Anticancer Activity Natural Phenolic Compound Curcumin Analogues Molecular Level

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Aktivitas antikanker senyawa bahan alam kurkumin dan analognya

pada tingkat molekuler

Anticancer activity of natural phenolic compound curcumin and its


analogues at the molecular level
Ahyar Ahmad dan Rauf Patong
Biochemistry and Biotechnology Laboratory, Department of Chemistry Hasanuddin University,
Makassar

KEYWORDS Curcumin; NF-B; apoptosis; chemopreventive; chemotherapeutic

ABSTRACT Curcumin, isolated from Curcuma longa L, long enough being used for medicinal purposes in Asia
to prevent cancer disease. Numerous studies have indicated that curcumin has an antioxidant and
anti-inflammatory activities, chemopreventive and chemotherapeutic effects. Curcumin structure
consists of two methoxylated phenol and an enol form of -diketone. The phenolic group, the main
important structure and its ortho substitution compound with methoxy or methyl group will
enhance the activity. Curcumin can blocks tumor initiation induced by benzo[a]pyrene and 7,12
dimethylbenz[a]anthracene. The anti-inflammatory properties of curcumin decreases due to the
inhibition of overexpression prostaglandin synthesis by COX-2 enzyme. The role of COX-2 in
suppression of apoptosis and tumor cell proliferation has been studied. Curcumin induced down-
regulation of NF-B is mediated through suppression of IB kinase activation. A number of ring-
substituted analogues of curcumin were studied for their biological activities as antioxidant,
antiinflamation and anti-proliferative.

Kanker merupakan suatu penyakit yang (Suryohudoyo, 2004). Perkembangan penelitian bio-
ditandai dengan adanya kerusakan dan ketidak- logi molekuler pada dasawarsa terakhir menun-
normalan gen yang mengatur pertumbuhan dan jukkan bahwa proto-onkogen menyandi atau meng-
deferensiasi sel-sel yang mengakibatkan timbulnya kode beberapa faktor pertumbuhan dan/atau
mutasi genetik yang sangat potensial menghasilkan protein-protein yang melaksanakan transduksi sinyal
sel kanker. Di Indonesia, penyakit ini merupakan faktor pertumbuhan sehingga memacu proses
penyebab kematian sekitar 4,3% dan menduduki proliferasi sel yang mengarah pada pembentukan
peringkat keenam dengan kecenderungan yang sel-sel kanker (Ahmad, 2005).
semakin meningkat (Anonim, 1998). Di negara maju Upaya penemuan obat kanker yang efektif
seperti Amerika, Jepang dan Inggris, penyakit ini dan selektif sebagai usaha pengobatan kanker secara
menduduki peringkat kedua setelah kardiovaskuler kemoterapi menjadi sangat penting saat ini di-
(Nafrialdi et al., 1995). samping pengobatan secara fisik seperti pembedahan
Adanya kecenderungan peningkatan jumlah dan radioterapi. Pada umumnya obat kanker yang
pasien penderita kanker di Indonesia erat kaitannya berasal dari senyawa kimia sintetik bekerja tidak
dengan perubahan prilaku atau gaya hidup (Life selektif karena memiliki mekanisme kerja merusak
Style) masyarakat yang semakin modern antara lain DNA tidak hanya pada sel kanker tetapi juga pada
mengkonsumsi bahan makanan instant atau melalui sel normal disekitarnya. Curcuma longa, L (turmeric)
proses pengolahan yang tidak sehat yang kemung- dari famili Zingiberaceae oleh penduduk Asia dan
kinan banyak mengandung karsinogen. Selain gaya khususnya di Indonesia, telah digunakan secara
hidup yang tidak sehat, kanker dapat disebabkan tradisional sebagai obat dan pencegah penyakit
oleh radiasi, infeksi virus, pemberian hormon kanker yang tidak menimbulkan efek toksik yang
tertentu yang berlebihan, dan rangsangan fisik merugikan, salah satu kandungan senyawanya ada-
berulang yang mengakibatkan luka atau cedera yang
tak kunjung sembuh (Cooper, 2001). Faktor
Correspondence:
keturunan dan kesalahan dalam replikasi gen juga
Drs. AhyarAhmad, PhD., Biochemistry and Biotechnology
dapat memicu timbulnya kanker, sebagai akibat dari Laboratory, Department of Chemistry Hasanuddin University,
teraktivasinya proto-onkogen menjadi onkogen Makassar 90245. E-mail: ahyar1@yahoo.com
lah kurkumin. Namun demikian, belum diketahui obat-obatan, atau sebagai antiseptik. Kurkumin
secara pasti bagaimana mekanisme molekuler (Gambar 1) merupakan senyawa polifenolik yang
aktivitas senyawa kurkumin pada pengobatan dan memberikan warna kuning dan merupakan senyawa
pencegahan penyakit kanker. Dalam tulisan ini akan yang memiliki aktivitas farmakologi seperti, melan-
dikemukakan dan dijelaskan beberapa hasil carkan peredaran darah dan vital energi, meng-
penelitian terakhir tentang peranan senyawa hilangkan sumbatan, peluruh haid, antiradang,
kurkumin dan analognya dalam mengobati dan antibakteri, memperlancar pengeluaran empedu,
mencegah penyakit kanker pada tingkat molekuler. astringent dan antikanker (Aggarwal et al., 2005,
Widjayakusuma, 2005). Kandungan Kimia rimpang
KOMPONEN SENYAWA DALAM curcuma longa, L antara lain, kurkumin, minyak atsiri
Curcuma longa, L (turmeron, felandren, zingiberen, borneol, dll.),
desmetoksikurkumin, tanin, dan lain-lain. Di dalam
Tumbuhan rempah-rempah sudah sejak rimpang curcuma longa, L terdapat senyawa kurku-
lama dikenal kegunaannya untuk manusia, misalnya min I, kurkumin II, dan kurkumin III dengan kan-
untuk memberi aroma, rasa pada makanan, untuk dungan masing-masing sebesar 77%, 17%, dan 3%.

Gambar 1.Tumbuhan Curcuma longa, L. (A); Struktur Komponen Kurkumin (B).


Sumber : Modifikasi dari Aggarwal et.al, 2005

Dari beberapa penelitian dilaporkan bahwa negatif zat oksidan, termasuk enzim-enzim dan
kurkumin dan analognya mempunyai efek kemo- protein pengikat logam.
preventif dan kemoterapeutik. Selain aktivitas anti- Pada keadaan stres oksidatif terjadi ketidak-
kanker, kurkumin antara lain juga dapat berfungsi seimbangan antara zat oksidan dan antioksidan.
sebagai antioksidan, antiinflamasi, antiproliferasi dan Keadaan stress oksidatif sebetulnya dapat diinduksi
pemacu proses apoptosis (Meiyanto, 1999). oleh berbagai faktor, antara lain adalah kurangnya
antioksidan atau kelebihan produksi radikal bebas.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SENYAWA Radikal bebas sebetulnya diproduksi secara fisiologis
KURKUMIN oleh sel sebagai konsekuensi logis pada reaksi
biokimia dalam kehidupan aerobik (Cooper, 2001;
Secara umum, antioksidan didefinisikan Murray, et al., 1993). Namun, jika radikal bebas
sebagai senyawa yang dapat menunda, memper- berlebihan dan antioksidan seluler tetap jumlahnya
lambat dan mencegah proses oksidasi dalam sel atau lebih sedikit, maka kelebihan radikal bebas ini
hidup. Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat tidak bisa dinetralkan dan akan berakibat pada
yang dapat menunda atau mencegah terjadinya kerusakan sel. Kondisi stres oksidatif yang berakibat
reaksi antioksidasi radikal bebas dalam oksidasi pada kerusakan sel, dapat menyebabkan terjadinya
lipid (Buck, 1991). Dalam pengertian kimia, zat anti- percepatan proses penuaan, dan bisa menimbulkan
oksidan adalah senyawa-senyawa pemberi elektron, penyakit jantung, diabetes mellitus dan penyakit
akan tetapi dalam pengertian biologi molekuler kanker (Widjayakusuma, 2005).
adalah semua senyawa yang dapat meredam efek
Kurkumin yang diisolasi dari Curcuma longa langsung berperan dalam terjadinya inflamasi.
(turmeric) sangat potensial sebagai antioksidan Prostanoid termasuk prostaglandin, thromboxanes
yang diduga disebabkan oleh gugus fenolik dan 1,3- dan leukotriens merupakan mediator lipid yang
diketon. Senyawa antioksidan alami polifenolik ini disalurkan lewat membran fosfolipid oleh aktivitas
bersifat multifungsional dan dapat berfungsi beberapa jenis enzim antara lain fosfolipase A2,
sebagai (1) penangkal radikal bebas seperti super- cyclooxygenase, lipoxygenase dan enzim spesifik
oksida dan radikal hidroksil, (2) pengkelat logam untuk sintesis prostanoid tertentu (Subagyo, 2005).
seperti besi (Fe) (3) menghambat aktivitas enzim Dengan adanya penghambatan terhadap enzim COX,
oksidatif seperti sitokrom p-450, dan (4) peredam maka produksi berlebih (overexpression) prostanoid
terbentuknya oksigen radikal (Majeed, et al., 1995). dapat dicegah dan akan mengurangi efek inflamasi
Aktivitas antioksidan gugus fenolik ditun- atau mengurangi proliferasi sel kanker dan
jukkan dengan adanya penghambatan lipid perok- mempercepat proses apoptosis (Nurrochmad, 2004;
sidasi dan penangkal radikal bebas seperti 1,1- Soedjarwo, 2004). Pada sel yang rusak terjadi aktivasi
diphenyl picryl hydrazyl (DPPH) dan 2,2-azinobis enzim fosfolipase A2 yang bertanggung jawab pada
(3-ethyl-benthiazoline-6-sulphonic acid (ABTS+) pembentukan asam arakhidonat, dimana jenis asam
(Venkatesan et al., 2003). Penelitian terhadap pembe- ini diketahui merupakan bentuk pendahulu
rian kurkumin pada punggung mencit (Huang et al., (prekursor) dari beberapa mediator inflamasi. Asam
1992) menunjukkan penghambatan pertumbuhan arakhidonat yang terbentuk selanjutnya menjadi
sel tumor kulit yang terinduksi oleh benzo[a]piren senyawa mediator melalui dua jalur utama yaitu
atau DMBA (7,12-dimetilbenz[a]anthrasen). jalur lipoksigenase dan jalur siklooksigenase
Aktivitas antioksidan senyawa kurkumin (Orbayinah et al., 2003).
dapat terjadi karena pembentukan radikal bebas Aktivitas antiinflamasi dari kurkumin selain
dihambat oleh senyawa kurkumin dengan cara melalui penghambatan enzim siklooksigenase (COX)
menekan aktivitas sitokrom p450 (isoenzim yang dapat juga melalui enzim lipoksigenase (LOX).
penting untuk bioaktivasi awal pada Penghambatan enzim LOX akan mengurangi produk
benzo[a]pyrene) atau adanya spesies oksigen reaktif LOX seperti 12 (S)-HETE (asam
dideaktivasi secara enzimatik oleh GST (glutathione hidroksieikosatetraenat) yang terbukti memacu
S-transferase) sehingga dapat menghambat aktivitas penyebaran sel kanker dan berpotensi merangsang
mutagenik dari benzo[a]pyrene (Majeed, et al., 1995). terjadinya metastasis (Nurrohmad, 2004).
Sifat kurkumin dapat menghambat lipid
peroksidasi yang terinduksi oleh berbagai agent AKTIVITAS ANTI-PROLIFERASI DAN PEMACU
selular atau zat asing sangat berperan dalam meka- APOPTOSIS KURKUMIN
nisme aktivitas kurkumin sebagai antiinflamasi,
antitumor dan aktivitas farmakologi lainnya Dasar molekuler genetik sel kanker, melibat-
(Nurrochmad, 2004). kan dua kelompok gen yaitu proto-onkogen/
onkogen dan anti-onkogen atau gen penekan tumor
AKTIVITAS ANTI-INFLAMASI KURKUMIN yang masing-masing secara langsung maupun tidak
langsung memicu dan menghambat proliferasi sel
Inflamasi merupakan proses yang sangat (Ahmad, 2005). Pada mamalia, proliferasi sel kanker
kompleks yang meliputi aktivitas berbagai tipe sel diatur oleh protein-protein yang dikode oleh kedua
dan mediator. Secara normal, cidera/kerusakan kelompok gen tersebut. Dua jenis gen ini mempunyai
jaringan atau adanya bahan asing menjadi pemicu fungsi yang antagonisistik dan bila tidak terjadi
kejadian yang melibatkan partisipasi dari beberapa kesetimbangan diantara keduanya akan mengakibat-
jenis enzim, mediator, cairan ekstravasasi, migrasi kan gen rusak atau mengalami mutasi yang dapat
sel, kerusakan jaringan dan mekanisme penyembu- memicu berkembangnya sel kanker (Suryohudoyo,
han (Subagyo, 2005). Aktivitas antiinflamasi kur- 2004).
kumin dikaitkan dengan ekspresi berlebih Senyawa yang dapat menutup jalannya
(overexpression) dari enzim siklooksigenase tipe 2 proliferasi sel kanker sangat potensial digunakan
(COX-2) terutama pada sel kanker kolon, kanker sebagai bahan obat antikanker. Kurkumin adalah
paru-paru dan kanker payudara (Aggarwal et.al, senyawa yang dapat menghambat proliferasi pada
2005). beberapa jenis sel tumor termasuk diantaranya B-cell
Proses inflamasi melibatkan banyak media- dan T-cell Leukemia, colon carcinoma, dan
tor kimia yang secara langsung maupun tidak epidemoid carcinoma cells (Bharti et al., 2003).
Kurkumin dapat menghambat proliferasi sel DPPH dan ABTS+. Ternyata gugus fenolik sangat
kanker payudara (jenis BT20, SKBR3, MCF-7, T47D penting dan posisi substitusi orto dengan gugus
dan ZR75-I) secara in vitro. Efek antiproliferasi ini fungsi seperti gugus metoksi dan/atau gugus metil
sangat tergantung pada reseptor estrogen (ER) positif dapat meningkatkan aktivitasnya (Venkatesan et al.,
(Aggarwal et.al, 2005). Penghambatan aktivasi pada 2003)
reseptor estrogen ini akan mengakibatkan peng- Pentagamavunon-0 (PGV-0) merupakan
hambatan aktivitas beberapa faktor transkripsi analog kurkumin dimana gugus -diketon dari
melalui induksi RNA polimerase yang dapat meng- kurkumin disiklisasi dalam bentuk siklopentanon
hambat proliferasi sel kanker. tanpa substitusi gugus metil pada cincin aromatic-
Mekanisme antiproliferasi kurkumin pada nya. Berdasarkan hasil penelitian dengan pengu-
sel myeloma dikaitkan dengan kemampuan kur- kuran yang tidak spesifik dan sitoksisitasnya ter-
kumin menghambat nuclear factor- (NF-) dan I hadap sel myeloma, PGV-0 mempunyai aktivitas
kinase (Bharti et al., 2003). NF- merupakan biologi sebagai antioksidan dengan cara mengham-
faktor transkripsi gen-gen seperti Bcl-2 dan Bcl-XL bat enzim siklooksigenase (COX). Adapun aktivitas-
yang bersifat anti-apoptosis dan cyclin D1 yang nya hampir sama dan bahkan lebih baik dibanding
bersifat antiproliferatif. Efek kurkumin pada kurkumin sebagai senyawa pembanding pada
penghambatan NF- dapat memacu terjadinya beberapa uji aktivitasnya (Dai et al., 2004).
apoptosis dan menekan terjadinya proliferasi. Pada hasil penelitian yang dilaporkan
Kurkumin dapat memacu aktivasi enzim Orbayinah et al., (2003), menunjukkan perbedaan ke-
caspase-7 dan caspase-9 yang dapat menstimulasi mampuan analog kurkumin yaitu Pentagamavunon-
proses apoptosis pada sel myeloma (Bharti et al., 0 (PGV-0), Pentagamavunon-1 (PGV-1) dan
2003). Pertumbuhan sel kanker ovarian (tipe A 2780) Heksagamavunon-1 (HGV-1) dalam menghambat
dapat dihambat oleh kurkumin dengan memacu aktivitas enzim siklooksigenase. Senyawa PGV-0
aktivitas caspase-3 dan menekan ekspresi NF-. mempunyai daya hambat enzim siklooksigenase
Pengaktifan caspase-3 oleh kurkumin mengakibatkan lebih kecil dibandingkan pada PGV-1 dan HGV-1
terjadinya apoptosis yang disebabkan oleh aktivasi yang mempunyai gugus metil pada cincin aromatik-
sitokrom c (cyt c) yang dilepas dari mitokondria nya. Hal ini mungkin disebabkan karena gugus metil
(Aggarwal et al., 2005). mempunyai halangan sterik terhadap gugus hidroksi
fenolik yang lebih kecil daripada gugus metoksi
AKTIVITAS ANTI-KANKER ANALOG sehingga PGV-1 dan HGV-1 lebih mudah berikatan
KURKUMIN dengan sisi aktif enzim siklooksigenase.
Sifat antiproliferatif PGV-0 diduga hampir
Analog kurkumin merupakan senyawa hasil sama dengan mekanisme antiproliferatif kurkumin
sintesis berdasarkan struktur senyawa kurkumin, terhadap sel myeloma, yaitu sebagai antiestrogen
dengan melakukan modifikasi beberapa gugus yang menghambat faktor transkripsi, memacu
fungsionalnya. Modifikasi yang dilakukan tersebut apoptosis atau melalui G1 arest dengan jalan
diharapkan menghasilkan senyawa baru yang mem- penekanan cyclin D1 yang merupakan regulator
punyai aktivitas biologis lebih kuat dan toksisitasnya pada siklus sel. Mekanisme antiproliferasi PGV-0
yang lebih rendah (Orbayinah et al., 2003). dikaitkan pula dengan kemampuan menghambat
Beberapa analog kurkumin diteliti aktivitas nuclear faktor (NF-) dan I kinase pada sel
antioksidannya terhadap penghambatan lipid perok- myeloma (Dai et al., 2004).
sidasi dan penangkal radikal seperti pada senyawa
Gambar 2. Mekanisme aktivitas anti-kanker senyawa kurkumin pada
tingkat molekuler.

PGV-0 dan kurkumin juga diduga memacu interferensi kurkumin terhadap berbagai jenis enzim
apoptosis melalui inhibisi cytokine seperti interleukin- seperti caspase-3, caspase -7 dan caspase -9 yang
6. Pada sel myeloma mekanisme antiapoptosis terjadi menstimulasi proses apoptosis. Disamping itu kur-
melalui jalur ekspresi berlebih Bcl-2 dan Bcl-XL yang kumin juga menghambat ekspresi NF- dan I
salah satunya diinduksi oleh interleukin-6. Proses yang menginduksi ekspresi Bcl-2 sebagai onkogen
antiapoptosis sel myeloma tidak bergantung pada serta menghambat enzim siklooksigenase yang
ekspresi Bcl-2 endogen tetapi cenderung dikaitkan berperanan pada pertumbuhan dan perkembangan
dengan upregulasi protein Bcl-XL yang bersifat sel-sel kanker. Pengembangan kurkumin sebagai
antiapoptosis oleh interleukin-6. Dari hasil penelitian bahan baku obat antikanker di masa datang sangat
Dai et al., (2004), PGV-0 bersifat antiproliferatif ter- menjanjikan dan akan lebih baik bila didukung oleh
hadap sel myeloma melalui mekanisme penghamba- informasi dan pengetahuan tentang mekanisme
tan penggandaan sel (doubling time) dan kemung- molekuler dari aktivitasnya.
kinan memacu terjadinya apoptosis. Dari beberapa
hasil penelitian yang dikemukakan diatas, dapat KEPUSTAKAAN
dirumuskan suatu mekanisme aktivitas antikanker
senyawa kurkumin pada tingkat molekul seperti Aggarwal BB, Kumar A, Aggarwal MS and Shishodia S 2005.
Curcumin Derived from Turmeric (Curcuma longa): a spice
yang ditunjukkan pada Gambar 2. Ekspresi onkogen for all season. CRC Press LLC.
Bcl-2 disebabkan oleh adanya kelainan aktivitas Ahmad A 2005. HIRA: A Candidate Gene In Controlling Cancer
berbagai faktor pertumbuhan dan reseptor dalam sel, Diseases on Molecular Level. Presented in The First Faculty
dimana Bcl-2 dapat menghambat ekspresi sitokrom c Lecture, Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Hasanuddin University, Makassar.
dari mitokondria untuk mempertahankan aktivitas Anonim 1998. Profil Kesehatan. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
sel normal dan merangsang proses apoptosis. Bharti AC, Donato N, Singh S and Aggarwal BB 2003. Curcumin
Kurkumin menghambat ekspresi NF- dan I (diferloymethane) down-regulates the constitutive action of
yang menginduksi ekspresi Bcl-2 dan mengaktifkan nuclear factorB and IBa kinase in human multiple
myeloma cells, leading to suppression of proliferation and
enzim caspase-3, caspase -7 dan caspase -9 yang induction of apoptosis. Blood 101 (3): 1053-1062.
menstimulasi proses apoptosis. Buck DF 1991. Antioxidants. Didalam: J. Smith, editor. Food
Additive Users Handbook. Blackie Academic & Profesional.
KESIMPULAN Glasgow-UK.
Cooper GM 2001. The Cell a molecular approach 2st Edition ASM
press, Washington, D.C.
Kurkumin dan analognya sangat potensial Dai M, Meiyanto E dan Supardjan AM 2004. Efek antiproliferatif
sebagai antikanker karena memiliki aktivitas sebagai Pentagamvunon-0 terhadap sel myeloma. Sains Kesehatan,
anti-oksidan, anti-inflamasi, dan anti-proliferatif. Majalah Berkala Penelitian Pascasarjana Ilmu-ilmu
Kesehatan Universitas Gajah Mada, 17 (1): 1-11.
Mekanisme aktivitas anti-kanker senyawa kurkumin
Huang MT, Wang ZW, Geoatgiadis CA, Laskin JD and Conney
pada tingkat molekuler disebabkan karena adanya AH 1992. Inhibitor effect curcumin on tumor initiation by
benzo[a]pyrene and 7,12-dimethylbenz [a] anthrancene.
Carcinogenesis 13: 947-954
Majeed M, V. Badmaev, U. Shirakumar Rajendran R 1995.
Curcuminoids Antioxidant Phytonutrients. Pis Cathway : 3-
24., NJ.: Nutrition Science Publisher Inc.
Meiyanto E 1999. Kurkumin sebagai obat kanker; Menelusuri
mekanisme aksi. Majalah Farmasi Indonesia 10 (4): 224-236.
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW 1993. Harpers
Biochemistry 23 rd Edition, Prentice-Hall International Inc.
USA.
Nafrialdi dan Gan S 1995. Antikanker dan Immuno-supresan
Dalam Farmakologi dan Terapi ed. IV. Bagian Farmakologi-
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Nurrochmad A 2004. Pandangan baru kurkumin dan
aktivitasnya sebagai antikanker. Biofarmasi 2 (2): 75-80.
Orbayinah S, Ismadi M dan Oetari 2003. Kemampuan
Menghambat dan Sifat Hambatan Analog Kurkumin
Terhadap Aktivitas Enzim Siklooksigenase. Sains Kesehatan,
Majalah Berkala Penelitian Pascasarjana Ilmu-ilmu
Kesehatan Universitas Gajah Mada, 6 (1): 29-39.
Subagyo RL 2005. Pemilihan NSAID untuk berbagai situasi klinik
(http:// www.pabmi.com/content/view/31. (Diakses 5 Mei
2005).
Sudjarwo SA 2004. The signal transduction of curcumin as anti
inflammatory agent in cultured fibroblasts. J. Kedokteran
YARSI. Vol. 12 (3): 1-6.
Suryohudoyo P 2004. Dasar Molekuler Karsinogenesis, didalam:
Kapita Selekta Ilmu Kedokteran Molekuler, Penerbit
Infomedika, Jakarta.
Venkatesan P, Unnikrishnan MK, Sudheer M, Kumar MN, Rao A
2003. Effect of Curcumin Analogues on Oxidation of
Haemoglobin and Lysis of Erythrocytes. Current Science
Vol.84. No.1: 74-78
Widjayakusuma H 2005. Mencegah dan Mengatasi Gangguan
Kesehatan Dengan Bahan-bahan alami.
http://cybermed.cbn.net.id/detil.asp?kategori=Hembing&n
ewsno=94 (Diakses 20 Juni 2005).

You might also like