Professional Documents
Culture Documents
Rangkuman Osce Batch IV November 2016
Rangkuman Osce Batch IV November 2016
OSCE 26 November 2016 Sesi 1: 5. Fraktur Femur 11. Fr. Obliq 1/3 distal os tibia dextra +
1. Bipolar episode manik dg gejala 6. Gangguan Mental dan Prilaku ec zat bidai
psikotik psikoaktif ganja
2. Bells spalsy 7. Istirahat Line B
3. Gizi Buruk (Marasmus) 8. Cluster Headache 1. ASMA
4. Blefaritis 9. Pterigium 2. kateter
5. Vulnus Laseratum 10. Underweight BMI 15,6 3. Jiwa ga jelas kayanya narkolepsi /
6. Syok hipovolemik 11. Vesikolitiasis hipersomnia (keluhannya tidur terus)
7. Faringitis 12. Disentri Basiler 4. Thalasemia
8. Op Fraktus tibia 1/3 Proximal 13. Limfadenitis regio coli 5. Scabies
pasang Bidai 14.Istirahat 6. Vagi bakterialis
9. Gonorrea 7. Rest
10. Leptospirosis 28 Nov 2016 Sesi I Pagi 8. Mata
11. Sistitis 9. Cluster
12. App akut 1. Vulnus schissum (hecting) 10. Fraktur ante brachii
2. Shock hipovolemik ec diare (infus) 11. Rjp Neonatus
Sesi 2 Sabtu 26 Nov 2016 3. PID 12. Ada 2 pasien . OE N OMA
4. Laringitis akut
1.vulnus schicum 5. Sprain ankle dextra Osce siang
2.syok hipovolemik ec diare dengan 6. Skizofrenia dgn gangguan waham 1. Malaria falciparum
dehidrasi berat 7. Istirahat 2. Vulnus laseratum , hecting
3.candidiasis vulvovaginal 8. Neuralgia Trigeminal 3. Serangan panik
4.abses peritonsil 4. Filariasis
5.fr.tertutup 1/3 medial clavicula 5. Herpes zooster
sinistra 6. Konjungtuvitis alergi
6.gangguan psikotik akut 9. Dakrioadenitis 7. OMA dtadium oklusi
7.istirahat 10. Gizi buruk 8. Migrain with aura
8.TTH 11. GO 9. Fraktur humerus + bidai
9.kwasiokor 12. Hepatitis A 10. ETT
10.tifoid 13. DHF gr 2 11. Pertusis
11.PNA (Pyelonefritis Akut) 14. Istirahat
12.RA/Gout (Penguji ga jls ngasih hsl OSCE 2
px) Sesi 2 28 Nov 2016 Pagi
13.konjungtivitis bakterialis Sesi 6 1. VES (baca ekg)
14.istirahat 1. Ulcus Molle 2. Sirkumsisi
2. Vulnus schissum 3. Amoebiasis
27 Nov 2016 Sesi 1 Pagi 3. Syok hivolemik ec diare dengan 4. PTSD
dehidrasi berat 5. Tinea Kruris
1. Vulnus laceratum (dd vulnus 4. Cervicitis gonorhea dd pelvic 6. G4P2A0 hamil 32 minggu, janin
schissum) inflamatory tunggal hidup, letak kepala, dg PEB
2. Diare akut dehidrasi berat 5. Difteri dd candidiasis tanpa HELLP syndrome
3. CF Humerus dextra 1/3 Distal 6. Depresi sedang berulang tanpa 7. Keratokonjungtivitis
4. Gangguan waham gejala psikotik 8. Tension Headache
5. KVV 7. Keratitis viral 9. Hemoroid Interna Grade 3
6.Tonsilitis kronis eksaserbasi akut 8. Infeksi neonatorum dd omfalitis 10. BLS dewasa
7. Istirahat 9. Soft tissue injury metacarpal sin 11. Parotitis
8. Kejang demam sederhana 10. Underweight
9. Hordeolum interna 11. Malaria pl falciparum Siang
10. Obese gr. I 12. HNP 1. Panik
11. GastritiS 2. Bronkiolitis
12. Trauma ginjal sinistra OSCE 1 3. Scabies
13. Anemia def. Besi (ec gastritis Line A 4. Trichomonas Vagina
erosiva) pasien hobi minum 1. Leptospirosis 5. Hifema od
meloxicam 2. Syok hipovolemik ec GEA (infus) 6. Hernia inguinalis irreponible
14. Istirahat 3. BPPV strangulata
4. AKDR + edukasi papsmear 7. RJP
5. RJP 8. OA
27 Nov 2016 Sesi II siang 6. ISK 9. Hepatitis B
1. Vulnus schizum 7. GMO krn demam (riw alkohol) 10. Kateter
2. Syok hipovolemik ec diare berat 8. DKA ec kalung imitasi 11. Stroke iskemik
3. BV 9. Pterigium gr 2
4. Tonsilitis Akut 10. Bronkiloitis
IUD
1. Inform consent, jelaskan. IUD bagus dilakukan pada akhir haid.
Pakai sarung tangan. Duduk di depan pasien.
2. Inspeksi terlebih dahulu. Lalu palpasi.
3. Bimanual untuk menentukan posisi uterus ante atau retrofleksi.
4. Inspekulo. Gunakan ukuran medium pada wanita dewasa. Inspeksi serviks, dinding vagina. Jika ada
discharge bersihkan dgn kapas steril.
5. Ukur kedalaman uterus dgn sonde dan sesuaikan dengan posisi.
6. Copot sarung tangan, ambil bungkus AKDR. Masukkan Tnya ke dalam botol. Hbs itu buka bagian
bawahnya (steril).
7. Pakai sarung tangan steril, ambil akdrnya. Ukur sesuaikan berapa cm dengan kedalaman uterusnya.
8. Masukkan ke dlm uterus. Hbs itu gunting.
9. Buka inspekulo, bimanual untuk menyelipkan benang ke forniks anterior.
6. Pertusis
7. Mumps/viral parotitis
8. Gizi buruk
(marasmus/kwashiorkor/marasmus-kwashiorkor)
9. Obesitas pada anak + kurva WHO dan CDC
10. Diaper rash/diaper dermatitis
11. Meningitis/ensefalitis pada anak
12. Ikterus fisiologis
0 bulan Hepatitis B 0 (nol)
1. IMUNISASI
Jadwal imunisasi IDAI dan Depkes berbeda.
Untuk dokter umum seharusnya memang 1 bulan BCG, Polio 1
menggunakan jadwal imunisasi Depkes karena
inilah yang digunakan di Puskesmas. Namun
untuk ujian lebih baik untuk menghafal 2 bulan DPT-HB-HiB 1 (pentabio), Polio 2
keduanya.
3 bulan DPT-HB-HiB 2 (pentabio), Polio 3
18 bulan DPT-HB-HiB
24 bulan Campak
Kelas 2 SD Td (November)
Kelas 3 SD Td (November)
VAKSIN HEPATITIS B
Kekebalan aktif terhadap hepatitis B.
Dosis dan cara pemberian: 0.5 mL IM pada
vastus anterolateral femoris/paha.
Untuk bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg
positif, berikan vaksin HepB dan 0,5 mL
hepatitis B immune globulin (HBIG) dalam
waktu 12 jam pertama kelahiran. Bayi-bayi ini
harus diuji HBsAg dan antibodi terhadap HBsAg Cuci tangan, asepsis antisepsis lokasi yang
(anti-HBs) 1 sampai 2 bulan setelah selesainya akan disuntik. Gunakan sarung tangan
seri HepB, pada usia 9 sampai 18 bulan (lebih Lakukan penyuntikan sesuai dengan vaksin
diutamakan kunjungan berikutnya saat anak yang akan disuntik:
sehat). Intramuskular (DPT-HB-HiB): bayi <1 tahun
Jika status HBsAg ibu tidak diketahui, dalam pada anterolateral femoris (vastus lateralis
waktu 12 jam setelah kelahiran berikan vaksin quadriceps femoris). Anak 1-2 tahun pada
HepB. Untuk bayi dengan berat kurang dari anterolateral femoris atau deltoid. Anak 3-18
2.000 gram, berikan HBIG selain vaksin HepB tahun pada deltoid. Arah jarum 90 derajat.
dalam waktu 12 jam setelah kelahiran. Subkutan (campak): pada otot triseps atau otot
Menentukan status HBsAg ibu sesegera mungkin paha anterolateral. Arah jarum 45 derajat.
dan, jika ibu adalah HBsAg-positif, berikan juga Intrakutan (BCG): pada lengan atas kanan. Arah
HBIG untuk bayi dengan berat 2.000 gram atau jarum 10-15 derajat.
lebih sesegera mungkin, tetapi tidak ada lebih Oral (OPV).
dari usia 7 hari. Catat dan dokumentasikan pemberian vaksin
Kontraindikasi: tidak ada kontraindikasi pada buku imunisasi yang dimiliki pasien. Hal
mutlak, seperti anak sakit berat, riwayat alergi yang perlu dicatat adalah jenis imunisasi, tanggal
terhadap ragi. imunisasi, dan paraf.
KIPI: efek lokal (nyeri di tempat suntikan) Observasi anak minimal selama 15 menit.
dan sistemik (demam ringan, lesu, perasaan tidak Jelaskan kembali mengenai kemungkinan KIPI
enak pada saluran cerna) yang akan hilang dalam dan edukasikan kapan pasien harus kembali
beberapa hari. datang untuk imunisasi selanjutnya.
PENATALAKSANAAN ANAMNESIS
Biasanya kejang demam berlangsung singkat Bronkiolitis merupakan infeksi saluran nafas
dan pada waktu pasien datang kejang sudah bawah (bronkiolus) pada bayi yang biasanya
berhenti. Apabila datang dalam keadaan kejang disebabkan karena RSV (Respiratory Syncytial
obat yang paling cepat untuk menghentikan Virus).
kejang adalah diazepam yang diberikan secara Pasien biasanya adalah anak usia bayi (80%
intravena. terjadi pada anak usia 2-6 bulan, meskipun tetap
- Diazepam rektal 0,5-0,75 mg/kg atau 5 mg (BB dapat mengenai anak hingga usia 4 tahun),
< 10 kg) dan 10 mg (BB > 10 kg). Dapat datang dengan keluhan batuk dan pilek hingga
diulangi 1x lagi jika masih kejang dgn interval 5 sesak, dan biasanya disertai dengan bunyi
menit. mengi/ngik (dapat dibuktikan pada pemeriksaan
- Jika masih kejang: diazepam IV 0,3-0,5 mg/kg fisik).
perlahan-lahan (kecepatan 1-2 mg/menit), maks Tanyakan batuk dan pileknya seperti apa,
dose 20 mg. berdahak atau tidak, warna dahak, ada darah
- Jika masih kejang: fenitoin IV 10-20 pada dahak atau tidak, kental atau encer, atau
mg/kg/kali (kecepatan 1 mg/kg/menit). Bila dahak apakah sulit dikeluarkan dan lain-lain.
kejang berhenti, berikan dosis rumatan 4-8 Tanyakan apakah terdapat riwayat atopi pada
mgs/kg/hari dibagi 2 dosis dimulai 12 jam keluarga, seperti asma, gatal-gatal pada kulit
setelah dosis awal. (untuk mendiagnosis banding dengan asma
- Bila masih kejang: rawat ruang PICU. bronkial).
- SEDIAAN diazepam: supp 5 mg, 10 mg, Tanyakan keluhan-keluhan lain yang mungkin
injeksi 5 mg/2 mL, tab 2 mg, 5 mg. menyertai seperti demam, mual, muntah, diare,
sulit makan dan menyusu/minum, dan lain-lain.
Berikan obat-obat simptomatik sesuai dengan Tanyakan pula apakah anak sebelumnya
keluhan pasien: tersedak atau tidak, bagaimana posisi anak saat
- Demam: paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali ibu memberikan minum/asi (untuk mendiagnosis
pemberian, 3-4x sehari. Sediaan: tablet 500 banding dengan pneumonia aspirasi).
mg, syrup 250 mg/5 mL, 160 mg/5 mL, 120 Riwayat imuninasi, riwayat persalinan
mg/5 mL, tetes/drops 60 mg/0.6 mL atau 100 (caesar/normal), berat badan saat lahir,
mg/1 mL, infusion 10 mg/mL (@100 mL), supp prematur/tidak, riwayat perkembangan anak, asi
125 mg, 250 mg. (JANGAN berikan aspirin eksklusif.
bahaya Reye syndrome). Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
5. Infeksi
Tanda-tanda infeksi seperti demam biasanya
tidak muncul pada anak gizi buruk, padahal
infeksi sering terjadi.
Berikan pada semua anak gizi buruk: antibiotik
spektrum luas dan vaksin campak jika usia 6
1. Hipoglikemia bulan dan belum divaksin atau > 9 bulan namun
GDS < 3 mmol/L atau < 54 mg/dl) > harus sudah pernah divaksin usia < 9 bulan.
diberi makan atau larutan glukosa/gula pasir Pilihan antibiotik:
10% segera. - Jika tidak ada komplikasi atau infeksi nyata:
F75 segera diberikan, atau 50 mL larutan Kotrimoksazol (25 mg SMX + 5 mg
glukosa atau glukosa 10% (1 sendok teh TMP/kgBB) PO/12 jam selama 5 hari.
munjung gula dalam 50 mL air) oral atau per Sediaan: tablet TMP 80 mg SMX 400 mg, TMP
NGT. 160 mg SMX 800 mg, syrup suspensi TMP 40
Anak tidak sadar? > glukosa 10% IV, dosis mg SMX 200 mg, injeksi IV TMP 80 mg SMX
5 mL/kgBB, atau larutan glukosa/gula pasir 50 400 mg.
mL per NGT.
- Jika ada komplikasi (hipoglikemia, hipotermia,
2. Hipotermia atau anak terlihat letargis atau tampak sakit
Suhu aksilar < 35.5 C. berat), atau jelas ada infeksi:
Segera beri F75 (jika perlu rehidrasi terlebih Ampisilin (50 mg/kgBB IM/IV setiap 6 jam
dahulu). Pastikan anak berpakaian (termasuk selama 2 hari), dilanjutkan dengan Amoksisilin
kepalanya), tutup dengan selimut hangat dan oral (15 mg/kgBB setiap 8 jam selama 5 hari)
letakkan lampu/pemanas di dekatnya (tapi tidak ATAU, jika tidak tersedia amoksisilin, beri
mengarah langsung ke anak). Ampisilin per oral (50 mg/kgBB setiap 6 jam
Beri antibiotik. selama 5 hari) sehingga total selama 7 hari,
DITAMBAH: Gentamisin (7.5 mg/kgBB/hari
3. Dehidrasi IM/IV) setiap hari selama 7 hari.
Sulit menentukan status dehidrasi pada anak
dengan gizi buruk hanya dengan klinis saja. Jika 6. Mikronutrien tanpa Fe (fase stabilisasi dan
anak gizi buruk mengalami diare cair dengan transisi), dengan Fe (fase rehabilitasi).
gejala dehidrasi yang tidak jelas, anggap Semua anak gizi buruk > defisiensi vitamin
dehidrasi ringan. dan mineral.
Jangan beri infus untuk rehidrasi kecuali syok! Meski anemia, jangan berikan zat besi pada
Beri ReSoMal peroral atau perNGT: fase awal. Tunggu nafsu makan anak baik dan
BB bertambah (biasanya minggu ke-2 atau fase naik 5x/menit dari baseline. Lakukan:
rehabilitasi). Hal ini disebabkan karena Fe - Pengurangan volume makanan menjadi 100
merupakan salah satu zat makanan bagi mL/kgBB/hari selama 24 jam.
pertubuhan bakteri. Jika diberikan pada tahap - Selanjutnya tingkatkan perlahan: 115
awal, di mana diketahui tentunya masih terdapat mL/kgBB/hari selama 24 jam berikutnya >
infeksi pada anak, didukung dengan berat badan 130 mL/kgBB/hari untuk 48 jam berikutnya >
yang rendah dan sistem imun yang buruk, maka selanjutnya naik 10 mL per hari sampai anak tdk
pemberian Fe pada awal malah dapat bisa menghabiskannya.
memperparah infeksi. Nilai kemajuan kenaikan berat badan:
Berikan: - Kurang (< 5 g/kgBB/hari).
- Multivitamin. - Sedang (5-10 g/kgBB/hari).
- Asam folat (5 mg pada hari 1, dan selanjutnya 1 - Baik (> 10 g/kgBB/hari).
mg/hari).
- Seng (2 mg Zn elemental/kgBB/hari). 9. Stimulasi sensoris.
- Tembaga (0.3 mg Cu/kgBB/hari). Berikan:
- Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari setelah berat badan - Ungkapan kasih sayang.
naik (mulai fase rehabilitasi). - lingkungan yang ceria.
- Vitamin A: diberikan pada hari ke 1 dengan - Terapi bermain terstruktur selama 1530 menit
dosis: < 6 bulan 50.000 IU (1/2 kapsul biru), 6- per hari.
12 bulan 100.000 IU (1 kapsul biru), 1-5 tahun - Aktivitas fisik segera setelah anak cukup sehat.
200.000 (1 kapsul merah). - Keterlibatan ibu sesering mungkin.
R/ Gentamisin 0.3% oint/ung tb No. I - Kloramfenikol salep mata 1% (@5 g), tetes
S u.c mata 0.5% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2
R/ Doksisiklin tab 100 mg No. XX minggu.
S 2 dd tab 1. - Gentamisin salep mata 0.3 % (@5 g), tetes
mata 0.3% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2
minggu.
2. KONJUNGTIVITIS - KERATO R/ Gentamisin 0.3% oint/ung tb No. I
KONJUNGTIVITIS
ANAMNESIS S u.c
Pasien biasanya datang dengan keluhan mata K. Alergi: hindari pencetus, berikan sodium
merah, berair, silau saat melihat cahaya, iritasi, kromoglikat atau steroid seperti deksametason.
gatal. Tanyakan sudah berapa lama. R/ Sodium kromoglikat ED 2% 10 ml fl No I
Konjungtivitis bakteri: onset akut, gatal, berair, s3 dd gtt I ODS atau
sekret hijau kekuningan/purulen, mata sulit R/ dexametasone ED 0,1% 10 ml fl No.I
membuka saat pagi hari karena lengket, terdapat S3 dd gtt I ODS
riwayat pajanan tertentu.
Konjungtivitis viral: onset subakut, gatal, Edukasi: cara pakai obat tetes mata (mata
sekret jernih, fotofobia, terdapat riwayat pajanan melihat ke atas, tarik palpebra inferior ke bawah,
tertentu. lalu tetes di dekat saccus conjungtiva
Konjungtivitis alergi: akut/subakut, tidak inferior), jangan dikucek, jaga kebersihan mata.
nyeri, tidak ada riwayat pajanan tertentu, sekret
cair, biasanya terdapat riwayat alergi lainnya 3. HORDEOLUM INTERNA/EKSTERNA
(rhinitis alergi, asma, dermatitis atopik, dst) dan ANAMNESIS
riwayat alergi di keluarga. Bentuk ekstrim adalah Hordeolum biasanya disebabkan karena infeksi
konjungtivitis vernal (terdapat cobblestone stafilokokus, dibagi menjadi interna (Moll dan
appearance pada PF). Zeiss), dan eksterna (Meibom)
Keratokonjungtivitis artinya terdapat keratitis Pasien biasanya datang dengan keluhan
juga bersamaan dengan konjungtivitis. Biasanya benjolan di kelopak mata, tanyakan sudah berapa
terdapat riwayat pajanan seperti terkena serbuk lama dan mata sebelah mana.
padi, dan dibuktikan lebih lanjut pada PF. Biasanya benjolan nyeri (jika tidak nyeri
Tanyakan kemungkinan DD: kemungkinan kalazion), disertai adanya kotoran
- Adakah benjolan pada kelopak mata nyeri mata yang semakin banyak pada pagi hari, sekret
(hordeolum). mata kekuningan, mata berair dan gatal, dan
- Adakah benjolan pada kelopak mata yang tidak terasa ada seperti sesuatu yang mengganjal pada
nyeri (kalazion). mata.
Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. Tanyakan apakah sudah pernah berulang atau
tidak, sudah diobati atau belum
PEMERIKSAAN FISIK Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
KU kesadaran TTV.
PEMERIKSAAN FISIK gerakan bola mata.
KU kesadaran TTV.
Pemeriksaan visus, segmen anterior posterior, PEMERIKSAAN PENUNJANG
gerakan bola mata. Darah rutin.
Slit lamp.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Tes sonde.
Darah rutin.
Slit lamp. DIAGNOSIS BANDING
Pseudopterigium.
DIAGNOSIS BANDING Pinguecula.
Kalazion.
Hordeolum interna/eksterna. PENATALAKSANAAN
Blefaritis. Tatalaksana utama adalah rujuk untuk
dilakukannya pembedahan. Sisanya diberikan
PENATALAKSANAAN pengobatan simptomatik saja.
Kompres hangat 15-30 menit 3x sehari
5. DAKRIOADENITIS
Antibiotik topikal: ANAMNESIS
Kelenjar lakrimal berada di supratemporal
- Kloramfenikol salep mata 1% (@5 g), tetes orbita, terdapat dua lobus, lobus palpebral dan
mata 0.5% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2 lobus orbital. Sekresi cairan penting untuk
minggu. lapisan aqueous air mata. Dakrioadenitis
- Gentamisin salep mata 0.3 % (@5 g), tetes merupakan infeksi dan pembesaran pada kelenjar
mata 0.3% (@10 mL), 3-4x sehari selama 1-2 lakrimal, dapat terjadi akut ataupun kronik
minggu. (sebutkan pada diagnosis).
R/ Gentamisin 0.3% oint/ung tb No. I BIasanya pasien datang dengan keluhan nyeri
hebat, unilateral, kemerahan, dan terasa seperti
S u.c berbenjol pada daerah supratemporal orbita.
Jika dalam 2 hari tidak membaik, dapat Biasanya cepat onsetnya (akut).
dilakukan insisi horizontal (eksterna), insisi Pada dakrioadenitis kronik, dapat terjadi
vertikal (interna). bilateral, pembengkakan tidak nyeri kelenjar
lakrimal lebih dari 1 bulan. Bentuk kronik lebih
Edukasi: jangan kucek2 mata, jaga kebersihan banyak dibanding bentuk akut.
mata, jangan dipegang/ditekan. Keluhan lain pada bentuk akut seperti: mata
merah, sekret mata kuning kehijauan, kemerahan
4. PTERIGIUM dan bengkak pada kelopak mata, pergerakan
ANAMNESIS mata yang terbatas, mata sulit
Pterigium adalah peninggian superfisial yang terbuka, pembengkakan 1/3 lateral dari kelopak
berasal dari konjungtiva perilimbus dan mata superior sehingga palpebra berbentuk
memanjang hingga permukaan kornea. seperti huruf S. Dapat terjadi demam,
Biasanya pasien datang dengan keluhan lemas/malaise, hingga batuk pilek.
pandangan tertutup (ataupun dapat belum Pada bentuk kronik: tidak nyeri, gangguan
tertutup) dan adanya daging tumbuh pada mata, pergerakan mata minimal, ptosis minimal,
kemerahan, mata berair. Biasanya sudah muncul keluhan tidak seberat bentuk akut.
lama dan semakin lama semakin meluas. Tanyakan DD seperti:
Penting untuk menanyakan riwayat pekerjaan, - Adakah benjolan pada kelopak mata nyeri
apakah sudah pernah dioperasi sebelumnya dan (hordeolum).
muncul kembali, satu mata saja atau pada kedua - Adakah benjolan pada kelopak mata tidak nyeri
mata. (kalazion).
Tanyakan yang berkaitan dengan DD: - Adakah pembengkakan pada dekat hidung, jika
- Pseudopterigium: riwayat trauma mata ditekan keluar nanah (dakriosistitis).
sebelumny (trauma kimia, panas). Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
- Pinguecula: benjolan kecil pada daerah mata
(konjungtiva perilimbus) yang tidak meluas, PEMERIKSAAN FISIK
berwarna kekuningan, biasanya pada individu KU kesadaran TTV.
dengan pajanan sinar matahari sering. Pemeriksaan visus, segmen anterior dan
Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. posterior, gerakan bola mata.
OE akut diffusa: OE akut sirkumskripta, otitis OME sering terjadi pada anak-anak. Tanyakan
media akut, otitis eksterna maligna. ke orang tua apakah anak tampak
pendengarannya terganggu, seperti jika
PENATALAKSANAAN menonton TV selalu dengan suara yang keras
Kebanyakan kasus OE disebabkan karena padahal anak sudah duduk dekat dengan TV.
infeksi bakteri superfisial sehingga dapat OME dapat pula disebabkan karena tonsilitis
ditangani dengan obat tetes telinga dan analgesik atau rhinitis berulang, maka perlu ditanyakan
sederhana. apakah pasien sering batuk/sakit tenggorokan
Obat tetes telinga yang biasanya digunakan dan sering pilek sebelumnya. Tanyakan apakah
adalah tetes asam asetat (yang mengubah pH pasien memiliki riwayat alergi, sering terkena
liang telinga), antibiotik tetes telinga. Jika pajanan asap rokok.
Tanyakan pula apakah pasien sebelumnya kronik, halitosis (nafas berbau), dan pembesaran
habis naik pesawat atau mendaki gunung kelenjar getah bening servikal persisten.
(tekanan negatif). Tonsilitis rekuren: pasien biasanya
Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. mengalami episode tonsilitis yang kemudian
Riwayat pengobatan ototoksik, riwayat lain2nya. sembuh dan berulang kembali. Kriterianya
adalah:
Perlu membedakan OME dengan OMA. Berikut - 6-7 kali infeksi dalam 1 tahun, atau
tabel perbedaannya. - 5 kali infeksi per tahun dalam 2 tahun berturut-
turut, atau
PEMERIKSAAN FISIK - 3 kali infeksi per tahun selama 3 tahun berturut-
PF THT lengkap. turut.
Ditemukan tanda PF sesuai dengan OME: pada Tanyakan keluhan lain seperti apakah batuk
otoskopi dapat terlihat adanya gambaran cairan berdahak, warna dahak, demamnya seperti apa,
di belakang membran timpani, mobilitas sulit minum, nafsu makan menurun, dan lain-
membran timpani menurun, tidak ada lain.
retraksi/bulging membran timpani (atau dapat Faringitis dan tonsilitis seringkali dijadikan
retraksi jika disebabkan karena tekanan negatif). satu spektrum penyakit. Beberapa literatur
Jika dikeluhkan sering batuk pilek maka dapat menyatakan faringitis merupakan infeksi pada
ditemukan tanda-tanda sesuai tonsilitis kronik faring atau tonsil. Jika keduanya terkena maka
berulang, hipertrofi adenoid, atau rhinitis. dikatakan tonsilofaringitis.
Pemeriksaan fisik:
PF abdomen > inspeksi, palpasi seperti biasa
(hepar, lien, ginjal), perkusi (seperti biasa, nyeri
ketok CVA, shifting dullnesskarena biasanya
ada asites).
jangan lupa periksa kaki (pitting udem).
konjungtiva, TTV (tensi tinggi, suhu
meningkat).
Pemeriksaan penunjang:
darah lengkap, urinalisis (makro > gross
hematuri; mikro > silinder eritrosit leukosit
dst).
ureum kreatinin (faal ginjal).
dipstick (+2, 200 an).
GFR > turun. normal: 1 cc/kgBB/jam.
swab tenggorokan, ASTO, C3 (turun), C4
PENATALAKSANAAN (normal). kalo IgA nefropati dua2nya turun.
Tatalaksana secara konservatif merupakan
tatalaksana pilihan bagi kebanyakan pasien yang Penatalaksanaan:
mengalami trauma ginjal, bahkan diketahui R/ captopril 25 mg tab no. X
bahwa tingkat kegagalan terapi konservatif S 1 dd tab 1.
adalah 1% karena dapat menyelamatkan fungsi
ginjal dengan sangat baik. R/ furosemide 40 mg no. X.
Indikasi tatalaksana konservatif saja adalah S 1 dd tab 1.
pada pasien trauma ginjal yang tidak mengalami
kehilangan darah (hemodinamik stabil), dan Edukasi:
tidak adanya indikasi pembedahan (trauma bisa sembuh sendiri, tapi harus rajin kontrol,
ureter, trauma ginjal grade IV-V/mengenai diet rendah protein.
vaskular). Bahkan diketahui meskipun terjadi jangan makan banyak garam sampai udem
ekstravasasi urin masih dapat tertangani mereda.
baik dengan tatalaksana konservatif sebesar
90%. 5. BENIGN PROSTATE HYPERTROPHY
(BPH)
DIAGNOSIS BANDING
ANAMNESIS CA prostat.
BPH dibagi menjadi 2 tipe, BPH tipe ISK (prostitis).
obstruktif dan tipe iritatif. Tipe obstruktif
biasanya dia mengeluh pipisnya kurang puas, PEMERIKSAAN PENUNJANG
kalo pipis nunggunya keluar pipisnya lama, Darah rutin.
kekuatannya melemah. Tipe iritatif adalah Urinalisis.
urgensi, frekuensi, dan nokturia. USG prostat.
Biasanya terjadi pada usia tua, perhatikan usia PSA:
pasien. - kalo lebih dari 4 mcg/ml > BPH.
Untuk memastikan/menyingkirkan DD - kalo lebih dari 10 mcg/ml > kemungkinan
tanyakan adakah demam, urinnya apakah CA prostat > harus biopsi.
berwarna merah, apakah sedang batuk pilek, dan
lain sebagainya. PENATALAKSANAAN
Tanyakan riwayat penyakit dahulu, riwayat Kateterisasi.
penyakit keluarga, dan lain sebagainya. Berikan obat BPH:
R/ Tamsulosin 0.4 mg tab no. X
PEMERIKSAAN FISIK S 1 dd tab 1.
PF Rectal Touche. Jangan lupa di rujuk.
Jangan lupa PF nyeri tekan supra pubik untuk
menyingkirkan diagnosis banding ISK.
2. KETOASIDOSIS DIABETIKUM
Kriteria KAD: GDS > 250 mg/dL, pH < 7.3,
HCO3 < 15, AG
> 12, ketonuria moderat (+) atau ketonemia.
Tanda-tanda KAD perbaikan: GDS < 200 4. HIPERTIROID (Graves Disease, Plummer,
mg/dL, pH > 7.3, HCO3 >15, AG < 12. Toxic Multinodular)
ANAMNESIS
PADA OSCE: Pasien dapat datang dengan gejala sebagai
Biasanya diminta untuk menjelaskan alur berikut: berkeringat, penurunan berat badan,
penanganan KAD, serta melakukan tindakan palpitasi, tidak tahan terhadap panas, iritabel
seperti infus, suntik subkutan, sesuai dengan (gelisah, dst), merasa kelelahan, kulit hangat,
algoritma yang ada. takikardi, tremor.
Hipertiroid bisa disebabkan karena berbagai
3. HYPEROSMOLAR HYPERGLYCAEMIC macam hal: Graves disease, toxic mutinodular
STATE (HHS/HONK) goiter & adenoma tiroid, dan lain-lainnya. paling
sering adalah Graves disease.
Graves disease (GD): penyakit autoimun pada
kelenjar tiroid, biasanya kelenjar tiroid
membesar difus, sering bersifat asimetris
pembesarannya, dan sering terdapat bruit badan berlebih dan ingin mengkonsultasikan
(dipastikan saat PF) dan ANA + (diperiksa saat berat badannya serta status kesehatannya.
PP). Tanyakan riwayat keluarga dengan keluhan Berbagai komorbiditas yang perlu
yang sama, karena Graves disease memiliki sifat diperhatikan:
genetik familial. - Respirasi: obstructive sleep apnea, risiko
Plummer disease/toxic multi nodular goiter: infeksi lebih tinggi, peningkatan insiden asma
jika pada palpasi teraba nodul dan terdapat gejala bronkial. Tanyakan apakah tidur mendengkur,
hipertiroid, selanjutnya perhatikan berapa jumlah sering batuk pilek, dan riwayat mengi.
nodulnya. Jika hanya 1 buah > plummer - Psikologis: stigma sosial dan depresi.
disease; jika banyak atau lebih dari 1 > toxic - Kardiovaskular: PJK, hipertensi, HHD, dan
multinodular goiter. lain-lain. Tanyakan apakah terdapat darah tinggi
Tanyakan DD mengarah ke keganasan, seperti sebelumnya, bagaimana pola diet seperti tinggi
apakah benjolan semakin membesar, suara serak, garam, ada riwayat nyeri dada sebelumnya atau
sulit menelan, usia tua, dan jenis kelamin laki- tidak.
laki, namun biasanya pada keganasan jarang - CNS: stroke, tanyakan apakah terdapat
menyebabkan hipertiroid namun lebih pada kelemahan salah satu sisi tubuh.
benjolan non fungsional. - Ortopedi: OA, tanyakan adakah nyeri sendi2
Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa. besar saat berjalan atau membatasi pergerakan.
- Metabolik: DM tipe 2, PCOS (wanita),
PEMERIKSAAN FISIK kolelitiasis, tanyakan keluhan terkait.
KU kesadaran TTV - Dermatologik: tanyakan riwayat penyakit kulit
PF tiroid. ada atau tidak, seperti tinea, kandida.
Sisanya tanyakan seperti biasa, seperti riwayat
PEMERIKSAAN PENUNJANG merokok, alkohol, pola diet, pola aktivitas,
Darah rutin. riwayat penyakit sebelumnya, riwayat obesitas
T3 T4 FT3 FT4 meningkat, thyroid resin dan penyakit lainnya di keluarga, dan lain-lain.
uptake meningkat.
Serum TSH biasanya menurun. PEMERIKSAAN FISIK
jika FT4 T3 normal dan TSH turun > KU Kesadaran TTV.
hipertiroidism subklinis Head to toe secara singkat.
ANA, anti ds-DNA > dapat (+) meski tidak Antropometri, tentukan BMI dan derajat
ada bukti pasien menderita SLE. overweight.
USG tiroid, doppler USG.
Radioactive Iodine uptake test. Grading Overweight:
FNA biopsy (fine needle aspiration) > untuk - Grade 1: BMI 25-29.9 kg/m2.
toxic solitary thyroid nodule (Plummer disease). - Grade 2: BMI 30-39.9 kg/m2.
- Grade 3: BMI 40 kg/m2.
DIAGNOSIS BANDING
Hipotiroid. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Graves disease/plummer disease/toxic multi Darah rutin.
nodular goiter. GDS, GDP, 2 jam TTGO, HbA1c.
Profil lipid: trigliserida, kolesterol total, HDL,
PENATALAKSANAAN LDL.
Propanolol 20 mg 2 kali sehari atau propanolol Fungsi tiroid: TSH, T3, FT4.
ER (extended release) 60 mg 2x sehari. Fungsi hepar: SGOT SGPT
Metimazole 30-60 mg PO 1x sehari. jika masih EKG.
ringan dapat diberikan 10-20 mg PO 1x USG abdomen.
sehari; ATAU Propilthiouracil tab 50 mg 3x
sehari 2 tablet. PENATALAKSANAAN
Edukasi merupakan tatalaksana utama pada
R/ PTU tab 50 mg No. XXX pasien dengan obesitas (+ dislipidemia).
S 3 dd tab 2. - Anjurkan pasien untuk monitoring mandiri
R/ Propanolol 20 mg tab No. XX terhadap intake kalori dan aktivitas fisik.
S 2 dd tab 1. - Buat goal setting mengenai target berat badan
dan lain-lain.
5. OBESITAS - Lakukan kontrol terhadap stimulus.
ANAMNESIS - Non-food rewards untuk setiap goal yang
Obesitas merupakan masalah yang sangat berhasil dicapai.
penting karena berhubungan erat sekali dengan - Pencegahan relaps.
banyak komorbiditas. - Anjurkan olahraga rutin minimal 1 jam sehari,
Pasien mungkin datang dengan keluhan berat perhatikan pola makan dan makanan yang
dimakan, usahakan jangan makan makanan di - Obat anti DM: metformin. Tidak harus sudah
luar, kurangi junk food, makan makanan sehat, mengalami DM, tapi metformin diberikan
pola dan porsi makan yang baik. guna mencegah terjadinya DM dan memperbaiki
- Edukasikan pasien dengan baik bahwa target resistensi insulin.
penurunan berat badan tidak harus cepat namun R/ Metformin tab 500 mg No. XXX
bertahap dan konsisten. S 1 dd tab 1.
DAFTAR ISI untuk bedain akut dan kronik lihat IgM anti HBc
1. Hepatitis A (+ hanya di akut) dan IgG anti HBc (+ di
2. Hepatitis B akut dan kronik kronik), dan SGOT SGPTnya. kalo akut
3. Kolelitiasis peningkatannya sangat signifikan, kalo kronik
4. Koledokolitiasis dia peningkatannya sedikit.
5. Kolesistitis akut kalo kronik HbSAg menetap >6 bulan.
6. Kolesistitis kronik
7. Kolangitis Anamnesis:
gejalanya sama kaya hepatitis A. bahkan ada
1. HEPATITIS A yang ga ada gejala prodromal.
ANAMNESIS tanyakan riwayat kontak dengan produk darah,
Mata kuning, demam, ada gejala prodromal entah transfusi ataupun suntik.
(flu like symptoms > sakit kepala, pusing mual
muntah sakit otot lemes). saat kuningnya muncul Pemeriksaan penunjang:
demamnya (gejala prodromal) sudah mulai darah rutin.
hilang. feses dan urin berwarna gelap, tanya IgM anti HAV, HbSAg, IgM anti Hbc, IgG anti
riwayat makan di tempat yang tidak bersih Hbc.
(ikubasi 2 minggu). kalo carrier asimtomatik: semua positif kecuali
anti HbsAg belum terbentuk.
PEMERIKSAAN FISIK anti HCV buat singkirin HepC. kalo ternyata
Pemeriksaan abdomen biasa > hepatospleno positif > minta HCV RNA. kalo + dan SGPT
megali ringan, nyeri tekan hepar. periksa murphy naik 2x, langsung dikasi terapi ribavirin kaps 200
sign kalo curiga. mg 5x sehari + peg intron sama kaya di
penatalaksanaan cuma beda di durasinya (kalo
PEMERIKSAAN PENUNJANG genotipnya 1 4 > 12 bulan, kalo 2 3 >
Cek darah rutin. 6 bulan). kontrol terus SGOT SGPTnya.
SGOT SGPT, gamma GT (GGT > untuk anti Hbs > penanda sembuh.
liat gangguan kandung empedu)
IgM anti HAV, HbSAg, fraksi bilirubin direct pembagian hepatitis B:
indirect. HB akut > HbS Ag +, HbeAg (+/-), IgM anti
Hbc (+), IgG anti HBc (-), anti Hbs (-), HBV
DIAGNOSIS BANDING DNA (untuk tahu berapa copy virus yang ada di
Hepatitis B akut/kronik. badan, untuk tau kapan harus diterapi atau
Kolesistitis. ngga) rendah dan tidak terdeteksi.
HB karier asimtomatik (heatlhy carrier) >
PENATALAKSANAAN HbsAg + lebih dari 6 bulan, IgM & IgG anti
Domperidon 10 mg 3x sehari. Hbc +, HbeAg (+ < 10 pangkat 4), SGOT SGPT
Ibuprofen 400 mg 2x sehari. naik ringan (tidak sampai 2x), bisa normal.
Ursodeoksikolat (kalo mau). HB kronik aktif = karier simtomatik. HbeAg +
> 10 pangkat 4, HBV DNA > 10 pangkat 5.
2. HEPATITIS B AKUT KRONIK
Penatalaksaan:
B akut > suportif kaya hepatitis A, gizi scapula dan berlangsung sampai 60 menit tanpa
seimbang, kalo bener2 berat dikasih lamivudin reda. dapat ditemukan distensi abdomen. nyeri
100 mg tab 1x sehari. makin hebat jika menarik nafas dalam dan
B kronik > lamivudin 100 mg 1x sehari dan anorexia, mual muntah.
peginterferon alfa-2a 180 mcg 0.5 ml No. 1 1x
seminggu (S q w k) > selama 24 minggu. Pemeriksaan fisik: ikterus ringan, demam
ringan lama-lama meninggi,teraba masa di
3. KOLELITHIASIS kandung empedu, murphy sign positif.
Anamnesis:
mual muntah disertai gejala sakit yang Pemeriksaan penunjang: leukosit meningkat,
menjalar ke scapula. onset biasanya pagi atau bilirubin meningkat(<4mg/dl),serum
malam setelah makan berat yang berlemak. transambinase dan fosfatase alkali
gejala menajam dalam 30 menit dan menetap meningkat, usg ditemukan sludge/double layer.
pada 3-5 jam. gejala dapat juga menyerupai
dispepsia, dan anginapectoris DD: kolangitis, kolesistitis kronik,
koledokolitiasis.
DD: angina pectoris & dyspepsia organik
Penatalaksanaan: tirah baring, cairan IV,diet
Pemeriksaan fisik: KU, kesadaran, sklera ringan tanpa lemak dan peri petidin 25-100 IM
ikterik/anemis, abdomen + khusus murphy sign atau 25-50 IV + ab cefipime 1g IV lalu rujuk
untuk pengangkatan kandung empedu.
Pemeriksaan penunjang: - Tramadol 50 mg IV 1x/hari
darah rutin. - Ceftriaxone 1 g IV 1x/hari
SGOT SGPT, GGT.
USG ditemukan hyperechoic dengan shadow 6. KOLESISTITIS KRONIK
posterior. Anamnesis:
rasa mual sehabis makan lemak tinggi dan
Penatalaksanaan: tramadol 50 mg suc (bila hilang dengan sendawa. biasanya murphy sign +
sakit) dan rujuk bedah. juga dan cepat penuh (seperti dispepsia),
ada riwayat kolesistitis akut berulang.
4. KOLEDOKOLITHIASIS
Anamnesis: Pemeriksaan penunjang: usg ada batu empedu.
ikterus obstruktif yang nyata(badan kuning,
feses seperti dempul,BAK kuning pekat) disertai DD: dyspepsia, kolelithiasis.
gejala kolelithiasis
Penatalaksanaan: rujuk
Pemeriksaan fisik: sama seperti kolelithiasis.
7. KOLANGITIS
DD: kolelithiasis,kolangitis Anamnesis:
trias charcot (mengigil, ikterus, murphy sign
PP: GGT meningkat,bilirubin serum meningkat, +), ada kolik bilier (sakit menjalar ke scapula
AFP meningkat dan enzim pankreas amilase dan belakang),jika ada hipotensi, oliguria dan
lipase meningkat, usg. penurunan kesadaran > kolangitis akut
supuratifa/pentad raynaud.
Penatalaksanaan: rujuk untuk ERCP (endoscopy
retrograde cholangio pancreatography). PP: leukositosis, hiperbilirubinemia2-
4mg/dl,GGT, sgot,sgpt meningkat.usg
5. KOLESISTITIS AKUT
Anamnesis: Penatalaksanaan: cefipim iv 1g+ metronidazole
nyeri kanan atas dengan nyeri tekan, suhu 500mg iv lalu rujuk.
meningkat dan mengigil. sakit menjalar ke
DIAGNOSIS BANDING
DD/ bercak putih: vitiligo, pitiriasis versikolor,
pitiriasis alba.
DD/ bercak merah: psoriasis, tinia circinata,
dermatitis seboroik. EDUKASI
DD/ nodul: neurofibromatosis, sarkoma Hindari kontak dengan orang lain dulu,
kaposi, verruca vulgaris. pelihara
kebersihan kulit, buka ventilasi rumah, tangan
PENATALAKSANAAN: dan kaki
MH tipe PB: pengobatan selama 6-9 bulan. direndam, disikat dan diminyak supaya tidak
Diberikan MDT (multi-drug theraphy) yang kering dan pecah.
berisi 2 tablet rifampisin 300 mg dan 28 tablet Edukasikan mengenai efek samping yang
dapson 100 mg. dapat terjadi
- Hari 1: Rifampisin kaps 300 mg 2 tablet dan oleh karena pemberian masing-masing obat serta
Dapson tab 100 mg 1 tablet. bagaimana penganangan yang dapat dilakukan.
- Hari 2-28: Dapson tab 100 mg 1 tablet 1x
sehari.
9. SKABIES
RESEP ANAMNESIS
R/ MDT tipe PB blister No. I Terdapat 4 tanda kardinal skabies:
S uc (pemakaian diketahui) (1) pruritus nokturna, (2) menyerang manusia
ATAU secara berkelompok, (3) terdapat
R/ Rifampisin 300 mg Tab No. II terowongan/kunikulus dan papul/vesikel pada
S 1 dd Tab II ujung terowongan (jika belum terjadi efloresensi
R/ Dapson 100 mg Tab No. XXVIII sekunder), dan (4) ditemukannya tungau.
S 1 dd Tab I Diagnosis ditegakkan ditemukan minimal 2 dari
4 kriteria tersebut.
MH tipe MB: pengobatan selama 12-18 bulan. Biasanya pasien datang dengan keluhan gatal
Diberikan MDT (multi-drug theraphy) yang di sela2 jari (finger webs), terutama pada malam
berisi 2 tablet rifampisin 300 mg, 3 tablet hari. Jangan lupa skabies juga dapat bersifat
klofazimin 100 mg, 28 tablet dapson 100 mg, generalisata, tidak terbatas hanya pada lesi di
dan 28 tablet klofazimin 50 mg. sela-sela jari tangan, namun biasanya bagian
- Hari 1: Rifampisin kaps 300 mg 2 tablet, leher dan kepala tidak terkena.
Klofazimin kaps 100 mg 3 tablet, dan Dapson Tanyakan adakah di keluarga atau orang
tab 100 mg 1 tablet. sekitar yang juga mengalami hal serupa karena
skabies menyerang sekelompok orang.
- Hari 2-28: Dapson tab 100 mg 1 tablet 1x
sehari dan Klofazimin kaps 50 mg 1 tablet. PEMERIKSAAN FISIK
Lakukan PF kulit seperti biasa.
RESEP Gambaran terowongan/kunikulis, dan pada
R/ MDT tipe MB blister No. I ujung terowongan ada papul/vesikel. terlihat
S uc (pemakaian diketahui) erosi, eksoriasi, krusta akibat garukan.
ATAU
R/ Rifampisin 300 mg Tab No. II PEMERIKSAAN PENUNJANG
S 1 dd Tab II Pemeriksaan mikroskopis kerokan lesi kulit
R/ Klofazimin 100 mg Tab No. III (harus dilakukan pada daerah yang belum
S 1 dd Tab III mengalami ekskoriasi/efloresensi sekunder
R/ Dapson 100 mg Tab No. XXVIII karena garukan).
S 1 dd Tab I TTT (tes tinta terowongan).
R/ Klofazimin 50 mg Tab No. XXVII
S 1 dd Tab I DD
Prurigo nodularis
Pedikulosis korporis
Dermatitis kontak iritan/alergik
PENATALAKSANAAN
Berikan agen skabisidal seperti permetrin,
lindane, atau ivermektin. Jika terdapat infeksi
sekunder perlu diberikan antibiotik. Pilihan
utama: permetrin cream 5%, yang diberikan 1x blastospora, hifa semu.
dan kemudian diulang 7 hari kemudian - Kultur atau biakan pada agar dekstrosa
(pemberian 1x saja juga tidak memiliki Saboroud.
efektivitas berbeda). Permetrin diberikan Vulvovaginal candidiasis:
sebelum tidur pada seluruh bagian tubuh dan - Urinalisis = biasanya terdapat eritrosit, leukosit,
dibiarkan selama 8-12 jam, kemudian dan sel ragi.
dibersihkan. - Wet mount smears dari mukosa vagina
ditemukan hifa, pseudohifa, dan budding sel ragi.
R/ Permetrin cream 5% 10 gr tb no. I - Pewarnaan dengan KOH 10% dari mukosa
vagina.
S u.e q.h.s (cuci setelah bangun tidur). - Kultur atau biakan pada agar dekstrosa
Saboroud.
Gatal2 dapat tetap persisten beberapa minggu-
bulan, meskipun tatalaksana sudah adekuat dan DIAGNOSIS BANDING
berhasil, sehingga perlu diberikan antihistamin Kandidiasis kutan/mukokutan: dermatitis
oral. kontak/alergi, tinea (disesuaikan dengan lokasi).
R/ Loratadin 10 mg tab No. X VVC: bacterial vaginosis, trikomoniasis,
S 1 dd tab I cystitis bakterial.
PEMERIKSAAN FISIK
PF muskuloskeletal (LOOK, FEEL, MOVE).
Biasanya hanya mengenai satu sendi (tapi
dapat pula multipel), didapatkan pada sendi
tanda-tanda inflamasi seperti eritema, bengkak,
hangat pada perabaan, dan nyeri.
Kadang dapat dijumpai demam.
Periksa pula pada bagian telinga, jari-jari
tangan, olecranon, apakah terdapat deposit
tophus atau tidak.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin. Fingsi ginjal > melihat GFR untuk menilai
CRP dan LED > biasanya meningkat. apakah pasien dapat diberikan kolkisin atau tidak
Kadar asam urat serum. Kadar asam urat tidak (GFR > 50).
selalu berhubungan dengan serangan gout,
meskipun 95% terjadi hiperurisemia. DIAGNOSIS BANDING
Aspirasi dan analisa cairan sendi Pseudogout.
(arthrocentesis) > hitung sel dan diferensial, Rheumatic arthritis.
pewarnaan Gram, kultur, analisa mikroskopik. Arthritis septik.
- Pada gout: ditemukan kristal
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana gout ditangani dengan 3 tahap: (1) terkena, apakah bilateral, apa terdapat riwayat
menangani serangan akut; (2) profilaksis suka makan jeroan, dan lain-lain.
serangan; dan (3) menurunkan kadar asam urat Sisanya dapat ditanyakan seperti biasa.
agar mencegah deposit asam urat pada jaringan.
Tujuan tatalaksana: PEMERIKSAAN FISIK
- Menurunkan kadar asam urat < 6 mg/dL (5 PF muskuloskeletal (LOOK, FEEL,
mg/dL jika gout berat atau dengan serangan yang MOVE) pada sendi yang dikeluhkan. Biasanya
cukup sering/tophus yang banyak). didapati adanya krepitasi. Pada OA jari tangan
- Menurunkan jumlah tophus. dapat ditemukan Heberden dan Bouchard nodes.
- Mengurangi nyeri.
- Tidak ada serangan gout lagi. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin.
Terapi serangan akut: pilihan berupa NSAID, Foto rntgen sesuai lokasi
kolkisin, kortikosteroid, dan ACTH. Pilihan (genu/coxae/manus).
disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien Arthrocentesis. Untuk menyingkirkan
secara umum. Kolkisin yang merupakan diagnosis banding infeksi.
tatalaksana klasik saat ini sudah tidak
terlalu diindikasikan. DIAGNOSIS BANDING
- NSAID: merupakan DOC untuk gout akut pada Rheumatoid arthritis.
pasien tanpa gangguan kesehatan, yaitu Gout.
Indometasin ataupun naproksen, ataupun jenis Septic arthritis, reactive arthritis.
lain dapat diberikan. Jangan gunakan aspirin
(memperparah/mencetuskan serangan). PENATALAKSANAAN
R/ Naproksen tab 500 mg no. XX Tatalaksana non farmakologis: merupakan
S 1 dd tab I (selanjutnya 3 dd tab 1/2). tatalaksana utama pada OA, yaitu edukasi,
menurunkan berat badan, berolahraga,
- Kolkisin: kolkisin sudah jarang diberikan fisioterapi, dan kurangi aktivitas yang
dibandingkan NSAID karena rentang dosis terapi membebankan sendi.
yang sempit dan risiko toksisitas tinggi (namun
dapat pula dikombinasikan dengan NSAID). Terapi farmakologis: dapat diberikan berbagai
Kolkisin efektif diberikan dalam 36 jam pertama macam pilihan seperti asetaminofen, NSAID oral
onset serangan. Kolkisin tidak hanya efektif pada ataupun topikal, tramadol, dan infeksi
gout, namun juga pada pseudogout, artropati kortikosteroid intra artikular. Dapat pilih salah
sarcoidosis, artritis psoriasis. Dosis pertama satu atau kombinasi tergantung dengan derajat
diberikan 2 tablet, lalu 1 jam berikutnya keparahan gejala.
berikan 1 tablet. - Parasetamol 500 mg 3x sehari atau meloxicam
R/ Kolkisin tab 0.5 mg No. III tab 15 mg 1x sehari.
S 1 dd tab 2. R/ Paracetamol 500 mg tab No. XX
S 3 dd tab 1.
Untuk pencegahan: Allupurinol 100 mg 1x R/ Meloxicam 15 mg tab No. XX
sehari. Minggu selanjutnya dosis ditambahkan S 1 dd tab 1.
jadi 200 mg, minggu selanjutnya 300 mg.
Biasanya terjadi penurunan asam urat pada dosis - Jika diberikan NSAID dapat ditambahkan
300 mg. antasida 30 mg 3x sehari.
R/ Antasida doen tab 30 mg No. XX
3. OSTEOARTRITIS S 3 dd tab 1 ac.
ANAMNESIS
OA merupakan penyakit sendi yang umum 4. FRAKTUR (PENDEKATAN FRAKTUR
terjadi yang disebabkan karena proses SECARA UMUM)
degeneratif pada membran hialin kartilago sendi. ANAMNESIS
Biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri Untuk segala jenis fraktur perlu dilakukan
sendi yang terlokalisir, dapat pada sendi panggul, anamnesis yang singkat dan jelas mengenai
lutut, ataupun jari-jari tangan. Nyeri bila mekanisme terjadinya fraktur.
digerakkan, semakin memburuk pada sore hari Biasanya pasien datang dengan keluhan
ke malam hari (end of the day), dan terdapat tertentu sesuai dengan lokasi terjadinya fraktur,
kaku pada pagi hari kurang dari 30 menit (tidak misalnya saja kakinya luka atau bengkak setelah
sampai 1 jam). kecelakaan atau terjatuh.
Tanyakan faktor predisposisi seperti berat Tanyakan:
badannya, apa saja aktivitas sehari2nya. - Sejak kapan terjadinya trauma.
Tanyakan sesuai dengan diagnosis banding - Mekanisme terjadinya trauma (misal
yang diperkirakan seperti sendi mana saja yang bagaimana kecelakaannya, mobil dengan motor
atau motor dengan motor). R/ Tramadol HCl caps 50 mg No. X
- Apakah kepala sempat terbentur atau tidak. S 1 dd caps 1.
- Apakah pasien sempat kehilangan
kesadaran/pingsan. Rujuk segera ke spesialis bedah ortopedi untuk
- Siapa yang menolong saat terjadinya dilakukan tatalaksana lebih lanjut.
kecelakaan.
- Lingkungan sekitar saat terjadinya kecelakaan 5. VULNUS
atau trauma. - Vulnus laceratum: luka robek.
- Adakah jejas/luka di tempat lain. - Vulnus punctum: luka tusuk.
- Sudah dilakukan pertolongan apa saja sebelum - Vulnus schissum: luka sayat.
datang ke dokter.
- Keluhan yang dirasakan sekarang. ANAMNESIS
Lakukan anamnesis singkat terhadap pasien
PEMERIKSAAN FISIK mengenai mekanisme terjadinya luka/trauma
Primary survey (ABCDE): (mirip dengan fraktur, namun
1. Airway and C-spine control: inspeksi adanya pertanyaan disesuaikan dengan kondisi luka
jejas pada maksilofasial, dengarkan adanya suara ataupun mekanisme terjadinya luka).
obstruksi jalan nafas seperti snoring (lidah jatuh
ke belakangpasang guedel), gargling (cairan), PEMERIKSAAN FISIK
atau stridor (sumbatan jalan nafas benda padat). Primary survey (ABCDE):
2. Breathing and ventilation: lihat pernafasan,
gerakan dada simetris atau tidak, jejas di dada, 1. Airway and C-spine control: inspeksi adanya
auskultasi suara paru, fokal fremitus, perkusi jejas pada maksilofasial, dengarkan adanya suara
paru. obstruksi jalan nafas seperti snoring (lidah jatuh
3. Circulation with hemorrhage control: ke belakangpasang guedel), gargling (cairan),
TTV, hentikan perdarahan dan ganti volume atau stridor (sumbatan jalan nafas benda padat).
cairan yang hilang. 2. Breathing and ventilation: lihat pernafasan,
4. Disability: GCS, pemeriksaan neurologis. gerakan dada simetris atau tidak, jejas di dada,
5. Exposure/environmental control: buka auskultasi suara paru, fokal fremitus, perkusi
pakaian pasien untuk melihat adanya jejas pada paru.
tempat lain, lalu berikan selimut untuk mencegah 3. Circulation with hemorrhage control:
hipotermi. TTV, hentikan perdarahan dan ganti volume
cairan yang hilang.
biasanya pada kasus fraktur OSCE hanya 4. Disability: GCS, pemeriksaan neurologis.
perlu disebutkan saja karena pasien biasanya 5. Exposure/environmental control: buka
dalam kondisi yang baik pakaian pasien untuk melihat adanya jejas pada
tempat lain, lalu berikan selimut untuk mencegah
Selanjutnya baru dilakukan pemeriksaan status hipotermi.
lokalis:
- Look: inspeksi adanya tanda pasti dan tidak biasanya pada kasus vulnus OSCE hanya perlu
pasti fraktur. disebutkan saja karena pasien biasanya dalam
- Feel: raba fragmen tulang, krepitasi, dan status kondisi yang baik
pulsasi arteri terkait dan bandingkan dengan sisi
kontralateral. PENATALAKSANAAN
- Move: ROM terbatas, nyeri tekan dan nyeri Lakukan hecting.
tarik sumbu.
6. APPENDICITIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG ANAMNESIS
Foto rntgen sesuai dengan lokasi yang Bisa lah gw yakin kita semua bisa amin.
dikeluhakn. Jangan lupa AP dan lateral.
13. TETANUS
ANAMNESIS
Pasien biasanya datang dengan keluhan kaku
pada rahang (jaw stiffness) dan diikuti dengan
kaku pada otot ekstremitas (trismus). Jangan lupa
pasien biasanya terdapat riwayat luka terbuka
sebelumnya.
Ingat gejala tetanus dapat muncul dari rentang
1 hari hingga 1 bulan setelah terjadinya luka.
Biasanya gejala awal berupa demam, lemas,
PEMERIKSAAN FISIK kemudian baru muncul gejala klasik tetanus
PF neurologis rutin. seperti trismus, risus sardonikus (otot wajah
Tinel sign (dilakukan pada maleolus medialis): hipertonus seperti menyengir), opistotonus
biasanya didapatkan nyeri dan parestesi sesuai (tubuh melekuk dengan dengan leher
dengan persarafannya. hiperekstensi), dan spasme otot. Hal ini semua
Pemeriksaan sensorik dan motorik. perlu ditanyakan.
Nyeri biasanya dapat dicetuskan pada posisi Tanyakan keluhan2 lain yang dapat
kaki eversi dan dorsofleksi. muncul seperti sulit menelan (disfagia), kesulitan
bernafas.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Tetanus memiliki manifestasi luas:
Darah rutin. Biasanya tidak ada hasil spesifik. - Tetanus lokal: biasanya terjadi pada kasus
EMG/elektromiografi dan NCS/nerve ringan. Area lokasi yang terkena tetanus sempit
conduction studies. EMG dapat menunjukkan dan terbatas, begitu pula dengan spasme otot
adanya pemanjangan latensi n. tibialis posterior yang terjadi > rigiditas otot di sekitar luka,
menuju otot yang dipersarafinya yaitu m. kelemahan otot karena lesi LMN, dapat sembuh
abductor hallucis atau m. abductor digiti quinti. dengan sendirinya (self-limited), dan sering
Pemeriksaan GDS, GDP > jika dicurigai progresif menjadi tetanus geleralisata.
neuropati diabetikum. Neuropati diabetikum - Tetanus generalisata: otot yang pertama kali
biasanya memberikan gejala yang simetris. mengalami spasme adalah otot wajah dan
Rntgen ankle. rahang. Hal ini diasumsikan terjadi karena jarak
ini yang paling pendek yang perlu ditempuh oleh
DIAGNOSIS BANDING toksin tetanus. Selanjutnya terjadi spasme otot
Neuropati diabetikum. menyeluruh yang nyeri, rigiditas otot abdomen,
Drop foot/peroneal palsy. tangan fleksi dan kaki ekstensi.
- Tetanus sefalik: terjadi jika terdapat luka pada
daerah kepala atau otitis kronis dengan infeksi
Plantar fascilitis. lokal pada telinga atau mastoid (kontak dengan
Ankle sprain. udara luar) yang mengandung C. tetani.
Seringkali saraf kranial ikut terlibat > spasme
PENATALAKSANAAN otot faring atau laring > kemungkinan dapat
Tatalaksana utama adalah edukasi untuk terjadi aspirasi ataupun obstruksi jalan nafas >
mengistirahatkan otot dan pergelangan kaki, prognosis cukup buruk.
kompres dingin dengan es, dan - Tetanus neonatorum.
imobilisasi/pembatasan aktivitas sementara Biasanya gejala kejang sangat sensitif yang
hingga gejala membaik. dapat dicetuskan dengan hal-hal kecil seperti
Dapat diberikan antinyeri umum seperti cahaya dan suara bising, sehingga pasien
NSAID. biasanya tidak dapat berada di ruang yang bising
R/ Naproksen tab 500 mg No. XX dan terang.
DENVER
Keterangan tambahan:
Mulai ditanya pada 3 kotak dari kotak teratas yang
terkena garis.
Bila sudah 3 kali gagal (3x G), maka pemeriksaan
dihentikan, namun jika masih ada kotak yang masih
terkena garis, maka tetap ditanyakan sampai tidak ada