Pengaruh Filler Plat Dan Variasi Tebal Plat Pada Spot Welding Antara Baja-Allumunium Terhadap Beban Geser

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juni 2011

PENGARUH FILLER PLAT DAN VARIASI TEBAL PLAT PADA


SPOT WELDING ANTARA BAJA-ALLUMUNIUM TERHADAP
BEBAN GESER.

Siswanto1, Ardi Widaytmoko2, Teguh Wiyono3

1. Teknik Mesin, Politeknik Pratama Mulia , Surakarta 57149, Indonesia


2. Teknik Otomotif, Politeknik Pratama Mulia , Surakarta 57149, Indonesia
3. Teknik Mesin, Politeknik Pratama Mulia , Surakarta 57149, Indonesia

ABSTRACT

This study analyzed the treatment results of low carbon steel plate
splicing with Alumuium 6061. The material in the form of a dial plate,
plate thickness of each plate 1 mm to 2 mm for steel and aluminum plate.
Grafting using point welding (spot welding). Filler using steel alloy-All 10
mm diameter with a thickness variation of each filler - 1mm and 2 mm
respectively.
Grafting with the welding point, specimen 1 using 2.67 V output
voltage and welding time of 2.5 seconds, while the second specimen using
the output voltage of 2.67 V and the welding time of 5 seconds.
Welding results indicate that the specimen 1 can be continued, while
the second specimen failed. Then do a test specimen 1 in the shear load
and testing of Metallography. From the test slide in prices get broken
sliding 1.56 KN. Metallographic testing is at the weld (weld metal), and
HAZ regions. From the results of metallographic testing in getting the
metal filler can not be binding (no ties) with the parent metal of steel,
while the filler metal can bind to (happen bond) with the parent metal
allumunium. different melting points far adrift between two base metals
are in connection thus causing the quality of the connection did not work
properly.

Keywords: Welding point, Low Carbon Steel, Metal, Aluminum 6061,


Filler.

Pengaruh Filter Plat 76


POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juni 2011

1. PENDAHULUAN material yang mengalami proses


pengelasan diantaranya adalah
Perkembangan dunia timbulnya cacat las, retak las,
industry dan rekayasa deformasi ( Bayu Dedi
manufacturing berkembang Prasetyo,Dkk,2006)
sangat pesat. Hal ini mendorong Pengelasan Alumunium
pemanfaatan material alumunium dengan steel menjadi fenomena
sebagai bahan utama dalam menarik. Baja dan alumunium
proses produksi menjadi memiliki sifat fisik dan mekanik
pertimbangan utama. yang berbeda. Sifat baja
Perkembangan teknologi ini dapat diantaranya adalah memiliki berat
dilihat dengan semakin jenis 7800 kg/m3 ,Titik cair 1535
kompleksnya proses 0
C. struktur ikatan Kristal atom
penyambungan logam dengan FCC & BCC. Sedangkan
pengelasan. Alumunium memiliki berat jenis
Teknologi pengelasan 2700 kg/m3 ,Titik cair 660 0 C.
merupakan salah satu teknik yang struktur ikatan Kristal atom
banyak di gunakan dalam proses FCC.(Surasno,2008).
penyambungan material dan Mengacu pada uraian di
konstruksi baja atau material atas, maka penulis akan mengkaji
alumunium. pada Konstruksi sebuah proses pengelasan antara
Mesin, Pembuatan Ketel, tabung, baja AISI dengan Alumunium
Pipa, dan Konstruksi transportasi 6061 dengan menggunakan las
dan kendaraan ( Kapal, Titik ( Spot Welding).
kendaraan dan Mobil, Kereta dan
sebagainya) adalah industry- 2. METODE
industri yang banyak 2.1. Bahan Penelitian.
menggunakan pengelasan sebagai Spesimen yang di buat dua
salah satu prosesnya. buah. Bahan specimen adalah
Pada proses pengelasan Baja karbon Rendah berbentuk
ada beberapa factor yang plat tebal 1 mm, lebat 20 mm dan
menentukan keberhasilan dalam panjang 100 mm. sedangkan
pengelasan, dimana perubahan Allumunium 6061 tebal 2 mm,
logam yang disambung lebar 23 mm dan panjang 100
diharapkan mengalami perubahan mm.
sekecil-kecilnya sehingga mutu Filer dari bahan paduam baja-
las tersebut dapat dijamin. allumunium. Diameter filler 10
dampak negative yang terjadi
terhadap properties suatu

Pengaruh Filter Plat 77


POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juni 2011

mm dan ketebalan masing-masing lama waktu pengelasan 5,0


1 mm dan 2 mm. detik.

2.2. Proses Pengelasan. 3. Proses Pengujian.


Proses pengelasannya dengan Pengujian yang dilakukan
pengelasan titik ( Spot Weldingg). adalah pengujian beban geser dan
Data spesifikasi mesin las adalah pengujian metalografi. Jumlah
: tegangan Input 380 V, Arus 24 specimen 2 buah ( 1 spesimen
Ampere, sedang Variasi tegangan gagal di las ). Sehingga specimen
Output Mesin las sebagai berikut: yang di uji hanya 1 buah dengan
ketebalan filler 2 mm.
Class Second Emty Load
Number Voltage 3. DASAR TEORI
1 1,60 V
2 1,78 V Komposisi kimia plat baja
3 2,02 V meliputi 0,8 % C, 0,40% Mn,
4 2,30 V 0,33% P dan 0,03% S. . Titik cair
5 2,67 V baja 15350 C sedangkan
6 3,20 V komposisi kimia Allumunium
6061 adalah 1,0 % mg, 0,6% Si;
a. Pengelasan Spesimen 1. 0,2%Cu; 0,27% Cu dan sisanya
Bahan dasar yang di sambung Alumunium. Titik cair
0
plat baja karbon rendah- Alumunium 660 C.
Alumunium 6061. Bahan Pengelasan titik ( Spot
filler paduam baja-All Welding ) adalah penyambungan
,ketebalan Filler 1 mm. dimana permukaan yang akan
Pengelasan menggunakan disambung ditekan satu sama lain
Voltage output 2,67 V dengan kemudian dialiri arus listrik yang
lama waktu pengelasan 2,5 tinggi dengan waktu yang singkat.
detik. Karena listrik antara kedua
b. Pengelasan Spesimen 2. elektroda tersebut harus melalui
Bahan dasar yang di sambung logam yang dijepit yang
plat baja karbon rendah - menimbulkan penjepit kedua
Alumunium 6061. Bahan elektroda panas, mencair dan
filler paduam baja-All tersambung.
,ketebalan Filler 2 mm. (Soeweify, Ir. M.Eng, dkk,),
Pengelasan menggunakan Material baja karbon A 516 70
Voltage output 2,67 V dengan merupakan material yang telah
dispesifikasikan American

Pengaruh Filter Plat 78


POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juni 2011

Society For Testing and Materials 4. HASIL DAN


(ASTM). penggunaan material PEMBAHASAN
untuk bejana bertekanan (Pressure 4.1.Hasil Pengujian.
Vessel). material ini memiliki
A. Pengujian Geser.
kuat tarik antara 70 (485) dalam
satuan SI hingga 70-90 (485-620)
dalam satuan Ksi (Mpa). Proses
pengelasaan banyak dilakukan
dalam proses produksi,
menyebabkan perubahan struktur
mikro pada material baja karbon.
Sehingga beberapa kejadian
sering adanya keretakan pada
hasil lasan yang dikarenakan
adanya beban dari tekanan pada
bejana bertekanan (Pressure
Vessel). Gb.1. Penampang putus
( Surasno, 2008), setelah di Uji geser.
sambungan Alumunium serie
2024-T3 yang di variasikan pada
masukan panas, maka harus di
pilih masukan panas yang paling
rendah sehingga tidak banyak
berpengaruh terhadap kekuatan
tarik dan nilai keras pada logam
induk 2024-T3.
(Bayu Dedi Prasetiyo, dkk.
2008). Pengelasan Ulang terhadap
Cacat Las terhadap material
Alumunium 5083 akan
mengakibatkan perubahan sifat.
Yaitu dapat menjadikan material Gb.2. Grafik Uji Geser.
menjadi getas atau brittle.

B. Pengujian Metalografi.
Sebelum dilakukan pengujian
foto mikro, melakukan proses
makroetsa pada spesimen.
Daerah yang diamati pada

Pengaruh Filter Plat 79


POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juni 2011

proses foto mikro adalah WM


(Weld Metal) dan HAZ (Heat
Affected Zone). hasil foto
mikro daerah HAZ dan WM
dengan perbesaran 500x. berikut
adalah hasil foto hasil pengelasan:

Gb.5. Daerah sambungan


( Fiiler dengan Baja ).

Gb.3. Logam Dasar


Allumunium

Gb.6. Daerah HAZ


Logam dasar All.

Gb.4. Daerah sambungan


( filler dengan
Allumunium ).

Pengaruh Filter Plat 80


POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juni 2011

titik cair antara filler dan


logam dasar allumunium
berbeda.
Sedangkan daerah pengelasan
antara filler dengan baja (
Gambar 5 ), pada daerah ini
tidak terjadi ikatan antara filler
dengan baja. Perbedaan titik
cair antara logam filler dan
baja menyebabkan logam filler
mengalami pencairan lebih
awal di bandingkan dengan
Gb.7. Logam Filler ( logam baja. Hal ini
Paduan Baja-All ). menyebabkan iakatan keuda
logam dalam keadaan mencair
4.2.Pembahasan. bersama tidak dapat di
A. Pengujian geser. lakukan. Hal ini berpengaruh
Dari hasil pengujian pada hasil dan kualitas
specimen ( menggunakan tebal pengelasan.
filler 2 mm ) terhadap beban
geser di dapatkan beban geser 5. KESIMPULAN.
maksimum 1,56 KN, Dari hasil penelitian tentang
sedangkan penambahan penyambungan 2 material yaitu
panjang geser maksimum 1,2 plat baja karbon rendah dengan
mm. Alumunium 6061 di dapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
B. Pengujian Metalografi. 1. Sifat Fisik Logam yang di
Struktur mikro hasil sambung adalah : Logam
pengelasan pada Weld metal Alumunium 6061 memiliki
terdapat dua kondisi yaitu pada titik cair 6600 C, Filler metal (
daerah filler dengan Paduam Baja-All ) memiliki
Allumunium ( gambar 4). Pada titik cair 9000 C, dan Baja
daerah ini terjadi ikatan atom karbon rendah memiliki titik
antara logam filler dengan cair 15000 C.
logam allumunium. Akan 2. Penyambungan Baja dengan
tetapi ikatan yang terjadi tidak Alumunium dengan
dapat dengan sempurna. Hal menggunakan filler metal (
ini di sebabkan karena sifat dan

Pengaruh Filter Plat 81


POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juni 2011

paduan baja-all) dapat di Modern dan Rekayasa


lakukan. Materia, Edisi eenam,
3. Hasil penyambungan Erlangga, Jakarta.
dilakukan Uji beban geser.
Hasil pengujian terhadap Wiryosumarto,H.Okumura,T,199
beban geser di dapatkan 6,Teknologi Pengelasan
bahwa beban patah geser 1,56 Logam, PT Pradnya
KN. Paramita, Jakarta.
4. Hasil penyambungan
kemudian di lakukan
pengujian Matalografi,
didapatkan hasil bahwa antara
baja, Alumunium dan filler
tidak dapat terjadi ikatan
dengan baik, hal tersebut di
sebabkan besar titik cair
masing-masing logam jauh
berbeda, sehingga waktu cair
logam tidak dapat bersamaan.

6. DAFTAR PUSTAKA.

Bayu Dedi Prasetiyo, Dkk, 2006,


Studi Variasi Pengelasan
Ulang terhadap cacat Las
dan kekerasan Material
Alumunium 5083, Institus
Sepuluh Nopember,
Surabaya.
Ramli Sinaga, 2000,Perlakuan
Aging pada Temperatur
201 C dengan variasi waktu
Pada Alumunium Hasil
Ekstruksi,Puslitbang KIM-
LIPI.
Smallman, R.E&Bishop, R.J,
2000,Metalurgi Fisik

Pengaruh Filter Plat 82

You might also like