Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373

Volume 3, Nomor 2 Hal: 73-79


Desember 2015

SIFAT MEKANIKA KAYU KEMIRI (Aleurites mollucana Willd) ASAL


SULAWESI TENGAH BERDASARKAN ARAH AKSIAL

Nurmala Sari1), Erniwati2), Abdul Hapid3)


Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta Km.9 Palu, Sulawesi Tengah 94118
1)
Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako
Korespondensi: Nurmalaasary@gmail.com
2)
Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

Abstract
Until present day, using wood species is extremely limited while there are thousands of
ignorance species. A lot of research results indicated that woods of lesser known species
propose some very good properties as raw materials of wood industry where one of them is
candlenut wood. The objective of the research was to know the mechanical properties of the
wood referring its axial position (base, middle and top of the trunk). The mechanical properties
consist of the comprehensive strength parallel to the grain, modulus of rapture (MOR) and
modulus of elasticity (MOE). The benefit of the research is as an useful information for
Perhutani in industrial processing of the candlenut wood. The research used a candlenut tree
with 39 cm of diameter and 20 m of hight, than 10 years old originating from Ranteleda village,
Palolo sub district, Sigi district. Establishment of examined sample used Germani Standard
(DIN). By using Completely Randomized Design as a method of experimental design, the
research decided the differences on the axial positions (base, middle, and top) as the treatments.
The results show the values of the comprehensive strength parallel to the grain are 27,96
N/mm2, 19,51 N/mm2, and 17,51 N/mm2. MOE are 4666,01 N/mm2, 4616,19 N/mm2, and
4295,83 N/mm2. Meanwhile MOR are 65,59 N/mm2, 64,69 N/mm2, 59,40 N/mm2. The axial
positions dont significantly influence the mechanical properties: the comprehensive strength
parallel to the grain, modulus of rapture, and modulus of elasticity
Keywords: strength parallel to the grain, modulus of rapture (MOR) and modulus of elasticity
(MOE), candlenut.

PENDAHULUAN memenuhi kebutuhan kayu untuk berbagai


keperluan tersebut (Pardede, 2011).
Latar Belakang
Kayu merupakan bahan yang memiliki
Indonesia merupakan negara dengan
sel. Kayu merupakan bahan yang cukup
keanekaragaman hayati yang tinggi, terutama
komplek karena sifatnya yang anisotropik.
pada hujan tropika basahnya. Salah satu hasil
Anisotropik adalah struktur dan sifat-sifat
hutan yang sampai saat ini masih belum
bahan (kayu) berbeda dalam arah yang
tergantikan adalah kayu dari hutan alam dan
berlainan (radial, tangensial dan longitudinal)
kebutuhannya semakin meningkat dengan
(Bakri, 2008).
kenaikan jumlah penduduk. Akan tetapi
Kayu merupakan hasil hutan dari sumber
karena kecepatan pemanenan yang tidak
daya alam yang merupakan bahan mentah
seimbang dengan kecepatan pertumbuhan,
yang mudah diproses menjadi barang atau
maka tekanan terhadap hutan alam semakin
bentuk lain yang sesuai dengan kemajuan
menurun, baik dari segi mutu maupun
teknologi. Kayu berasal dari berbagai pohon
volumenya. Kini makin terasa kekurangan
yang memiliki sifat berbeda-beda. Bahkan
berbagai jenis kayu untuk bahan baku
dari pohon memiliki sifat agak berbeda. Sifat
berbagai industri perkayuan seperti industri
yang dimaksud antara lain sifat fisika dan
kerajinan, sampai pada industri berskala
mekanika kayu. Dalam hubungannya maka
besar. Sementara itu jumlah kayu yang
ada perlunya jika sifat-sifat kayu itu diketahui
tersedia semakin menurun baik jumlah
lebih dulu, sebelum dipergunakan berbagai
maupun kualitasnya. Oleh sebab itu, kayu
dari hutan tanaman diharapkan dapat

73
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 3, Nomor 2 Hal: 73-79
Desember 2015

bahan bangunan industri kayu, maupun untuk kayu kemiri pada bagian ujung, tengah, dan
pembuatan perabotan (Purwaningsih, 2014). pangkalnya berdasarkan arah aksial. Sifat
Pemanfaatan jenis kayu sampai saat ini mekanika kayu tersebut meliputi keteguhan
masih sangat terbatas, sedangkan ribuan jenis tekan searah serat, keteguhan patah dan
lainnya belum dimanfaatkan dengan baik. keteguhan lentur.
Banyak hasil penelitian yang menunjukkan Sedangkan manfaat dari pelaksanaan
bahwa jenis-jenis kayu yang tergolong lesser penelitian ini adalah hasil penelitian ini
known species memiliki sifat-sifat yang sangat diharapkan dapat menjadi bahan informasi
baik digunakan sebagai bahan baku industri dalam pemanfaatan dan penggunaan kayu
pengolahan kayu. Kayu kemiri merupakan kemiri.
salah satu lesser known species (Risnasari Hipotesis
dkk, 2012). Hipotesis dalam penelitian ini adalah
Di Indonesia, kekuatan kayu diduga bagian pangkal kayu kemiri lebih kuat
diklasifikasikan dalam lima kelas yaitu sangat dibandingkan dengan bagian tengah dan
lemah (kelas kuat V) sampai sangat kuat ujung.
(kelas kuat I) Demikian juga dengan serat
kayu untuk bahan baku pembuatan pulp kertas MATERI DAN METODE PENELITIAN
diklasifikasikan dalam empat kelas kualitas
yaitu sangat jelek (kelas kualitas IV) sampai Waktu dan tempat
sangat baik (kelas kualitas I). Kecenderungan Penelitian ini dilaksanakan selama 3
pemakaian kayu akan terus meningkat, baik bulan, dari bulan Mei sampai bulan Juli 2014.
untuk keperluan bahan bangunan maupun Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
industri. Hal ini perlu diimbangi dengan Teknik Mesin Universitas Tadulako
pengetahuan jenis kayu dan sifatnya agar kayu Bahan dan Alat
tersebut dapat digunakan secara efektif dan Bahan yang digunakan dalam penelitian
efisien (Lempang, 2014). ini yaitu kayu kemiri dengan diameter 39
Pada pemanfaatan kayu kemiri yang cm, tinggi 20 m, dan berumur 10 tahun
lebih tepat, maka kita harus mengetahui sifat- yang berasal dari Desa Ranteleda, Kecamatan
sifat dari kemiri tersebut. Untuk itu perlu Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
dilakukan penelitian sifat-sifat fisik dari kayu Sedangkan alat yang digunakan adalah gergaji
kemiri terutama sifat mekanikanya. rantai untuk penebangan pohon dan
Rumusan Masalah pembagian batang, meteran untuk mengukur
Kayu yang berasal dari berbagai jenis diameter dan panjang pohon, gergaji pita dan
pohon memiliki sifat yang berbeda-beda. gergaji bundar untuk membuat contoh uji,
Kayu yang berasal dari tempat tumbuh yang mesin serut untuk menghaluskan permukaan
berbeda akan mempunyai sifat kayu yang contoh uji, amplas untuk menghaluskan
berbeda. Bahkan kayu yang berasal dari suatu permukaan contoh uji, Caliper merk Mitutoyo
pohon yang sama pun dapat memiliki sifat dengan ketelitian 0,001 cm untuk mengukur
yang berbeda jika dibandingkan dari bagian dimensi contoh uji, mesin penguji mekanika
ujung, tengah, dan pangkalnya terutama sifat kayu merk Baldwin Satec sytem Inc. Type
mekanika kayu pada arah aksial. Universal Testing Machine Model 60 HVL-
Di Sulawesi Tengah tepatnya di Desa 60000LB, kalkulator dan alat tulis-menulis.
Ranteleda Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi Variabel Pengamatan
sudah banyak petani yang memanfaatkan Variabel yang diamati dalam penelitian
tanaman kemiri. Namun, sifat kayu kemiri ini adalah sifat mekanika kayu kemiri yang
yang tumbuh di daerah ini belum banyak meliputi keteguhan tekan searah serat dan
diketahui sehingga perlu diteliti mengingat keteguhan lengkung statik.
potensinya yang sangat besar. Banyak yang Prosedur Penelitian
menggunakan kayu kemiri namun belum Pengambilan contoh uji berasal dari satu
mengetahui sifat mekanika kayu itu sendiri. pohon lurus yang memiliki tinggi bebas
Tujuan dan Manfaat cabang 15 m, diameter 39 cm, dan berumur
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini 10 tahun yang berasal dari Desa Ranteleda,
adalah untuk mengetahui sifat mekanika dari Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi

74
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 3, Nomor 2 Hal: 73-79
Desember 2015

Tengah. Pohon tersebut dibagi 3 bagian Keterangan :


berdasarkan letak ketinggian dalam batang, MOR TSS = Kuat tekan sejajar serat
yaitu bagian pangkal, tengah dan ujung, (N/mm2)
masing-masing sepanjang 1 meter dengan P = Beban maksimum sampai
benda uji mengalami
jarak antar bagian 6 meter.
patah (N)
Kemudian dibentuk balok dengan ukuran b = Lebar contoh uji (mm)
6 cm 6 cm 100 cm. Setelah itu balok- h = Tinggi contoh uji (mm)
balok tersebut dibuat stick dengan ukuran 2,5 2. Keteguhan patah (MoR) dan keteguhan
cm 2,5 cm 100 cm dan 5,5 cm 5,5 cm Lentur (MoE) (Hapid, 2010)
100 cm. stick-stick tersebut selanjutnya 3PL
diketam hingga memiliki penampang MOR =
melintang 2 cm 2 cm 100 cm dan 5 cm 2bh2
5 cm 100 cm, dan stick-stick inilah dibuat
contoh uji, sesuai dengan ukuran pengujian P'. L3
yang akan dilakukan. 2 cm 2 cm 6 cm MOE =
untuk contoh uji tekan searah serat dan 2 cm 4y. b. H3
2 cm 36 cm untuk contoh uji lengkung Keterangan:
statis. MOE = Modulus of elasticity (batas
Sebelum pengujian dilakukan, contoh uji kekakuan) (N/mm2)
diletakkan di ruang konstan dengan MOR = Modulus of repture (modulus
temperatur (20 2)C dan kelembaban udara patah) (N/mm2)
relatif (65 5)% hingga beratnya konstan P' = Beban sampai batas proporsi (N)
dengan kadar air 12 1%. P = Beban maksimum (N)
L = Jarak penyangga (mm)
Jumlah pengukuran sampel untuk setiap
y = Defleksi/lenturan pada batas
bagian pohon dari masing-masing pengujian proporsi (mm)
sifat mekanika sampel adalah 5 sampel. b = Lebar contoh uji (mm)
Ukuran Contoh Uji h = Tebal contoh uji (mm)
Penelitian ini mengunakan standar Analisis Data
pengujian Jerman, yaitu DIN (Deutches Rencana percobaan yang digunakan
Institut Norming), kecuali uji kekerasan dalam penelitian ini adalah rancangan acak
dilakukan dengan standar janka. Ukuran lengkap dengan 5 kali pengulangan untuk
contoh uji sifat mekanika kayu dapat dilihat setiap pengujian sifat mekanika pada
pada tabel berikut: perlakuan letak posisi dalam batang yaitu
Tabel 1. Ukuran Contoh Uji Berdasarkan pangkal, tengah dan ujung. Adapun bentuk
Standar Jerman (DIN) rancangannya menurut Hanafiah (2005),
Pengujian Dimensi Standart adalah sebagai berikut:
(mm) (DIN) y = + +
Tekan searah 20 20 52185 76 Keterangan :
serat 60 y = Nilai pengamatan
Lengkung statik 20 20 52186 78 = Nilai rerata (Mean) harapan
360 = Pengaruh faktor perlakuan
= Pengaruh galat (Experimental
Pengujian Sifat Mekanika Kayu Eror)
Untuk mendapatkan nilai keteguhan tekan Selanjutnya untuk mengetahui adanya
sejajar serat, keteguhan lentur dan keteguhan perbedaan pengaruh antara taraf-taraf yang
patah, dipergunakan rumus-rumus sebagai dicobakan dengan menggunakan analisis sidik
berikut: ragam. Apabilia pengujian dengan sidik
1. Keteguhan tekan sejajar serat (Hapid, ragam menunjukkan pengaruh nyata (F-
2010) Hitung > F-Tabel) maka diadakan uji lanjut
P dengan memperhatikan nilai koefisien
MOR TSS = keragaman (KK).
bxh Jika nilai KK relatif kecil (<10%) maka
dilakukan uji beda nyata jujur (BNJ) dan

75
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 3, Nomor 2 Hal: 73-79
Desember 2015

apabila nilai KK (>10%) maka dilakukan uji Tabel 1. Tabel Analisis Keragaman pada
beda nyata terkecil (BNT). Keteguhan Tekan Sejajar Serat.
Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F
HASIL DAN PEMBAHASAN F Tabel
Keragaman Hit
Bebas Kuadrat Tengah
Keteguhan Tekan Sejajar Serat (SK) (DB) (JK) (KT) 5% 1%
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata tn
Perlakuan 2 307,36 153,68 0,09 3,88 6,92
nilai keteguhan tekan sejajar serat pada Kayu
kemiri pada posisi yang berbeda yaitu bagian Error 12 172,25 14,3541
pangkal, tengah dan ujung dapat dilihat pada Total 14 479,61
gambar 1. Keterangan : tnTidak Nyata
Keteguhan Sejajar Serat N/mm

Hasil analisis keragaman keteguhan


30 27,96 tekan sejajar serat di atas menunjukkan bahwa
25 perlakuan pangkal, tengah dan ujung
20 19,51 17,51 berpengaruh tidak nyata pada taraf signifikan
15 5%. Pada keteguhan mengalami kenaikan
10 dari bagian pangkal menuju ke bagian tengah
5 kemudian turun ke bagian ujung.
0
Keteguhan tekan (Compression strength)
adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan
Pangkal Tengah Ujung jika kayu itu dipergunakan untuk tujuan
Posisi dalam Batang tertentu, dan kekuatan ini mempunyai
Gambar1. Nilai keteguhan tekan sejajar serat hubungan dengan kekerasan dan keteguhan
kayu kemiri. geser (Anonim, 2009, dalam Arsad, E. 2011).
Kekuatan tekan sejajar serat adalah
Hasil penelitian keteguhan tekan sejajar menentukan beban yang dapat dipikul suatu
serat kayu kemiri, pada Gambar 1 tiang atau pancang yang pendek (Damanik,
menunjukkan nilai keteguhan tekan sejajar
2005).
serat kayu kemiri adalah 19,51 N/mm pada
Cahyono, dkk (2012) menyatakan bahwa
bagian pangkal, 27,96 N/mm pada bagian
semakin banyak ikatan pembuluh yang
tengah dan 17,51 N/mm pada bagian ujung.
menahan beban maka semakin besar beban
Secara umum nilai rata-rata keteguhan pada
yang harus diberikan supaya kayu tersebut
kayu kemiri adalah 21,66 N/mm.
mengalami kerusakan secara permanen.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kekuatan kayu memiliki peranan penting
Asdar dan Lempang (2006) pada kayu kemiri
dalam penggunaan kayu untuk bangunan,
memperoleh nilai rata-rata keteguhan tekan
perkakas dan keperluan lainnya sehingga
sejajar serat sebesar 215,6 kg/cm2 (21,57
klasifikasi kekuatan kayu dapat dipakai
N/mm). Sementara penelitian yang
sebagai pedoman dalam penentuan
dilakukan oleh Martawijaya dkk (1989) yaitu
penggunaan suatu jenis kayu (Lempang,
sebesar 204 kg/cm2 (20,4 N/mm). Jadi nilai
2014).
yang dihasilkan dari penelitian ini lebih besar.
Di Indonesia, klasifikasi kekuatan kayu
Hal ini disebabkan oleh perbedaan umur
didasarkan pada keteguhan tekan sejajar serat.
pohon saat ditebang dan tempat tumbuh dari
Berdasarkan nilai sifat mekanik tersebut,
pohon tersebut.
maka kayu kemiri tergolong kelas kuat IV-III
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan
(Martawijaya et al, 2005 dalam Asdar dan
pangkal, tengah dan ujung terhadap keteguhan
Lempang 2006).
tekan sejajar serat Kayu Kemiri (Aleurites
mollucana Willd), maka dilakukan analisis Keteguhan Lengkung Statik
keragaman seperti pada tabel 1. Modulus Elastisitas
Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata
nilai modulus elastisitas (MOE) pada Kayu
Kemiri (Aleurites mollucana Willd) pada

76
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 3, Nomor 2 Hal: 73-79
Desember 2015

posisi yang berbeda yaitu bagian pangkal, perlakuan pangkal, tengah, dan ujung
tengah dan ujung dapat dilihat pada gambar 2. berpengaruh tidak nyata pada taraf signifikan
5%. Pada arah aksial nilai MOE relatif sama
MoE Keteguhan Lengkung Statik N/mm2

4700 4666,01 terhadap bagian pangkal dan bagian tengah


4616,19 kemudian pada bagian ujung mengalami
4600
penurunan.
4500 Modulus elastisitas adalah merupakan
4400 ukuran terhadap perpanjangan bila balok kayu
4295,83 mengalami tarikan, pemendekan apabila balok
4300
kayu mengalami tekanan selama pembebanan
4200 berlangsung dengan kecepatan pembebanan
4100 konstan (Jihannanda, 2013). Modulus
elastisitas (MOE) menguji kemampuan benda
pangkal tengah ujung
uji untuk menahan kelengkungan. Dalam hal
Posisi dalam Batang
ini sifat mekanis dari benda uji ditentukan dari
Gambar 2. Nilai modulus elastisitas (MOE) kemiringan dari bagian garis lurus defleksi
Kayu Kemiri. beban Arbintarso (2009).
Hasil penelitian keteguhan lengkung Hukum Hookes menyatakan bahwa
statik kayu kemiri, pada gambar 2 kekakuan bahan merupakan perbandingan
menunjukkan nilai modulus elastisitas kayu antara tegangan dan regangan pada sebuah
kemiri adalah 4616,19N/mm pada bagian kayu di dalam batas elastis yang bernilai
pangkal, 4666,01N/mm pada bagian tengah konstan. Tegangan didefenisikan sebagai
dan 4295,83N/mm pada bagian ujung. distribusi gaya per unit luas, sedangkan
Secara umum nilai rata-rata modulus regangan adalah perubahan panjang per unit
elastisitas Kayu Kemiri adalah panjang bahan semula. Rasio ini biasa
4526,01N/mm. disebut dengan modulus elatisitas atau biasa
Hasil penelitian yang dilakukan oleh disebut sebagai Modulus Young dan disingkat
Asdar dan Lempang (2006) pada kayu kemiri MOE (Wangard, 1950 dalam
memperoleh nilai rata-rata modulus elastisitas Martinnababan, 2013).
sebesar 17,888 kg/cm2 (1,788 N/mm). Nilai Modulus Patah
yang diperoleh dalam penelitian ini lebih Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata
besar dibandingkan dengan yang didapat oleh nilai modulus patah (MOR) pada Kayu
Martawijaya dkk (1989) yaitu sebesar 32,5 Kemiri pada posisi yang berbeda yaitu bagian
kg/cm2 (3,25 N/mm). Hal ini disebabkan pangkal, tengah dan ujung dapat dilihat pada
oleh perbedaan umur pohon saat ditebang dan gambar 3.
tempat tumbuh dari pohon tersebut.
MOR Keteguhan Lengkung Statik N/mm

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan 68


65,59
pangkal, tengah, dan ujung terhadap modulus 66 64,69
elastisitas kayu kemiri, maka dilakukan
64
analisis keragaman seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Tabel Analisis Keragaman pada 62
Modulus Elastisitas (MOE). 59,40
60
(DB F F Tabel
(SK) ) (JK) (KT) Hitung
58
5 1
% % 56
Perlakua 4596836,6 2298418,3 6,9
n 2 0 0 0,29tn 3,73 2 Pangkal Tengah Ujung
92245285, 7687107,1
Error 12 24 0 Posisi dalam Batang
96842121,
Total 14 84 Gambar 3. Nilai modulus patah (MOR) Kayu
Keterangan : Tidak Nyata tn Kemiri.
Hasil analisis keragaman modulus Hasil penelitian keteguhan lengkung
elastisitas (MOE) di atas menunjukkan bahwa statik kayu kemiri, pada gambar 6

77
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 3, Nomor 2 Hal: 73-79
Desember 2015

menunjukkan nilai modulus patah kayu kemiri 2012). Arbintarso (2009) menyatakan MOR
adalah 65,59 N/mm pada bagian pangkal, adalah tegangan lengkung akhir yaitu sebelum
64,69 N/mm pada bagian tengah dan 59,40 terjadinya patah dari suatu material dalam
N/mm pada bagian ujung. Secara umum nilai kelengkungannya, dan itu sering digunakan
rata-rata modulus patah kayu kemiri adalah untuk membandingkan material satu dengan
63,23 N/mm. lainnya.
Nilai yang dihasilkan dari penelitian ini Pada umumnya klasifikasi kekuatan kayu
lebih besar dari yang didapatkan oleh Asdar di Indonesia didasarkan pada berat jenis, dan
dan Lempang (2006) yang memperoleh nilai sifat mekanis tertentu seperti keteguhan lentur
rata-rata modulus patah sebesar 534,63 pada batas patah (keteguhan lentur
kg/cm2 (54,46 N/mm). Sementara penelitian maksimum) dan keteguhan tekan sejajar serat
yang dilakukan oleh Matawijaya dkk (1989) kayu dalam kondisi kering udara (Lempang,
mendapatkan nilai modulus patah sebesar 333 2014). Mahdie (2010) juga menyatakan
kg/cm2 (33,3 N/mm). Hal ini disebabkan bahwa semakin tinggi kandungan kadar airnya
oleh perbedaan umur pohon saat ditebang dan maka kayu tersebut akan semakin berat dan
tempat tumbuh dari pohon tersebut. akan mengakibatkan kayu tersebut lebih sulit
Untuk mengetahui pengaruh perlakuan untuk mengalami pelengkungan (kayunya
pangkal, tengah, dan ujung terhadap modulus lebih kuat).
patah kayu kemiri, maka dilakukan analisis
keragaman seperti pada tabel 3. KESIMPULAN
Tabel 3. Tabel Analisis Keragaman pada
Modulus Patah (MOR). Berdasarkan hasil penelitian, analisis
Sumber Deraja Jumlah Kuadra hasil, dan pembahasan yang telah dilakukan
Keragama t Kuadra t F F Tabel terhadap parameter-parameter yang diamati,
n Bebas t Tengah Hitun
(SK) (DB) (JK) (KT) g 5% 1% dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
6,9 1. Keteguhan tekan sejajar serat tidak
tn
Perlakuan 2 111,75 55,88 1,18 3,73 2
berpengaruh nyata terhadap pangkal,
Error 12 563,96 47,00
tengah, dan ujung. Nilai tertinggi pada
Total 14 675,72 bagian tengah 27,96 N/mm, pangkal
Keterangan : tnTidak Nyata 19,51 N/mm, dan terendah bagian ujung
Hasil analisis keragaman modulus patah 17,51 N/mm.
(MOR) di atas menunjukkan bahwa perlakuan 2. Keteguhan lengkung statik pada MOE
pangkal, tengah dan ujung berpengaruh tidak nilai yang tertinggi yaitu pada bagian
nyata pada taraf signifikan 5%. Pada arah tengah 4666,01 N/mm, pangkal 4616,19
aksial nilai MOR mengalami penurunan dari N/mm, dan terendah bagian ujung
bagian pangkal ke bagian tengah menuju ke 4295,83 N/mm.
bagian ujung. 3. Keteguhan lengkung statik pada MOR
Keteguhan lengkung kayu utuh dan nilai yang tertinggi yaitu pada bagian
produk-produk asal kayu biasanya dinyatakan pangkal 65,59 N/mm, tengah 64,69
dalam istilah MoR atau modulus patah. MoR N/mm, dan terendah bagian ujung 59,40
menunjukkan kekuatan bahan yang diketahui N/mm.
dengan cara pemberian beban pada contoh uji 4. Secara statistik posisi dalam batang
yang diletakkan pada dua penyangga dengan berdasarkan arah aksial berpengaruh
posisi horizontal. Penambahan beban tidak nyata terhadap keteguhan tekan
dilakukan terus-menerus sampai dicapai sejajar serat, MOE dan MOR kayu kemiri
beban maksimum sampai contoh uji patah asal Desa Ranteleda Kecamatan Palolo
atau rusak (Desch dan Dinwoodie, 1981, Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah.
dalam Suprapto, 2007).
Modulus Patah (Modulus Of Rupture)
merupakan salah satu sifat mekanis kayu yang
menunjukkan kekuatan kayu dalam menahan
beban yang bekerja padanya (Risnasari dkk,

78
WARTA RIMBA ISSN: 2406-8373
Volume 3, Nomor 2 Hal: 73-79
Desember 2015

Lempang, M dan M. Asdar, 2006.


DAFTAR PUSTAKA Karakteristik Anatomi, Fisik Mekanik,
Pengeringan dan Keterawetan Kayu
Arbintarso, E. S. 2009. Tinjauan Kekuatan kemiri. Jurnal Parennial, Vol. 2 No. 2.
Lengkung Papan Serat Sabut Kelapa Lempang, M, 2014. Sifat Dasar dan Potensi
Sebagai Bahan Teknik. Jurnal Kegunaan Kayu Jabon Merah. Jurnal
Teknologi, Vol 2 No 1. Penelitian Kehutanan Wallacea, Vol. 3
Arsad, E. 2011. Sifat Fisik dan Kekuatan No. 2
Mekanik Kayu Akasia Mangium. Jurnal Mahdie, M F, 2010. Sifat Fisika dan
Reset Industri Hasil Hutan, Vol. 3 No. Mekanika Kayu Bongin. Jurnal Hujan
1. Tropis, Vol. 11 No. 30
Bakrie, 2008. Analisis Sifat Mekanis Kayu Martawijaya A, Kertasujana I, Mandang Y.I,
Eboni di Sulawesi Tengah. Jurnal Prawira S A dan Kadir K. 1989. Atlas
Smartek, Vol. 6 N0. 1 kayu Indonesia jilid II . Edisi Revisi.
Cahyono, T D, Ohorella S dan Febrianto S. Badan Litbang Kehutanan. Dep.
2012. Sifat Fisis dan Mekanis Kayu Kehutanan. Bogor.
Samama dari Kepulauan Maluku. Martinababan, 2013. Sifat Fisis Mekanisme
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis Kayu.http://martinnababan93.blogspot.
Vol. 10 No.1. com/2013/06/jurnal-pjurnal-sifatfisis
Damanik, R. I. 2005. Kekuatan kayu. mekanisme.html (Diakses pada tanggal
Fakultas Pertanian. Universitas 30 september 2014).
Sumatera Utara. Pardede L K, 2011. Laporan Teknologi Kayu.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123 Berbagi Ilmu dan wawasan.
456789/843/3/hutan-revandy3.pdf.txt. http://lyosmart.blogspot.com/2011/11/t
(Diakses pada tanggal 30 september eknologi-kayu.html. (Diakses pada
2014). tanggal 30 september 2014).
Hapid, A. 2010. Struktur Anatomi dan Sifat Purwaningsih E D, 2014. Laporan Akhir Ilmu
Fisika-Mekanika Kayu Bitti (Vitex Kayu. Program Study Kehutanan.
cofassus Reinw) dari Hutan Rakyat Universitas Mataram. https://www.
yang Tumbuh di Kabupaten Bone dan scribd.com/doc/241301638/LAPORAN
Wajo Sulawesi Selatan. Tesis. -AKHIR-ILMU-KAYU-docx. (Diakses
Fakultas Kehutanan Universitas Gajah pada tanggal 30 september 2014).
Mada (Tidak Dipublikasikan). Risnasari, I, Azhar I dan Sitompul A N. 2012.
Hanafiah K A, 2005. Rancangan Percobaan Karakteristik Balok laminasi Dari
Aplikatif. Divisi Buku Perguruan Batang Kelapa dan Kayu Kemiri.
Tinggi. PT Raja Grafindo Persada. FORESTA Indonesian Journal of
Jakarta. Forestry, Vol. 1 No. 2.
Jihanannda, P. 2013. Studi Kuat Lentur Balok Suprapto, E. 2007. Variasi Aksial dan Radial
Laminasi Kayu Sengon dengan Kayu Sifat Fisika dan Mekanika Kayu Jati.
Kelapa. Skripsi. Fakultas Teknik Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta
Universitas Negeri Semarang.

79

You might also like