Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 6

MAKALAH

KELOMPOK 5

DISUSUN OLEH :
DIMAS FAJAR PRASETYO
IMAM MUTAQIM
RIDHA SRI RAHAYU SILVIONIE
FAISAL ARBA
SUPARMAN SUTARYAT

PROGRAM STUDI D3 PERAWATAN dan PERBAIKAN


MESIN
POLITEKNIK NEGERI SUBANG
2017

1. Sebuah system tenaga listrik interkoneksi terdiri dari :


a. PLTA dengan 4 unit yang sama 4 x 100 MW
b. PLTU dengan 4 unit yang sama 4 x 600 MW
c. PLTGU dengan 2 blok yang sama 2 x (3 x 100 MW + 150 MW)
d. PLTG dengan 4 unit yang sama 4 x 100 MW, unit ke 4 baru terpasang bulan maret
Jadwal pemeliharaan unit unit adalah sebgai berikut :
a. Januari : 1 unit PLTU selama satu bulan
b. Februari : 2 buah unit PLTG selama 1 bulan
c. Maret : 1 blok PLTGU selama 1 bulan
d. April : 1 unit PLTA selama 1 bulan
Perkiraan beban puncak adalah :
a. Januari : 3600 MW
b. Februari : 3610 MW
c. Maret : 3630 MW
d. April : 3650 MW
a. Susunlah neraca daya system untuk bualan januari sampai dengan april
b. Susunlah neraca energi dan perkiraan biaya bahan bakar sistem untuk bulan januari, jika
air untuk PLTA diperkirakan bisa memproduksi 360 MWH
Biaya bahan bakar PLTU (batubara) rata-rata = Rp 120,00/kWh
Biaya bahan bakar PLTGU (gas) rata-rata = Rp 180,00/kWh
Biaya bahan bakar (minyak) PLTG rata-rata = Rp 180,00/kWh batasan jam nyala
bulanan adalah PLTA : 700 jam PLTGU : 600 jam PLTU 600 jam : PLTG : faktor beban
sistem : 0,76
2. Mengapa jam nyala unit pembangkit tidak bisa dihitung penuh, misalnya untuk bualn
januari 31 x 24 jam = 744 jam?
3. Angka apa yang menggambarkan tingkat keandalan sistem interkoneksi?
4. Jelaskan bagaimana prosedur mebebaskan tegangan sebuah saluran yang keluar dari
pusat listrik dalam rangka melaksankan pekerjaan pemeliharaan?
5. Apa tugas utama pusat pengatur beban dalam system interkoneksi?
6. Dalam system interkoneksi antar perusahaan (negara), angka apa yang perlu diamati
untuk menentukan jual beli energi listrik?
7. Kendala-kendala apa yang harus diperhatikan dalam operasi system interkoneksi?
8. Apa manfaat penggunaan SCADA serta komputerisasi dan otomatisasi dalam system
interkoneksi?

Jawab:
1.
UNIT JADWAL PEMELIHARAAN MACAM
PEMBANGKIT PEERJAAN
KETERANGAN
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL
PLTA
Unit 1 : 100 MW
April diperbaiki
Unit 2 : 100 MW
Selama satu bulan
Unit 3 : 100 MW
Unit 4 : 100 MW

PLTU
Unit 1 : 600 MW Di bulan januari 2
Unit 2 : 600 MW Unit diperbaiki
Unit 3 : 600 MW Selama 1 bulan
Unit 4 : 600 MW

PLTGU 6000
1 blok diperbaiki
Blok 1 : 3000 MW
selama 1 bulan
Blok 2 : 3000 MW

PLTG
Unit 4 : 100 MW Bulan ini PLTG
Unit 2 : 100 MW diperbaiki
Unit 3 : 100 MW
Unit 4 : 100 MW Mulai beroperasi
Daya terpasang 9200 9200 9300 9300
Daya tersedia 8000 9000 6200 8900
Beban puncak 3600 3610 3630 3650
Cadangan 4400 5390 2570 5250

2. Karena apabila dipaskan 744 jam, menjadi tidak ada waktu untuk melakukan inspeksi
rutin untuk melakukan maintenance pada alat terkait
3. frekuensi, tegangan, dan gangguan merupakan angka yang menggambarkan tingkat
keandalan sistem interkoneksi.
4.
- Kepala
regu kerja yang akan melaksanakan pekerjaan perbaikan pada penghantar No.
1 antara pusat listrik A dan GI B harus menyaksikan manuver tersebut dalam
butir 3 dan butir 4 agar yakin bahwa penghantar No. 1 telah bebas tegangan
dan telah ditanahkan. Apabila pusat listrik A dan GI B letaknya berjauhan,
kepala regu kerja dapat mendelegasikan kesaksian ini kepada anak buahnya
atau kepada penguasa pusat listrik A dan penguasa GI B.

- Setelah yakin bahwa penghantar No. 1 antara pusat listrik A dan GI B telah
bebas tegangan, kepala regu kerja penghantar bersama anak buahnya menuju
ke bagian penghantar No. 1 yang akan diperbaiki. Tempat ini bisa jauh
letaknya dari pusat listrik A maupun dari GI B. Di tempat ini, kepala regu
kerja penghantar bersangkutan harus terlebih dahulu melempar rantai
pentanahan ke penghantar No. 1 yang akan disentuh untuk membuang muatan
kapasitif yang masih tersisa dalam penghantar tersebut. Selain itu, rantai
pentanahan berfungsi menjaga agar potensial penghantar yang disentuh selalu
sama dengan potensial bumi/tanah terutama karena ada induksi dari
penghantar No. 2 yang tetap beroperasi. Sebelum melemparkan rantai
pentanahan ke penghantar No. 1, Kepala regu kerja penghantar harus yakin
dan bertanggung jawab bahwa yang dilempar rantai pentanahan adalah
penghantar No. 1, bukan penghantar No. 2 yang sedang beroperasi.
Kekeliruan semacam ini dapat terjadi mengingat bahwa Penghantar No. 1 dan
penghantar No. 2 terpasang pada tiang yang sama. Apabila kekeliruan ini
terjadi, maka akan timbul gangguan dalam sistem. Selama pekerjaan
berlangsung, penguasa pusat listrik A dan penguasa GI B, bertanggung jawab
bahwa PMT A dan PMT B beserta PMS-nya tidak akan dimasukkan, karena
apabila hal ini terjadi, maka akan timbul kecelakaan pada regu kerja
penghantar bersangkutan.

- Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, kepala regu kerja penghantar beserta


anak buahnya melepas rantai pentanahan dan meninggalkan tempat kerja
dengan membawa semua peralatan kerjanya. Kemudian, kepala regu kerja
penghantar ini memberitahu penguasa pusat listrik A dan penguasa GI B
bahwa pekerjaannya telah selesai. Pemberitahuan ini mengandung tanggung
jawab bahwa tidak ada anak buahnya yang masih menyentuh penghantar No.
1 dan rantai pentanahannya sudah dilepas serta tidak ada alat kerja yang
tertinggal yang dapat menimbulkan gangguan.

- Setelah menerima pemberitahuan ini, penguasa pusat listrik A memasukkan


PMS A 11 dan PMS A 12 serta mengeluarkan PMS tanah A 13. Sedangkan
penguasa GI B memasukkan PMS B 11 dan PMS B 12 serta mengeluarkan
PMS tanah B 13.
- Setelah selesai melakukan manuver tersebut dalam butir 8, Penguasa pusat
listrik A dan penguasa GI B masing-masing memberitahu pusat pengatur
beban bahwa PMT A 1 di pusat listrik A dan PMT B 1 di GI B siap
dimasukkan.
- Setelah menerima pemberitahuan tersebut dalam butir 9, pusat pengatur beban
memerintahkan ke pusat listrik A untuk memasukkan PMT A 1 dan ke GI B
untuk memasukkan PMT B 1 atau memasukkannya secara telekontrol.
Sebelum melakukan manuver tersebut dalam butir 8, penguasa pusat listrik A
maupun penguasa GI B harus yakin terlebih dahulu bahwa tidak ada lagi regu
kerja yang bekerja di penghantar No. 1. Sebab bisa terjadi ada dua regu kerja
yang bekerja sendiri-sendiri pada penghantar No. 1 tersebut, misalnya regu
kerja saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dan regu kerja telekomunikasi.
Untuk menghindari kekeliruan, maka handel PMS harus dilengkapi dengan
dua kunci (gembok) yang masing-masing dibawa oleh kepala regu SUTT dan
kepala regu telekomunikasi.

5. Tugas utama pusat pengaturan beban yaitu bertanggung jawab bahwa jadwal
pembebasan tegangan yang diberikan tidak menimbulkan masalah operasi dalam
sistem interkoneksi, misalnya menimbulkan gangguan atau tegangan yang terlalu
rendah.

6. Besaran-besaran yang berkaitan dengan keamanan peralatan, yaitu arus, tegangan,


daya, suhu, tekanan, dan getaran. Besaran-besaran yang berkaitan dengan kinerja
peralatan, yaitu: energi (kWh) dan pemakaian bahan bakar atau air pada PLTA.

7. A. Beban maksimum dan minimum unit pembangkit


B. Kecepatan perubahan beban unit pembangkit
C. Aliran daya dan profil tegangan dalam system
D. jadwal start-stop Unit pembangkit
E. Tingkat arus hubung singkat (Fault Level)
F. Batas stabilitas sistem
8. Di PLTU sudah banyak digunakan komputer untuk supervisory control and data
acquisition (SCADA) sehingga tugas operator dalam mengoperasikan PLTU sangat
dibantu oleh komputer SCADA. Komputer SCADA merekam kejadian-kejadian
penting untuk keperluan analisis operasi dan juga akan membunyikan alarm apabila
terjadi hal-hal yang kritis.

You might also like