Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

PENGEMBANGAN USAHA BATIK KEBON

Nama Lengkap Penulis: Ir.Tuasikal Amin, M.Sn., Ali Maskuri, S.T, Unit7, Unit8,
Unit 9, Unit 10, Unit 11, Unit 12

Universitas Islam Indonesia

Abstract

Batik is a craft that has high artistic value and has become part of the culture of
Indonesia (especially Java) since time immemorial. Nowadays batik even be a native
Indonesian cultural heritage that has been recognized internationally. Each region in
Indonesia has its own unique batik is increasingly becoming diverse types and batik
motif. One of the surviving batik heritage and the wealth of typical batik. Batik is
decorated with fabric textures and patterns by hand. To boost the economy of the batik in
the village of Kebon need for innovation in all respects, among others, the batik need to
develop batik design, modification to the batik existing ones by adding batik jumputan,
apply batik besides the batik in the form of printed batik fairly simple process and easy
rapid method, do the calculations in detail so as to be in the know the benefits and how
many batik should be in production so that the benefit to the maximum, such that the
design in order to maximize their marketing and consumers easily locate the garden
beautiful batik showroom. Batik product development through engineering and design
ornament has an important role and will determine the success of batik products. The role
of design in the success of these products is very large in addition to economic factors
and management. The process of designing is an expression of aesthetic value and
usability with technical assistance into a special and unique products to meet consumer
needs.
Keywords:batik cap, jumputan, design development,cost accounting,marketing.
Abstrak

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian
dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak jaman dahulu. Saat ini batik bahkan
menjadi warisan budaya asli Indonesia yang sudah diakui dunia internasional. Masing-
masing wilayah di Indonesia memiliki batik khas sendiri-sendiri yang semakin menjadi
beranekaragam jenis dan motif batiknya. Salah satu warisan batik yang masih bertahan
dan menjadi kekayaan khas adalah batik tulis. Batik tulis merupakan kain yang dihias
dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan. Untuk meningkatkan perekonomian
para pembatik di desa Kebon perlu adanya inovasi dalam segala hal antara lain para
pembatik perlu mengembangkan desain batik, melakukan modifikasi terhadap batik yang
sudah ada dengan menambahkan batik jumputan, menerapkan batik selain batik tulis
yaitu berupa batik cap yang lumayan simpel prosesnya dan mudah cepat metodenya,
melakukan perhitungan secara detail sehingga dapat di ketahui keuntungannya dan berapa
banyak jumlah batik yang harus di produksi sehingga mendapatkan keuntungan yang
secara maksimal, mendisain sedemikian hingga agar pemasarannya lebih maksimal dan
para konsumen mudah mengetahui letak showroom batik kebon indah. Pengembangan
produk batik melalui perekayasaan dan desain ragam hias memiliki peranan penting dan
ikut menentukan keberhasilan produk batik. Peran desain dalam keberhasilan produk
tersebut sangat besar di samping faktor ekonomi dan manajemen. Proses perancangan
desain merupakan ungkapan nilai estetika dan kegunaan dengan bantuan teknik menjadi
suatu produk istimewa dan unik untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Keywords: batik cap, jumputan, pengembangan desain, akutansi biaya, pemasaran


PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian
dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak jaman dahulu. Saat ini batik bahkan
menjadi warisan budaya asli Indonesia yang sudah diakui dunia internasional. Masing-
masing wilayah di Indonesia memiliki batik khas sendiri-sendiri yang semakin menjadi
beranekaragam jenis dan motif batiknya. Salah satu warisan batik yang masih bertahan
dan menjadi kekayaan khas adalah batik tulis. Batik tulis merupakan kain yang dihias
dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan.
Wilayah Indonesia banyak ditemui sentra pengrajin batik tulis. Setiap daerah juga
mempunyai keunikan dan kekhasan tersendiri, baik dalam ragam hias maupun tata
warnanya. Salah satu daerah yaitu desa Kebon. Desa Kebon merupakan salah satu desa
yang ada di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Berjarak 37 km
dari kampus Universitas Islam Indonesia. Untuk mencapai desa kebon akses jalanannya
cukup baik yaitu berupa jalan beraspal sehingga waktu tempuh dari Yogyakarta kurang
lebih selama 1 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda dua.
Sebagian warga desa kebon memiliki kemampuan sebagai pembatik. Para
pembatik, tepatnya para buruh batik di Desa Kebon sudah sangat terampil mencanting
kain menjadi helai-helai batik dengan sangat indah, sebagai warisan keterampilan turun
temurun. Saat ini Desa Kebon memiliki sebuah kelompok pembatik dan memiliki show
room batik yang bernama Batik Kebon Indah.
Tenaga kerja pada usaha home industry kerajinan batik tulis adalah tenaga wanita
berasal dari anggota rumah tangga sendiri dan sebagian lagi mengupah pekerja dari
tetangga di dekat rumah. Suami mereka bekerja sebagai petani atau pekerjaan lain diluar
pertanian. Pekerjaan membatik lebih banyak ditekuni oleh wanita karena membatik
memerlukan ketelitian, keuletan, dan ketekunan yang tinggi. dan wanita yang memang
cocok melakukan pekerjaan itu. Tenaga kerja laki-laki biasanya hanya membantu saja
terutama dalam hal pemasaran. Kegiatan home industry kerajinan batik tulis memerlukan
keahlian khusus, sehingga tidak mudah bagi setiap orang untuk terjun ke dalam usaha
tersebut.
Untuk meningkatkan perekonomian para pembatik di desa Kebon perlu adanya
inovasi dalam segala hal antara lain para pembatik perlu mengembangkan desain batik,
melakukan modifikasi terhadap batik yang sudah ada dengan menambahkan batik
jumputan, menerapkan batik selain batik tulis yaitu berupa batik cap yang lumayan
simpel prosesnya dan mudah cepat metodenya, melakukan perhitungan secara detail
sehingga dapat di ketahui keuntungannya dan berapa banyak jumlah batik yang harus di
produksi sehingga mendapatkan keuntungan yang secara maksimal, mendisain
sedemikian hingga agar pemasarannya lebih maksimal dan para konsumen mudah
mengetahui letak showroom batik kebon indah.
Pengembangan produk batik melalui perekayasaan dan desain ragam hias
memiliki peranan penting dan ikut menentukan keberhasilan produk batik. Peran desain
dalam keberhasilan produk tersebut sangat besar di samping faktor ekonomi dan
manajemen. Proses perancangan desain merupakan ungkapan nilai estetika dan kegunaan
dengan bantuan teknik menjadi suatu produk istimewa dan unik untuk memenuhi
kebutuhan konsumen.

1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membantu meningkatkan produksi
batikdan perekonomian warga khususnya para pengrajin batik melalui:

1. Pelatihan batik cap, Tersedianya (diadakannya) meja pengecapan dan


wajan cap pembatikan.
2. Pelatihan jumputan.
3. Pengembangan desain dari batik kebon indah
4. Pelatihan menghitung harga jual, harga pokok penjualan dan menghitung
titik balik modal ( break even point).
5. Meningkatkan pemasaran produk melalui pembuatan. Papan nama, web,
katalog,leaflet, banner.

1.3 TINJAUAN PUSTAKA


Menurut sejarah batik berkembang dengan cepat sekitar tahun 1755, yaitu pada
zaman Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Pada waktu itu masing-masing keraton
mengembangkan gayanya, sehingga kaya akan motif, corak maupun pewarnaannya.
Berbicara masalah batik maka tidak dapat dipisahkan dengan permasalahan motif pada
batik. Peranan motif pada batik khususnya batik klasik akan sangat menentukan
visualisasi batik secara keseluruhan. Motif pada batik dapat menunjukan latar belakang
budaya dan perkembangannya. Beberapa daerah pembatikan di Indonesia mempunyai
berbagai macam jenis batik dengan variasi dan coraknya. Seperti halnya batik kawung
yang menurut penggolongannya termasuk golongan motif geometris yang ciri khas
motifnya mudah disusun, dibagi-bagi menjadi kesatuan motif atau pola yang utuh dan
lengkap. Pada proses batik umumnya terdapat tiga tahapan yang meliputi:
1. Penggambaran motif di atas kain mori dengan cara menutup bagian yang
tidak dikehendaki warna dengan lilin (malam), dan dengan alat canting.
2. Pencelupan dengan zat warna dingin sesuai dengan motif yang diinginkan.
3. Pelorodan, yaitu menghilangkan lilin (malam) dengan air mendidih, sehingga
akan tampak motif dan warna seperti yang direncanakan.

berikut ini adalah macam macam batik:

1. Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan
tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
2. Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk
dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini
membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
3. Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada
kain putih.

Desain adalah perancangan, artinya mengatur segala sesuatu sebelum bertindak,


mengerjakan atau melakukan sesuatu, atau dengan kata lain adalah melakukan proses
cara, atau perbuatan merancang. Desain suatu karya yang pada dasarnya lahir dari
berbagai pertimbangan pikir, gagasan, rasa, dan jiwa penciptanya (internal), yang
didukung oleh faktor eksternal, teknologi, estetika, kreatifitas maupun bidang ilmu
Motif dalam konteks ini dapat diartikan sebagai elemen pokok dalam seni
ornamen pada kain batik. Motif merupakan bentuk dasar dalam penciptaan/perwujudan
suatu karya ornamen. Motif merupakan pangkal tolak atau esensi dari suatu pola.Bentuk
motif dalam seni ornamen sangat bervariasi sesuai dari kreativitas pencipta. Hasil dari
berbagai macam bentuk motif dalam seni ornamen, termasuk visualisasi motif pada kain
batik secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan dari ide dasar penciptaan.

Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita
kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol.
Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap,
dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.
Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap,
maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh
keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di
keluarkan.
Harga Pokok Penjualan (HPP) merupakan salah satu elemen penting dari laporan
laba-rugi suatu perusahaan dagang. Yang dimaksud dengan HPP adalah seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang
yang dijual. Apabila perusahaan akan menyusun laporan keuangan khususnya laporan
laba-rugi, maka harus dilakukan perhitungan HPP yang terjadi dalam periode berjalan.
Perhitungan HPP yang tepat dan akurat mempengaruhi nilai laba yang didapatkan
perusahaan atau kerugian yang ditanggung perusahaan. Oleh karena itu, semakin tepat
perhitungan HPP yang dilakukan akan menghasilkan laporan laba rugi perusahaan yang
semakin akurat.

Dalam perhitungan HPP, ada beberapa unsur-unsur pembentuk HPP yang perlu
dipahami. Unsur-unsur tersebut antara lain persediaan awal, persediaan akhir, pembelian
bersih barang dagangan dan biaya-biaya selama proses produksi. Penjelasan lebih detail
dari unsur-unsur tersebut bisa disimak di bawah ini:

1. Persediaan awal Barang dagangan. Persediaan awal barang dagangan merupakan


persediaan barang dagangan yang tersedia pada awal suatu periode atau tahun
buku berjalan. Saldo persediaan awal perusahaan dagang terdapat pada neraca
saldo periode berjalan atau pada neraca awal perusahaan atau laporan neraca
tahun sebelumnya.

2. Persediaan ahir barang dagangan (end inventory).Persediaan ahir barang


pagangan merupakan persediaan barang-barang pada ahir suatu periode atau
tahun buku berjalan. Saldo persediaan ahir perusahaan akan diketahui dari data
penyesuaian perusahaan pada ahir periode.

3. Pembelian bersih. Pembelian bersih merupakan seluruh pembelian barang


dagangan yang dilakukan perusahaan baik pembelian barang dagangan secara
tunai maupun pembelian barang dagangan secara kredit, ditambah dengan biaya
angkut pembelian tersebut serta dikurangi dengan potongan pembelian dan retur
pembelian yang terjadi.

4. Biaya Bahan Baku. Bahan baku merupakan dasar yang akan digunakan untuk
membentuk bagian yang menyeluruh menjadi produk jadi. Bahan baku yang
digunakan untuk memproduksi dapat diperoleh melalui pembelian lokal, impor
atau dari pengolahan sendiri. Biaya bahan baku meliputi harga pokok semua
bahan yang dapat diidentifikasi dengan pembuatan suatu jenis produk, dengan
mudah dapat ditelusuri atau dilihat perwujudannya di dalam produk selesai.
Biaya bahan baku memiliki bagian yang signifikan dari total biaya suatu produk.

5. Biaya Tenaga Kerja Langsung. Tenaga kerja merupakan kegiatan fisik yang
dilakukan oleh karyawan untuk mengolah suatu produk. Biaya tenaga kerja
langsung meliputi biaya-biaya yang berkaitan dengan penghargaan dalam bentuk
upah yang diberikan kepada semua tenaga kerja yang secara langsung ikut serta
dalam pengerjaan produk yang hasilnya kerjanya dapat ditelusuri secara langsung
pada produk dan upah yang diberikan merupakan bagian yang besar dalam
memproduksi produk.

6. Biaya Overhead.Pada umumnya dalam suatu perusahaan biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya produksi langsung. Semua biaya
selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang berhubungan
dengan produksi adalah biaya produksi tidak langsung. Istilah ini sesuai dengan
sifat biaya overhead yang tidak dapat atau sulit untuk ditelusuri secara langsung
kepada produk atau aktivitas-aktivitas pekerjaan. Biaya tidak langsung ini
terkumpul dalam suatu kategori yang disebut biaya overhead pabrik (BOP) dan
membutuhkan suatu proses alokasi yang adil untuk tujuan perhitungan harga
pokok produksi.

Konsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan, permintaan,


produksi, utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar,
pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara kebutuhan, keinginan dan
permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar
tertentu. Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap
kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan
akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk
membelinya.
METODE PELAKSANAAN

Jenis penelitian yang di gunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan


pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian di desa Kebon, kecamatan Bayat, kabupaten
Klaten. Data primer diperoleh dengan wawancara. Data sekunder diperoleh dengan
mencari dokumen-dokumen yang sesuai dengan tema penelitian.

Adapun yang menjadi fokus penelitian adalah pemberdayaan pengrajin batik desa
Kebon kecamatan Bayat, kabupaten Klaten dengan mengadakan pelatihan batik cap,
pelatihan jumputan.

Berdasarkan permaslahan yang dihadapi, serta solusi yang ditawarkan dan target
luaran, maka metode pelaksanaannya adalah sebagai berikut.

1. Melakukan identifikasi beberapa permasalahan yang dihadapi oleh para pengrajin


batik melalui metode survey awal, wawancara dengan pembatik dan observasi
melihat beberapa pembatik waktu melakukan kegiatan, untuk mengetahui
permasalahan yang paling mendesak.
2. Berdasarkan hasil identifikasi beberapa permasalahan yang dihadapi, selanjutnya
di tentukan beberpa masalah yang krusial yang harus segera diatasi diantaranya
pengadaan meja pengecapan untuk pembatikan,wajan cap pembatikan, kurangnya
pengetahuan tentang jumputan, desain yang ada kurang bervariasi dan belum ada
ciri khas yang menggambarkan batik asal kebon, belum ada penetapan harga jual,
pemasaran kurang.
3. Pelatihan ketrampilan pemakaian alat batik cap, pelatihan jumputan, memberikan
materi (pemateri) tentang pengembangan desain, pelatihan cara menghitung
harga jual dan break even point(balik modal), pembutan media pemasaran : web,
katalog dan leaflet, banner, papan nama, video profil batik kebon.
4. Metode pendekatan yang dilakukan adalah metode pemberian materi dan
pengenalan alat dan langsung mempraktekannya. Dengan demikian diharapkan
pelatihan yang diberikan dapat diterima dan dilaksanakan dengan baik.
5. Metode partisipatif, yang di terapkan dalam proses pelatihan, keterlibatan para
pengrajin batik secara langsung dalam aplikasinya.
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Melakukan koordinasi dengan kelompok pembatik di desa Kebon, kecamatan


Bayat, kabupaten Klaten mengenai hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan
program kegiatan.
2. Tahap berikutnya segera dilakukan survey untuk pengadaan barang peralatan
yang dibutuhkan kelompok pembatik kemudian membeli peralatan serta
melaksanakan program pelatihan.

3.1 BATIK CAP


Program:

Pengadaan meja pengecapan, wajan pengecapan dan pelatihan batik cap.

Hasil :

pelatihan batik cap yang telah dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2017 pada
pukul 10.30 WIB Selesai yang bertempatkan di Balai Desa Kebon. Pada
pelaksanaan pelatihan batik cap kami menghadirkan seorang pemateri yang ahli
dan berkompeten di bidang batik cap yang di datangkan dari Yogyakarta.

Setelah dilaksanakannya pelatihan batik cap ini peserta pelatihan dengan antusia
mengikuti pelatihan dan bersemangan dalam mencoba dan mempraktekkan
membatik dengan alat cap. Dengan pelatihan batik cap ini peserta sudah mampu
dan mengerti semua teknik membatik dengan menggunakan alat cap.

3.2 JUMPUTAN
Program:
Pelatihan jumputan

Hasil :

Pelatihan batik jumputan dilaksanakan pada 6 Februari 2017 pada pukul 08.00
WIB sampai pukul 16.00 WIB yang bertempat di Showroom dan Balai Desa
Kebon. Pada pelatihan tersebut, kami menghadirkan seorang pemateri Jumputan

Setelah mengikuti pelatihan ini, warga terlihat sangat puas karena telah paham
tentang pembuatan batik jumputan. Tidak hanya itu, mereka terlihat antusias
untuk meneruskan ilmu yang sudah mereka dapatkan ini. Terbukti, tidak lama
setelah pelatihan, terbentuklah sekelompok orang yang terdiri dari kurang lebih
80 orang, membentuk kelompok batik jumputan.

3.3 PENGEMBANGAN DESAIN

Program:

redesign packaging, pengembangan produk, memberikan materi (pemateri)


tentang pengembangan desain.

Hasil :

packaging

packaging yang digunakan oleh kelompok batik di desa kebon hanya dalam
bentuk paperbag dengan desain yang dirasa belum bisa memenuhi keinginan
konsumen. Maka dari itu, kami mencoba membuat desain packaging dengan
tetap menunjukkan ciri khas batik didesa kebon. Bentuk dari desain packaging
yang dirancang adalah berbentuk kotak dengan plastik mika disalah satu sisi
kotak tersebut untuk melihat motif kain batik yang ada didalamnya
Pengembangan produk

Produk akhir yang dihasilkan dari kelompok batik di desa kebon adalah
berbentuk kain batik siap olah. Karena hanya dalam bentuk kain, kami merasa
perlu adanya pengembangan produk yang dihasilkan oleh kelompok batik ini
dimana pengembangan produk ini diharapkan berkelanjutan dan mengikuti
perkembangan zaman. Contoh pengembangan produk yang dimaksud seperti
pakaian, tas, sepatu, souvenir dan produk lain. Berdasarkan hasil pengamatan
yang dilakukan, proses pembatikan mulai dari awal sampai kain batik jadi
terkadang terdapat sisa kain yang tidak dimanfaatkan. Untuk itu, selain penjualan
produk kain batik secara mentah, produk kain batik dapat dimanfaatkan dengan
pembuatan produk jadi dalam bentuk lain seperti tas dengan berbagai model.
Untuk merealisasikan pembuatan produk jadi dalam bentuk tas, kami
merekomendasikan 2 vendor pembuatan tas yang mampu bekerjasama dengan
pihak batik kebon indah. Vendor ini sudah kami seleksi dengan
mempertimbangkan beberapa faktor seperti harga, kualitas, dan akses lokasi.
Vendor yang kami sarankan adalah CV Bintang Abadi (Tas Fandy) dan Aprilian
Tas yang masing masing vendor tersebut terletak di Yogyakarta.

Penyuluhan pengembangan desain

Penyuluhan adalah kegiatan tambahan dari kami guna memberikan edukasi


kepada pengurus Batik Kebon Indah tentang bagaimana cara membangun ciri
khas dari suatu daerah yang bisa interprestasikan dalam sebuah pola batik. Tidak
hanya itu dalam penyuluhan juga membahas tentang bagaimana mengembangkan
batik telah ada serta mematenkannya.

Karena bahan pewarna batik berasal dari bahan alami yang didapatkan dari pihak
ketiga maka dalam penyuluhan tersebut juga membahas terkait bagaimana untuk
membuat pewarna alami sendiri tanpa harus membeli dari pihak ketiga.

3.4 AKUTANSI BIAYA


Program:

pelatihan menghitung harga jual dan break even point

Hasil :

Dikutip dari Holland (1998) Penjualan terdiri dari biaya produksi atau biaya yang
dikeluarkan untuk membangun atau membuat barang atau produk ditambah
dengan persentase mark-up yang ditetapkan oleh penjual. Berdasarkan hasil
wawancara yang sudah dilakukan kepada Ibu Dalmini selaku ketua dan
bendahara dalam Batik Tulis Kebon Indah, harga jual yang ditetapkan adalah Rp
300,000 hingga Rp 400,000 tergantung pewarnaan apa yang dipakai. Namun,
dikarenakan batasnya informasi yang didapat, persentase mark-up yang
ditentukan secara pribadi tidak diberikan. Informasi penjualan dapat dijelaskan
sebagai berikut:

Penjualan rata-rata Rp 70,000,000/bln @ 200 kain


Estimasi penjualan terendah Rp 300,000/kain
Estimasi penjualan rata-rata Rp 350,000/kain
Estimasi penjualan tertinggi Rp 400,000/kain

Break Even Point atau titik impas merupakan keadaan yang menggambarkan
suatu perusahaan yang tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian.
Perusahaan akan mencapai keadaan BEP apabila total penerimaan sama dengan
total biaya.

Rumus BEP

FC
BEP=
PVC
FC = Fix Cost (Biaya dikeluarkan yang dihasilkan dari aset tetap seperti gedung,
tanah dan mesin)

P =Price (Harga jual yang ditetapkan dari organisasi)

VC =Variable Cost (Biaya dikeluarkan yang dihasilkan dari biaya langsung


seperti kain mori, pewarna, air maupun tidak langsung seperti jasa karyawan,
listrik)

Dari data diatas diketahui FC =Rp 3.500.000; P = Rp 350.000; VC = Rp 288.000

Maka,

3.500 .000
BEP= =56 unit
350.000288.000
Jadi untuk mencapai BEP, Batik Kebon Indah harus menjual 56 unit kain batik.
Untuk perhitungan BEP per hari dapat di rumuskan dengan unit yang harus dijual,
yakni 56 kain dibagi dengan rata-rata kain terjual per hari. Rinci dari penjelasan
tersebut adalah sebagai berikut:
Unit yang harus dijual = 56 unit
Rata-rata kain terjual per hari = 7 kain
Maka waktu yang diperlukan adalah:

56 unit
=8 hari
7 kain

Omzet yang harus diperoleh untuk BEP:

BEP=Unit yang harus dijual Harga Jual

Unit yang harus dijual = 56 unit

Harga jual = Rp 350.000

Maka,

Omzet=56 unit Rp350.000=Rp19.600 .00

3.5 PEMASARAN
Program:

pembuatan Leaflet, Katalog, Roll Banner, dan Papan Nama, web.


Hasil :
pembuatan Leaflet, Katalog, Roll Banner, dan Papan Nama, web ini
bertujuan untuk menigkatkan profit dan popularitas Batik Tulis Kebon Indah.
Secara umum program ini berjalan cukup lancar, walaupun cukup sulit dalam
pengklasifikasian model dan gaya batik kebon serta penentuan haraga dan pasar

web : http://batikkebon.com

Katalog dan leaflet

Papan nama dan roll banner


KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Melalui pelatihan yang telah diberikan membuat para pengrajin memiliki
pengetahuandan ketrampilan serta memotivasi yang lebih tinggi untuk mengembangkan
usahanya. Disertai web katalog,leaflet, banner, papan nama dapat membantu pemasaran
semakin meluas,. Desain yang semakain inovatif meningkatkan jumlah produksi dan
kualitas produk yang semakin bagus.

4.2 SARAN
1. Pusat KKN UII dapat memberikan dana hibah sesuai dengan pengeluaran
program mahasiswa.
2. Bagi mahasiswa KKN yang ingin menjalankan program yang sama sebaiknya
melakukan pendekatan yang lebih intensif kepada warga, sehingga lebih
memahami detail permasalahan, kemudian lebih mengoptimalkan pelaksanaan
kegiatan.
3. Pada saat penyusunan jadwal sebaiknya dilakukan bersama dengan warga, agar
pada saat pelaksanaan tidak berbenturan dengan kegiatan warga yang
bersangkutan.
REFERENSI

1. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../3/Chapter%20II.pdf
2. http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-sejarah-dan-jenis-batik-indonesia/
(diakses pada 19 februari 2017)
3. https://www.akuntansionline.id/cara-menghitung-hpp/(diakses pada 19 februari
2017)
4. http://ranirizkynaamelya.blogspot.co.id/2013/06/makalah-manajemen-keuangan-
analisis.html(diakses pada 19 februari 2017)
5. https://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-konsep-definisi-
pemasaran(diakses pada 19 februari 20179)

You might also like