Journal Presentation

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 4, No.

2, Juni 2014

METODE BELAJAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN KLINIK


KEPERAWATAN TERPADU
Nikmatur Rohmah*, Mohammad Ali Hamid*, Saiful Walid**

*Staf Pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan Univ. Muhammadiyah Jember,


r_nikmatur@yahoo.co.id
**RSU dr H. Koesnadi Bondowoso, saiful_walid@yahoo.co.id

Abstract
(Introduction) the teaching-learning activities of clinical nursing care is the
process of professional adaptation to the Ners profession. This study is intended to
apply the Integrated Clinical Nursing Care Teaching-Learning Model at the Ners
training and Education. (Method) This research is a pre-experimental research
which is conducted at the Melati and Seruni Rooms at dr. Koesnadi General
Hospital Bondowoso. The respondents of this research are selected purposively.
The respondents include 12 students who take the Pediatric Nursing II subject for
12 effective weeks. The data of this research is gathered through participative
observation and questionnaire extension. The data is analyzed using descriptive
analysis and dependent T-Test. (Result) The results of this research reveal that
among the learning methods applied are: twice-a-week conference, clinic-tutorial
which is conducted twice during 6 weeks, once-a-week bed-site teaching action
and observation, clients care, resume, case presentation and journal presentation
as well as clinical enrichment which is conducted once during 6 weeks, as well as
clinical enrichment. Among the methods which score high are: conference 54.5%,
BST 54.5%, clinic-tutorial 45.4%, clients care 72.7%, journal presentation45.4%,
and case presentation 45.5%. The results of the T-Test reveal the significant effect
of the integrated clinical learning method on the learning method (p=0,006;
correlation 43.2%). (Discussion) The integrated clinical nursing care Teaching-
Learning Model is capable of implementing the learning method which allows
students to achieve maximum learning competence. Therefore, this model needs
continuous development to help increase the optimum learning improvement in
accordance with the level of competence, respectively.

Keywords: Learning Method, Clinical Learning, Nursing, Integrated

PENDAHULUAN pada pendidikan profesi Ners berada


pada level tujuh, yaitu: 1)
Metode belajardalam praktek penguasaan pengetahuan: mampu
klinik keperawatan merupakan memecahkan permasalahan sains,
strategi yang digunakan untuk teknologi, dan atau seni di dalam
mencapai kompetensi dalam bidang keilmuannya melalui
pendidikan profesi Ners. Metode ini pendekatan monodisipliner, 2)
tentunya berbeda dengan yang kemampuan kerja dan manajerial:
diterapkan pada pendidikan mampu merencanakan dan
akademik baik dilakukan di kelas mengelola sumberdaya di bawah
maupun laboratorium. Kompetensi tanggung jawabnya, dan

166
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 4, No. 2, Juni 2014

mengevaluasi secara komprehensif memadai, 7) sering beda persepsi


kerjanya dengan memanfaatkan antara pembimbing klinik dengan
IPTEKS untuk menghasilkan pembimbing akademi, 8) nilai kurang
langkah-langkah pengembangan memuaskan, 9) feedback sering
strategis organisasi, dan 3) tanggung terlambat, dan 10) sistem informasi
jawab dalam pekerjaan: mampu dan administrasi tidak jelas (Afandi,
melakukan riset dan mengambil 2014). Salah satu penyebab
keputusan strategis dengan akunta terjadinya permasalahan diatas
bilitas dan tanggung jawab penuh adalah ketidak tepatan metode belajar
atas semua aspek yang beradadi yang digunakan.
bawah tanggung jawab bidang Dampak yang ditimbulkan
keahliannya. akibat ketidaktepatan metode belajar
Kompetensi pada level tujuh akan dirasakan oleh mahasiswa,
ini memerlukan metode belajar yang dosen/perawat pembimbing, klien
memberi kesempatan seluas-luasnya dan keluarga. Bagi mahasiswa akan
bagi mahasiswa untuk menghambat pencapaian kompetensi
mengeksplorasi pengetahuan dan belajar, suasana belajar yang kurang
memperdalam yang diperoleh pada menyenangkan, nilai yang dicapai
masa pendidikan akademik. Selain kurang maksimal, dan proses
itu kemampuan bekerja dalam sebuah adaptasi tidak terlaksana dengan
tim juga harus terus menerus baik. Bagi perawat pembimbing
dilakukan sebagai upaya proses kehadiran mahasiswa tidak dirasakan
adaptasi profesi yang diharuskan sebagai bagian pendidikan calon
mampu mengelola sumber daya perawat profesional tetapi justru
dibawah tanggung jawabnya. menambah beban kerja dan
Berkaitan dengan bidang keahlianya mengganggu kinerja asuhan. Bagi
sebagai perawat profesional yang klien dan keluarga metode belajar
berinteraksi dengan manusia sebagai yang tidak tepat akan berdampak
penerima jasa pelayanan pada persepsi bahwa klien adalah
keperawatan maka metode belajar subyek uji coba mahasiswa dalam
yang dirancang juga harus mampu mempraktekkan ilmu pengetahuan
melatih kepekaan, rasa empati, keperawatan. Akibatnya klien dan
peduli, sabar, cepat tanggap, caring, keluarga akan merasa ragu-ragu
disiplin, dapat dipercaya, dan penuh apakah diri/keluarganya bisa sembuh,
tanggung jawab. ketika asuhan diberikan oleh
Sampai saat ini permasalahan mahasiswa. Persepsi ini akan
pada pembelajaran klinik merugikan citra rumah sakit karena
keperawatan masih cukup komplek dianggap sebagai rumah sakit uji
antara lain: 1) diperlakukan seperti coba.
pembantu perawat/dokter, 2) Melihat berbagai
mengerjakan pekerjaan diluar permasalahan dan dampak yang
kompetensi, 3) kesempatan belajar ditimbulkan maka diperlukan metode
sangat sedikit, 4) belum ada belajar yang tepat, salah satu yang
pembimbing yang bisa dijadikan bisa dikembangkan adalah model
model, 5) Jarang dikunjungi dan pembelajaran klinik
dibimbing oleh pembimbing keperawatanterpadu. Model ini
akademi, 6) fasilitas yang tidak berupaya untuk mengoptimalkan

167
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 4, No. 2, Juni 2014

kemandirian mahasiswa, interaksi Keperawatan Anak II, sehat, hadir


klien/keluarga dengan mahasiswa, 100%. Jumlah sampelsebanyak
daya nalar dan pola pikir mahasiswa, responden. Waktu pengambilan data
sikap etik dan profesional. Model ini selama 6 minggu efektif mulai 21
disusun dengan pendekatan April 30 Mei 2014.Waktu
preseptoship yang menggunakan pengambilan data diperhitungkan
berbagai macam metode sesuai dengan beban studi mata
pembelajaran antara lain: konferensi kuliah keperawatan anak sebanyak 4
klinik, tutorial klinik, bedsite SKS, yaitu 4 sks x 5 x 60 menit x 14
teaching action and observation, minggu efektif = 280 jam/7 jam per
asuhan klien, presentasi kasus, hari = 40 hari/ 6 hari efektif dalam 1
presentasi jurnal, dan pengayaan minggu = 6,6 minggu. Mengingat
klinik. Oleh karena itu perlu mahasiswa juga melakukan dinas
dilakukan penelitian model shift sore dan malam yang jam
pembelajaran klinik keperawatan efektifnya antara 8-11 jam maka
terpadu pengaruhnya terhadap jumlah minggu efektif
metode belajar yang diterapkan. diperhitungkan sebanyak 6 minggu.
Perlakuan diberikan dalam bentuk
METODE PENELITIAN penerapan model pembelajaran klinik
keperawatan terpadu pendekatan
Desain penelitian pra preseptorship.Data dikumpulkan
ekperimen dengan rancangan pre melaluiobservasi partisipasif dan
post test tanpa kelompok kontrol. kuesioner. Data dianalisis dengan
Populasinya adalah mahasiswa yang analisis deskriptif dan uji t
melaksanakan kegiatan praktek dependent.
klinik keperawatan di RSU dr
Koesnadi Bondowoso khususnya di
Ruang Melati dan Seruni. HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden dipilih secara purposive,
Hasil
dengan kriteria dari pendidikan
profesi Ners Univ. Muhammadiyah Metode Belajar yang Digunakan
Jember,mengambil mata kuliah
Tabel 1. Metode Belajar dalam Model Pembelajaran Klinik Keperawatan
TerpaduPendekatan Preseptorship Mata Kuliah Keperawatan Anak II
(4 SKS) Selama 6 Minggu
No Metode Target Keterlaksanaan
1. Pre dan post konferensi 12 x 12 x
2. Tutorial klinik sesi 1 dan 2 2x 2x
3. Bedsite teaching action and 6x 6x
observation
4. Asuhan klien 2 asuhan 2 asuhan
5. Presentasi kasus 1x 1x
6. Presentasi jurnal 1x 1x
7.
8. Resume 12 resume 12 resume
Tabel 1 menjelaskan 12 macam metode belajar yang digunakan dalam
pembelajaran klinik keperawatan

168
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 4, No. 2, Juni 2014

Kualitas Metode Belajar yang Digunakan


Tabel 2. Kualitas Metode Belajar dalam
Model Pembelajaran Klinik Keperawatan Terpadu
Pendekatan PreseptorshipMata Kuliah Keperawatan Anak II
No Metode Katagori
Sangat Baik Baik Cukup Baik
1. Pre dan post 54,5% 45,5% 0%
konferensi
2. Tutorial klinik sesi 1 45,5% 54,5% 0%

3. Tutorial klinik sesi 2 54,5% 45,5% 0%

4. Bedsite teaching action 54,5% 45,5% 0%


and observation
5. Asuhan klien 36,4% 54,5% 9,1%

6. Presentasi kasus 45,5% 54,5% 0%

7. Presentasi jurnal 45,5% 45,5% 9%

8. Resume 72,7% 27,3% 0%


Tabel 2menjelaskan bahwa seluruh metode mendapatkan penilaian baik
dan sangat baik, hanya dua metode yang mendapat penilaian cukup baik.

Pengaruh Model pembelajaran


Tabel 3. Pengaruh Model Pembelajaran Klinik Keperawatan Pendekatan
PreseptorshipTerhadap Kualitas Metode Belajar
Paired Samples Statistics
S
i
g
Rerata N Std. Deviation Correlation .
Metode_belajar_Sbl_Perseptors 27,2500 12 10,41961 ,432 ,
hip 0
Metode_belajar_Stlh_Perseptor 40,3333 12 14,05401 0
ship 6
Tabel 3 menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran klinik keperawatan
terhadap kualitas metode belajar dengan tingkat pengaruh sedang.

169
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 4, No. 2, Juni 2014

Pembahasan Preseptee (peserta didik)


merupakan seseorang yang telah
Hasil penelitian menunjukkan dibekali dengan kompetensi yang
bahwa model pembelajaran klinik diperlukan dan mahir untuk
keperawatan terpadu dengan menjalankannya, sehingga dapat
rancangan preseptorship menerapkan berfungsi sebagai praktisi yang
beberapa metode belajar akuntabel. Oleh karena itu, semua
mendapatkan penilaian sangat baik peserta didik yang akan berperan
dari mahasiswa. Adapun metode sebagai preseptee adalah individu
yang dimaksud, antara lain: yang baru akan memasuki dunia
konferensi 54,5%, BST 54,5%, nyata dan memerlukan bimbingan
tutorial klinik sesi dua 45,4%, asuhan namun telah memiliki seluruh
klien 36,4%, resume 72,7%, kompetensi yang diperlukan.
presentasi jurnal 45,4%, presentasi Kebutuahan akan preseptor terjadi
kasus 45,5%. Hasil uji t menyatakan karena upaya untuk mempertahankan
adanya pengaruh yang signifikan layanan pasien yang berkualitas dan
model pembelajaran klinik terpadu keberadaan peserta didik tidak
terhadap kualitas metode belajar merupakan pihak yang didaya-
(p=0,006; korelasi 43,2%). gunakan karena ketidak-cukupan
Istilah preceptoring dan tenaga atau dianggap sebagai tenaga
mentoring sering digunakan untuk gratisan. Sebaliknya, preseptor juga
maksud yang hampir sama. diperlukan untuk mengurangi stres
Perbedaannya adalah; pada program yang mungkin dialami oleh peserta
mentoring, proses pembimbingan didik sebagai lulusan sarjana
berlangsung lama sedangkan pada keperawatan baru yang belum
preceptoring berdurasi pendek dan mengenal dunia kerja sebenarnya.
pembimbingan diberikan secara Disamping itu, keberadaan preseptor
intens.Metode bimbingan ini juga untuk menjamin bahwa
merupakan sistem dan proses tanggung jawab tidak sepenuhnya
melimpahkan kewenangan secara berada pada peserta didik, tidak
bertahap dari para preseptor/mentor. diberikan secara lebih dini atau tidak
Tujuannya adalah agar peserta didik seharusnya diberikan secara kurang
menjadi dewasa dan matang dalam tepat. Yang terakhir, tentu saja untuk
profesionalisme keperawatan mengurangi resiko pekerjaan terjadi
sehingga ketika lulus mampu pada peserta didik dan pasien
menjadi profesional sejati. Tujuan ini terutama pada lingkungan layanan
dapat dicapai dengan membekali kesehatan yang lebih kompleks
peserta didik suatu program antara (AIPNI, 2010).
yang terstruktur dan mendukung Beberapa metode belajar
sebagai jembatan menuju upaya yang diinisiasi oleh preseptorship
menghasilkan praktisi yang handal antara lain: pre dan post conference,
dan kompeten terutama untuk bed site teaching, tutorial individual
mampu bekerja dalam situasi yang diberikan preseptor, diskusi
layanan yang bertingkat tinggi kasus, direct observasional
(AIPNI, 2010). procedural skill, seminar kecil
tentang kasus atau IPTEK kesehatan

170
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 4, No. 2, Juni 2014

atau keperawatan terkini, kompetensi dan pengalaman


pendelegasian kewenangan bertahap, belajarnya serta mengklarifikasi hal-
belajar berinovasi dalam pengelolaan hal yang memerlukan penjelasan
asuhan, laporan kasus dan overan tambahan. Pembimbing juga dapat
dinas. Pemilihan metode ini melakukan penilaian akhir dari aspek
didasarkan pada kompetensi belajar kognisi dan afeksi mahasiswa selama
yang akan dicapai. Metode praktek dan menyampaikan rencana
pengajaran klinik adalah cara yang tindak lanjut. Metode ini mempunyai
dilakukan dalam rangka mencapai beberapa keunggulan antara lain:
tujuan yang telah ditentukan pada 1)ketersediaan sumber belajar,
silabus sehingga menghasilkan 2)kejelasan kompetensi yang akan
pengalaman belajar yang spesifik. dicapai3) kejelasan tugas belajar
Pengajaran klinik diperlukan karena yang akan dikerjakan,
kondisi lahan pendidikan berbeda, 4)kesinambungan penugasan,5)
kemampuan mahasiswa berbeda, dan kejelasan buku panduan, dan
kemampuan pembimbing berbeda 6)kejelasan tahap demi tahap
(Susilo, 2011). pencapaian kompetensi belajar.
Adapun detail tentang Metode yang kedua adalah
pelaksanaan metode yang bed site teaching (BST). BST terbagi
dilaksanakan dalam model atas BST action dan BST observasi.
pembelajaran klinik terpadu adalah BST action merupakan kegiatan
sebagai berikut. Metode pre-post pembelajaran di samping klien yang
konferen dilaksanakan diawal dan memungkinkan mahasiswa
akhir praktek. Pada umumnya di hari mendapatkan demonstrasi langsung
senin pagi sebelum berintraksi dari pembimbing berkaitan dengan
dengan klien dan diakhiri hari sabtu keterampilan klinik keperawatan.
siang setelah selesai melaksanakan Nursalam dan Efendi (2008)
seluruh rangkaian praktek dalam satu menyebutkan bahwa BST merupakan
siklus pembelajaran selama satu metode pembelajaran klinik yang
minggu. Pre konferen ditujukan dilakukan di samping tempat tidur
untuk menggali pengetahuan klien, meliputi kegiatan mempelajari
mahasiswa dalam mencapai kondisi klien dan asuhan
kompetensi serta kemampuan untuk keperawatan yang dibutuhkan oleh
beradaptasi secara profesional. klien. BST action dilaksanakan pada
Interaksi antara preseptor hari pertama praktek dengan
(pembimbing) dan preseptee kompetensi keterampilan
(mahasiswa) memungkinkan pemeriksaan fisik keperawatan. BST
disepakati kontrak belajar secara observasi dilaksanakan pada hari
memuaskan. Preseptor dapat berikutnya dengan kompetensi yang
menjelaskan detail pelaksanaan disepakati antara pembimbing
praktek serta aturan yang berlaku, dengan mahasiswa. Proses
preseptee juga berhak untuk pembelajaran berlangsung dua arah
memberikan konfirmasi atas seluruh karena pembimbing langsung
tugas dan kompetensi yang akan memberikan demonstrasi,
dicapai. Pada saat post konferen pendampingan, pengarahan, dan
mahasiswa dapat secara aktif pelatihan dalam mencapai skill
menyampaikan seluruh capaian keperawatan yang ingin dicapai.

171
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 4, No. 2, Juni 2014

Kelebihan dari metode ini adalah: 1) menyelesaikan kasus, 7) problem


proses pembelajaran langsung di solving: mahasiswa menegakkan
samping klien, 2) kejelasan dari diagnosis keperawatan dan
detail kompetensi yang dicapai, 3) menyusun desain strategi
pendampingan dan pengarahan pengembangan untuk menyelesaikan
secara langsung dari pembimbing, masalah. Sedangkan langkah-
dan 4) feedback yang cepat. langkah tutorial sesi yang kedua
Djamarah, (2008) antara lain: 1) problem: mahasiswa
mendefinisikan bahwa belajar menyebutkan diagnosis keperawatan
sebagai proses dimana tingkah laku yang telah diangkat (primer,
ditimbulkan atau diubah melalui sekunder, perubahan fungsi tubuh),
latihan atau pengalaman. Melalui 2) problem solving: mahasiswa
metode BST keterampilan menyebutkan langkah penanganan
keperawatan dilatih secara terukur masalah (utama, penunjang,
dengan pendampingan dan spesifik), 3) mechanism: mahasiwa
pengarahan yang adekuat. menjelaskan rasional dan mekanisme
Metode yang ketiga adalah (pathway) dari tindakan yang telah
tutoril klinik. Tutorial ini dilakukan sehingga mampu
dilaksanakan dalam dua sesi. Sesi mengatasi masalah yang terjadi,4)
yang pertama dilaksanakan sesudah evaluation: mahasiswa menjelaskan
kegiatan BST observasi dan tutorial evaluasi hasil dari asuhan yang telah
yang kedua pada hari sabtu (minimal dilakukan (SOAP). Kelebihan dari
dua hari sesudah tutorial sesi metode ini antara lain: 1)
pertama). Adapun langkah-langkah mengeksplorasi kemampuan
dalam tutorial sesi pertama antara mahasiwa untuk berpikir kritis dan
lain: 1) problem: mahasiswa profesional, 2) belajar berdasarkan
menyampaikan temuan data fokus masalah dan sekaligus
baik berupa data subyektif, maupun menyelesaikan masalah, 3)
obyektif, 2) hipotesis: mahasiwa mahasiswa menjadi lebih percaya
mengidentifikasi permasalahan yang diri karena terlatih untuk
mungkin muncul dari data yang telah menegakkan diagnosis dan
ditemukan, 3) mechanism: melakukan tindakan keperawatan
mahasiswa menjelaskan secara detail yang rasional.
mekanisme terjadinya masalah yang Metode yang keempat adalah
di duga akan muncul berkaitan presentasi kasus. Presentasi kasus
dengan data yang telah ditemukan, 4) dilaksanakan setelah mahasiwa
more info: mahasiswa menjelaskan memberikan asuhan keperawatan
data tambahan apa yang diperlukan selama tiga hari. Kasus yang
untuk mendukung diagnosis dipresentasikan sesuai
keperawatan yang akan ditegakkan, dengankompetensi yang akan dicapai
5) dont know: mahasiswa dan dilakukan secara individual
mengemukakan pertanyaan yang dihadapan mahasiswa yang lain.
lebih mendalam kaitan antara data Kelebihan dari metode ini antara
yang diperoleh dan pengaruhnya lain: 1) terjadi sharing pengalaman
terhadap data yang lain, 6) learning mengasuh pasien, 2) mengeksplorasi
issues: mahasiswa menentukan topik kemampuan presentasi, diskusi, dan
mana yang harus dipelajari untuk argumentasi, 3) belajar menghargai

172
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 4, No. 2, Juni 2014

pendapat orang lain, jujur, dan keperawatan, 3) perencanaan, 4)


mengendalikan emosi. Kelebihan pelaksanaan, dan 5) evaluasi. Target
pada metode presentasi kasus selain kompetensi asuhan adalah dua
mengoptimalkan hard skills juga soft pasien. Sedangkan variasi kasus
skills. Soft skills merupakan strategi diperoleh melalui penyusunan
yang diperlukan untuk meraih sukses resume dengan target 12 pasien.
hidup dan kehidupan dalam Kompetensi yang ditargetkan dalam
masyarakat. Kecakapan soft skills metode ini adalah berpikir kritis,
diantaranya: berpikir kritis, kreatif, sikap profesional, kemampuan
bersemangat, jujur, sikap tangguh menyelesaikan masalah, kolaborasi
dan ulet (Widoyoko, 2009). Melalui dan koordinasi dengan tim
presentasi mahasiswa berlatih untuk kesehatan, edukasi perawatan klien
menyampaikan pendapat, di rumah sakit maupun paska
beragumentasi terhadap hospitalisasi, dan intervensi
pendapatnya, jujur dengan data yang keperawatan yang spesifik
disajikan, kreatif pada saat berdasarkan kasus maupun usia
menterjemahkan pengalaman perkembangan. Kelebihan dari
asuhannya ke dalam bahasa verbal. metode ini antara lain: 1)
Hal ini merupakan modal yang ketersediaan sarana belajar 2)
sangat baik bagi mahasiswa ketika kejelasan sistem evaluasi/ penilaian,
memasuki dunia kerja. 3)kenyamanan belajar, 4)support dari
Metode yang kelima adalah lingkungan, 5) hubungan dengan
presentasi jurnal. Langkah-langkah teman sesama praktikan, 6)hubungan
dalam presentasi jurnal antara lain: dengan praktikan dari institusi lain,
1) menyusun skenario klinik 7)hubungan dengan perawat senior,
berdasarkan permasalahan yang telah 8)hubungan dengan pembimbing,
teridentifikasi dalam asuhan yang dan 9)hubungan dengan dokter.
sedang disusun, 2) melakukan Beberapa hal yang menjadi
analisis PIO/PICO, 3) penelusuran kelebihan dari metode asuhan
jurnal, 4) melakukan telaah jurnal, keperawatan yang memuat
dan 5) presentasi hasil telaah jurnal. kompetensi pendidikan kesehatan
Kelebihan dalam metode ini antara merupakan kegiatan yang kompleks,
lain: 1) belajar berdasarkan evidence, karena berkaitan dengan edukasi
2) melatih mahasiswa untuk mencari klien dan keluarga saat di rumah
bukti-bukti dan dukungan dari hasil sakit juga edukasi paska di rawat di
penelitian yang terkait, terkini, dan rumah sakit. Hal ini mengindikasikan
terpercaya, 3) hasil telaah menjadi bahwa upaya promosi kesehatan di
bahan untuk melakukan perubahan di masyarakat juga mendapat dukungan
tatanan klinik yang berbasis evidence dari tim keperawatan sejak pasien di
based nursing. rawat. Achmadi (2013) menyebutkan
Metode keenam dan ketujuh bahwa elemen esensial dalam
adalah asuhan keperawatan dan kesehatan masyarakat
resume. Mahasiswa diberi tugas adalahketerlibatan atau partisipasi
untuk mengasuh pasien secara masyarakat dalam setiap upaya
paripurna melalui pendekatan proses penyehatan sebuah kelompok
keperawatan. Adapun tahapannya masyarakat. Hal sangat terkait
meliputi: 1) pengkajian, 2) diagnosis dengan upaya penyehatan individu.

173
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 4, No. 2, Juni 2014

Keterlibatan keluarga pasien sehingga pelaksanaannya


dalam asuhan juga sangat penting berkesinambungan. Jadi secara
ditekankan dalam perawatan pasien. keseluruhan metode yang digunakan
Bezt dan Sowden (2002) tidak hanya sekedar proses belajar
menyebutkan bahwa keluarga selalu mengajar tetapi sekaligus proses
dilibatkan baik saat klien penilaian. Hal ini memungkinkan
membutuhkan perawatan fisik, mahasiswa yang mempunyai
psikologis, sosial, maupun spiritual, kelemahan di presentasi oral akan
baik dalam kondisi akut maupun mendapatkan penilaian tambahan
kronik. Mahasiswa akan belajar dari metode yang lain, demekian
bagaimana berkomunikasi terapiutik juga sebaliknya.
dengan klien dan keluarga sehingga
tercipta hubungan yang profesional. KESIMPULAN DAN SARAN
Metode asuhan keperawatan
Kesimpulan
dan resume juga mempunyai peranan
1. Metode belajar yang digunakan
yang sangat besar terhadap
antara lain: konferensi, tutorial
pengalaman belajar mahasiswa.
klinik, bedsite teaching action
Pengalaman belajar adalah segala
and observation, asuhan klien,
aktivitas mahasiswa dalam
resume, presentasi kasus, dan
berinteraksi dengan lingkungan.
presentasi jurnal
Pengalaman belajar bukanlah isi atau
2. Adanya pengaruh yang
materi pelajaran dan bukan pula
signifikan model pembelajaran
aktivitas pembimbing memberikan
klinik terpadu terhadap metode
pelajaran. Pengalaman belajar lebih
belajar.
menunjukkan kepada aktivitas
mahasiswa di dalam proses
A. Saran
pembelajaran (Sanjaya, 2009).
Metode ini perlu terus
Aktifitas perawat dalam memberikan
dikembangkan untuk
pelayanan kepada pasien banyak
meningkatkan hasil belajar yang
diperoleh melalui interaksi langsung
optimal sesuai dengan level
mahasiswa dengan pasien dan
kompetensinya.
keluarga saat memberikan asuhan
keperawatan dan resume sehingga
modal mahasiswa sebagai perawat UCAPAN TERIMA KASIH
profesional banyak dinisiasi dengan 1. Direktorat Jendral Penelitian
metode ini. dan Pengabdian Masyarakat
Ketujuh macam metode ini Pendidikakan Nasional
masing-masing mendapat porsi Kementerian Pendidikan dan
penilaian sendiri-sendiri dengan Kebudayaan sebagai
prosentasi yang berbeda-beda. Hal penyandang dana penelitian
ini sesuai dengan pendapat Sudjana 2. RektorUniversitasMuhammad
(2009) yang menyatakan bahwa iyahJember
penilaian hasil belajar hendaknya 3. Ketua LPPM
menjadi bagian integral dari proses UniversitasMuhammadiyahJe
belajar-mengajar. Penilaian mber
senantiasa dilaksanakan pada setiap 4. Seluruh responden yang
saat proses belajar mengajar terlibat dalam penelitian

174
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 4, No. 2, Juni 2014

REFERENSI
Achmadi, (2013). Kesehatan
Masyarakat Teori dan Aplikasi.
Rajawali Press: Jakarta.

Afandi, (2014). Manajemen


Pendidikan Klinik:
Preceptorship Model, pelatihan
presepthorship Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jember.

AIPNI, (2010). Kurikulum


Pendidikan Ners Indonesia.

Betz dan Sowden, (2002).


Keperawatan Pediatrik. EGC
Jakarta.

Djamarah, (2008). Psikologi Belajar.


Edisi 2. Rineka Cipta: Jakarta
Nursalam dan Efendi, (2008).
Pendidikan Dalam Keperawatan.
Salemba Medika: Jakarta

Sanjaya, (2009). Kurikulum dan


Pembelajaran. Kencana Prenada
Media Group: Jakarta

Sudjana, (2009). Penilaian Hasil


Proses Belajar Mengajar. PT
Remaja Rosdakarya: Bandung.

Susilo, (2011). Pendidikan


Kesehatan dalam Keperawatan.
Nuha Medika: Jogjakarta

Widoyoko, (2009). Evaluasi Program


Pembelajaran. Panduan Praktis
Bagi Pendidik dan Calon
Pendidik. Pustaka Pelajar:
Jogjakarta

175

You might also like