Professional Documents
Culture Documents
4128 7462 1 SM
4128 7462 1 SM
ABSTRACT
ABSTRAK
81
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 14, No. 2, 2014 : 81 -97
82
Kepemilikan Manajerial, Kesempatan... Iwan Wijaya Mulyatno
langsung manfaat dari keputusan yang datang dengan net present value positif
diambil dengan benar dan merasakan (Gaver dan Gaver, 1993).
konsekuensi dari pengambilan keputusan Faktor ketiga adalah risiko finansial,
yang salah. Kepemilikan saham oleh risiko finansial adalah tambahan risiko
manajemen merupakan insentif bagi para sebagai akibat karena perusahaan
manajer untuk meningkatkan kinerja menggunakan pembelanjaan dengan
perusahaan dan manajer akan hutang dan atau dengan saham preferen.
menggunakan hutang secara optimal Maksud dari risiko finansial adalah adanya
sehingga akan meminimumkan agency cost kemungkinan keadaan dimana perusahaan
(Jensen dan Meckling, 1976). Zangina tidak dapat menutup biaya tetap keuangan
(2009) berpendapat bahwa peningkatan yang berupa bunga utang jangka panjang
kepemilikan manajerial yang lebih baik (obligasi) dan atau dividen saham
dapat menyelaraskan kepentingan manajer preferen. Pemakaian sumber dana obligasi
dan pemegang saham, sehingga dapat atau saham preferen meningkat, maka
meningkatkan nilai perusahaan. risiko keuangan yang ditanggung oleh
Faktor kedua adalah kesempatan perusahaan juga meningkat dikarenakan
investasi. Investasi adalah pengelola biaya tetap keuangan yang tinggi (Susanti,
sumber-sumber dalam jangka panjang 2010). Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menghasilkan laba di masa yang untuk menguji pengaruh kepemilikan
akan datang (Sugiantoro, 2000). Menurut manajerial, kesempatan investasi, dan
Martono dan Agus (2005) merupakan risiko finansial terhadap nilai perusahaan.
penanaman dana yang dilakukan oleh
suatu perusahaan ke dalam suatu aktiva TELAAH PUSTAKA
dengan harapan memperoleh pendapatan
di masa yang akan datang. Fama (1978) Nilai Perusahaan
mengatakan bahwa nilai perusahaan Suatu perusahaan dikatakan
semata-mata ditentukan oleh keputusan mempunyai nilai yang baik jika kinerja
investasi. Pendapat tersebut dapat perusahaan tersebut juga baik. Hal ini
diartikan bahwa keputusan investasi itu tercermin dari nilai sahamnya. Jika nilai
penting, karena salah satu sarana untuk sahamnya tinggi maka dapat dikatakan
mencapai tujuan perusahaan akan dapat bahwa nilai perusahaan tersebut cukup
dihasilkan melalui investasi perusahaan baik, karena tujuan utama perusahaan
(Modigliani dan Miller, 1958). adalah meningkatkan nilai perusahaan
Keputusan investasi tidak dapat melalui peningkatan kesejahteraan para
diamati secara langsung oleh pihak luar. shareholders dan stakeholders (Brigham
Beberapa penelitian keputusan investasi dan Gapenski, 1996).
yang dilakukan antara lain Myers (1977) Nilai perusahaan lazim
yang memperkanalkan Investment diindikasikan dengan price to book value.
Opportunity Set (IOS). IOS memberi Price to book value yang tinggi akan
petunjuk yang lebih luas dimana nilai membuat pasar percaya atas prospek
perusahaan tergantung pada pengeluaran perusahaan di masa yang akan datang. Hal
perusahaan di masa yang akan datang. Jadi itu juga menjadi keinginan para pemilik
prospek perusahaan dapat ditaksir dari perusahaan, sebab nilai perusahaan yang
investment opportunity set yang tinggi mengindikasikan kemakmuran
didifinisikan sebagai kombinasi antara pemegang saham juga tinggi (Soliha,
aktiva yang dimiliki (assets in place) dan Taswan, 2002). Dalam realitasnya tidak
pilihan invenstasi di masa yang akan semua perusahaan menginginkan harga
sahamnya tinggi (mahal), karena khawatir
83
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 14, No. 2, 2014 : 81 -97
tidak laku jual atau tidak dapat menarik (agency conflict) disebabkan oleh adanya
investor untuk membelinya. Hal ini dapat pemisahan kepemilikan dan pengendalian
dibuktikan dengan adanya perusahaan- dalam perusahaan. Dinyatakan bahwa
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek semakin terkonsentrasi kepemilikan
Jakarta (BEJ) melakukan stock split perusahaan pada satu orang, maka kendali
(pemecahan saham) di bursa efek. Itulah akan menjadi semakin kuat dan cenderung
sebabnya, harga saham harus dibuat menekan konflik keagenan. Kepemilikan
seoptimal mungkin. Artinya, harga saham manajerial merupakan isu penting dalam
tidak boleh terlalu tinggi (mahal) atau tidak teori keagenan (agency theory) sejak
boleh terlalu rendah (murah). dipublikasikan oleh Jensen dan Meckling
Dalam penilaian perusahaan (1976) yang menyatakan bahwa semakin
terkandung unsur proyeksi, asuransi, besar proporsi kepemilikan manajemen
perkiraan, dan judgment. Ada beberapa dalam suatu perusahaan, maka manajemen
konsep penilaian, yaitu: nilai ditentukan akan berupaya lebih giat untuk memenuhi
untuk suatu waktu atau periode tertentu; kepentingan pemegang saham yang juga
nilai harus ditentukan pada harga yang adalah dirinya sendiri.
wajar; penilaian tidak dipengaruhi oleh
kelompok tertentu. Secara umum banyak Kesempatan Investasi
metode dan teknik yang telah Kesempatan investasi (investment
dikembangkan dalam penilaian opportunity set) merupakan nilai
perusahaan, diantaranya adalah (1) perusahaan yang besarnya tergantung
pendekatan laba, antara lain metode rasio pada pengeluaran-pengeluaran yang
tingkat laba atau price earning ratio, ditetapkan oleh manajemen di masa yang
metode kapitalisasi proyeksi laba; (2) akan datang, dimana pada saat ini
pendekatan arus kas, antara lain metode merupakan pilihan-pilihan investasi yang
diskonto arus kas; (3) pendekatan dividen diharapkan akan menghasilkan return yang
antara lain metode pertumbuhan dividen; besar. Dari pendapat ini sejalan dengan
(4) pendekatan aktiva antara lain metode pendapat Smith dan Watts (1992). Secara
penilaian aktiva; (5) pendekatan harga umum dapat dikatakan bahwa investment
saham; (6) pendekatan economic value opportunity set menggambarkan tentang
added (Rimba, 2010). luasnya kesempatan atau peluang investasi
bagi suatu perusahaan, namun sangat
Kepemilikan Manajerial tergantung pada pilihan expenditure
Kepemilikan manajerial (managerial perusahaan untuk kepentingan di masa
ownership) didefinisikan sebagai yang akan datang. Dengan demikian
komposisi kepemilikan saham perusahaan investment opportunity set bersifat tidak
oleh insider (manajer, direktur, dan dapat diobservasi, sehingga perlu dipilih
komisaris). Kepemilikan manajerial yang proksi yang dapat dihubungkan dengan
dimaksud dalam penelitian ini adalah variabel lain dalam perusahaan, misalnya
kepemilikan manajerial yang diukur proksi investment opportunity set
dengan menggunakan rasio insider. Rasio berdasarkan harga (price-based proxies),
ini diukur dengan menggunakan total proksi berdasarkan investasi (investment-
persentase kepemilikan saham oleh based proxies), proksi berdasarkan pada
manajer, direktur, dan komisaris minimal varian (variance measures) (Susanti, 2010).
0,01 persen saham-saham perusahaan Investment opportunity set dapat
(Zangina, 2009). diukur melalui MBVA (market to book value
Jensen dan Meckling (1976) of assets). Penggunaan rasio ini atas dasar
menyatakan bahwa konflik keagenan pemikiran bahwa prospek pertumbuhan
84
Kepemilikan Manajerial, Kesempatan... Iwan Wijaya Mulyatno
85
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 14, No. 2, 2014 : 81 -97
86
Kepemilikan Manajerial, Kesempatan... Iwan Wijaya Mulyatno
Kepemilikan
Manajerial (X1) H1 -
Kesempatan H2 -
Nilai Perusahaan
Investasi (X2)
(Y)
H3 +
Risiko
Finansial (X2)
87
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 14, No. 2, 2014 : 81 -97
88
Kepemilikan Manajerial, Kesempatan... Iwan Wijaya Mulyatno
89
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 14, No. 2, 2014 : 81 -97
Statistik Deskriptif
90
Kepemilikan Manajerial, Kesempatan... Iwan Wijaya Mulyatno
91
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 14, No. 2, 2014 : 81 -97
92
Kepemilikan Manajerial, Kesempatan... Iwan Wijaya Mulyatno
93
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 14, No. 2, 2014 : 81 -97
94
Kepemilikan Manajerial, Kesempatan... Iwan Wijaya Mulyatno
95
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 14, No. 2, 2014 : 81 -97
96
Kepemilikan Manajerial, Kesempatan... Iwan Wijaya Mulyatno
97
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 14, No. 2, 2014 : 81 -97
98