Professional Documents
Culture Documents
Bab 3 DIFL
Bab 3 DIFL
Bab 3 DIFL
BAB III
HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
III.1.Hasil Perhitungan
30 1.895 30.5
1.14862E-07 0.000114862
12 1.724 29
1.36759E-07 0.000136759
15 1.730 1.38182E-07 0.000138182 29.4
III.2 Pembahasan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan koefisien difusivitas dari
larutan NaCl dalam aquadest. Dalam percobaan ini, variabel yang digunakan adalah
konsentrasi larutan NaCl, yakni 0,5 M, dan yang dijaga pada suhu konstan, sesuai dengan
suhu rata rata air laut pada siang dan malam hari. Peralatan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah conductometer, tangki difusi berukuran 17 x 17 x 8,5 cm, pipa difusi dari
PVC, sel difusi setebal 1 cm, magnetic stirrer, dan thermometer. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah aquadest dan garam dapur.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengukur suhu air dengan
thermometer, serta membuat larutan NaCl 0,5 M dengan cara melarutkan 30 gr garam dapur
ke dalam 1 L aquadest. Pemilihan variabel konsentrasi NaCl tersebut bertujuan untuk
menyamakan kondisi operasi dengan air laut. Konsentrasi NaCl dalam air laut adalah 3%
w/w, atau ekivalen dengan 0,51 M. Konversi satuan % massa menjadi molaritas ( M ) dapat
dilakukan dengan rumus berikut :
dimana adalah densitas air laut ( gr/mL ), % adalah konsentrasi dalam persen, dan Mr adalah
massa molekul relatif zat terlarut ( gr/mol ). Kemudian selanjutnya adalah mengisi pipa difusi
dengan larutan NaCl hingga memenuhi sel difusi didalam pipa. Pasang pipa difusi pada
tangki. Setelah pipa difusi terpasang, tangki difusi diisi dengan 3 liter aquadest. Atur kembali
posisi pipa difusi hingga berada sejajar dengan permukaan aquadest. Celupkan probe / sensor
pengukur conductometer ke dalam tangki difusi, lalu hidupkan conductometer dan magnetic
stirrer. Atur kecepatan putaran magnetic stirrer sampai berputar. Konduktivitas aquadest di
dalam tangki difusi diukur selama 30 menit, serta perubahan nilai konduktivitas dicatat setiap
3 menit.
Nilai konduktivitas larutan ( ) yang terukur mengindikasikan bahwa terdapat ion
ion Na+ dan Cl- yang berpindah. Semakin tinggi nilai konduktivitas, maka semakin besar
konsentrasi NaCl di dalam tangki tersebut. Hubungan antara konduktivitas larutan dengan
konsentrasi dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
Keterangan :
= Konduktivitas molar elektrolit ( S m2/mol )
= Konduktivitas larutan elektrolit ( S/m )
CA = Konsentrasi garam elektrolit A ( mol/m3 )
Dengan menganggap konsentrasi NaCl pada air laut cukup encer, nilai tidak bergantung
pada konsentrasi NaCl ( = o ) dan dapat ditentukan dengan rumus berikut :
Dimana i adalah konduktivitas molar pembatas ion, yang telah ditabelkan pada suhu 25oC.
Nilai serta i tidak terlalu dipengaruhi oleh temperatur, sehingga pengaruh temperatur dapat
diabaikan.
CA
NaCl
t (menit)
Gambar III.2.1 Grafik Konsentrasi NaCl di Dalam Tangki Difusi Sebagai Fungsi Waktu Pada
0,5 M Percobaan Pertama
CA
NaCl
t (menit)
Gambar III.2.2 Grafik Konsentrasi NaCl di Dalam Tangki Difusi Sebagai Fungsi
Waktu Pada 0,5 M Percobaan Kedua
CA
NaCl
t (menit)
Gambar III.2.3 Grafik Konsentrasi NaCl di Dalam Tangki Difusi Sebagai Fungsi Waktu Pada
Variabel 0.5 M Percobaan ketiga
Pada percobaan dengan menggunakan NaCl 0,5 M yang pertama, dapat terlihat
bahwa konsentrasi NaCl di dalam tangki difusi selama 30 menit mengalami peningkatan
cukup teratur, sehingga membentuk kurva yang cenderung linier. Hal ini disebabkan karena
gradien konsentrasi antara larutan NaCl 0,5 M di dalam pipa difusi dengan aquadest tidak
terlalu besar. Pada percobaan kedua dengan larutan NaCl 0,5 M. Konsentrasi NaCl yang
berdifusi ke dalam aquadest mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada t = 15
hingga t = 18 menit, sehingga membentuk kurva polinomial derajat 2. Hal ini disebabkan
karena gradien konsentrasinya cukup besar. Sedangkan pada percobaan dengan larutan NaCl
0.5 M yang ketiga, kenaikan konsentrasi NaCl di dalam tangki difusi cukup beraturan, namun
terdapat kenaikan drastis pada t = 27 hingga t = 30. Hal yang cukup tidak ideal ini terjadi
karena mungkin NaCl yang kita gunakan selama satu praktikum mungkin telah
terkontaminasi sehingga menurunkan konduktivitas atau mungkin juga kualitas dari cairan
tersebut sehingga tidak akuratnya pembacaan angka konduktivitas pada conductometer.
Setelah didapatkan persamaan konsentrasi sebagai fungsi waktu, maka kita dapat menghitung
nilai koefisien difusivitas NaCl dengan rumus sebagai berikut :
Nilai koefisien difusivitas senyawa elektrolit encer dapat pula dihitung dengan
menggunakan persamaan Nernst Haskell sebagai berikut :
dimana DoA koefisien difusivitas pada suhu 25oC dalam cm2/s, T adalah suhu larutan dalam oC,
n adalah valensi dari anion ( - ) dan kation ( + ), dan adalah konduktivitas molar pembatas
anion maupun kation. Untuk menghitung nilai DoA pada T 25oC, pertama tama hitunglah
DoA pada 25oC, kemudian kalikan dengan faktor koreksi, f, sebagai berikut :
Dimana T dalam satuan kelvin, serta w adalah viskositas air dalam satuan centipoise ( cp ).
Jika hasil eksperimen dibandingkan dengan nilai koefisien difusivitas menurut Persamaan
Nernst Haskell, akan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel III.2.1 Perbandingan Nilai DA Secara Eksperimen dan Menurut Persamaan Empiris
Variabel Da Eksperimen (m2/s) Da Nernst-Haskell (m2/s) Error
Terlihat jelas pada variabel NaCl 0,5 M yang pertama, memiliki error yang paling kecil jika
dibandingkan terhadap DA menurut Nernst Haskell, yakni sebesar 35,8283%.
( Geankoplis, 2003, hal 434 )
Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan, nilai koefisien difusivitas ( DA ) NaCl
adalah 1.11320 x 10-9m2/s, 5.6603 x 10-9m2/s pada percobaan kedua, 2.8301 x 10-9 m2/s pada
percobaan ketiga, sehingga didapatkan nilai rata rata 3.2012 x 10-9m2/s. Sedangkan menurut
persamaan empiris ( Persamaan Nernst - Haskell ), nilai koefisien difusivitas NaCl 1.73472 x
10-9m2/s.
Persamaan dasar untuk menyelesaikan persoalan ini dapat diturunkan dari neraca massa
NaCl dalam larutan :
ppm menjadi 250 ppm ( 4,274 10-3 mol/liter ), waktu yang dibutuhkan dapat
dihitung :
III.3 Rekomendasi
Dalam pengukuran koefisien difusivitas air laut pada skala besar, sebaiknya
melakukan kalibrasi yang berarturan dan menjaga kualitas sampel supaya menghindari error
yang besar