Uji Kandungan Logam Berat Timbal (PB) Pada Kangkung Air (Ipomea Aqutica F) Di Kampus Unpatti Poka

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

143 Biopendix, Volume 1, Nomor 2, Maret 2015, hlm.

143-149

UJI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb)


PADA KANGKUNG AIR (Ipomea aqutica F) DI KAMPUS UNPATTI POKA

Daviesten D. Katipana

Alumni Program Studi Pendidikan Biologi

E-mail: davi_katipana@yahoo.com

Abstract

Background: Kale is a vegetable that is widely consumed by the public and this vegetable is a good
source of vitamin A which is very good. Complex regional Pattimura University in Ambon many people
grow vegetables, among which are vegetable kale. Many around the farm population in fear that this
vegetable has been exposed to metallic lead (Pb).
Methods: Sampling of water spinach (Ipomea aquatica F) done at two stations that have been
determined, which covers parts of stems, young leaves and old leaves. Parameters taken from the water
sample as the growth of plant water spinach (Ipomea aquatica F.) is a heavy metal content using Vogel
quantitative method.
Results: Determination of the content of Pb were analyzed using Atomic Absorption Spectrophotometer
(AAS). The results showed the average content at the first station for young leaves, 0.283 ppm, old
leaves, 0.200 ppm, rods, 0.283 ppm, and the water is not detected and station II respectively of young
leaves, 0.283 ppm, young leaves, 0.200 ppm, rod, 0.533 and water are not detected while the residue
Pb safe limits allowed by the Directorate General of POM on food only 2 ppm so the heavy metals in
water spinach is still feasible for consumption.
Conclusion: Based on the results of research conducted, it can be concluded that the heavy metal
content in the organs of the stem, the leaves of old and young leaves of kale Water plant (Ipomea
aquatica F.) at stations I and II stations are significant differences which include the trunk station I , II
(0, 283, 0.533 ppm), older leaves station I, II (0, 0.200, 0.283 ppm), young leaves station I, II (0, 283,
0.200 ppm) and water at station I, II undetected.

Keywords: testing, content, heavy metals lead (Pb), water spinach (Ipomea aquatica).

Abstrak

Latar Belakang: Kangkung merupakan jenis sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dan
sayuran ini merupakan sumber vitamin A yang sangat baik. Kawasan Kompleks Universitas Pattimura
Ambon banyak masyarakat menanam sayuran, di antaranya adalah sayur kangkung. Banyaknya di
sekitar pertanian penduduk tersebut sayuran ini di khawatirkan telah terpapar oleh logam timbal (Pb).
Metode: Pengambilan sampel kangkung air (Ipomea aquatica F) di lakukan pada 2 stasiun yang telah
ditentukan, yang meliputi bagian batang, daun muda, dan daun tua. Parameter yang di ambil dari
sampel air sebagai tempat tumbuhnya tanaman kangkung air (Ipomea aquatica F.) adalah kandungan
logam berat dengan menggunakan Vogel quantitative method.
Hasil: Penentuan kandungan Pb dianalisis menggunakan Spektrofotometer Absorpsi Atom (AAS). Hasil
penelitian menunjukkan kandungan rata-rata pada stasiun I untuk daun muda, 0,283 ppm, daun tua,
0,200 ppm, batang, 0,283 ppm, dan air tidak terdeteksi dan stasiun II berturut- turut sebesar daun muda,
0,283 ppm, daun muda, 0,200 ppm, batang, 0,533 dan air tidak terdeteksi sedangkan batas aman residu
Pb yang diperbolehkan oleh Ditjen POM pada makanan hanya 2 ppm jadi logam berat pada kangkung
air tersebut masih layak di konsumsi oleh masyarakat.
Kesimpulan: Berdasarkan Hasil Penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kandungan
logam berat pada organ batang, daun tua, dan daun muda tanaman Kangkung Air (Ipomea aquatica F.)
pada stasiun I dan stasiun II terdapat perbedaan yang significant yang meliputi bagian batang stasiun
I, II (0, 283, 0,533 ppm), daun tua stasiun I, II (0, 0,200, 0,283 ppm), daun muda stasiun I, II (0, 283,
0,200 ppm) dan air pada stasiun I, II tidak terdeteksi.

Kata Kunci: uji, kandungan, logam berat timbal (Pb), kangkung air (Ipomea aquatica).

Daviesten D. Katipana, Uji Kandungan Logam 143


144 Biopendix, Volume 1, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 143-149

PENDAHULUAN penyebaran logam berat pada makhluk


Air termasuk sumber daya alam yang hidup karena masuknya logam tersebut
dapat diperbaharui, tetapi air akan dengan pada tumbuhan melalui akar dan mulut
mudah terkontaminasi oleh aktivitas daun (stomata). Sayur-sayuran sebagai
manusia. Aktivitas yang pada prinsipnya pakan baik pada manusia maupun hewan
merupakan usaha manusia untuk dapat menyebabkan berpindahnya logam yang
hidup dengan layak dan berketurunan terpapar didalamnya seperti timbal,
dengan baik telah merangsang manusia kadmium, kromium dan zenk masuk
untuk melakukan tindakan-tindakan yang kedalam tubuh mahluk hidup lainnya (Palar,
menyalahi kaidah-kaidah yang ada dalam 2004 dalam Prasetyawati, 2007).
tatanan lingkungan hidupnya. Akibatnya Pencemaran logam di air diduga lebih
terjadi pergeseran keseimbangan dalam tinggi dibandingkan didarat. Pencemaran air
tatanan lingkungandari bentuk asal biasanya terjadi karena pembuangan
kebentuk baru yang cenderung lebih buruk limbah dari industri penggunaan logam yang
(Palar, 2004 dalam Prasetyawati, 2007). bersangkutan secara tidak terkontrol atau
Air banyak digunakan oleh manusia penggunaan bahan yang mengandung
untuk tujuan yang bermacam-macam logam itu sendiri (pestisida, insektisida)
sehingga mudah dapat tercemar. selain itu berasal dari partikel logam berat
Pencemaran air terjadi bila beberapa bahan yang beterbangan di udara akan terbawa
atau kondisi yang dapat menyebabkan oleh air hujan (Darmono, 1995 dalam
penurunan kualitas badan air sehingga tidak Prasetyawati, 2007).
memenuhi baku mutu atau tidak dapat Timbal (Pb) termasuk dalam kelompok
digunakan untuk keperluan tertentu, logam yang beracun, yang berbahaya bagi
misalnya sebagai bahan baku air minum, kehidupan makhluk hidup. Limbah yang
perikanan, industri dan lain-lain ( mengandung Pb dapat berasal dari limbah
Agoes,2005 dalam Prasetyawati, 2007). penggunaan batu bara dan minyak, limbah
Tresna (1991) dalam Prasetyawati pabrik peleburan besi dan baja, pabrik
(2007) menjelaskan bahwa sumber produksi semen dan limbah dari
pencemar yang disebabkan oleh aktivitas penggunaan logam yang bersangkutan
manusia dapat dibedakan menjadi dua, untuk hasil produksinya seperti pabrik
yaitu sumber domestik dan nondomestik. baterai, tekstil, pestisida, gelas, keramik dan
Sumber domestik (rumah tangga) lain-lain. Toksisitas Pb pada anak-anak
merupakan pencemar yang berasal dari dalam masa kecil dan berlangsung terus
perkampungan, kota, pasar, jalan, terminal, menerus menyebabkan neurotoksik
rumah sakit, dan lain-lain. Sedangkan (keracunan pada saraf) dan kelainan
sumber nondomestik merupakan pencemar tingkah laku. Toksisitas Pb terjadi apabila
yang berasal dari kegiatan pabrik, industri, dalam darah ditemukan kandungan Pb
pertanian, peternakan, perikanan, 0,08 g % atau dalam urin 0,15 mg/l
transportasi, dan sumber-sumber lainnya. (Darmono, 2001 dalam Prasetyawati, 2007).
Pencemaran yang dapat menghancurkan Selain itu, secara alamiah Pb dapat
tatanan lingkungan hidup biasanya berasal masuk kebadan perairan melalui
dari sumber pencemar yang sangat pengkristalan Pb di udara dengan bantuan
berbahaya, dalam arti memiliki daya racun air hujan. Pencemaran ion-ion logam berat
(toksisitas) yang tinggi. Sumber pencemar dalam air harus mendapat perhatian yang
yang sangatberacun pada umumnya serius karena bila terserap dan terakumulasi
merupakan limbah kimia, baik berupa dalam tubuh manusia dapat mengganggu
persenyawaan-persenyawaan kimia atau kesehatan dan pada beberapa kasus
hanya dalam bentuk unsur atau ionisasi. menyebabkan kematian. Konsentrasi logam
Tanaman termasuk sayur-sayuran berat yang tinggi pada badan air sungai juga
seperti kangkung dan makhluk hidup dapat menyebabkan kematian pada spesies
lainnya dapat terpapar oleh zat-zat ikan (Palar, 2004 dalam Prasetyawati,
pencemar seperti partikel maupun gas. 2007). Akhir-akhir ini kawasan perairan
Partikel yang banyak dilepaskan oleh kompleks kampus universitas pattimura
industri adalah timbal dan kadmium. mengakibatkan pencemaran lingkungan
Tanaman dapat menjadi mediator perairan tersebut. Pencemaran ini di

Daviesten D. Katipana, Uji Kandungan Logam 144


145 Biopendix, Volume 1, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 143-149

akibatkan oleh aktivitas-aktivitas manusia Analisis Kadar Logam Pada Sampel Air
yang menyumbangkan logam berat ke Dalam penelitian ini, parameter yang di
perairan, misalnya sebagai tempat ambil dari sampel air sebagai tempat
pembangunan gedung, pembuangan tumbuhnya tanaman kangkung air (Ipomea
limbah yang tidak beraturan, tempat lalu aquatica F.) adalah kandungan logam berat
lintas kendaraan bermotor sebagian dari dengan menggunakan Vogel quantitative
aktivitas tersebut menghasilkan logam berat method.
antara lain logam timbal (Pb). 1. Sampel air dimasukkan ke dalam beaker
Pencemaran logam berat terhadap glass 50 ml kemudian tambahkan HNO3
lingkungan merupakan suatu proses yang encer 2,5 N sebanyak 10-15 ml, lalu
erat hubungannya dengan penggunaan dipanaskan sampai mendidih, setelah itu
logam tersebut oleh manusia. (Darmono, dinginkan.
1995 dalam Prasetyawati 2007) 2. Saring ke labu 50 ml kemudian
menyebutkan bahwa toksisitas logam pada tambahkan aquades sampai tanda batas
manusia menyebabkan beberapa akibat lalu kocok sampai homogen.
negatif, tetapi yang terutama adalah 3. Selanjutnya di analisis kandungan logam
timbulnya kerusakan jaringan, terutama beratnya dengan menggunakan metode
jaringan detoksikasi dan ekskresi (hati dan AAS.
ginjal). Beberapa logam mempunyai sifat
karsinogenik (pembentuk kanker) maupun Analisis Kadar Logam Pada Sampel
teratogenik (salah bentuk organ). Kangkung Air
Proses destruksi sampel dan analisis
kandungan logam berat pada tumbuhan
METODE adalah sebagai berikut:
Prosedur Penelitian 1. Sampel tanaman yang telah diambil dari
Pengambilan Sampel Air lokasi pengamatan dicuci kemudian di
Sampel air diambil di dua stasiun yang oven pada suhu 800C selama 48 jam.
berbeda dengan menggunakan metode 2. Setelah kering sampel dihaluskan
yang sederhana yaitu langsung mengambil dengan menggunakan blender hingga
sampel air dan di masukkan kedalam botol menjadi serbuk.
plastik 150 ml yang bertujuan agar logam- 3. Kemudian serbuk sampel kangkung
logam yang ada di air tidak bereaksi dengan ditimbang sebanyak 2 gram.
wadahnya. 4. Setelah itu di masukkan ke dalam
furnace oven pada suhu 4500 C selama
Pengambilan Sampel Tanaman 12 jam sampai menjadi abu.
Kangkung Air (Ipomea aquatica F) 5. Abu sampel kemudian didetruksi dengan
1. Dalam pengambilan sampel tanaman, meggunakan metode ASS secara kimia
terlebih dahulu dilakukan studi untuk mengetahui logam timbal
pendahuluan untuk menentukan tempat
yang akan dijadikan stasiun
pengambilan sampel. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Menentukan lokasi pengambilan sampel Hasil Penelitian
dengan menggunakan metode Hasil Uji Kandungan Logam Berat
purposive sampling yaitu menentukan Timbal (Pb) Pada Tumbuhan Kangkung Air
lokasi secara sengaja berdasarkan (Ipomea aquatica F.) Bagian Batang, Daun
pada beberapa pertimbangan, Muda, Daun Tua, dan Air Pada Stasiun I dan
kemudian dibagi menjadi 2 stasiun yang Stasiun II.
berbeda. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
3. Pengambilan sampel kangkung air data tentang kandungan logam berat timbal
(Ipomea aquatica F) di lakukan pada 2 (Pb) pada tanaman kangkung air (Ipomea
stasiun yang telah ditentukan, yang aquatica F.) pada stasiun I yang meliputi
meliputi bagian batang, daun muda, dan bagian batang, daun muda, daun tua dan air
daun tua. dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

Daviesten D. Katipana, Uji Kandungan Logam 145


146 Biopendix, Volume 1, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 143-149

Tabel 1. Hasil Uji Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Pada Tumbuhan Kangkung air
(Ipomea aquatica F.) Bagian Batang, Daun Muda, Daun Tua, dan Air Pada
Stasiun I dan Stasiun II.

Total Kandungan Logam Berat Timbal (Pb)


Sampel
Stasiun I Stasiun II
Batang 0,283 ppm 0,553 ppm
Daun Muda 0,283 ppm 0,200 ppm
Daun Tua 0,200 ppm 0,283 ppm
Air Tt (Tidak Terdeteksi) Tt (Tidak Terdeteksi)
(Sumber: Data Primer, 2014)

Dari hasil analisa logam berat Pb pada dengan jalan raya dan rentan polusi udara,
kangkung air (Ipomea aquatica F.) yang antara lain yang berasal dari asap pabrik
meliputi bagian batang, daun muda, daun serta asap kendaraan bermotor,
tua, air pada stasiun I menunjukkan kadar pembangunan yang sementara dibangun,
kandungan ada yang sama, ada yang limbah industri. Berdasarkan analisis
berbeda dan ada yang tidak terdeteksi. kandungan logam berat Pb pada tanaman
Hasil pada sampel batang sebesar 0.283 kangkung air (Ipomea aquatica F.) pada
ppm, sampel daun muda sebesar 0,283 stasiun I sampel batang sebesar 0.283 ppm,
ppm, sampel daun tua sebesar, 0,283 ppm, sampel daun muda sebesar 0,283 ppm,
dan sampel air tidak terdeteksi. sampel daun tua sebesar, 0,283 ppm, dan
Berdasarkan hasil analisa data tentang sampel air tidak terdeteksi, sedangkan pada
kandungan logam berat Timbal (Pb) pada stasiun II sampel batang sebesar 0.533
tanaman kangkung air (Ipomea aquatica F.) ppm, sampel daun muda sebesar 0,200
pada stasiun I meliputi bagian batang, daun ppm, sampel daun tua sebesar, 0,283 ppm,
muda, daun tua, air dari empat sampel yang sampel air tidak terdeteksi. Dari data kedua
menunjukkan yang terendah adalah daun stasiun menunjukan bahwa tanaman
tua sebesar 0,200 ppm, yang paling tertinggi kangkung terakumulasi logam berat Pb
pada sampel daun muda dan batang dalam jumlah sedikit. Berdasarkan analisis
sebesar 0,283 dan air yang tidak terdeteksi. kandungan logam berat Pb pada tanaman
Dari hasil analisa logam berat Pb pada kangkung air (Ipomea aquatica F.) pada
kangkung air (Ipomea aquatica F) yang stasiun I sampel batang sama besar degan
meliputi bagian batang, daun muda, daun sampel daun tua, paling terendah sampel
tua, pada stasiun II air dari empat sampel daun muda dan tidak terdekteksi sampel air.
menunjukkan kadar kandungan ada yang sampel daun tua sebesar, 0,283 sedangkan
sama, ada yang berbeda dan ada yang tidak pada stasiun II sampel batang lebih besar
terdeteksi. Hasil pada sampel batang dari sampel daun tua, dan daun muda yang
sebesar 0.533 ppm, sampel daun muda terendah adalah sampel daun muda sampel
sebesar 0,200 ppm, sampel daun tua air tidak terdeteksi.
sebesar, 0,283 ppm, sampel air tidak Suatu mekanisme lain yang mungkin
terdeteksi. dilakukan oleh tumbuhan Kangkung Air
Berdasarkan hasil analisa data tentang (Ipomea aquatica Forsk.) adalah toleransi.
kandungan logam berat Timbal (Pb) pada Menurut Fitter (1991), toleransi yaitu suatu
tanaman kangkung air (Ipomea aquatica F.) mekanisme dimana tanaman dapat
pada stasiun II meliputi bagian batang, daun mengembangkan sistem metabolis yang
muda, daun tua, air dari empat sampel yang dapat berfungsi pada konsentrasi toksik
menunjukkan yang terendah adalah daun yang potensial, mungkin dengan molekul
muda sebesar 0,200 ppm, yang paling enzim. Berdasarkan beberapa penelitian,
tertinggi pada sampel batang sebesar 0,283 enzim, dinding sel, terutama fosfatase
dan air yang tidak terdeteksi. asam, telah diperlihatkan toleran terhadap
tingkat toksik ion-ion yang jauh lebih tinggi
Pembahasan (Cu2+, Zn2+) dalam ketahanan
Logam berat telah banyak terdeteksi dibandingkan pada tanaman normal. Organ
pada sayuran, terutama yang ditanam dekat akar, batang dan daun merupakan alat hara

Daviesten D. Katipana, Uji Kandungan Logam 146


147 Biopendix, Volume 1, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 143-149

yang berguna untuk penyerapan, oleh penyerapan air dari daun serta bagian-
pengolahan, pengangkutan dan bagian di atas tanah. Beberapa macam
penimbunan zat-zat makanan. Akan tetapi terlarut anorganik mungkin akan terserap
dalam penelitian ini organ akar pada sepanjang jalur ini oleh sel-sel hidup yang
tumbuhan Kangkung Air (Ipomea aquatica berdampingan dengan unsur-unsur trakeid,
Forsk.) tidak dilakukan penelitian karena tetapi sebagian besar air dan bahan terlarut
pada beberapa penelitian yang telah yang larut dalam air akan mencapai daun.
dilakukan peneliti terdahulu, seperti yang Batang merupakan organ kedua
dilakukan Dahlia (2003) membuktikan setelah akar, berdasarkan hasil penelitian
bahwa pada tumbuhan Selada Air kandungan logam berat Pb paling tinggi
(Nasturtium officinale) organ yang paling terdapat pada organ batang karena batang
tinggi dalam mengikat logam berat Pb merupakan jalan pengangkutan air dan zat-
adalah organ akar. Begitu juga penelitian zat makanan dari bawah keatas dan jalan
yang dilakukan oleh Rohmawati (2006), pengangkutan hasil asimilasi dari atas ke
yaitu pada tumbuhan Avicennia marina. bawah Gembong (2003). Jadi, setelah
Pada tumbuhan Avicennia marina organ penyerapan ion-ion yang pertama kali
yang paling tinggi dalam mengakumulasi dilakukan oleh akar, batang menjadi organ
logam berat Cu, Cd, dan Hg adalah organ kedua yang dilewati oleh ion-ion tersebut
akar. Organ akar mempunyai fungsi yang untuk menuju kedaun. Ion-ion tersebut
sangat penting bagi kelangsungan hidup berkurang dibagian batang dan daun karena
suatu tumbuhan. Dijelaskan bahwa akar beberapa unsur tersebut seperti halnya
bagi tumbuhan mempunyai tugas untuk unsur Cu dibutuhkan oleh tumbuhan untuk
memperkuat berdirinya tumbuhan, sebagai metabolisme.
tempat untuk penimbunan makanan, Setelah batang, organ dalam tumbuhan
menyerap air dan zat-zat makanan ke yang penting adalah daun. Menurut Estiti
tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang (2003), daun merupakan alat (organ) yang
memerlukan, fungsi penyerapan inilah yang melekat pada batang. Menurut Loveless
menyebabkan akar merupakan organ yang (1991) daun berasal dari suatu jaringan
paling banyak mengakumulasi logam berat pada meristem ujung suatu kuncup yang
(Gembong, 2003). menonjol ke samping, jadi membentuk
Pada sampel air dari stasiun I maupun suatu bagian integral dari suatu sistem
stasiun II tidak terdeteksi adanya logam Pb pucuk dengan fungsi utamanya adalah
karena sudah diserap oleh akar tumbuhan melakukan proses fotosintesis. Daun
kangkung untuk fotosintesis di daun. Oleh berbeda dengan akar dan batang dalam hal
sebab itu hanya ditemukan logam berat Pb pertumbuhannya, daun merupakan organ
di batang, daun muda dan daun tua. yang pertumbuhannya terbatas (yaitu
Tumbuhan mampu menyerap ion-ion dalam tumbuh sampai ukuran tertentu, kemudian
lingkungannya kedalam tubuh melalui berhenti).
membran sel. Ion-ion yang diserap oleh Dalam penelitian ini, daun pada
tumbuhan berupa ion-ion esensial dan tumbuhan Kangkung Air (Ipomea aquatica
garam-garam mineral yang diperlukan untuk F.) dibedakan menjadi dua yaitu daun tua
menunjang pertumbuhannya. Selain itu, dan daun muda. Daun tua dalam penelitian
tumbuhan juga dapat menyerap ion-ion lain ini adalah daun yang mempunyai warna
dilingkungannya yang bersifat racun bagi daun hijau tua jika dibandingkan dengan
tumbuhan, seperti hanya logam berat Pb daun muda juga mempunyai bentuk daun
kemampuan tumbuhan menyerap ion-ion yang membuka sempurna atau telah
esensial dan garam-garm mineral dijelaskan terbuka penuh, dimana tiap selnya
oleh loveles (1991) bahwa hara tanah mengalami tiga tahap pertumbuhan (yaitu
bergerak ke atas dari akar di atas tanah pembelahan, pembesaran, dan diferensiasi)
dalam unsur trakeid (yaitu trakeid atau sehingga semua sel membentuk jaringan
komponen pembuluh) xylem. Bahan tetap daun. Ini berarti bahwa tidak ada lagi
anorganik yang diserap dari tanah oleh sel- meristem pada daun dewasa (Loveless,
sel akar yang hidup dilewatkan kedalam 1991).
lumen berair dari unsur trakeid, lalu terbawa Untuk daun muda dalam penelitian ini
keatas pada aliran transpirasi yang diatur adalah daun yang terletak di bagian ujung

Daviesten D. Katipana, Uji Kandungan Logam 147


148 Biopendix, Volume 1, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 143-149

yang biasa disebut dengan kuncup daun Tabel 2. Standar Legislasi Batas Aman
pada tumbuhan dengan ciri-ciri sebagai Untuk Logam Berat Pada
berikut, bentuk daun belum membuka Sayur.
sempurna, warna daun hijau muda. Menurut
Loveless (1991) semua daun mula-mula Timbal (Pb)
Sumber Sources
berupa sebuah tonjolan jaringan yang kecil, Plumbum
yaitu primordium daun, pada sisi meristem West-German Federal 0,8 mg/kg
ujung suatu kuncup. Pada waktu ujung Health Agency
pucuk tumbuh, primordium daun baru mulai Regulation and 2,0 ppm
terbentuk menurut suatu pola khas untuk Recommendation for
tiap jenis tumbuhan. Heavy
Priyanto (2007) juga menjelaskan Sumber: Ayu (2002)
bahwa salah satu tindakan yang dilakukan
oleh tumbuhan dalam penyerapan dan Dari tabel 3 hasil penelitian diatas
akumulasi logam berat adalahdengan cara bahwa standar legislasi logam berat pada
translokasi logam dari akar ke bagian sayur dari dari tabel 1 tanaman kangkung air
tumbuhan lain yaitu organ batang dan daun. (Ipomea aquatica F.) yang diteliti dapat
Setelah logam dibawa masuk ke dalam sel dikomsumsi oleh masyarakat. Adapun
akar, selanjutnya logam harus diangkut pencegahan akumulasi logam berat pada
melalui jaringan pengangkut, yaitu xilem tubuh manusia yaitu kesadaran gizi pada
dan floem, kebagian tumbuhan lain. Untuk tingkat keluarga perlu ditunjang dengan
meningkatkan efisiensi pengangkutan, pemahaman tentang masalah sanitasi
logam diikatoleh molekul khelat. Berbagai sehingga cara pengolahan sayuran di
molekul khelat yang berfungsi mengikat tingkat rumah tangga bisa lebih aman dan
logam dihasilkan oleh tumbuhan, misalnya memenuhi syarat kesehatan. Pada tingkat
histidin yang terikat pada Ni (Kramer, et al, keluarga, usaha yang dapat dilakukan untuk
1996) dan fitokhelatin-glutation yang terikat menghindari bahaya logam berat dapat
pada Cd (Zhu et al., 1999). Spesies dilakukan antara lain dengan menghindari
tumbuhan secara genetik sangat beragam sumber bahan pangan (terutama sayuran)
dalam kemampuannya untuk toleran yang memiliki resiko mengandung logam
terhadap unsur tak-esensial seperti timbal, berat, mencuci sayuran dengan baik dan
kadmium, perak, alumunium, raksa, timah, seksama, misalnya dengan menggunakan
dan sebagainya, dalam jumlah yang air yang mengalir atau menggunakan
meracuni. Pada beberapa spesies, unsur sanitizer. Contoh sanitizer yang dapat
tersebut diserap hanya dalam jumlah digunakan adalah Natrium Hipoklorit
terbatas, sehingga lebih merupakan (NaOCl), sejenis senyawa klorin yang dapat
penghindaran dari pada toleransi. Pada dibeli secara komersial di pasaran dengan
spesies lain, unsur itu tertimbun di akar, dan berbagai merek. Sayuran juga sebaiknya
dipindahkan ke tajuknya. Pada spesies diblansir, yaitu sayuran diberi pemanasan
lainnya lagi, akar meminimumkan pendahuluan dalam suhu mendidih pada
pengaruhnya. Jenisnya meliputi waktu yang singkat (3-5 menit) yang
pembentukan khelat (chelation), bertujuan untuk mereduksi cemaran logam
pengenceran, lokalisasi atau bahkan ekresi. berat yang menempel pada permukaan
Di Indonesia, kadar logam berat yang cukup sayur. Hal ini dilakukan sebelum sayuran
tinggi pada sayuran sudah semestinya dikonsumsi atau diolah lebih lanjut.
mendapat perhatian serius dari semua Kebiasaan mengkonsumsi sayuran mentah
pihak, terutama pada sayur-sayuran yang sebagai lalap sebenarnya masih beresiko
ditanam di pinggir jalan raya. Data terakhir untuk mengalami gangguan kesehatan.
pada sayuran caisim, kandungan logam Selain memblansir, mencuci pada air yang
berat Pb-nya bisa mencapai 28,78 ppm. mengalir kemudian mengukus atau
Jumlah ini jauh lebih tinggi dibanding merebus sayuran adalah cara aman lain
kandungan logam berat pada sayuran yang untuk mengkonsumsi sayuran secara sehat
ditanam jauh dari jalan raya (0-2 ppm), (Munarso, et al., 2005) Pencegahan
padahal batas aman yang diperbolehkan akumulasi logam berat dapat juga dilakukan
oleh Ditjen POM hanya 2 ppm. dengan banyak mengkonsumsi serat.

Daviesten D. Katipana, Uji Kandungan Logam 148


149 Biopendix, Volume 1, Nomor 2, Maret 2015, hlm. 143-149

SIMPULAN Widaningrum, M. Hadipernata, L.


Berdasarkan Hasil Penelitian yang Sukarno, Danuarsa, Wahyudiono.
dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa 2005. Identifikasi Kontaminan dan
kandungan logam berat pada organ batang, Perbaikan Mutu Sayuran. Laporan
daun tua, dan daun muda tanaman Akhir Balai Besar Penelitian dan
Kangkung Air (Ipomea aquatica F.) pada Pengembangan Pascapanen
stasiun I dan stasiun II terdapat perbedaan Pertanian. Badan Penelitian dan
yang significant yang meliputi bagian Pengembangan Pertanian.
batang stasiun I, II (0, 283, 0,533 ppm), Departemen Pertanian.
daun tua stasiun I, II (0, 0,200, 0,283 ppm), Purnama, D. 2009. Logam Berat.
daun muda stasiun I, II (0, 283, 0,200 ppm) (http://dedepurnama.blogspot.com/200
dan air pada stasiun I, II tidak terdeteksi. 9/07/logam-berat.html). Diakses 23
Maret 2014.
Ramli, R.2011. Toleransi Zooxanthella Pada
DAFTAR PUSTAKA Juvenil Kimia (Triadacna derasa)
Soegianto, A. 2005. Ilmu Lingkungan Terhadap berbagai Konsentrasi
Sarana Menuju Masyarakat kadmiun (Cd). Diakses 28 Maret 2014.
Ayu, C.C. 2002. Mempelajari Kadar Mineral Sastrawijaya, A. Tresna. 1991. Pencemaran
dan Logam Berat pada Komoditi Lingkungan Rineka Cipta: Jakarta.
Sayuran Segar di Beberapa Pasar di Salisbury, Frank, B dan Ross Cleon W.
Bogor. Skripsi. Fakultas Teknologi 1992. Fisiologi Tumbuhan. Institut
Pertanian. IPB. Bogor. Teknologi Bandung (ITB): Bandung.
Campbell, Neil A. 2002. Biologi. Erlangga: Suchendrayanta, 2001, Bioremoval Logam
Jakarta. Berat Dengan Menggunakan
Connel, D.W. G.J. Miller 1995. Kimia Dan Mikroorganisme: Suatu Kajian
Ekotoksikologi Pencemaran. Kepustakaan (Heary Metal Bioremoval
Universitas Indonesia Press: Jakarta. by Microorganisme: A Literature Study).
Dasuki, Undang A.1991. Sistimatika Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi
Tumbuhan Tinggi Pusat. Antar Tumbuhan. Gadja Mada University
Universitas Ilmu Hayati Institut Press: Yogyakarta
Teknologi Bandung: Bandung. Tyas Rini S, 1998 Analaisis Kadar Timah
Darmono, 2001. Lingkungan Hidup Dan Hitam Dalam Darah Dan Pengaruhnya
Pencemaran Hubungannya dengan Terhadap Aktivitas Enzim Delta
toksikologi Universitas Indonesia Press: Aminolevulinic Acid Dehydratase Dan
Jakarta. Kadar Hemoglobin Dalam Darah
Darmono, 1995. Logam dalam sistem Karyawan Di Industri Peleburan Hitam,
biologi makhluk hidup. Universitas Universitas Padjajaran Bandung:
Indonesia Press: Jakarta. Bandung.
Dewi, Kunti SR. 2000. Analisis Logam Berat
(Hg, Pb, dan Cd) dalam Sayuran
di Denpasar.
Heryanto, Palar. 2004 Pencemaran dan
Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta:
Jakarta.
Fardiaz, S. 1995. Polusi Air dan Udara,
Penerbit Kanisius: Yogyakarta.
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi
Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. PT
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Maas, Azwar. 2007. Ilmu Remidiasi Untuk
Atasi Pencemaran Tanah di Aceh
Sumatera Utara. (http://www.kompas.
com.). Diakses 24 Maret 2014.
Munarso, J., Suismono, Murtiningsih,
Misgyarta, R. Nurdjannah,

Daviesten D. Katipana, Uji Kandungan Logam 149

You might also like