Professional Documents
Culture Documents
Peranan Pemerintah Dan Masyarakan Dalam Pelayanan Publik PDF
Peranan Pemerintah Dan Masyarakan Dalam Pelayanan Publik PDF
1907 - 0489
Volume 2, Nomor 2 Oktober 2006
Halaman: 81 - 90
ABSTRACT
The provision of public service in Indonesia has not able to meet and satisfy the citizens demand and
expectation. This condition implies that the government capacity public service in this country is poor. The
Central Government has made variety of efforts in various sector to improve its service to the society but they
are insuficient to satisfiy them.
For improving the poor public service, new approach that provide a space and chance to empower citizens is
necessary. The citizen capacity may be empowered to strengthen the poor government capacity through its
involvement in making decision together with the government so that they are not the user or implementers but
the producers of decision on the way the public service should be performed. Thus, the provision of public
service in the current Indonesia democratic society, requires the collaboration between the government and the
citizens.
Key words: citizens, government capacity, participation, policy decisions, public service
81
Spirit Publik Vol. 2, No. 2, Oktober 2006 Hal. 81 - 90
masih adanya diskriminasi pelayanan baik atas merupakan istilah yang menggambarkan bentuk
dasar hubungan pertemanan, afiliasi politik, etnis dan jenis pelayanan pemerintah kepada rakyat
bahkan agama. Diskriminasi menurut etnis dan atas dasar kepentingan umum. Pengertian
agama cenderung lebih buruk di luar Jawa-Bali pelayanan publik menurut Keputusan Menteri
daripada yang di Jawa-Bali. Ciri lain yang Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
menggambarkan wajah buruk pelayanan publik 63/KEP/M.PAN/7/2003 adalah segala kegiatan
yakni orientasi pelayanan yang lebih kepada pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara
kepentingan pemerintah dan pejabatnya bukan pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan
pada kepentingan pelanggan, budaya yang kebutuhan penerima pelayanan maupun pelak-
berkembang bukan budaya pelayanan melainkan sanaan ketentuan perundang-undangan. Adapun
budaya kekuasaan, prinsip distrust lebih men- yang dimaksud penyelenggara pelayanan publik
dasari sistem pelayanan bukan prinsip trust adalah Instansi Pemerintah. Pada Bab I Pasal 1
sehingga prosedur yang ditetapkan bukan untuk Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11
menfasilitasi namun untuk mengontrol perilaku, Tahun 2005 tentang Pelayanan Publik di Provinsi
dan masih adanya tumpang tindih kewenangan Jawa Timur dijelaskan yang dimaksud pelayanan
pelayanan pada banyak satuan birokrasi. Kondisi publik adalah segala kegiatan dalam rangka
tadi menginsyarakatkan perlunya solusi yang pemenuhan kebutuhan dasar sesuai dengan hak-
implementatif sebagai upaya perbaikan kualitas hak dasar setiap warga negara dan penduduk atas
dan kinerja pelayanan, disamping perlunya suatu barang, jasa dan atau pelayanan
komitmen yang tinggi dari semua stakeholders administrasi yang disediakan penye-lenggara
dalam penyelenggaraan pelayanan publik. pelayanan yang terkait dengan kepen-tingan
Berbagai upaya telah dilakukan oleh publik. Pengertian pelayanan itu sendiri menurut
Pemerintah untuk meningkatkan kualitas pe- kamus besar bahasa Indonesia adalah suatu usaha
layanan publik namun sejauh ini masih dirasakan membantu menyiapkan (mengurus) apa yang
belum memberikan hasil sebagaimana yang diperlukan orang lain. Ivancevich, Lorenzi,
diharapkan. Ada beberapa faktor yang dinilai Skinner & Crosby (1997) sebagaimana
sebagai kendala diantaranya, kurangnya SDM dikemukakan oleh Ratminto & Atik Septi
aparatur, belum adanya parameter yang valid Winarsih (2005) menyatakan bahwa pelayanan
terhadap indikator kinerja institusi pelayanan, adalah produk-produk yang tidak kasat mata
disamping kendala eksternal birokrasi seperti (tidak dapat diraba) yang melibatkan usaha-
kepatuhan masyarakat terhadap peraturan dan usaha manusia dan menggunakan peralatan.
prosedur yang telah ditetapkan, dan hambatan Menurut Keputusan Menteri Penda-
lainnya. yagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/
M.PAN/7/2003 pelayanan publik dikelompokkan
PERAN PEMERINTAH DALAM berdasarkan ciri-ciri dan sifat-sifat kegiatan
PELAYANAN PUBLIK dalam proses pelayanan serta produk pelayanan
yang dihasilkan. Pengelompokan pelayanan pu-
Menurut Lay (2002) sebagaimana dike- blik tersebut adalah sebagai berikut. Pertama
mukakan oleh Ratminto & Atik Septi Winarsih adalah kelompok pelayanan administratif yaitu
(2005), dalam ilmu politik dan administrasi pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk
publik, pelayanan umum atau pelayanan publik dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik,
2
SUSILOADI Peran Pemerintah dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pelayanan Publik
3
Spirit Publik Vol. 2, No. 2, Oktober 2006 Hal. 81 - 90
4
SUSILOADI Peran Pemerintah dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pelayanan Publik
5
Spirit Publik Vol. 2, No. 2, Oktober 2006 Hal. 81 - 90
tehnis pelaksanaannya. Berkaitan dengan hal pintu masuk untuk mengenalkan good gover-
tersebut, perlu kiranya dilakukan pembenahan nance maka tolok ukur dan indikator yang jelas
terhadap sistem manajemen pelayanan agar dari pengembangan good governance menjadi
dalam pelaksanaannya dapat lebih efektif dan relatif mudah dikembangkan. Nilai-nilai yang
efisien. Pembenahan sistem manajemen ini selama ini mencirikan praktik good governance
hendaknya juga diarahkan kedalam kerangka seperti efisien, non-diskriminatif dan ber-
penciptaan manajemen pemerintahan yang tertib, keadilan, berdaya tanggap tinggi, dan memiliki
demokratis, transparan dan kompetitif. Sejalan akuntabilitas tinggi dapat dengan mudah dikem-
dengan gencarnya tuntutan masyarakat kepada bangkan parameternya di dalam ranah pelayanan
pemerintah untukmelaksanakan kepemerintahan publik. Ketiga, pelayanan publik melibatkan
yang baik (good governance), maka organisasi kepentingan semua unsur governance. Peme-
birokrasi diharapkan dapat memperbarui diri rintah sebagai representasi Negara, masyarakat
dengan membuang image bahwa birokrasi selalu sipil, dan mekanisme pasar memiliki kepentingan
diasosiasikan dengan pelayanan yang lambat, dan keterlibatan yang tinggi dalam ranah ini.
tidak ramah, kurang memuaskan, mahal, kolutif, Pelayanan publik memiliki high stake dan
korup dan sebagainya. menjadi pertaruhan yang penting bagi ketiga
Agus Dwiyanto mengemukakan beberapa unsur governance tersebut karena baik dan
pertimbangan mengapa pelayanan publik men- buruknya praktik pelayanan publik sangat
jadi titik strategis untuk memulai pengem- berpengaruh terhadap ketiganya (Agus Dwiyanto
bangan good governance di Indonesia. Pertama, dalam Saparto Wijoyo (editor), 2006).
pelayanan publik selama ini menjadi ranah Paling tidak terdapat dua hal pokok dalam
dimana Negara yang diwakili oleh pemerintah upaya peningkatan kualitas pelayanan yaitu
berinteraksi dengan lembaga-lembaga non- unsur sumber daya manusia aparaturnya serta
pemerintah. Dalam ranah ini terjadi pergumulan sistem manajemen pelayanannya. Pelayanan
yang sangat intensif antara pemerintah dengan publik dapat lebih berkualitas apabila petugas
warganya. Buruknya praktik good governance pelayanan dapat diandalkan, responsif, meya-
dalam penyelenggaraan pelayanan publik sangat kinkan dan empati. Dapat diandalkan artinya
dirasakan oleh warga dan masyarakat luas. Ini dapat dipercaya, teliti dan konsisten. Responsif
berarti jika terjadi perubahan yang signifikan berarti tanggap terhadap kebutuhan masyarakat
pada ranah pelayanan publik dengan sendirinya serta cepat dalam memberikan pelayanan.
sangat dirasakan manfaatnya secara langsung Meyakinkan dalam arti percaya diri, profesional,
oleh warga Negara dan masyarakat luas. berkompeten, sehingga memberikan rasa aman
Keberhasilan dalam mewujudkan praktik good bagi yang dilayani, sedangkan empati adalah
governance dalam ranah pelayanan publik dapat perhatian, sopan, sabar, dan mau mendengarkan
menumbuhkan kepercayaan masyarakat luas keluhan penerima layanan. W. Riawan Tjandra
bahwa membangun good governance bukan dkk, (2005) berpendapat bahwa peningkatan
hanya sebuah mitos tetapi dapat menjadi kualitas SDM untuk meningkatkan kualitas
kenyataan. Kedua, pelayanan publik adalah pelayanan publik merupakan kebutuhan yang
ranah dimana berbagai aspek good governance mendesak. Untuk dapat menciptakan SDM yang
bisa diartikulasikan secara relatif lebih mudah. berkualitas dalam memberikan pelayanan publik
Dengan menjadikan pelayanan publik sebagai juga harus diperkuat oleh mekanisme kerja yang
6
SUSILOADI Peran Pemerintah dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pelayanan Publik
adil dan memberikan kesempatan kepada berbagai arti, sehingga banyak para penulis
masing-masing pihak untuk berkompetisi dalam menggunakan beberapa pandangannya tentang
memberikan pelayanan yang baik kepada mas- partisipasi. Meletakkan dan menggunakan
yarakat. Mekanisme reward dan punishment bisa sebuah konsep partisipasi sangat terpengaruh
menjadi alternatif sehingga aparat yang ber- oleh beberapa hal, sehingga pemaknaan
prestasi baik dan penuh inisiatif dalam mem- partisipasi lebih dapat dilihat sebagai proses,
berikan pelayanan mendapat reward yang lebih metode, dan sebuah sistem.
baik dibanding aparat yang tidak berprestasi. Secara filosofis yang melatarbelakangi
terbentuknya partisipasi adalah sistem penye-
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM lenggaraan negara dan pemerintahan yang
PELAYANAN PUBLIK demokratis. Sistem pemerintahan yang demo-
kratis memiliki makna pemerintahan berasal dari
Praktek pelayanan publik di Indonesia rakyat yang dilaksanakan oleh pejabat peme-
yang selama ini dikeluhkan oleh masyarakat rintah yang dipilih oleh rakyat melalui pemilu
disebabkan oleh kuatnya dominasi negara dan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi rakyat.
terabaikannya pengawasan publik atas kinerja Dalam sistem pemerintahan tersebut rakyat
pemerintah. Dalam konteks ini konsep good dituntut untuk berperan aktif dalam proses politik
governance yang dipromosikan oleh beberapa dan penyelenggaraan negara. Pemerintahan yang
agensi multilateral dan bilateral seperti JICA, demokratis dalam pelaksanaannya dilaksanakan
OECD, dan GTZ sejak tahun 1991 dapat secara transparan dan akuntabel. Partisipasi
dijadikan sebagai instrumen untuk meniadakan rakyat disini akan berdampak pada proses
komponen yang dominan dalam kepemerintahan evaluasi maupun monitoring kinerja pemerintah
(governance). Tuntutan untuk mewujudkan good sehingga meminimalisir penyalahgunaan we-
governance merupakan keniscayaan seiring wenang (Abdul Salam (editor), 2006). Dalam
dengan perkembangan demokrasi dan reformasi. proses demokratisasi, good gevernance sering
Good governance mensyaratkan adanya kesi- mengilhami para aktivis untuk mewujudkan
nergisan interaksi yang positif diantara domain pemerintahan yang memberikan ruang partisipasi
negara, sektor swasta, dan masyarakat. Metode yang luas bagi aktor dan lembaga di luar
pembuatan keputusan dan kebijakan harus pemerintah sehingga ada pembagian peran dan
transparan agar memungkinkan terjadinya kekuasaan yang seimbang antara Negara,
partisipasi efektif dari para stakeholders (Agung masyarakat sipil, dan mekanisme pasar. Adanya
Kurniawan, 2005). pembagian peran yang seimbang dan saling
Partisipasi merupakan kata yang berasal melengkapi antar ketiga unsur tersebut bukan
dari bahasa Inggris participate yang berarti hanya memungkinkan adanya check and balance
mengikutsertakan; mengambil bagian. Dalam tetapi juga menghasilkan sinergi yang baik antar
kamus ilmiah populer, batasan arti partisipasi ketiganya dalam mewujudkan kesejahteraan
adalah pengambilan bagian (didalamnya); ke- bersama (Agus Dwiyanto dalam Suparto Wijoyo
ikutsertaan; peranserta; penggabungan diri (men- (editor), 2006).
jadi peserta). Definisi baku dari partisipasi Salah satu makna penting dari good
sampai saat ini belum ada, barangkali karena governance adalah keterlibatan aktor-aktor di
terlalu banyaknya konsepsi yang mengandung luar Negara dalam merespon masalah-masalah
7
Spirit Publik Vol. 2, No. 2, Oktober 2006 Hal. 81 - 90
publik. Dalam pelayanan publik keterlibatan dan bagimana pelayanan tersebut seharusnya
masyarakat sipil dan mekanisme pasar sudah dilakukan.
banyak terjadi, sehingga praktik good gover- Untuk memperbarui penyelenggaraan
nance sebenarnya sudah bukan hal yang baru pelayanan publik diperlukan pendekatan baru
lagi. Namun Forum Kajian Ambtenaar Provinsi yakni dengan memberdayakan potensi warga
Jawa Timur (dalam Suparto Wijoyo (editor), masyarakat. Potensi warga masyarakat harus di-
2006) menyebutkan ciri yang menggambarkan berdayakan sehingga mereka tidak hanya sebagai
praktik penyelenggaraan pelayanan publik se- pengguna pasif tetapi juga bisa ikut menentukan
karang ini adalah rendahnya peran masyarakat bagaimana proses penyelenggaraan pelayanan
dan stakeholders dalam penyelenggaraan pe- publik tersebut seharusnya diselenggarakan.
layanan publik. Pelayanan publik masih di- Dengan pendekatan ini diharapkan akan men-
konsepsikan sebagai pelayanan pemerintah, dorong perbaikan kualitas pelayanan melalui
dimana pemerintah memonopoli pengaturan, perubahan sikap dan perilaku penyelenggara dan
penyelenggaraan, distribusi, dan pemantauan dan sekaligus juga meningkatkan pemberdayaan
warga pengguna ditempatkan sebagai pengguna masyarakat, sehingga peran mereka dalam
yang pasif. Dalam konsep ini, peran warga yang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pe-
utama hanyalah menggunakan pelayanan publik, layanan publik dapat ditingkatkan. Hal yang
yang telah diberikan oleh pemerintah, apapun paling penting adalah terjadinya sense of
jenis dan kualitasnya. Mereka tidak memiliki citizenship dikalangan warga dan empati warga
pilihan mengenai jenis pelayanan, kualitas, terhadap berbagai macam kesulitan yang di-
kuantitas, dan cara memperolehnya karena hadapi oleh penyelenggara pelayanan (Forum
semuanya telah ditentukan oleh pemerintah. Kajian Ambtenaar Provinsi Jawa Timur dalam
Masyarakat dan warga pengguna tidak memiliki Suparto Wijoyo (editor), 2006).
hak untuk ikut terlibat dalam proses kreasi, Sebagaimana telah dipahami, pelayanan
pengaturan, dan penyelenggaraan. Akibatnya, publik adalah pelayanan yang wajib diseleng-
warga dan stakeholders bukan hanya merasa garakan negara untuk pemenuhan kebutuhan
teralineasi dalam proses penyelenggaraan pe- dasar atau hak-hak warga negara (publik). Agar
layanan publik tetapi juga pelayanan tersebut kondisi pelayanan publik yang buruk tidak terus
sering tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh berlarut-larut, diperlukan sebuah ruang bagi
masyarakat luas. publik (masyarakat) untuk dapat menyampaikan
Selama ini proses penyelenggaraan partisipasinya dan keluhan atas ketidakpuasan
pelayanan publik yang diselenggarakan oleh terhadap pelayanan yang diterimanya. Dengan
pemerintah masih sangat tertutup bagi partisipasi penyediaan ruang partisipasi dan mekanisme
warga negara. Warga ditempatkan sepenuhnya komplain dalam pelayanan publik bisa menjadi
hanya sebagai pengguna yang pasif dan harus salah satu pintu besar bagi pembuka perubahan
menerima pelayanan publik sebagaimana dan perbaikan birokrasi dalam pemberian
adanya. Mereka tidak memiliki hak untuk pelayanan publik. Iklim ini bisa tercipta jika ada
berbicara, kesulitan mengajukan komplain, apa- informasi dan sosialisasi yang kontinyu tentang
lagi ikut memutuskan mengenai apa pelayanan penyediaan ruang bagi publik untuk me-
yang diselenggarakan, bagaimana kualitasnya, nyalurkan aspirasinya.
8
SUSILOADI Peran Pemerintah dan Partisipasi Masyarakat Dalam Pelayanan Publik
DAFTAR PUSTAKA
9
Spirit Publik Vol. 2, No. 2, Oktober 2006 Hal. 81 - 90
10