Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Penentuan Tetapan Kalorimeter

T1 = 26,5 oC = 299,5 K

T2 = 50 oC = 323 K

Vtot = 100 mL + 100 mL = 200 mL

Tabel 1. Hasil Pengamatan Penentuan Tetapan Kalorimetri

t (menit) T (oC) T (K)


0,5 37 310

1 36,5 309,5

1,5 36,4 309,4

2 36,3 309,3

2,5 36,2 309,2

3 36 309

3,5 36 309

4 35,4 308,4

4,5 35,4 308,4

5 35,3 308,3

4.1.2 Penentuan Kalor Penetralan

THCl + NaOH = 27 oC = 300 K

Vtot = 100 mL + 100 mL = 200 mL


Tabel 2. Hasil Pengamatan Penentuan Kalor Penetralan

t (menit) T (oC) T (K)


1 33 306
4.2 Grafik
2 33 306
4.2.1 Grafik
3 32,7 305,7
Tetapan
4 32,5 305,5

5 32,4 305,4

6 32,3 305,3

7 32,3 305,3

8 32,2 305,2

9 32,2 305,2

10 32,1 305,1

11 32,1 305,1

12 32 305

13 32 305

14 32 305

15 31,9 304,9

Kalorimetri
4.3 Perhitungan
4.3.1 Penentuan Tetapan Kalorimeter

T1 + T 2 -2 T a
W = V air C H 2O x
T a - T1

Keterangan : W = tetapan kalorimeter (J/K)

V = volume (mL)

air = massa jenis air (gr/mL)

CH2O = kapasitas kalor air (4,2 J/K.g.mL)


Ta = suhu akhir (K) = 310 K

T1 = 26,5 oC = 299,5 K

V tot = 200 mL

299,5 K +323 K -2( 310 K )


W = 200 mL 1 g/ mL 4,2 J/K.g .mL x
310 K - 299,5K

= 840 J/K x 0,2381 = 200,004 J/K

4.3.2 Penentuan Kalor Penetralan


1000
HT = - (4,2 J/K.g.mL x m + W) (T - T) x ( M.V )
Keterangan : HT = kalor penetralan (J/mol)

m = massa larutan (g)

M = konsentrasi (mol/L)

V = volume (mL)

T = suhu akhir (K) = 305,9 K

m HCl = mol NaOH . V . Mr HCl

= 1 M . 0,2 L. 36,5 g/mol = 7,3 g

T 1 + T2

T 2

30 0 K+ 30 0 K
T= 2 = 300 K
HT = - (4,2 J/K.g.mL x 7,3 g + 200,004 J/K) (305,9 K 300 K) x (

1000
1 M.200 mL )

= -13609,176 J/mol

4.4 Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dalam penentuan tetapan

kalorimeter digunakan kalorimeter sederhana yang disekitarnya diberi bahan berupa

potongan plastik berukuran kecil. Plastik ini berfungsi sebagai isolator. Isolator

berguna untuk memperlambat pertukaran kalor dari sistem ke lingkungan, karena

akan selalu ada pertukaran kalor dengan lingkungan, maka perlu diadakan koreksi

terhadap kalor yang hilang. Penentuan tetapan kalorimeter dimulai dengan

memasukkan akuades ke dalam kalorimeter dan dicatat suhunya, ini untuk

mendapatkan suhu awal akuades pada suhu termal (T1), kemudian akuades

dipanaskan hingga mencapai suhu 50 C untuk mendapatkan suhu akuades kedua

(T2). Akuades yang telah di panaskan dicampurkan ke dalam kalorimeter yang telah

berisi akuades pada suhu termal dan diaduk. Pengadukan bertujuan untuk

mencampurkan akuades yang telah dipanaskan ke dalam kalorimeter yang berisi

akuades pada suhu kesetimbangan termal agar reaksi campuran dapat berlangsung

cepat. Suhu akuades kemudian diukur setiap 30 detik selama 5 menit, hal ini

bertujuan untuk mengetahui perubahan suhu yang terjadi selama pencampuran.

Kalorimeter memungkinkan terjadinya pertukaran kalor dimana suhu akuades

panas akan turun dan akuades dalam suhu kamar akan meningkat akibat adanya
pelepasan kalor oleh akuades panas dan penyerapan kalor pada akuades dalam suhu

kamar. Namun, kalor yang diserap akuades dalam suhu kamar tidak sama dengan

kalor yang dilepas akuades panas. Hal ini dikarenakan kalorimeter juga ikut

menyerap panas yang dilepas oleh akuades panas. Karena kalorimeter biasanya tidak

sepenuhnya bersifat adiabatik dan selalu ada pertukaran kalor dengan lingkungan,

maka perlu dilakukan koreksi terhadap kalor yang hilang. Oleh karena itu, pada

pengukuran suhu dilakukan setiap selang waktu setengah menit selama 5 menit.

Kemudian dari data yang diperoleh dibuat grafik suhu terhadap waktu dan dari grafik

diperoleh nilai suhu akhir (Ta). Penentuan tetapan kalorimeter diperoleh nilai Ta yaitu

310 K. Dari nilai Ta tersebut dapat dihitung tetapan kalorimeter yaitu sebesar

-200,004 J/K. Berdasarkan tetapan kalorimeter yang bernilai positif maka dapat

diketahui bahwa reaksi yang terjadi bersifat endoterm.

Percobaan penetapan kalor penetralan digunakan larutan asam HCl 1 M dan

larutan basa NaOH 1 M pada volume yang sama, hal ini bertujuan karena reaksi

penetralan dapat diperoleh apabila volume dan konsentrasi dibuat sama sehingga

menghasilkan garam netral bukanlah garam yang bersifat asam maupun bersifat basa.

Setelah suhu kedua larutan sama, larutan asam dimasukkan ke dalam kalorimeter

kemudian dilanjutkan dengan larutan basa, Reaksi yang terjadi adalah reaksi

netralisasi asam kuat oleh basa. Pencatatan suhu ini berlangsung setiap 1 menit

selama 15 menit agar dapat diketahui perubahan kalor selama pencampuran.

Hasil pengamatan menunjukkan pada setengah menit pertama, suhu larutan

adalah 306 K dan setelah 5 menit suhunya menjadi 304,9 K. Grafik tersebut
kemudian dibuat dari data yang diperoleh dan dari grafik didapat suhu akhir (T)

yaitu 305,8 K. Nilai T dihitung kalor penetralan dan hasil yang diperoleh yaitu

-13609,176 J/mol. Tanda negatif menunjukkan reaksi penetralan berlangsung secara

eksoterm. Berdasarkan hasil praktikum ini dapat dilihat bahwa nilai kalor penetralan

11997,07733 J/mol sedangkan nilai kalor penetralan berdasarkan teori adalah sebesar

-57 kJ/mol. Adanya perbedaan nilai ini disebabkan adanya kesalahan dalam

praktikum, diantaranya karena faktor pengadukan yang tidak stabil, kekeliruan dalam

pembacaan skala pada saat mengukur suhu, dan bahan isolasi yang mungkin kurang

rapat sehingga ada kalor yang keluar sebelum pengukuran suhu.

You might also like