Professional Documents
Culture Documents
Bab Iv Hasil Dan Pembahasan: T 26,5 C 299,5 K T 50 C 323 K V 100 ML + 100 ML 200 ML
Bab Iv Hasil Dan Pembahasan: T 26,5 C 299,5 K T 50 C 323 K V 100 ML + 100 ML 200 ML
T1 = 26,5 oC = 299,5 K
T2 = 50 oC = 323 K
1 36,5 309,5
2 36,3 309,3
3 36 309
3,5 36 309
4 35,4 308,4
5 35,3 308,3
5 32,4 305,4
6 32,3 305,3
7 32,3 305,3
8 32,2 305,2
9 32,2 305,2
10 32,1 305,1
11 32,1 305,1
12 32 305
13 32 305
14 32 305
15 31,9 304,9
Kalorimetri
4.3 Perhitungan
4.3.1 Penentuan Tetapan Kalorimeter
T1 + T 2 -2 T a
W = V air C H 2O x
T a - T1
V = volume (mL)
T1 = 26,5 oC = 299,5 K
V tot = 200 mL
M = konsentrasi (mol/L)
V = volume (mL)
T 1 + T2
T 2
30 0 K+ 30 0 K
T= 2 = 300 K
HT = - (4,2 J/K.g.mL x 7,3 g + 200,004 J/K) (305,9 K 300 K) x (
1000
1 M.200 mL )
= -13609,176 J/mol
4.4 Pembahasan
potongan plastik berukuran kecil. Plastik ini berfungsi sebagai isolator. Isolator
akan selalu ada pertukaran kalor dengan lingkungan, maka perlu diadakan koreksi
mendapatkan suhu awal akuades pada suhu termal (T1), kemudian akuades
(T2). Akuades yang telah di panaskan dicampurkan ke dalam kalorimeter yang telah
berisi akuades pada suhu termal dan diaduk. Pengadukan bertujuan untuk
akuades pada suhu kesetimbangan termal agar reaksi campuran dapat berlangsung
cepat. Suhu akuades kemudian diukur setiap 30 detik selama 5 menit, hal ini
panas akan turun dan akuades dalam suhu kamar akan meningkat akibat adanya
pelepasan kalor oleh akuades panas dan penyerapan kalor pada akuades dalam suhu
kamar. Namun, kalor yang diserap akuades dalam suhu kamar tidak sama dengan
kalor yang dilepas akuades panas. Hal ini dikarenakan kalorimeter juga ikut
menyerap panas yang dilepas oleh akuades panas. Karena kalorimeter biasanya tidak
sepenuhnya bersifat adiabatik dan selalu ada pertukaran kalor dengan lingkungan,
maka perlu dilakukan koreksi terhadap kalor yang hilang. Oleh karena itu, pada
pengukuran suhu dilakukan setiap selang waktu setengah menit selama 5 menit.
Kemudian dari data yang diperoleh dibuat grafik suhu terhadap waktu dan dari grafik
diperoleh nilai suhu akhir (Ta). Penentuan tetapan kalorimeter diperoleh nilai Ta yaitu
310 K. Dari nilai Ta tersebut dapat dihitung tetapan kalorimeter yaitu sebesar
-200,004 J/K. Berdasarkan tetapan kalorimeter yang bernilai positif maka dapat
larutan basa NaOH 1 M pada volume yang sama, hal ini bertujuan karena reaksi
penetralan dapat diperoleh apabila volume dan konsentrasi dibuat sama sehingga
menghasilkan garam netral bukanlah garam yang bersifat asam maupun bersifat basa.
Setelah suhu kedua larutan sama, larutan asam dimasukkan ke dalam kalorimeter
kemudian dilanjutkan dengan larutan basa, Reaksi yang terjadi adalah reaksi
netralisasi asam kuat oleh basa. Pencatatan suhu ini berlangsung setiap 1 menit
adalah 306 K dan setelah 5 menit suhunya menjadi 304,9 K. Grafik tersebut
kemudian dibuat dari data yang diperoleh dan dari grafik didapat suhu akhir (T)
yaitu 305,8 K. Nilai T dihitung kalor penetralan dan hasil yang diperoleh yaitu
eksoterm. Berdasarkan hasil praktikum ini dapat dilihat bahwa nilai kalor penetralan
11997,07733 J/mol sedangkan nilai kalor penetralan berdasarkan teori adalah sebesar
-57 kJ/mol. Adanya perbedaan nilai ini disebabkan adanya kesalahan dalam
praktikum, diantaranya karena faktor pengadukan yang tidak stabil, kekeliruan dalam
pembacaan skala pada saat mengukur suhu, dan bahan isolasi yang mungkin kurang