Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 20

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA I

Judul : ADSORPSI ISOTERM


Di susun Oleh:
Nama :Alpius Suriadi
NIM :H13112020
Nama Asisten :Eka Oktaviani dan Septami Setiawati
Hari/Tanggal :Jumat,17 oktober 2013
Kelompok :6 (Enam)
Anggota : 1. Ayu Fitri
2. Erika Juniar Sianipar
3. Hesti Asparingga
4. Indri Puspaningrum
5. Muhadi
6. Nurhayatun Nafsiah
7. Rudi Gunawan

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013/2014
ABSTRACT
ADSORPTION ISOTHERMS
Adsorption is a process of concentration changes that occur at the boundary
surfaces of the two phases , this phase can be a type of solid - liquid , solid - gas ,
liquid - liquid or gas - liquid . In the process of determining the adsorption
isotherms using the activated carbon material as adsorbennya . Activated carbon is
used must be refined its goal of expanding its active surface and open the pores so
that the high adsorption power.
. Activated carbon is a form of amorphous carbon material composed
mostly of carbon -free and has the surface so that it has a high adsorption .
Activated carbon is found in many everyday life . Charcoal is a carbon compound
that has not been activated and activated by heating and smoothed . Activated
carbon absorption in the test added in a weak acid solution ( CH3COOH ) and
strong acid ( HCl ) to the provision of variations of acid concentration and
performed at the same temperature ( isotherms ) . Concentration and the provision
of different types of acid in each solution was performed to show how much
power the active carbon adsorption of different concentrations .
Keywords: adsorption, adsorption isotherm, activated carbon, charcoal, and
contraction variations.
ABSTRAK
ADSORPSI ISOTERM

Adsorpsi merupakan suatu proses perubahan konsentrasi yang terjadi pada


batas permukaan dari dua fasa, jenis fasa ini dapat berupa padat-cair, padat-gas,
caircair ataupun gas-cair. Pada proses penentuan adsorpsi isoterm menggunakan
bahan karbon aktif sebagai adsorbennya. Karbon aktif yang digunakan harus
dihaluskan tujuannya untuk memperluas permukaan aktifnya dan membuka pori-
porinya sehingga daya adsorpsinya tinggi.
Karbon aktif merupakan suatu bahan yang berupa karbon amorf yang
sebagian besar terdiri dari karbon bebas serta memiliki permukaan dalam
sehingga memiliki daya adsorpsinya yang tinggi. Karbon aktif banyak di temukan
dalam kehidupan sehari-hari. Arang merupakan senyawa karbon yang belum aktif
dan di aktifkan dengan cara dipanaskan dan dihaluskan. Daya serap karbon aktif
di uji dengan ditambahkan dalam larutan asam lemah (CH3COOH) dan asam kuat
(HCl) dengan pemberian variasi konsentrasi larutan asamnya dan dilakukan pada
suhu yang sama (isoterm). Pemberian konsetrasi dan jenis asam yang berbeda
pada tiap larutan dilakukan untuk menunjukan seberapa besar daya adsorpsi
karbon aktifnya terhadap konsetrasi yang berbeda.
Kata kunci: adsorpsi, adsorpsi isoterm, karbon aktif, arang, dan variasi kontrasi.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Adsorbsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada
permukaan zat lain, sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada
permukaaan zat tersebut. Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat dan adsorben,
dimana adsorbat adalah substansi yang terjerap atau substansi yang akan
dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorben adalah suatu media penyerap
yang berupa senyawa karbon aktif.
Peristiwa adsorpsi terjadi pada permukaan zat padat karena adanya gaya
tarik atom atau molekul pada permukaan zat padat. Molekul-molekul pada
permukaan zat padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena
tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan
zat padat dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi. Komponen yang terserap disebut
adsorbat (adsorbate), sedangkan daerah tempat terjadinya penyerapan disebut
adsorben (adsorbent / substrate). Berdasarkan sifatnya, adsorpsi dapat
digolongkan menjadi adsorpsi fisik dan kimia. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan
dengan gaya Van der Waals dan merupakan suatu proses bolak balik apabila
daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar daya tarik menarik
antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada
permukaan adsorben sedangkan adsorpsi kimia adalah dimana antara adsorben
dan adsorbat terjadi suatu ikatan kimia.
Dewasa ini proses penjernihan air menggunakan kabrbon aktif sebagai
pengadsorpsi atau adsorben pada kotoran yang terdapat dalam air penyebab keruh
dan warna pada air sumur atau air sungai yang disebut juga dengan proses
koagulasi-flokulasi. Selain itu untuk mengurangi keringat pada ketiak digunakan
deodoran. Prisif kerjanya yaitu dengan mengadsorpsi keringat yang keluar dari
dalam tubuh pada bagian ketiak secara berlebihan. Berbagai adsorben anorganik
maupun organik dapat dijadikan sebagai adsorpsi seperti aluminium, bauksit,
magnesia, magnesium silikat, kalsium hidroksida, silikat gel, dan timah diatome.
Diantara adsorben organik yang paling sering digunakan adalah arang, gula dan
karbon aktif. Berdasarkan peranan dan fungsi dari aplikasi adsorpsi dalam
kehidupan sehari-hari maka perlu dilakukan percobaan adsorpsi isoterm untuk
mengetahui prisif dan cara kerja dari adsorpsi.
1. 2 Tujuan percobaan
Menentukan adsorpsi isoterm menurut freundlich bagi proses adsorpsi asam asetat
(CH3COOH) dan asam klorida (HCl)oleh arang aktif.
1.3 prinsip percobaan
Proses dalam penentuan adsorpsi isoterm menurut freundlich terhadap
proses adsorpsi asam asetat (CH3COOH) dan asam klorida (HCl) pada arang aktif
(karbon aktif). Prosedur yang dilakukan dengan penambahan karbon aktif ke
dalam larutan asam asetat dan asam klorida dengan variasi konsentrasi, kemudian
ditutup dengan wraping hingga beberapa menit agar larutan tidak terkontaminasi
oleh lingkungan. Hal ini dilakukan karena sifat larutan yang digunakan bersifat
higroskopis terhadap lingkugan. Kemudian dilakukan proses penyaringan
sehingga menghasilkan residu dan filtrat, lalu dititrasi dengan larutan standar
(NaOH) dan menggunakan indikator fenolftalein (PP) sebagai idikator perubahan
warna akibat perubahan PH larutan yang di titrasi. Reaksi-reaksi yang terjadi pada
proses titrasi adalah: CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
HCl + NaOH NaCl + H2O
Adsorpsi isoterm dinyatakan freundlich dalam suatu persamaan yaitu:
x x 1
=k . c 1/n
menjadi log =log k + log c
m m n

Proses adsorpsi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari contohnya seperti


deodoran yang digunakan pada ketiak untuk menghisap keringat yang berlebih
pada ketiak , karbon aktif pada filter penjernihan air dalam depot air galon isi
ulang untuk menghisap kotoran dalam air, tawas dan kaporit juga di gunakan
untuk penjernihan air dengan menggunkan prinsif adsorpsi serta banyak lagi
terapan penggunaan proses adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbon aktif
Karbon aktif atau arang aktif merupakan golongan karbon amorph yang
diproduksi dari bahan dasar dengan susunan senyawa mayoritas mengandung
karbon. Karbon aktif dapat digunakan untuk mengadsorbsi bahan yang berasal
dari cairan maupun fasa gas. Daya adsobsi tergantung pada besar atau volume
pori-pori dan luas permukaan. Saat ini karbon aktif banyak digunakan sebagai
bahan penyaring, pengolahan limbah, pengolahan air, dan lain-lain. Karbon aktif
umumnya mempunyai daya adsorpsi yang rendah dan daya adsorpsi dapat
diperbesar dengan mengaktifkan arang dengan menggunakan uap atau bahan
kimia,aktivitas ini bertujuan memperbesar luas permukaan arang dengan
membuka pori-pori yang tertutup (Kateren,1987).
2.2 Adsorpsi
Adsorpsi merupakan suatu proses perubahan konsetrasi yang terjadi pada
batas permukaan dari dua fasa atau penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain.
keadaan ini melibatkan interaksi fisik, kimia, dan gaya elektrostatik antara
adsorbat dengan adsorben pada permukaan adsorben. Ada dua jenis adsorpsi yaitu
adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. pada adsorpsi fisika, molekul-molekul
teradsorpsi pada permukaan dengan ikatan yang lemah atau adanya gaya fisis.
Sedangkan adsorpsi kimia melibatkan ikatan kimia koordinasi sebagai hasil
penggunaan elektron bersama-sama adsorben dan adsorbat (Osick,1983;
Sukardjo,1990).
2.3 Adsorpsi isoterm
Adsorpsi isoterm menunjukan banyaknya zat teradsorpsi per gram
adsorpben yang dialirkan pada suhu tetap (Marilyn.L.E, 2012). Adsorpsi isoterm
adalah hubungan yang menunjukkan distribusi adsorben antara fase teradsorbsi
pada permukaan adsorben dengan fase ruah kesetimbangan pada temperatur
tertentu. Ada tiga jenis hubungan matematik yang umumnya digunakan untuk
menjelaskan isoterm. Isoterm ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai
permukaan yang heterogen dan tiap molekul mempunyai potensi penyerapan yang
berbeda-beda. Persamaan ini merupakan persamaan yang dikemukakan oleh
Freundlich. Persamaannya adalah :
x x 1
=k . c 1/n menjadi log =log k + log c
m m n

keteranagan:

x = banyaknya zat terlarut yng teradsorpsi (mg)


m = massa adsorben (mg)
C = konsentrasi adsorben yang sama
K n = konstanta adsorben
Pada isoterm ini, akan diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air. Isoterm
ini akan digunakan dalam penelitian yang akan dilakukan, karena dengan isoterm
ini dapat ditentukan efisisensi dari suatu adsorben (Castellan,1982).
2.4 pengertian adsorben dan adsorbat
Adsorben meerupakan zat yang mengadsorpsi zat lain, yang memiliki
ukuran partikel seragam. kepolarannya sama dengan zat yang akan diserap dan
mempunyai berat molekul besar. Adsorbat adalah zat yang teradsorpsi zat lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas adsorpsi adalah, luas permukaan
adsorben, ukuran pori adsorben, kelarutan zat terlarut, pH, dan temperatur
(khopkar,1990; atkins, 1996).
2.5 Titrasi asam-basa
Titrasi merupakan salah satu metode kimia analisis kuantitatif yang dapat
digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara mereaksikan
sejumlah volume larutan tersebut terhadap sejumlah volume larutan lain yang
konsentrasinya sudah diketahui. Larutan yang konsentrasinya sudah diketahui
tersebut disebut larutan baku atau titran. Titrasi yang melibatkan reaksi asam dan
basa disebut titrasi asam-basa. Ada dua jenis tetrasi asam basa, yaitu asidimetri
(penentuan konsentrasi larutan basa dengan menggunakan larutan baku asam) dan
alkalimetri (penentuan konsentrasi larutan asam dengan menggunakan larutan
baku basa) (Chang, 2004).
2.6 Analisi bahan
2.6.1 Asam asetat (CH3COOH)
Asam asetat merupakan asam lemah dengan rumus molekul CH3COOH,
senyawa ini dalam air terurai sebagian, tidak berwarna, berbau merangsang dan
dapat menimbulkan luka bakar pada kulit. Sebagian besar gas CH 3COOH mudah
larut dalam air. Asam asetat memiliki titik beku 16,60C dan titik didihnya -118,10C
(Arsyad, 2001).
2.6.2 Asam klorida (HCl)
Asam klorida adalah asam kuat dengan rumus molekul HCl, senyawa ini
terurai dengan sempurna menjadi ion-ionnya saat di larutkan di dalam air. Asam
ini mempunyai ciri khusus yaitu memiliki titik leleh -114,8 0C, titik didih -850C,
berat jenis 7,05 gr/cm3 dan berat gas uap 1,268 gr. HCl merupakan gas yang tidak
berwarna , gas berbau merangsang, berbahaya bila kontak dengan mata dan kulit
atau terhirup. (Rivai, 1994).
2.6.3 Indikator fenolftalein (C2OH4O4)
Indikator fenolftalen merupakan indikator yang di gunakan dalam proses
titrasi sebagai pelarut indikator asam-basa dan mempunyai rumus molekul
C2OH4O4. Indikator ini berbentuk kristal tidak berwarna, mudah larut dalam
alkohol dan pelarut organik lainnya. Fenolftalein tidak menimbulkan warna pada
keadaan asam, namun berwarna merah dalam keadaan basa dan jangkauan pHnya
adalah 8-10 (Daintith, 1994).
2.6.4 Karbon aktif
Karbon aktif atau arang aktif adalah golongan karbon amorph yang
diproduksi dari bahan dasar dengan susunan senyawa mayoritas mengandung
karbon. Karbon aktif merupakan jenis adsorben paling tua dan paling luas
penggunaannya Karbon aktif memiliki memiliki permukaan aktif yang terdapat
pori-pori yang di gunakan untuk adsorpsi (Sukardjo, 1990).
2.6.5 Natrium hidroksida (NaOH)
NaOH merupakan padatan lembab berwarna putih cair bening, mudah
larut dalam air dan mempunyai rumus molekul NaOH. Senyawa ini bersifat
higroskopis, mudah larut dalam etanol dan memiliki titik lebur 3,8 0C, titik beku
1390C. NaOH dapat diperoleh dengan mengolah Na 2CO3 dengan lumpur melalui
elektrolisis air asin (Arsyad, 2001).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan bahan


3.1.1 Alat
Alat alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah batang pengaduk
satu buah, botol semprot 500 ml satu buah, botol 250 ml sepuluh buah, buret 50
ml dua buah, cawan porselen dan penumbuk satu buah, corong plastik sepuluh
buah, erlenmeyer 250 ml sebanyak 10 buah, kertas saring, klem buret dan statif
dua buah, pipet volume 10 ml dua buah spatula, shakers dan wreping.
3.1.2 Bahan
Bahan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah indikator
fenolftalein (C2OH14O4), karbon aktif, larutan asam asetat (CH3COOH), larutan
asam klorida (HCl),dan larutan standar natrium hidroksida (NaOH).
3.4 Prosedur kerja

3.4.1 Proses pembuatan larutan

3.4.1.1 pembuatan larutan asam asetat (CH3COOH)

Asam asetat (CH3COOH) 17,49 M

Dipipet asam asetat sebanyak 2,86 ml


Dimasukan kedalam labu ukur 25 ml
Ditepatkan dengan akuades sampai tanda batas
Larutan dikocok

larutanAsam asetat (CH3COOH)


(CH3COOH)

3.4.1.2 pembuatan larutan asam klorida (HCl)

Asam klorida (HCl) 12,063 M


Dipipet asam klorida sebanyak 4,14 ml
Dimasukan kedalam labu ukur 25 ml
Ditepatkan dengan akuades sampai tanda batas
Larutan dikocok

Larutan Asam klorida (HCl)

3.4.1.3 penentuan konsetrasi larutan standar natrium hidroksida (NaOH)

Padatan NaOH

Ditimbang NaOH sebanyak 2 gram dengan cawan petri


Dimasukan kedalam gelas beaker
Dilarutkan dengan akuades secukupnya
Diaduk sampai larut sempurna
Dimasukan larutan kedalam labu ukur 25 ml dan
ditepatkan sampai tanda batas dan dikocok
Dimasukan kedalam kedalam buret sebanyak 50 ml
Dilakukan titrasi dengan HCl, dan NaOH sebgai
Penitran
Dilakukan duplo

Larutan NaOH
0,036
3.4.2 Proses adsorpsi

Arang (karbon aktif)

Dihaluskan dengan di tumbuk didalam cawan poselin


Dimasukan kedalam aluminium foil dan di bungkus 10
buah
Disediakan larutan asam asetat dan larutan asam asetat
(0,5 M, 0,250M, 0,125M, 0,0625M dan 0,0131M)
Dimasukan kedalam erlenmeyer bertutup masing 0,5 gr
karbon aktif yang di timbang dengan ketelitian 0,5 gr
Dibiarkan selama 10 menit setelah di kocok dengan
shakers 1 menit dan dilakukan dua kali
Disaring tiap larutan dengan kertas saring yang kering
sampai menghasilkan filtrat yang jernih.

Residu arang/ karbon aktif filtrat

3.4.3 Proses penentuan adsorbat

filtrat
Diambil larutan konsentrasi paling tinggi 10 ml

Berikutnya 25 ml dan konsentrasi terendah 50 ml

Dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,036 M

dengan menggunakan indikator fenolftalein (pp)

Hasil / adsorbat

3.5 Rangkaian alat

Keterangan gambar:

Gambar pengocokan dengan


shakers terhadap larutan
asam asetat dan larutan asam
klorida yang telah ditambah
dengan karbon aktif.

Gambar 3.5.1
Keteranngan gambar:

Proses penyaringan terhadap


larutan asam asetat dan
larutan asam klorida yang
ditambah karbon aktif.
Disaring untuk memisahkan
filtrat dari residu/karbon
aktif. Penyaringan
menggunakan kertas saring
dan corong

Gambar 3.5.2

Keterangan gambar:

Proses titrasi filtrat dengan


larutan standar NaOH
0,036M dengan
menggunakan indikator
fenolftalein

Gambar 3.5.3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan


4.1.1 Tabel Titrasi CH3COOH

Konsentrasi CH3COOH Volume NaOH


0,313 23
0,625 31,7
0,125 40,2
0,250 45,5
0,50 69,5

4.1.2 Tabel Titrasi HCL

Konsentrasi NaOH Volume NaOH


0,313 22
0,625 24,7
0,125 26,2
0,250 31,2
0,50 41,5

4.2 Pembahasan
Eksperimen yang dilakukan pada adsorpsi isoterm arang aktif atau karbon
aktif adalah dengan menggunakan larutan organik yaitu asam asetat dan asam
klorida dengan variasi 5 konsentrasi. Adsorben yang digunakan adalah arang atau
norit (karbon aktif) yang telah diaktifkan sebelumnya. Pada percobaan ini
adsorben yang digunakan adalah arang atau norit, dimana sebelum digunakan
harus diaktifkan dulu dengan cara dipanaskan. Hal ini agar pori-pori arang
semakin besar sehingga dapat memepermudah penyerapan. Karena semakin luas
permukaan adsorben maka daya serapannya pun semakin tinggi. Dimana pada
percobaan dilakukan penggerusan terlebih dahulu pada arang, ini adalah cara
memperluas permukaan adsorbennya sehingga porin-pori carbon aktifnya
semakin banyak dan besar. Pengaktifan arang dapat dilakukan dengan beberapa
cara.

Aktifasi merupakan suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk


memperbesar pori-pori yaitu dengan cara memutuskan ikatan hidrokarbon atau
mengoksidasi molekul-molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan
sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan
berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Selain karbon aktif, yang biasa digunakan
sebagai adsorben adalah silika gel didalam desikator atau pun biasa dimasukan
kedalam bungkus alat elektronik agar tidak lembab, zeolit dan penyaring molekul.

Prinsip percobaan adsorpsi isoterm didasarkan pada teori frundlich, yaitu


banyaknya zat yang diadsorpsi pada temperatur tetap (isoterm) oleh suatu
adsorben tergantung dari konsentrasi dan kereaktifan adsorbat mengadsorpsi zat-
zat tertentu. Percobaan ini menggunakan adsorpsi secara fisika karena adanya
gaya van der waals antara adsorben dengan adsorbat yang digunakan sehingga
proses adsorpsi hanya terjadi ada permukaan larutan dan cenderung mudah lepas
atau tidak kuat. Adsorben adalah fasa atau zat yang pada permukaannya terjadi
proses adsorpsi sedangkan adsorbat adalah fasa atau zat yang diadsorpsi.
Percobaan tahap Pertama yang dilakukan adalah menumbuk norit hingga halus ini
bertujuan untuk memperbesar luas permukaan dari arang aktif sehingga daya serapnya
menjadi lebih tinggi. Kemudian larutan CH 3COOH dan HCl yang telah dimasukkan ke
erlenmeyer ditambahkan masing-masing 0,5 gram karbon akif/ norit. Kemudian larutan
dikocok selama jam menggunakan shaker agar larutan CH 3COOH dan HCl dapat
melarut dengan sempurna, dibuat kondisi adsorben jenuh sehingga tidak menyerap
adsorbat lagi karena karbon aktif juga mempunyai kapasitas daya serap tertentu.selama
jam , larutan dikocok selama 1 menit secara teratur dengan jeda waktu 10 menit. Setelah
itu disaring menggunakan kertas saring. Tujuan dilakukan penyaringan yaitu untuk
memisahkan adsorben dan adsorbatnya.hingga terdapat residu dan filtrat, filtranya di
titrasi dengan larutan standar NaOH menggunakan indikator fenolftalein.
Titrasi dilakukan untuk mengetahui konsentrasi larutan asam yang telah
teradsorpsi. Penggunaan indikator fenolftalein bertujuan untuk mengetahui titik
akhir titrasi larutan yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna larutan
menjadi merah muda. Alasan lain ialah karena titrasi yang dilakukan
menggunakan metode alkalimetri, yakni dititrasi dengan larutan standar basa,
sehingga digunakan indikator fenolftalein yang mempunyai rentang pH 8,3-10,0.
Volume NaOH yang dipakai pada setiap kegiatan titrasi dicatat untuk menghitung
konsentrasi larutan asam yang teradsorpsi. Larutan standar atau larutan baku
adalah larutan yang diketahui konsentrasinya secara pasti sehingga bisa dipakai
untuk menetapkan konsentrasi larutan lainnya. Larutan ini bisa dibuat dengan
menimbang secara teliti zat yang disebut standar primer contohnya yaitu larutan
HCl., K2Cr2O7, As2O3, NaCl, asam oksalat, asam benzoat. Zat ini harus
mempunyai sifat stabil dan tidak higroskopis. Untuk membuat larutan standar,
setidaknya harus tahu terlebih dahulu berapa bobot molekul/ ekivalennya, berapa
target molaritas atau normalitasnya dan berapa volume yang bakal dibuatnya.
Larutan suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena
berasal dari zat yang tidak pernah murni. Konsentrasi larutan ini ditentukan
dengan pembakuan menggunakan larutan baku primer, biasanya melalui metode
titrimetri. Contoh: AgNO3, KmnO4, Fe(SO4)2. Dan NaOH.

Proses titrasi terhadap filtrat dengan menggunakan larutan standar sekunder


NaOH dan menggunakan indikator fenolftalein sebagai penentu titik akhir titrasi
dengan ditandai dengan perubahan warna. Sebelum mencapai titik akhir indikator
pp tidak memberikan warna pada larutan asam dan akan memberikan warna
ketika ph larutan mulai basa dan strukturnya sebagai berikut:
Perubahan struktur indikator pp terlihat bahwa rantainya mengalami pemutusan
pada gugus OH menjadi O- dan H+ kemudian rantai C-O-C=O menjadi CO2-.

Pada percobaan ini akan ditentukan harga tetapan-tetapan adsorbsi isoterm


Freundlich bagi proses adsorpsi CH3COOH dan HCl terhadap arang. Variabel
yang terukur pada percobaan adalah volume larutan NaOH 0,036 M yang
digunakan untuk menitrasi CH3COOH dan HCl. Setelah konsentrasi awal dan
akhir diketahui, konsentrasi CH3COOH dan HCl yang teradsorbsi dapat diketahui
dengan cara pengurangan konsentrasi awal dengan konsentrasi akhir. Selanjutnya
dapat dicari berat CH3COOH dan HCl yang teradsorbsi.
Dari data pengamatan dan hasil perhitungan, konsentrasi asam asetat
sebelum adsorpsi lebih tinggi daripada setelah adsorpsi. Hal ini karena asam asetat
telah diadsorpsi oleh arang aktif. Dari data juga dibuat suatu grafik dimana x/m
diplotkan sebagai ordinat dan C sebagai absis.
Grafik hubungan antara x/m dengan c maupun hubungan antara log x/m
dengan log C dari percobaan dapat dilihat pada gambar (terlampir).
Grafik merupakan Grafik Isoterm Adsorpsi Freundlich. Dari persamaan
grafik tersebut jika dianalogikan dengan persamaan Freundlich maka akan didapat
nilai k dan n. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dapat dituliskan sebagai
berikut:
Untuk asam asetat:
Log (x/m) = log k + 1/n log c sedangkan persamaan grafik Isotherm Adsorpsi
Freundlich adalah y = 1,003x + 0,475, sehingga didapat nilai Log k = 0,475 dan
1/n = 1. Maka nilai k adalah 0.335 dan nilai n adalah 0,997.
Untuk asam klorida:
Log (x/m) = log k + 1/n log c sedangkan persamaan grafik Isotherm Adsorpsi
Freundlich adalah y = - 1,752x - 0,487, sehingga didapat nilai Log k = 0,487 dan
1/n = 1. Maka nilai k adalah 0.033 dan nilai n adalah 0,0570.
Adsorpsi karbon membuat konsentrasi asam asetat mengalami penurunan.
Pada data diatas penyerapan tiap percobaan terjadi ketidaksamaan antara data 1
sampai 5 dapat dilihat dari X gram ( jumlah zat yang teradsorpsi) kurang stabil.
Hal ini terjadi karena dalam adsorpsi terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi hasil adsorpsi. Sifat karbon aktif yang paling penting adalah daya
serap. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu
pH (Derajat Keasaman).
Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu
dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam
mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya bila pH
asam organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan
berkurang sebagai akibat terbentuknya garam.
Waktu Singgung
Bila karbon aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk
mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan
jumlah arang yang digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis karbon aktif,
pengadukan juga mempengaruhi waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan
untuk memberi kesempatan pada partikel karbon aktif untuk bersinggungan
dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas tinggi,
dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama.
Sifat Serapan
Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh karbon aktif, tetapi kemampuannya
untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing- masing senyawa. Adsorpsi akan
bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari
sturktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorbsi juga dipengaruhi oleh
gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dari senyawa
serapan.
Temperatur/ suhu.
Dalam pemakaian karbon aktif dianjurkan untuk menyelidiki suhu pada saat
berlangsungnya proses. Karena tidak ada peraturan umum yang bisa diberikan
mengenai suhu yang digunakan dalam adsorpsi. Faktor yang mempengaruhi suhu
proses adsoprsi adalah viskositas dan stabilitas thermal senyawa serapan. Jika
pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi
perubahan warna mau dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik
didihnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang di peroleh setelah praktikum maka dapat
disimpulkan bahwa percobaan ini adalah proses adsorpsi fisika, dimana molekul-
molekul zat terikat pada permukaan oleh gaya-gaya fisis yang ditimbulkan oleh
gaya van der waals dan gaya ikatnya tidak terlalu kuat sehingga perlu diperhatikan
dalam pengocokan agar tidak terlalu kuat atau tidak lama supaya molekul zat yang
terikat tidak lepas. Serta diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan atau
adsorbatnya maka semakin tinggi daya adsorpsinya dan semakin banyak juga zat
yang teradsorpsi dan begitu juga sebaliknya.
. 5.2 Saran
Saran untuk percobaan selanjutnya, dapat meggunakan karbon aktif bukan
berupa norit, tetapi karbon aktif yang sesungguhnya atau dari arang kayu dan
menggunakan larutan asam lain seperti H2SO4 dan KCl
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, 2001, Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Ilmiah, Erlangga, Jakarta.
Atkins, p.w, 1996, Kimia Fisika, Erlangga, Jakarta.
Castellan,1982, Physical Chemestry, Edisi ketiga, Addison-Wesley Publishing
Company.
Chang, R, 2004, Konsep-Konsep Inti Kimia Dasar, Erlangga, Jakarta.
Daintith, 1994, oxford; Kamus Lengkap Kimia, Erlangga, Jakarta.
Kateren, 1987, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Edisi VI,
Jakarta.
Khopkar, S.M, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, AB: A. Saptorahardjo,
UI- Press.Jakarta.
Marilyn. L.E, 2012, Kesetimbangan dan Kinetika Adsorpsi Ion Cu+ Pada Zeolit-
H, Riset Geologi dan Pertambangan, voll. 22 no. 2 (2012) 115-129.
Osick,J.1983, Adsorption, Ellis Hardwood Ltd.Chicester, England.
Rivai, H, 1994, Asas Pemeriksaan Kimia, UI press, jakarta.
Sukardjo,1990. Kimia Anorganik. Jakarta:Rineka Cipta.
Jawaban pertanyaan
1. Adsorpsi fisika
2. Adsorpsi fisika : adsorpsi karbon aktif
Adsorpsi kimia : ion exchange
3. Pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan bantuan panas, uap dan
CO2. Arang akan menjadi aktif, larutan asam, dan terbentuk endapan.
4. Isoterm freudlich berlaku untuk gas yang bertekanan rendah, semua tempat di
atas permukaan tidak sama dengan lapisan molekul gas padat bersifat multilayer
dengan persamaan: V + Kp 1/n
Batasnya adalah kelarutan harus ideal, nilai batasnya = Vm. Vm akan dicapai
walaupun tekanan gas yang dibutuhkan untuk menutupi satuan-satuan massa
adsorben.
Isoterm Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat kurang baik,
karena pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben besifat
heterogen. Gas merupakan campuran homogen sehingga kurang cocok jika
digunakan dalam isoterm Freundlich.
5. Karena nilai Vm tidak akan dicapai walaupun tekanannya diperbesar sedangkan
pada isoterm Langmuir mengemukan asumsi yang lebih baik.
Karena adsorpsi pada Langmuir bersifat homogen maka lebih memuaskan
dibandingkan dengan pada isoterm Freundlich yang bersifat heterogen.
.

You might also like