Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 6
Vol.5 No.1 April 2007 JURNAL one Nev Apri TEKNIK SIPIL ISSN 1693-4652 EVALUASI TERHADAP PERENCANAAN GEOMETRIK PADA JALAN ALTERNATIF WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT Aprizal Fahl Silvia Sukirman ‘Samun Haris Jurusan Teknik Sipil - FTSP Institut Teknologi Nasional - Bandung ABSTRAK Desain geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititikberatkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi tungsi dasar dari jalan. Desain geometrik jalan terdiri dari Alinyemen Horisontal dan Alinyemen Vertikal, dan masing-masing memiliki perhitungan tersendiri Jalan alteratif Waduk Darma Kabupaten Kuningan merupakan salah satu prasarana dasar yang penting bagi usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah tersebut, oleh karena itu diperlukan jalan yang dapat ‘menjamin keamanan, kenyamanan, kelancaran, dan keselamatan, bagi penggunanya, Lokasi yang ditinjau dibatasi hanya sepanjang 640,026 m saja. Dimulai dari STA. 0+000, dan berakhir di STA. 0+640,026, Propinsi Jawa Barat. Evaluasi ditakukan berdasarkan data sekunder yang dipetoleh dari PT INDEC & Associates Limited, seleku Konsultan Perencana Proyek Pembangunan jalan alternatif Waduk Darma Kabupaten Kuningan, Dari hasil evaluasi dapat dilihat bahwa dengan superelevasi » dari 4%, dengan A yang ada besar, diperoleh nilai jari-jari lingkaran yang direncanakan lebih kecil, sedangkan lengkung Full Circle memerlukan jarisjari yang, besar, Mengingat hal tersebut selanjutnya ketiga bentuk lengkung tersebut diubah menjadi $+C-S pada Ply, Ply, dan Ply, Dengan menggunakan harga-harga kelandaian (g.%) data stasioning dan absis dari PPV yang telah ditentukan, menghasilkan desain perencanaan alinyemen vertikal yang sama dengan desain Konsultan pereneana, ABSTRACT Highway geometric design is a part of highway planning which focused on physical form planning, so it can fulfil the highway basic function, Highway geometric design consists of horizontal alignment and vertical alignment and each of them has its own calculation, ‘The alternative roads of Kuningan regency is one of important basic infrastructures as an effort to increase social standard of life style among the cities in that area. In addition to those purpose the link that can guarantee our security, comfort, lueney, and safety, to its consumer: The location chosen is limited, its only 640,026 m length. It started from STA 0+000, and ended at STA 0+640,026, West Java Province. The evaluation of this geometric design is based on secondary data obtain from PT INDEC & Associates Limited, as a Consultant Designer of alternative road of Kuningan regency link construction project. From result of evaluation can be seen that with superelevation > from 4%, A big existing, is obtained radian radius value which planned is smaller, while curve of Full Circle need big radius, Considering the mentioned hereinafter third the curve form turned into S-C-S at PII, PI2, and PI3. By using sloping prices (g,96) of stasioning abscissa and of PPV which have been determined, yielding design planning of vertical alignment which is equal to Consultant planner design. Vol.5 No.1 April 2007 PENDAHULUAN Permasalahan lalulintas di beberapa kota besar di Indonesia pada beberapa desawarsa terakhir ini sudah mencapai tahap yang cukup serius. Hal ini akibat dari. meningkatnya volume lalulintas yang cukup pesat akibat laju aktifitas manusia, Olea Karena itu dituntut adanya prasarana transportasi Jalan yang layak yang dapat menjamin keselamatan dan kenyamanan bagi pemakainya. Secara lebih spesifik, permasalahan di Indonesia ini sangat terasa, dimana laju pertumbuhan prasarana twansportasi tidak dapat menunjang —_laju pertumbuhan kendaran yang meningkat. Petunjuk ini dapat diamati pada banyak lokasi rawan kemacetan (trouble spot), sehingga—pergerakan —arus Talulintasnya selalu berada dalam kondisi terganggu (interrupted flow) yang sering menimbulkan adanya Kemacetan, antrian, pelanggaran dan kecelakaan lalulintas Perencanaan Geometrik jalan merupakan bagian dari proses perencanaan yang berhubungan dengan Penentuan dimensi jalan. Penentuan dimensi jalan tersebut disesuaikan dengan tuntutan serta keadaan lalulintas, sehingga dihasilkan suatu bentuk jalan yang optimum, aman, dan nyaman yang masih dalam batas-batas pertimbangan ekonomi yang layak Untuk mengantisipasi tuntutan dalam penyediaan kualitas prasarana jalan yang baik, Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum melalui Satuan Kerja Sementara Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Propinsi Jawa Barat dengan bantuan jasa_-Kensultan, —_ membuat Perencanaan Teknik Jalan Lengkap (full design) baik untuk konstruksi baru maupun konstruksi sebagian yang diperbaiki atau ditingkatkan untuk Jalan alternatif Waduk Darma Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat Tyjuan penelitian ini_adalah untuk mengevaluasi perencanaan geometrik jalan altematif Waduk Darma Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat Sta. Sta.0+000 sid Sta.0+640,026 yang telah direncanakan oleh Konsultan. Proses pengolahan data memaksi teori-teori dan rumus-rumus dar studi epustakaan ert peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Bina Marga, yaitu Spesifikesi Standar untuk Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota, tahun 1990.Untuk mencapai maksud tersebut dilakukan perencanaan ulang dan hasil-kedua rencana tersebut dibandingkan, JURNAL TEKNIK SIPIL ISSN 1693-4652 METODOLOGI PENELITIAN Data proyek yang diperlukan untuk merencanakan ruas Jalan altematif Waduk Darma Kabupaten Kuningan Sta0+000 s/d Sta.1+150 Propinsi Jawa Barat merupakan data sekunder yang diperoleh dari PT INDEC & Associates Limited sebagai konsultan. Prosedur kerja diperlihatkan dalam Gambar 1. Cc Pet Topogat Slate” 1on0 £ Perencanaanalinyemes boron ¥ Hine. Panjang tangent herds kordina yang a 2. Suda srt dan sud dia + Pevertun Rin dan R (aja) I ‘Benak ben ure: + Fullowele + ses Penentan Ls t Pevhtungan data thangan ¥ Perhtungan pelebaran jalan Stasoning Perencanaanainyemen vera + Pehtangan engkone Vera Vena cembung + _Verkal cekung pat 1. Lenglang Horizont 2. tengkang vert 3. Cross secon pa ike nuk yang dtenakan Gambar 1 Bagan Alir Pene! a EVALUASI TERHADAP PERENCANAAN GEOMETRIK. PADA JALAN ALTERNATIF WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT PARAMETER PERENCANAAN Kendaraan Rencana Kendaraan rencana merupakan kendaraan yang mewakili satu kelompok jenis kendaraan, yang dipergunakan untuk perencanaan jalan. Kendaraan rencana mempengaruhi perencenaan lebar lajur, jarak pandangan, radius tikungan, pelebaran pada tikungan, dan perencanaan landai Jalan, Kecepatan Reneana Kecepatan rencana adalah kecepatan yang dipilih untuk keperluan perencanaan setiap bagian jalan raya seperti tikungan, kemiringan jalan, dan jarak pandangan, Kecepatan rencana yang dipilih haruslah merupakan kecepatan tertinggi yang dapat dilakukan dengan aman. Satuan kecepatan ‘yang biasa dipakai adalah knvjjam. Hampir semua perencanaan bagian jalan raya dipengaruhi oleh kecepatan rencana. Bagian yang secara langsung dipengaruhi adalah lengkung horiontal, kemiringan melintang di tikungan, dan jarak pandangan. Sedangkan yang secara tidak langsung dipengaruhi adalah iebar Jajur lebar bahu, dan kebebasan melintang Pemilihan kecepatan rencana sangat dipengarubi oleh keadaan seluruh bagian jalan dan biaya untuk pelaksanaan jalan tersebut. Faktor-faktor yang- mempengaruhi pemilihan besarnya kecepatan reneana antara lain ialah keadaan terrain (datar, berbukit, atau gunung), sifat dan tingkat penggunaan daerah perkotaan (urban), dan pertimbangan ekonomi. Suatu kecepatan rencana harus dipilily sesuai dengan keadaan lapangan dan tipe jalan. Suatu ecepatan reneana jalan di daerah datar dapat lebih tinggi dari Kecepatan rencana dari jalan yang ada di daerah perbukitan atau pegunungan. Demikian pula suatu jalan yang ada di daerah luar kota akan mempunyai kecepatan rencana yang lebih tinggi dari pada jalan yang ada di daerah perkotaan. Secara umum dapat dikatakan bahwa jalan yang mempunyai volume Ialulintas yang lebih besar akan mempunyai kecepatan Fencana yang lebih tinggi dari jalan yang kurang penting pada topografi yang sama, Volume Lalu lintas VJP adalah volume lalulintas setiap jam yang dipilih sebagai dasar perencanaan bagian-bagian Jjalan, dapat dipilih dari volume pada jam sibuk ke 30, ke 100, dan ke 200, sesuai fungsi dan biaya jalan Tingkat Pelayanan Jalan Tingkat pelayanan jalan adalah nilai pelayanan yang diberikan oleh jalan untuk gerakan kendaraan, Jarak Pandungan Keamanan dan kenyamanan— pengemudi kendaraan untuk dapat melihat dengan jelas dan menyadari situasinya pada saat -mengemudi, sangat tergantung pada jarak yang dapat dilihat dari tempat kedudukannya. Panjang jalan di depan kendaraan yang masih dapat dilihat dengan jelas diukur dari titik kedudukan pengemudi, disebut jarak pandangan. Jarek pandangan, mutlak digunakan dalam perencanaan suatu jalan untuk menghindarkan terjadinya tabrakan yang dapat membahayakan Kendaraan dan manusia akibat adanya benda pada lajur jalannya. Jarak pandangan juga memberi —kemungkinan untuk mendahului Kendaraan lain yang bergerak dengan kecepatan lebih rendah dengan mempergunakan lajur di sebelahnya, Hal ini akan memungkinkan pengemudi dapat —-mengatur_-kecepatan kendaraannya dalam usaha -menghindarkan timbulnya kecelakaan Jarak pandangan enti adalah jarak yang. ditempuh pengemudi untuk dapat menghentikan kendaraannya. Untuk memberikan keamanan pada pengemudi, maka pada setiap panjang jalan hraruslah dipenuhi paling sedikit jarak pandangan henti minimum. Jarak pandangan henti minimum adalah jarak yang ditempuh pengemudi untuk ‘menghentikan kendaraan yang bergerak setelah ‘melihat adanya rintangan pada lajur jalannya. ‘Tabel 1 Jarak Pandangan Henti Minimum Recepatan enema | 20 s0 | so | s0 | 60 | a0 Ganjan) Trak Pandang Hen Minimum | as | 2s | 40 | ss | 75 | 120 fo Jarak pandangan menyiap adalah jarak yang diperlukan pengemudi untuk menyiap dengan aman dan dapat melihat kendaraan dari arah depan dengan bebas. Proses menyiap untuk jalan dua lajur dua arah terdiri dari 2 tahap. Kedua tahap tersebut ditunjukkan pada Gambar 2. 44 Aptizal Fahiifie, via Sukitman, Samun Haris Jurnai Teknik Sipit Gambar 2 Proses gerakan menyiap pada jalan 2 Jajur 2 arah Bina Marga’90_—memberikan_nilai_jarak pandangan menyiap seperti pada Tabel 2 abel 2 Jarak Pandang Menyiap sening | JaskPanding Menon | Jk Panang (kam) Toma (my yang Dipertkan (0) 2 70 70 3 0 10 a 20 ny 30 250 0 60 350, 250 #0 350 30 PERENCANAAN DAN ANALISIS DATA Data fisik jalan mengenai proyek ini bersumber dari PT INDEC & Associates Limited, khususnya pada Buku Laporan Akhir “Pekerja Perencanaan jalan altemnatif di Kab.Kuningan’ Data tersebut mencakup lampiran yang meliputi Peta lokasi proyek, tipikal potongan melintang, situasi dan potongan- memanjang. Pedoman- pedoman yang digunakan untuk mengevaluasi Perencanaan geometrik jalan adalah persyaratan Bina Marga. Adapun data fisik jalan adalah sebagai berikut 1. Panjang jalan : (sta 0+000 s/d sta 1+150) 2. Jumlah fajur alu lintas : 2 lajur/2 arah Lebar lajur lal lintas : 2x 3,5 m Lebar bahu jalan : 1,75 m Lebar median: Tidak ada median Kelas fungsional: Kolektor primer Tipe medan : Datar Alinyemen horizontal : Jalan berbelok Alinyemen Vertikal : Jalan datar 10. Kelandaian topografimedan 15% LL. Kemiringan metintang © ebahu jalan : 4% © enormal : 2% © emaksimum : 10% HASIL ANALISIS Alinyemen Horizontal Semua bentuk tikungan pada paket ini didesain menggunakan jenis tikungan Pull Circle pada Phi, Ph, dan Pls. Pemilihan lengkung ini tidak sesuai dengan persyaratan, karena superelevasi > dari 4%, A yang ada besar, sehingga jari-jari lingkaran yang dapat direncanakan” kecil, sedangkan lengkung Full Circle memerlukan Jari-jari yang besar. Bentuk lengkung Pls dan Pls dirubah menjadi lengkung S-C-S dengan menggunakan jari-jari yang ada yaity 100 m. Bentuk lengkung pada tikungan Pl, juga dirubah menjadi lengkung $-C- S karena tidak sesuai dengan —persyaratan, dimana konsultan perencana_menggunakan lengkung Full Circle. Jari-jari lengkung pada Ply irubah menjadi 55 m, dengan merubah jari-jari semulayaitu 70 m menjadi $$ m. Karena dengan jari-jari 70 m tersebut, setelah dilakukan pethitungan menghasitkan titik TS kurang dari Sta, awal proyek perencanaan, Pada ketiga tikungan Pl, Pl, dan Pls masih menggunahan kecepatan rencana semula yaitu Pl; 30 kmijam, PI, dan Pl; 40 km/jam. Karena dengan kecepatan tersebut masih memungkinkan mengingat fungsi jalan tersebut adalah kolektor primer. Setelah diadakan perhitungan, diperoleh hasil pethitunganalinyemen horizontal yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil Pethitungan Lengkung Horisontal an Point of rcs 1 2 3 Bema [sco | ses ‘pista | —ow0s0 | or20i.ia6 | ov4o5e8 ‘7300 [110800 | 313.000 [00.906 110,000 | 110000, Gri ost [aes [ars new | joo | nent 19976m_| 157201 | 307500m [oka [40 kta [40 eran Ss] 100m | 100m 44,705 m_| $0,835 m_[ 35.617 m 942m | $.905 m 7,507 m 25m [3m | 35m ass m | 95,065m_| 37.504 ex8ctn | 99065 m | 107506 (Teor ot FS Ec Alinyemen Vertikal Pada proyek pembangunan jalan _altemnatif Waduk Darma Kabupaten Kuningan khususnya Vol.5 No. I April 2007 : 42 - 47 4s EVALUASI TERHADAP PERENCANAAN GEOMETRIK PADA JALAN ALTERNATIF WADUK DARMA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT pada Sia.0+000 sid Sta.0+640,026 terdapat sebanyak 1 buah lengkung vertikal yaitu 1 Jengkung vertikal cekung. Dari hasil evaluasi yang —dilakukan —menghasilkan —desain Perencansan alinyemen vertikal yang sama dengan desain Konsultan perencana, dengan menggunakan harga-harga kelandaian (g,%) data stasioning dan absis dari PPV yang telah ditentukan, el 4 Hasil Perhitungan Lengkung Vertikal Perpotongan Daa Verbal PV) 7 Beni Cane Bievas(m) 3 a 3% 2 a a si Trin) = Tia) % Evin) 3 r 7 o=200 STAG) Fev 240 rv aw Elva rv os reneantiny [Sa 00380 ws Pv o Stasioning Setelah dilakukan pendesainan ulang, ternyata terjadi pergeseran pada penomoran jalan atau stasioning, Hal ini disebabkan oleh : © Perubahan bentuk lengkung pada ketiga lengkung horizontal Ply, Pl, dan Pls © Pembulatan bilangan angka desimal di belakang koma yang dilakukan Dari hasil desain yang dilakukan dari Pl, Ph, dan Ply sepanjang 405,526 m (Ph STA. 0+405,526), sedangkan —menurut —desain Konsultan perencana Pl, sampai dengan Pl; adalah sepanjang 406,965 m (Pl, STA (0+406,965 ). Artinya perbedaan stasioning antara desain yang dilakukan sebesar + 1,439 m lebih pendek’ dibandingkan dengan desain Konsultan perencana, KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Dari hasil perhitungan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Pada perencanaanalinyemen _ horisontal semua bentuk lengkung horisontal pada STA 0+000 sid STA 0+640,026 didesain oleh Konsultan menggunakan jenis tikungan Full Circle, setelah dievaluasi ketiga tikungan tersebut tidak memenuhi peraturan dan standar yang dijadikan acuan Bina Marga, yaitu superelevasi > dari 4%, A yang ada besar, sehingga jari-jari lingkaran yang dapat irencanakan kecil, sedangkan lengkung Full Circle memerlukan jari-jari yang besar, sehingga ketiga bentuk lengkung tersebut diubah menjadi S-C-S pada Ph, Pls, dan Ph, 2) Perencanaan —alinyemen —_vertikal yang dilakukan oleh konsultan pada STA 04000 sid STA 0+640,026 terdapat sebanyak 1 buah lengkung vertikal yaitu | lengkung vertikal cekung. Dari hasil evaluasi yang dilakukan menghasilkan desain perencanaan alinyemen vertikal yang sama dengan desain Konsultan perencana, dengan menggunakan harga-harga kelandaian (g,%) data stasioning dan absis dati PPV yang telah ditentukan, SARAN 1) Sebaiknya didalam merencanakan alinyemen horisontal lebih memperhatikan batasan dan syarat yang ada, sehingga didalam pemilihan Jenis ~ lengkung — horisontal — memenuhi peraturan dan standar yang menjadi acuan, seperti untuk jenislengkung Full Circle diperkenankan untuk superelevasi < 3%. Dengan demikian diharapkan-mendapatkan petencanaan geometrik jalan yang dapat memberikan kenyamanan, keamanan bagi pemakai jalan 2) Sebaiknya pada gambar situasi dan potongan memanjang disertakanhasil _perhitungan alinyemen vertikal secara lengkap agar dapat membandingkan hasil evaluasi dengan hasil petencanaan Konsultan Perencana DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, 1990, Spesifikasi Standar untuk Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota (Raneangan Akhir). Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997, Tata cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/1/BM/1997, 3. Garber J. Nicholas, Hoe Highway Enginering, Wadword Group, UK. A. Lester, Traffic & edition, 2002, The 46 Aprizal Fahiitie, Silvia Sukitman, Samun Haris Jurnai Teknik Sipil 4. Institute of Transporatation Engineers, 1992, Traffic Engineering Handbook, 4" edition, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. 5. Mannering, F., Kilareski Walter,P,, Wasburn Scott, S., Principles of Highway Enginering and Traffic Analysis, 3" edition, 2004, John wiley & Son, Inc. All right reserved, UK. 6. Mannering, F., Kilareski Walter,P., Wasburn Scott, S., Highway Enginering, 7 edition, 2005, John wiley & Son, Inc. All right reserved, UK. 7, Rogers, M., Highway Enginering, 2003, Blackwell Publishing, UK. 8. Rancangan Standar Nasionak Indonesia, 2004, Geometrik Jalan Perkotaan. 9. Sukirman, S., 1991, Desain Geometrik Jalan, Nova, Bandung 10.Sukirman, S., 1999, Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Bandung, Nova Vol5.No. 1 April 2007-42-47

You might also like