Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1.

Agustus 2013

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA


PADA MURID SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN
BOLAANG MONGONDOW UTARA

Dwi Mentari Datukramat


Nelly Mayulu
Gresty Masi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
dwimentari21@gmail.com

Abstract: Malaria is a serious disease that is transmitted through the bite of anopheles
mosquitoes. This disease is contagious disease that attacks all age groups that is infants,
children, and adults. Malaria is transmitted from person to person Anopheles mosquitoes
bringing malaria parasite or plasmodium. Environmental sanitation is efforts that conducted
by individuals, communities, or the State to improve and pre vent the happening health
problems caused of external environmental factors. The purpose of this study to determine
the relationship environmental sanitation with the incidence of malaria. This research was
carried out with cross sectional method. The sample: 110 respondents drawn randomly. The
independent variable in this study is environmental sanitation and dependent variable is
malaria. And then, the data collected was processed with the help of computer program SPSS
version 19 and analyzed with chi square test (x2) at 95% significance level (0,05). The
result: showed that the results of the study on 110 respondents from 64 people who are poor
environmental sanitation there were 7 people that positive malaria and 57 people is negative.
Meanwhile from 46 people that good environmental consists of 2 people positive malaria and
44 people is negative. The conclusion: from these data it was found that the results showed
there was no relationship environmental sanitation with the incidence of malaria which the
results obtained p = 0,214
Keywords : environmental sanitation, incidence of malaria

Abstrak: Malaria adalah penyakit serius yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles.
Penyakit ini penyakit menular yang menyerang semua golongan umur yaitu bayi, anak anak
dan dewasa. Malaria ditularkan dari orang ke orang nyamuk Anopheles yang membawa
parasit malaria atau plasmodium. Sanitasi lingkungan merupakan Usaha-usaha yang
dilakukan individu-individu, masyarakat, atau Negara untuk menperbaiki dan mencegeah
terjadinya masalah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan hidup
eksternal Tujuan: penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan
dengan kejadian malaria. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode cross sectional. Sampel:
sebanyak 110 responden yang diambil secara acak sederhana. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah sanitasi lingkungan dan variabel dependen adalah malaria Selanjutnya
data yang terkumpul diolah dengan bantuan komputer program SPSS versi 19 untuk dianalisa
dengan uji chi-square (x2) pada tingkat kemaknaan 95% (0,05). Hasil: menunjukkan bahwa
hasil penelitian pada 110 responden dari 64 orang yang sanitasi lingkungannya yang kurang
baik terdapat 7 orang yang positif malaria dan 57 orang yang negatif. Sedangkan dari 46
orang yang sanitasi lingkungannya baik terdiri dari 2 orang yang positif malaria dan 44 orang

1
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

yang negatif. Kesimpulan: dari data tersebut maka ditemukan hasil yang menunjukkan tidak
terdapat hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian malaria dimana hasil yang diperoleh
= 0,214.
Kata Kunci: Sanitasi lingkungan, kejadian malaria

PENDAHULUAN tinggi malaria di Indonesia adalah provinsi


Malaria merupakan penyakit serius Maluku dan Maluku Utara, Papua dan
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Papua Barat, Provinsi Sumatra Utara (di
anopheles. Penyakit ini penyakit menular Kabupaten Nias dan Nias Utara) serta
yang menyerang semua golongan umur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sebanyak
yaitu bayi, anak anak dan dewasa. 1,62 juta kasus malaria pada tahun 2008
Malaria ditularkan dari orang ke orang secara klinis telah dilaporkan di Indonesia.
nyamuk Anopheles yang membawa parasit (Soedarto,2012)
malaria atau plasmodium Data Riset Kesehatan Dasar 2007
(Kemenkes,2010) prevalensi Malaria yang mencapai
Keadaan malaria didunia saat ini, 26,14%, Sembilan kali lebih besar dari
diperkirakan terdapat 300-500 juta kasus prevalensi nasional atau 145 kali lebih
malaria klinis/tahun dengan 1,5 juta 2,7 besar dari prevalensi yang terendah yaitu
juta kematian. Sebanyak 90 % kematian 0,18 %. Prevalensi Nasional Malaria
terjadi pada anak anak dengan rasio 1 berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
dari 4 anak balita di afrika meninggal dan keluhan respponden adalah 2,85%.
karena malaria, 36 % (2,020 juta) (Riset Kesehatan Dasar, 2007)
penduduk diperkirakan mempunyai resiko Penyakit Malaria masih menjadi
terpapar malaria dan hamper sebagian permasalahan kesehatan masyarakat di
berasal dari Afrika selatan sebelah selatan Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow
sahara.(Sutanto dkk,2008) Utara. Karena jika dilihat dari keadaan
Angka kematian malaria cukup demografi wilayah kabupaten Bolaang
tinggi, mencapai 70juta kasus atau 35% Mongondow Utara sebagian berada di
dari penduduk Indonesia. Dimasa akan daerah pesisir pantai sehingga berdasarkan
dating, penderita malaria akan terus data dari Bidang P2 & Wabah Dinas
meningkat akibat mobilitas penduduk yang Kesehatan Kabupaten Bolaang
relative cepat, perubahan lingkungan Mongondow Utara yang secara lengkap
antara lain karena pembangunan wilayah bahwa angka kesakitan malaria besar 3,05
(pembukaan hutan,industry, pertambngan, per 1000 penduduk (Profil Kesehatan
dan lain-lain) yang kurang memperhatikan Dinas Kab. Bolmut, 2010)
aspek kualitas lingkungan sehat Salah satu faktor yang berhubungan
(Kemenkes,2010) dengan kejadian malaria adalah
Menurut WHO tahun 2006 kasus lingkungan serta perilaku masyarakat
malaria mencapai 250 juta dan penyebab 1 dimana lingkungan sekitar rumah terdapat
juta kematian utamanya pada anak balita. genangan air hujan, ventilasi rumah yang
Di daerah yang terjangkit malaria, terbuka, tidak memiliki jamban dan
penyakit tersebut dapat menjadi penyebab penyediaan air bersih yang masih kurang
utama kematian dan penghambat dan sebagainya karena sangat
pertumbuhan anak. (Kemenkes RI, 2010) mempengaruhi tempat perkembangbiakan
Malaria di indonesia dilaporkan penyakit malaria melalui nyamuk
sebagai penyakit yang endemis maupun Anopheles.
sporadic di Jawa-bali maupun di pulau Sanitasi Lingkungan atau
pulau lainnya. Daerah daerah endemis Environmental sanitation adalah Usaha-

2
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

usaha yang dilakukan individu-individu, murid Sekolah Dasar kelas 1 sampai kelas
masyarakat, atau Negara untuk 5 diwakili oleh 3 sekolah dari setiap
menperbaiki dan mencegeah terjadinya kecamatan yang berjumlah 2388 murid,
masalah gangguan kesehatan yang Jumlah populasi (N) = 2.388 murid, d=
disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan 0,1 sehingga diperoleh jumlah sampel
hidup eksternal (Chandra,2006) sebanyak 100 murid. Kemudian
Sanitasi Lingkungan yang buruk ditambahkan 10% menjadi 110
memungkinkan berbagai penyakit terus murid,Pengambilan jumlah sampel sekolah
menular. Pengaruh lingkungan buruk dapat akan dilakukan secara Proposive sampling,
dicegah dengan menciptakan sanitasi Penentuan jumlah sampel setiap sekolah
lingkungan yang baik dengan melakukan dilakukan dengan cara proportional
kebiasaan hidup sehat seperti mencuci sampling, Pengambilan sampel siswa
tangan sebelum makan, membuang setiap sekolah dilakukan secara simple
sampah pada tempatnya, membersihkan random sampling (acak
rumah dan halaman secara rutin dan sederhana).Kriteria Inklusi yaitu bersedia
lainya. Kebiasaan tersebut dapat menjadi responden, mendapat persetujuan
memutuskan rantai perkembangbiakan orang tua dengan mengisi inform consent.
organism pembawa penyakit. Kriteria Eksklusi yaitu murid yang
Kabupaten Bolaang Mongondow mengundurkan diri menjadi responden
Utara adalah salah satu kabupaten yang dalam penelitian, murid yang sakit saat
ada di provinsi Sulawesi utara dengan penelitian, murid yang kurang respon
jumlah Sekolah Dasar berjumlah 87 terhadap orang lain.
sekolah yang tersebar di 6 kecamatan yang Instrumen yang digunakan dalam
berdasarkan topografi bolaang penelitian ini terdiri dari data-data tentang
mongondow utara adalah daerah endemik karakteristik responden, umur, jenis
yang rawa-rawa, hutan dan berada pada kelamin, pendidikan, dan data demografi
pesisir pantai yang merupakan tempat lainnya, kuesioner yang berisi identitas
bersarangnya nyamuka Anopheles. subjek penelitian sanitasi lingkungan, alat
Berdasarkan dari berbagai hal diatas dan bahan pemeriksaan parasit malaria
maka dalam penelitian ini dimaksudkan yaitu torniquet, disposable, tabung EDTA,
untuk melihat apakah ada hubungan kapas dibasahi alkohol 70%, pipet 25
Sanitasi lingkungan dengan kejadian l,pemeriksan malaria yaitu pengambilan
malaria pada murid sekolah dasar di sediaan malaria terdiri dari pembuatan
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. sediaan malaria untuk membuat SD
malaria dibuat 2 jenis SD, yaitu sediaan
METODE PENELITIAN darah tebal dan sediaan darah tipis.
Penelitian ini merupakan penelitian Sediaan darah tebal terdiri dari sejumlah
Observasional Analitik, dengan besar sel darah merah yang terhemolisis.
menggunakan rancangan Cross Sectional Parasit yang ada terkonsentrasi pada area
Study (studi potong lintang), dimana yang lebih kecil sehingga akan lebih cepat
semua data yang menyangkut variable terlihat dibawah mikroskop. Sediaan darah
penelitian diukur satu kali pada waktu tipis terdiri dari satu lapisan sel darah
yang bersamaan. Penelitian ini bertempat merah yang tersebar dan digunakan untuk
di Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten membantu identifikasi parasit malaria
Bolaang Mongondow Utara 2013, setelah ditemukan dalam SD tebal.
Penelitian ini dilaksanakan pada Mei Pembuatan sediaan darah tebal caranya
sampai dengan Juni 2013. Populasi dalam pegang tangan kiri pasien dengan posisi
penelitian ini adalah seluruh murid telapak tangan menghadap keatas, pilih
Sekolah Dasar di Kabupaten Bolaang jari tengan atau jari manis (pada bayi usia
Mongondow Utara. Populasi target adalah 6-12 bulan darah diambil dari ujung ibu

3
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

jari kaki dan bayi kurang dari 6 bulan pengeringan, SD harus dihindarkan dari
darah diambil dari tumit), bersihkan jari gangguan serangga(semut, lalat, kecoa,
dengan kapas alkohol untuk dll), debu, panas, kelembaban yang tinggi
menghilangkan kotoran dan minyak yang dan getaran, setelah kering darah tersebut
menempel pada jari tersebut, setelah harus segera diwarnai. Pada keadaan tidak
kering jari ditekan agar darah banyak memungkinkan selambat-lambatnya dalam
terkumpul diujung jari, tusuk bagian ujung waktu 24 jam SD harus sudah diwarnai.
jari (agak di pinggir, dekat kuku),secara (Direktorat Pengendalian Penyakit
cepat dengan menggunakan lancet, tetes Bersumber Binatang Direktorat Jenderal
darah pertama yang keluar dibersihkan PP&PL. 2009.Pedoman Teknis
dengan kapas kering untuk menghilangkan Pemeriksaan Parasit Malaria.Bakti
bekuan darah dan sisa alkohol, tekan Husada)
kembali ujung jari sampai darah keluar, Metode Pengumpulan data terdiri
ambil objek glass bersih (pegang objek dari data primer dan data Sekunder.
glas dibagian tepihnya).posisi objek glass Teknik pengolahan data dilakukan melalui
berada dibawah jari tersebut, teteskan satu beberapa tahap sebagai berikut: Editing,
tetes darah dibagian tengah objek glass Koding, dan Tabulasi data. Analisa Data
untuk SD tipis. Selanjutnya 2-3 tetes darah menggunakan Analisa Univariat dan
yang lebih besar untuk SD tebal, bersihkan Analisa Bivariat. Etika Penelitian:
sisa darah di ujung jari dengan kapas, Informed consent ( lembar persetujuan ),
letakan objek glas yang berisi tetesan Anonimity, dan Confidentialy
darah di atas meja atau permukaan yang (kerahasiaan).
rata, untuk membuat SD tipis, ambil objek
glas(objek glas ke dua) tetapi bukan cover
glas. Tempelkan ujungnya pada tetes darah HASIL dan PEMBAHASAN
kecil sampai darah tersebut menyebar Karakteristik Responden
sepanjang objek glas, dengan sudut 45 0 Tabel 1 Karakteristik Responden
geser objek glas tersebut dengan cepat Karakteris itik Responden Banyaknya
kearah yang berlawanan dengan tetes Responden
darah tebal, sehingga didapatkan sediaan %
hapus(seperti bentuk lidah, untuk SD tebal, Jumlah
Jenis Kelamin
ujung objek glas ke 2 ditempelkan pada ke Laki-laki 60 Orang 54,5
tiga tetes darah tebal. Darah dibuat Perempuan 50 Orang 45,5
homogen dengan cara memutar ujung
objek glas searah jarum jam, sehingga Umur Responden
7 tahun 1 Orang 0,9
terbentuk bulatan dengan diameter 1 cm, 8 tahun 4 Orang 3,6
pemberian label/ etiket dilakukan pada 9 tahun 22 Orang 20,0
bagian pangkal SD tipis yang sudah kering 10 tahun 43 Orang 39,1
dengan pensil. Tulis nama penderita, 11 tahun 24 Orang 21,8
nomor dan tanggal pembuatan. Jangan 12 tahun 16 Orang 14,5
menggunakan Ballpoint atau spidol dalam
pembuatan label, proses pengeringan SD
harus dilakukan secara perlahan-lahan Pendidikan Ayah
Tidak Tmt SD 2 Orang 1,8
ditempat yang datar. Tidak dianjurkan SD 38 Orang 34,5
menggunakan lampu(termasuk lampu SMP 37 Orang 33,6
mikroskop). Hair dryer. Hal ini dapat SMA 29 Orang 26,4
menyebabkan SD menjadi retak-retaj DIII 2 Orang 1,8
sehhingga mempengaruhi hasil S1 2 Orang 1,8
pemeriksaan. Kipas angin dapat digunakan
untuk mengeringkan SD, selama proses

4
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

Pendidikan Ibu Sanitasi Lingkungan


Tidak Tmt SD 1 Orang 0,9 Tabel 3 Distribusi Subjek berdasarkan
SD 34 Orang 30,9
SMP 37 Orang 33,6 sanitasi lingkungan
SMA 30 Orang 27,3 Sanitasi Banyaknya Subjek
DIII 4 Orang 3,6 Lingkungan Penelitian
S1 4 Orang 3,6 n %
Kurang 64 58,2
Baik
Pekerjaan Ayah Baik 46 41,8
PNS 3 Orang 2,7
Total 110 100
Pegw Swasta 4 Orang 3,6
Wiraswasta 32 Orang 29,1
Petani 70 Orang 63,6 Analisis Bivariat
Buruh 1 Orang 0,9 Tabel 4 Hubungan Sanitasi Lingkungan
Dengan Kejadian Malaria Pada Murid
Sekolah Dasar Di Kabupaten Bolaang
Pekerjaan Ibu
PNS 6 Orang 5,5 Mongondow Utara.
Pegw Swasta 4 Orang 3,6 Malaria
Wiraswasta 13Orang 11,8 Sanitasi Lingkungan Total P
Petani 36 Orang 32,7 Positif Negatif
IRT 51 Orang 46,4
Kurang Baik 7 57 64 0,214
Baik 2 44 46
Pendapatan Keluarga Total 110
Rp. 500.000 32 Orang 29,1
Rp.500.000-1.000.000 67 Orang 60,9
> Rp. 1.000.000 11 Orang 10,0 PEMBAHASAN
Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan
Jumlah Tanggungan
kejadian malaria
1 3 Orang 32 Orang 29,1
4 5 Orang 67 Orang 60,9 Berdasarkan hasil penelitian ini
> 5 Orang 11 Orang 10,00 menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara sanitasi lingkungan
dengan kejadian malaria (lihat tabel 4).
Analisis Univariat Pada sanitasi lingkungan memiliki kriteria
Malaria yaitu Baik dan Kurang Baik dengan
Tabel 2 Distribusi Subjek berdasarkan perhitungan Baik apabila >75%-100% dan
kejadian malaria Kurang baik apabila 75 Untuk sanitasi
Malaria Banyaknya Subjek lingkungan hasil penelitian ini lebih
Penelitian banyak yang kurang baik 58,2%
Jumlah % dikarenakan lingkungan sekitar rumah
Positif 9 8,2 yang fasilitasnya kurang memadai seperti
Negatif 101 91,8 penyediaan tempat sampah, sebagian besar
Total 110 100 menggunakan tempat sampah terbuka,
tidak memiliki jamban dan bak mandi
serta kandang yang kotor dimana tempat
bersarangnya nyamuk Anopheles.
Sedangkan pada malaria diperoleh 9 orang
positif malaria (8,2%) hal ini disebabkan
karena daerah penelitian ini merupakan
daerah kongenital, yaitu kekebalan pada
bayi yang dilahirkan oleh dengan

5
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

kekebalan tinggi. Selain itu hal yang Gambaran sanitasi lingkungan pada murid
mungkin berpengaruh yaitu jadwal sekolah dasar di Kabupaten Bolaang
penelitian berada pada musim panas, Mongondow Utara yang kurang baik 64%
dimana nyamuk yang dapat menjadi vektor dan yang baik 46%, Tidak terdapat
tidak dapat ditemukan, hal ini sehubungan hubungan sanitasi lingkungan dengan
dengan nyamuk Anopheles yang menjadi kejadian malaria dimana hasil yang
vektor. diperoleh = 0,214
Berdasarkan hasil observasi di rumah
responden, responden tinggal yang DAFTAR PUSTAKA
jaraknya cukup dekat dengan rawa-rawa, Chandra B. 2006. Pengantar kesehatan
air tergenang, tidak memiliki sampah, lingkungan. Penerbit Buku
sebagian besar sampah terbuka, dan lantai Kedokteran EGC. Jakarta
rumah tidak beton sebagian besar tanah. Dinas Kesehatan Bolaang Mongondow
Malaria masih merupakan penyakit Utara. Profil Kesehatan Kabupaten
Global yang penting dan masih merupakan Bolaang Mongondow Utara Tahun
penyakit endemik diperkirakan 3 milyar 2010
penduduk dunia yang beresiko untuk Dinas Pendidikan Bolaang Mongondow
terinfeksi dan diperkirakan 500 juta/ tahun Utara. Profil Kesehatan Kabupaten
dan 1 juta kematian/tahun. (Yeka, A et al, Bolaang Mongondow Utara tahun
2011). 2012
Berdasarkan penelitian Ahmadi,dkk Direktorat Pengendalian Penyakit
(2008) di Desa Lubuk Nipis Kecamatan Bersumber Binatang Direktorat
Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim, Jenderal PP&PL. 2009.Pedoman
terlihat bahwa dari 54 responden positif Teknis Pemeriksaan Parasit
malaria terdapat 53 (98,1%) yaitu Malaria.Bakti Husada
responden yang memilik jarak kurang dari Hotez P. Ann N.Y Acad. Sci . 2008.
200m dari hutan, semak-semak, rawa dan Hookworm and Poverty 1136 : 33-44
juga sawah dan yang 1 (1,9%) responden Kementrian Kesehatan RI. 2007. Riset
yang tinggal jauh dari semak, rawa dan Kesehatan Dasar. Badan Penelitian
juga sawah. dan Pengembangan Kesehatan
Malaria dapat dipengaruhi keadaan Kementrian Kesehatan RI. 2010. Riset
geografi & iklim yang disenangi nyamuk Kesehatan Dasar. Badan Penelitian
Anopheles, daerah tropic transmisinya dan Pengembangan Kesehatan.
paling baik. Faktor Lingkungan yaitu Kementrian Kesehatan Republik
faktor yang berpengaruh paling kuat Indonesia.2010.Penuntun Hidup
dengan malaria dan merupakan faktor Sehat Edisi Keempat.kerja sama
resiko yang terkait erat, jadi menurut UNICEF, WHO, UNESCO, UNFPA,
WHO 42 % kejadian malaria secara global UNDP, UNAIDS, WFP dan the
itu terkait dengan faktor lingkungan yang World Bank.
dapat dimodifikasi, dengan kata lain Prabowo A. 2004. Malaria, Mencegah &
perpindahan penduduk dipengaruhi oleh Mengatasinya. Puspa Swara,
degradasi lingkungan/ kerusakan Anggota IKAPI. Jakarta.
lingkungan, menyebabkan penduduk itu Profil Kesehatan Dinas Kesehatan
rentan terhadap infeksi. (Stratton, et Kabupaten Bolaang Mongondow
al,2008) Utara.2010
Soedarto. 2012. Protozoologi Kedokteran .
SIMPULAN CV. Karya Putra Darwati. Bandung.
Prevalensi kejadian malaria pada murid Sutanto I, Ismid S, Pudji K,
sekolah dasar di kabupaten Bolaang Sjarifuddin, Sungkar S. 2008.
Mongondow Utara sebesar 8,2%, Parasitologi Kedokteran Edisi

6
ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

Keempat. Balai penerbit FKUI.


Jakarta
Stratton,L., M. ONeill., M.E Kruk,
Michelle L. Bell. 2008, The
Persistent Problem of Malaria.
Adress of the fundamental causes of
a global killer, social science &
Medicine 67 : 854-862
Sutanto I, Ismid S, Pudji K, Sjarifuddin,
Sungkar S. 2008. Parasitologi
Kedokteran Edisi Keempat. Balai
penerbit FKUI. Jakarta
Yeka, A, A. Gasasira, A. pimbaza,
J. Achan, J. Nankabirawa, S.
Nsobya, S.G Staedke, M.J Donelly,
F.W Mangen, A. Talisuna, G.
Dorsey, M.r Kamya, P.J
Rosenthall, 2011, Malaria in
Uganda Chalenges to control on
the long road to elimination
Epidemiology and current control
efforts, Acta Tropica

You might also like