 Juli 2010 dari
http://bataviase.co.id/node/293203
3
yang kedua yaitu menerima titipan dana zakat, infak, dan sedekah (baitul maal) serta
misalnya kredit atau pembiayaan yang diberikan kepada sektor pertanian, industri,
perdagangan barang dan jasa, koperasi, pedagang kecil dan lainnya. Produk-produk
berbagai bentuk karena riba, menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai
mudharabah, bai bitsamanan ajil, dan musyarakah. Drs Abdullah Yazid MM selaku
ketua BMT Bina Umat Sejahtera mengatakan bahwa produk keuangan yang banyak
karena merupakan faktor terpenting dalam suatu usaha yang dijalankan agar tetap
dapat tumbuh dan berkembang, serta menentukan daya saing diera pasar bebas yang
akan datang.
Potensi untuk berkembang lebih maju di masa mendatang masih sangat besar.
Namun masih ada banyak kendala dan tantangan dalam operasional BMT-BMT.
diharapkan. Oleh karena itu kualitas ini harus dijaga, agar jangan sampai menjadi
5
Yeyen Rostiyani, BMT Harus Menentukan Jati Dirinya, Republika, 26 Oktober 2010, h.15.
6
Firkah Fansuri, Aset Inkopsyah BMT Capai Rp 70 M, Republika, 25 Februari 2011, h.15.
4
pendapatan BMT. Maka penulis tertarik membahas masalah tersebut dalam penelitian
Agar penelitian ini tidak meluas maka sesuai judul skripsi tersebut di atas
2. Strategi apa yang dilakukan BMT Bina Umat Sejahtera Pondok Gede
7
Zainul Arifin , Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005),
h.194.
5
2. Untuk mengetahui strategi apa yang dilakukan BMT Bina Umat Sejahtera
a. Bagi penulis
syariah dan masyarakat luas juga dapat mengetahui adanya suatu lembaga
dengan sistem syariah Islam. Serta sebagai acuan untuk keperluan penelitian
Tabel 1.1
E. Kerangka Teori
bagi hasil.
Baitul Mal wat Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya
kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan
Dalam kondisi yang demikian inilah Baitul Maal wat Tamwil (BMT) sebagai
lembaga keuangan mikro berbasis syariah muncul dan mencoba menawarkan solusi
bagi masyarakat kelas bawah mungkin untuk lebih tepatnya disebut dengan lembaga
syariah Islam. Sebagai lembaga keuangan mikro bergerak dalam kegiatan usaha
Dalam kegiatan penyaluran dana Bank Syariah atau Lembaga Syariah lainnya
dilakukan adalah prinsip penanaman dana atau penyertaan, dan keuntungan yang
akan diperoleh bergantung pada kinerja usaha yang menjadi objek penyertaan
tersebut sesuai dengan nisbah bagi hasil yang telah diperjanjikan sebelumnya. 9
Disebut pembiayaan karena bank syariah atau lembaga syariah menyediakan dana
secara formal di Indonesia masih relatif baru. Lembaga ini tumbuh dan berkembang
8
Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat: Sebuah Pengenalan
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), h.183.
9
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah , Cet.VI (Jakarta: Pustaka Alvabet,
2006), h.200.
9
seiring dengan dikeluarkannya pranata hukum berupa Kepres No. 61 Tahun 1988
Pembiayaan atau financing ialah pendanaan yang diberikan oleh satu pihak
kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik
lembaga yang memiliki mutu layanan yang berkualitas, meskipun hal itu masih dalam
bentuk perencanaan. Oleh sebab itu untuk menciptakan kepuasan mitra usaha, para
masyarakat.
mendapatkan perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi dan yang dapat meliputi
barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan atau buah
pikiran.12
sebagai produk konsumen, tergantung dari niat para pembeli. Perbedaan kunci antara
10
Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, Cet.II (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h.102.
11
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah (Bandung: Alfabeta, 2010),
h.42.
12
Sofjan Assauri, Manajement Pemasaran, Cet.VII (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2004), h.200.
10
kedua jenis produk adalah penggunaannya. Jika penggunaan yang diharapkan adalah
untuk keperluan bisnis, maka produk diklasifikasikan sebagai produk bisnis atau
produk industri.13
F. Variabel Penelitian
Gambar 1.1
Variabel Penelitian
Untuk lebih jelasnya dan fokus variabel penelitian ini maka variabel
X = Pembiayaan Mudharabah
Y = Pendapatan BMT
G. Hipotesis
penelitian, oleh karen itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk
13
Charles W. Lamb, dkk, Pemasaran, Ed.1 (Jakarta: Salemba Empat, 2001), h.414.
11
kebenarannya melalui suatu pengujian atau test yang disebut tes hipotesis. Ada dua
macam hipotesis yang dibuat dalam suatu percobaan penelitian, yaitu hipotesis nol
H. Metode Penelitian
14
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis (Bandung: Alvabeta, 2009), h.93.
15
Ety Rochayety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS (Jakarta: Mitra
Wacana Media,2009), h.108.
12
2. Pendekatan Penelitian
3. Lokasi Penelitian
Pondok Gede, cabang ke-64 yang beralamatkan : Jln. Raya Pondok Gede
a. Data primer adalah data yang diperolah langsung dari salah satu
Pondok Gede.
16
Moh Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: PT Ghalia Indonesia, 2009), h.271.
13
Y = a + bX
Keterangan :
b. Koefisien Determinasi
R2 = r2 x 100%
Keterangan :
R2 = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
n . X.Y - X.Y
r=
(n.X2 (X)2 . (n. Y2 (Y)2)
c. Uji Hipotesis
1) Uji t
variabel dependen.
variabel dependen.
2) Uji F
variabel independen.
Bila nilai signifikansi annova < 0.05 maka model ini layak
1) Uji Normalitas
atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
jika data (titik) menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak
asumsi normalitas.18
2) Uji Heterokedastisitas
18
Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametik (Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2000), h.214.
18
kembali
3) Uji Autokorelasi
autokorelasi
I. Sistematika Penulisan
meliputi : Sejarah Singkat BMT Bina Umat Sejahtera, Visi dan Misi
Pembiayaan mudharabah.
20
Pendapatan BMT Bina Umat Sejahtera Pondok Gede, dan Strategi BMT
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Lembaga Keuangan
bukan pembiayaan.1
individu (rumah tangga) untuk menyediakan dana bagi unit ekonomi lain.
Fungsi lembaga keuangan bisa ditinjau dari empat aspek, yaitu dari
4
Veithzal Rivai, dkk, Bank and Finansial Institution Management (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007), h.20.
5
Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Cet. I (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group,2009), h.53.
23
1. Pengertian BMT
masyarakat.6
Syariat Islam.7
Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul Maal wat Tamwil, yaitu lembaga
lembaga pendukung kegiatan. BMT sesuai namanya terdiri dari dua fungsi
utama yaitu: 9
6
Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2009), h.82.
7
M. Zaidi Abdad, Lembaga Perekonomian Umat Di Dunia Islam (Bandung: Angkasa, 2003),
h.79.
8
Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Cet.I (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group,2009), h.51.
24
ekonomi;
b. Baitul Mal (rumah harta), menerima titipan dana zakat, infak, dan sedekah
amanahnya.
dengan swadaya dan dikelolah secara profesional. Sedangkan dari segi aspek
9
Ibid, h.447.
10
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi
(Yogjakarta: Ekonisia, 2005), h.103.
25
c. Kekeluargaan (kooperatif);
d. Kebersamaan;
e. Kemandirian;
f. Profesionalisme;
tanpa pernah putus asa. Setelah mencapai suatu tahap, maju ke tahap
3. Struktur Organisasi
mendeskripsikan alur kerja yang harus dilakukan oleh personil yang ada di
11
Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, h.449-450.
26
Gambar 2.1
Badan Pengawas
Badan Pengelola
12
A.Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat: Sebuah Pengenalan
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), h.193.
27
Gambar 2.2
Manajer
Maal Tamwil
manajer. Manajer memimpin keberlangsungan maal dan tamwil. Tamwil terdiri dari
13
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, Cet.III
(Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h.107.
28
C. Pembiayaan
1. Lembaga Pembiayaan
pada fungsi pembiayaan, yaitu dalam bentuk penyediaan dana atau barang
lembaga pembiayaan.
membutuhkan.
14
Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan, h.1.
15
Ibid, h.2.
29
keperluan.
sebagainya.
e. Tidak menarik dana secara langsung (non deposit taking) artinya tidak
anggap sama.
3. Pengertian Pembiayaan
keuntungan yang akan diperoleh bergantung pada kinerja usaha yang menjadi
objek penyertaan tersebut sesuai dengan nisbah bagi hasil yang telah
16
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajement Bank Syariah (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005),
h.200.
30
pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan,
istishna;
multijasa
dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas
17
M.Nur Al Arif, Dasar-Dasar dan Pemasaran Bank Syariah (Bandung: Avabeta, 2010),
h.42.
31
defisit unit.19
pembiayaan bisa berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang
4. Jenis-Jenis Pembiayaan
yaitu:
18
UU ini diakses pada 13 Februari dari http://www.dpr.go.id/id/undangundang/2008/21/UU/-
Perbankan-Syariah
19
Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Cet.I ( Jakarta: Gema
Insani Press, 2001), h.160.
32
a. Pembiayaan Produktif
hal berikut:21
20
M.Nur Al Arif, Dasar-Dasar dan Pemasaran Bank Syariah, h.43.
21
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajement Bank Syariah, h.201.
33
b. Pembiayaan Konsumtif
sifatnya konsumtif.22
5. Prinsip Pembiayaan
bagian harga atas barang atau jasa yang dijual.23 Akad yang
1) Murabahah
22
A Arif, Dasar-Dasar dan Pemasaran Bank Syariah, h.43.
23
Ibid.h.43.
24
Syafii Antonio, Bank SyariahDari Teori Ke Praktek, h.101.
34
2) Salam
perjanjian.25
3) Istishna
harga atas barang atau barang yang di sewa. 27 Yang termasuk dalam
katagori ini adalah ijarah dan Ijarah Muntahia Bit Tamlik (IMBT).
25
Veitzal Rifai, dkk, Bank and Finansial Institution Management, h.780
26
Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia, Cet.III (Jakarta: Kencana, 2006), h.91.
27
M.Nur Rianto, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h.48.
35
dari:
1) Musyarakah
kesepakatan.28
2) Mudharabah
pengelola.29
28
Wirdyaningsih, Bank Dan Ansuransi Islam Di Indonesia, Cet.III (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2005), h.119.
29
Syafii Antonio, Bank Syariah, h.95.
36
D. Mudharabah
1. Pengertian Mudharabah
oleh bank-bank Islam. Prinsip ini juga dikenal sebagai qiradh atau
muqaradah.
kerjasana usaha antara pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan
kegiatan uasaha, laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesapakatan
kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh si
untuk usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dan mudharib (pengelola
dana) dengan nisbah bagi hasil menurut kesepakatan di muka, jika usaha
30
Wirdyaningsih, Bank Dan Ansuransi Islam Di Indonesia, h.105.
31
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah Di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat,
2008), h.112.
37
kecuali jika ditemukan adanya kelalaian atau kesalahan oleh pengelolah dana,
adalah bentuk pembiayaan bagi hasil ketika si pemilik modal, biasa disebut
shahibul mal atau rabbul mal, menyediakan modal (100%) kepada pengusaha
bahwa mudharabah adalah kerjasama antara kedua belah pihak yang memiliki
dan menyediakan modal guna membiayai suatu usaha, pihak penyedia modal
disebut shohibul maal dan pihak pengusaha yang usahanya dibiayai disebut
pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga syariah seperti BMT kepada pihak
32
Slamet Wiyono, Akuntansi Perbankan Syariah: Berdasarkan PSAK dan PAPSI (Jakarta:
PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005), h.122.
33
Veitsal Rifai, dkk, Bank and Finansial Institution Management, h.772.
38
2. Jenis-Jenis Mudharabah
a. Mudharabah Muthlaqah
b. Mudharabah Muqayyadah
34
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2008), h.48.
35
Syafii Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktek (Jakarta: Gema Insani Press, 2001),
h.97.
36
Veitsal Rifai, dkk, Bank and Finansial Institution Management, h.790.
39
reksadana.
hukum tersendiri.
Artinya : ... dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian
Artinya: Diriwayatkan dari Ibn Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib
Artinya: Dari Shalih bin Shuhaib r.a dari ayahnya ia berkata bahwa Rasulullah
37
Syafii Antonio, Bank Syariah, h. 96.
41
dan pengawasan.
38
Adrian Sutendi, Perbankan Syariah (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h.71-72.
42
perjanjian.
akad.
fatwa DSN.
4) Nisbah keuntungan
di atas adalah :
39
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah Di Indonesia, h.116.
44
mudharabah terbagi dua, yaitu tujuan untuk tingkat ekonomi makro dan
ekonomi yang merupakan mixing antara sumber daya alam, sumber daya
manusia, serta sumber daya modal, dan terakhir adalah untuk menyalurkan
kelebihan dana.
telah diuraikan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tujuan dan
usaha dengan pemilik proyek yang tidak memiliki modal untuk sama-sama
mendapatkan keuntungan.
45
7. Mekanisme Mudharabah
Gambar 2.3
PEMODAL PENGUSAHA
SHAHIBUL AKAD MUDHARABAH MUDHARIB
MAAL
PROYEK/USAHA
Bagian Bagian
Keuntungan X Keuntungan Y
KEUNTUNGAN
Modal 100%
MODAL
46
BAB III
global. BMT Bina Ummat Sejahtera (BUS), didirikan tahun 1995, beroperasi
Rembang. Pemrakarsanya adalah para sahabat Drs Abdullah Yazid MM, S-2
masyarakat, maka pada tahun 1998 berubah menjadi Koperasi Serba Usaha
(KSU), pada tahun 2002 berubah menjadi Koperasi Simpan Pinjam Syari'ah
(KSPS) BMT Bina Ummat Sejahtera sampai pada akhirnya pada tahun 2006
diliris di DKI Jakarta yaitu sejak bulan Oktober 2007. Untuk cabang yang
pertama di Jakarta yaitu terletak di Tanjung Priuk. kemudian BMT Bina Umat
berbagai pertimbangan dan dorongan dari para sahabat bapak Abdullah Yazid
1
Ditulis oleh Administrator Rabu, 26 Mei 2010 11:53 Identitas Lembaga, http://bmt bus.com
/index.php?option=com_content&view=article&id=53&Itemid=65
2
Wawancara pribadi dengan bapak Kukuh Setiawan, Kasi Marketing Wiayah I, Jakarta 31
Januari 2011.
48
tersebut tercermin dalam program kerja yang telah disusun untuk kepentingan
shodaqoh, pembagian daging kurban dan lain sebagainya. Hal tersebut diatas
ummat.
visi dan misi untuk menjalankan aktivitas usahanya. Adapun visi dari BMT
BMT Bina Umat Sejahtera memiliki misi yang ingin dicapai dalam
Selain memiliki visi dan misi jauh ke masa depan, ternyata BMT Bina
usahanya. Adapun motto dari BMT Bina Umat Sejahterah adalah Wahana
Semua.
50
C. Prinsip Operasional
hadits Rasulullah SAW serta ijma dan fatwa ulama. Sedangkan dalam
a. Pemberdayaan
b. Keadilan
c. Pembebasan
negeri sendiri.
2. Struktur Organisasi
mendeskripsikan alur kerja yang harus dilakukan oleh personil yang ada di
3
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi
(Yogjakarta: Ekonisia, 2005), h. 106.
52
operasi BMT.
S.H., M.M.
Setiawan
Setiawan
Jawa.
handal.
4
Wawancara pribadi dengan bapak Kukuh Setiawan, Kasi Marketing Wiayah I, Jakarta 31
Januari 2011.
53
kemasyarakatan
baik.
disingkat SAFT;
a. Shidiq
b. Amanah
tanggung jawab.
c. Fathonah
d. Tablig
hasil.5
5
Abdullah Yazid, Pedoman Syariah & Juknis Bagian Pemasaran (Lasem: t.p, 2009),h. 35.
55
Hasil usaha tersebut dibagi antara pemilik modal dan BMT sesuai
6
nisbah (porsi) yang telah disepakati di awal.
a. Mudharabah
6
Ibid, h.36.
7
Ibid, h.37.
56
b. Bai Bitsamanajil
c. Murabahah
(akad)
d. Qardul Hasan
BMT Bina Umat Sejahtera terbuka untuk menciptakan produk baru. Tetapi
dengan syariah dan untuk itu harus lebih dahulu disetujui oleh Dewan
masyarakat.
unit ekonomi yang mengalami surplus dana dengan unit-unit yang lain
Gambar 3.1
M Jual Beli
B
A
S Bagi Hasil
Y
A Pembiayaan
R
A
M
Pinjaman
K
A
T Investasi Khusus /
Mudharabah Muqayyadah T
58
bagi hasil.
depan dan menjadi harga atas barang atau jasa yang dijual. Produk yang
termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang menggunakan prinsip jual
beli seperti murabahah, salam, dan istishna serta produk yang menggunakan
prinsip sewa atau ijarah. Sedangkan pada katagori ketiga, tingkat keuntungan
BMT ditentukan dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi
hasil.
lembaga syariah yaitu salah satunya adalah BMT. Masyarakat di sekitar BMT
akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama shahibul maal
Sejahtera Pondok Gede ini calon nasabah harus melalui beberapa tahapan
mudharabah.
pihak BMT selaku shahibul maal dan anggota yang mengajukan pembiayaan
BAB IV
keuangan bulanan BMT Bina Umat Sejahtera Pondok Gede. Berikut ini penulis
akan menyajikan data pembiayaan mudharabah selama tiga tahun terakhir dari
Tabel 4.1
Pembiayaan Mudharabah BMT BUS Pondok Gede
Periode 2008 2010
(Dalam Rupiah)
Tabel 4.2
Akumulasi Perubahan Pembiayaan Mudharabah
BMT Bina Umat Sejahtera Pondok Gede
Berikut ini penulis akan menyajikan data pendapatan BMT Bina Umat
Sejahtera Pondok Gede selama tiga tahun terakhir dari tahun 2008 sampai
dengan 2010.
Tabel 4.3
Pendapatan Mudharabah BMT BUS Pondok Gede
Periode 2008 2010
(Dalam Rupiah)
Bulan 2008 2009 2010
Januari 716000 6887140 6794920
Februari 1938200 4099850 9186700
Maret 1477150 2720700 10594900
April 2208200 3975150 11042830
Mei 1701700 7895800 12676193
Juni 2693850 10976130 11228850
Juli 2709400 11041100 17916200
Agustus 4333150 6876145 13320730
September 3154150 6188550 8694600
Oktober 5350400 9241400 12627700
November 5869800 8657150 13077300
Desember 7681400 4434300 15282710
Jumlah 39833400 82993415 142443633
Dari data di atas dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan BMT dari
setiap tahunnya.
Tabel 4.4
Akumulasi Perubahan Pembiayaan Mudharabah
BMT Bina Umat Sejahtera Pondok Gede
Tahun Pendapatan BMT Perubahan Presentase
(Rp) (%)
2008 39833400
2009 82993415 43160015 52%
2010 142443633 59450218 42%
Jumlah 265270448 102610233 94%
menunjukan bahwa adanya kenaikan pendapatan BMT sebesar 52%. Dan juga
pendapatan BMT Bina Umat Sejahtera selama periode 2008 sampai dengan
SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) 16.0 for windows.
Tabel 4.5
b
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Pembiayaan
a
. Enter
Mudharabah
sejauh mana varian dalam suatu variabel menentukan dalam variabel lain.
Tabel 4.6
Koefisien Penentu (Determinasi)
b
Model Summary
(X) terhadap naik turunnya pendapatan BMT (Y) digunakan koefisien penentu
Berdasarkan print out dari tabel SPSS di atas, koefisien korelasi dalam
sebesar 0,573 = 57,3% artinya pendapatan BMT (Y) dapat dijelaskan oleh
3. Koefisien Regresi
BMT.
Y = a + bX
Keterangan :
67
Y = Pendapatan BMT
X = Pembiayaan Mudharabah
Tabel 4.7
Regresi Pembiayaan Mudharabah
Coefficientsa
Standardi
zed
Unstandardized Coefficie Collinearity
Coefficients nts 95% Confidence Interval for B Statistics
Tolera
Model B Std. Error Beta t Sig. Lower Bound Upper Bound nce VIF
1 (Constant) 2.888E
821700.360 3.514 .001 1217713.628 4557505.719
6
Pembiayaan
.058 .009 .757 6.751 .000 .040 .075 1.000 1.000
Mudharabah
a. Dependent Variable:
Pendapatan BMT
Berdasarkan hasil print out dari perhitungan SPSS yang terlihat pada
adalah:
68
satuan, maka akan meningkatkan pendapatan BMT sebesar 0,058 atau setiap
pendapatan akan naik sebesar 0,058. Sehingga pendapatan pada BMT Bina
a. Uji T Statistik
Tabel 4.8
Uji T Statistik
Coefficientsa
Standardi
zed
Unstandardized Coefficie Collinearity
Coefficients nts 95% Confidence Interval for B Statistics
Tolera
Model B Std. Error Beta t Sig. Lower Bound Upper Bound nce VIF
1 (Constant) 2.888E
821700.360 3.514 .001 1217713.628 4557505.719
6
Pembiayaan
.058 .009 .757 6.751 .000 .040 .075 1.000 1.000
Mudharabah
a. Dependent Variable:
Pendapatan BMT
diantaranya :
Signifikansi sebesar 0,000 dengan 0,05. Hasil tabel 0,001 < 0,05
Signifikansi sebesar 0,000 dengan 0,05. Hasil tabel 0,000 < 0,05
b. Uji F Statistik
Uji F ini merupakan uji kelayakan model, apakah model regresi linear
sederhana yang diajukan adalah model yang layak untuk menguji pengaruh
Tabel 4.9
Uji F Statistik
b
ANOVA
Total 6.723E14 35
Berdasarkan hasil print out tabel anova di atas disebut juga sebagai uji
angka signifikansi sebesar 0,000 dengan 0,05. Hasil tabel 0,000 < 0,05 maka
a. Uji Normalitas
suatu model dapat diuji dengan memenuhi syarat asumsi klasik normalitas
untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal.
Gambar 4.1
Uji Normalitas
72
penyebaran data (titik) pada sumbuh diagonal dari grafik di atas dapat
b. Uji Heterokedastisitas
Gambar 4.2
Uji Heterokedastisitas
73
Dilihat dari gambar di atas, sama halnya dengan prinsip normalitas uji
heterokedastisitas (Homokedastisitas).
c. Uji Autokorelasi
berkorelasi satu sama lain yang bertujuan menguji apakah dalam satu
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara
Tabel 4.10
Uji Autokorelasi
b
Model Summary
bebas (K=1) dengan total df+1 = 35 + 1 = 36, nilai durbin lower (dl) sebesar
1,41 dan durbin upper (du) sebesar 1,53 (data dl dan du bisa dilihat pada tabel
statistik d Durbin-Watson, dengan alfa 5%). Maka dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Tabel 4.11
Manual Perhitungan Durbin-Watson
Berdasarkan print out pada model summary dapat dilihat nilai Durbin-
Watson sebesar 1,091 artinya ada korelasi satu sama lain karena terletak di
antara 0 dan durbin lower (dl). Maka data ini berpengaruh pada pembiayaan
Pendapatan
BMT lebih diarahkan pada sosial dari pada upaya mencari keuntungan.
Umat Sejahtera ini menempatkan posisi yang paling bawah untuk hal
tidak berisiko tingggi dan menawarkan imbalan hasil yang tinggi seperti
(dua), yaitu:
1
Wawancara pribadi dengan bapak Kukuh Setiawan, Kasi Marketing Wiayah I,
Jakarta 31 Januari 2011
77
b. Phase out Strategy adalah strategi saat pada prinsipnya BMT tidak
masalah adalah:2
c. Gagal panen karena serangan hama tikus dan harga jual yang
Oleh karena itu upaya yang dilakukan pihak BMT agar tidak
berjalan lancar.
2
Wawancara pribadi dengan bapak Kukuh Setiawan, Kasi Marketing Wiayah I
78
struktur fasilitas.
waktu fasilitas.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Data print out SPSS yang sudah diolah menunjukan bahwa kajian ini
naik satu satuan, maka pendapatan BMT atau variabel Y akan naik sebesar
hasil angka kedua uji tersebut lebih kecil dibandingkan nilai signifikan
yaitu 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menyatakan
79
80
asumsi klasik, data yang telah diolah yaitu data pembiayaan mudharabah
B. Saran
tersebut diantaranya :
DAFTAR PUSTAKA
Nor, Dumairi. Ekonomi Syariah: Versi Salaf. Jatim: Pustaka Sidorigi, 2008.
Nurhayati, Sri dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat,
2008.
Rama, Ali. Ekonomi Syariah dan Outlook 2011, artikel diakses pada 31 Desember
2010 dari http://ekonomiislami.wordpress.com/2010/12/31/ekonomi-syariah-
dan-outlook-2011/
Respati, Yogle. Interkoneksi BMT 2010. Artikel diakses pada 13 Juli 2010 dari
http://bataviae.co.id/node/293203
Rifai, Veitzal. dkk. Bank and Financial Institution Managemen. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007.
Rochaety, Ety. Dkk. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS Edisi
Revisi. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009.
Santoso, Singgih. Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. Jakarta: Pt. Alex Media
Komputindo, 2000.
Somitra, Andri. Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009, Cet. Ke-1.
Sudarsono, Heri. Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009, Cet. Ke-1.
Suma, Muhammad Amin. Menggali Akar dan Produk Bank Syariah. Tangerang:
Kholam Publishing, 2008.
Sunaryo. Hukum Lembaga Pembiayaan. Jakarta: Sinar Grafika, 2009, Cet. Ke-2.
Supranto, J. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga, 2001. Jilid II. Ed. Ke-6.
Susilo, Y.Sri. dkk. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat,
2000.
84
Tim Penulis Fakultas Syariah & Hukum, Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta:
t.p., 2007.
Yazid, Abdullah. Pedoman Syariah & Juknis Bagian Pemasaran. Lasem: t.p., 2009.
b
Variables Entered/Removed
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Pembiayaan
a
. Enter
Mudharabah
b
Model Summary
b
ANOVA
Total 6.723E14 35
Standardi
zed
Unstandardized Coefficie Collinearity
Coefficients nts 95% Confidence Interval for B Statistics
Tolera
Model B Std. Error Beta t Sig. Lower Bound Upper Bound nce VIF
1 (Constant) 2.888E
821700.360 3.514 .001 1217713.628 4557505.719
6
Pembiayaan
.058 .009 .757 6.751 .000 .040 .075 1.000 1.000
Mudharabah
a. Dependent Variable:
Pendapatan BMT
Slip Setoran