Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

429 GIZIDO Volume 7 No.

2 November 2015Faktor Yang Behubungan Nonce L, dkk

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU.

Nonce N. Legi 1, Fred Rumagit, Ana B. Montol, Riaty Lule


1,2,3
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Manado

ABSTRACT

Posyandu is one form of Community Based Health Efforts are managed and held on by, for and
with the community in the organization of health development, in order to deceive the public in
obtaining basic health services to accelerate the reduction in maternal and infant kemaratian
numbers. The sustainability of this activity is highly dependent on the active participation of health
cadres as the main implementers. The purpose of this research is to know about the factors
associated with the activity cadre's in Puskesmas Ranotana WeruKota Manado.
Type of survey research with deskristif approach. This implementation is implemented in May 2015
in Manado City Health Center Ranotana Weru. Population is all cadres Posyandu in Puskesmas
Ranotana Weru Manado City. Samples are 45 cadres, with the data obtained using a questionnaire
(liveliness cadres, cadres of knowledge, training of cadres, cadres keposyandu distance home,
support the husband / family). While secondary data obtained from health centers. Tools and
bahanyang used questionnaires, Calculator, leptop, SPSS Program.
The results showed 39 0rang (86.7%) belongs to the category health cadres active in the
implementation of integrated health activities, 42 (93.3%) high school educated cadres, cadres
knowledgeable 95.6% good, 88.9% of cadres who had attended Posyandu cadre training, 0rang 29
(64.4%) which has a distance cadre's home near denganposyandu, and 44 (97.8%) cadre's who
has the support of husband / family.
Keywords: Activeness cadres, Education, Knowledge, Training, Distance IHC, Support Husband/
Family.

PENDAHULUAN Posyandu merupakan salah satu


bentuk upaya kesehatan bersumber daya
Data RisetKesehatanDasar masyarakat yang dikelolah dan
(Riskesdas) Tahun 2013, diselenggarakanuntukmasyarakat dalam
kecenderunganfrekuensipemantauanpertu penyelenggaraan pembangunan
mbuhananakumur 6-59 bulan di Posyandu kesehatan, memberdayakan masyarakat
dan memberikan kemudahan kepada
yang lebihdariempat kali penimbangan
masyarakat dalam memperoleh pelayanan
2013 yaitusebesar 44,6% dibandingtahun kesehatan dasar untuk mempercepat
2007 yang mencapaiangka 45,4%. penurunan angka kematian ibu dan bayi
Sedangkananakumur 6-59 bulan yang (Depkes RI, 2011).
tidakpernahditimbangdalamenambulantera Tujuan Umum Posyandu yaitu
khirmeningkatdari 25,5% padatahun 2007 Menunjang percepatan penurunan angka
kematian ibu (AKI), angka kematian bayi
menjadi 34,3% padatahun 2013.
(AKB) dan angka kematian anak balita
Berdasarkanprovinsi yang ada di (AKABA) di Indonesia melalui upaya
Indonesia, frekuensipenimbangan yang pemberdayaan masyarakat. Tujuan
lebihdariempat kali khusus yaitu Meningkatnya peran
dalamenambulanterakhirtertinggiadalah di masyarakat dalam penyelenggaraan
DI Yogyakarta (79,0%) danterendah di upaya kesehatan dasar, terutama yang
Sumatera Utara (12,5%). Secaranasional berkaitan dengan penurunan angka
kematian ibu, angka kematian bayi dan
status gizianak di Indonesia
angka kematian anak balita. Meningkatnya
masihmenjadimasalah. peran lintas sektor dalam
penyelenggaraan posyandu, terutama
430 GIZIDO Volume 7 No. 2 November 2015Faktor Yang Behubungan Nonce L, dkk

berkaitan dengan penurunan angka Jenis penelitian ini adalah


kematian ibu, angka kematian bayi dan penelitian survey dengan pendekatan
angka kematian anak balita.Meningkatnya deskriptif. Penelitian telah dilaksanakan di
cakupan dan jangkauan pelayanan Puskesmas RanotanaWeru, Kota Manado,
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan selama satu bulan pada bulan Mei 2015.
dengan penurunan kematian ibu, angka Bahan dan alat yang digunakan adalah
kematian bayi dan angka kematian anak Kuesioner, Formulir data identitas kader,
balita (Depkes RI, 2006). Sasaran alat tulis menulis, Kalkulator, Laptop.
posyandu adalah seluruh masyarakat, Keaktifan kader posyandu suatu perilaku
utamanya :Bayi, anak balita, Ibu hamil, ibu atau tindakan nyata yang bisa dilihat dari
nifas dan ibu menyusui, pasangan usia keteraturan dan keterlibatan seorang
subur (PUS) (Depkes, RI 2011). kader dalam berbagai kegiatan posyandu
Peranan kader sangatlah penting baik dalam posyandu maupun diluar
karena kader bertanggung jawab dalam posyandu. Dikategorikan atas : Kader aktif
pelaksanaan posyandu.bila kader tidak (> 60%), Kurang aktif (<60%).Pendidikan
aktif maka pelaksanaan posyandu juga Kader adalah suatu jenjang pendidikan
akan menjadi tidak lancar dan akibatnya formal terakhir yang ditempuh dan yang
status gizi bayi atau balita dibawa lima miliki oleh Kader Posyandu dengan
tahun tidak dapat dideteksi secara mendapatkan sertifikasi kelulusan/ijazah,
jelas, Hal ini akan mempengaruhi tingkat dikategorikan tinggi (Perguruan Tinggi,
keberhasilan program posyandu SMP, dan SMA, SD. Pengetahuan kader
khususnya dalam pemantauan tumbuh adalah segala sesuatu yang berhubungan
kembang balita.Pada tahun 2007,lebih dengan kemampuan kader terhadap
kurang 250.000 posyandu di Indonesia kegiatan posyandu. Jawaban benar setiap
hanya 40% kader yang masih aktif dan pertanyaan diberikan skor 1 sedangkan
diperkirakan hanya 43% anak balita yang jawaban salah diberikan skor 0, kemudian
terpantau status kesehatannya dikategorikan menjadi 3 yaitu :Baik jika
(Martinah, 2008). : >80 % total skor, Cukup jika: 60-
Keberhasilan posyandu tergambar 80% total skor, Kurang.jika : <60 % total
melalui cakupan SKDN dimana (S) skor, Pelatihan kader adalah pelatihan
merupakan seluruh jumlah balita di yang diikuti ibu kader kinerja yang
wilayah kerja posyandu, (K) jumlah balita ditentukan menjadi tanggung jawabnya
yang memiliki KMS, (D) balita yang di dikategorikan : Sering ( 3-5 kali setahun),
timbang, (N) balita yang berat badanya Jarang ( 1-3 kali setahun), Tidak pernah (
naik. Pemantauan pertumbuhan balita di 0).
suatu wilayah K/S cakupan program >80%
dikatakan baik < 80% kurang, D/S
partisipasi > 80% dikatakan baik < 80% HASIL DAN PEMBAHASAN
kurang, N/D keadaan pertumbuhan balita
> 80% dikatakan baik < 80% kurang. HASIL
Berdasarkan data dari Puskesmas
Ranotana Weru kelurahan Karombasan 1. Karakteristik Sampel
utara pada bulan Januari Tahun 2014 Penelitian membahas tentang
terdapat 5 kelurahan dan 33 lingkungan faktor-faktor yang berhubungan dengan
dan 18 pos posyandu dan jumlah seluruh keaktifan kader di puskesmas ranotana
kader posyandu ada 85 orang, kader yang weru, penelitian ini dilakukan pada mei
aktif dalam posyandu trdapat 55, dan 2015. Pengamblan data di lakukan dengan
kader yang tidak aktif 30 orang. pengisian kuesioner oleh kader posyandu.
(Puskesmas Ranotana Weru, 2014). Kuesioner yang terkumpul sebanyak 45
Tujuan penelitian ini yakni mengetahui kuesioner. Adapun hasil yang di peroleh
faktor-faktor apa saja yang berhubungan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
dengan keaktifan Kader Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Ranotan Weru
Kota Manado.
431 GIZIDO Volume 7 No. 2 November 2015Faktor Yang Behubungan Nonce L, dkk

a. Umur kader posyandu


c. Tingkat Pendidikan kader
Tabel 1. Distribusi sampel Berdasarkan
Kelompok Usia Tabel 3. Distribusi sampel Berdasarkan
Tingkat Pendidikan
Kelompok
Usia (tahun)
Jumlah Tingkat Jumlah
n pendidikan n
% %
25-35 7 15,6 Tinggi (PT) 1 2,2
36-45 11 24,4 Sedang 42 93,3
46-55 20 44,4 (SMA/SMP)
56-65 6 13,3 Rendah (SD) 2 4,4
>65 1 2,2 Total 45 100
Total 45 100
Dari tabel di atas diketahui bahwa
Tabel 1 menunjukan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan
sebagian besar umur responden adalah responden adalah tamatan SMA 40 orang
46-55 tahun mencapai 20 orang (44,4%). (88,9%), dengan Pendidikan SMA sudah
cukup mampu mengolah posyandu.
b. Keaktifan Kader Posyandu
d. Tingkat Pengetahuan Kader
Tabel 2. Distribusi Sampel
Berdasarkan Keaktifan Sebagai Kader Tabel 4. Distribusi sampel Berdasarkan
Posyandu Tingkat Pengetahuan Kader
TentangPosyandu
Keaktifan Jumlah
Kader n % Jumlah
Posyandu Tingkat
Aktif 39 86,7 Pengetahuan
Kurang Aktif 6 13,3 n %
Total 45 100 Baik 43 95,6%
Cukup 1 2,2
Dari tabel atas dapat diketahui Kurang 1 2,2%
bahwa sebagian besar responden yang Total 45 100
aktif dalam kegiatan posyandu terdapat 39
orang (86,7%), sedangkan responden Dari tabel diatas dapat diketahui
yang kurang aktif ada 6 orang (13,3%). bahwa sebagian besar tingkat
Dengan keaktifan kader yang baik sudah pengetahuan responden yang baik nilainya
dapat melancarkan proses dalam > 80 mencapai 43 orang (95,6%), tingkat
kegiatan posyandu. pengetahuan kader artinya responden
sudah mampu melaksanakan kegiatan
posyandu terutama dalam kegiatan meja
empat.
432 GIZIDO Volume 7 No. 2 November 2015Faktor Yang Behubungan Nonce L, dkk

e. Pelatihan Kader g. Dukungan Suami/Keluarga

Tabel 5. Distribusi Sampel Berdasarkan Tabe 7. Distribusi Sampel Menurut


Pelatihan Kader Dukungan Suami/Keluarga Terhadap
Kegiatan Kader Di Posyandu
Jumlah
Pelatihan n %
kader
Sering (3- 1 2,2 Dukungan Jumlah
5kali) suami/keluarga
Jarang (1-3 40 88,9 n
kali) %
Tidak pernah ( 4 8,9 Ya 44 97,8%
0) Tidak 1
Total 45 100 2,2%
Total 45
Dari tabel diatas dapat diketahui 100
bahwa sebagian besar responden yang
sering mengikuti pelatihan kader sebanyak Dari tabel diatas dapat di ketahui
3-5 kali mencapai 1 orang (2,2%) yang bahwa sebagian besar sampel mendapat
jarang mengikuti pelatihan perlu kader dukungan dari suami /keluarga dengan
sebanyak 1-3 kali mencapai 40 orang baik terdapat 44 orang (97.8% sedangkan
(88,9%) dan 4 orang (8,9%) tidak pernah responden yang tidak mendapatkan
mengikuti pelatihan kader. Kader yang dukungan sama sekali dari suaminya 1
tidak pernah mengikuti pelatihan perlu orang (2.2%), disebabkan suami sudah
berikan pelatihan untuk kelancaran (meninggal dunia).
kegiatan posyandu.
PEMBAHASAN
f. Jarak dari rumah ke posyandu 1. Keaktifan kader

Tabel 6. Distribusi Sampel Berdasarkan Dari hasil penelitian 45 sampel


Jarak dari Rumah Ke Posyandu sebanyak 39 orang (86,7%) yang
mengatakan aktif dalam kegiatan
Jumlah posyandu dan ada juga sampel yang tidak
Jarak aktif sebanyak 6 sampel (13,3%).
Rumah Ke n % Keaktifan kader dalam posyandu
Posyandu merupakan usaha untuk melancarkan
proses yang akan di berikan terhadap
Dekat (<10 29 64,4
masyarakat.
menit)
Dari hasil penelitian ini terlihat
Jauh (>10 16 35,6
bahwa sampel yang aktif dalam kegian
menit)
posyandu lebih banyak dari pada kader
Total 45 100
yang tidak aktif.
Dari tabel diatas menunjukan
2. Pendidikan kader
bahwa yang paling banyak responden
menjawab berapa lama perjalanan menuju
Hasil penelitian menunjukan bahwa
keposyandu yang menjawab < 10 menit
45 kader posyandu mempunyai pendidikan
ada 29 orang (64,4%) dan yang menjawab
SD 2 orang (4,4%), SMP 2 orang, (4,4%),
> 10 menit 16 orang (35,6%). Dengan
SMA 40 orang (88,9%), Perguruan Tinggi
jarak rumah yang dekat dengan sampel
1 orang (2,2%) dasarnya sudah
ada dorongan untuk melakukan kegiatan
merupakan salah satu faktor yang
posyandu karena jarak rumah dekat
menentukan seorang kader dapat aktif
dengan posyandu.
dalam berkegiatan di posyandu.
433 GIZIDO Volume 7 No. 2 November 2015Faktor Yang Behubungan Nonce L, dkk

Pendidikan sampel yang dimiliki saat ini program posyandu. Semakin baik tingkat
memungkinkan sampel mudah memahami pengetahuan seorang kader maka
informasi yang diperoleh sehingga sampel semakin baik pula tingkat keaktifannya
bisa terlibat aktif dalam setiap kegiatan dalam proses pelaksanaan posyandu.
posyandu. Semakin tinggi tingkat Salah satu faktor yang
pendidikan formal seorang kader akan mempengaruhi tingkat keaktifan kader
mematangkan pemahaman tentang selain pendidikan adalah tingkat
posyandu sehingga dapat meningkatkan pengetahuan. Dalam domain kognitif atau
kinerja kader (Muzakkir H, 2013). pengetahuan, pengertian dari sebuah
Pendidikan adalah suatu jenjang pengetahuan merupakan bagian yang
pendidikan formal terakhir yang ditempuh pertama dari tingkatan pengetahuan.
dan dimiliki oleh seorang kader posyandu Pengetahuan atau kognitif merupakan
dengan mendapatkan sertifikat kelulusan domain yang sangat penting dalam
atau ijazah baik Sekolah Dasar, Sekolah membentuk tindakan atau perilaku
Menengah Pertama (SMP), Sekolah seseorang. Dari pengalaman terbukti
Menengah Atas (SMA) dan Perguruan bahwa perilaku yang didasari oleh
Tinggi (PT). Pendidikan merupakan suatu pengetahuan akan lebih langgeng
proses dengan tujuan utama daripada perilaku yang tidak didasari oleh
menghasilkan perubahan perilaku pengetahuan. Kurangnya pengetahuan
manusia. Semakin tinggi pendidikan akan posyandu akan berakibat baik secara
seseorang maka akan semakin mudah langsung maupun tidak langsung terhadap
seseorang menerima dan memahami perilaku kepatuhan ibu untuk
setiap informasi yang diperoleh untuk memanfaatkan posyandu. Oleh karenanya
dapat diaplikasikan dalam kehidupan seorang kader posyandu harus memiliki
sehari-harinya. pengetahuan baik tentang posyandu agar
Hasil penelitian yang dilakukan dapat memotivasi dirinya untuk terlibat
oleh Sudarsono (2010) menjelaskan secara aktif dalam setiap kegiatan
bahwa ada hubungan yang bermakna posyandu (Notoatmodjo, 2005).
tingkat pendidikan kader dengan Semakin baiknya pengetahuan
kinerjanya sebagai kader posyandu. Hal ini sampel sebagai kader antara lain ditunjang
disebabkan karena tingkat pendidikan oleh keikutsertaannya dalam setiap
yang tinggi akan membantu kader atau kegiatan pelatihan kader.
masyarakat memperoleh dan mencerna
informasi untuk kemudian menganalisis 4. Pelatihan Kader
kondisi dan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Dalam penelitian ini diperoleh hasil
bahwa dari 45 orang sampel, 41
3. Pengetahuan kader diantaranya telah mengikuti pelatihan
kader. 40 orang diantaranya sudah
Dari penelitian ini sebagian besar mengikuti 1-3 kali kegiatan pelatihan
sampel berpengetahuan baik tentang kader. 41 orang yang pernah mengikuti
posyandu dengan kategori baik 43 orang pelatihan kader, 38 diantaranya terlibat
(95,6), kategori cukup 1 orang (2,2%), dan aktif sebagai kader posyandu sebaliknya
dengan kategori kurang terdapat 1 orang 4 orang yang tidak pernah ikut pelatihan
(2,2%) yang memiliki pengetahuan tentang kader, hanya 1 orang yang terlibat aktif
posyandu, 43 diantaranya terlibat sebagai sebagai kader posyandu. Menurut Evita
kader secara aktif dalam setiap kegiatan (2009), pengetahuan, ketrampilan, dan
posyandu. Penelitian Nurdiana D (2009) kepatuhan kader dalam kegiatan gizi
mengatakan bahwa terdapat hubungan meningkat ketika kader telah mengikuti
yang bermakna antara pengetahuan pelatihan dibandingkan kader yang hanya
dengan kinerja posyandu. Tingginya diberikan modul.
tingkat pengetahuan kader menjadikan Pelatihan adalah sesuatu yang
kinerjanya sebagai kader baik dan terus menerus dilakukan, karena
berdampak terhadap pelaksanaan pendidikan seseorang pada hakekatnya
434 GIZIDO Volume 7 No. 2 November 2015Faktor Yang Behubungan Nonce L, dkk

tidak pernah berakhir. Pelatihan kader diharapkan dalam memberikan motivasi


merupakan salah satu upaya dalam yang kuat bagi seorang kader dalam
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, melaksanakan tugasnya. Semakin baik
dan kemandirian kader. Biasanya dukungan yang diberikan keluarga maka
pelatihan Kader dilakukan oleh pihak semakin meningkat keaktifan kader
Puskesmas atau pun Dinas Kesehatan posyandu (Desy A, 2013).
daerah setempat, pelatihan yang Dalam melakukan kegiatan
didapatkan oleh kader posyandu turut sampel kader posyandu tidaklah mudah.
meningkatkan keaktifan dan partisifasi Banyak hambatan yang sering ditemui,
kader dalam setiap kegiatan Posyandu oleh karenanya dukungan keluarga
(Syafei A, 2010). terutama suami dan anggota keluarga
Pelatihan adalah suatu upaya terdekat sangatlah penting. Dukungan
kegiatan yang dilaksanakan untuk keluarga adalah sikap, tindakan dan
meningkatkan kemampuan, pengetahuan, penerimaan keluarga terhadap
keterampilan teknis dan dedikasi kader anggotanya. Dukungan adalah suatu
(Depkes, 2005). upaya yang diberikan kepada orang lain,
baik moril maupun materil untuk
5. Jarak Rumah kader dengan memotivasi orang tersebut melaksanakan
posyandu kegiatan. Dukungan dapat timbul dari
berbagai macam pihak seperti dukungan
Posyandu sebaiknya diletakkan di dari keluarga, teman sejawat maupun
tempat yang strategis, tempat yang mudah dukungan dari pemberi kebijakan .Tetapi
dijangkau baik oleh masyarakat maupun dukungan kelurga merupakan dukungan
petugas kesehatan dan kader posyandu. yang paling terdekat dan diharapkan
Posyandu yang ada di Puskesmas paling memberikan motivasi yang kuat
Ranotana Weru, tempatnya sangat mudah bagi kerja seorang kader (Desy A, 2013).
dijangkau oleh kader posyandu. Hal ini
dapat dilihat dari data Sebagian besar KESIMPULAN DAN SARAN
terdapat 29 orang (64,4%) jarak rumah
sampel dengan posyandu hanya ditempuh KESIMPULAN
dalam waktu < 10 menit dan sebagian
besar teradapat 16 orang (35,6%) hanya 1. Keaktifan kader di posyandu sebagian
berjalan kaki untuk sampai ke posyandu. besar kader tergolong aktif dalam
Dekatnya posyandu dengan rumah kegiatan posyandu terdapat 39 orang
sampel akan memudahkannya untuk (86,7%)
melakukan tugasnya sebagai seorang 2. Pendidikan kader posyandu sebagian
kader Posyandu. Semakin dekatnya besar lebih banyak berpendidikan SMA
posyandu dengan rumahnya sebanyak 42 orang (93,3%)
meminimalisirkan kader mengeluarkan 3. Pengetahuan Kader di posyandu
uang ekstra untuk transportasi mengingat sebagian besar yang bergetahuan baik
seorang kader biasanya hanya tentang posyandu Sebanyak 43 orang
mendapatkan insentif dalam jumlah yang kader posyandu (95,6%)
kecil atau bahkan tidak sama sekali 4. Pelatihan kader di posyandu sebagian
mendapatkan insentif. besar kader yang pernah mengikuti
pelatihan, sebanyak 1-3 terdapat 40
5. Dukungan suami/keluarga orang (88,9%)
Dalam penelitian ini diperoleh data 5. Jarak rumah kader ke posyandu
keluarga yaitu terdapat 44 orang (95,6%) sebagain besar dikatakan sebanyak
mendukung sampel untuk datang dan memiliki rumah yang dekat dengan
terlibat dalam kegiatan posyandu. posyandu dengan jarak tempuh kurang
Sedangkan 1 orang tidak mendapatkan dari 10 menit 29 orang (64,4%)
Dukungan suami disebabkan suami kader 6. Dukungan suami/Keluarga kader
sudah tidak ada lagi (meninggal dunia ) posyandu sebagian besar yang kader
merupakan dukungan yang paling yang mendapat dukungan dalam
435 GIZIDO Volume 7 No. 2 November 2015Faktor Yang Behubungan Nonce L, dkk

kegiatan posyandu terdapat 44 orang Oprasional (POKJANAL


(97,6%) POSYANDU).
Departemen kesesehatan RI, 2009.
SARAN Pedoman Umum pengelolaan
Posyandu. Jakarta: Departemen
1. Bagi kader Kesehatan RI dan Kelompok Kerja
Kader yang aktif agar dapat lebih Oprasional (POKJANAL
meningkatkan diri dalam pelayanan POSYANDU).
posyandu dan bagi kader yang sudah aktif Departemen kesesehatan RI, 2007.
dalam pelatihan kader posyandu agar Pedoman Umum pengelolaan
dapat meningkatkan diri dalam setiap Posyandu. Jakarta: Departemen
pelatihan posyandu. Kesehatan RI dan Kelompok Kerja
2. Bagi peneliti selanjunya Oprasional (POKJANAL
Perlu adanya penelitian lebih lanjut POSYANDU).
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Departemen kesesehatan RI, 2006.
keaktifan kader posyandu tetapi sebaiknya Pedoman Umum pengelolaan
desain penelitiannya perlu dikembangan Posyandu. Jakarta: Departemen
lagi, jangan hanya dalam bentuk deskriptif Kesehatan RI dan Kelompok Kerja
3. Bagi Puskesmas Oprasional (POKJANAL
Perlu memaksimalkan pendampingan, POSYANDU).
pelatihan kader posyandu ketika Desy A, 2013. Faktor Faktor yang
pelaksanaan kegiatan posyandu, seperti Menpengaruhi Keaktifan Kader Posyandu
pengadaan pelatihan secara rutin setiap Dalam Wilayah Kerja
tahunnya, sehingga kader posyandu PuskesmasPeusangan Siblang
mengetahui perannya dan bersedia untuk Krueng. Indonesia. Di askes 8
meningkatkannya. Dember 2014 jam 19. 25
file:///D:/riaty/DESY_AGUSTINA-
DAFTAR PUSTAKA yudisium.pdf.
Data Puskesmas Ranotana Weru,
Arinta, Fitryah Rahayu, 2010. Partisipasi (2014).
ibu kader dalam program Evita D, 2009. Pengaruh Pelatihan
pemberian Makanan tambahan Terhadap Pengetahuan,
pemulihan (PMP-P). Kaitanya Keterampilan, Kepatuhan Kader
dengan tingkat pengetahuan ibu Posyandu Dalam Menerapkan
balita. Departemen gizi Standar Pemantauan Pertumbuhan
masyarakat. Fakultas ekologi Balita Di Kota Bitung Sulawesi
manusia ITB. Utara. Universitas Gadjah Mada.
Adisasmito, W. 2010. Sistem Kesehatan. Ismawati, Sandra, Atika. 2010. Posyandu
Jakarta : PT. Raja Grafindo dan Desa Siaga.Yogyakarta : Nuha
Persada. Medika.
Arief, M. 2009, Pengantar Metodologi Khalimah Umi. 2007. Hubungan antara
Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. karakteristik dan sikap ibu balita
Surakarta : UNS Press. dengan zpraktek imunisasi campak
Departemen kesesehatan RI, 2005. di wilayah 1 kabupaten
Pedoman Umum pengelolaan pandengelang tahun 2004.
Posyandu. Jakarta: Departemen Maretha , 2011. Tanggapan kader terhada
Kesehatan RI dan Kelompok Kerja p kunjungan masyarakat di posyan
Oprasional (POKJANAL du serta faktor-faktor yang
POSYANDU). berhubungan di puskesmas
Departemen kesesehatan RI, 2011. Jatimulya kecamatan
Pedoman Umum pengelolaan Tambun selatan kabupaten Bekasi
Posyandu. Jakarta: Departemen tahun 2011. http://lib.ui.ac.id/file?fil
Kesehatan RI dan Kelompok Kerja e=digital/20232854-S234-
Fitria%20Maretha%20H.pdf
436 GIZIDO Volume 7 No. 2 November 2015Faktor Yang Behubungan Nonce L, dkk

Meilani , Niken, (2009). Kebidanan Kecamatan Tiro Truseb Kabupaten


Komunitas. Fitramaya.Yogyakarta. Pidie Tahun (2011). Skripsi :
Muzzakir H, 2013. Faktor-Faktor Yang Program Studi S-1 Sarjana
Berhubungan Dengan Kinerja Kesehatan Masyarakat. Indonesi.
Kader Posyandu Di wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Kaledupa
Kecamatan Kaledupa Kabupaten
Wakatobi Propinsi Sulawesi
Tenggara. Jurnal Kesmas Volume
2 Nomor 2 Tahun 2013. ISSN
:2302-1721.
Nilawati, (2008). Pengaruh karakteristik Ka
der Dan Strategi Revitasi
Posyandu Terhadap Keaktifan
Kader Di Kecamatan Samadua
Kabupaten Aceh Selatan. Tesis
Pasca Sarjana Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Notoatmodjo, 2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta.
Nurdiana D, 2009. Hubungan
Pengetahuan Dengan Kinerja Kader
Posyandu Di Desa Dukuh Tengah
Kecamatan Ketanggungan
Kabupaten Brebes .
Pertiwi H. W , 2013. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan frekuensi
kehadiran
lanjut usia di posyandu lansia.
http://download.portalgaruda.org/ar
ticle.php?article=200707&val=6633
&title FAKTOR -FAKTOR%20YAN
G%20BERHUBUNGAN%20DENG
AN%20FREKUENSI%20KEHADIR
AN%20LANJUT%20USIA%20DI%
20POSYANDU%20LANSIA.
Riwindikdo, 2009 Statistik kesehatan
dengan aplikasi program R dan
SPSS. Yogyakarta : Pustaka
Rihama
Sodarsono, 2010. Hubungan Motivasi dan
Pendidikan Kader Dengan Kinerja
kader Posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Talun kabupaten Blitar.
Syafei, Muhamad. 2008. Pemberdayaan K
ader dalam Revitalisasi Posyandud
i Kabupaten Batang Hari. Working
Paper Series No. 14 April 2014.
Sugiyono, 2007. Statistik untuk Penelitian,
Bandung
Yuslima, 2011.Faktor-faktor yang
berhubunga dengan keaktifan
Kader Posyandu dalam pelayanan
Kesehatan Di Kemukiman Tiro

You might also like