Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

1.

Deep Refleks

A. Refleks Knee-jerk (Refleks sentakan lutut)

Lutut dapat bergerak dengan sendirinya, karena ada gerak refleks. Efek yang
terasa hanya seperti setruman kecil. Gerak refleks merupakan respon
otomatis dengan sebagian tubuh terhadap suau stimulus. Refleks sentakan
lutut merupakan refleks rentangan. skema refleks = Stimulus saraf ->
sensorik -> tali spinal ->interneuron -> syaraf motorik ->aksi (gerakan
reaksi).

C. Refleks Babinski

refleks Babinski ditimbulkan dengan stimulus gesekan pada telapak kaki,


yang menghasilkan dorsofleksi jari besar dan pengembangan jari-jari yang
lebih kecil. Biasanya stimulus semacam itu menyebabkan semua jari-jari kaki
menekuk ke bawah. Disebut juga Babinskis toe sign. Respon : ekstensi ibu
jari longlegs dan pengembangan jari longlegs lainnya.

D. Refleks Achilles

Rangsangan (ketukan tendo acilles) Impuls reseptor s.sensorik/afferent


(N. Tibialis) medulla spinalis/L5&S2 (pusat) n.asosiasi/perantara
s.motorik (N. Tibialis) efektor (M. gastocnemius).

Respon : plantar fleksi longlegs karena kontraksi m.gastroenemius.

E. Refleks Biceps

Rangsangan (ketukan tendo otot biseps) Impuls reseptor


s.sensorik/afferent (N. Musculocutaneus) medulla spinalis/C5-C6 (pusat)
n.asosiasi/perantara s.motorik (N. Musculocutaneus) efektor (M. Biceps
Brachii).

Reaksi utama adalah kontraksi otot biceps dan kemudian fleksi tangan
bawah.
Oleh kareana biceps juga merupakan supinator untuk lengan bawah
maka sering pula muncul gerakan supinasi

Apabila refleks meninggi maka zona refleksogen akan meluas dan


refleks biceps dapat muncul dengan megetuk klavikula

Jika refleks meninggi maka akan disertai juga oleh gerakan fleksi
pergelangan tangan serta jari-jadi dan adduksi jari

M. Biceps brachii dipersarafi oleh n. Muskulokutaneus (C5-C6)

Respon : fleksi lengan pada sendi siku.

F. Refleks Triceps

Rangsangan (ketukan tendo otot triseps) Impuls reseptor


s.sensorik/afferent (N. Radialis) medulla spinalis/C5-C7 (pusat)
n.asosiasi/perantara s.motorik (N. Radialis) efektor (M. Triceps Brachii).

Respon : ekstensi lengan bawah pada sendi siku. normalnya menyebabkan


kontraksi otot triseps dan ekstensi siku.

2. Supervicial Refleks

A. Refleks Plantar

Refleks plantar (atau Babinskis toe sign) adalah dorsofleksi jempol kaki pada
stimulasi dari permukaan plantar (sol), terjadi pada lesi saluran piramidal
(serat saraf yang timbul di otak dan melalui tulang belakang).

B. Refleks Abdominal

Hasil yang didapat adalah kontraksi yang tidak disadari otot abdomen, dan
selanjutnya menyebabkan skrotum tertarik.
Rangsangan (goresan kulit abdomen) Impuls reseptor s.sensorik/afferent
medulla spinalis ( perut bagian bawah: T11-T12&L, perut bagian tengah:
T9-T11, perut bagian atas: T7-T9 ) n.asosiasi/perantara s.motorik
efektor (kontraksi otot dinding perut).

Refleks perut (abdomen) adalah tes pada kuadran perut yang dibelai menuju
garis tengah di atas, sejajar dengan dan di bawah umbilikus (pusar). Pada
lesi traksi kortikospinalis, kontraksi refleks otot-otot perut hilang pada sisi
ipsilateral lesi.

C. Refleks Kornea

Respon berupa kedipan mata secara cepat.

3. Visceral Refleks

A. Refleks Foto-Pupil

Jika cahaya disinari ke dalam mata, maka pupil akan mengecil. Bila cahaya
mengenai retina terjadi impuls yang mula-mula berjalan melalui nervus
optikus dan kemudian ke nukleus edinger westphal dan akhirnya kembali
melalui syaraf parasimpatis untuk mengkonstriksikan sfingter iris. Dalam
keadaan gelap, refleks ini dihambat sehingga terjadi dilatasi pupil. Fungsi
refleks cahaya adalah membantu mata untuk beradaptasi secara sangat
cepat terhadap keadaan perubahan cahaya. Pupil itu sendiri dapat mengecil
sampai diameter 1,5 mm dan membesar sampai diameter 8 mm. Batas
adaptasi terang dan gelap yang dapat dipengaruhi oleh refleks pupil adalah
sekitar 30 1.

Dan telah diketahui bahwa kedalaman fokus terbesar bisa dicapai bila pupil
sangat kecil. Alasannya ialah dengan lubang yang sangat kecil seluruh
berkas cahaya akan melalui bagian tengah lensa dan diketahui bahwa
cahaya tengah selalu berfokus baik.
Pupil itu sendiri berukuran normal dengan diameter 34 mm. Pupil kanan dan
kiri hampir sama ukurannya, ini disebut isokoria, bila ukurannya berbeda
disebut anisokorida.

B. Refleks Konsensual terhadap Cahaya

Reflek Konsensual

Gerak reflek ini terjadi pada kedua mata apabila salah satu mata terjadi
pembesaran atau pengecilan pupil karena intensitas cahaya tertentu maka
pada mata yang satu juga terjadi penyesuaian pembesaran pupil atau
pengecilan pupil. Dengan kata lain jika salah satu pupil membesar atau
mengecil maka pupil mata yang lain akan mengikuti secara bersamaan.

Pupil adalah celah lingkaran yang dibentuk oleh iris, di belakang iris terdapat
lensa. Pupil dapat mengecil pada akomodasi dan konversi. Akomodasi adalah
kemampuan lensa mata untuk mencembung akibat kontraksi otot siliaris.
Otot siliaris atau otot polos dapat merenggang dan mengendorkan selaput
yang menggantungkan lensa akomodasi dapat menyebabkan daya
pembiasan lensa bertambah kuat. Selain akomodasi terjadi konveksi sumbu
penglihatan dan kontriksi pupil bila sesesorang melihat benda yang dekat.

Mengecilnya pupil karena cahaya ialah lebarnya pupil diatur oleh iris sesuai
dengan intensitas cahaya yang diterima oleh mata. Di tempat yang gelap di
mana intensitas cahaya kecil maka pupil akan membesar, agar cahaya dapat
lebih banyak masuk ke mata. Di tempat yang sangat terang di mana
intensitas cahayanya cukup tinggi atau besar maka pupil akan mengecil,
agar cahaya lebih sedikit masuk ke mata untuk menghindari mata agar tidak
selalu mengarah kesalahan satu mata pupil. Bila mata diarahkan kesalahan
satu mata pupil akan berkontraksi, kejadian tersebut dinamakan reflek
cahaya pupil. Reflek dapat dilihat mengecil dan membesarnya pupil.
Akomodasi adalah perubahan dalam lekukan lensa mata dalam menanggapi
satu perubahan dalam melihat jarak dan kemampuan berakomodasi disebut
tempo akomodasi. Daya akomodasi mata diatur melalui syaraf parasimpatis,
perangsangan syaraf parasimpatis menimbulkan kontraksi otot siliaris yang
selanjutnya mengendorkan ligamen lensa dan meningkatkan daya bias.
Dengan meningkatkan daya bias, mata mampu melihat objek lebih dekat
dibanding waktu daya biasnya rendah. Akibat dengan mendekatnya objek ke
arah mata frekuensi impuls parasimpatis kedotsilitas progresif ditingkatkan
agar objek tetap dilihat dengan jelas

Respons berupa konstriksi pupil holoateral dan kontralateral.

C. Refleks Akomodasi

Refleks akomodasi

Refleks akomodasi adalah gerak refleks yang terjadi pada pupil. Mata
sebagai reseptor rangsangan harus menyesuaikan posisi benda yang dekat
dengan posisi benda yang jauh. Pada pengamatan tersebut pupil mata akan
mengecil jika melihat benda pada posisi yang jauh dari mata sedangkan
pupil mata akan membesar jika melihat benda pada posisi yang dekat dari
mata. Hal ini disebabkan karena adanya rangsangan berupa cahaya yang
diterima oleh pupil. Proses ini melewati lengkung saraf dengan satu sinaps
sehingga termasuk refleks monosinaps.

Pengertian

Refleks adalah jawaban motoric atas rangsangan sensorik yang diberikan


pada kulit atau respon apapun yang terjadi secara otomatis tanpa usaha
sadar.Pada manusia, ada dua jenis refleks yaitu refleks fisiologis dan
patologis.Refleks fisiologis normal jika terdapat pada manusia, sebaliknya
refleks patologis normal jika tidak terdapat pada manusia.

Refleks fisiologis

Pada pemeriksaan refleks kulit perut orang coba tidak mengalami


reaksi,ketika daerah abdomen di gores. Hal ini disebabkan adanya kelainan
pada daerah abdomen.Kulit di daerah abdomen dari lateral ke arah umbilikus
digores dan respon yang terjadi berupa kontraksi otot dinding perut. Namun
pada orang lanjut usia dan sering hamil, tidak terjadi lagi kontraksi otot
dinding perut karena tonus otot perutnya sudah kendor.

Pada refleks kornea atau refleks mengedip, orang coba menggerakkan bola
mata ke lateral yaitu dengan melihat salah satu sisi tanpa menggerakkan
kepala. Kemudian sisi kontralateral kornea orang coba disentuh dengan
kapas yang telah digulung membentuk silinder halus.Respon berupa kedipan
mata secara cepat.Sentuhan pada sisi kornea dengan kapa yang berbentuk
silinder halus akan mengakibatkan kontraksi secara spontan pada bola. Hal
ini disebabkan mata termasuk organ tubuh yang sangat sensitif terhadap
benda-benda asing

Pada percobaan tentang refleks cahaya akan dilihat bagaimana respon pupil
mata ketika cahaya senter dijatuhkan pada pupil. Ternyata repon yang terjadi
berupa kontriksi pupil homolateral dan kontralateral. Jalannya impuls cahaya
sampai terjadi kontriksi pupil adalah berasal dari pupil kemudian stimulus
diterima oleh N.Opticus, lalu masuk ke mesencephalon, dan kemudian
melanjutkan ke N .Oculomotoris dan sampai ke spingter pupil.Refleks cahay
ini juga disebut refleks pupil.Pada percobaan refleks cahaya, pupil mata
mengalami pengecilan.Cahaya yang berlebihan yang masuk kedalam mata
membuat pupil mata menjadi kecil.

Daftar Pustaka

Ganong, W. F. 1983. Fisiologi Kedokteran. Bagian II. Edisi V. Jakarta: CV. EGC.

Guyton Arthur, C. 1983. Buku Teks Fisiologi Kedokteran. Bagian II. Edisi V.
Jakarta : CV. EGC.

Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Terjemahan


Sri Yulianti Handoyo. Jakarta : PT. Gramedia.
Campbell, Neil A. Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell, Biologi Edisi ke 5
Jilid 3. Jakarta: Erlangga, 2004.

Hala, Yusminah. Biologi Umum 2. Makassar: Alauddin press, 2007.

Halwatiah, Fisiologi. Makassar: Alauddin press, 2009.

You might also like