Professional Documents
Culture Documents
Konsepsi Guru Tentang Belajar Aktif: Belajar Dan Mengajar Dalam Perspektif
Konsepsi Guru Tentang Belajar Aktif: Belajar Dan Mengajar Dalam Perspektif
Konsepsi Guru Tentang Belajar Aktif: Belajar Dan Mengajar Dalam Perspektif
2000, NO. 2, 73 - 83
ABSTRACT
Sebagian guru sudah berubah keya- Pandangan ini juga mempunyai asumsi
kinannya, yaitu mereka tidak lagi yang sama dengan pandangan guru
mempunyai konsepsi tradisional namun sebelumnya, yaitu bahwa pendidikan itu
belum seperti apa yang diharapkan karena harus mulai dari what to teach apa yang
masih tidak sesuai dengan prinsip belajar diajarkan atau subject-centered education.
aktif. Tetapi ada juga yang sudah Kata-kata sampai sekarang menunjukkan
mempunyai pandangan yang progresif bahwa keyakinan MD tentang belajar dan
tentang belajar dan mengajar sesuai dengan mengajar masih belum berubah meskipun
konsep yang dikembangkan oleh mereka sudah pernah mengikuti penataran
Konsorsium yaitu konstruktivisme. tentang belajar aktif. Ia masih mempunyai
keyakinan bahwa belajar itu adalah
Pandangan Tradisional Tentang Belajar menerima ilmu dari guru dan guru memberi
ilmu kepada muridnya.
Ada tiga guru dari 16 yang mempunyai
pandangan tradisional tentang belajar aktif
Konsepsi Tentang Belajar Sebagai
(AW, MD dan SD). Guru dalam kategori ini
pada dasarnya mempunyai pandangan Ketrampilan Proses
bahwa belajar menurut konsep belajar aktif Kategori kedua adalah guru yang
adalah menerima pengetahuan dari guru berpandangan bahwa belajar aktif itu
dan mengajar adalah memberi pengetahuan sebagai pendekatan ketrampilan proses,
kepada murid yang belum memiliki. yaitu ada 6 guru (JM, BS, SM, RK, ST dan
Contoh, AW guru kelas 6 mengatakan RE). Tidak seperti pada kelompok pertama,
bahwa: kelompok ini menunjukkan perubahan
Mengajar itu menurut saya adalah pandangan guru tentang belajar dan
memberikan informasi [kepada anak], mengajar. Mereka bahkan mampu
sehingga anak itu bertambah membedakan antara pandangan tradisional
pengetahuannya. (Transkrip wawancara dengan pandangan mereka sendiri. Suatu
dengan AW, h.2). contoh JM seorang guru yang sudah cukup
Konsepsi ini jelas mengekspresikan pengalaman mempunyai pandangan
keyakinan pada metafora bahwa mengajar sebagai berikut:
itu seolah-olah memasukkan air dalam Kalau saya, mengajar itu condong
botol kosong. Dalam menjawab pertanyaan mengarahkan, Tetapi itu tadi, kalau
peneliti, guru lain yang tergabung dalam banyak muridnya yaa susah. Jadi
kategori ini yaitu, MD mengatakan: kalau mengarahkan, [karena] anak itu
Sementara saya masih beranggapan sebenarnya sudah mempunyai modal-
bahwa mengajar itu memberi ilmu nya, kita tinggal menambah yang
kepada anak. Karena materinya harus belum tahu. Dan anak mestinya
diberikan. Ya itu menurut saya mencari. Kalau dulu [tradisional] kan
sampai sekarang ini. Dan anak-anak anak seperti disuapi, gurunya
sebagai orang yang belum mempunyai berkuasa.
ilmu kita berikan lewat pengajaran itu (Transkrip wawancara dengan JM, h.4).
(transkrip wawancara dengan MD, h.3). Menurut JM, belajar menurut konsep
tradisional adalah bahwa siswa disuapi,
sehingga peran guru adalah menyuapi yang algoritmik, yang merupakan ciri khas
muridnya. Tetapi belajar aktif menurut JM pendekatan ketrampilan proses. Yang
adalah guru mengarahkan, tidak hanya menarik dari temuan ini, bahwa guru-guru
memberikan ilmu secara langsung. Ia ini mampu membedakan antara pendekatan
percaya bahwa siswa telah mengetahui tradisional dengan pendekatan keteram-
sesuatu sebagai pengetahuan awalnya dan pilan proses yang menurut mereka
tugas guru adalah hanya mengarahkan merupakan pendekatan belajar aktif.
untuk menemukan pengetahuan yang lain. Pendekatan ini telah digunakan di sekolah
ST mempunyai pandangan yang agak selama lebih dari satu dekade, sampai
berbeda dengan yang lain dalam kelompok konsep Konsorsium Pendidikan dikenalkan
ini. Dalam menjawab pertanyaan, beliau sekitar tahun 1922, sehingga sebagian guru
memberikan respon sebagi berikut: masih memegang keyakinan ini.
..tetapi prinsip mengajar tidak
seperti ibaratnya anak akan makan Belajar Aktif Menurut Konsep
ikan, kalau hanya diberi ikan saja, Konsorsium
kemudian disuruh makan. Tidak. Tetapi Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa
anak kalau mau makan ikan kita beri menurut pendekatan belajar aktif, belajar
kailnya, untuk mencari sendiri. Jadi didefinisikan sebagai proses membangun
guru jadi pancing itu, juga umpannya pengetahuan, dan pemberian makna pada
dsb. Disitu perannya guru. Jadi pengalaman belajar anak, dan mengajar
memberikan arah bagaimana anak sebagai proses pembimbing dan
belajar agar mendapatkan ilmu. Kalau menyediakan lingkungan belajar agar anak
dulu kan dikenal dengan 3DH: bisa membangun pengetahuannya sendiri.
datang, duduk, dengar dan hafal. Contoh dari pandangan belajar dalam
(Transkrip wawancara dengan ST, h.4). kelompok ini yang mirip dengan prinsip ini
adalah apa yang dikemukakan oleh SA
Dari sini nampak bahwa konsepsi ST
sebagai berikut:
tentang belajar dan mengajar telah berubah,
dalam arti ia tidak lagi memegang Belajar itu [selain] dari dasar-dasar
yang diperoleh dari gurunya supaya
pandangan bahwa belajar itu menerima
dia mandiri juga supaya bisa mencari
pengetahuan secara pasif dan mengajar
untuk kelanjutannya. Jadi tidak hanya
adalah memberikan ilmu pengetahuan
menunggu [dari guru]. Kalau saya
secara langsung kepada murid, tetapi memang memberi tugas PR. Itu kita
belajar itu mencari pengetahuan sendiri, buat supaya dia tidak hanya
sedangkan mengajar memberikan petunjuk [mengharapkan] dari gurunya, tetapi
dan bimbingan agar anak itu memperoleh mencari kemana selain guru.
pengetahuan. (Transkrip wawancara dengan SA, h.6).
Pendapat JM dan ST menunjukkan
Menurut SA mengajar itu mempunyai
bahwa belajar itu suatu proses mencari
tujuan menjadikan siswa mandiri atau
ilmu melalui cara tertentu yang telah
self-motivated student untuk
dibingkai oleh guru, yang oleh Joni (1993)
mengembangkan apa yang sudah mereka
disebut sebagai prosedur pembelajaran
ketahui. Mereka harus memulai dari yang berlatih sendiri. Ini semuanya mesti
mereka ketahui sebagai dasar untuk dengan bimbingan guru. Kalau
memperoleh pengetahuan berikutnya. Bagi mengajar adalah mengusahakan anak
SA, PR merupakan wahana pembentuk aktif untuk menemukan konsep-konsep
kepribadian agar siswa menjadi sadar sendiri dengan arahan guru, sehingga
bahwa belajar itu tidak tergantung guru. guru memberikan arahan-arahan
Pandangan ini agak berbeda dengan dengan tidak langsung, yaitu dengan
pendapat umum bahwa PR itu dimak- pancingan-pancingan. Kalau dulu
sudkan untuk memperbanyak kesempatan [tradisional] seolah-olah [guru]hanya
untuk latihan. Pada kesempatan lain SA memberi ilmu pada anak, ibaratnya
seperti menyuapi. (Transkrip wawan-
memberikan pengertian tentang belajar.
cara dengan MS, h.3).
Kalau mengajar itu sebenarnya
.seharusnya tidak sekedar memberi Selain itu juga mencoba menjelaskan
tahu, tetapi harus meliputi [juga aspek] konsepsinya tentang peran guru menurut
lahir batinnya. Jadi harus memakai konsep pendekatan belajar aktif sebagai
[aspek] pendidikannya. Bagaimana berikut:
sikap anak itu saya siapkan dulu untuk Yaamemang kalau dulu seolah-olah
menerima pelajaran itu. Nah untuk guru itu sebagai satu-satunya sumber
menyiapkan sikap-sikap itulah [aspek] ilmu. Kalau sekarang sumber ilmu
pendidikannya. (Transkrip wawancara mungkin ada dalam buku, dan mungkin
dengan SA, h.5). ada di luar kelas. Jadi sekarang guru
Jawaban ini menunjukkan bahwa sebagai fasilitator belajar siswa. Selain
konsepsi SA tentang belajar itu telah itu [guru] sebagai motivator misalnya
berubah bukan lagi Tradisional, bahwa mendorong siswa untuk belajar.
Dengan belajar akif dan peran guru
mengajar itu bukannya hanya menceri-
sebagai fasilitator, anak akan menjadi
terakan. Tetapi penggunaan istilah
aktif dan antusias karena dimotivasi
menyiapkan sikap anak menerima
terus, dipancing-pancing jadi tidak
pelajaran menunjukkan adanya inkonsis- pasif. Dan hasilnya akan lebih kreatif
tensi dengan konsepsi tentang hakekat dibanding dengan anak [yang diajar]
pengetahuan, yaitu merupakan sebagai dengan ceramah saja. Kadang anak-
body of knowledge, sosok pengetahuan anak bisa menemukan konsep. Buktinya
yang harus diberikan kepada siswa. kemarin kata Bapak, yang malah lihat
Guru lain yang termasuk dalam sendiri. (Transkrip wawancara dengan
kelompok ini adalah MS dan TS. Guru MS MS, h.3).
menjelaskan pandangannya tentang belajar TS mencoba membedakan antara
dan mengajar dengan lancar sebagai konsep belajar tradisional dengan konsep
berikut: belajar aktif sebagai pembelajaran yang
Belajar adalah mencari sendiri berpusat pada guru dan pembelajaran yang
informasi atau ilmu secara aktif berpusat pada siswa. Pendapat ini hampir
melakukan kegiatan belajar, misalnya sama dengan apa yang dikemukakan
[dengan] membaca mengamati, Dewey (1933) tentang pendidikan
menyelesaikan soal-soal latihan atau progresif. Ia mencoba menjelaskan posisi
dan peran guru di dalam kelas yang dari hasil penelitian terhadap binatang,
berpusat pada guru dan pembelajaran yang yang dipakai juga pada manusia. Hal ini
berpusat pada siswa, yaitu ketika diperkuat oleh McCormick dan Pressley
memberikan informasi tentang istilah baru (1997) yang menyatakan bahwa konsep
peran guru tidak bisa diubah selain sebagai Thorndike merupakan konsep dasar dari
pemberi informasi. aliran behaviorisme yang telah
dikembangkan lebih jauh oleh Skinner.
PEMBAHASAN Konsep belajar ini lebih memusatkan
perhatiannya pada tingkah laku anak yang
Perubahan dari pendekatan lama ke
bisa diamati dan diukur, dan tingkah laku
pendekatan baru merupakan peningkatan itu sebelumnya dideskripsikan agar dapat
paradigma, sehingga bagi guru memerlu- diukur tingkat keberhasilan pencapaiannya
kan perubahan besar, karena meliputi dalam proses belajar.
perubahan filosofi, keyakinan, tingkah laku
dan kebiasaan lama untuk diganti dengan Keterampilan Proses
konsep yang sama sekali baru.
Kelompok kedua adalah pandangan
Pandangan Tradisional yang mirip dengan prinsip-prinsip belajar
menurut pendekatan keterampilan proses,
Kurikulum sekolah tahun 1975, yaitu bahwa belajar adalah suatu proses
mengadopsi prinsip-prinsip belajar untuk mencari ilmu dengan mengikuti
behaviorisme yang secara resmi dipakai prosedur atau arah yang telah ditentukan
sampai tahun 1984 dan pengajaran secara oleh guru sebelumnya dan mengajar adalah
langsung merupakan ciri khas dari upaya menentukan arah. Keterampilan
kurikulum 1975. Partisipan pada kelompok proses dimaksudkan untuk mengembang-
ini menginterpretasikan belajar menurut kan kemampuan ilmiah murid seperti
pendekatan belajar aktif adalah menerima kemampuan mengamati, menghitung,
secara pasif pengetahuan dari guru. mengukur, mengklasifikasi, merumuskan
Pandangan ini mirip dengan pendekatan hipotesis, dan mengkomunikasikan temuan.
pembelajaran terpusat pada materi atau Jadi menurut pandangan ini mengajar
subject-centered yang fokusnya adalah bukannya menyampaikan pengetahuan
mengajar suatu materi, bukan pembelajaran tetapi dengan menentukan langkah-langkah
terpusat pada siswa atau student-centered atau prosedur untuk memperoleh
yang fokusnya mengembangkan kemam- pengetahuan. Jadi menurut pendekatan
puan siswa. Pandangan ini mempunyai ketrampilan proses, peran guru yang paling
asumsi bahwa guru adalah sebagai sumber esensi adalah menyediakan petunjuk yang
pengetahuan dan perannya adalah jelas untuk siswa sebelum kegiatan belajar
memberikan ilmu kepada siswa. Menurut dimulai. Pandangan ini serupa dengan apa
Resnick dan Ford (1981), teori Edward yang disebut oleh Biggs (1971) dengan
Thorndike adalah awal dari era psikologi pendekatan belajar directed discovery.
pendidikan yang berakar pada subject- Dalam directed discovery guru mem-
matter learning. Pendapat Thorndike berikan pertanyaan-pertanyaan atau bahan-
tentang prinsip reinforcement ini ditarik bahan pelajaran yang telah dirancang
secara matang biasanya dalam bentuk ketrampilan berpikir siswa dan mengarah-
lembar kerja. Dari sini nampak bahwa guru kan siswa untuk menguji dan meng-
selalu mengarahkan siswanya kepada konstruksi pemahaman mereka terhadap
tujuan yang ditentukan sebelumnya. Joni suatu konsep melalui kegiatan refleksi.
(1993) mengatakan bahwa pendekatan Peran guru menurut konsepsi ini berbeda
keterampilan proses itu meskipun sudah dengan peran guru dalam keterampilan
berdasarkan prinsip-prinsip kognitivisme proses, dimana guru memberikan petunjuk
namun masih mengikuti pola pembelajaran yang telah ditentukan terlebih dulu dan
algoritmik. Dari perspektif kognitivisme, siswa hanya mengikuti petunjuk dalam
seseorang memiliki kemampuan untuk lembar kerja.
menyimpan sejumlah besar informasi di Joni (1993) menyatakan bahwa struktur
dalam otak. Kajian-kajian teori kognitif kognitif akan dimodifikasi melalui proses
akhir-akhir ini didominasi oleh teori yang akomodasi, jika pengalaman baru
disebut dengan information processing seseorang tidak sesuai dengan struktur
theory yang dianalogikan bekerjanya kognitif yang ada. Konsep ini mirip dengan
komputer dalam melukiskan proses mental teori yang dikemukakan oleh Piaget, seperti
(Ernest, 1994). Informasi disimpan dalam yang dinyatakan oleh Noddings (1990)
otak ke dalam berbagai tingkatan makna. bahwa teori konstruksivisme dari Piaget
Semakin bermakna suatu pengalaman maka mengikuti proses mekanisme aktif dengan
semakin mudah pengalaman itu dipanggil membangun pengetahuan secara terus
kembali dan yang kurang bermakna menerus. Makna baru yang diciptakan oleh
semakin mudah dilupakan (Tennyson, siswa merupakan transformasi yang terjadi
1992). antara pengalaman belajar dengan
Kesimpulannya, bahwa dasar dari pengalaman sebelumnya. Bagi penganut
pendekatan ketrampilan proses adalah aliran konstruktivisme, belajar bukan
siswa belajar secara efektif dan mampu mengambil ilmu dari luar diri pebelajar,
mengingat pengetahuan yang diperoleh baik dari guru maupun dari buku, tetapi
lewat proses menemukan sendiri, kegiatan pengetahuan itu secara alami dibangun
observasi, mengukur, mengklasifikasi, secara terus menerus oleh siswa sendiri
menghitung dan sebagainya. Cara hafalan sehingga semakin luas, semakin dalam dan
perlu dikurangi dan kegiatan yang semakin kompleks serta saling terkait
berdasarkan penemuan ditingkatkan. maknanya.