Professional Documents
Culture Documents
Pengembangan Usaha Batik Kebon
Pengembangan Usaha Batik Kebon
Nama Lengkap Penulis: Ir.Tuasikal Amin, M.Sn., Ali Maskuri, S.T, Unit7, Unit8,
Unit 9, Unit 10, Unit 11, Unit 12
Abstract
Batik is a craft that has high artistic value and has become part of the culture of
Indonesia (especially Java) since time immemorial. Nowadays batik even be a native
Indonesian cultural heritage that has been recognized internationally. Each region in
Indonesia has its own unique batik is increasingly becoming diverse types and batik
motif. One of the surviving batik heritage and the wealth of typical batik. Batik is
decorated with fabric textures and patterns by hand. To boost the economy of the batik in
the village of Kebon need for innovation in all respects, among others, the batik need to
develop batik design, modification to the batik existing ones by adding batik jumputan,
apply batik besides the batik in the form of printed batik fairly simple process and easy
rapid method, do the calculations in detail so as to be in the know the benefits and how
many batik should be in production so that the benefit to the maximum, such that the
design in order to maximize their marketing and consumers easily locate the garden
beautiful batik showroom. Batik product development through engineering and design
ornament has an important role and will determine the success of batik products. The role
of design in the success of these products is very large in addition to economic factors
and management. The process of designing is an expression of aesthetic value and
usability with technical assistance into a special and unique products to meet consumer
needs.
Keywords:batik cap, jumputan, design development,cost accounting,marketing.
Abstrak
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian
dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak jaman dahulu. Saat ini batik bahkan
menjadi warisan budaya asli Indonesia yang sudah diakui dunia internasional. Masing-
masing wilayah di Indonesia memiliki batik khas sendiri-sendiri yang semakin menjadi
beranekaragam jenis dan motif batiknya. Salah satu warisan batik yang masih bertahan
dan menjadi kekayaan khas adalah batik tulis. Batik tulis merupakan kain yang dihias
dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan. Untuk meningkatkan perekonomian
para pembatik di desa Kebon perlu adanya inovasi dalam segala hal antara lain para
pembatik perlu mengembangkan desain batik, melakukan modifikasi terhadap batik yang
sudah ada dengan menambahkan batik jumputan, menerapkan batik selain batik tulis
yaitu berupa batik cap yang lumayan simpel prosesnya dan mudah cepat metodenya,
melakukan perhitungan secara detail sehingga dapat di ketahui keuntungannya dan berapa
banyak jumlah batik yang harus di produksi sehingga mendapatkan keuntungan yang
secara maksimal, mendisain sedemikian hingga agar pemasarannya lebih maksimal dan
para konsumen mudah mengetahui letak showroom batik kebon indah. Pengembangan
produk batik melalui perekayasaan dan desain ragam hias memiliki peranan penting dan
ikut menentukan keberhasilan produk batik. Peran desain dalam keberhasilan produk
tersebut sangat besar di samping faktor ekonomi dan manajemen. Proses perancangan
desain merupakan ungkapan nilai estetika dan kegunaan dengan bantuan teknik menjadi
suatu produk istimewa dan unik untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membantu meningkatkan produksi
batikdan perekonomian warga khususnya para pengrajin batik melalui:
1. Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan
tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
2. Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk
dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini
membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
3. Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada
kain putih.
Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita
kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol.
Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap,
dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.
Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap,
maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh
keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di
keluarkan.
Harga Pokok Penjualan (HPP) merupakan salah satu elemen penting dari laporan
laba-rugi suatu perusahaan dagang. Yang dimaksud dengan HPP adalah seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang
yang dijual. Apabila perusahaan akan menyusun laporan keuangan khususnya laporan
laba-rugi, maka harus dilakukan perhitungan HPP yang terjadi dalam periode berjalan.
Perhitungan HPP yang tepat dan akurat mempengaruhi nilai laba yang didapatkan
perusahaan atau kerugian yang ditanggung perusahaan. Oleh karena itu, semakin tepat
perhitungan HPP yang dilakukan akan menghasilkan laporan laba rugi perusahaan yang
semakin akurat.
Dalam perhitungan HPP, ada beberapa unsur-unsur pembentuk HPP yang perlu
dipahami. Unsur-unsur tersebut antara lain persediaan awal, persediaan akhir, pembelian
bersih barang dagangan dan biaya-biaya selama proses produksi. Penjelasan lebih detail
dari unsur-unsur tersebut bisa disimak di bawah ini:
4. Biaya Bahan Baku. Bahan baku merupakan dasar yang akan digunakan untuk
membentuk bagian yang menyeluruh menjadi produk jadi. Bahan baku yang
digunakan untuk memproduksi dapat diperoleh melalui pembelian lokal, impor
atau dari pengolahan sendiri. Biaya bahan baku meliputi harga pokok semua
bahan yang dapat diidentifikasi dengan pembuatan suatu jenis produk, dengan
mudah dapat ditelusuri atau dilihat perwujudannya di dalam produk selesai.
Biaya bahan baku memiliki bagian yang signifikan dari total biaya suatu produk.
5. Biaya Tenaga Kerja Langsung. Tenaga kerja merupakan kegiatan fisik yang
dilakukan oleh karyawan untuk mengolah suatu produk. Biaya tenaga kerja
langsung meliputi biaya-biaya yang berkaitan dengan penghargaan dalam bentuk
upah yang diberikan kepada semua tenaga kerja yang secara langsung ikut serta
dalam pengerjaan produk yang hasilnya kerjanya dapat ditelusuri secara langsung
pada produk dan upah yang diberikan merupakan bagian yang besar dalam
memproduksi produk.
6. Biaya Overhead.Pada umumnya dalam suatu perusahaan biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya produksi langsung. Semua biaya
selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang berhubungan
dengan produksi adalah biaya produksi tidak langsung. Istilah ini sesuai dengan
sifat biaya overhead yang tidak dapat atau sulit untuk ditelusuri secara langsung
kepada produk atau aktivitas-aktivitas pekerjaan. Biaya tidak langsung ini
terkumpul dalam suatu kategori yang disebut biaya overhead pabrik (BOP) dan
membutuhkan suatu proses alokasi yang adil untuk tujuan perhitungan harga
pokok produksi.
Adapun yang menjadi fokus penelitian adalah pemberdayaan pengrajin batik desa
Kebon kecamatan Bayat, kabupaten Klaten dengan mengadakan pelatihan batik cap,
pelatihan jumputan.
Berdasarkan permaslahan yang dihadapi, serta solusi yang ditawarkan dan target
luaran, maka metode pelaksanaannya adalah sebagai berikut.
Hasil :
pelatihan batik cap yang telah dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2017 pada
pukul 10.30 WIB Selesai yang bertempatkan di Balai Desa Kebon. Pada
pelaksanaan pelatihan batik cap kami menghadirkan seorang pemateri yang ahli
dan berkompeten di bidang batik cap yang di datangkan dari Yogyakarta.
Setelah dilaksanakannya pelatihan batik cap ini peserta pelatihan dengan antusia
mengikuti pelatihan dan bersemangan dalam mencoba dan mempraktekkan
membatik dengan alat cap. Dengan pelatihan batik cap ini peserta sudah mampu
dan mengerti semua teknik membatik dengan menggunakan alat cap.
3.2 JUMPUTAN
Program:
Pelatihan jumputan
Hasil :
Pelatihan batik jumputan dilaksanakan pada 6 Februari 2017 pada pukul 08.00
WIB sampai pukul 16.00 WIB yang bertempat di Showroom dan Balai Desa
Kebon. Pada pelatihan tersebut, kami menghadirkan seorang pemateri Jumputan
Setelah mengikuti pelatihan ini, warga terlihat sangat puas karena telah paham
tentang pembuatan batik jumputan. Tidak hanya itu, mereka terlihat antusias
untuk meneruskan ilmu yang sudah mereka dapatkan ini. Terbukti, tidak lama
setelah pelatihan, terbentuklah sekelompok orang yang terdiri dari kurang lebih
80 orang, membentuk kelompok batik jumputan.
Program:
Hasil :
packaging
packaging yang digunakan oleh kelompok batik di desa kebon hanya dalam
bentuk paperbag dengan desain yang dirasa belum bisa memenuhi keinginan
konsumen. Maka dari itu, kami mencoba membuat desain packaging dengan
tetap menunjukkan ciri khas batik didesa kebon. Bentuk dari desain packaging
yang dirancang adalah berbentuk kotak dengan plastik mika disalah satu sisi
kotak tersebut untuk melihat motif kain batik yang ada didalamnya
Pengembangan produk
Produk akhir yang dihasilkan dari kelompok batik di desa kebon adalah
berbentuk kain batik siap olah. Karena hanya dalam bentuk kain, kami merasa
perlu adanya pengembangan produk yang dihasilkan oleh kelompok batik ini
dimana pengembangan produk ini diharapkan berkelanjutan dan mengikuti
perkembangan zaman. Contoh pengembangan produk yang dimaksud seperti
pakaian, tas, sepatu, souvenir dan produk lain. Berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan, proses pembatikan mulai dari awal sampai kain batik jadi
terkadang terdapat sisa kain yang tidak dimanfaatkan. Untuk itu, selain penjualan
produk kain batik secara mentah, produk kain batik dapat dimanfaatkan dengan
pembuatan produk jadi dalam bentuk lain seperti tas dengan berbagai model.
Untuk merealisasikan pembuatan produk jadi dalam bentuk tas, kami
merekomendasikan 2 vendor pembuatan tas yang mampu bekerjasama dengan
pihak batik kebon indah. Vendor ini sudah kami seleksi dengan
mempertimbangkan beberapa faktor seperti harga, kualitas, dan akses lokasi.
Vendor yang kami sarankan adalah CV Bintang Abadi (Tas Fandy) dan Aprilian
Tas yang masing masing vendor tersebut terletak di Yogyakarta.
Karena bahan pewarna batik berasal dari bahan alami yang didapatkan dari pihak
ketiga maka dalam penyuluhan tersebut juga membahas terkait bagaimana untuk
membuat pewarna alami sendiri tanpa harus membeli dari pihak ketiga.
Hasil :
Dikutip dari Holland (1998) Penjualan terdiri dari biaya produksi atau biaya yang
dikeluarkan untuk membangun atau membuat barang atau produk ditambah
dengan persentase mark-up yang ditetapkan oleh penjual. Berdasarkan hasil
wawancara yang sudah dilakukan kepada Ibu Dalmini selaku ketua dan
bendahara dalam Batik Tulis Kebon Indah, harga jual yang ditetapkan adalah Rp
300,000 hingga Rp 400,000 tergantung pewarnaan apa yang dipakai. Namun,
dikarenakan batasnya informasi yang didapat, persentase mark-up yang
ditentukan secara pribadi tidak diberikan. Informasi penjualan dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Break Even Point atau titik impas merupakan keadaan yang menggambarkan
suatu perusahaan yang tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian.
Perusahaan akan mencapai keadaan BEP apabila total penerimaan sama dengan
total biaya.
Rumus BEP
FC
BEP=
PVC
FC = Fix Cost (Biaya dikeluarkan yang dihasilkan dari aset tetap seperti gedung,
tanah dan mesin)
Maka,
3.500 .000
BEP= =56 unit
350.000288.000
Jadi untuk mencapai BEP, Batik Kebon Indah harus menjual 56 unit kain batik.
Untuk perhitungan BEP per hari dapat di rumuskan dengan unit yang harus dijual,
yakni 56 kain dibagi dengan rata-rata kain terjual per hari. Rinci dari penjelasan
tersebut adalah sebagai berikut:
Unit yang harus dijual = 56 unit
Rata-rata kain terjual per hari = 7 kain
Maka waktu yang diperlukan adalah:
56 unit
=8 hari
7 kain
Maka,
3.5 PEMASARAN
Program:
web : http://batikkebon.com
4.2 SARAN
1. Pusat KKN UII dapat memberikan dana hibah sesuai dengan pengeluaran
program mahasiswa.
2. Bagi mahasiswa KKN yang ingin menjalankan program yang sama sebaiknya
melakukan pendekatan yang lebih intensif kepada warga, sehingga lebih
memahami detail permasalahan, kemudian lebih mengoptimalkan pelaksanaan
kegiatan.
3. Pada saat penyusunan jadwal sebaiknya dilakukan bersama dengan warga, agar
pada saat pelaksanaan tidak berbenturan dengan kegiatan warga yang
bersangkutan.
REFERENSI
1. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20II.pdf
2. http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-sejarah-dan-jenis-batik-indonesia/
(diakses pada 19 februari 2017)
3. https://www.akuntansionline.id/cara-menghitung-hpp/(diakses pada 19 februari
2017)
4. http://ranirizkynaamelya.blogspot.co.id/2013/06/makalah-manajemen-keuangan-
analisis.html(diakses pada 19 februari 2017)
5. https://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-konsep-definisi-
pemasaran(diakses pada 19 februari 20179)