Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 4

Grid Dan Cloud Computing (B)

Tugas 2: Review Jurnal

OLEH :
I Wayan Agus Kerta Nugraha (1404505073)

JURUSAN
TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK

UNVERSITAS UDAYANA
2017
Review Jurnal
Manufacturing in the Cloud: A Human Factors Perspective

Judul : Manufacturing in the Cloud: A Human Factors Perspective


Jurnal : International Journal of Industrial Ergonomics
Volume dan Halaman : Volume 55, 12-21
Tahun : 2016
Penulis : David Golightly, Sarah Sharples, Harshada Patel, Svetan Ratchev
Tanggal : 26 Mei 2016

Abstrak:
Cloud manufacturing adopts a cloud computing paradigm as the basis for delivering shared, on-
demand manufacturing services. The result is customer-centric supply chains that can be
configured for cost, quality, speed and customisation. While the technical capabilities required
for cloud manufacturing are a current focus, there are many emerging questions relating to the
impact, both positive and negative, on the people consuming or supporting cloud manufacturing
services. Human factors can have a pivotal role in enabling the success and adoption of cloud
manufacturing, while ensuring the safety, well-being and optimum user experience of those
involved in a cloud manufacturing environment. This paper presents these issues, structured
around groups of users (service providers, application providers and consumers). We also
consider the issues of collaboration that are likely to arise from the manufacturing cloud. From
this analysis we discuss the central role of human factors as an enabler of cloud manufacturing,
and the opportunities that emerge.

Latar Belakang :
Cloud computing menawarkan akses untuk menyebarkan sumber-sumber yang dapat dilepaskan
dengan mudah dimana-mana dengan menggunakan server berbasis cloud dimana data tidak lagi
disimpan pada mesin khusus tetapi secara online didistribusikan oleh server. Pergerakan cloud
computing pada dunia manufaktur membuat lahirnya cloud manufacturing. Cloud
manufacturing adalah sebuah manufaktur yang berpusat pada pelanggan yang mengeksploitasi
pada permintaan akses ke koleksi bersama sumber daya yang terdisversifikasi dan
didistribusikan manufaktur untuk membentuk jalur produksi rekonfigurable sementara yang
meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya siklus hidup produk. Perubahan tersebut
membutuhkan inovasi teknis dan perubahan proses seperti skill dan pengetahuan untuk
mendukung fleksibilitas produksi yang tinggi. Jurnal ini mengkaji tantangan faktor manusia yang
disajikan oleh adopsi paradigma cloud computing dalam konteks manufaktur. Jurnal ini
memberikan kontribusi kerangka kerja untuk implementasi cloud manufacturing berorientasi
manusia, dan menetapkan agenda penelitian untuk faktor manusia di masa depan yang bekerja
dalam ruang lingkup ini.

Tujuan Jurnal : Mengkaji tantangan fuman-factors yang disajikan oleh paradigma cloud
computing dalam konteks manufaktur.

`Pembahasan :
Cloud manufacturing didefiniskan sebagai hubungan antara pengguna dan susunan servis
produksi yang fleksibel, dimana dikelola oleh intervensi arsitektur yang dapat mencocokan
penyedia layanan produk dan servis manufaktur. Pergerakan cloud manufacturing akan
mengubah cara orang bekerja pada pengaturan manufaktur, bagaimana mereka berinteraksi
dengan organisasi, bagaimana produsen dan jalur produksi beradaptasi dengan kebutuhan akan
lingkungan saat ini dan bagaimana desain produk yang efektif dapat dipertahankan bahkan
ditingkatkan dengan menggunakan cloud manufacturing. Dunia manufaktur akan lebih
terdistribusi dengan menyediakan peluang bagi sumber fasilitas produsen dengan cepat.
Beberapa pengembangan kritis yang pada asasnya mengubah pekerjaan dan cara kerja sistem
yaitu konsep desentralisasi pelayanan, konsep sumberdaya bersama, konsep kolaboratif
penggunaan data, konsep jejak konstekstual seumur hidup, dan relevansi dari factor manusia.
Responsif penyediaan layanan manufaktur didasarkan pada sejumlah perkembangan di sisi
penyedia layanan yang memungkinkan jalur produksi / perakitan untuk mengkonfigurasi ulang
tuntutan baru. Sementara perkembangan ini tidak unik untuk cloud manufactur, kebutuhan
produsen untuk memberikan tingkat kualitas dan fleksibilitas yang dibutuhkan dari yang hadir di
awan manufaktur dapat mempercepat pengenalan mereka. Perkembangan ini bisa memiliki
dampak yang signifikan terhadap organisasi kerja, dan integrasi kerja dan teknologi.
Penyedia aplikasi memiliki tanggung jawab cukup besar dalam memastikan ketersediaan dan
kemampuan dalam layanan tambahan. Penyedia aplikasi harus sangat memperhatikan isu-isu
yang terdapat dalam kualitas layanan, visibilitas dan kemampuan manusia. Isu kritis bagi
penyedia aplikasi adalah kualitas layanan dimana dengan teknologi cloud, aspirasi bahwa
teknologi dapat dikembangkan secara terpusat tetapi didistribusikan ke semua user.

Kesimpulan :
Cloud manufacturing tidak hanya menyediakan tantangan bagi praktisi human factors, konsumen
pun dapat berkontribusi dalam desain produk. Peluang potensial bagi perangkat pemodelan dan
model yang lebih murah memperbolehkan pendekatan yang berpusat pada pengguna untuk
desain dan pengembangan produk yang lebih iteratif. Pada sisi operasi, jika dikelola dengan baik,
pengenalan bentuk-bentuk baru teknologi dan respon pelanggan memberikan penyedia layanan
manufaktur kesempatan untuk meningkatkan tenaga kerja mereka, sementara menyadari robotika
dan otomasi lebih efektif dan hemat biaya. Faktor manusia harus terbuka dan responsif terhadap
peluang tersebut. Model cloud manufacturing menimbulkan pertanyaan penting di mana faktor-
faktor manusia menempatkan diri sebagai sebuah disiplin sehingga dapat memberikan
pengetahuan dan keahlian. Keuntungan dari desain ergonomi yang baik untuk perakitan dan
produksi yang efektif, belum lagi kualitas produk dan kegunaan jelas. Saat siklus hidup produk
menjadi lebih terdesentralisasi dan lebih lincah melalui cloud, sehingga ergonomi harus lebih
baik ditempatkan untuk memastikan kompetensi yang tepat yang tertanam dalam desain produk
dan perencanaan produksi pada waktu yang tepat. Oleh karena itu ada tantangan untuk
bagaimana faktor-faktor manusia harus mengorientasikan dirinya untuk tetap relevan dalam
lanskap manufaktur masa depan.

You might also like