Professional Documents
Culture Documents
Bab Ii
Bab Ii
Bab Ii
DESKRIPSI PROSES
2. Chlorine
a. Berat Molekul : 71 g/mol
b. Rumus Molekul : Cl2
c. Melting point : -34,6 oC
d. Penamapakan : Kuning kehijauan
e. Bentuk : Gas
f. Specific density : 2,94 g/cm3
g. Solubility : 177 ml/ 100 g air (80oC)
h. Tekanan uap : 4996 mmHg
i. Specific gravity : 1,56 (chlor cair pada T=33,8 oC)
2. Air
a. Bentuk, 30 oC, 1 atm : Cair
b. Viscosity : 0,8 cp
c. Kapasitas panas : 1 cal/(g.mol.k)
d. Konduktivitas : 726 kal/m/j.k
2. Hydrazine Hydrate
a. Penampakan : Tidak berwarna
b. Bentuk : Cair
c. Rumus molekul : N2H4.H2O
d. Specific gravity : 1,011
e. Specific heat (cp) : 1,52 cal/(gmol.k)
f. Titik didih : 113,5 oC
g. Kelarutan : - Dalam air dingin : sangat larut
- Dalam air panas : sangat larut
- Dalam ethyl alcohol 95% : larut
2. Hydrazine Hydrate
a. Rumus molekul : N2H4.H2O
b. Penampakan : Tidak berwarna
c. Bentuk : Cair
d. Specific gravity : 1,011
e. Spescific heat (cp) : 1,52 cal/(gmol.k)
f. Titik didih : 113,5 oC
g. Kelarutan : - Dalam air dingin : sangat larut
- Dalam air panas : sangat larut
NaOH
NH3 Urea
Aseton
Gelatin
- NaOH 31%
- Cl2 gas 98,5%
- RO Water
Pada proses pembuatan hypo dengan bahan baku NaOH 31% dan gas klorin
98,5% yang dipasok dari PT. Asahimas Chemical. Untuk gas Cl2 ditransfer secara
langsung dari PT. Asahimas Chemical dengan menggunakan sistem pipe line,
sedangkan untuk NaOH PT. Dongjin Indonesia memiliki tangki penampungan
tersendiri yaitu di storage tank V-511. NaOH 31% yang disimpan dalam tangki
penyimapan V-511 dialirkan dengan menggunakan pompa (P-500 A/B) ke dalam
tower (T-110) yang mana laju alirnya telah diatur dengan menggunakan control
valve, sebelum NaOH 31% dimasukkan ke dalam tower (T-110), NaOH di dilute
terlebih dahulu dengan RO water di mix point sampai konsentrasi NaOH
mencapai 20%, setelah itu NaOH umpankan ke dalam tower (T-110), keluaran
dari tower (T-110) dimasukkan ke dalam tower (T-100) untuk dikontakan dengan
gas klorin 98,5%, pada proses ini temperature keluaran tinggi karena reaksi
bersifat eksotermis, sehingga temperature pada tower (T-100) dijada 12C-17C
dengan menggunakan alat penukar panas (HE-100 A/B). Hypo yang terbentuk
dengan yield 95% dimasukkan ke dalam Drum (D-100 A/B) sebagai hypo storage.
Hypo yang terbentuk disirkulasikan ke dalam HE-100 A/B yang mana keluaran
HE-100 A/B akan dipompakan dengan menggunakan pompa (P-101 A/B/C)
kedalam tower (T-100) untuk menjaga temperature dan ada sebagian hypo dari D-
100 A/B yang di transfer kedalam tangki (T-2202) yang nantinya akan di gunakan
sebagai bahan baku pembuatan hydrazaine hydrate.
Produk hypo yang terbentuk memiliki konsentrasi 15%. Pada proses ini dibuat
excess 1,5%. Hal ini bertujuan untuk membuat proses tetap stabil saat terjadi
emergency shutdown yang dapat mengakibatkan berhentinya supply water selama
proses. Hal tersebut akan berdampak pada reaksi, dimana gas klorin terus
terakumulasi di reactor tanpa terjadinya reaksi akan mengakibatkan meningkatnya
temperature dan tekanan. Apabila tekanan dan temperature meningkat, maka akan
terjadinya ledakan yang berbahaya bagi kesehatan.
Hasil samping dari proses ini adalah NaCl dan H2O. dalam tower banyaknya
garam yang terbentuk harus dikendalikan karena jika levelnya tinggi di dalam
tower maka dapat menutupi steam umpanklorin, menimbulkan plugging dan
mengganggu proses reaksi dan yield produk akan turun.
Pada proses hypo ada 3 faktor yang mempengaruhi proses pembuatan hypo yaitu :
- Flow (Aliran)
- Temperature
- Recycle Flow ( Sirkulasi)
Pada proses ini aliran dibuat stabil, dan temperature dijaga, karena jiga
dalam D-100 A/B lebih dari 17C maka kerja refrigerator akan semakin berat
untuk menurunkan temperature, tetapi jika refrigerator tidak mampu menurunkan
temperature maka dilakukan penurunan aliran umpan klorin, NaOH dan RO
Water, untuk menstabilkan temperature dilakukan sirkulasi untuk
mendistribusikan perpindahan panas sehingga temperature akan turun.
Gambar 2.2 Hypo process flow diagram
2.3.2 Hydrazine Hydrate Process
Pada Plant ini hydrazine hydrate yang akan diproduksi memiliki konsentrasi
48% dengan kapasitas maksimal 40 MT/hari. Bahan baku yang digunakan yaitu
hypo (NaOCl), ammonia (NH3), aseton (CH3COCH3), gelatin dan RO water.
Secara umum hydrazine hydrate (H/H) diperoleh dari reaksi antara Hypo
(NaOCl), ammonia (NH3) dan aseton (CH3COCH3) dengan sistem continue.
Tahapan proses reaksi dapat dituliskan sebagai berikut :
Tahap I
CH3
C
H3C N
H3C O H3C N
C C
Tahap II
CH3
C
H3C N NH2
CH3 CH3
CH3
+ H2O +
NH2
H3C N H3C O
2HN
C C
1. Raw material
2. Synthesis Process
3. Distillation Process
4. Hydrolysis Process
5. Separation Process
6. Recovery Process
2.3.2.3 Distillation
Pada proses distilasi, keluaran dari reactor DR-11 dipompakan dengan P-
21 A/B menuju HX-23, kemudian di alirkan menuju HX-21 A/B/C. hal ini
bertujuan untuk memanaskan dan memisahkan main product dengan garam hasil
samping. Setelah itu masuk kedalam HX-22 untuk selanjutnya dipompakan ke
dalam DC-21.